28 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 14172

Dai Sebagai Penyeimbang Negara

MEDAN- Anggota DPD RI daerah pemilihan Sumatera Utara, DR H Rahmat Shah menilai, para dai ataupun juru dakwah memegang peranan cukup penting di tengah-tengah masyarakat. Peran yang mereka lakukan merupakan bagian dari upaya mencapai tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.

Tugas mulia tersebut, kata Rahmat, bukan hanya terbatas pada pencerdasan intelektual saja, namun juga mencerdaskan emosional dan spiritual. Karenanya tugas menjadi dai haruslah diperankan dan dilakukan dengan sebaik mungkin dan dilakukan dengan tulus dan ikhlas sebagai sebuah pengabdian kepada Tuhan, bangsa dan negara Indonesia.

Hal di atas disampaikan Rahmat melalui Staff Ahli DPD RI, Bechta Perkasa Asky MA, yang menghadiri acara Pelantikan Pengurus Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Sumatera Utara yang dilaksanakan di Hotel Inna Dharma Deli, Medan, Kamis (22/12).

Acara pelantikan ini dirangkaikan dengan kegiatan seminar dengan tema “Akhlak Politik Islam” yang menghadirkan nara sumber Dr Samson Rahman dari DPP IKADI dan Sigit Purnomo Asri, Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumatera Utara serta Dr. Zainul Fuad, dosen IAIN SU.

Rahmat juga mengingatkan, bahwa para dai maupun ulama merupakan komponen penting di antara masyarakat. Para aparatur pemerintahan seharusnya senantiasa didampingi para ulama sebagai mitra penyeimbang yang dapat memberikan arahan dan bimbingan agar arah pembangunan ini dapat berada pada jalur yang tepat. Hal tersebut, menurut keyakinan Rahmat, bahwa para ulama memiliki visi keislaman, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia dan sebagai bagian dari “Rahmatan lil ‘alamain”, rahmat bagi semesta alam.

Rahmat mengingatkan bahwa sejarah perjuangan nasional bangsa ini dipenuhi dengan tokoh-tokoh pergerakan yang juga para dai dan ulama. Sehingga selain mempersiapkan cetak biru kebangsaan dan kenegaraan Indonesia, mereka juga mempersiapkan mental dan moral serta spiritual anak bangsa. “Oleh karenanya, bila para pejabat dan pemimpin sekarang belajar dari para pendahulu mereka di awal-awal kemerdekaan, tentunya mereka akan dapat melihat betapa bersahajanya para pemimpin dan pejabat pemegang pemerintahan. Kekuasaan dan jabatan yang dipegang, benar-benar dihayati sebagai sebuah amanah yang harus dijalankan dengan sebaik-baiknya,” kata dia.

Rahmat tetap mengharapkan agar para dai tetap bersungguh-sungguh dalam menjalankan misi dakwah mereka dengan tetap memelihara semangat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta tidak terjebak dalam pemikiran sempit dalam pemahaman keagamaan seperti yang terlanjur dipahami sebahagian komponen masyarakat yang menganggap bahwa tindakan bom bunuh diri merupakan perilaku jihad.(*/ila)

Niat dan Keuletan Modal Dasar Jadi Penulis

Road Show Jurnalistik Goes to School 2011 di MAN 1 Medan

MEDAN- Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan Burhanudin Harahap SAg MPd mengaku bangga, sekolahnya menjadi salah satu tempat yang dipilih sebagai tempat digelarnya Road Show Jurnalistik Goes to School 2011 yang digelar Koordinator Wartawan Unit Pemko Medan.

Selain mendapat pengetahuan tentang jurnalistik, melalui road show, siswa juga berkesempatan menyerap pengetahuan perihal fotograpi jurnalistik.

“Ini juga untuk menyahuti ekstrakurikuler MAN 1 tentang fotograpi yang mulai berlangsung Januari 2012,” ungkapnya saat membuka Road Show Jurnalistik Goes to School 2011, Kamis (29/12) di MAN 1 Medan, Jalan Pancing, Medan.

Dikatakannya, seiring perkembangan kemajuan MAN 1 Medan, pada 2012 pihaknya menuju ISO. Setelah ada pelatihan penulisan, pihaknya juga tak menampik akan membuat esktra kurikuler fotografi dan majalah sekolah serta akan menyediakan peralatan fitnes untuk siswa-siswi MAN 1 Medan.

“Saya berharap sekolah yang menjadi tempat terakhir digelarnya road show, bisa lebih berkesan. Karena saya cukup apresiatif dengan hajatan yang digelar panitia. Selain berterima kasih, saya mohon maaf jika ada kekurangan dalam pelayanan,” cetusnya.

