30 C
Medan
Monday, October 28, 2024
spot_img

Dikepung Jalan Rusak

Warga Kabupaten Langkat Resah

Jalan bisa dikatakan sebagai urat nadi perekonomian di daerah. Lalu, bagaimana jika fasilitas terbiarkan dan cenderung tak dipedulikan, sementara roda ekonomi harus tetap berputar. Masihkah pemerintah berbicara soal kesejahteraan dengan keadaan semacam itu?

Masalah ini terlihat jelas di Kabupaten Langkat. Dalam amatan Sumut Pos,  sejumlah kawasan di Langkat masih banyak mengalami kerusakan badan jalan dan harus segera diperbaiki. Seperti di Jalan Ampi, Kelurahan Stabat Baru Kecamatan Stabat terlihat memperihatinkan. Di jalan sepanjang 600 meter itu, terdapat lubang-lubang besar yang menganga. Sedangkan, nasib serupa juga dialami penduduk Dusun IV, Desa Pantai Gemi Kecamatan Stabat, Langkat. Jalan sepanjang dua kilometer itu juga terlihat masih banyak lubang besar yang dapat mengancam keselamatan pengguna jalan. Apalagi saat malam, di lokasi itu tidak ada lampu penerangan jalan. Meski hanya mengalami luka ringan, sudah banyak warga sekitar yang terperosok masuk ke dalam lubang besar tersebut.

Beruntung, warga sekitar secara sukarela sering memperingati pengguna jalan agar berhati-hati melintas di lokasi itu dengan cara meletakkan batang pohon pisang. Namun, tidak dapat bertahan lama. “Kita berharap agar pemerintah dapat segera memperbaiki badan jalan yang sudah rusak, sebelum ada jatuh korban jiwa, “ kata Ridwan, salah seorang warga setempat.

Kerusakan badan jalan juga masih terjadi dijalur Langkat-Karo di Desa Simpang, Kecamatan Sei Bingai, Langkat. Padahal, jalan itu sering dipakai pengguna jalan sebagai jalur lintas yang menghubungkan antara Kabupaten Langkat dengan Kabupaten Tanah Karo. Meskipun sudah ditimbun dengan pasir dan batu, kondisi jalan itu hingga kini masih tidak layak pakai. Sebab, masih banyak lubang dan belum diaspal. “ Meskipun sudah berulang kali diajukan ke pemerintah agar diperbaiki, namun sampai sekarang masih belum ada tanda-tanda akan diaspal,” ujar Ilham, salah seorang warga setempat.

Nasib malang juga dialami penduduk yang tinggal di Desa Karang Gading dan Desa Pantai Gading, Kecamatan Secanggang, Langkat. Pasalnya, selama kurang lebih 30 tahun penduduk setempat harus rela menghirup debu jalan sepanjang 10 kilo yang hingga kini masih belum diaspal. Padahal, jalan itu merupakan lintas bagi penduduk setempat yang mayoritas sebagai petani untuk mengangkut hasil produksi pertanian mereka keluar daerah. Sebab, jalan itu dapat terhubung sampai ke Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang. “Sudah berpuluh tahun kami hidup dengan menghirup debu jalan yang tidak diaspal, “ ujar Ismail salah seorang warga setempat.

Jalan menuju lokasi wisata Kampung Bali di Desa Pertumbukan, Kecamatan Stabat juga terlihat sudah rusak parah. Padahal, jalan sepanjang 100 meter itu adalah akses pintu masuk beberapa desa di Kecamatan Wampu Langkat menuju Kecamatan Stabat Langkat. Sama persis dengan jalan sepanjang 4 kilometer yang berada di Desa Selotong, Kecamatan Secanggang, Langkat, hingga kini masih rusak dan belum diperbaiki. Berkali-kali warga meminta agar jalan rusak segera diperbaiki. Namun, pihak Pemkab Langkat sepertinya setengah hati menindak lanjuti persoalan tersebut. Demikian pula terlihat di jalan yang berada di Desa Stabat Lama, Kecamatan Wampu, Langkat. Setahun diperbaiki, kini kondisi jalan itu sudah rusak dan berlubang. Hal ini ditengarai disebabkan maraknya galian C di kawasan tersebut. “ Setiap hari ratusan truk galian C dan truck yang mengangkut kayu melintasi jalan ini, makanya jalan jadi rusak seperti ini, padahal baru setahun yang lalu diperbaiki, “ kata Ali, salah seorang warga setempat. (mag-1)

Katanya, Tahun Ini Diaspal

Kondisi jalan penghubung antardua kecamatan yang berada di Kampung Nangka, Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat, Langkat tak jauh berbeda dengan jalan rusak lainnya. Padahal, jalan sepanjang dua kilometer itu adalah satu-satunya jalur bagi warga di Desa Kepala Sungai II, KecamatanSecanggang, Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat dan Desa Karang Anyar Kecamatan Secanggang.

