31.8 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Dua Tahun Sudah Sabet Prestasi Tingkat Nasional

Sejak dibentuk 2000 silam, tim basket Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah cukup disegani, baik di kalangan pesantren maupun sekolah umum. Meski sejatinya para santri memang dicetak untuk melakukan siar agama, namun oleh pihak pesantren tak menghalangi anak didiknya jika ingin menjadi seorang atlet.

FOTO BERSAMA: Tim basket Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah saat foto bersama sebelum latihan  gedung serba guna.//m syahbaini/sumut pos
FOTO BERSAMA: Tim basket Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah saat foto bersama sebelum latihan di gedung serba guna.//m syahbaini/sumut pos

Awalnya, basket hanyalah kegiatan ekstrakurikuler di Ar-Raudhatul Hasanah. Memperhatikan minat para santri yang cukup besar, akhirnya pihak pesantren pun membentuk sebuah tim.

Penanggung Jawab Bidang Kesenian dan Olahraga Ar-Raudhatul Hasanah, Fathul, mengungkapkan, saat ini pihak pesantren juga dituntut aktif untuk memasyarakatkan olahraga. “Karena semakin banyak anak-anak yang suka basket, jadi kami bentuk satu tim untuk mengakomodirnya. Tak jadi masalah kalau santri menjadi atlet, asalkan kewajiban utamannya untuk menuntut ilmu tidak ditinggalkan,” tuturnya.

Sementara, untuk memfasilitas tim basket ini, pihak pesantren juga cukup baik dalam memenuhi standar keperluannya. Selain mempunyai gedung serbaguna yang cukup luas, fasilitas pendukung lain juga lengkap. “Nggak cuma di dalam gedung, kami juga punya lapangan basket di luar. Kami juga menyediakan pelatih dari Unimed dan atlet basket Kota Medan,” ungkap Fathul.

Jadwal latihan tim basket tersebut pada Selasa, Kamis, Jumat, dan Minggu ba’da (setelah, red) salat Ashar. Karena pada pagi sampai siang, seluruh santri masih sekolah. “Kebanyakan yang latihan di tempat ini santri yang sudah Aliyah (SMA, red). Untuk menambah stamina, mereka juga mengkonsumsi suplemen yang diberikan pelatih,” jelas Fathul lagi.

Selama 13 tahun terbentuk, menurut Fathul, prestasi yang paling cemerlang yang sempat ditorehkan tim basket Ar-Raudhatul Hasanah, yakni pada ajang Pekan Olahraga dan Seni antar Pondok Pesantren Tingkat Nasional (Pospenas) 2013 Gorontalo. Saat itu, tim tersebut meraih medali perak.

Selain itu, saat umur tim basket ini baru menginjak dua tahun, pada ajang yang sama di Jabar 2002 lalu, mereka sudah mempu menorehkan medali perunggu. Hal yang cukup membanggakan, mengingat even tersebut merupakan ajang tingkat Nasional. “Selain ajang Pospenas, kami juga mendapatkan juara pada ajang porseni, dan lainnya,” paparnya.

Sementara itu, Fikri, seorang atlet basket Ar-Raudhatul Hasanah, mengaku, memang dari kecil sudah mencintai basket. “Pelatih kami juga cukup bagus dan berkompeten dalam melatih,” ungkapnya.

Ia mengharapkan, ke depannya tim basket yang dibelanya bisa lebih baik lagi dalam meraih prestasi, khususnya mampu megoleksi medali emas. Tak hanya di Pospenas, namun juga di even-even lain tingkat Nasional. (*)

Sejak dibentuk 2000 silam, tim basket Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah cukup disegani, baik di kalangan pesantren maupun sekolah umum. Meski sejatinya para santri memang dicetak untuk melakukan siar agama, namun oleh pihak pesantren tak menghalangi anak didiknya jika ingin menjadi seorang atlet.

FOTO BERSAMA: Tim basket Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah saat foto bersama sebelum latihan  gedung serba guna.//m syahbaini/sumut pos
FOTO BERSAMA: Tim basket Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah saat foto bersama sebelum latihan di gedung serba guna.//m syahbaini/sumut pos

Awalnya, basket hanyalah kegiatan ekstrakurikuler di Ar-Raudhatul Hasanah. Memperhatikan minat para santri yang cukup besar, akhirnya pihak pesantren pun membentuk sebuah tim.

Penanggung Jawab Bidang Kesenian dan Olahraga Ar-Raudhatul Hasanah, Fathul, mengungkapkan, saat ini pihak pesantren juga dituntut aktif untuk memasyarakatkan olahraga. “Karena semakin banyak anak-anak yang suka basket, jadi kami bentuk satu tim untuk mengakomodirnya. Tak jadi masalah kalau santri menjadi atlet, asalkan kewajiban utamannya untuk menuntut ilmu tidak ditinggalkan,” tuturnya.

Sementara, untuk memfasilitas tim basket ini, pihak pesantren juga cukup baik dalam memenuhi standar keperluannya. Selain mempunyai gedung serbaguna yang cukup luas, fasilitas pendukung lain juga lengkap. “Nggak cuma di dalam gedung, kami juga punya lapangan basket di luar. Kami juga menyediakan pelatih dari Unimed dan atlet basket Kota Medan,” ungkap Fathul.

Jadwal latihan tim basket tersebut pada Selasa, Kamis, Jumat, dan Minggu ba’da (setelah, red) salat Ashar. Karena pada pagi sampai siang, seluruh santri masih sekolah. “Kebanyakan yang latihan di tempat ini santri yang sudah Aliyah (SMA, red). Untuk menambah stamina, mereka juga mengkonsumsi suplemen yang diberikan pelatih,” jelas Fathul lagi.

Selama 13 tahun terbentuk, menurut Fathul, prestasi yang paling cemerlang yang sempat ditorehkan tim basket Ar-Raudhatul Hasanah, yakni pada ajang Pekan Olahraga dan Seni antar Pondok Pesantren Tingkat Nasional (Pospenas) 2013 Gorontalo. Saat itu, tim tersebut meraih medali perak.

Selain itu, saat umur tim basket ini baru menginjak dua tahun, pada ajang yang sama di Jabar 2002 lalu, mereka sudah mempu menorehkan medali perunggu. Hal yang cukup membanggakan, mengingat even tersebut merupakan ajang tingkat Nasional. “Selain ajang Pospenas, kami juga mendapatkan juara pada ajang porseni, dan lainnya,” paparnya.

Sementara itu, Fikri, seorang atlet basket Ar-Raudhatul Hasanah, mengaku, memang dari kecil sudah mencintai basket. “Pelatih kami juga cukup bagus dan berkompeten dalam melatih,” ungkapnya.

Ia mengharapkan, ke depannya tim basket yang dibelanya bisa lebih baik lagi dalam meraih prestasi, khususnya mampu megoleksi medali emas. Tak hanya di Pospenas, namun juga di even-even lain tingkat Nasional. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/