Pengumuman UN Kacau Gara-gara Cuti Bersama
Kebijakan cuti bersama pada Senin (16/5) yang diputuskan mendadak, mengacaukan
banyak agenda penting. Salah satunya pengumuman hasil ujian nasional (UN) SMA.
Sesuai jadwal yang disusun jauh hari, pengumuman hasil UN dijadwalkan hari ini (Senin, 16/5). Namun, setelah Jumat (13/5) lalu pemerintah pusat memutuskan Senin sebagai cuti bersama menjelang peryaan Hari Raya Waisak 2555, maka jadwal itu menjadi kacau.
Karena itu, sangat mungkin, pengumuman UN kali ini, tidak akan serentak antara daerah satu dengan yang lain. Kemendiknas memang menganjurkan agar penumuman dilakukan serentak pada Rabu (18/5). Namun, bila ada daerah yang mengumumkan pada Senin (hari ini), tetap diperbolehkan.
Ketua Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) Jemari Mardapi mengakui bahwa penetapan libur cuti bersama itu mengacaukan jadwal UN 2011. Khususnya jadwal penetapan kelulusan tingkat SMA dan sederajat. “Hari penetapan pengumuman UN sudah menjadi wewenang provinsi (pemprov, Red). Tapi pusat mengimbau tetap dilakukan serentak Rabu (18/5),” ujarnya.
Selain Sumatera Utara, daerah lain yang akan mengumumkan hasil UN pada Senin adalah Jatim. Kepala Dinas Pendidikan Jatim Harun mengatakan, pihaknya tetap menjadwalkan pengumuman UN SMA hari ini. Dia mengimbau kepada pihak sekolah untuk menyampaikan hasil UN kepada para siswa sesuai jadwal yang ditetapkan dalam pedoman teknis.
Terkait teknis penyampaiannya, lanjut Harun, bisa diumumkan melalui papan pengumuman di sekolah, lewat surat, ataupun secara online. “Sebab, sekolah-sekolah sekarang sudah banyak yang mempunyai website, jadi bisa juga dengan online. Tergantung sekolah masing-masing,” jelasnya.
Jemari menjelaskan, pihaknya memang sudah mengirim data kelulusan peserta UN 2011 tingkat SMA dan sederajat ke 33 provinsi Jumat (13/5) sore lalu. “Semuanya komplit, tidak ada yang tertinggal di panitia pusat,” tandasnya. Karena itu, bila ada yang akan mengumumkan besok, tinggal melakukan saja.
Meskipun secara tertulis tidak dikeluarkan instruksi untuk mengundur pengumuman UN, Jemari mengatakan kondisi di tingkat satuan pendidikan atau sekolah cukup sulit untuk menjalankan pengumuman Senin besok. “Pasti tidak ada guru yang rapat pada hari libur,” katanya.
Terkait perubahan jadwal pengumuman kelulusan UN ini, Jemari mengelak jika panitia tidak memperkirakan sebelumnya. Dia kembali menegaskan, penetapan libur cuti bersama H-1 Hari Raya Waisak jauh setelah panitia menyusun jadwal UN 2011.
Dia mengatakan, jadwal UN 2011 sudah beres awal tahun ini. Ia menambahkan, pengunduran pengumuman UN tidak akan mengganggu proses pendaftaran seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) 2011 yang dijalankan oleh Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI).
Ketua MRPTNI Musliar Kasim mengatakan, pendaftaran ujian tulis SNMPTN 2011 bagi pendaftar berijazah 2011 tidak akan terganggu. “Kalau memang pengumuman UN mundur, cuma mundur dua hari,” jelas rektor Universitas Andalas, Padang itu. Dia tetap optimistis, penutupan pendaftaran ujian tulis SNMPTN 2011 tetap pada 25 Mei pukul 24.00 WIB.
Musliar juga mengatakan, pendaftar ujian tulis bisa memanfaatkan hari Sabtu dan Minggu (21-22/5) depan untuk membeli PIN (personal identification number). Musliar mengatakan, sudah mendapat surat konfirmasi kesediaan Bank Mandiri untuk tetap melayani pendaftar pada Sabtu dan Minggu. “Mereka sudah konfirmasi ke kita (MRPTNI), bisa melayani pembelian PIN di dua hari libur itu (Sabtu dan Minggu, Red),” tutur Musliar.
Dia berharap, setelah melihat pengumuman kelulusan, calon pendaftar bisa segera membeli PIN. Sehingga, tidak antre mendaftar online menjelang penutupan pendaftaran ujian tulis SNMPTN 2011. (wan/puj/nw/jpnn)
Kabupaten/Kota Dapat Rp1 Miliar
Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) mengaku siap melakukan intervensi kepada daerah, khususnya kabupaten/kota yang perolehan nilai UN-nya terendah dibandingkan dengan provinsi lainnya. Intervensi seperti apa?
Mendiknas M Nuh mengatakan, bentuk intervensi tersebut adalah dengan memberikan dana pembinaan untuk kabupaten/kota yang memperoleh nilai UN terendah. “Masing-masing kabupaten akan kami berikan dana pembinaan sebesar Rp 1 miliar per kabupaten/kota,” ungkap Nuh kepada JPNN di Jakarta, Minggu (15/5).
Lebih jauh, Nuh menyebutkan, pada tahun 2010 lalu ada sebanyak 100 kabupaten/kota yang diberikan intervensi kebijakan serupa, karena prestasi UN-nya tidak bagus atau masuk dalam kategori nilai terendah. “Untuk tahun ini, tentunya intervensi dengan bentuk pembinaan ini masih akan kita lanjutkan. Akan tetapi, sekarang belum sempat diketahui sekolah mana saja yang akan menerima pembinaan,” paparnya.
Dijelaskan Nuh lagi, untuk saat ini pihaknya masih akan melakukan depth analysis yang tujuannya untuk melihat lebih jelas bagaimana perkembangan 100 kabupaten/kota yang telah menerima dana pembinaan pada tahun lalu. “Kita akan melihat, apakah bertambah baik, bertambah buruk, atau tidak ada perubahan? Semuanya kita akan lihat. Ditambah dengan (kabupaten/kota) yang jelek-jelek sekarang ini, termasuk lima sekolah yang tingkat kelulusannya nol persen,” imbuhnya.
Sementara, mantan Menkominfo ini pun menambahkan, buruknya hasil UN di beberapa kabupaten/kota itu janganlah dilihat murni sebagai kesalahan sekolah, murid, guru dan kepala sekolahnya. Sebab menurutnya, permasalahan ini cukup kompleks dan tidak bisa disamakan dengan penanganan masalah BOS.
Nuh pun mengungkapkan, sesungguhnya pembinaan ini dilakukan bukan hanya dilihat dari sisi nilai UN-nya yang rendah. Akan tetapi, pemerintah juga melihat dari data besarnya angka penduduk miskin di daerah setempat, pendapatan per kapita, besaran APBD yang diterima, dan lain sebagainya.
“Nah, dari faktor-faktor itulah, akhirnya kita melihat bahwa daerah itu pantas menerima pembinaan UN. Maka, akhirnya kita putuskan untuk mengambil angka Rp1 miliar itu. Kalau Rp100 juta, untuk beli buku akan cepat habis. Maka kita ambil Rp1 miliar untuk per kabupaten,” jelasnya.
“Yang kita bina (itu) bukan semua gedungnya harus diganti. Tapi lebih pada peningkatan mutunya,” tambah Nuh. (cha/jpnn)