25 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 13786

Rumah Kontraktor Bangunan Dibobol Maling

MEDAN-Rumah kontraktor bangunan, Darman Effendi (35) yang berada di Komplek Puri Sarah Indah Jalan Turi Nomor 94 E Kelurahan Sudi Rejo, Kecamatan Medan Kota dibobol kawanan maling, Jum’at (9/3) malam.
Akibatnya, korban kehilangan barang elektroniknya yakni satu unit TV LCD LG 34 inci dan satu unit laptop Acer warna hitam yang dicuri dari dalam kamar korban.

Keterangan yang dihimpun Sumut Pos, peristiwa dibobolnya rumah korban diketahui keesokan harinya setelah Darman Effendi yang melihat pintu depan rusak dengan bekas congkelan. Padahal saat kejadian rumah korban dalam keadaan kosong.
Hal itu pun dibenarkan tetangga korban, Budi yang mengaku sempat mendengar dibongkarnya pintu depan rumah Darman. “Saya enggak tau kejadian persisnya bagaimana, tapi saya sempat mendengar ada suara bongkar pintu. Ya paginya baru diketahui sama pemilik rumah kalau rumahnya sudah dibongkar. Dan sepertinya sudah dilaporkannya ke Polsek Medan Kota,” katanya.

Kepala Unit (Kanit) Reserse Kriminal (Reskrim) Polsekta Medan Kota Ajun Komisaris Polisi (AKP) Sangkot Simaremare mengatakan pihaknya telah melakukan olah TKP. Namun, masih dilakukan penyelidikan untuk mengungkap para pelaku pencuri di rumah korban. Selain itu, pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi untuk menyelidiki kasus tersebut. “Masih dilidik,” ujarnya singkat. (gus)

32 Cewek Kafe Terjaring Operasi Cipta Kondisi

Razia PSK

TEBINGTINGGI-Sebanyak 32 pelayan kafe berhasil diamankan oleh Petugas Gabungan Razia Mapolres Tebingtinggi bersama Polsek Tebingtinggi dari 10 kafe remang-remang yang tersebar di daerah Perkebunan Karet Pondok Ringin, Desa Paya Bagas, Kecamatan Tebingtinggi, Kabupaten Serdang Bedagai, Jumat (9/3) malam.

Wanita pelayan kafe yang terjaring pada Operasi Cipta Kondisi ini umumnya tidak memiliki kartu identitas langsung digiring ke Mapolsek Tebingtinggi Jalan KL Yos Sudraso, Kota Tebingtinggi untuk didata. Selanjutnya membuat perjanjian untuk tidak kembali mengulangi perbuatannya.

Kapolres melalui Waka Polres Tebingtinggi Kompol I Made Ary Pradana didampingi Kapolsek Tebingtinggi AKP HE Harahap yang turun langsung mengatakan razia dilakukan menanggapi laporan dari warga sekitar sehubungan semakin maraknya warung atau kafe esek-esek. Selain menawarkan sejumlah minuman juga pekerja seks komersial. Bahkan di lokasi kafe sering terjadi tindak kriminal seperti perkelahian yang diakibatkan dampak minuman keras.
“ Petugas berhasil menjaring 32 orang pelayan kafe, umumnya mereka adalah warga dari luar Kota Tebingtinggi. Para wanita yang terjaring akan didata dan diminta membuat perjanjian. Setelah itu mereka diperbolehkan pulang,” ujarnya.
Masih I Made, razia yang dilakukan malam ini merupakan warning (peringatan) kepada sejumlah pelayan kafe sekaligus pemilik kafe, mengenai dampak minuman berakohol yang dapat mengundang berbagai kejadian kriminalitas. Seperti perkelahian antara pengunjung kafe karena memperebutkan cewek pelayan kafe tersebut.

Salah seorang pelayan kafe, Sri (19) penduduk Kota Medan mengaku terpaksa bekerja sebagai pelayan kafe karena tidak memiliki pekerjaan setelah dirinya cerai dari suami. Dirinya menolak dikatakan sebagai pemuas lelaki hidung belang. “Saya cuma pelayan kafe, enggak jadi yang gituan. Selain gaji didapat dari pemilik kafe, saya juga mendapat tips dari para tamu,” ungkap wanita dengan dua anak ini.

Lain halnya, Fifi (18) penduduk Kota Rantau Parapat mengaku nekad menjadi pelayan kafe sekaligus penyedian nafsu lelaki hidung belang karena kecewa dengan sang pacar yang tidak jadi menikahi seperti yang dijanjikan. “Putus asa, ada yang mengajak untuk bekerja di Tebing ini, ya aku ikut,” ucapnya yang mengaku baru tiga bulan kerja.

