29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Hujan tapi Gerah

Musim Kemarau Tiba, Potensi Banjir Tetap Ada

Masa hujan di Medan diprediksi akan usai. Medan pun bersiap menyambut musim kemarau.
Namun, bukan berarti hujan tidak akan turun, malah Medan masih berpotensi banjir.

Ya, peluang turunnya hujan di Kota Medan relatif masih ada. Potensi hujan tersebut diperkirakan akan berlangsung hingga pertengahan Juni mendatang. Untuk curah hujan pada saat ini yakni, 50 milimeter per hari. Namun, kendati curah hujan yang termasuk dalam kategori rendah tersebut bukan berarti potensi banjir sama sekali tidak ada.

“Peluangnya hujan lokal, dengan curah hujan sebesar 50 milimeter per hari. Tapi tetap saja potensi banjir itu ada. Itu dipengaruhi dengan hujan yang turun itu, apakah deras atau tidak. Walaupun peluang banjir tetap ada, mungkin tidak sampai menggenang hingga berhari-hari. Hanya beberapa jam saja, setelah itu surut lagi. Tapi kita tetap harus waspada terhadap banjir,” terang Hendra Suwarta Kepala Seksi Data dan Informasi (Kasi Datin) BMKG Wilayah 1 Sumut kepada Sumut Pos, Rabu (18/5).

Diterangkannya, meskipun hujan masih terjadi di Medan tetap saja suhu udara yang ada tinggi. “Hujan, tapi kita gerah. Karena suhu udaranya relatif tinggi sekitar 33 derajat Celsius,” tambahnya.
Kondisi seperti ini, disebabkan matahari saat ini berada di sebelah utara bumi. Sementara itu, Kota Medan masuk dalam belahan bumi sebelah utara. “Medan dan matahari sama-sama di bagian utara bumi. Jadi, cuaca yang ditimbulkan menjadi panas. Meskipun hujan, tapi rasanya gerah. Itu juga termasuk ciri-ciri kemarau basah,” terangnya.

Untuk daerah-daerah lainnya di belahan Sumatera Utara, terbagi dalam dua iklim yakni, kemarau dan hujan. Daerah yang masuk dalam iklim kemarau antara lain Asahan, Labuhan Batu secara keseluruhan, Tapanuli Tengah (Tapteng), Madina dan beberapa daerah lainnya. Suhu udara di beberapa daerah tersebut mencapai 36 derajat Celsius.
Hendra menambahkan, dengan kondisi musim kemarau itu, potensi titik api juga muncul di sejumlah daerah, khususnya di sepanjang pantai pantai timur dan barat. Ia mencontohkan daerah-daerah seperti Kota Medan, Kabupaten Labuhan Batu, Tapanuli Utara dan Tapanuli Selatan. “Minggu lalu, potensi titik api sudah kelihatan,” katanya.

Untuk itu, masyarakat diimbau untuk berhati-hati jika ingin melakukan aktivitas yang berkaitan dengan api seperti membakar sampah. “Jangan sampai apinya menyebar,” kata Hendra.

Sebelumnya, melalui situs resminya, BMKG, menuliskan cuaca  ekstrem diperkirakan akan melanda sebagian wilayah Indonesia pada hari ini, Kamis (19/5). Berdasarkan data BMKG cuaca ekstrem, yakni hujan deras disertai petir dan kilat menyambangi wilayah Kalimantan dan Sulawesi juga Pantai Utara Jawa. Sub Bidang Cuaca Ekstrim Bidang Peringatan Dini Cuaca BMKG menyatakan, adanya daerah tekanan rendah di Samudera Pasifik Barat sebelah Utara Papua mempengaruhi terjadinya penumpukan massa udara di wilayah Kalimantan, Sulawesi bagian Tengah, Maluku, Papua Barat serta Papua bagian Utara dan Tengah. “Daerah pertumbuhan awan-awan hujan meliputi wilayah Sumatera bagian Utara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua Barat serta Papua bagian Utara dan Tengah,” tulis BMKG, Senin (16/5) lalu.

Sejumlah wilayah yang berpotensi hujan deras di antaranya, Jawa Tengah bagian Utara, Kalimantan Barat bagian Barat dan Utara. Kalimantan Tengah bagian Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah bagian Selatan, dan Sulawesi Barat bagian Selatan.

Sementara itu, wilayah yang berpotensi hujan deras disertai kilat dan angin kencang adalah Jawa Tengah bagian Utara, Kalimantan Barat bagian Barat dan Utara. Kalimantan Tengah bagian Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah bagian Selatan, Sulawesi Barat bagian Selatan, NAD bagian Barat, Sumatera Utara bagian Barat dan Utara, Sumatera Barat dan Jawa Barat bagian Barat. (ari/net)

Musim Kemarau Tiba, Potensi Banjir Tetap Ada

Masa hujan di Medan diprediksi akan usai. Medan pun bersiap menyambut musim kemarau.
Namun, bukan berarti hujan tidak akan turun, malah Medan masih berpotensi banjir.

