24 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 14107

17 Nama Ramaikan Pilgubsu

Masih 419 Hari Lagi, Nama Bakal Calon Bermunculan

MEDAN-Pelaksanaan Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) 2013 masih 419 hari lagi, namun bakal calon mulai ramai dibicarakan. Dari data yang dihimpun Sumut Pos dari berbagai sumber di masyarakat, sedikitnya ada 17 nama yang digadang-gadang akan maju menuju BK 1.

Yang cukup mengejutkan, dua tokoh nasional yang tengah menduduki kursi empuk sebagai menteri dan ketua partai tingkat nasional, juga diperhitungkan akan maju pada Pilgubsu 2013. Mereka adalah Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Tifatul Sembiring serta Ke tua DPP PPP yang juga mantan Menteri Kehutanan MS Kaban. Dan tentu saja, Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu Gatot Pujo Nugroho diduga kuat juga akan masuk menjadi salah satu kandidat, sebagai incumbent.

Menyangkut hal itu, Anggota Komisi A DPRD Sumut dari Fraksi PKS Rauddin Purba yangn dikonfirmasi Sumut Pos di Gedung Dewan, terkait rencana majunya Gatot dan Tifatul Sembiring, mengelak dan me ngaku tidak mengetahui hal itu. “Kami belum ada rapat dan mendengar hal itu,” jawab Kamis (12/1).

Saat disinggung, sebagai kader partai, biasanya informasi-informasi seperti itu mudah mengaksesnya. Apalagi, kedua sosok (Gatot dan Tifatul) tersebut adalah kader PKS, Rauddin hanya tersenyum dan kembali mengaku tidak mengetahui hal itu.

Nama lain adalah Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Rahmat Shah, Parlindungan Purba, dan Prof Dr Darmayanti Lubis. Rabu (11/1) lalu, Rahmat Shah sempat mengatakan siap jika memang rakyat Sumut menghendakinya. Pun, siap maju ketika tak ada lagi tokoh yang mempunyai misi untuk memajukan Sumut.

Sedangkan itu, Anggota DPD RI Parlindungan Purba yang dikonfirmasi mengenai hal itu menyatakan, dirinya saat ini lebih nyaman menjadi anggota DPD RI. “Saya belum kepikiran ke situ. Masih nyaman memperjuangkan hak-hak rakyat,” katanya.

Kemudian beberapa anggota DPRD Sumut juga diprediksi ikut meramaikan yakni, Kamaluddin Harahap dan John Hugo Silalahi yang juga mantan Bupati Kabupaten Simalungun. Selanjutnya dari kalangan Anggota DPR RI muncul nama Chairuman Harahap dan Tri Tamtomo.

Kalangan dari unsur TNI/Polri juga santer dibicarakan yaitu Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro serta Panglima Komando Strategi Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal (Letjend) AY Nasution. Tak ketinggalan merebak juga sejumlah kepala daerah di Sumut yang disinyalir akan unjuk gigi antara lain Bupati Serdang Bedagai HT Erry Nuradi dan Bupati Langkat Ngogesa Sitepu.

Menariknya, senada dengan informasi yang di dapat masyarakat, Wakil Ketua DPRD Sumut Chaidir Ritonga mengatakan calon-calon tersebut cukup menjanjikan untuk maju. Bahkan, Chaidir memetakan tokoh-tokoh itu dalam tiga bagian. Pertama latar belakang sipil yakni, Gatot Pujo Nugroho, Ketua Komisi II DPR RI Chairuman Harahap, dan Anggota DPD RI Rahmat Shah.

Untuk tokoh berlatar belakang TNI/Polri antara lain Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro, Pangkostrad Letjen AY Nasution, dan Mantan Pangdam Bukit Barisan Mayjend TNI Tritamtomo yang saat ini menjadi anggota DPR RI.

Kemudian dari unsur tokoh masyarakat, Chaidir menyebutkan antara lain, Menteri Kehutanan MS Kaban dan Menkominfo Tifatul Sembiring. “Yang menurut saya feasible (layak, Red) dan suitable (cocok, Red) adalah tokoh-tokoh itu,” cetusnya.

Bagaimana dengan sosok Bupati Serdang Bedagai (Sergai) HT Erry Nuradi, Ketua DPD Demokrat Sumut HT Milwan, Anggota DPD RI Parlindungan Purba, serta Bupati Langkat Ngogesa Sitepu?

“Kalau Bupati Langkat Ngogesa Sitepu, saya dengar ada yang mendorongnya untuk maju. Namun untuk saat ini lebih baik ke kursi orang nomor dua dulu,” paparnya.

Terkait Pilgubsu 2013, pengamat politik dari Universitas Sumatera Utara (USU) Ridwan Rangkuti memprediksi, ada beberapa faktor yang memungkinkan kandidat untuk menang. Faktor yang dimaksud antara lain, masalah sosok atau figur, kemudian masalah finansial, dan perahu politik. “Untuk Pilgubsu nanti, siapa yang punya uang banyak peluang menangnya relatif lebih besar. Karena proses pemilu tidak terlepas dari citra permainan uang atau money politik. Turut mempengaruhi adalah kendaraan politiknya. Siapa yang pakai partai politik besar juga akan berpeluang besar menang. Kemudian sosok atau figur. Jadi kalau tidak melalui partai besar, dan tidak punya uang serta figur yang tidak terkenal lebih baik tidak usah mencalonkan daripada rugi nantinya,”

Berdasarkan rancangan tahapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut, hari H pelaksanaan pemungutan suara Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) 2013 akan jatuh pada 7 Maret 2013. Penetapan tanggal ini ternyata masih menjadi polemik yang menarik. Chaidir Ritonga kepada Sumut Pos menyangkal secara tegas, pernyataan Ketua KPU Sumut Irham Buana yang menyatakan Chaidir tidak paham dengan UU.
“Siapa sebenarnya yang tidak paham. Saya atau dia?” katanya.