Sebelumnya, Ketua Koordinator Wartawan Unit Pemko Medan M Arifin SPd, MPd mengatakan, kegiatan Road Show Jurnalistik Goes to School 2011 digelar di 6 sekolah diawali di Pencawan, SMA Negeri 3 yang dibuka oleh Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM, SMA N 2 Medan, SMA Santo Thomas, SMK Negeri 5 Medan dan  Kegiatan yang didukung penuh Pemko Medan, diharapkan menambah wawasan bagi siswa.

“Dari enam sekolah yang digelar, MAN 1 Medan merupakan sekolah yang terakhir menjadi tempat gelaran kegiatan road show ini,” ujarnya.

Acara road show diisi penyampaian materi tiga narasumber, yakni Direktur Lembaga Baca Tulis (ElBeTe)  H Ali Murtado, SAg, Mhum  yang juga wartawan Harian Analisa, praktisi jurnalis Teja Purnama dan Fotografer  Harian Analisa Junaidi Gandy.

H Ali Murtado yang menyampaikan materi bagaimana cara menulis, menuturkan, modal dasar untuk menulis adalah niat, keberanian, ketekunan, wawasan, tidak patah semangat, rajin bertanya dan siap menerima kritikan.

Disebutkannya, dengan menulis menjadikan diri rajin membaca. Keuntungan lainnya bisa juga menjadikan terkenal atau bahkan pekerjaan sampingan dan mungkin juga sebagai pembicara. Dan keuntungan-keuntungan lainnya, diantaranya bisa meramu ide agar menyamakan paham tentang sesuatu dan dapat menghasilkan uang. Selain pengetahuan bagaimana cara menulis, Ali juga membekali siswa dengan tips menulis.

Sementara, Teja Purnama, pemateri teknik mencari berita menyampaikan materi dengan simulasi, membuat suasana kian semarak. Wartawan, sebagai penyampai informasi menurutnya harus bisa menyampaikan informasi yang akurat. Sebab, informasi yang salah bisa menyebabkan dunia hancur. “Setiap orang berbakat dan punya potensi sebagai wartawan. Paling tidak menjadi wartawan bagi dirinya sendiri,” bilangnya.

Di akhir acara, mewakili Koordinator Wartawan Unit Pemko, Dipo Sumarno didampingi wakil ketua, ME Ginting, Sekretaris Reza Shahab  mengungkapkan, MAN 1 menurutnya yang terbaik.(*/adl)

Saling Memberi Antar Sesama

Tabligh Akbar Tahun Baru Hijriyah 1 Muharram 1433 H

Memeriahkan Tahun Baru Hijriyah 1 Muharram 1433 H, Pemkab Langkat menggelar Tabligh Akbar Tahun Baru Hijriyah 1433 H, di halaman Masjid Jami’ Nasrullah Hinai Kiri, Kecamatan Secanggang, Kamis (29/12).

Tabligh akbar tersebut menghadirkan penceramah Al-Ustadz H Irfan Yusuf. Selain tabligh akbar, peringatan 1 Muharram ini, juga dilakukan peletakan batu pertama masjid Jami’ Nasrullah oleh Bupati Langkat Ngogesa Sitepu.
dalam sambutannya, Ngogesa Sitepu mengatakan, dalam setiap perjalanan kehidupan manusia saling membutuhkan satu dengan yang lain, oleh karenanya sebagai ummat yang bersaudara harus senantiasa saling memberi kesejukan karena hal tersebut merupakan kunci persaudaraan.

”Baik pemerintah maupun masyarakat diharapkan memberikan kesejukan demi kokohnya pembangunan yang berkesinambungan,” kata H Ngogesa Sitepu.

Ngogesa memberikan apresiasi atas kedewasaan masyarakat Secanggang untuk tetap bersama dan memberi dukungan bagi terwujudnya pembangunan di kecamatan tersebut. Menyinggung lembaran tahun baru Hijriyah, Bupati Langkat mengajak semua ummat Islam untuk saling mengkaji dan mengevaluasi diri guna melakukan perilaku-perilaku terbaik di tengah-tengah masyarakat.

Al-Ustadz H Irfan Yusuf, dalam tausyiah Tahun Baru Hijriyah mengingatkan ummat Islam untuk menjadikan tahun ini sebagai sebuah kesempatan memperbaiki diri dengan menguatkan ikhtiar dan menyibukkan diri mencari kelemahan sendiri. ”Wujudkan hubungan harmonis di masyarakat dan keluarga dengan selalu menghargai dan menutupi kelemahan saudaranya,” sebut Irfan yang biasa disapa jamaah dengan sebutan Ustad Rahul.

Sementara, Camat Secanggang Ibnu Hajar menyampaikan, rasa terima kasih atas perhatian Bupati yang selalu mengunjungi wilayahnya.