Ketua Tanfiziah Nahdlatul Ulama Kota Tebingtinggi, Ir Oki Doni Siregar mengutuk keras atas maraknya kafe remang-remang yang juga menawarkan jasa pekerja seks komersial itu. NU Kota Tebingtinggi tetap komit kepada Polisi untuk memberantas segala bentuk kemaksiatan di muka bumi ini. “Memang betul, kafe itu  menimbulkan kerawanan terjadinya kriminal seperti perkelahian antara pengunjung kafe yang bisa berujung pada kematian. Kita menghimbau kepada pemerintah setempat untuk menertibkan kafe remang-remang yang mengundang segala kemaksiatan,” jelas Oki.(mag-3)

Kecamatan Medan Kota Bongkar Warkop Jalan Sisingamangaraja

Diduga Terima Upeti Dari UISU

MEDAN- Tiga warung kopi (warkop) di Jalan Sisingamangaraja Medan tepatnya di samping kampus Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Medan dibongkar. Namun aksi yang dilaksanakan 12 petugas Kecamatan Medan Kota bersama Kelurahan Teladan Barat, Sabtu (10/3) itu dituding sebagai aksi pesanan.

Pantauan Sumut Pos, aksi bongkar paksa yang terjadi sekitar pukul 11.00 Wib itu sempat mendapat perlawanan dari para pedagang yang mendirikan pagar seng. Hal itu sebagai sikap para pemilik warkop yang menolak mengosongkan lahan tanpa adanya ganti rugi.

Salah satunya pasangan suami istri (pasutri) Rusdi (38) dan Elvita Agustina (35). Keduanya mengaku membayar uang sewa untuk lahan yang digunakannya berdagang satu bulan ini. Pembayaran dengan pemuda setempat itu juga dilengkapi dengan kwitansi. “Saya sewa ini Rp30 juta, itu tanahnya saja. Bangunannya saya dirikan sendiri,” jelas Rusdi yang ditemui di lokasi.

Menurut Rusdi, penggusuran yang dilakukan dengan anarkis menyisakan kejanggalan.  “Tanggal satu saya terima surat yang isinya, dengan alasan tanah milik UISU ini mau dibangun klinik. Habis itu, dibilang lah warkop ini meresahkan warga dan meminta segera ditutup. Saya diberi waktu 3×24 jam,” tutur warga Jalan Pasundan ini.

Seperti yang dipaparkan Rusdi, sekitar seminggu lalu Camat Medan Kota Parlindungan memanggil dan memaksanya untuk segera meninggalkan warkop yang baru sebulan didirikannya. Berbagai penjelasan yang disampaikan Rusdi tak ditanggapi. “Kita jelaskan pun mereka tidak mau dengar dan hanya mau ganti rugi Rp20 juta. Bangunan saya saja sudah lebih dari Rp20 juta,” ujarnya dengan nada kesal.
Sikap kaku Camat Medan Kota Parlindungan dan juga Lurah Teladan Barat Papaner Purba tadi diduga adanya  pesanan dari pihak UISU untuk mengosongkan lahan.      Hal itu diperkuat Elvita Agustina. Sang istri bahkan berkeras bertahan. “Saya tidak terima kalau tidak ada ganti rugi,” cetusnya.

Aksi bongkar paksa petugas juga merugikan para pedagang. Tenda dan barang-barang dagangan lainnya turut rusak.
Sementara itu, Camat Medan Kota Parlindungan saat dikonfirmasi membenarkan pembongkaran ketiga warkop tersebut. “Memang kita yang menggusur,” jelasnya yang langsung memutus pembicaraan saat disingung adanya upeti dari pihak yayasan kampus UISU. (adl)

Pol Air dan Satnarkoba Polres Sergai Tangkap Bandar Narkoba

SERGAI-Jajaran Pol Air Tanjung Beringin bersama Satnarkoba Polres Sergai menangkap Bandar narkoba  di wilayah Kecamatan Tanjung Beringin, Jum’at (9/3).  Daerah ini merupakan lumbung peredaran narkoba baik sabu maupun ganja.
Kanit Gakkum Bribtu Suhendro, bersama rekannya Brigadir Zulhamsyah, Aiptu Zulham kembali lagi menangkap  Bandar narkoba jenis ganja yakni Zainuddin Siregar alias Sokin (35) warga Dusun V, Desa Nagur, Kecamatan Tanjung Beringin, Sergai sekitar pukul 18.00 WIB. Tepatnya dekat  warung kopi tak jauh dari rumahnya Saiful. Sokin sendiri merupakan target.

Dari tangan Sokin polisi mengamankan 23 amplop daun  ganja kering siap edar, uang tunai Rp111 ribu, dan tiga lembar kertas tiktak.

Saat menjalani pemeriksaan di Satnarkoba Polres Sergai, Sabtu (10/3) Sokin mengatakan barang haram tersebut didapat dari rekannya Sahar, warga Pagurawan Batu Bara dengan harga per garisnya Rp160 ribu. Dari pekerjaan  tersebut, dirinya meraup keuntungan Rp50 ribu hingga Rp100 ribu  sehari. Tergantung jumlah pemesan dan persaingan dalam bisnis tersebut.

“Kerjaan ini paling mudah dan cepat dapat duitnya. Dibanding melaut, belum tentu dapat hasil. Apalagi cuaca tidak bersahabat, bisa tidak makan,” tutur Sokin kepada Sumut Pos.
Kapolres Sergai AKBP Arif Budiman SIK melalui Kasat Narkoba Polres Sergai AKP Hendra kepada membenarkan pengkapan terhadap Zainuddin alias Sokin. Penangkapan turut dibantu personil Satpol Air Tanjung Beringin. “Kini tersangka dan barang bukti sudah diamankan guna proses pengembangan,” terang Hendra. (Mag-16)

Kakek Pensiunan AU Ditemukan Tewas di Parit

Korban Mantan Anggota DPRD Tapsel dan Simalungun

MEDAN-PM David Sinaga (70) seorang pensiunan TNI AU dan juga Sekaligus mantan anggota DPRD Tapsel dan Simalungun dari Fraksi ABRI warga komplek Griya Kenanga Asri Blok E no 3 Jalan Setia Budi Kecamatan Medan Sunggal ditemukan tak bernyawa di saluran air ladang jagung tak jauh dari rumahnya, Sabtu (10/3) sekitar pukul 16.30 Wib

Kakek dua anak dan tiga cucu ini sebelumnya pada Rabu (7/3) sekira pukul 16.30 WIB meninggalkan rumahnya yang dihuni sang istri menggunakan baju kaos berwarna putih, celana pendek berwarna coklat, kain sarung kotak-kotak berwarna hitam kecoklatan, sehelai handuk putih kecil, dan sepasang sandal jepit warna coklat tanpa permisi pada istrinya.

Namun hingga malam, pensiunan TNI AU berpangkat terakhir sebagai Letkol ini tidak kunjung pulang, padahal malam sudah begitu larut. Merasa khawatir kedua anak almarhum, dr Marta Sinaga (33) dan Oloan Sinaga (40) Kamis sekira pukul 07.30 Wib melaporkan ayah mereka ke Mapolsekta Medan Sunggal , sembari terus melakukan pencarian di sekitaran komplek dibantu warga sekitar.

Pada Jum’at (7/3) Oloan sudah mempunyai firasat buruk tentang keadaan ayahnya itu, dan pikirannya selalu tertuju pada tanah kosong milik Abraham Basrido Tarigan yang ditanami dengan pohon jagung. Ia pun melakukan penyisiran di lokasi ladang jagung tersebut sepanjang hari, namun hasil yang didapatinya selalu nihil. Tak mau menyerah, selain melakukan pencarian di sekitar komplek serta membuat laporan ke polisi, Oloan juga menerbitkan iklan tentang hilangnya almarhum ke Harian Posmetro Medan yang diterbitkan, Sabtu (10/3).

Akhirnya usaha dari Oloan dan keluarga, serta segenap warga komplek Graha Kenanga Asri tidak sia-sia. Sabtu (10/3) sekitar pukul 16.30 Wib, Oloan yang kembali menyeseri ladang jagung di belakang komplek yang tak jauh dari kediamannya melihat sepasang kaki didalam saluran air di antara semak-semak rerumputan. Merasa curiga dengan apa yang terlihat, memberanikan diri ia berjalan mendekati saluran air itu.

Ternyata yang dilihatnya itu adalah jasad ayahnya David Sinaga yang sudah terbujur kaku dengan tubuh  membusuk. Terbaring sedikit menyamping ke kiri dengan kondisi kepala meninggalkan bekas darah mengering. Diduga terhempas oleh batu berdiameter sekitar 50 centi meter (cm) dan tinggi sekitar 20 cm yang sebahagian besar tertanam di dalam tanah tepat di atas kepala korban saat pertama kali ditemukan Oloan.

Yakin itu adalah jasad ayahnya, Oloan langsung menghubungi pihak Kepolisian Medan Sunggal untuk memberitahukan bahwa ayahnya sudah ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa sembari juga mengabari para warga dan keluarga. “Tiga hari saya cari dia (David Sinaga) sejak pertama kali hilang sampai ketemu sekarang, saya sudah punya firasat buruk kalau ayah saya ini pasti terjadi apa-apa di sini (ladang jagung)”, jelasnya pada Posmetro (grup Sumut Pos).

Selain pernah menjabat sebagai Anggota DPRD periode 1987-1992 di Kabupaten Simalungun dan di Tapsel periode 1992-1997 dan 1997-1999,  oleh salah seorang warga komplek S Manik (60), almarhum dikenal cukup aktif di STM Parsaoran Nauli di sekitaran Jalan Setia Budi dan komplek Griya Kenanga Asri . “Warga mengenal almarhum adalah sosok yang baik dan ramah di lingkungan sekitar, dan dengan kejadian ini kami turut merasa kehilangan juga,” ucapnya.
Berdasarkan info yang berhasil dihimpun di lokasi,  Sabtu (3/3) korban baru saja keluar dari RS Sari Mutiara karena mengalami struk dan penyempitan jantung, selain kondisinya yang mulai pikun karena dimakan usia.

Kapolsek Medan Sunggal, Kompol Budi Hendrawan yang turun ke lokasi ketika dikonfirmasi menjelaskan, “Berdasarkan keterangan dari saksi dan warga sekitar, korban memiliki penyakit struk dan penyempitan jantung yang menyebabkan ia sering melakukan olah raga kecil pagi hari. Dugaan yang muncul saat ini adalah korban tewas karena terpeleset, namun kepolisian akan melakukan visum guna memastikan sebab dari tewasnya korban,” tandasnya.

David Sinaga ditemukan pada Sabtu sekitar pukul 16.30 Wib, namun proses evakuasi selesai hingga pukul 17.30 Wib. Hal ini ditenggarai karena cukup lambatnya tim identifikasi Polresta Medan tiba di lokasi serta kurangnya sarana dan pra sarana yang mendukung untuk mengangkut jenazah dari lokasi ditemukan.

Perdebatan sempat terjadi antara keluarga dengan pihak kepolisian karena lamanya jasad David dievakuasi. Bahkan mobil ambulan yang akan mengangkut jenazah ke RS Pirngadi belum juga datang  meskipun tim identifikasi dari Polresta Medan selesai melaksanakan tugasnya.

Akhirnya sekitar pukul 16.30 Wib, proses evakuasi selesai dilaksanakan, dan jenazah langsung dibawa ke RS Pirngadi diikuti oleh kepolisian serta keluarga untuk dilakukan visum terkait penemuan jasadnya. (cr-3)

Kim Kardashian Dituntut Pemain NBA

WALAUPUN sudah berpisah namun perseteruan Kim Kardashian dan pebasket New Jersey Nets Kris Humpries ternyata masih berlanjut. Kali ini, Kris murka karena Kim menolak untuk mengembalikan hadiah pernikahan yang telah diberikan tamu undangan.

Dilansir dari Aceshowbiz, hadiah yang diterima Kim saat menikah dengan Kris tahun lalu rupanya begitu berarti baginya. Karenanya, alih-alih mengembalikan barang itu pada para tamu, dia lebih memilih untuk mendonasikan uang dalam jumlah besar. Hal itulah yang rupanya sangat ditentang oleh Kris.

“Kris selalu berpikir bahwa mereka harus mengembalikan hadiah-hadiah itu pada orang memberikannya. Kris menghormati keputusan Kim untuk mendonasikan uang, dia pun senang dengan keputusan Kim. 100 persen Kris menganggap itu ide hebat, tapi tetap saja Kim harus mengembalikan hadiah itu,” ungkap salah satu sumber pada TMZ.

Kim sendiri dilaporkan telah menandatangani cek senilai $200.000 (hampir Rp2 miliar) untuk disumbangkan pada The Dream Foundation. Tujuan Kim melakukan itu tak lain adalah untuk memberikan penghormatan pada para tamu undangan yang telah memberikan hadiah indah dan penuh makna saat pernikahan mereka.

Dengan dana yang nilainya mencapai dua kali harga hadiah yang diterima Kim dan Kris saat pernikahan tersebut, yayasan akan melebarkan sayap untuk membantu orang-orang yang mengalami kelainan syaraf. Cara itu dirasa Kim paling tepat untuk menunjukkan rasa terima kasihnya. (bbs/jpnn)

LA Lakers Hibur Pertunangan Lil Wayne

BULAN lalu, pasangan Lil Wayne dan Dhea Sodano sempat membuat pernyataan yang membuat publik berspekulasi bahwa mereka telah menikah. Belum lagi sempat memberikan konfirmasi, pasangan ini malah pamer cincin di depan publik.

Seperti dilansir dari Dailymail, pasangan tersebut tampak enjoy menikmati pertandingan basket di Los Angeles pada Minggu (4/3) lalu. Dalam pertandingan tim LA Lakers dan Miami Heat di Staples Center tersebut, sebuah cincin berlian tampak melingkar di jari Dhea. Hal itulah yang membuat publik semakin yakin bahwa keduanya memang telah bertunangan.

Pasangan tersebut telah mulai menjalin hubungan sejak tahun 2011 lalu. Rumor yang beredar, Lil Wayne telah melamar kekasihnya pada hari Valentine lalu. Hal itu terlihat dari kata-kata ‘She said yes!’ yang tiba-tiba ditulis Lil lewat twitter.

Namun demikian, Lil sempat mengelak soal berita pertunangan tersebut. Maksud dari kata yang ditulisnya tersebut bukan karena Dhea menikah dengannya, melainkan karena dia setuju untuk menjadi kekasih Lil. Namun sumber lain tetap bersikukuh bahwa mereka memang telah bertunangan.

Lil sendiri sebelumnya telah menikah dengan sejumlah wanita, seperti Antonia Johnson, Lauren London dan Nivea. Dari seluruh pernikahannya, Lil telah dikaruniai empat orang anak.  (net/jpnn)

Menunggu Efek Domino Bandara Kualanamu

Irfan Mutyara berulangkali resah dengan kelambanan Pemprovsu. Bukan cuma gregetan karena Sumut lambat mendapatkan bandara baru berkelas internasional.
Tapi lebih dari itu. Pertumbuhan investasi di sekitar area bandara internasional Kualanamu dipastikan akan melambat. Jika kelak beroperasi Ketua Kadinda Sumut ini yakin segudang potensi bisnis- dari skala retail, UKM, hingga megabisnis- akan memicu pertumbuhan ekonomi di Deli Serdang dan wilayah  sekitarnya. Efek domino pengembangan bandara ini yang ditunggu banyak kalangan sebetulnya.

‘’SEJATINYA kita satu visi jika bandara cepat beroperasi, itu akan mendorong minat investor menanamkan modal di berbagai sektor di antaranya sektor jasa perhotelan, restoran, transportasi, dan perdagangan,’’ ungkap Irfan.
Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) Sumut yang dinakhodainya berulangkali mengingatkan Permprovsu agar proaktif menyelesaikan masalah sosial yang menghambat pembangunan. Sebagai contoh dalah kendala pembebasan lahan untuk pembangunan areal bandara dan akses jalan ke bandara. Ia mengingatkan lagi, soal-soal nonteknis seperti itu semestinya cepat ditangani Pemprovsu.

‘’Urusan itu kan jangan sampai  melibatkan pemerintah pusat lagi. Cukuplah pusat memikirkan anggaran dan mengurusi teknis pembangunannya. Tak perlu mereka turun tangan mengurusi strategi pembebasan lahan. Ini yang bikin pengerjaan bandara dan infrastrukturnya tak sesuai target waktu,’’ tukas Irfan.

Persoalan infrastruktur adalah urusan krusial dalam pertumbuhan ekonomi daerah dikuatkan  pengamat ekonomi Universitas Negeri Medan (Unimed) M Ishak. Dia yakin bila pemerintah serius mengatasi persoalan infrastruktur, perekonomian bisa tumbuh 5 persen per tahun.

“Peningkatan ekonomi yang bisa tercapai tidak tanggung-tanggung, bisa mencapai 5 persen. Sekarang saja, kita sudah tumbuh 3-4 persen apalagi kalau infrastruktur dibangun,” jelasnya.

Menurut Ishak, memang infrastruktur bukan permasalahan utama dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tapi sebagai sektor pendorong untuk memperlancar berbagai kegiatan, maka sangat diperlukan dalam perbaikan sarana tersebut.
Dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi, pemerintah dan pelaku usaha besar harus bisa merangsang geliat ekonomi, baik di perkotaan maupun pinggiran. Pengusaha berani mengembangkan investasi ke bidang lain di pedesaan dan pemerintah memberi kemudahan dalam perizinan dan kemudahan modal.

“Infrastruktur sebagai sarana memperlancar mobilitas kegiatan ekonomi. Dan ini merupakan salah satu pendorong selain kebijakan pemerintah dan keberanian pelaku usaha dalam mengembangkan bisnisnya,” katanya.
Desakan atas penggesaan infrastruktur bandara Kualanamu bukan tak disadari Pemkab Deli Serdang sebagai ‘’empunya’’ wilayah. Sebetulnya rencana pembangunan kawasan di sekitar bandara Kualanamu, Pemkab Deli Serdang masih menunggu sinyal pemerintah pusat.

Ditemui di ruang kerjanya pekan ini, Kepala Badan Perencanan Pembangunan Daerah (Bappeda) Irman Dj Oemar mengaku masih menunggu sinyal.

‘’Masih banyak peraturan terkait tata ruang dan wilayah yang harus disinkronkan dengan Pemprovsu dan pemerintah pusat. Ini agar rencana pengembangan pembangunan sinkron seluruhnya,’’ ujar Irman.
Kendati begitu, lanjutnya, sederet persiapan sembari menanti sinyal sudah dikerjakan. Misalnya, Pemkab Deli Serdang sudah menyiapkan draft Ranperda Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Deli Serdang. Targetnya draft itu segera dikirim ke DPRD Deli Serdang untuk dibahas.

Jika RTRW Deli Serdang dan provinsi tuntas, Irman menyatakan, keduanya akan diselaraskan dengan Peraturan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP). Sebab tanpa dua instrumen itu kawasan di sekitar bandara pasti rawan bermasalah.

”Kita tahu bersama investor itu butuh hukum yang pasti. Jangan sampai suatu kawasan mulai dibangun baru terbit aturan bahwa itu masuyk kawasan berbahaya untuk penerbangan, atau kawasan hutan lindung. Hal-hal yang kayak gini yang bikin investor malas datang ke sini,’’ tukasnya.

Irman optimistis pengoperasian bandara Kualanamu akan menumbukan ekonomi di sekitar kawasan bandara. Perubahan struktur masyarakat dari masyarakat desa menjadi perkotaan tidak dapat dielakkan.
”Tentu akan terjadi efek domino pertumbuhan ekonomi dan industri lainnya di sini,” dia menguatkan.

Begitupun Irman melihat pertumbuhan bangunan di kawasan Deli Serdang amat gencar, khususnya sektor perumahan. Sejumlah developer, baik kecil maupun besar, terus ekspnasi mengembangkan bisnis properti mereka di akses-akses jalan menuju bandara. Coba Anda sempatkan berjalan-jalan ke arah jalan masuk bandara di Pantai Labu. Di ruas Jalan Bakaran Batu, Anda akan dapati deretan ruko baru di kiri dan kanan jalan.
”Pertumbuhan seperti ini ibarat hukum alam dalam ekonomi. Ada gula ada semut. Tak lama lagi banyak bisnis beralih ke sini. Tentu saja developer mengintip peluang ini,” ungkap Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemkab Deli Serdang, Agus Ginting.

Dari pantauan Sumut Pos pada akhir pekan lalu, tak cuma deretan ruko, di ruas jalan menuju bandara Kualanamu sudah pula RSU Swasta Patar Asih dengan kapasitas ratusan ruang inap, Minimarket juga ikut-ikutan tumbuh bak cendawan di musim hujan. Tempat kos-kosan buat pekerja yang datang dari Pulau Jawa ikut memberikan nilai tambah ekonomi bagi warga sekitar. Efek ekonomi ini ditambah dengan pembangunan stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) di ruas jalan Pantai Labu.

Tak cuma itu, di wilayah Batang Kuis yang direncanakan sebagai pintu gerbang bandara terus ditumbuhi properti. Di sana berdiri puluhan kawasan pemukiman baik bagi konsumen berkantong pas-pasan maupun kalangan ‘’berduit’’. Nasib Silitonga, salah seorang pengembang di wilayah Batang Kuis, yakin kawasan itu amat prospektif mengingat jaraknya yang relatif dekat dengan Medan dan Kota Lubuk Pakam.
”Konsumen di sini umumnya berinvestasi untuk second home. Biasanya dipakai di akhir pekan. Pembelinya sudah punya rumah di Medan. Kalau bandara sudah dioperasikan bisa disewakan kepada perusahaan yang punya kepentingan dengan pengelolaan bandara,” ujarnya.

Efek domino Bandara Kualanamu jelas berimplikasi pada harga lahan di Batang Kuis. Jika dulu harga satu rantai atau 400 meter persegi hanya Rp10 juta, kini bergerak ke angka Rp50 juta hingga Rp80 juta.
“Dari sisi ekonomi, keberadaan Bandara Kualanamu akan banyak memberi kontribusi bagi Deli Serdang,” kata anggota Komisi D DPRD Deli Serdang, Sofyan Sauri.

Menurut dia, banyak retribusi yang bisa diperoleh untuk mendongkrak PAD Deli Serdang dari keberadaan bandara baru di Kualanamu. Sofyan menambahkan DPRD Deli Serdang telah pula mewacanakan penerbitan peraturan daerah (Perda) tentang bagi hasil atas penerimaan parkir dan tarif pelayanan jasa penumpang pesawat udara atau airport tax.

Sebelum rancangan Perda bagi hasil parkir dan airport tax disusun, lanjut Sofyan, pihak DPRD dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deli Serdang perlu terlebih dulu mendiskusikan wacana tersebut dengan PT (Persero) Angkasa Pura II selaku pengelola Bandara Kuala Namu dan instansi pemerintah terkait di tingkat pusat.

Dikatakannya, wacana penerbitan Perda tentang Bagi Hasil atas Jasa Pelayanan Parkir dan Penumpang di bandara Kualanamu cukup realistis dan relevan bila dikaitkan dengan Undang-Undang 32 Tahun 2003 tentang Otonomi Daerah.
“Kami optimis wacana bagi hasil atas penerimaan parkir dan airport tax akan mendapat respon positif dari PT Angkasa Pura II dan pemerintah pusat,” ujar politisi dari Partai Demokrat itu.
Jika rencana penerbitan Perda kelak terealisasi, menurut Sofyan, Pemkab Deli Serdang dipastikan memperoleh tambahan PAD dalam jumlah signifikan.
“Penambahan PAD dari bandara itu  semakin mendukung upaya percepatan pembangunan yang berorientasi kepada perbaikan kesejahteraan rakyat di Deli Serdang,” katanya.  Semoga saja! (valdesz/Batara)

