Seperti musim lalu, Antonio Conte merayakan scudetto Serie A Juventus musim ini bersama putri semata wayangnya, Vittoria.
Allenatore Juventus itu lantas mengajak Vittoria, yang membawa banner scudetto dengan angka 31, masuk ke tengah lapangan seusai kemenangan 1-0 atas Palermo di Juventus Stadium Minggu (5/5) malam.
Vittoria maupun tifosi Juve lainnya memang lebih merasa klub kesayangannya tersebut telah meraih 31 kali scudetto ketimbang 29. Sementara itu, versi FIGC atau Federasi Sepak Bola Italia, gelar Juve adalah 29 karena dua gelar pada musim 2004-2005 dan 2005-2006 dicopot gara-gara skandal pengaturan skor (calciopoli).
Terlepas dari 29 atau 31, Juve memenuhi ambisinya mengunci scudetto pada 5 Mei. Itu adalah tanggal keramat saat klub berjuluk Nyonya Tua tersebut menjadi juara secara dramatis pada musim 2001-2002. Conte menjadi kapten Juve sebelas tahun lalu. “Kami layak meraih juara. Kami bermain fantastis sepanjang musim,” kata Conte kepada Football Italia.
Conte seakan tak peduli dengan tudingan bahwa Juve meraih juara karena banyak dibantu hadiah penalti sepanjang musim ini, termasuk tadi malam. Gol semata wayang Nyonya Tua pada menit ke-59 lahir dari tendangan penalti yang dieksekusi Arturo Vidal. Itu adalah penalti kesebelas dan paling banyak di antara klub lainnya. “Saya pikir itu memang jelas (penalti). Tanpa itu, kami memang layak meraih tiga angka,” tandas Conte.
Tambahan tiga angka di giornata ke-35 membuat Juve kini mengoleksi poin 83. Jumlah yang tak mungkin terkejar Napoli (runner-up klasemen sementara) sekalipun menyapu bersih empat laga tersisa mereka (maksimal 81 angka). Termasuk kontra Inter Milan dini hari tadi WIB.
Sukses Juve musim ini terasa lebih spesial karena dirayakan kali pertama di Juventus Stadium. Kandang pengganti Delle Alpi yang dibuka pada September 2011 itu seolah memberikan hoki karena Juve meraih scudetto dua musim beruntun. Sebagai catatan, Juve memastikan scudetto musim lalu di Stadio Nereo Rocco yang kala itu dijadikan kandang Cagliari.
“Perasaan kami mengenai scudetto musim ini sangat berbeda dengan musim lalu karena kami seperti harus menyusun batu bata demi kemenangan setiap pekannya. Beban di pundak kami jauh lebih besar,” ungkap kapten sekaligus kiper Juve Gianluigi Buffon kepada Mediaset Premium.
Setelah berpesta di stadion, Buffon langsung memimpin arak-arakan juara timnya mengelilingi Kota Turin dan terpusat di Piazza San Carlo. Bagi Kota Turin, scudetto musim ini adalah yang ke-36 (Torino 7 gelar) atau menyamai koleksi milik Kota Milan (AC Milan dan Inter Milan sama-sama 18 gelar).
Kontras dengan Juve, kekalahan bagi Palermo menempatkan klub asal Sicilia itu ke zona degradasi (peringkat ke-18). Di sisi lain, giornata ke-35 telah memastikan Pescara sebagai tim pertama yang terdegradasi. Sebutan tim yoyo pun layak disematkan kepada Pescara karena baru musim ini promosi. (dns/jpnn)