Menjelang musim kemarau jalanan dipenuhi debu tebal dan kalau tiba musim hujan jalanan menjadi becek dan sulit untuk dilintasi. Akibatnya, kalau tidak hati-hati melintas di lokasi itu, dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas bagi pengendara sepeda motor. Setelah enam tahun menghirup debu jalanan, warga sekitar akhirnya mendapat kabar gembira. Tahun 2011 ini rencananya jalan rusak itu akan segera diperbaiki.

Penduduk setempat sudah enam tahun merasakan kondisi jalan yang rusak parah tersebut. Kondisi jalan yang berlubang sangat membahayakan pengguna jalan. Meskipun, sudah sering diajukan agar secepatnya diperbaiki. Namun, hingga kini pihak Pemkab Langkat belum pernah sekalipun menindak lanjuti persoalan jalan rusak tersebut. “Kita sudah sering mengajukan kepada PemkabLangkat agar jalan ini secepatnya diperbaiki, tapi kenyataannya sampai sekarang masih belum juga diperbaiki. Terkahir kita sudah ajukan melalui Musrenbang 2010 dan menurut informasi katanya dapat teralisasi 2011 ini, “ kata Aminullah, Kades Ara Condong, Kecamatan Stabat kepada Sumut Pos, Minggu (22/5) siang di rumah kediamannya.

Sekedar diketahui kalau jalan itu merupakan tapal batas antara dua Kecamatan di Langkat. Sebab, letak jalan itu berada ditengah-tengah antara Dusun V, Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat dengan Dusun satu, Desa Kepala Sungai Kecamatan Secanggang, Langkat. Oleh penduduk setempat, kedua Dusun itu dikenal dengan sebutan Kampung Nangka.

Sementara itu, Ketua Fraksi Golkar DPRD Langkat, M Syahrul S Sos saat dikonfimasi terkait persoalan jalan tersebut membenarkan kalau pihaknya sudah mengusulkan anggaran APBD 2011 untuk perbaikan infrastruktur sejumlah jalan rusak tersebut. Hasilnya, usulan anggaran perbaikan beberapa jalan sudah disetujui dan akan segera teralisasi 2011 ini, termasuk perbaikan jalan rusak di Kampung Nangka.

“ Insyallah, tahun ini jalan di Kampung Nangka segera diperbaiki dan diaspal, sebab jalan itu terletak di daerah strategis yang sering dilintasi oleh warga sekitar yang mayoritas bekerja sebagai petani untuk menjual hasil pertaniannya keluar daerah, “ ujarnya. (mag-1)

Warga Kabupaten Langkat Resah

Jalan bisa dikatakan sebagai urat nadi perekonomian di daerah. Lalu, bagaimana jika fasilitas terbiarkan dan cenderung tak dipedulikan, sementara roda ekonomi harus tetap berputar. Masihkah pemerintah berbicara soal kesejahteraan dengan keadaan semacam itu?

Masalah ini terlihat jelas di Kabupaten Langkat. Dalam amatan Sumut Pos,  sejumlah kawasan di Langkat masih banyak mengalami kerusakan badan jalan dan harus segera diperbaiki. Seperti di Jalan Ampi, Kelurahan Stabat Baru Kecamatan Stabat terlihat memperihatinkan. Di jalan sepanjang 600 meter itu, terdapat lubang-lubang besar yang menganga. Sedangkan, nasib serupa juga dialami penduduk Dusun IV, Desa Pantai Gemi Kecamatan Stabat, Langkat. Jalan sepanjang dua kilometer itu juga terlihat masih banyak lubang besar yang dapat mengancam keselamatan pengguna jalan. Apalagi saat malam, di lokasi itu tidak ada lampu penerangan jalan. Meski hanya mengalami luka ringan, sudah banyak warga sekitar yang terperosok masuk ke dalam lubang besar tersebut.

Beruntung, warga sekitar secara sukarela sering memperingati pengguna jalan agar berhati-hati melintas di lokasi itu dengan cara meletakkan batang pohon pisang. Namun, tidak dapat bertahan lama. “Kita berharap agar pemerintah dapat segera memperbaiki badan jalan yang sudah rusak, sebelum ada jatuh korban jiwa, “ kata Ridwan, salah seorang warga setempat.

Kerusakan badan jalan juga masih terjadi dijalur Langkat-Karo di Desa Simpang, Kecamatan Sei Bingai, Langkat. Padahal, jalan itu sering dipakai pengguna jalan sebagai jalur lintas yang menghubungkan antara Kabupaten Langkat dengan Kabupaten Tanah Karo. Meskipun sudah ditimbun dengan pasir dan batu, kondisi jalan itu hingga kini masih tidak layak pakai. Sebab, masih banyak lubang dan belum diaspal. “ Meskipun sudah berulang kali diajukan ke pemerintah agar diperbaiki, namun sampai sekarang masih belum ada tanda-tanda akan diaspal,” ujar Ilham, salah seorang warga setempat.