Ketua Kadinda Sumut Irfan Mutyara: Kualanamu itu Kunci MP3EI

Keberadaan Bandara Kualanamu dinilai sangat besar manfaatnya bagi perkembangan perekonomian Kota Medan, Deli Serrdang, dan daerah lainnya di Sumatera Utara. Untuk itu percepatan penyelesaian Kualanamu menjadi tanggung jawab seluruh instansi terkait. Jangan sampai kelambanan Pemprovsu membuat seluruh target atas dampak ekonomi yang muncul dari pembangunan bandara menjadi terkendala. Seperti apa sebetulnya efek ekonomi dari banadra Kualanamu ini? Berikut petikan wawancara wartawan Sumut Pos Valdesz Junianto dengan Ketua Kadinda Sumut Irfan Mutyara di kantor Kadinda Sumut, Selasa (6/3). Berikut petikannya.

Apa target ekonomi paling dekat dari beroperasinya Kualanamu?  

Dengan beroperasinya Bandara Kuala Namu akhir 2012 di Sumut, Sei Mangke ditetapkan sebagai bagian dari Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Pemerintah sudah meluncurkan program MP3EI yang diharapkan bisa mengundang investasi senilai Rp4.000 triliun. Peluncuran MP3EI ini ditandai dengan dimulainya proyek-proyek besar yang pencanangannya akan dipusatkan pada empat lokasi, yaitu Sei Mangke, Sumatera Utara, Cilegon, Lombok Timur (Nusa Tenggara Barat), dan Timika Papua dengan pembangunan 17 proyek besar.

Seperti apa gambarannya?

Proyek ini dilakukan secara bertahap dan konektifitas kawasan Sei Mangke ke Bandara Kualanamu harus ada akses khusus. Sebab di lokasi itu direncanakan dibangun proyek pembangunan Kawasan Industri Kelapa Sawit Sei Mangke oleh PTPN III. Pelaksanaan mega proyek ini membutuhkan kerja sama antara akademisi dan pemerintah. Jadi pembangunannya sesuai dengan yang diharapkan. Seminarnya juga sudah dilaksanakan.

Kadinda sendiri melihat seperti apa perkembangan Kualanamu?

Ya kalau dibilang jelas lari dari target waktu. Semuanya molor. Ini akibat ketidakmampuan kita menyelesaikan masalah-masalah nonteknis. Misalnya saja pendekatan sosial soal pembebasan lahan untuk infrastruktur. Ini membuat pembangunan menjadi terputus-putus dan tidak sinkron. Kalau mau cepat ya, kita harus kompak. Seluruh elemen harus bekerja dan kompak.

Deskripsinya seperti apa memang? 

Begini, pembangunan jalan tol Medan-Kualanamu itu proyek tol sepanjang 60 kilometer yang akan melalui rute Medan-Lubuk Pakam-Kualanamu hingga Tebing Tinggi. Proyek ini salah satu proyek prioritas yang diserahkan pelaksanaannya kepada Kementerian Pekerjaan Umum. Pembagiannya, pemerintah melaksanakan bagian dari Medan-Lubuk Pakam-Kuala Namu sepanjang 24 km, dengan kebutuhan lahan sebesar 197,94 hektare dan nilai investasi sekitar Rp1,75 triliun. Sementara dari Kuala Namu hingga Tebing Tinggi sepanjang 36 kilometer dengan kebutuhan lahan 243,59 hektare dan nilai investasi Rp 2, 6 triliun.

Terus kendalanya? 

Saat ini realisasi pembebasan tanah di ruas tol Medan-Kualanamu mencapai 46,47 persen atau sekitar 95,58 hektare dari toal kebutuhan luas lahan 206,27 hektare. Artinya, masih ada sekitar 110 hektar lahan lagi yang harus dibebaskan di ruas tol tersebut. Ini kan sedang dikebut saat ini.

Soal infrastruktur ini kayaknya berat sekali ya?

Betul. Padahal ini sesungguhnya faktor krusial bila kita bicara poin pertumbuhan ekonomi. Kami berulangkali mendesak Pemrovsu dan Pemkab Deli Serdang agar lebih serius membangun infrastruktur. Apalagi itu merupakan rekomendasi utama dari hasil rapat pimpinan nasional (rapimnas) di Jakarta beberapa waktu lalu. Pembangunan infrastruktur merupakan rekomendasi utama yang disampaikan Kadin kepada pemerintah pada rapimnas. Sampai saat ini infrastruktur masih menjadi masalah utama peningkatan perekonomian dan investasi di Indonesia, tidak terkecuali Sumut. Infrastruktur masih menjadi kendala pengembangan ekonomi. Apabila hal itu tidak juga dibenahi tahun ini dikhawatirkan akan sulit peningkatannya ke depan.  Cukuplah pusat memikirkan anggaran dan mengurusi teknis pembangunannya. Tak perlu mereka turun tangan mengurusi strategi pembebasan lahan. Ini yang bikin pengerjaan bandara dan infrastrukturnya tak sesuai target waktu.

