26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Pesta Gol

Juara dunia dan juara Piala Eropa Spanyol sukses melakoni laga perdana Piala Konfederasi yang berlangsung di Brasil. Pada laga itu tim berjuluk La Furia Roja menang 2-1 atas Uruguay.

Sayangnya, kemenangan yang diraih anak asuh Vicente del Bosque itu tak cukup untuk mengantarkan mereka berada di posisi puncak klasemen sementara grup B. Pasalnya, meski sama-sama memiliki poin 3, namun selisih gol yang dimiliki Nigeria lebih baik, pasca tim berjuluk The Eagles itu menang telak 6-1 atas Tahiti.

Bosque tentunya tak ingin kondisi itu terus terjadi. Puncak klasemen harus segera diambil. Terlebih, pada laga keduanya nanti Nigeria berpotensi kehilangan angka saat menghadapi Uruguay.

Artinya, laga menghadapi Tahiti di Stadion Maracana, dini hari nanti merupakan kesempatan terbaik bagi Cesc Fabregas dkk untuk menggeser posisi Nigeria.

Betapa tidak, meski Tahiti adalah juara Piala Oseania 2012 di Kepulauan Solomon, namun itu tak menjamin mereka akan mampu berbuat banyak di Piala Konfederasi kali ini.

Menghadapi Nigeria saja anak asuh  Eddy Etaeta hanya bisa bertahan dari gempuran penggawa The Eagles. Tak kurang 25 kali John Obi Mikhel dkk melepaskan tendangan, dengan delapan di antaranya tepat mengarah ke gawang Tahiti yang dikawal Xavier Samin.
Sementara itu Tahiti yang dikordinir kapten tim Marama Vahirua hanya 14 kali melepaskan tendangan. Parahnya, tim ini hanya 34 persen memenangi ball possession.

“Kami melangkah ke sini bukan untuk menyerah dengan kondisi yang ada. Kami tetap memelihara harapan untuk memenangkan pertandingan,  karena kami tak pernah berpikir untuk kalah,” bilang Eddy Etaeta, tactician Tahiti.

Menghadapi Spanyol, Edi pun masih memiliki keyakinan jika anak asuhnya bisa melahirkan kejutan. “Setidakanya, kami tak ingin kalah lagi, seperti ketika kami ditaklukkan Nigeria. Kami sadar lawan berikutnya (Spanyol) adalah lawan yang tangguh. Tapi kami akan berusaha,” bilang Eddy lagi.
Nada optimisme yang diusung Eddy bisa tak berarti apa-apa, karena bermodalkan semangat saja tidaklah cukup bagi sebuah tim untuk dapat mengalahkan Spanyol.

La Furia Roja adalah tim mapan dengan materi pemain yang nyaris tak berubah dari tahun ke tahun. Kesehatian di antara pemain telah terbina cukup lama, sehingga tim ini kerap mendominasi lawan pada setiap pertandingan.

Artinya, jika dilihat dari sudut manapun, Spanyol bukan lawan sepadan bagi Tahiti. Jadi, jika Nigeria yang datang ke Piala Konfederasi dengan segudang persoalan interen bisa menang dengan skor besar , maka kemungkinan bagi Spanyol untuk melakukan hal yang sama, bahkan dengan skor yang lebih besar dari apa yang diraih Nigeria adalah sesuatu yang wajar.

Lihatlah bagaimana agresifnya striker Spanyol Pedro Rodriguez yang telah melepaskan 21 tendangan, dengan perincian 13 tendangan melebar dari gawang dan 8 tendangan mengarah ke gawang. Ini terlihat sangat berlebihan jika melihat aksi Marama Vahirua yang hanya mampu melepaskan sekali tendangan ke gawang dan 3 kali melepaskan tendangan yang luput.

Itu belum lagi melihat aksi Xavi Hernandes, Andres Iniesta dan Sergio Buisquets yang rata-rata melepaskan percobaan tendangan di atas sepuluh kali.
“Benar jika kami difavoritkan memenangkan pertandingan itu. Tapi ini bukan sekadar menang. Kami harus mampu tampil dengan performa terbaik untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Mereka punya beberapa pemain yang cepat. Itu kami lihat ketika mereka (Tahiti, Red) menghadapi Nigeria. Jadi, kami harus tetap mewaspadai mereka,” tandas Vicente Del Bosque, entrenador timnas Spanyol.  (*)

Juara dunia dan juara Piala Eropa Spanyol sukses melakoni laga perdana Piala Konfederasi yang berlangsung di Brasil. Pada laga itu tim berjuluk La Furia Roja menang 2-1 atas Uruguay.

