26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Dominasi Furia Roja

David-Villa-11Empat tahun lalu Spanyol yang berstatus sebagai juara Euro 2008 difavoritkan memenangi Piala Konfederasi. Tapi prediksi para pengamat tak selalu tepat, karena faktanya tim berjuluk La Furia Roja itu kandas oleh Amerika di babak semifinal, hingga harus rela menempati peringkat ketiga.
Nah, kini bayang-bayang kegagalan itu kembali membayang setelah melempemnya penampilan Iker Casillas dkk pada beberapa pertandingan terakhir. Yang paling diingat adalah ketika hanya menang 2-1 lawan tim antah berantah, Haiti yang berlangsung  8 Juni lalu.
Tak pelak hujatan dan keraguan akan kapabilitas Vicente del Bosque pun mengapung ke permukaan. Tak terkecuali saat La Furia Roja harus melakoni laga pertama menghadapi Uruguay di Piala Konfederasi yang berlangsung di Stadion Itaipava Arena Pernambuco, dini hari nanti.
Karena lawan yang dihadapi adalah tim peringkat ketiga Piala Dunia 2012, maka besar kemungkina Del Bosque ingin memperkecil potensi kekalahan pada laga pertama di Piala Konfederasi.
Memang, cederanya David Villa dan menurunnya performa Fernando Torres membuat Del Bosque menggunakan taktik false 9 di Piala Eropa lalu. Meski dikritik karena permainannya terlalu membosankan, tapi toh akhirnya La Furia Roja tampil sebagai juara.
Tapi kalau boleh dibilang keputusan Del Bosque memainkan Cesc Fabregas atau David Silva sebagai false 9 sangat disayangkan karena Spanyol punya striker-striker mematikan macam Villa yang adalah topskorer timnas, Torres yang sudah mulai tajam atau Soldado yang musim ini bikin 24 gol di La Liga.
“Saya pikir takkan ada yang berubah. Orang mengatakan terlalu banyak hal karena mereka menginginkan tim ini (Spanyol) kalah. Itu sesuatu yang takkan mungkin terjadi,” tandas Bosque.
“Kami adalah tim yang solid. Kami mampu menguasai permainan dan tampil menghibur. Jadi yang mengatakan jika penampilan kami sangat menjemukan adalah orang-orang yang tak ingin melihat tim ini hebat di pentas dunia ataupun di daratan Eropa, seperti yang sudah kami lakukan pada lima tahun terakhir,” tambahnya lagi.
Senada dengan Bosque, gelandang serang Spanyol Juan Mata mengatakan bahwa mereka datang ke Brasil untuk untuk berlibur. “Ada banyak alasan yang membuat turnamen ini penting bagi kami. Kami tidak pernah menang, dan ini sedang diadakan di Brasil, yang berarti bermain di Brasil, dan itu akan fantastis untuk memainkan final di Maracana, stadion penuh mitos,” kata Juan Mata.
Terkait kekuatan calon lawannya dini hari nanti, Juan Mata mengatakan bahwa Uruguay adalah tim yang kuat dan pantas diwaspadai. “Luis Suarez sangat bagus, bukan hanya karena dia mencetak gol dan memberikan assist, tapi untuk semua yang dia bawa ke lapangan. Kami harus berhati-hati dengannya,” tambah Mata lagi.
Di tempat terpisah, pelatih Uruguay Oscar Tabarez mengatakan bahwa menghadapi Spanyol dirinya tak berharap meraih kemenangan. Menurutnya, menghadapi juara Piala Dunia dan Piala Eropa butuh pemain yang memiliki ketenangan yang sangat matang.
Artinya, meski berstatus sebagai juara Amerika Selatan, Oscar  Tabarez mengaku jika Spanyol lebih layak diunggulkan pada pertandingan ini karena memiliki pemain dengan kemampuan yang sangat merata di setiap lini.
Duel terakhir keduanya pun memunculkan Spanyol sebagai pemenang. Bertanding di tempat netral dalam laga ujicoba pada Februari silam, Uruguay menyerah dengan skor 1-3 setelah di paruh pertama mampu mengimbangi 1-1.