Nasib malang juga dialami penduduk yang tinggal di Desa Karang Gading dan Desa Pantai Gading, Kecamatan Secanggang, Langkat. Pasalnya, selama kurang lebih 30 tahun penduduk setempat harus rela menghirup debu jalan sepanjang 10 kilo yang hingga kini masih belum diaspal. Padahal, jalan itu merupakan lintas bagi penduduk setempat yang mayoritas sebagai petani untuk mengangkut hasil produksi pertanian mereka keluar daerah. Sebab, jalan itu dapat terhubung sampai ke Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang. “Sudah berpuluh tahun kami hidup dengan menghirup debu jalan yang tidak diaspal, “ ujar Ismail salah seorang warga setempat.

Jalan menuju lokasi wisata Kampung Bali di Desa Pertumbukan, Kecamatan Stabat juga terlihat sudah rusak parah. Padahal, jalan sepanjang 100 meter itu adalah akses pintu masuk beberapa desa di Kecamatan Wampu Langkat menuju Kecamatan Stabat Langkat. Sama persis dengan jalan sepanjang 4 kilometer yang berada di Desa Selotong, Kecamatan Secanggang, Langkat, hingga kini masih rusak dan belum diperbaiki. Berkali-kali warga meminta agar jalan rusak segera diperbaiki. Namun, pihak Pemkab Langkat sepertinya setengah hati menindak lanjuti persoalan tersebut. Demikian pula terlihat di jalan yang berada di Desa Stabat Lama, Kecamatan Wampu, Langkat. Setahun diperbaiki, kini kondisi jalan itu sudah rusak dan berlubang. Hal ini ditengarai disebabkan maraknya galian C di kawasan tersebut. “ Setiap hari ratusan truk galian C dan truck yang mengangkut kayu melintasi jalan ini, makanya jalan jadi rusak seperti ini, padahal baru setahun yang lalu diperbaiki, “ kata Ali, salah seorang warga setempat. (mag-1)

Katanya, Tahun Ini Diaspal

Kondisi jalan penghubung antardua kecamatan yang berada di Kampung Nangka, Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat, Langkat tak jauh berbeda dengan jalan rusak lainnya. Padahal, jalan sepanjang dua kilometer itu adalah satu-satunya jalur bagi warga di Desa Kepala Sungai II, KecamatanSecanggang, Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat dan Desa Karang Anyar Kecamatan Secanggang.

Menjelang musim kemarau jalanan dipenuhi debu tebal dan kalau tiba musim hujan jalanan menjadi becek dan sulit untuk dilintasi. Akibatnya, kalau tidak hati-hati melintas di lokasi itu, dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas bagi pengendara sepeda motor. Setelah enam tahun menghirup debu jalanan, warga sekitar akhirnya mendapat kabar gembira. Tahun 2011 ini rencananya jalan rusak itu akan segera diperbaiki.

Penduduk setempat sudah enam tahun merasakan kondisi jalan yang rusak parah tersebut. Kondisi jalan yang berlubang sangat membahayakan pengguna jalan. Meskipun, sudah sering diajukan agar secepatnya diperbaiki. Namun, hingga kini pihak Pemkab Langkat belum pernah sekalipun menindak lanjuti persoalan jalan rusak tersebut. “Kita sudah sering mengajukan kepada PemkabLangkat agar jalan ini secepatnya diperbaiki, tapi kenyataannya sampai sekarang masih belum juga diperbaiki. Terkahir kita sudah ajukan melalui Musrenbang 2010 dan menurut informasi katanya dapat teralisasi 2011 ini, “ kata Aminullah, Kades Ara Condong, Kecamatan Stabat kepada Sumut Pos, Minggu (22/5) siang di rumah kediamannya.

Sekedar diketahui kalau jalan itu merupakan tapal batas antara dua Kecamatan di Langkat. Sebab, letak jalan itu berada ditengah-tengah antara Dusun V, Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat dengan Dusun satu, Desa Kepala Sungai Kecamatan Secanggang, Langkat. Oleh penduduk setempat, kedua Dusun itu dikenal dengan sebutan Kampung Nangka.

Sementara itu, Ketua Fraksi Golkar DPRD Langkat, M Syahrul S Sos saat dikonfimasi terkait persoalan jalan tersebut membenarkan kalau pihaknya sudah mengusulkan anggaran APBD 2011 untuk perbaikan infrastruktur sejumlah jalan rusak tersebut. Hasilnya, usulan anggaran perbaikan beberapa jalan sudah disetujui dan akan segera teralisasi 2011 ini, termasuk perbaikan jalan rusak di Kampung Nangka.

“ Insyallah, tahun ini jalan di Kampung Nangka segera diperbaiki dan diaspal, sebab jalan itu terletak di daerah strategis yang sering dilintasi oleh warga sekitar yang mayoritas bekerja sebagai petani untuk menjual hasil pertaniannya keluar daerah, “ ujarnya. (mag-1)

Artikel Terkait

Gatot Ligat Permulus Jalan Sumut

Gatot-Sutias Saling Setia

Erry Nuradi Minta PNS Profesional

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru