30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Milik Selacao

01-07 brasil.2Akhirnya tuan rumah Brasil mengakhiri turnamen Piala Konfederasi 2013 dengan memboyong gelar juara setelah menundukkan Spanyol 3-0 di stadion Maracana, Rio De Janeiro, Senin (1/7) pagi WIB.

Fred mencetak dua gol di laga ini dan Neymar mencetak satu gol lainnya. Tapi, meski jumlah golnya tak lebih banyak dari pemain depan Brasil lainnya di laga ini, Neymar menjadi pemain yang pantas dinobatkan sebagai man of the match.
Sepanjang laga, Neymar tampil dinamis, efektif dan efisien untuk membuka peluang dan bahkan mencetak gol. Permainannya di sektor pertahanan Spanyol juga merepotkan pemain belakang seperti Gerard Pique, Alvaro Arbeloa dan bahkan Sergio Ramos.
Meski tampil sangat dominant di partai final, namun Luis Felipe Scolari, pelatih timnas Brasil berharap agar kesuksesan di Piala Konfederasi tak membuat skuat Brasil terlena saat mengarungi Piala Dunia tahun depan. “Kami tak memprediksi ini. Ini jalur yang harus kami ambil, tapi kami tahu laga ini bahkan tak mendekati kompetisi yang akan kami mainkan tahun depan. Itu akan lebih sulit. Tapi jalur kami akan lebih baik untuk dilalui,” katanya usai pertandingan kepada SporTV.
“Ini akan menciptakan situasi dan lingkungan yang lebih baik. Selain itu dukungan yang kami terima dari penonton di dalam dan luar lapangan juga luar biasa. Kami harus selalu mendapatkan hal seperti ini di negara sendiri. Dengan begitu kami dapat berevolusi dan tumbuh dengan kinerja bagus,” bilangnya.
Dengan kemenangan ini, Brasil secara keseluruhan telah juara empat kali sejak turnamen ini di ambil alih oleh FIFA. Sementara tiga di antaranya direbut dalam tiga edisi terakhir.  Sebelumnya ‘Tim Samba’ sukses tampil sebagai jawara di 2005 usai mengalahkan Argentina dengan skor 4-1.
Empat tahun berikutnya Brasil juga kembali berjaya di Afrika Selatan. Berhadapan dengan Amerika Serikat, Brasil tampil menang dengan skor 3-2 setelah sempat tertinggal dua gol.
Adapun satu gelar lainnya diperoleh di edisi perdana Piala Konfederasi pasca diambil alih oleh FIFA pada 1997. Dalam turnamen yang digelar di Arab Saudi tersebut, Brasil mencukur Australia 6-0 melalui hat-trick Ronaldo dan Romario.
Di sisi lain, kemenangan atas Spanyol berarti menghentikan laju tak terkalahkan Spanyol. Ya, sebelum berhadapan dengan Brasil di final Piala Konfederasi, La Furia Roja tak terkalahkan dalan 29 pertandingan terakhirnya.
Selain sukses menghentikan rentetan tak terkalahkan Spanyol, Brasil juga menorehkan catatan lainnya, yakni memberi kekalahan terbesar untuk Spanyol dalam sebuah laga kompetitif sejak April 1985. Saat itu, Spanyol dibekuk Wales 0-3 di Kualifikasi Piala Dunia 1986.
Menanggapi hal itu, pelatih timnas Spanyol Vicente Del Bosque mengatakan bahwa timnya tak beruntung saat menghadapi Brasil. “Mereka mungkin sedikit lebih beruntung dengan gol di awal babak pertama dan kedua. Tapi, saya tak akan membuat alasan untuk kekalahan kami. Brasil pantas menjadi pemenang dan kami harus menyelamati mereka,” bilangnya.
“Saya pikir kami telah melakukan yang terbaik di sepanjang Piala Kofederasi, kecuali hari ini tentunya. Brasil lebih baik, tidak ada hal lainnya lagi,” imbuh eks Real Madrid.
Sementara itu bek senior Spanyol Sergio Ramos mengatakan bahwa mereksa sangat kelelahan. “Kami telah meraih banyak pencapaian penting, dan suatu hari, akan ada saat di mana Anda tak menang. Kami bukanlah robot, dan semuanya jelas kalau kami telah memberikan semua yang kami miliki,” ujar Ramos. (bbs/jpnn)

01-07 brasil.2Akhirnya tuan rumah Brasil mengakhiri turnamen Piala Konfederasi 2013 dengan memboyong gelar juara setelah menundukkan Spanyol 3-0 di stadion Maracana, Rio De Janeiro, Senin (1/7) pagi WIB.

