25 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 14161

Pilih Pesta di Kos daripada di Hotel

Pergantian Tahun ala Anak Muda

Beragam cara dilakukan sejumlah masyarakat dalam memeriahkan pergantian tahun. Menariknya, ketika masyarakat secara umum tumpah di jalan atau tempat rekreasi, segelintir warga Medan malah asyik di rumah.

Masalahnya, rumah yang dimaksud bukan sembarang rumah, melainkan kos-kosan. Seperti pantauan Sumut Pos, Sabtu (31/12) di seputar lokasi kawan Medan Baru, tepatnya di kawasan sejumlah rumah kontrakan dan kos-kosan yang berlokasi di Jalan Darussalam dan seputaran Jalan Gadjah Mada. Sejumlah pasangan muda-mudi melakukan berbagai kegiatan seperti bakar-bakaran, menikmati minuman keras, hingga mengurung diri di kamar bersama pasangannya.

Seorang anak muda yang telibat dalam kegiatan di kos-kosan itu, Gita (bukan nam sebenarnya, Red), memilih berdiam di kamar kosnya bersama sang pacar karena cuaca hujan. “Selain itu di sini (rumah kos) lebih nyaman dan tenang daripada di rumah penginapan,” ujar Gita yang tak malu me ngakui hubungannya.

Hal senada disampaikan Ririn (nama samaran). Menurutnya menghabiskan waktu di rumah kontrakan tak membatasi mereka untuk melakukan apa saja bersama sang pacar.

“Di rumah gak mikirin apa-apa, lebih hemat dan pastinya gak jadi bahan perhatian orang banyak. Palingan nanti kita keluar saat beli makan malam aja,” ujarnya.

Lain lagi pengakuan MD (24) mahasiswa perguruan tinggi swasta di Medan. Dengan malu-malu, MD menceritakan kegiatannya.

“ Ya, biasalah anak muda,” katanya tersipu malu.

Dikatakannya, kegiatan seks di kos-kosan sudah lumrah di kalangan mahasiswa. “Hampir semuanya gitu, bawa pacar ke kos. Banyak kok teman MD yang datang ke kos. Terkadang kamar teman yang ditinggal untuk pulang kampung digunakan dengan teman lainnya,” ujarnya.

Sementara itu dari penelusuran di salah satu lokasi rumah kontrakan kawasan Medan Baru, selain pasangan berlainan jenis, terlihat juga aktivitas dari sejumlah waria.

Seorang waria yang mengaku bernama Nita, mengaku tak sungkan mencari ‘mangsa’ di depan rumah kos. Menurutnya, berdiri dengan dandanan berpakaian wanita, lebih nyaman dilakukan di depan rumah kontrakan dibandingkan di pinggir jalan raya. “Pergilah lah sana Bang, nanti gak ada yang mau ganggui kami lagi,” rengeknya.

Tapi, tetap saja hotel dan penginapan menjadi pilihan utama keluarga Medan. Pada malam tahun baru lalu, tingkat hunian hotel bintang 5 di Medan penuh. Seperti yang terlihat di Hotel JW Marriot, yang memiliki 287 kamar. Menarik, walaupun harga kamar telah dinaikkan sekitar 20 persen, tetapi minat pengunjung untuk menginap tetap tinggi. Hal yang sama juga terlihat di Hotel Grand Aston dan Grand Angkasa Internasional Hotel. Bahkan, Marcomm Manager Grand Angkasa, Emmy Kwan mengatakan bahwa tingkat hunian di hotel yang terletak di Jalan Sutomo ini telah melampaui target.

Kondisi tak berbeda dihadapi penginapan  di kawasan Padang Bulan Medan. Sebut saja Hotel Velentine, Hotel Alam Indah, Hotel Hawai, Lonari IN, Hotel Beraspati, dan Hotel Cempaka yang tidak menyisakan satu kamar kosong.
Tak jauh, Hotel Mutiara Hawaii pun jadi tempat penelusuran berikutnya. Di hotel ini, ternyata peminat lebih sedikit. Pelayan yang bekerja di hotel tersebut mengatakan, masih tersisa dua kamar AC non-TV yang harganya berkisar Rp70-Rp80 ribu. “Mau yang bagus cepat sedikit datangnya lah Bang,” ungkap seorang pelayan berkemeja kotak-kotak dengan lantang dan kasar.