Dengan demikian, andaikata hasil maksimal gagal diperoleh maka Uruguay masih punya kesempatan di laga kedua dengan melawan Nigeria (20/6) sebelum menutup fase grup dengan menghadapi tim terlemah, Tahiti. “Dalam beberapa tahun terakhir, dengan pemain yang mereka punya, Spanyol adalah favorit juara grup sekaligus turnamen,” ucap pelatih Uruguay, Oscar Tabarez.
“Kami menghormati semua tim, tapi kami percaya pertandingan kunci bagi kami untuk lolos ke semifinal adalah kala menghadapi Nigeria. Ini bukan berarti kami meremehkan Tahiti, tapi kenyataannya mereka adalah tim dengan pengalaman paling sedikit,” bilang Tabarez.
Namun begitu, Tabarez mengatakan tak tertutup kemungkinan anak asuhnya mencetak kejutan dengan mengalahkan Spanyol. Pasalnya, masih menurut Tabarez, kemenangan 1-0 La Celeste (julukan Uruguay) yang diraih atas Venezuela telah membakitkan motivasi Edinson Cavani dkk.
“Pertandingan melawan Venezuela sangat penting untuk mendongkrak semangat kami. Akan sulit bagi kami berlaga di turnamen ini jika kami menelan kekalahan, yang mungkin akan bisa membuat kami tereliminasi untuk Piala Dunia,” tambahnya lagi.
Hanya saja, perlu dicermati jika dari sembilan pertemuan yang telah terjadi di antara kedua tim, ternyata La Furia Roja tak pernah kalah atas Uruguay. Tim ini memetik hasil 4 kali menang dan 5 kali bermain imbang.
Pertanyaannya, akankah dini hari nanti Spanyol meraih kemenangan kelimanya, atau justru Uruguay yang mencetak sejarah dengan meraih kemenangan pertamanya atas Spanyol? Sama-sama kita tunggu jawabannya. (*)

David-Villa-11Empat tahun lalu Spanyol yang berstatus sebagai juara Euro 2008 difavoritkan memenangi Piala Konfederasi. Tapi prediksi para pengamat tak selalu tepat, karena faktanya tim berjuluk La Furia Roja itu kandas oleh Amerika di babak semifinal, hingga harus rela menempati peringkat ketiga.
Nah, kini bayang-bayang kegagalan itu kembali membayang setelah melempemnya penampilan Iker Casillas dkk pada beberapa pertandingan terakhir. Yang paling diingat adalah ketika hanya menang 2-1 lawan tim antah berantah, Haiti yang berlangsung  8 Juni lalu.
Tak pelak hujatan dan keraguan akan kapabilitas Vicente del Bosque pun mengapung ke permukaan. Tak terkecuali saat La Furia Roja harus melakoni laga pertama menghadapi Uruguay di Piala Konfederasi yang berlangsung di Stadion Itaipava Arena Pernambuco, dini hari nanti.
Karena lawan yang dihadapi adalah tim peringkat ketiga Piala Dunia 2012, maka besar kemungkina Del Bosque ingin memperkecil potensi kekalahan pada laga pertama di Piala Konfederasi.
Memang, cederanya David Villa dan menurunnya performa Fernando Torres membuat Del Bosque menggunakan taktik false 9 di Piala Eropa lalu. Meski dikritik karena permainannya terlalu membosankan, tapi toh akhirnya La Furia Roja tampil sebagai juara.
Tapi kalau boleh dibilang keputusan Del Bosque memainkan Cesc Fabregas atau David Silva sebagai false 9 sangat disayangkan karena Spanyol punya striker-striker mematikan macam Villa yang adalah topskorer timnas, Torres yang sudah mulai tajam atau Soldado yang musim ini bikin 24 gol di La Liga.
“Saya pikir takkan ada yang berubah. Orang mengatakan terlalu banyak hal karena mereka menginginkan tim ini (Spanyol) kalah. Itu sesuatu yang takkan mungkin terjadi,” tandas Bosque.