Dijelaskannya, berbicara mengenai pelaksanaan pemilu baik presiden maupun kepala daerah berakar pada Pancasila, yang menjadi sumber dari segala sumber hukum yang ada. Mengenai Pilgubsu khususnya pada Sila ke 4 Pancasila yang berbunyi, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
“Artinya, dalam sila itu menegaskan dan menyatakan, proses tata negara dipilih melalui perwakilan,” tukasnya.
Ditambahkannya, berdasarkan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 setelah amandemen 4 kali menerangkan secara eksplisit, hanya pemilihan presiden yang dilakukan pemilihannya secara langsung oleh rakyat. Untuk pemilihan kepala daerah, tidak menerangkan itu secara eksplisit. “Bila itu dipahami, harusnya tugas KPU jangan berorientasi mencari pembenaran pilkada langsung adalah yang terbaik. Harusnya KPU mampu menjelaskan, hirarki pelaksanaan pilkada itu, bukan masuk pada soal teknis yang mengabaikan atau menyembunyikan substansi itu,” pungkasnya.(ari)

19 Pejabat Dishub Medan Digilir Kejatisu

Dugaan Korupsi Retribusi Parkir Rp24 M

MEDAN-Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) mengintensifkan pengusutan dugaan korupsi retribusi parkir di Dinas Perhubungan (Dishub) Medan. Sejauh ini penyidik telah memeriksa 19 pejabat Dishub Medan, termasuk Kadishub Medan, Syarif Armansyah Lubis alias Bob, dan Kabid Perparkiran, Fahmi Harahap.

“Selain mengumpulkan data, kita juga telah memeriksa 19 orang dalam perkara tersebut. Semua diambil keterangannya sebagai saksi karena terlibat langsung atau mengetahui aliran dana retribusi parkir itu,” ujar Kepala Seksi Penyidikan Pidana Khusus (Kasidik Pidsus) Kejatisu, Jufri Nasution SH, kepada Sumut Pos, Kamis (12/1).

Sebagaimana berita sebelumnya, dugaan korupsi retribusi parkir Dishub Medan 2010-2011 senilai Rp24 miliar lebih mulai diusut Kejatisu. Pasalnya, dalam laporan  pencatatan penerimaan PAD retribusi parkir 2011 sebesar Rp32 miliar, namun fisik PAD yang masuk ke kas daerah hanya Rp10,6 miliar. Sementara pada 2010 dicatatkan penerimaan mencapai Rp16 miliar, namun yang masuk ke kas daerah hanya Rp12 miliar.

Jufri mengatakan, pihaknya memeriksa dua orang dari masing-masing bagian di Dishub Medan. Dimulai dari juru parkir (jukir), pengawas, kepala seksi, bendahara pembantu, bendahara penerimaan, bendahara besar, kabid perparkiran dan kepala dinasnya. “Bagian-bagian ini kita periksa masing-masing dua orang,” terangnya.

Menurutnya, pengusutan kasus ini masih panjang. Pihaknya masih mencari nilai kerugian negara yang sebenarnya dan bukti-bukti permulaan yang mendukung. Setelah hal itu terpenuhi, baru kasus tersebut ditingkatkan dari penyelidikan ke penyidikan. “Yang akan kita ungkap itu, dari hasil parkir apakah mereka mereka setorkan atau direalisasikan ke PAD atau tidak dengan cara mencocokan dari jumlah penerimaan riil di lapangan dengan yang disetorkan ke kas,” terangnya.

Saat ditanya kapan kasus ini ditingkatkan statusnya ke penyidikan, Jufri hanya secara diplomatis menjawab, pihaknya belum ada mengambil kesimpulan. Pasalnya, masih banyak saksi yang belum diperiksa. “Sejauh ini belum ada kesimpulan, karena belum semua pihak diperiksa,” tambahnya. (rud)

Solo Punya Mobil, Sumut Hasilkan Netbook

Geliat Karya SMK

SMK Negeri 2 Surakarta (Solo) berhasil mengangkat karyanya yang berupa mobil ke tingkat nasional.  Bagaimana dengan perkembangan SMK di Sumut?
SMK di Sumut memang belum menghasilkan karya berupa mobil, namun bukan berarti tidak berkarya (sebagian karya lihat grafis). Buktinya SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Deli Serdang mampu membuat sesuatu yang membanggakan.

Ribuan netbook telah mereka hasilkan dengan merek SMK Zyrex. “Mereka hanya membutuhkan waktu tak kurang dari 15 menit untuk merakit satu unit. Baik itu netbook maupun PC,” ungkap Atan Barus sang technical support sekaligus guru SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan, Kamis (12/1).

Atan yang saat diwawancari bersama Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan, Kasni, menjelaskan sedikitnya sudah hampir 5000 netbook dan PC yang berhasil dirakit. Yang terbanyak pada Tahun Pelajaran (TP) 2010/2011 lalu, dengan hasil rakitan yang mencapai 2.836 unit netbook. Sedangkan, pada awal kerja sama yang dilakukan dengan Kemendikbud (saat itu Kemendiknas) dan produsen netbook serta PC Zyrex, pada 2008 lalu, hanya menghasilkan ratusan netbook saja.

Tahun demi tahun SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan terus dipercaya oleh Kemendikbud untuk meng-counter proyek rakit netbook ini hingga TP 2010/2011 dengan nama produk ‘SMK Zyrex.’ Sedangkan untuk TP 2011/2012, sekolah ini tetap dipercaya, namun untuk produsen netbook dan PC yang lain, yakni Mugen.

Sekadar informasi, pada TP 2011/2012 ini yang kini mendapatkan proyek ‘SMK Zyrex’ ini ada tiga daerah yakni Binjai, Tebing Tinggi dan Padang Sidimpuan. Hal ini dikembangkan ke beberapa daerah karena Sumut sudah dianggap mapan untuk menghandle proyek tersebut secara berkesinambungan. Tentunya berkat kepercayaan yang dibayarkan oleh SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan yang menunjukkan hasil yang cukup baik.
Awalnya, pada 2007 lalu Kemendikbud mengumpulkan wakil-wakil SMK dari 33 provinsi di Indonesia. Hal ini untuk menentukan SMK mana yang mampu meng-handle proyek tersebut dari 33 wakil SMK yang juga sudah dianggap mapan menangani perakitan netbook ini. Pilihan akhirnya jatuh ke sekolah yang berada di Kabupaten Deli Serdang Sumut ini.

“Ke mana dan siapa yang akan menerima produk tersebut, mereka (Kemendikbud, Red) yang menentukan. Selama ini netbook dan PC yang kami hasilkan tersebar ke 604 SMK yang ada di Sumut,” tutur Kasni.

Tidak hanya SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan, lewat produk SMEKTRI, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 3 Medan malah mampu melahirkan produk-produk inovatif dalam usahanya merambah dunia pasar. Produk yang dihasilkan ada dalam sembilan item yang berbeda (lihat grafis). “Berawal dari dua item produk yang dilahirkan siswa, kini setidaknya telah banyak produk yang mereka buat lewat bimbingan guru. Bahkan dengan kemasan yang sangat baik produk yang dibuat oleh siswa ini mulai merambah pasar,”ungkap Dra Yasmurni Zebua, salah seorang guru pembimbing sekaligus ketua unit produksi SMKN3 Medan.

Untuk membuat beberapa produk, para siswa harus melewati proses penelitian terlebih dahulu di laboratorium sekolah tersebut. Hasilnya, SMKN3 Medan elah memiliki izin dari Dinas Kesehatan Kota Medan.

“Meskipun jumlahnya tidak terlalu besar, namun para para siswa setidaknya sudah diajarkan untuk bisa mandiri dan menghasilkan karya yang inovatif,” tambahnya.

Lain lagi dengan SMKN 2 Medan. Sekolah kejuruan ini dipercaya merakit mesin Computer Neumerical Control (CNC) untuk jenis mesin milling dan late. SMKN 2 Medan dipercayakan untuk merakit 32 unit mesin CNC yang terdiri dari mesin late 20 unit dan 12 unit mesin milling yang didatangkan langsung oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud) untuk dirakit. Ke-32 mesin yang telah selesai dirakit ini rencananya akan disalurkan keberapa sekolah yang telah direkomendasikan oleh Kemendikbud. Selain Mesin MNC, siswa sekolah juga berhasil menciptakan karya inovatif lainnya. Hal ini diungkapkan pembimbing sekaligus ketua program teknik permesinan Azwar, didampingi Sembiring selaku pembimbing lainnya. Karya yang diciptakan yakni alat cuci tangan otomatis. Ya, meskipun beberapa komponen harus dibeli, namun apa yang mereka lakukan cukup kreatif. Dengan memanfaatkan sensor cahaya para siswa mampu menggerakan motor yang dapat mengeluarkan air secara otomatis tanpa harus disentuh.

Selain alat cuci tangan otomatis, siswa SMKN2 Medan ternyata juga mulai menciptakan sebuah alat pendeteksi gempa dengan alat yang sangat sederhana. Hanya dengan mengikat sebuah penyeimbang dan kayu sebagai penyangga serta komponen lainnya, para siswa mencoba memanfaatkan sensor getaran yang nantinya akan ditangkap alat tersebut dan akan memberikan peringatan lewat suara bel yang akan berdering keras. Lalu, bagaimana dengan SMK Bisnis Manajemen (BM) Panca Budi 2 Medan. Ternyata sekolah ini melalui program jurusan tambahannya sudah menjalin kerja sama dengan pihak Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi Sumut. Dari program keahlian pilihan Tata Boga, SMK ini telah menjalankan unit produksi Juman Bakery dan Juman Cathering. Untuk Juman Cathering beroperasi di dapur sekolah, sedangkan Juman Bakery beroperasi di toko tepat di depan kompleks Yayasan Panca Budi Jalan Gatot Subroto Medan. “Hal ini dimaksudkan untuk membantu pemerintah memvariasikan penggunaan bahan baku pangan selain beras,” tutur Kepala SMK Panca Budi 2 Medan Daruri Khairuddin.

Jika SMK Panca Budi 2 lebih ke bidang pangan, SMK Immanuel malah sibuk terlibat dengan pesawat. Bahkan, dengan talenta yang dimiliki siswanya, Pembantu Kepsek I Bidang Kurikulum Benni Tarigan malah yakin bisa menyaingi hingga melebihi keberhasilan SMKN 2 Solo.

“Jika pemerintah daerah maupun kota bisa berperan lebih banyak dalam hal-hal seperti ini, saya rasa kita bisa menyamai prestasi anak-anak di Pulau Jawa sana. Bahkan, lebih baik. Kalau didukung secara serius, bukan tak mungkin kita bisa memproduksi pesawat terbang kan? Seperti siswa SMK di Solo yang sudah bisa merakit mobil,” tukasnya.

Sehari-hari, praktik siswa SMK Immanuel ini, khususnya di jurusan teknisi pesawat, pihak sekolah juga mendukung penuh. Seperti memberikan bahan praktik langsung sebuah pesawat untuk dianalisis. “Jenis pesawatnya Piper Navajo, dulunya milik maskapai penerbangan lokal SMAC. Nomor penerbangannya juga ada, yakni PK ZAK, ini membuktikan pesawat ini sudah pernah digunakan untuk transportasi dulunya,” terang Benni.
Benni berharap, pemerintah daerah maupun kota bisa menanggapi serius kemampuan siswa-siswa di daerah. Dengan begitu potensi dari anak-anak tak terbuang ke luar daerah. “Harusnya pemerintah bisa melihat celah kesuksesan itu dari sekarang,” katanya. (saz/uma)

SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Deli Serdang

Bekerja sama dengan produsen netbook Zyrex dan menelurkan merek SMK Zyrex untuk PC dan netbook sejak 2008-2011. Tercatat sekitar 5000 unit berhasil dirakit. SMK Zyrex didistribusikan ke-604 SMK di Sumut dengan panduan Kemendikbud.

SMKN 2 Medan

  1. Merakit mesin Computer Neumerical Control (CNC) untuk jenis mesin milling dan late. 20 unit mesin late dan 12 unit mesin milling
  2. Membuat alat cuci tangan otomatis.
    Cara Kerja: Memanfaatkan sensor cahaya untuk menggerakan fungsi motor yang dapat mengeluarkan air secara otomatis tanpa harus disentuh.
    Keterangan: Alat masih terlalu sederhana dan dibutuhkan pengembangan yang imajinatif untuk dipasarkan.
  3. Membuat alat pendeteksi gempa
    Cara Kerja: Memanfaatkan sensor getaran yang akan ditangkap dan akan memberikan peringatan lewat suara bel yang berdering keras.
    Keterangan: Sama seperti pencuci tangan otomatis, masih menggunakan alat yang sangat sederhana dan dalam proses penegembangan.

SMKN 3 Medan

Mengembangkan 9 item produk bermerek SMEKTRI:

  1. Pembersih lantai Rp10 ribu
  2. Shampoo kendaraan Rp8 ribu
  3. Cairan pencuci piring Rp7 ribu
  4. Sabun cream Rp2500
  5. Minyak kayu putih Rp7500
  6. Parfum stick dengan 90 jenis aroma Rp1000/CC nya
  7. Parfum spray alkohol dan nonalkohol dengan 90 jenis aroma Rp1000/cc
  8. Karbol Rp7 ribu
  9. Sabun cair Rp7500

Keterangan: telah mendapatkan Izin Dinas Kesehatan No 440/1120/2007

SMK Panca Budi 2 Medan

Mematenkan merek Juman Bakery, untuk roti yang mereka buat sendiri dengan tepung mocaf.

Kapoldasu Undang Gatot

Selesaikan Persoalan Kasus Tanah di Sumut

MEDAN-Permasalahan sengketa tanah di sejumlah daerah di Sumatera Utara masih juga ada penyelesaian. Untuk mengatasi hal tersebut, Kapoldasu akan mengundang Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho, Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sumut, bupati, dan wali kota se-Sumut Senin (16/1) mendatangn
Hal ini diungkap Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumut Kombes Pol Raden Heru Prokoso kepada Sumut Pos. “Permasalahan kasus sengketa tanah di Sumut sangat prihatin, permasalahan tanah ini sangat rawan. Bila tak diselesaikan akan menimbulkan masalah besar seperti perisitiwa Mesuji kedua dan Bima kedua akan terjadi di Sumut,” ujarnya.

Berdasarkan data yang diperoleh di Poldasu sesuai laporan, sekitar hampir tiga ribu kasus sengketa tanah yang harus diselesaikan. “Pihak Mapolda Sumut akan memintai keterangan dari BPN Sumut atas permasalah tanah yang terjadi seperti tapak batas tanah, sengketa tanah, dan tanah garapan yang diduduki masyarakat yang merupakan tanak eks PTPN,” paparnya.

Di tempat terpisah, Ketua DPD RI Irman Gusman dan anggota DPD RI DR H Rahmat Shah menerima aspirasi masalah pertanahan Sumut dengan menyambut kedatangan masyarakat Sari Rejo yang tergabung dalam Forum Masyarakat Sari Rejo (Formas).

Kedatangan Ketua DPD RI sebenarnya hanya untuk transit, setelah melakukan kunjungan kerja ke Nanggroe Aceh Darussalam dan kemudian berangkat ke Jakarta. Waktu yang singkat itu dimanfaatkan oleh perwakilan masyarakat Sari Rejo dan perwakilan masyarakat Jalan Jati yang tanah dan rumahnya dieksekusi oleh Pengadilan Negeri Medan akhir November dan awal Desember tahun lalu.

“Kami sudah cek ke instansi terkait, bahwa lahan kami bukan aset. Kami dizalimi, kami ingin keadilan, jangan sampai jadi Mesuji kedua. BPN bilang lahan seluas 302 ha sudah bersertifikat, tetapi kami tidak tahu mana kawasan yang sudah bersertifikat itu,” ujar Ketua Formas, Riwayat Pakpahan.
Sementara itu Pdt Bunsui Tigor, STh mewakili warga Jalan Jati menyampaikan bahwa mereka sebenarnya tidak ada kaitan dengan perkara yang diputus oleh PN Medan serta memerintahkan dilaksanakan eksekusi, sebab hingga saat ini menurut BPN sertifikat tanah mereka yang 60 KK masih sah dan belum ada pencabutan/pembatalan. “Bahkan Sekolah Methodist yang bangunannya bantuan dari Korea mau diratakan. Pagar dan pos satpam sudah dirobohkan. Kami berharap kiranya pemerintah membatalkan eksekusi tersebut serta mengembalikan hak kami dan mengganti rugi bangunan yang telah dirobohkan,” papar Bunsui bersama rekan-rekannya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua DPD RI Irman Gusman dan Rahmat Shah menyatakan keprihatinannya dengan kondisi yang terjadi akhir-akhir ini di hampir seluruh wilayah Indonesia. “Bagi masyarakat yang menjadi korban kasus-kasus seperti ini hendaknya jangan menyerah dan memilih jalan yang justru melanggar hukum. Kita negara demokrasi, mari sama-sama kita perjuangkan tegaknya keadilan di negeri ini,” kata Ketua DPD RI Irman Gusman.
Menurutnya, dalam negara demokrasi, kedaulatan ditangan rakyat, dan harusnya menganut persamaan dimata hukum. Banyak sekali kasus pertanahan yang sudah masuk dan dibahas dalam sidang-sidang DPD RI. “Kami DPD RI dalam menyelesaikan masalah, selalu memanggil petinggi instansi yang terkait seperti menteri dan sebagainya untuk kemudian membahasnya dengan serius sampai ditemukan solusi berupa kesepakatan yang harus dijalankan.

Termasuk kasus-kasus tanah Sari Rejo dan lainnya. Nah, kebetulan kami akan melaksanakan Sidang Pleno maka ini akan menjadi topik bahasan kami di DPD, kita akan memfasilitasi untuk dilakukan gelar perkara,” ujar Irman lagi.

Sementara itu dari binjai, ratusan warga Badan Perjuangan Rakyat Penunggu Indonesia (BPRPI) Binjai, nyaris bentrok dengan pihak PTPN 2 Tanjung Jati, sekitar pukul 09.00 WIB kemarin.

Keterangan yang dihimpun Sumut Pos, kejadian ini berawal ketika masyarakat yang mengerjakan lahan seluas 70 hektar mendapat larangan dari karyawan PTPN 2. Pihak karyawan PTPN 2 yang mengendarai 5 unit mobil colt diesel warna putih langsung melarang masyaraakat untuk melanjutkan pekerjaan mereka. Mendapat larang itu, masyarakat yang terdiri dari kaum wanita dan pria itu awalnya tidak peduli.

Karyawan yang dipimpin langsung T Tampubolon selaku Manajer PTPN 2 Tanjung Jati, langsung mengusir warga secara paksa dengan cara melempari masyarakat saat melakukan penanaman. Tidak terima dengan tindakan pihak PTPN II, masyarakat akhisnya memberikan perlawanan dengan mengambil bebatuan yang ada di lahan PTPN 2 itu untuk membalas lemparan para karyawan PTPN 2. Bahkan, aksi saling kejar antara karyawan dan masyarakat pun tak dapat dihindari lagi.

Beruntung puluhan personel di jajaran Polres Binjai cepat turun hingga tidak didapati korban jiwa. Selanjutnya, kedua belah pihak serta petugas kepolisian yang dihadiri langsung Kapolres Binjai, AKBP Musa Tampubolon, membuat pertemuan di pos PTPN 2 Tanjung Jati.

Kejadian ini, langsung mendapat respon oleh Kapoldasu dan Komisi IIII anggota DPR RI. Dengan menggunakan berbagai jenis mobil Kapoldasu, Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro dan Komisi III DPR RI ini, turun ke lokasi kejadian.

Anggota Komisi III DPR RI, Azis Samsudi, beserta 8 orang anggota lainnya, saat berada di lokasi kejadian, kepada sejumlah wartawan mengaku, akan segera menyelesaikan permasalahan lahan PTPN 2 yang ada di Kota Binjai dan umumnya di Sumatra Utara.

“Kita akan segera membahas permasalahan ini dengan Pansus yang sudah kita bentuk agar soal lahan yang ada cepat diselesaikan,” tegas Azis Samsudi.
Sementara itu, Menajer PTPN 2 Tanjung Jati, T Tampubolon, saat dikonfirmasi terkait soal ini mengakui, kalau pihaknya memiliki dasar untuk menguasai lahan tersebut. “Kami sudah mendapat HGU sejak tahun 2003 sampai 2025. Makanya, lahan ini masih dalam tanggung jawab PTPN 2,” ujar T Tampubolon.

Sedangkan Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro, berharap agar masyarakat dapat bersabar. “Masalah inikan masih dalam proses. Kalau masalah ini sudah selesai, lahan inikan tentunya kembali kepada masyarakat yang memang berhak memilikinya,” katanya. (gus/ila/dan)

Gara-gara Perda Miras Kemendagri Dihujani Batu

JAKARTA-Ribuan massa Forum Umat Islam (FUI) menggelar aksi unjuk rasa di gedung Kemendagri, Jakarta Pusat, Kamis (12/1). Tidak itu saja, massa juga melempari gedung Kemendagri dengan batu.

Massa yang dipimpin Sekjen FUI KH.Muhammad al-Khaththath ini menolak evaluasi enam peraturan daerah (perda) yang mengatur mengenai peredaran minuman beralkohol alias miras. Dalam orasinya, mereka mengecam Mendagri Gamawan Fauzi. Mereka beranggapan Gamawan telah mencabut perda-perda yang menurut mereka bertujuan mulia, yakni mencegah pengaruh buruk miras bagi bangsa ini.

FUI juga menilai, perda tidak bertentangan dengan Kepres Nomor 3 Tahun 1997 yang mengatur tentang penggunaan dan pengedaran minuman beralkohol. “Justru perda-perda antimiras ini lebih tegas dan efektif menghentikan peredaran miras,” kata KH Muhammad al-Khaththath. Massa mendesak agar Mendagri Gamawan Fauzi membatalkan evaluasi perda-perda miras.

Tak dinyana, tiba-tiba massa FUI yang didalamnya juga ada Front Pembela Islam (FPI), melemparkan batu-batu berukuran besar ke arah gedung.  Kaca ruangan Kapuspen Kemendagri Roydonnyzar Moenek remuk, membentuk lubang besar di sana-sini. Ruang wartawan juga ikut menjadi sasaran. Bahkan, di meja ruang wartawan ini, masih ada batu ukuran besar. Kaca ruangan yang biasa menjadi tempat nongkrong wartawan ini juga hancur.

Aparat keamanan bisa dikata kebobolan dengan adanya aksi anarkis ini. Pasalnya, aparat kepolisian lebih konsentrasi di depan istana, mengamankan aksi petani terkait dengan masalah konflik agraria. Rupanya, ruang kerja Mendagri Gamawan Fauzi yang terletak di lantai II pun terkena lemparan batu. Untungnya, saat kejadian, Gamawan tidak berada di ruang kerjanya, melainkan sedang rapat di DPR.