Lalu, bagaimana dengan penjualan alat kontrasepsi (kondom) yang kabarnya laris manis? Setelah menelusuri beberapa apotek di kawasan Padang Bulan, sedikitnya pembelian kondom meningkat 60 persen. Seperti yang terjadi di Apotek Karya dan Apotek Guna Farma. “Banyak yang beli, rata-rata anak muda memang,” ujar seorang apoteker di Apotek Guna Farma.

Menurutnya, jika dibanding hari-hari biasa, yang hanya terjual 10-15 pack, kali ini bisa terjual 60 pack dalam waktu sehari-semalam. “Sudah terjual, barusan ada yang beli dan itu sepertinya yang ke-65. Remaja pula yang membelinya,” ujarnya sambil tertawa.Soal fenomena di atas langsung ditanggapi Direktur Biro Psikologi PERSONA, Irna Minauli. Bahkan, menurutnya, dengan pergantian tahun, banyak ditemukan perempuan dengan masa usia produktif rela melepas keperawanannya dengan menjadikan objek wisata ataupun tempat hiburan menjadi lokasi hubungan tersebut.

“Para remaja khususnya perempuan ini berpikir dengan pergantian tahun, apa salahnya mencoba hal-hal baru dengan memberikan kesenangan pada pasangannya. Padahal itu sangat salah,” kata Irna.

Ditambahkannya, sangat memprihatinkan saat para remaja tidak lagi mempedulikan masalah keperawanan. “Remaja cenderung mencari sensasi dan masuk dalam puberitas. Ketika mereka berada di lingkungan baru dan didukung tempat yang sunyi, maka gairah untuk berhubungan seksual ini tidak terhindarkan,” jelasnya.

Begitulah, remaja dan dunianya memang menarik dibicarakan di momen pergantian tahun. Tidak dipungkiri, jika hal ini sudah menjadi rahasia umum. Meski didapati kalau segelintir remaja menikmati tahun baru di kos-kosan, tetap saja tempat rekreasi ramai dikunjungi. Buktinya, di Serdang Bedagai, meski pantai sudah abrasi, tetap saja warga membludak di Pantai Cermin. Tidak hanya pantai, Theme Park Pantai Cermin bahkan sudah penuh sejak Oktober. “Dari 48 kamar hotel yang ada, semuanya sudah habis diboking sejak bulan Oktober lalu, “kata Direktur Marketing T Feria Asnita.

Di Karo pun demikian, tercatat sekitar 40 ribu wisatawan nikmati pergantian tahun di dataran tinggi Karo itu.  “Angka valid belum masuk seluruhnya dari petugas jaga kita. Dari data yang ada, sekitar 37 ribu pengunjung lewati pos restribusi . Biasanya 30 persen  tidak ke kawasan wisata. Mereka menikmati  libur di hotel, penginapan kelas melati atau villa. Untuk sementara hingga tanggal 2 Januari 2012, jumlah turis ke Karo 40-an ribu orang “ ujar Kadis Parsenbud  Pemkab Karo, Dinasti Sitepu Ssos.

Tak berbeda Tebing Tinggi, acara yang dipusatkan di tengah kota ramai dihadiri warga. Lautan kembang api dan suara terompet tanpa henti menjadi sesuatu yang tak bisa dihindari. (uma/mag-11/saz/ram/omi/adl/btr/wan/mag-3/mag-5)

Kebakaran Serentak di Dua Tempat

MEDAN-Tepatnya pukul 20.00 WIB, tadi malam, dua lokasi di Medan dilalap si jago merah. Diperkirakan dari peristiwa itu kerugian mencapai ratusan juta.

Lokasi pertama yakni di Jalan Sembada XI, Kelurahan PB Selayang II, Kecamatan Medan Selayang. Di sini, rumah milik Hamonangan Manurung menjadi korban.

Dari informasi yang diterima, rumah tersebut ditinggal penghuninya pulang kampung merayakan Natal dan Tahun Baru. “Saat kebakaran, pemilik rumah tidak ada di tempat. Hanya anak-anaknya saja,” ungkap seorang warga, Indra, yang tinggal tak jauh dari lokasi kebakaran.

Pada peristiwa tersebut, dua unit sepeda motor dan barang-barang berharga yang berada di dalam rumah ludes terbakar. Diperkirakan atas kejadian tersebut, pemilik rumah mengalami kerugian ratusan juta rupiah.
Akibat kebakaran itu, listrik di kawasan Jalan Sembada XI padam. Sehingga sedikit mempersulit petugas pemadam kebakaran menjinakkan si jago merah. Pemadaman berlangsung selama setengah jam dengan mengerahkan empat unit mobil pemadam kebakaran.

Sementara itu, di lokasi berbeda pada jam yang sama tiga unit kelas dan ruang kantor Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Lembaga Pendidikan Perkebunan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agribisnis Perkebunan (LPP STIPAP) di Jalan Wiliem Iskandar Medan juga terbakar. Dari kebakaran ini, diperkirakan kerugian mencapai ratusan juta.
Selain empat ruang tersebut, kebakaran di LPP STIPAP hampir menyambar ke ruang administrasi. Namun, berkat kesigapan tiga unit mobil pemadam kebakaran yang sebelumnya sudah berada di lokasi api berhasil dijinakan.
Namun, disayangkan, pihak LPP STIPAP sendiri sedikit tertutup terkait kejadian tersebut.

Usaha wartawan untuk mencoba mengkonfirmasi ke pihak terkait gagal. Bahkan, terlihat seorang laki-laki berbadan kurus dengan kulit hitam memanggil semua pihak LPP STIPAP yang dimungkinkan bisa menjadi saksi mata kejadian tersebut. Pemanggilan tersebut dimaksudkan agar mereka tak menceritakan kejadian tersebut ke para wartawan.

Tak sampai di situ, laki-laki ini juga sempat tak senang dengan kedatangan wartawan ke kompleks perkuliahan tersebut. Ia mencoba meminta wartawan memperlihatkan kartu identitas masing-masing wartawan dengan nada keras dan kasar.

Meredam kemungkinan terjadinya kesalahpahaman, Kapolsek Percut Sei Tuan Kompol Maringan Simanjuntak berusaha mengakomodir permintaan wartawan dengan menghadirkan seorang saksi. Ia juga mengatakan, pihaknya saat ini masih melakukan penyelidikkan terkait kebakaran tersebut. “Sebentar, saya akan panggilkan saksi yang melihat langsung kejadian. Saya juga baru datang dan kami masih melakukan penyelidikan,” tuturnya seraya memanggil Satpam LPP STIPAP Ahmad sebagai saksi dan menceritakan yang terjadi.

Kepada wartawan Ahmad mengatakan, peristiwa kebakaran tersebut terjadi sekira pukul 20.00 WIB. Ia pertama kali melihat api berasal dari atap ruang kelas, tepatnya di sebelah kantor Mapala. “Pertama kali apinya dari atap kelas dan tiba-tiba menjalar. Saat itu aku langsung memberitahukan hal itu ke Satpam lainnya untuk menghubungi pemadam kebakaran,” ungkapnya.

Kabarnya, saat kejadian tersebut, terdapat orang yang berada di dalam kantor Mapala tersebut. Namun, Ahmad membantah hal tersebut. “Gak ada orang di sana (Kantor Mapala, Red) Bang. Soalnya kebakaran tersebut terjadi saat mahasiswa libur. Mereka masuk pada 9 Januari nanti. Jadi mana mungkin ada orang,” tegasnya. (saz)

Bulan Madu Ke Afrika

Setelah dilamar Jerry Aurum, semakin hari Denada makin terlihat berseri-seri. Dia juga lebih eksotis dan seksi. Ternyata, itu merupakan salah satu persiapan supaya bisa terlihat spesial saat pernikahan nanti.

Denada memang belum memberi tahu kapan hari pernikahannya akan digelar. Sebab, putri Rio Tambunan-Emilia Contessa tersebut menginginkan pesta yang privat. Yang pasti tahun ini.

“Kalau tanggalnya masih rahasia. Pokoknya, maunya private party. Bukan karena apa-apa, tapi memang kami ingin lebih ke keluarga saja,” katanya kemarin (2/1) saat menghadiri pembukaan Salon B’lia di Tebet Barat, Jakarta Selatan.

Sebagai calon pengantin, perempuan kelahiran Jakarta 32 tahun lalu itu menjadi lebih rajin merawat diri. Dia sudah menyiapkan treatment lengkap beberapa hari menjelang hari H. Ibunya juga sudah mewanti-wanti supaya anak perempuannya itu jangan diving dulu.

“Ibu saya tuh yang sudah kasih wejangan begitu. Katanya, saya nggak boleh nyelam dulu. Takut kulitnya rusak. Padahal kan saya suka banget diving,” tuturnya. Dia juga menyatakan bahwa dirinya lebih sering melakukan luluran dan scrub.

