31 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Peduli Petani Mandiri

Sebagai salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit yang terkemuka, Asian Agri Grup (AAG) telah menjadi anggota The Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) sejak tahun 2006, dimana perkebunan Buatan dan Ukui miliknya telah mematuhi Prinsip & Kriteria RSPO.Dalam operasionalnya, Asian Agri melaksanakan prinsip-prinsip kelapa sawit lestari (sustainable palm oil),  menerapkan standar kerja tertinggi, menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar, melaksanakan sistem manajemen lingkungan.

Pada kunjungan ke Kebun Buatan PT Inti Indosawit  Asian Agri, rombongan peserta workshop Petani Sawit yang digelar Riau Pos (28/7) berkesempatan melihat lebih dekat pengelolaan sawit oleh perusahaan ini. Pada kesempatan ini,  rombongan yang terdiri dari para petani  sawit mandiri ini mendapat pembekalan mulai dari pemilihan benih /kecambah sawit yang baik, cara penanaman bibit yang benar, pemupukan dan standar penyemprotan hama.
Diterimanya rombongan petani ini sebagai salah satu bentuk kepedulian Asian Agri terhadap petani mandiri. Meski berkebun sawit bagi sebagian petani swadaya adalah hal yang biasa,  namun tak jarang mereka sering kali alpa dan keliru dalam tata cara mengelolanya, sehingga apa yang dihasilkan tak sebanding dengan jerih payah yang dilakukan. ‘’Kita sangat terbuka, saling sharing bagaimana rekan – rekan petani bisa mengembangkan tanaman sawitnya secara baik dan benar,”ujar  GM Kebun Buatan Asian Agri Ikom Widyasa didampingi  Head  OPRS (Oil Palm Research Station- Topaz) Asian Agri, Ang Boon Beng.

Melalui kesempatan ini,  Asian Agri juga menjabarkan bibit sawit unggul yang diproduksi Asian Agri melalui PT Tunggal Yusus Estate Oil Palm Research Station (OPRS) – Topaz Riau. Ang Boon Beng menjelaskan, Asian Agri menggunakan induk kelapa sawit Dura terpilih dengan Pisifera. Setelah melalui proses  dihasilkan 4 varietas unggul yakni Topaz 1, Topaz 2, Topaz 3 dan Topaz 4.  Keunggulan varietas ini antara lain, kandungan minyak yang tinggi, buah lebih cepat matang, tingkat ekstrasi minyak yang tinggi,  perlambatan pertumbuhan tinggi pohon dan tingkat adaptasi yang tinggi pada tanah gambut.  Varietas Topaz DXP memiliki kandungan minyak yang tinggi dan telah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2000 dan sertifikat pengesahan dari Menteri Pertanian.

Maskum Damanik, petani Desa Petapahan yang hadir pada acara itu mengakui keunggulan benih Topaz.  “Hasilnya cukup baik. Tujuh bulan bahkan sudah ada yang berbuah,”ujarnya.  Acara itu berlangsung penuh keakraban yang diisi dengan pengenalan sistem pengendalian  hama yang ramah lingkungan.  “Kita memakai burung hantu untuk pengendalian hama  tikus dan tanaman Kasia Tora  untuk gulma ulat api,” jelas Ikom Widyasa.

Asian Agri juga memanfatkan janjang s awit untuk pupuk kompos yang dapat menghemat 75 persen pemakaian pupuk kimia.  Sementara  limbah pabrik dialirkan ke kebun sawit untuk pemupukan. (*/sih)

Sebagai salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit yang terkemuka, Asian Agri Grup (AAG) telah menjadi anggota The Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) sejak tahun 2006, dimana perkebunan Buatan dan Ukui miliknya telah mematuhi Prinsip & Kriteria RSPO.Dalam operasionalnya, Asian Agri melaksanakan prinsip-prinsip kelapa sawit lestari (sustainable palm oil),  menerapkan standar kerja tertinggi, menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar, melaksanakan sistem manajemen lingkungan.

Pada kunjungan ke Kebun Buatan PT Inti Indosawit  Asian Agri, rombongan peserta workshop Petani Sawit yang digelar Riau Pos (28/7) berkesempatan melihat lebih dekat pengelolaan sawit oleh perusahaan ini. Pada kesempatan ini,  rombongan yang terdiri dari para petani  sawit mandiri ini mendapat pembekalan mulai dari pemilihan benih /kecambah sawit yang baik, cara penanaman bibit yang benar, pemupukan dan standar penyemprotan hama.
Diterimanya rombongan petani ini sebagai salah satu bentuk kepedulian Asian Agri terhadap petani mandiri. Meski berkebun sawit bagi sebagian petani swadaya adalah hal yang biasa,  namun tak jarang mereka sering kali alpa dan keliru dalam tata cara mengelolanya, sehingga apa yang dihasilkan tak sebanding dengan jerih payah yang dilakukan. ‘’Kita sangat terbuka, saling sharing bagaimana rekan – rekan petani bisa mengembangkan tanaman sawitnya secara baik dan benar,”ujar  GM Kebun Buatan Asian Agri Ikom Widyasa didampingi  Head  OPRS (Oil Palm Research Station- Topaz) Asian Agri, Ang Boon Beng.

Melalui kesempatan ini,  Asian Agri juga menjabarkan bibit sawit unggul yang diproduksi Asian Agri melalui PT Tunggal Yusus Estate Oil Palm Research Station (OPRS) – Topaz Riau. Ang Boon Beng menjelaskan, Asian Agri menggunakan induk kelapa sawit Dura terpilih dengan Pisifera. Setelah melalui proses  dihasilkan 4 varietas unggul yakni Topaz 1, Topaz 2, Topaz 3 dan Topaz 4.  Keunggulan varietas ini antara lain, kandungan minyak yang tinggi, buah lebih cepat matang, tingkat ekstrasi minyak yang tinggi,  perlambatan pertumbuhan tinggi pohon dan tingkat adaptasi yang tinggi pada tanah gambut.  Varietas Topaz DXP memiliki kandungan minyak yang tinggi dan telah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2000 dan sertifikat pengesahan dari Menteri Pertanian.

Maskum Damanik, petani Desa Petapahan yang hadir pada acara itu mengakui keunggulan benih Topaz.  “Hasilnya cukup baik. Tujuh bulan bahkan sudah ada yang berbuah,”ujarnya.  Acara itu berlangsung penuh keakraban yang diisi dengan pengenalan sistem pengendalian  hama yang ramah lingkungan.  “Kita memakai burung hantu untuk pengendalian hama  tikus dan tanaman Kasia Tora  untuk gulma ulat api,” jelas Ikom Widyasa.

Asian Agri juga memanfatkan janjang s awit untuk pupuk kompos yang dapat menghemat 75 persen pemakaian pupuk kimia.  Sementara  limbah pabrik dialirkan ke kebun sawit untuk pemupukan. (*/sih)

Artikel Terkait

Gatot Ligat Permulus Jalan Sumut

Gatot-Sutias Saling Setia

Erry Nuradi Minta PNS Profesional

Terpopuler

Artikel Terbaru

/