30 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Djohar Sesalkan Fanatisme Berlebihan

JAKARTA- Kekisruhan supporter yang terjadi pada laga Persija Jakarta kontra Persib Bandung pada Minggu (27/5) lalu, menjadi perhatian dari PSSI. Induk sepak bola tanah air itu berharap ada evaluasi agar kejadian itu tak terulang.

Ketua umum PSSI Djohar Arifin melalui pesan singkatnya menyatakan turut prihatin sampai ada korban meninggal. Karena itu, dia menilai tanggung jawab berada di tangan Panitia Pelaksana (panpel) pertandingan.

“PSSI sangat sedih dan turut berduka cita atas terjadi hal tersebut. Untuk itu, unsur-unsur Panpel diharapkan tidak lengah dan lebih memperketat aturan agar kejadian serupa tidak terulang,” ucapnya.

Dalam pertandingan itu, tiga Suporter dikabarkan tewas karena dikeroyok. Namun, kejadian yang paling parah sejatinya tidak terjadi di dalam Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), lokasi pertandingan. Namun, korban jatuh saat kisruh di luar Stadion ketika pertandingan sedang berlangsung.

Karena itu, Djohar mengatakan, mengandalkan Panpel saja tidak cukup. Faktor lain yang dikrtitisinya adalah tentang kedewasaan supporter. Menurutnya, pendukung masing-masing klub harus mengedepankan sportifitas daripada fanatisme buta.

Sementara itu, media officer Persija Jakarta Viola Kurniawati menyebut jika korban meninggal  bukan karena dikeroyok The Jakmania, kelompok Suporter Persija. Namun, akibat pemalakan oknum di sekitar SUGBK.

“Kami sudah dengar kronologisnya.  Murni tidak ada sangkut paut dengan sepak bola, tapi pemalakan,” ujar dara berparas cantik tersebut. (aam/jpnn)

JAKARTA- Kekisruhan supporter yang terjadi pada laga Persija Jakarta kontra Persib Bandung pada Minggu (27/5) lalu, menjadi perhatian dari PSSI. Induk sepak bola tanah air itu berharap ada evaluasi agar kejadian itu tak terulang.

Ketua umum PSSI Djohar Arifin melalui pesan singkatnya menyatakan turut prihatin sampai ada korban meninggal. Karena itu, dia menilai tanggung jawab berada di tangan Panitia Pelaksana (panpel) pertandingan.

“PSSI sangat sedih dan turut berduka cita atas terjadi hal tersebut. Untuk itu, unsur-unsur Panpel diharapkan tidak lengah dan lebih memperketat aturan agar kejadian serupa tidak terulang,” ucapnya.

Dalam pertandingan itu, tiga Suporter dikabarkan tewas karena dikeroyok. Namun, kejadian yang paling parah sejatinya tidak terjadi di dalam Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), lokasi pertandingan. Namun, korban jatuh saat kisruh di luar Stadion ketika pertandingan sedang berlangsung.

Karena itu, Djohar mengatakan, mengandalkan Panpel saja tidak cukup. Faktor lain yang dikrtitisinya adalah tentang kedewasaan supporter. Menurutnya, pendukung masing-masing klub harus mengedepankan sportifitas daripada fanatisme buta.

Sementara itu, media officer Persija Jakarta Viola Kurniawati menyebut jika korban meninggal  bukan karena dikeroyok The Jakmania, kelompok Suporter Persija. Namun, akibat pemalakan oknum di sekitar SUGBK.

“Kami sudah dengar kronologisnya.  Murni tidak ada sangkut paut dengan sepak bola, tapi pemalakan,” ujar dara berparas cantik tersebut. (aam/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/