Tidak hanya Dena yang suka aktivitas outdoor, Jerry, calon suaminya, juga memiliki hobi yang sama. Jerry dan Dena sama-sama diver. Mereka sama-sama suka traveling dan berpetualang. “Saya sama calon suami itu seperti botol ketemu tutupnya. Pas banget deh,” ucapnya lantas tersenyum. Karena itu, rencana bulan madu yang disiapkan pun berbeda dari pasangan lain. Banyak pasangan memilih tempat romantis seperti Bali, Paris, Italia, dan sebagainya untuk bulan madu. Dena dan Jerry justru memilih Afrika Selatan.

“Maunya ke Afrika Selatan. Itu impian kami berdua. Kami udah nabung buat ke sana. Kan mahal tuh,” kata perempuan yang mengawali karir dengan menjadi rapper tersebut. Mereka berdua sangat penasaran dengan beberapa tempat di Afrika Selatan. “Banyak yang mau dilihat di sana. Mau lihat gajah dan teman-temannya, haha,” Imbuh Dena.

Ibu Denada, Emilia Contessa, ikut menambahkan bahwa anak perempuannya itu semakin bekerja keras mencari uang menjelang pernikahan. Sisi baiknya, Dena semakin mandiri dan tidak manja. “Saya malah heran, dia jadi mandiri. Makin sabar. Biasanya, kalau mau nikah kan emosinya menggebu-gebu. Justru saya yang gampang emosional sekarang,” tutur Emilia.

Dena lantas menuturkan, dirinya sendiri tidak tahu kenapa bisa seperti itu. “Iya, saya sama sekali tidak meledak-ledak. Alhamdulillah banget. Ini mendekati hari H sama sekali nggak ada yang gimana-gimana. Happy terus,” tegasnya. Untuk pekerjaan, dia dan kekasih memang bersepakat untuk tetap bekerja dan tidak menelantarkan profesi masing-masing. Jadi, masalah pekerjaan sama sekali tidak terganggu, tetap jalan terus. (jan/c14/any/jpnn)

Kapolri Ogah Komentari Kiriman Sandal Jepit

JAKARTA – Sejumlah warga menggelar aksi ‘Seribu Sandal untuk Kapolri’ dalam rangka mendukung, AAL, bocah yang diancam 5 tahun penjara gara-gara mencuri sandal.

Ditemui usai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di acara pembukaan perdagangan saham 2012, Kapolri Jenderal Timur Pradopo tak mau berkomentar banyak. Dia menyerahkan semua proses pada pejabat polisi di Sulawesi Tengah.

“Sekali lagi Kapolres, Kapolda sudah menyampaikan, bahwa itu akan ada langkah-langkah lebih lanjut,” kata Timur di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (2/1).

Ditanya lebih pendapatnya tentang kasus ini, pria berkumis ini tak mau berkomentar lebih jauh. “Sekali lagi Kapolres dan Kapolda sedang ada langkah-langkah,” ulangnya lagi.

Kisah ini bermula pada November 2010 ketika AAL bersama temannya lewat di Jalan Zebra di depan kost Briptu Ahmad Rusdi. Melihat ada sandal jepit, ia kemudian mengambilnya. Suatu waktu pada Mei 2011, polisi itu kemudian memanggil AAL dan temannya. Selain diinterogasi, AAL juga dipukuli dengan tangan dan benda tumpul lalu dijebloskan ke sel.

Kasus ini bergulir ke pengadilan dengan mendudukkan AAL sebagai terdakwa pencurian sandal. Jaksa dalam dakwaannya menyatakan AAL melakukan tindak pidana sebagaimana pasal 362 KUHP tentang Pencurian dan diancam 5 tahun penjara.

Sementara itu, Polda Sulteng telah menghukum polisi penyaniaya AAL. Briptu Ahmad Rusdi dikenai sanksi tahanan 7 hari dan Briptu Simson J Sipayang dihukum 21 hari.(net/jpnn)

Aksi mengumpul sandal untuk Kapolri di beberapa wilayah:

  1. Tangerang, Komplek Citra Raya Tangerang;
  2. Bekasi, di Jati Asih, Jalan Gandaria Blok M no 14, Bekasi;
  3. Depok Kompleks Tugu Indah no. B22;
  4. Jakarta di kantor KPAI, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat;
  5. Palembang di Jalan Basuki Rahmat No 2, Kel. Talang Aman, Kecamatan Ilir Timur I, Palembang.

 

Warga Aceh Simpan Sabu Dalam Anus

Dibawa dari Malaysia, Diedarkan di Indonesia

MEDAN- Momen jelang penutup tahun dijadikan jaringan pengedar narkoba internasional memasukkan narkoba ke Indonesia. Seperti yang dilakukan Idris Sufi (36), warga Dusun Muda Intan Desa Mata Kumbang Kecamatan Baktiya, Aceh Utara. Penumpang yang datang dari Kuala Lumpur, Malaysia itu dibekuk petugas Angkasa Pura II saat tiba di Terminal Kedatangan Internasional Bandara Polonia Medan, Sabtu (31/12) sore. Dari tangan tersangka petugas menyita satu paket sabu-sabu seberat 29 gram yang disembunyikannya di dalam anus.

Penyeludupan sabu didalam anus ini terbongkar karena petugas curiga melihat gerak-gerik tersangka usai turun dari pesawat Air Asia QZ 8077 yang duduk dibangku 30B dengan pasport No : W 751785.

Dalam pemeriksaan X-Ray ditemukan sabu yang disimpannya di dalam anus. Idris kemudian dibawa ke RS Elisabeth untuk mengeluarkan paket sabu tersebut.

“Tersangka diamankan karena petugas curiga dengan gerak-gerik tersangka saat tiba di bandara. Saat dilakukan pemeriksaan, ternyata didalam anus ditemukan sabu dan tersangka dibawa ke RS Elisabeth,” kata Kepala Pos Polisi Bandara Polonia Medan, Aiptu S Sihombing, Senin (2/1) pagi.

Dijelaskan Sihombing, tersangka selanjutnya diserahkan ke Sat Narkoba Polda Sumut untuk pemeriksaan. “Tersangka diserahkan malam itu juga ke Sat Narkoba Polda Sumut untuk pemeriksaan selanjutnya terkait dengan keterlibatan tersangka dengan jaringan peredaran narkoba antar negara itu,” paparnya.

Kasi Penyelidikan dan Penyidikan Bea & Cukai Bandara Polonia Medan, Riski mengatakan, tersangka mengaku sabu tersebut bukan miliknya melainkan milik warga Malaysia. “Tersangka hanya disuruh dan dia mendapatkan upah dari warga Malaysia. Tersangka dikenalkan temannya di Malaysia dan ditawari bawa sabu itu pada Sabtu malam. Indikasi ini menunjukan bahwa momen pergantian tahun dimanfaat para pelaku untuk memasukkan narkoba, hanya saja kita berhasil menggagalkannya,” ungkapnya.

Idris yang mengaku sebagai petani ini nekat beralih profesi sebagai bandar shau-sabu agar mendapat keuntungan banyak.  Rencananya sebanyak 29 gram sabu dibalut kondom itu akan dijualnya dengan harga programnya sekitar Rp1 juta.

Direktur Reserse Narkoba Polda Sumut Kombes Pol Anjard Dewanto, Senin (2/1) mengatakan pihaknya masih mengembangkan kasus dari Idris ini.

“Tersangka mengaku membawa  benda haram tersebut dari Malaysia. Kasus ini kita masih kembangkan. Informasinya sabu-sabu tersebut akan kembali di jual di Aceh dan Medan dengan harga lebih mahal,” terang Anjar. (jon/mag-5)

16 Tahanan Kabur dari Rutan Aceh

IDI RAYEUK-Sebanyak 16 tahanan dan napi di Rumah Tahanan Negera (Rutan) cabang  Idi, Kabupaten Aceh Timur, berhasil melarikan diri  Minggu (1/1) sekira pukul 04 :00 WIB, hingga kemarin semua tahannnan tersebut belum diketahui keberadaannya. Tahanan kabur usai menjebol flafon kamar tahanan lalu memanjat pagar dengan menggunakan tujuh helai  kain sarung disambung.

Informasi yang diperoleh  Metro Aceh (Group Sumut Pos), menyebutkan, kaburnya 16 tahanan dari Rutan Idi setelah menjebol platfon ruang tahanan kemudian memanjat pagar tahanan bagian timur dengan menggunakan tujuh helai  kain sarung yang disambung-sambung, kemudian kain tersesebut  dilemparkan ke arah pagar berduri. Diperkirakan mereka  satu persatu meninggalkan kamar, saat kondisi deras di pagi  buta.

Kepala Rutan Idi, Amiruddin, SH, kepada Metro Aceh mengakui adanya 16 tahanan di Rutan Idi kabur dengan merusak plafon yang terdapat di kamar 4, atau persisnya di sudut bagian timur Rutan. “Saat mereka kabur petugas kita berada di bagian barat, kesempatan itu digunakan mereka dengan memanjat tembok bagian timur,” ujar Amiruddin, SH.
Katanya, kasus lari massal para tahanan ini melibatkan salah satu Tamping (tahanan pendamping) alias napi yang hendak bebas. Ia diperbantukan bertugas mensuplai air ke dalam kamar  tahanan. (yas/jpnn)

4 Jadi Korban Kembang Api

PADANG-Malam Pergantian Tahun Baru 2012 makan korban. Gara-gara bermain kembang api, Sabtu (31/12), empat warga terpaksa dilarikan ke RSUP M Djamil Padang. Mereka mengalami luka bakar pada bagian tangan dan mata karena kembang api itu meledak di tangan. Biasanya kembang api itu meledak di udara setelah sumbunya dibakar.

Keempat korban itu, AT,22, MJ, 26, HR, 35 mengalami luka bakar di tangan kanan sedangkan  AM, 25, mengalami luka robek di bagian mata. Keempat korban diketahui warga Kota Padang. Satu di antara korban, AT, hingga kemarin (1/1) masih mendapatkan perawatan intensif di RSUP M Djamil Padang.

Pantauan Padang Ekspres (grup Sumut Pos), tiga korban sudah diperbolehkan pulang karena lukanya tidak terlalu serius. Mereka hanya diberi pertolongan pertama. Lukanya dibersihkan untuk menghindari infeksi dan diberi obat secukupnya.
Sementara satu lagi, AT, harus menjalani operasi penambalan daging (defridemary, reposisi+lire, red) pada telapak tangannya. Tampak telapak tangannya hancur.  Pihak keluarga ketika ditanyai Padang Ekspres terkait musibah yang menimpa keluarganya, enggan berkomentar.

Kepala Humas RSUP M Djamil Padang Gustavianof menyebutkan para korban dilarikan ke RSUP. Korban AT, 22 yang datang sekitar pukul 00.00 WIB, MJ 26 datang sekitar pukul 01.06 WIB, sementara dua lagi yang datangnya dengan waktu yang tak jauh berbeda. (mag-6/jpnn)

Pasangan Sesama Jenis Tewas di Kamar Hotel

BANDUNG-Desainer Adesagi Kierana bersama teman prianya Randi Yana Putra ditemukan tewas dalam keadaan bugil di dalam kamr mandi sebuah rumah di Jalan Cimandiri, Bandung, Jawa Barat, Minggu (1/1). Saat ditemukan, keduanya dalam kondisi telanjang dan posisi telungkup. Satu diantaranya dalam posisi menindih yang lainnya.

Di lokasi juga ditemukan kondom berdarah dan bercak air mani. Menurut informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, keduanya menginap di rumah tersebut sejak, Kamis (29/12) untuk merayakan Tahun Baru.

Minggu (1/1), sekira pukul 02.00 WIB, salah seorang penghuni rumah mendengar ada suara orang di kamar mandi. Sumber tersebut mengira ada orang yang sedang mandi.

Namun hingga pukul 16.00 WIB, pintu kamar mandi masih tertutup. Curiga akan kondisi tersebut, seorang penghuni rumah langsung membuka pintu kamar mandi. Saat itulah terlihat dua sosok pria dalam posisi telanjang saling menindih.

Penghuni rumah yang panik langsung memisahkan kedua sosok pria bugil itu. Penghuni juga sempat menelepon salah satu rumah sakit untuk mengecek kondisi dua pria tersebut.

“Setelah diperiksa ternyata keduanya sudah meninggal. Setelah itu penghuni rumah telepon polisi,” kata sumber tersebut.

Tim identifikasi dari kepolisian langsung memeriksa kondisi dua pria tersebut. Dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) ditemukan bercak sperma di salah satu tubuh korban, ditemukan juga sebuah alat kontrasepsi (kondom) dengan bercak darah, serta beberapa barang milik korban.

Kedua jenazah dibawa ke kamar mayat Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung. Kamar mandi tempat ditemukan kedua korban kini sudah dipasang garis polisi. Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Wijanarko membenarkan kejadian tersebut. “Saat ini korban sudah dibawa ke RSHS untuk diperiksa apa penyebab pasti kematiannya,” jelasnya.
Anggota keluarga mengklaim bahwa faktor kepergian pria jebolan Bunka School of Fashion tersebut dikarenakan kelelahan.

Sunandar (40), kakak ketiga Adesagi, menjelaskan kematian adiknya tersebut karena kelelahan yang mendera. Sebab, sosok pria 34 tahun ini dikenal tidak neko-neko.

Dua tahun semenjak almarhumah ibunda menderita penyakit gula dan komplikasi jantung, almarhum Adesagi-lah yang kerap merawat. Sejak kematian ibunda 10 hari lalu, dia juga harus bolak-balik Jakarta-Bandung karena masih mengurus pekerjaan pesanan busana acara Tahun Baru.

“Sejak kematian almarhumah, Adesagi yang paling terpukul, karena dia yang paling dekat. Tapi tahlilan tujuh harian almarhumah, ia mengaku tak bisa datang karena intensitas pekerjaannya meningkat menjelang Tahun Baru,” sahut Sunandar.

Menyoal penyebab kematian adiknya yang banyak merebak di masyarakat, Sunandar pun berharap berita miring seputar kematian sang adik tersebut tidak berkembang luas.

“Demi Allah, saya tahu adik saya seperti apa. Dia tidak seperti yang dipikirkan orang lain. Dia juga tidak memiliki riwayat sakit atau mengonsumsi obat-obat terlarang dan minuman keras. Kalau rokok, saya pikir wajar. Dia tewas karena kelelahan saja,” sahut Sunandar sambil berusaha tegar.

Lantas, apakah Sunandar sempat mengenal sosok Randi Yana yang tewas bersama Adesagi di Bandung?
“Almarhum berteman dengan Randi berapa lama, saya tidak tahu. Tapi, ia kerap datang saat almarhumah ibu dirawat di rumah sakit dan mengikuti tahlilan saat ibunda tiada,” tutupnya, sedih.

Sementara, sepasang kekasih ditemukan tewas dalam keadaan bugil di kamar mandi sebuah penginapan. Polisi menduga pasangan itu tewas akibat keracunan gas pemanas air.

“Dugaan sementara mungkin karena keracunan gas pemanas air yang ada dikamar mandi,” kata Kepala Polres Bandung, AKBP Sony Sonjaya, kepada detikcom, Senin (2/1).

Kronologi kejadian, Sony menjelaskan, pasangan tersebut berangkat berombongan bersama 6 orang temannya dari Jakarta untuk merayakan Tahun Baru, Sabtu (31/12) lalu. Rombongan terdiri dari 5 pria dan 3 perempuan menginap di Argopuri Resor, Gambung, Kabupaten Bandung.

“Selanjutnya kedua korban merupakan sepasang kekasih tidur dalam satu kamar,” jelas Sony.

Keesokan harinya, beberapa rekan korban berolahraga dan berjalan di sekitar cottage sekitar pukul 10.00 WIB, Minggu (1/1). Sementara sepasang kekasih naas itu memilih tetap berdua di dalam kamar tempat mereka menginap.
Setelah rekannya tersebut kembali ke penginapan, imbuh Sony, terdengar suara seperti orang yang tengah berhubungan badan di kamar mandi. Asal suara tersebut diperkirakan dari kamar mandi korban.

“Teman korban mulanya membiarkan, tetapi setelah lama sekali tidak keluar akhirnya beberapa teman korban mendobrak pintu kamar korban,” ujar Sony.

“Setelah dibuka ternyata kedua korban tertidur terlentang dan si perempuan dalam keadaan bugil, sedangkan yang pria hanya bercelana pendek. Setelah dicek ternyata keduanya sudah tidak bernyawa,” sambung Sony.
Melihat kondisi tersebut rekan korban berinisiatif memakaikan baju kepada korban dan membawanya ke RS Soreang. “Petugas telah melakukan olah TKP dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan. Di TKP (Tempat Kejadian Perkara) tidak ditemukan barang-barang mencurigakan,” kata Sony.

Tempat kejadian saat ini telah dipasangi garis polisi dan seluruh saksi yang merupakan rekan korban telah dimintai keterangan. Keluarga korban menolak untuk dilakukan otopsi.

“Pihak korban seluruhnya keberatan untuk di otopsi dan telah membuat pernyataan keberatan untuk diotopsi,” papar Sony.(net/bbs)

Tetap Tampil Modis

Miranda S Goeltom

MANTAN Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) yang terjerat kasus suap Miranda S Goeltom Senin (2/1) kemarin masih terlihat hadir dalam acara perayaan Tahun Baru bersama karyawan BI di Gedung BI.