Apakah tidak terlambat sekali dibenahi?

Saya pikir tak ada kata terlambat. Peningkatan infrastruktur sangat memungkinkan dilakukan tahun ini karena pemerintah pusat mengalokasikan dana sebesar 300 miliar dollar AS dari APBN. Dana itu seluruhnya dialokasikan untuk perbaikan infrastruktur, baik untuk transportasi darat maupun laut. (*)

Pemerkosaan Hak Wanita Berbusana

Olla Ramlan

Bila diberlakukannya aturan melarang ada rok mini di DPR malah tambah jeblok citra DPR sendiri. Jadi bukti ketidakbecusan DPR mengurus rakyat. Lho kok begitu?

“Untuk urusan rok mini, tergantung pikiran manusianya saja. Kalau memang pikiran dari manusia itu nggak kotor dan mikir yang tidak-tidak, ya nggak akan terjadi masalah. Aku mohon pikirin rakyat, jangan rok dong,” jawab Olla Ramlan.
Pernyataan Ketua DPR Marzuki Alie soal etika dan rok mini justru dianggap Olla sebagai pemerkosaan hak kebebasan perempuan dalam berpakaian.

“Tiap perempuan kan punya kepribadian. Kita nggak bisa paksa dong harus merubah sifat kayak berpakaian. Siapa saja orang berhak pakai baju terbuka atau tertutup. Kalaupun pakai baju agak seksi, kan tuntutan jaman. Aku yakin yang pakai baju itu nggak mau mengeksploitasi tubuhnya. Masalahnya banyak cowok yang pikirannya nggak jernih,” tuturnya.

Kalaupun perempuan sudah pakai celana panjang, presenter cantik ini ragu akan menyelesaikan persoalan yang dimaksud pimpinan DPR. Toh pimpinan DPR itu juga masyarakat umum. Cuma beda jabatan saja.
“Kalau pakai rok pendek, tapi bisa jaga diri, jauh lebih baik. Daripada tertutup tapi nyengsarain rakyat,” sindir ibu satu anak itu.

Olla menantang sebagian anggota DPR yang menuding anggota DPR dari kalangan artis sebagai biang jebloknya citra DPR.
“Seharusnya mereka ngaca diri. Apa yang dilakukan buat rakyat. Mungkin sifat normal perempuan yang fashionable dan cocok pakai rok pendek disana. Itu kan sah-sah saja,” terangnya. (ins/jpnn)

Julia Perez Seksi kok Dipermasalahkan

Pro dan kontra tentang larangan memakai rok mini disambut artis yang selalu tampil seksi, Julia Perez (Jupe). Pelantun Belah Duren itu tidak setuju dengan adanya larang wakil rakyat memakai rok mini.
“Mungkin gara-gara rok mini harga BBM naik. Aya-aya wae nih. Seksi bawa upeti Rp2 miliar boleh masuk dong,” sindir Jupe.

Jupe mengaku heran mengapa perempuan jadi sebab menurunnya citra wakil rakyat. Apalagi sebelumnya wanita ramai diberitakan jadi sebab maraknya kejahatan pemerkosaan.
“Heran. Kenapa selalu cewek jadi korban. rok dipermasalahkan. Padahal kalau korupsi itu akibat otak-otak mereka yang sok suci,” jelasnya.
Mati-matian Jupe menolak aturan rok mini di DPR karena dianggapnya itu berlawanan dengan aspirasi masyarakat umum.

“Aku kan cuma rakyat biasa, anggap saja ini wujud jeritan masyarakat yang kecewa sama kerja mereka. Penting nggak sih mikirin rok, daripada kepentingan pokok,” sindirnya.
Jupe yang baru gagal menikah ini lantas mempertanyakan hubungan rok mini dengan seksi yang berpotensi mengundang kejahatan.

“Kenapa sih seolah-olah seksi it’s a killer. Di Indonesia kayanya paling diharamkan itu seksi. Padahal seksi itu beragam kategori,” imbuhnya.
Baginya wajar kalau anggota DPR pakai rok mini. Apalagi yang berlatar belakang artis. Susah bagi mereka merubah gaya berpakaian.

“Mereka itu bekas artis. Jadi pada tau lah berpakaian elegan, rapi tapi tetap seksi. Aku pikir masih wajar kok. Toh busana mereka masih wajar. Rok mini itu dibuat buat tonjolin keindahan tubuh wanita. Kalau ditentang, berarti nentang Tuhan yang ciptain tubuh mereka dong,” ucapnya. (ins/jpnn)