25.6 C
Medan
Tuesday, June 18, 2024

Beda Komunitas dan Segmen Marketing

MARKETING SERIES (37)

Apakah ketika sekelompok orang berinteraksi dalam suatu platform adalah sebuah komunitas?

Inilah perbedaan mendasar antara komunitas dan segmen di marketing. Di komunitas, ada yang mempersatukan para anggota sehingga relasi mereka menjadi begitu solid.
Menurut Susan Fronier dan Lara Lee seperti pendapatnya yang disampaikan di Harvard Business School, secara umum ada tiga tipe komunitas.

Pertama, pools community. Yaitu, orang-orang yang mempunyai strong associations dengan aktivitas, tujuan, maupun nilai-nilai bersama. Komunitas Apple, misalnya, punya aktivitas, tujuan, dan nilai-nilai yang common. Mereka suka mengembangkan kreativitasnya dengan tujuan menciptakan desain sendiri dengan nilai-nilai seni. Karena itu, walaupun sebelum melahirkan iPhone, iPad, iTunes, dan iCloud sekalipun, komunitas Apple sudah sangat fanatik. Mereka seolah-olah menemukan tools untuk melakukan hal itu. Para DJ, misalnya, selalu memamerkan ikonnya di klub-klub dugem di berbagai sudut dunia.

DJ itu seolah menemukan gaya dan dirinya ketika me-remix lagu-lagu yang dia mau dengan mudahnya. Dan, setelah para DJ itu ter-connect satu sama lain lewat internet, mereka bisa saling berkolaborasi menciptakan kreativitas ramuan musik bersama. Sebab itu, komunitas tersebut lantas meningkat menjadi web community. Shared activity berubah menjadi community affiliation, goal, atau values menjadi personal relationships.

Dalam komunitas kedua, yaitu komunitas web, jangan heran jika tiba-tiba ada DJ yang tadinya bukan siapa-siapa mendadak melejit namanya. Dengan saling berinteraksi secara intensif tanpa batas geografi, eksplorasi, dan perilaku, seseorang memang akan jauh lebih maksimal. Fenomena itulah yang kemudian disebut crowd-sourcing yang akhirnya melahirkan wiki-creativity.

Yang memanfaatkan Apple sekarang bukan hanya artis kelas serius seperti DJ, fashion designer, interior decorator, atau yang lain. Tapi, siapa pun bisa menjadi seniman dengan iPhone, iPad, iTunes, dan iCloud-nya. Karena itu, lantas terciptalah komunitas ketiga. Yaitu, hubs community. Di komunitas tipe itu, memang ada figur karismatis yang menjadi sentra. Dan, memang Steve Jobs adalah creator, seniman, sekaligus maniak kerja yang terus-menerus menciptakan tools baru supaya komunitas Apple bertambah solid.
Nah, meski tidak ada lagi pools dan hubs-nya, Apple sudah telanjur kuat. Jadi, walaupun sementara tidak ada figur karismatis di Apple, komunitasnya tak juga goyah. Maka itu, persaingan Apple dan Samsung sekarang ini bolehlah dianggap ujian berat pertama bagi komunitas Apple sepeninggal Steve Jobs.
Bagaimana pendapat Anda?(*)

MARKETING SERIES (37)

Apakah ketika sekelompok orang berinteraksi dalam suatu platform adalah sebuah komunitas?

Inilah perbedaan mendasar antara komunitas dan segmen di marketing. Di komunitas, ada yang mempersatukan para anggota sehingga relasi mereka menjadi begitu solid.
Menurut Susan Fronier dan Lara Lee seperti pendapatnya yang disampaikan di Harvard Business School, secara umum ada tiga tipe komunitas.

Pertama, pools community. Yaitu, orang-orang yang mempunyai strong associations dengan aktivitas, tujuan, maupun nilai-nilai bersama. Komunitas Apple, misalnya, punya aktivitas, tujuan, dan nilai-nilai yang common. Mereka suka mengembangkan kreativitasnya dengan tujuan menciptakan desain sendiri dengan nilai-nilai seni. Karena itu, walaupun sebelum melahirkan iPhone, iPad, iTunes, dan iCloud sekalipun, komunitas Apple sudah sangat fanatik. Mereka seolah-olah menemukan tools untuk melakukan hal itu. Para DJ, misalnya, selalu memamerkan ikonnya di klub-klub dugem di berbagai sudut dunia.

DJ itu seolah menemukan gaya dan dirinya ketika me-remix lagu-lagu yang dia mau dengan mudahnya. Dan, setelah para DJ itu ter-connect satu sama lain lewat internet, mereka bisa saling berkolaborasi menciptakan kreativitas ramuan musik bersama. Sebab itu, komunitas tersebut lantas meningkat menjadi web community. Shared activity berubah menjadi community affiliation, goal, atau values menjadi personal relationships.

Dalam komunitas kedua, yaitu komunitas web, jangan heran jika tiba-tiba ada DJ yang tadinya bukan siapa-siapa mendadak melejit namanya. Dengan saling berinteraksi secara intensif tanpa batas geografi, eksplorasi, dan perilaku, seseorang memang akan jauh lebih maksimal. Fenomena itulah yang kemudian disebut crowd-sourcing yang akhirnya melahirkan wiki-creativity.

Yang memanfaatkan Apple sekarang bukan hanya artis kelas serius seperti DJ, fashion designer, interior decorator, atau yang lain. Tapi, siapa pun bisa menjadi seniman dengan iPhone, iPad, iTunes, dan iCloud-nya. Karena itu, lantas terciptalah komunitas ketiga. Yaitu, hubs community. Di komunitas tipe itu, memang ada figur karismatis yang menjadi sentra. Dan, memang Steve Jobs adalah creator, seniman, sekaligus maniak kerja yang terus-menerus menciptakan tools baru supaya komunitas Apple bertambah solid.
Nah, meski tidak ada lagi pools dan hubs-nya, Apple sudah telanjur kuat. Jadi, walaupun sementara tidak ada figur karismatis di Apple, komunitasnya tak juga goyah. Maka itu, persaingan Apple dan Samsung sekarang ini bolehlah dianggap ujian berat pertama bagi komunitas Apple sepeninggal Steve Jobs.
Bagaimana pendapat Anda?(*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/