Seperti kebiasaannya, Miranda tampak modis dan serasi dengan blus biru keungu-unguan dengan model lurus di atas mata kaki dan rambut dicat warna senada. “Nanti dulu ya, nanti banyak berita,” singkat Miranda ketika wartawan menyapanya dan hendak menanyakan beberapa pertanyaan.

Miranda yang terlihat segar ini, juga enggan berkomentar lebih banyak ketika ditanya apakah dirinya sudah dipanggil KPK kembali terkait kasusnya yang juga melibatkan Nunun Nurbaetie. “Belum,” singkatnya kembali.
Sembari berjalan menuju lift, Miranda yang sebelumnya menyantap sajian bersama deputi-deputi Gubernur BI terlihat santai. Namun, ketika ditanya tanggapannya mengenai masalah Nunun, Miranda pun kembali enggan berkomentar banyak. “Makasih-makasih,” tuturnya singkat. (net/jpnn)

Modus dan Pola Penembak di Aceh Sama

Banda Aceh-Maraknya teror penembakan mengawali tahun 2012 menjadi kado pahit bagi petugas. Hal ini sebagai bukti bahwa negeri Serambi Mekah belum sepenuhnya aman dan tentram.

Kabid Humas Polda Aceh AKBP Gustav Leo menyebut, aksi penembakan diduga bakal terulang. Karena pelaku memiliki pola dan modus yang sama serta terorganisir.

“Pelaku menggunakan sepeda motor dan memakai helm. Sepertinya memilih korban atau sasaran secara acak. Punya joki dan setelah turun ke tempat kejadian, tanpa bertanya atau bertanya seadanya, langsung melepaskan tembakan dengan memberondong tanpa ampun,” kata AKBP Gustav Leo kepada Metro Aceh (grup Sumut Pos), Senin (2/1).
Diakuinya, pola yang dilakukan serta titik ukur juga sama. Pihaknya mensinyalir ada kemungkinan pelakunya akan mengulang perbuatannya, jika dilihat dari sejumlah kejadian penembakan di Aceh Utara itu. Meski begitu, Polda sudah menurunkan tim ke lapangan dan dibantu dari kepolisian pusat. Kedatangan orang dari pusat ini, untuk meneliti di TKP dan termasuk memeriksa selongsong peluru senjata laras panjang jenis AK yang ditemukan di tempat.

Gustav belum bisa mengatakan, apakah kasus penembakan di Aceh Utara, memiliki keterkaitan dan apakah pelakunya orang yang sama. Disebutkannya pihaknya masih menyelidiki dan mendalami kasus tersebut. “Nanti setelah hasil realitas dan mempelajari kasus ini, Kapolda sendiri yang akan berbicara,” katanya.

Disinggung pemberlakuan jam malam di Aceh? Gustav Leo mengakui belum perlu. Pasalnya, pasca kejadian di satu tempat dan di wilayah lainnya, warga tetap melakukan aktivitas. Bahkan berada diluaran dan seperti biasanya hingga malam hari. Termasuk ada warung atau kedai yang buka sampai pagi, sehingga rencana adanya jam malam masih dipikirkan.

Ia pun menuturkan hingga saat ini, pihaknya belum melihat ada keterkaitan Pemilukada, dengan sejumlah kasus penembakan yang terjadi di Aceh.

“Karena tahapan dan proses Pemilukada tetap lancar dan damai. Ditambah kandidat kepala daerahnya juga orang-orang Aceh, jadi tidak mengarah intrik politik,” tegasnya.

Sekali lagi Gustav Leo mengungkapkan, partisipasi masyarakat sangat diperlukan. Silakan melaporkan apabila melihat atau mengetahui, apabila ada warga yang memiliki senjata atau menyimpannya atau malah menentengnya. Tak cuma itu, rakyat pun di mohon pengertiannya melakukan perjalanan dan mendapati petugas kepolisian melakukan sweeping terhadap senjata.

Bagaimana pun kegiatan sweeping senjata ini, masih tetap dilakukan kepolisian di seluruh Aceh. Hal ini terkait dari 40 kasus kekerasan yang menggunakan senjata api sepanjang tahun 2011. Belum lagi, kejadian rentetan penembakan di beberapa tempat di daerah ini. (ra/jpnn)