Fred mencetak dua gol di laga ini dan Neymar mencetak satu gol lainnya. Tapi, meski jumlah golnya tak lebih banyak dari pemain depan Brasil lainnya di laga ini, Neymar menjadi pemain yang pantas dinobatkan sebagai man of the match.
Sepanjang laga, Neymar tampil dinamis, efektif dan efisien untuk membuka peluang dan bahkan mencetak gol. Permainannya di sektor pertahanan Spanyol juga merepotkan pemain belakang seperti Gerard Pique, Alvaro Arbeloa dan bahkan Sergio Ramos.
Meski tampil sangat dominant di partai final, namun Luis Felipe Scolari, pelatih timnas Brasil berharap agar kesuksesan di Piala Konfederasi tak membuat skuat Brasil terlena saat mengarungi Piala Dunia tahun depan. “Kami tak memprediksi ini. Ini jalur yang harus kami ambil, tapi kami tahu laga ini bahkan tak mendekati kompetisi yang akan kami mainkan tahun depan. Itu akan lebih sulit. Tapi jalur kami akan lebih baik untuk dilalui,” katanya usai pertandingan kepada SporTV.
“Ini akan menciptakan situasi dan lingkungan yang lebih baik. Selain itu dukungan yang kami terima dari penonton di dalam dan luar lapangan juga luar biasa. Kami harus selalu mendapatkan hal seperti ini di negara sendiri. Dengan begitu kami dapat berevolusi dan tumbuh dengan kinerja bagus,” bilangnya.
Dengan kemenangan ini, Brasil secara keseluruhan telah juara empat kali sejak turnamen ini di ambil alih oleh FIFA. Sementara tiga di antaranya direbut dalam tiga edisi terakhir.  Sebelumnya ‘Tim Samba’ sukses tampil sebagai jawara di 2005 usai mengalahkan Argentina dengan skor 4-1.
Empat tahun berikutnya Brasil juga kembali berjaya di Afrika Selatan. Berhadapan dengan Amerika Serikat, Brasil tampil menang dengan skor 3-2 setelah sempat tertinggal dua gol.
Adapun satu gelar lainnya diperoleh di edisi perdana Piala Konfederasi pasca diambil alih oleh FIFA pada 1997. Dalam turnamen yang digelar di Arab Saudi tersebut, Brasil mencukur Australia 6-0 melalui hat-trick Ronaldo dan Romario.
Di sisi lain, kemenangan atas Spanyol berarti menghentikan laju tak terkalahkan Spanyol. Ya, sebelum berhadapan dengan Brasil di final Piala Konfederasi, La Furia Roja tak terkalahkan dalan 29 pertandingan terakhirnya.
Selain sukses menghentikan rentetan tak terkalahkan Spanyol, Brasil juga menorehkan catatan lainnya, yakni memberi kekalahan terbesar untuk Spanyol dalam sebuah laga kompetitif sejak April 1985. Saat itu, Spanyol dibekuk Wales 0-3 di Kualifikasi Piala Dunia 1986.
Menanggapi hal itu, pelatih timnas Spanyol Vicente Del Bosque mengatakan bahwa timnya tak beruntung saat menghadapi Brasil. “Mereka mungkin sedikit lebih beruntung dengan gol di awal babak pertama dan kedua. Tapi, saya tak akan membuat alasan untuk kekalahan kami. Brasil pantas menjadi pemenang dan kami harus menyelamati mereka,” bilangnya.
“Saya pikir kami telah melakukan yang terbaik di sepanjang Piala Kofederasi, kecuali hari ini tentunya. Brasil lebih baik, tidak ada hal lainnya lagi,” imbuh eks Real Madrid.
Sementara itu bek senior Spanyol Sergio Ramos mengatakan bahwa mereksa sangat kelelahan. “Kami telah meraih banyak pencapaian penting, dan suatu hari, akan ada saat di mana Anda tak menang. Kami bukanlah robot, dan semuanya jelas kalau kami telah memberikan semua yang kami miliki,” ujar Ramos. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/