Ya, peluang turunnya hujan di Kota Medan relatif masih ada. Potensi hujan tersebut diperkirakan akan berlangsung hingga pertengahan Juni mendatang. Untuk curah hujan pada saat ini yakni, 50 milimeter per hari. Namun, kendati curah hujan yang termasuk dalam kategori rendah tersebut bukan berarti potensi banjir sama sekali tidak ada.

“Peluangnya hujan lokal, dengan curah hujan sebesar 50 milimeter per hari. Tapi tetap saja potensi banjir itu ada. Itu dipengaruhi dengan hujan yang turun itu, apakah deras atau tidak. Walaupun peluang banjir tetap ada, mungkin tidak sampai menggenang hingga berhari-hari. Hanya beberapa jam saja, setelah itu surut lagi. Tapi kita tetap harus waspada terhadap banjir,” terang Hendra Suwarta Kepala Seksi Data dan Informasi (Kasi Datin) BMKG Wilayah 1 Sumut kepada Sumut Pos, Rabu (18/5).

Diterangkannya, meskipun hujan masih terjadi di Medan tetap saja suhu udara yang ada tinggi. “Hujan, tapi kita gerah. Karena suhu udaranya relatif tinggi sekitar 33 derajat Celsius,” tambahnya.
Kondisi seperti ini, disebabkan matahari saat ini berada di sebelah utara bumi. Sementara itu, Kota Medan masuk dalam belahan bumi sebelah utara. “Medan dan matahari sama-sama di bagian utara bumi. Jadi, cuaca yang ditimbulkan menjadi panas. Meskipun hujan, tapi rasanya gerah. Itu juga termasuk ciri-ciri kemarau basah,” terangnya.

Untuk daerah-daerah lainnya di belahan Sumatera Utara, terbagi dalam dua iklim yakni, kemarau dan hujan. Daerah yang masuk dalam iklim kemarau antara lain Asahan, Labuhan Batu secara keseluruhan, Tapanuli Tengah (Tapteng), Madina dan beberapa daerah lainnya. Suhu udara di beberapa daerah tersebut mencapai 36 derajat Celsius.
Hendra menambahkan, dengan kondisi musim kemarau itu, potensi titik api juga muncul di sejumlah daerah, khususnya di sepanjang pantai pantai timur dan barat. Ia mencontohkan daerah-daerah seperti Kota Medan, Kabupaten Labuhan Batu, Tapanuli Utara dan Tapanuli Selatan. “Minggu lalu, potensi titik api sudah kelihatan,” katanya.

Untuk itu, masyarakat diimbau untuk berhati-hati jika ingin melakukan aktivitas yang berkaitan dengan api seperti membakar sampah. “Jangan sampai apinya menyebar,” kata Hendra.

Sebelumnya, melalui situs resminya, BMKG, menuliskan cuaca  ekstrem diperkirakan akan melanda sebagian wilayah Indonesia pada hari ini, Kamis (19/5). Berdasarkan data BMKG cuaca ekstrem, yakni hujan deras disertai petir dan kilat menyambangi wilayah Kalimantan dan Sulawesi juga Pantai Utara Jawa. Sub Bidang Cuaca Ekstrim Bidang Peringatan Dini Cuaca BMKG menyatakan, adanya daerah tekanan rendah di Samudera Pasifik Barat sebelah Utara Papua mempengaruhi terjadinya penumpukan massa udara di wilayah Kalimantan, Sulawesi bagian Tengah, Maluku, Papua Barat serta Papua bagian Utara dan Tengah. “Daerah pertumbuhan awan-awan hujan meliputi wilayah Sumatera bagian Utara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua Barat serta Papua bagian Utara dan Tengah,” tulis BMKG, Senin (16/5) lalu.

Sejumlah wilayah yang berpotensi hujan deras di antaranya, Jawa Tengah bagian Utara, Kalimantan Barat bagian Barat dan Utara. Kalimantan Tengah bagian Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah bagian Selatan, dan Sulawesi Barat bagian Selatan.

Sementara itu, wilayah yang berpotensi hujan deras disertai kilat dan angin kencang adalah Jawa Tengah bagian Utara, Kalimantan Barat bagian Barat dan Utara. Kalimantan Tengah bagian Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah bagian Selatan, Sulawesi Barat bagian Selatan, NAD bagian Barat, Sumatera Utara bagian Barat dan Utara, Sumatera Barat dan Jawa Barat bagian Barat. (ari/net)

Previous article
Next article

Artikel Terkait

Gatot Ligat Permulus Jalan Sumut

Gatot-Sutias Saling Setia

Erry Nuradi Minta PNS Profesional

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/