“Kami adalah tim yang solid. Kami mampu menguasai permainan dan tampil menghibur. Jadi yang mengatakan jika penampilan kami sangat menjemukan adalah orang-orang yang tak ingin melihat tim ini hebat di pentas dunia ataupun di daratan Eropa, seperti yang sudah kami lakukan pada lima tahun terakhir,” tambahnya lagi.
Senada dengan Bosque, gelandang serang Spanyol Juan Mata mengatakan bahwa mereka datang ke Brasil untuk untuk berlibur. “Ada banyak alasan yang membuat turnamen ini penting bagi kami. Kami tidak pernah menang, dan ini sedang diadakan di Brasil, yang berarti bermain di Brasil, dan itu akan fantastis untuk memainkan final di Maracana, stadion penuh mitos,” kata Juan Mata.
Terkait kekuatan calon lawannya dini hari nanti, Juan Mata mengatakan bahwa Uruguay adalah tim yang kuat dan pantas diwaspadai. “Luis Suarez sangat bagus, bukan hanya karena dia mencetak gol dan memberikan assist, tapi untuk semua yang dia bawa ke lapangan. Kami harus berhati-hati dengannya,” tambah Mata lagi.
Di tempat terpisah, pelatih Uruguay Oscar Tabarez mengatakan bahwa menghadapi Spanyol dirinya tak berharap meraih kemenangan. Menurutnya, menghadapi juara Piala Dunia dan Piala Eropa butuh pemain yang memiliki ketenangan yang sangat matang.
Artinya, meski berstatus sebagai juara Amerika Selatan, Oscar  Tabarez mengaku jika Spanyol lebih layak diunggulkan pada pertandingan ini karena memiliki pemain dengan kemampuan yang sangat merata di setiap lini.
Duel terakhir keduanya pun memunculkan Spanyol sebagai pemenang. Bertanding di tempat netral dalam laga ujicoba pada Februari silam, Uruguay menyerah dengan skor 1-3 setelah di paruh pertama mampu mengimbangi 1-1.
Dengan demikian, andaikata hasil maksimal gagal diperoleh maka Uruguay masih punya kesempatan di laga kedua dengan melawan Nigeria (20/6) sebelum menutup fase grup dengan menghadapi tim terlemah, Tahiti. “Dalam beberapa tahun terakhir, dengan pemain yang mereka punya, Spanyol adalah favorit juara grup sekaligus turnamen,” ucap pelatih Uruguay, Oscar Tabarez.
“Kami menghormati semua tim, tapi kami percaya pertandingan kunci bagi kami untuk lolos ke semifinal adalah kala menghadapi Nigeria. Ini bukan berarti kami meremehkan Tahiti, tapi kenyataannya mereka adalah tim dengan pengalaman paling sedikit,” bilang Tabarez.
Namun begitu, Tabarez mengatakan tak tertutup kemungkinan anak asuhnya mencetak kejutan dengan mengalahkan Spanyol. Pasalnya, masih menurut Tabarez, kemenangan 1-0 La Celeste (julukan Uruguay) yang diraih atas Venezuela telah membakitkan motivasi Edinson Cavani dkk.
“Pertandingan melawan Venezuela sangat penting untuk mendongkrak semangat kami. Akan sulit bagi kami berlaga di turnamen ini jika kami menelan kekalahan, yang mungkin akan bisa membuat kami tereliminasi untuk Piala Dunia,” tambahnya lagi.
Hanya saja, perlu dicermati jika dari sembilan pertemuan yang telah terjadi di antara kedua tim, ternyata La Furia Roja tak pernah kalah atas Uruguay. Tim ini memetik hasil 4 kali menang dan 5 kali bermain imbang.
Pertanyaannya, akankah dini hari nanti Spanyol meraih kemenangan kelimanya, atau justru Uruguay yang mencetak sejarah dengan meraih kemenangan pertamanya atas Spanyol? Sama-sama kita tunggu jawabannya. (*)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/