25 C
Medan
Monday, July 1, 2024

KPK Memanas, Hambalang Ngambang

Ternyata kasus Nazaruddin berbuntut panjang. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinggap tidak serius menelusuri dugaan penyelewengan dana APBN dalam proyek Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional di Bukit Hambalang yang diduga melibatkan Nazaruddin. Sebab, hingga saat ini, lembaga yang dipimpin Busyro Muqoddas itu selalu beralasan bahwa kasus itu masih dalam tahap pulbaket (pengumpulan bahan keterangan).

“Sampai sekarang masih belum masuk ke tahap penyelidikan. Apalagi penyidikan,” kata juru bicara KPK Johan Budi kemarin (29/7). Tapi Johan menjelaskan , hingga kini pihaknya masih menelusuri dugaan adanya penyelewengan dalam kasus tersebut.

Menurut salah seorang sumber internal, hingga kini KPK memang belum serius menindaklanjuti kasus tersebut. Sebab, lembaga antikorupsi ini masih sibuk untuk menuntaskan kasus pokok suap Wisma Atlet dengan tersangka Nazaruddin. “Masih sibuk ngurusin wisma atlet,” katanya.

KPK kata dia, masih terus mendalami keterlibatan Nazaruddin dalam suap wisma atlet yang sudah menyeret Sesmenpora non aktif Wafid Muharam, Mindo Rosalina Munulang dan Mohammad El Idris. Memang tidak menutup kemungkinan ada kaitan antara proyek Hambalang dan wisma atlet.

Selain itu, pria yang mewanti-wanti namanya tidak disebutkan itu mengakui bahwa nyanyian Nazaruddin yang menyebut-nyebut nama para petinggi KPK pernah berhubungan dengannya juga sedikit banyak mempengaruhi kinerja internal KPK. Terutama hubungan para pimpinan KPK. Yang paling membuat risau adalah keinginan mundurnya Johan Budi dari KPK. Sumber tersebut mengatakan bahwa hampir semua pimpinan KPK sangat terpukul dengan keputusan Johan untuk pergi dari KPK. “Semua orang juga tahu kalau Johan itu orang baik. Semua pimpinan kompak tidak menyetujui Johan mundur,” imbuhnya.

Sebelumnya, pada Kamis (28/7) lalu Deputi Penindakan KPK Ade Rahardja juga mengakui bahwa proyek Hambalang belum sampai pada tahap penyelidikan. Dia pun enggan merinci bagaimana perkembangan kasus tersebut.

Terkait dengan keputusan Johan mengundurkan diri, Ade juga sangat menyayangkan. Dia meminta agar Johan tetap bertahan di KPK. Menurutnya, Johan tidak ada hubungannya sama sekali dengan kasus Nazaruddin.

Ade menjelaskan bahwa Johan hanya sebagai orang yang diminta tolong untuk menemani dirinya. “Dia memang tidak tahu apa-apa. Saya ajak menemani saya biar tidak ada fitnah,” imbuh polisi yang akan pensiun besok (31/7) itu. (rdl/kuh/sof/fal/jpnn)

Ternyata kasus Nazaruddin berbuntut panjang. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinggap tidak serius menelusuri dugaan penyelewengan dana APBN dalam proyek Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional di Bukit Hambalang yang diduga melibatkan Nazaruddin. Sebab, hingga saat ini, lembaga yang dipimpin Busyro Muqoddas itu selalu beralasan bahwa kasus itu masih dalam tahap pulbaket (pengumpulan bahan keterangan).

“Sampai sekarang masih belum masuk ke tahap penyelidikan. Apalagi penyidikan,” kata juru bicara KPK Johan Budi kemarin (29/7). Tapi Johan menjelaskan , hingga kini pihaknya masih menelusuri dugaan adanya penyelewengan dalam kasus tersebut.

Menurut salah seorang sumber internal, hingga kini KPK memang belum serius menindaklanjuti kasus tersebut. Sebab, lembaga antikorupsi ini masih sibuk untuk menuntaskan kasus pokok suap Wisma Atlet dengan tersangka Nazaruddin. “Masih sibuk ngurusin wisma atlet,” katanya.

KPK kata dia, masih terus mendalami keterlibatan Nazaruddin dalam suap wisma atlet yang sudah menyeret Sesmenpora non aktif Wafid Muharam, Mindo Rosalina Munulang dan Mohammad El Idris. Memang tidak menutup kemungkinan ada kaitan antara proyek Hambalang dan wisma atlet.

Selain itu, pria yang mewanti-wanti namanya tidak disebutkan itu mengakui bahwa nyanyian Nazaruddin yang menyebut-nyebut nama para petinggi KPK pernah berhubungan dengannya juga sedikit banyak mempengaruhi kinerja internal KPK. Terutama hubungan para pimpinan KPK. Yang paling membuat risau adalah keinginan mundurnya Johan Budi dari KPK. Sumber tersebut mengatakan bahwa hampir semua pimpinan KPK sangat terpukul dengan keputusan Johan untuk pergi dari KPK. “Semua orang juga tahu kalau Johan itu orang baik. Semua pimpinan kompak tidak menyetujui Johan mundur,” imbuhnya.

Sebelumnya, pada Kamis (28/7) lalu Deputi Penindakan KPK Ade Rahardja juga mengakui bahwa proyek Hambalang belum sampai pada tahap penyelidikan. Dia pun enggan merinci bagaimana perkembangan kasus tersebut.

Terkait dengan keputusan Johan mengundurkan diri, Ade juga sangat menyayangkan. Dia meminta agar Johan tetap bertahan di KPK. Menurutnya, Johan tidak ada hubungannya sama sekali dengan kasus Nazaruddin.

Ade menjelaskan bahwa Johan hanya sebagai orang yang diminta tolong untuk menemani dirinya. “Dia memang tidak tahu apa-apa. Saya ajak menemani saya biar tidak ada fitnah,” imbuh polisi yang akan pensiun besok (31/7) itu. (rdl/kuh/sof/fal/jpnn)

Artikel Terkait

Gatot Ligat Permulus Jalan Sumut

Gatot-Sutias Saling Setia

Erry Nuradi Minta PNS Profesional

Terpopuler

Artikel Terbaru

/