Massa mulai tenang dan membubarkan diri setelah dijanjikan akan ada pertemuan antara Menteri Gamawan dan Ketua Front Pembela Habib Riziq. Juru Bicara Kemendagri Reydonnyzar Moenek menyatakan, pertemuan itu akan diagendakan pada Jumat, 13 Januari 2012. Reydonnyzar menjelaskan, Kemendagri hanya ingin meminta klarifikasi dari 9 daerah atas perda anti miras yang dibuatnya. Di dalam perda itu disebutkan bahwa penjualan miras golongan A juga dilarang. “Padahal yang dilarang adalah untuk yang golongan B dan C, ini justru tidak sama dengan yang diatur dalam Keppres Nomor 3 tahun 1997 tentang Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol,” lanjutnya.

Dalam sejumlah pemberitaan, Perda Miras yang dicabut oleh Mendagri antara lain Perda No 7 tahun 2005 di Kota Tangerang, Perda No 15 tahun 2006 di Kabupaten Indramayu, dan Perda No 11 tahun 2010 di Kota Bandung.

Usai aksi, sejumlah petinggi FPI langsung mendatangi gedung Kemendagri guna menyampaikan permintaan maaf. Sekretaris Majelis Syuro DPP FPI KH Misbachul Anam mengatakan, para petinggi FPI sendiri tidak menduga bakal terjadi aksi anarkis, yang menghancurkan kaca-kaca gedung utama Kemendagri, mulai lantai I hingga lantai III. “Kami menyampaikan rasa keprihatinan yang sangat dalam. Begitulah model laskar kami, anak-anak muda, sumbu pendek, gampang emosi. Kami sudah berupaya mengendalikan, tapi tak bisa. Kami dari DPP FPI resmi minta maaf, berharap hubungan baik FPI dengan Kemendagri tetap terjalin dengan baik,” ujar KH Misbachul Anam.

Hadir dari FPI, selain Misbachul, Habieb Salim bin Umar Alatas, KH Awit Masyuri, Ust Muzani, dan Ust Maman. Dari Kemendagri selain Sekjen Kemendagri Diah Anggraeni, hadir juga Kapuspen Kemendagri Reydonnyzar Moenek, dan Plt Kabiro Hukum, Zudan Arif Fakrulloh. Pertemuan difasiltasi Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Baharuddin Djahar.

Lagi-lagi, dikatakan bahwa pihaknya telah berupaya maksimal agar massa FUI tidak anarkis. “Tapi jangankan kami yang tidak terdidik, TNI/Polri yang terdidik pun kadang-kadang tak bisa mengendalikan anak buah,” kilahnya.

“Atas nama mendagri dan institusi kemendagri, dapat menerima permintaan maaf dari DPP FPI. Kami juga mohon maaf, yang terkait dengan pelanggaran hukum, yang anarkis tadi, kami sudah serahkan kepada yang berwajib,” ujar Sekjen Kemendagri, Diah Anggraeni saat menerima rombongan DPP FPI yang dipimpin Sekretaris Majelis Syuro DPP FPI KH Misbachul Anam, di sebuah ruangan dilantai I Kemendagri, yang kacanya juga berlobang.
Sementara, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Baharuddin Djahar yang hadir di pertemuan itu menjelaskan, pihak kepolisian akan bekerja untuk mengusut aksi anarkis ini. “Kalau ada kasus pengrusakan, kami cari siapa yang merusak. Kami selidiki, jika memenuhi unsur-unsur, pasti berlanjut,” ujar Baharuddin.

Aksi pelemparan batu oleh massa FUI sendiri tergolong ‘hebat’. Jarak gedung utama ke pagar, sekitar 25 meteran. Namun, batu-batu berukuran besar, bisa melayang menghantam sejumlah ruangan, termasuk ruangan di lantai III dan ruang kerja Mendagri Gamawan Fauzi di lantai II.

Aksi juga berlangsung di Kota Medan. Ratusan massa dari Dewan Pimpinan  Daerah (DPD) Front Pembela Islam (FPI) Sumut menggelar aksi di Gedung DPRD Sumut, Kamis (12/1). Massa akhirnya diterima Ketua Komisi A DPRD Sumut Isma Fadly Ardhya Pulungan untuk berdiskusi. Pada diskusi itu, Isma Fadly menyatakan, akan menindaklanjuti tuntutan massa FPI.(sam/ari)

Medanisme

Oleh : Ramadhan batubara
Redaktur Pelaksana Sumut Pos

Medan memang hebat. Kalimat singkat ini dikeluarkan tamu saya ketika selesai menikmati durian di Sei Sikambing. Tak ada durian seenak ini selain di Medan, katanya lagi. Mantap.

Langsung saja saya busungkan dada. Ayolah, siapa yang tidak bangga ketika daerahnya dipuji oleh orang lain? Masalah saya bukan asli orang Medan, itu kan urusan lain. Begitu juga dengan durian itu, dia kan bukan asli Medan; dia datang dari Dairi, Karo, Tapanuli Tengah, Asahan, Batubara, hingga kawasan Aceh. Jadi, selama di Medan, bukankah menjadi Medan?

Inilah yang saya maksud dengan Medanisme. Paham yang telah mendarah daging bagi siapa saja warga Medan. Slogan yang mewakili isme ini tak lain adalah ‘Ini Medan Bung!’ yang terkenal itu.

Saya katakan isme karena arti dan makna dari slogan itu begitu kental dalam kehidupan warga Medan. Misalnya, tamu saya tadi. Dia terkejut melihat lampu merah kehilangan marwah di Kota Medan ini. Untuk menenangkan kepalanya, saya cukup mengatakan: Ini Medan Bung! Lalu, ketika tamu saya tadi bingung melihat banyak masalah yang bisa diselesaikan dengan uang di kota ini, saya hanya jawab: Ini Medan Bung!

Selesai. Ya, ketika saya keluarkan slogan itu, kawan saya ini langsung maklum. Ingat, maklum, bukan manyun. Menariknya, pemakluman itu malah cenderung tulus. Saya tidak melihat dia menyepelekan ungkapan saya; dia seakan patuh dengan slogan itu. Hebat kan?

Maka, kembali ke durian, adalah wajar ketika tamu saya tadi begitu percaya kalau di Medan ini tumbuh durian. Persis dengan dia, beberapa pendatang yang datang ke Medan juga mencari durian. Sebut saja Krisdayanti, Anang dan Ashanty, Maria Selena sang Putri Indonesia 2011, dan lainnya.

Kenyataan ini tentu merugikan para daerah penghasil durian bukan? Jawabnya tentu, tapi selama ini belum ada yang protes tentang itu. Beda dengan yang terjadi di Jawa Tengah. Ceritanya, pengusaha hingga pemerintah di sana tidak senang dengan Jogjakarta yang identik dengan Borobudur.

Bagaimana tidak, Borobudur itu terletak di Jawa Tengah, jarak yang terbentang dari Jogjakarta menuju candi tersebut pun hingga empat puluh kilometer. Tapi, mengapa wisatawan menginapnya di Jogjakarta, bukan Solo atau Magelang atau malah Semarang yang masuk dalam Provinsi Jawa Tengah. Tapi, sudahlah, kan tidak ada slogan: Ini Jogja, Bung!

Soal Medan memang sangat khas (saya tak percaya kalau ada yang bilang hal ini dikondisikan) dengan slogan yang penuh ego itu. Ya, ada keangkuhan hingga kebanggaan dalam ‘Ini Medan Bung!’ walaupun hingga sekarang saya belum menemukan siapa pencetusnya. Salut.

Mungkin karena itulah, Visit Medan Years 2012 mengusung ‘This is Medan!’ sebagai slogannya. Tapi, kok sok Inggris ya. Maksud saya, tidaklah salah menggunakan kalimat berbahasa Inggris, mungkin pemerintah kota memiliki pandangan luas; yang menginternasional. Namun, isme dalam ‘Ini Medan Bung’ seakan berkurang. Tidak membumi bagi orang Medan sendiri. Jadi teringat pertarungan Jogja dan Solo lagi. Kali ini yang saya anggap kalah adalah Jogja. Ceritanya beberapa tahun lalu, dengan bangga Jogja menelurkan slogan dalam dunia wisatanya yang berbunyi: Never Ending Asia. Hebat, mirip Malaysia dengan Truly Asia-nya.

Tidak ada yang salah, tapi Jogja terkejut ketika beberapa waktu setelah itu Solo membuat slogan yang jauh lebih menarik; The Spirit of Java. Ayolah, selama ini Jogja dan Solo kan selalu bersaing untuk disebut sebagai pusatnya Jawa.

Tentu, apa yang dilakukan Jogja bak bumerang. Nah, apakah Medan akan melakukan bumerang yang sama? Maksudnya, bagaimana ketika ada kota lain yang menggunakan slogan yang mirip dengan ‘Ini Medan Bung!’ (tentunya dengan mengganti nama kotanya) di kemudian hari?

Ego dari slogan itu sangat kental dengan karakter orang Medan bukan? Seperti yang dirasakan tamu saya tadi, dia seakan sudah kalah duluan begitu mendengar slogan itu. Bahkan, sebelum slogan itu dikeluarkan, di dalam otaknya pun telah tertanam sebuah paham; kesadaran untuk tidak macam-macam di Kota Medan. Dengan kata lain, isme yang tercipta di Kota Medan ini telah masuk ke tubuhnya sebelum dia sampai di sini. Bayangkan, bagaimana Medanisme menggerogoti sudut pandangnya itu.

“Wow… Ini Medan Bung!” teriak tamu saya itu ketika mendapati begitu banyak warung pecel lele di kota ini. (*)

 

Gatot Usulkan Pesawat Rute Medan-Cina

MEDAN-  Plt Gubernur Sumatera Utara, H Gatot Pujo Nugroho ST menawarkan kerjasama di bidang pariwisata. Tapi, untuk mewujudkannya mesti ada penerbangan pesawat langsung dari Medan ke Cina.

Pernyataan itu disampaikan saat menyambut kunjungan Konjen Tiongkok di Medan, Kamis (12/1).  Dia menyebutkan, kerjasama di bidang pariwisata dari RRT merupakan peluang untuk meningkatkan kunjungan wisata ke Indonesia khususnya Sumut. Apalagi Sumut menyimpan banyak panorama alam yang sangat indah di Sumut.

“Pemerintah Sumatera Utara berupaya agar Bandara Kuala Namu segera beroperasi.  Bila memungkinkan ada penerbangan langsung dari Cina ke Medan,” katanya didampingi Sekdaprovsu H Nurdin Lubis SH MM, Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi Provsu H Salman Ginting, Kepala Biro Pemerintahan Umum Setdaprovsu Nouval Makhyar dan Kabag Humas Pimpinan Keprotokolan dan Telekomunikasi Biro Umum Setdaprovsu Zakaria SE.
Sementera itu, Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) melalui Konsul Jenderalnya di Medan, Yang Lingzhu menjanjikan turisnya berkunjung ke Danau Toba. Dia menyebutkan, Sumatera Utara dan Provinsi Guang Dong, Cina, adalah dua provinsi kembar atau sister city untuk saling memajukan.
“Kami bisa janjikan turis dari Guang Dong berkunjung ke Danau Toba. Warga Guang Dong mendengar Danau Toba sangat indah dan terkenal .

Kami memasukkan Danau Toba sebagai satu tujuan wisata luar negeri. Kami ingin kerjasama bidang pariwisata segera berjalan,” kataYang Lingzhu kepada Gatot di ruang kerja Gubsu. (ril)

10 Ribu Batang Ganja Dicabut dari Tor Sihite

Setiap Dua Bulan BNN Pantau Madina

MADINA- Sepuluh ribu batang ganja dari tiga hektar lahan yang tersebar di pegunungan Tor Sihite, Madina, Kamis (12/1) ditemukan dalam operasi Badan Narkotika Nasional (BNN), Direktorat Narkoba Poldasu, Polres Madinas dan Pemkab Madina.

Penemuan yang merupakan pertama kali sekaligus terbesar di awal Januari 2012. Rencananya, polisi memberangus seluruh ladang ganja lainnya secara rutin setiap dua bulan sekali. Mengetahui itu, sekitar 100-an personel dari Polres Tapsel, Satpol PP dan Gegana, turun ke lokasi selama dua hari, mulai Rabu hingga Kamis (12/1).

Rombongan yang dipimpin Direktur Penindakan dan Pengejaran BNN Brigjen Pol Beni Mamoto, Kepala BNN Madina AKBP Eddy Mas huri, Wakil Bupati Madina Dahlan Nasution, dan Kasat Narkoba Polres Madina AKP Hendra, berangkat dari Polres Madina Rabu (11/1) pagi sekira pukul 09.00 WIB.
Sebagian personel melintasi sejumlah jalur udara dengan meng gunakan helikopter Polisi P-3101. Sebagian lagi melalui jalur darat, yakni dari Kecamatan Panyabungan Timur. Mengingat areal yang dipenuhi bukit terjal, tim yang berangkat lewat jalur darat terpaksa menginap di lokasi.
Menurut Brigjen Pol Beni Mamoto didampingi Wakil Direktur Narkoba Polda Sumut AKBP Afriyanto SIK dan Wakil Bupati Madina, operasi tersebut merupakan program pemberantasan narkoba secara nasional.  Sebab,  menurut data BNN, Kabupaten Madina merupakan pemasok ganja terbesar setelah Nangroe Aceh Darusalam (NAD).

“Operasi ini merupakan tahapan dalam pemberantasan narkoba. Kami yakin ganja yang berasal dari Madina akan sampai ke Jakarta. Buat apa menguras tenaga memberantas ganja di Jakarta, kalau tahu dari mana sumbernya.  Artinya, prioritas pertama adalah pembasmian terhadap sumber-sumbernya. akan jalan terus sampai tuntas hingga ke akar-akarnya. Sekali dalam dua bulan kami melakukan pemusnahan lahan ganja ke Madina,” sebutnya.
Dilanjutkannya, apabila lahan-lahan berhasil dimusnahkan, maka BNN akan melakukan sosialisasi ke seluruh masyarakat di sekitar Tor Sihite, untuk mengalihkan profesi. Misalnya bertani sayur-mayur, beternak, dan lainnya.

“Kami bersama Pemkab Madina akan membuat program sosialisasi kepada warga sekitar lahan ganja. Tujuannya agar beralih profesi, dan meningkatkan kesadaran hukum,” tambahnya.

Kepala BNN Madina AKBP Eddy Mashuri Nasution mengatakan penyuluhan-penyuluhan tentang narkoba ke seluruh masyarakat terutama bagi pelajar di Madina. “Kami sudah melakukan penanganan masalah narkoba ini dengan melaksanakan penyuluhan kepada masyarakat. Ini merupakan program nasional untuk mengantisipasi peredaran narkoba,” ungkapnya.  Untuk diketahui, tim baru tiba di Panyabungan pada Kamis (12/1) sekira pukul 13.00 WIB. Dan seluruh barang bukti dibawa ke Jakarta. (wan)

Mopen Terbakar Akibat Merokok

PERBAUNGAN- Akibat memeriksa minyak sambil merokok, mobil penumpang (mopen) Rajawali BK 1630 MQ terbakar dan menghabisi kantor cabang mopen Koperasi Pengangkutan Umum Rajawali (KPUM Rajawali) di Jalan Seroja No 3, Perbaungan, Serdangbedagai, Kamis (12/1).

Kebakaran itu diketahui akibat kelalaian supir mopen Rajawali, Darma (43) warga Dusun 2, Desa Jambur Pulau, Perbaungan. Ketika itu, Darma memarkirkan kendaranya untuk memeriksa tangki minyak sambil merokok.

Tidak disengaja api rokoknya menyulut  minyak dalam tangki mobil, sehingga menyebabkan terbakar. Angkot yang hendak dikeluarkan dari kantor cabang yang merupakan kediaman Burhanudin Lubis Als Rajin (58).  Akhirnya gagal akibat seluruh pintu mopen Rajawali tersebut terbakar.

Upaya pemadaman akhirnya berhasil dilakukan setelah dua unit mobil pemadam kebakaran dari Deli Serdang dan dua dari Sergai milik kebun Indah Poncan turun ke lokasi kejadian memadamkan api. (btr)

Simpan Sabu di Bantal, Pasutri Dibui

LANGKAT- Pasangan suami istri (pasutri) Jumadi (40) dan Anita alias Nita (30) warga Kampung Lori Dusun Pekan Kuala Kecamatan Kuala-Langkat, diamankan Polres Langkat karena memiliki 20 gram sabu-sabu, Rabu (11/1) malam.

Demikian disampaikan Kapolres Langkat, AKBP Mardiyono didampingi Kasat Reskrim, AKP Aldi S, Kamis (12/1). Dia menyebutkan pelaku termasuk bagian dari target operasi. Saat dilakukan penggrebekan, pelaku tidak dapat memungkiri aktifitasnya karena langsung dibuktikan dengan barang bukti siap edar yang diletakkan persis di bawah bantal tidur.

Aldi menambahkan, petugas turut menyita satu unit telepon genggam, dua bungkus besar sabu, dua bungkus paket kecil, dua paket hemat kecil dan uang tunai Rp1 juta lebih serta timbangan elektrik. Jumadi kepada petugas mengaku, barang haram diperoleh dari seorang warga Binjai Km 19.

Bahkan, tercatat beberapa kali melakukan transaksi melalui seluler dan kemudian pesanan diantarkan.  “Kalau di jual ecer Rp1,1 juta bahkan lebih per gram. Keuntungan atau omset perhari bisa menembus satu jutaan. Kegiatan dijalani sudah empat bulanan, selain menjual kami juga menikmatinya,” terangnya seraya menaksir 20 gram sabu sudah bias dikonsumsi 200 pemakai. (mag-4)