25 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Kalau Terlalu Muda, Kurang Matang..

Amin Rais Pesimis Capres dari Kalangan Usia Tua

Tokoh reformasi Amien Rais berharap generasi tua mengendurkan nafsu untuk nyapres pada pilpres 2014. Amien yang kini masih aktif sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) DPP PAN itu mendorong tampilnya generasi muda.

“Mungkin yang diperlukan itu in “between, artinya tua belum, muda juga sudah lewat. Katakanlah usia 45 sampai 55 tahun,” kata Amien di gedung DPR, kemarin (19/12). “Kalau yang terlalu muda mungkin kurang matang sedikit,” lanjut mantan Ketua MPR periode 1999 “2004, itu.

Dia lantas menyebut sejumlah nama. Di antaranya, Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Ketua DPR Pramono Anung, Ketua DPP PDIP Puan Maharani, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, dan pendiri ormas Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh.

“Ical is one of the strong competitive, salah satu kandidat, punya partai besar. Bahkan, siapa tahu Surya Paloh. Jadi, yang muda-mudalah, yang tua-tua tinggal mendoakan saja,” katanya.

Amien menegaskan sejumlah tokoh tua yang sudah berusia 60 sampai 70 tahun ke atas sudah sulit untuk didongkrak ke atas. “Kalau yang sudah sepuh-sepuh, yang 60-70 tahunan itu memang sulit dimunculkan. Artinya, generasi saya, Pak Akbar Tanjung, Pak Wiranto, Ibu Megawati memang sudah berat. Bahkan, hampir mustahil,” kata Amien.

Merujuk kepada tanggal dan tahun kelahiran, maka pada tahun 2014 nanti, sebenarnya tokoh yang sudah berusia di atas 60 tahun bukan hanya Amien Rais (70), Akbar Tanjung (69), Wiranto (67), dan Megawati (67) saja.
Entah karena keseleo lidah atau mungkin lupa, sejumlah tokoh lain yang disebut Amien sebenarnya juga mencapai usia kepala enam pada 2014. Bahkan, itu termasuk capres dari PAN sendiri, Hatta Rajasa (61). Begitu juga Prabowo Subianto (63); Aburizal Bakrie (68), dan Surya Paloh (63).

Hanya Sri Mulyani Indrawati (52) dan Pramono Anung (51) yang akhrinya termasuk kategori ideal dalam perspektif Amien Rais. Soalnya, Puan Maharani sekalipun ternyata baru akan berusia 41 tahun pada tahun 2014 mendatang. Sebelumnya, Amien menyebut yang berusia kurang dari 45 tahun sebenarnya juga masih kurang matang.

Amien menyampaikan harus terjadi alih generasi kepemimpinan nasional. “Sekarang zaman peremajaan,” katanya. “Kalau sudah 70 tahun maju, saya kira “sekalipun dianggap bijak, itu sudah over, sudah lewat waktunya,” cetus Amien.

Wakil Ketua Umum PPP Lukman Hakim Saifuddin tidak sepakat kalau persoalan usia menjadi patokan. Seorang pemimpin itu, kata Lukman, setidaknya harus memenuhi tiga kriteria. Yakni, memiliki integritas, kapabilitas, dan aksebilitas atau didukung mayoritas rakyat pemilih.

“Jadi, usia itu menjadi sama sekali tidak signifikan untuk menentukan seseorang dapat menjadi pemimpin atau bukan,” tegas Wakil Ketua MPR, itu.

Sekretaris Jenderal PPP M Romahurmuziy menyatakan, PPP juga sudah melakukan monitoring dan turun ke bawah (turba)  untuk menjaring capres ideal. Dalam penjaringan melalui grass root dan survei internal PPP, menunjukkan belum adanya tokoh yang menonjol untuk maju sebagai capres. “Mega dan Prabowo di grass root tetap yang paling kuat dukungannya setelah SBY,” ujar Romi saat dihubungi.

Meski dua nama tersebut dominan, namun masih ada persoalan yang mengganjal pencalonan Mega maupun Prabowo. Romi menyatakan, kemenangan dalam pilpres tidak selalu bergantung pada siapa yang terkuat. “Persoalan utama apakah UU Pilpres masih akan tetap bersyarat sama,” ujarnya. UU Pilpres mengatur batasan pencalonan capres yakni 20 persen suara nasional atau 25 persen suara berdasarkan jumlah kursi di DPR.

Kalau persyaratannya masih sama ataupun naik, kata Romi, tentu hasilnya akan berbeda. Meski begitu, masih terlalu pagi mengukur elektabilitas capres pada saat ini. “Calon baru juga masih mungkin muncul, kombinasi pasangan juga masih sangat mungkin berubah diluar yang sekarang dibicarakan,” jelasnya.

Calon baru yang muncul nanti, lanjut Romi, bukanya tidak memiliki peluang. Ini  karena, sejatinya belum ada capres yang betul-betul dominan mendapatkan dukungan publik. “Calon baru masih punya peluang untuk meningkatkan elektabilitasnya,” tandasnya.

Ketua DPR RI Marzuki Alie menilai ukuran untuk menilai capres berdasarkan umur tidak bisa dijadikan ukuran. Menurut Marzuki, banyak pemimpin dunia di Asia, misalkan Cina dan Korea Selatan yang sukses meski umurnya tergolong lanjut. “Jangan bicara umur,” kata Marzuki.

Menurut dia, usia seorang capres jangan menjadi alat untuk mendiskriminasi. Semua orang punya kesempatan asalkan memiliki loyalitas kepada rakyat, bangsa dan negara. “Nanti biar rakyat saja yang menilai,” ujarnya. (pri/bay)

Amin Rais Pesimis Capres dari Kalangan Usia Tua

Tokoh reformasi Amien Rais berharap generasi tua mengendurkan nafsu untuk nyapres pada pilpres 2014. Amien yang kini masih aktif sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) DPP PAN itu mendorong tampilnya generasi muda.