Sayangnya, kemenangan yang diraih anak asuh Vicente del Bosque itu tak cukup untuk mengantarkan mereka berada di posisi puncak klasemen sementara grup B. Pasalnya, meski sama-sama memiliki poin 3, namun selisih gol yang dimiliki Nigeria lebih baik, pasca tim berjuluk The Eagles itu menang telak 6-1 atas Tahiti.

Bosque tentunya tak ingin kondisi itu terus terjadi. Puncak klasemen harus segera diambil. Terlebih, pada laga keduanya nanti Nigeria berpotensi kehilangan angka saat menghadapi Uruguay.

Artinya, laga menghadapi Tahiti di Stadion Maracana, dini hari nanti merupakan kesempatan terbaik bagi Cesc Fabregas dkk untuk menggeser posisi Nigeria.

Betapa tidak, meski Tahiti adalah juara Piala Oseania 2012 di Kepulauan Solomon, namun itu tak menjamin mereka akan mampu berbuat banyak di Piala Konfederasi kali ini.

Menghadapi Nigeria saja anak asuh  Eddy Etaeta hanya bisa bertahan dari gempuran penggawa The Eagles. Tak kurang 25 kali John Obi Mikhel dkk melepaskan tendangan, dengan delapan di antaranya tepat mengarah ke gawang Tahiti yang dikawal Xavier Samin.
Sementara itu Tahiti yang dikordinir kapten tim Marama Vahirua hanya 14 kali melepaskan tendangan. Parahnya, tim ini hanya 34 persen memenangi ball possession.

“Kami melangkah ke sini bukan untuk menyerah dengan kondisi yang ada. Kami tetap memelihara harapan untuk memenangkan pertandingan,  karena kami tak pernah berpikir untuk kalah,” bilang Eddy Etaeta, tactician Tahiti.

Menghadapi Spanyol, Edi pun masih memiliki keyakinan jika anak asuhnya bisa melahirkan kejutan. “Setidakanya, kami tak ingin kalah lagi, seperti ketika kami ditaklukkan Nigeria. Kami sadar lawan berikutnya (Spanyol) adalah lawan yang tangguh. Tapi kami akan berusaha,” bilang Eddy lagi.
Nada optimisme yang diusung Eddy bisa tak berarti apa-apa, karena bermodalkan semangat saja tidaklah cukup bagi sebuah tim untuk dapat mengalahkan Spanyol.

La Furia Roja adalah tim mapan dengan materi pemain yang nyaris tak berubah dari tahun ke tahun. Kesehatian di antara pemain telah terbina cukup lama, sehingga tim ini kerap mendominasi lawan pada setiap pertandingan.

Artinya, jika dilihat dari sudut manapun, Spanyol bukan lawan sepadan bagi Tahiti. Jadi, jika Nigeria yang datang ke Piala Konfederasi dengan segudang persoalan interen bisa menang dengan skor besar , maka kemungkinan bagi Spanyol untuk melakukan hal yang sama, bahkan dengan skor yang lebih besar dari apa yang diraih Nigeria adalah sesuatu yang wajar.

Lihatlah bagaimana agresifnya striker Spanyol Pedro Rodriguez yang telah melepaskan 21 tendangan, dengan perincian 13 tendangan melebar dari gawang dan 8 tendangan mengarah ke gawang. Ini terlihat sangat berlebihan jika melihat aksi Marama Vahirua yang hanya mampu melepaskan sekali tendangan ke gawang dan 3 kali melepaskan tendangan yang luput.

Itu belum lagi melihat aksi Xavi Hernandes, Andres Iniesta dan Sergio Buisquets yang rata-rata melepaskan percobaan tendangan di atas sepuluh kali.
“Benar jika kami difavoritkan memenangkan pertandingan itu. Tapi ini bukan sekadar menang. Kami harus mampu tampil dengan performa terbaik untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Mereka punya beberapa pemain yang cepat. Itu kami lihat ketika mereka (Tahiti, Red) menghadapi Nigeria. Jadi, kami harus tetap mewaspadai mereka,” tandas Vicente Del Bosque, entrenador timnas Spanyol.  (*)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/