22.8 C
Medan
Saturday, June 22, 2024

Murid SD pun Turun ke Jalan

Ratusan warga Jalan Tanguk Bongkar, Perumnas Mandala, Kecamatan Medan Denai, Senin (28/2) pagi 09.00 WIB melakukan aksi blokir jalan. Aksi ini tak lain terkait penggusuran ternak babi. Sayangnya, aksi ini malah diikuti anak-anak kecil berseragam Sekolah Dasar (SD) yang sejatinya berada di sekolah.

Menurut warga, mereka tidak ingin ternak mereka digusur oleh Pemko Medan. Pasalnya, selama ini mereka bergantung pada ternak tersebut. Salah seorang warga, J Simangunsong (45), mengatakan, Pemko Medan dinilai sangat tidak berprikemanusian jika tetap menggusur usaha mereka. “Kami tidak setuju digusur karena relokasi yang diberikan oleh Pemko Medan tidak jelas dan jauh. Kalau mengenai uang transportasi untuk biaya memindahkan ternak kami tidak tahu-menahu,” katanya.

WR Manihuruk (52), orang tua yang dipercayakan oleh warga sekitar kepada wartawan mengatakan, sejatinya Pemko Medan telah memberikan 3 solusi. Sayangnya, tambah Manihuruk, tiga pilihan tersebut tidak sesuai dengan yang mereka inginkan. “Uang transport yang diberikan oleh Pemko Medan tidak kami terima karena kami tidak ingin memindahkan hewan ternak kami karena lokasinya tidak sesuai. Kami mintakan kepada Pemko Medan untuk memperhatikan ulang lokasinya,” tegasnya.

Sementara itu, Jernih Ruth Efelin Sihite (10), seorang pelajar SD yang ikut aksi tersebut menuturkan, dia sangat tidak setuju dengan penggusuran yang dilakukan oleh pejabat negara ini.
“Kan kami bisa sekolah dan bisa makan karena orangtua kami yang ternak babi. Jadi, kalau digusur, bagaimana hidup kami,” ucap bocah SD tersebut. (jon)

 

Ratusan warga Jalan Tanguk Bongkar, Perumnas Mandala, Kecamatan Medan Denai, Senin (28/2) pagi 09.00 WIB melakukan aksi blokir jalan. Aksi ini tak lain terkait penggusuran ternak babi. Sayangnya, aksi ini malah diikuti anak-anak kecil berseragam Sekolah Dasar (SD) yang sejatinya berada di sekolah.

Menurut warga, mereka tidak ingin ternak mereka digusur oleh Pemko Medan. Pasalnya, selama ini mereka bergantung pada ternak tersebut. Salah seorang warga, J Simangunsong (45), mengatakan, Pemko Medan dinilai sangat tidak berprikemanusian jika tetap menggusur usaha mereka. “Kami tidak setuju digusur karena relokasi yang diberikan oleh Pemko Medan tidak jelas dan jauh. Kalau mengenai uang transportasi untuk biaya memindahkan ternak kami tidak tahu-menahu,” katanya.

WR Manihuruk (52), orang tua yang dipercayakan oleh warga sekitar kepada wartawan mengatakan, sejatinya Pemko Medan telah memberikan 3 solusi. Sayangnya, tambah Manihuruk, tiga pilihan tersebut tidak sesuai dengan yang mereka inginkan. “Uang transport yang diberikan oleh Pemko Medan tidak kami terima karena kami tidak ingin memindahkan hewan ternak kami karena lokasinya tidak sesuai. Kami mintakan kepada Pemko Medan untuk memperhatikan ulang lokasinya,” tegasnya.

Sementara itu, Jernih Ruth Efelin Sihite (10), seorang pelajar SD yang ikut aksi tersebut menuturkan, dia sangat tidak setuju dengan penggusuran yang dilakukan oleh pejabat negara ini.
“Kan kami bisa sekolah dan bisa makan karena orangtua kami yang ternak babi. Jadi, kalau digusur, bagaimana hidup kami,” ucap bocah SD tersebut. (jon)

 

Artikel Terkait

Gatot Ligat Permulus Jalan Sumut

Gatot-Sutias Saling Setia

Erry Nuradi Minta PNS Profesional

Terpopuler

Artikel Terbaru

/