“Mungkin yang diperlukan itu in “between, artinya tua belum, muda juga sudah lewat. Katakanlah usia 45 sampai 55 tahun,” kata Amien di gedung DPR, kemarin (19/12). “Kalau yang terlalu muda mungkin kurang matang sedikit,” lanjut mantan Ketua MPR periode 1999 “2004, itu.

Dia lantas menyebut sejumlah nama. Di antaranya, Ketua Umum PAN Hatta Rajasa, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Ketua DPR Pramono Anung, Ketua DPP PDIP Puan Maharani, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, dan pendiri ormas Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh.

“Ical is one of the strong competitive, salah satu kandidat, punya partai besar. Bahkan, siapa tahu Surya Paloh. Jadi, yang muda-mudalah, yang tua-tua tinggal mendoakan saja,” katanya.

Amien menegaskan sejumlah tokoh tua yang sudah berusia 60 sampai 70 tahun ke atas sudah sulit untuk didongkrak ke atas. “Kalau yang sudah sepuh-sepuh, yang 60-70 tahunan itu memang sulit dimunculkan. Artinya, generasi saya, Pak Akbar Tanjung, Pak Wiranto, Ibu Megawati memang sudah berat. Bahkan, hampir mustahil,” kata Amien.

Merujuk kepada tanggal dan tahun kelahiran, maka pada tahun 2014 nanti, sebenarnya tokoh yang sudah berusia di atas 60 tahun bukan hanya Amien Rais (70), Akbar Tanjung (69), Wiranto (67), dan Megawati (67) saja.
Entah karena keseleo lidah atau mungkin lupa, sejumlah tokoh lain yang disebut Amien sebenarnya juga mencapai usia kepala enam pada 2014. Bahkan, itu termasuk capres dari PAN sendiri, Hatta Rajasa (61). Begitu juga Prabowo Subianto (63); Aburizal Bakrie (68), dan Surya Paloh (63).

Hanya Sri Mulyani Indrawati (52) dan Pramono Anung (51) yang akhrinya termasuk kategori ideal dalam perspektif Amien Rais. Soalnya, Puan Maharani sekalipun ternyata baru akan berusia 41 tahun pada tahun 2014 mendatang. Sebelumnya, Amien menyebut yang berusia kurang dari 45 tahun sebenarnya juga masih kurang matang.

Amien menyampaikan harus terjadi alih generasi kepemimpinan nasional. “Sekarang zaman peremajaan,” katanya. “Kalau sudah 70 tahun maju, saya kira “sekalipun dianggap bijak, itu sudah over, sudah lewat waktunya,” cetus Amien.

Wakil Ketua Umum PPP Lukman Hakim Saifuddin tidak sepakat kalau persoalan usia menjadi patokan. Seorang pemimpin itu, kata Lukman, setidaknya harus memenuhi tiga kriteria. Yakni, memiliki integritas, kapabilitas, dan aksebilitas atau didukung mayoritas rakyat pemilih.

“Jadi, usia itu menjadi sama sekali tidak signifikan untuk menentukan seseorang dapat menjadi pemimpin atau bukan,” tegas Wakil Ketua MPR, itu.

Sekretaris Jenderal PPP M Romahurmuziy menyatakan, PPP juga sudah melakukan monitoring dan turun ke bawah (turba)  untuk menjaring capres ideal. Dalam penjaringan melalui grass root dan survei internal PPP, menunjukkan belum adanya tokoh yang menonjol untuk maju sebagai capres. “Mega dan Prabowo di grass root tetap yang paling kuat dukungannya setelah SBY,” ujar Romi saat dihubungi.

Meski dua nama tersebut dominan, namun masih ada persoalan yang mengganjal pencalonan Mega maupun Prabowo. Romi menyatakan, kemenangan dalam pilpres tidak selalu bergantung pada siapa yang terkuat. “Persoalan utama apakah UU Pilpres masih akan tetap bersyarat sama,” ujarnya. UU Pilpres mengatur batasan pencalonan capres yakni 20 persen suara nasional atau 25 persen suara berdasarkan jumlah kursi di DPR.

Kalau persyaratannya masih sama ataupun naik, kata Romi, tentu hasilnya akan berbeda. Meski begitu, masih terlalu pagi mengukur elektabilitas capres pada saat ini. “Calon baru juga masih mungkin muncul, kombinasi pasangan juga masih sangat mungkin berubah diluar yang sekarang dibicarakan,” jelasnya.

Calon baru yang muncul nanti, lanjut Romi, bukanya tidak memiliki peluang. Ini  karena, sejatinya belum ada capres yang betul-betul dominan mendapatkan dukungan publik. “Calon baru masih punya peluang untuk meningkatkan elektabilitasnya,” tandasnya.

Ketua DPR RI Marzuki Alie menilai ukuran untuk menilai capres berdasarkan umur tidak bisa dijadikan ukuran. Menurut Marzuki, banyak pemimpin dunia di Asia, misalkan Cina dan Korea Selatan yang sukses meski umurnya tergolong lanjut. “Jangan bicara umur,” kata Marzuki.

Menurut dia, usia seorang capres jangan menjadi alat untuk mendiskriminasi. Semua orang punya kesempatan asalkan memiliki loyalitas kepada rakyat, bangsa dan negara. “Nanti biar rakyat saja yang menilai,” ujarnya. (pri/bay)

Artikel Terkait

Gatot Ligat Permulus Jalan Sumut

Gatot-Sutias Saling Setia

Erry Nuradi Minta PNS Profesional

Terpopuler

Artikel Terbaru

/