Sebelumnya, Bupati meletakkan batu pertama pembangunan menara Masjid Jami’ Nasrullah dan secara pribadi memberikan infaq sebesar Rp15 juta dan 1200 helai kain sarung kepada jamaah yang hadir.

Selanjutnya membantu pembangunan gedung IPHI Kecamatan Secanggang Rp25 juta dan memberikan santunan kepada 100 orang anak yatim piatu. Panitia yang diketuai H Khairuddin yang juga Kepala KUA Secanggang bersama tokoh masyarakat memberikan seperangkat balai kepada Bupati sebagai tanda suka cita masyarakat. (ndi)

Silaturahmi dan Istiqomah

TEBING TINGGI- Waka Polres Tebing Tinggi Kompol Safwan Khayat Mhum didampingi Bimas Polres Tebing Tinggi Aiptu Sayifuddin, mengunjungi tokoh agama sekaligus menjalankan silatuhrami dalam rangka cipta kondusif bersama tokoh agama.

Tokoh agama yang dikunjungi adalah Buya Toad dari Tarikad Naqsyahbandiah di Jalan Pandan, Kelurahan Tambangan, Kecamatan Padang Hilir, Kota Tebing Tinggi, Kamis (29/12).

“Kita sebagai polisi jangan pernah meninggalkan ulama dan umara, karena mereka adalah penyambung lidah masyarakat,” jelas Kompol Safwan Khayat Mhum kepada Sumut Pos.

Kekondusifan suatu kota tergantung dengan peran ulama dan umara, karena para ulama di daerahnya akan menjadi panutan masyarakat, sebagai tempat pengaduan masyarakat apabila terjadi gejolak-gejolak horizontal ditangah-tengah warga.

“Maka, jalinlah silatuhrami terhadap tokoh agama dibarengi dengan rasa istiqomah,” harap Safwan.
Sementara itu, Buya Toad mengatakan, sebelumnya polisi enggan datang bersilatuhrami dengan para ulama, setelah terjadinya penyerangan Mapolsek Hamparan Perak oleh teroris, maka polisi secara berlahan mulai mendekati dan merangkul ulama dan umara.

“Dalam agama Islam, silatuhrami sesama manusia sangat dianjurkan, kerena dengan bersilatuhrami bisa memperpanjang umur kita,” ucap Buya Toad dengan merdu.

Polisi, kata Buya Toad, dulu terkesan beringas didepan masyarakat, tetapi kenyataan polisi itu adalah sahabat dan sekaligus pengayom masyarakat, cuma masalah pendekatan kepada tokoh adat, agama, masyarakat dan ulama dulunya jarang dilakukan.

“Ke depan, polisi diharapkan selalu merangkul dan jalin hubungan baik dengan ulama dan umara, mereka (ulama) adalah tempat penyampaian aspirasi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Buya Toad yang menggunakan sorban putih berharap kepada penegak hukum dan muspida lainnya agar menjalin kerjasama yang baik, karena dengan terjalinnya hubungan silatuhrami, maka hubungan harmonis akan terjalin. “Kunci utama dalam kehidupan bermasyarakat dan untuk menghilangkan salah persepsi, adalah silatuhrami dan tak lupa semua itu harus dilakukan dengan istiqomah,” papar Buya.  (mag-3)

2012, Dari Gelap Menuju Terang

Natal Oikumene Sumatera Utara

MEDAN- Perayaan Natal Oikumene 2011 se Sumatera Utara di Stadion Teladan Medan, dihadiri ribuan umat Kristiani, Rabu (28/12) siang 16.00 WIB. Tahun 2012 diharapkan menjadi tahun persaudaraan sejati.

Kebaktian Natal ini dihadiri 40 ribu lebih jemaat dan berlangsung khidmatn dan damai. Acara natal juga diisi persembahan tarian dan operate dari SMA se-Kota Medan. Ribuan siswa membawakan operete, penciptaan bumi, penciptaan manusia, kejatuhan manusia kedalam dosa, dan saat manusia diusir dari Taman Firdaus.

Natal Oikumene kali ini mengusung tema: Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar (Yesaya 9:1). Ketua Panitia Parlindungan Purba SH MM, Sekretaris Pdt Dr Elim Simamora MTh, Bendahara Drs Monang Simorangkir.

Uskup Agung Medan, Mgr Dr AB Sinaga OFM CAP saat memimpin kebaktian Natal menceritakan pengalaman pribadinya tentang kegelapan saat regunya mendaki gunung Sinabung. Diceritakannya, kegelapan dimana-mana menyelimuti perjalanan pendakian dan seakan roh gunung dan binatang buas akan memangsa kehidupan yang bergerak.

“Saat regu kami tiba di puncak, seolah berada di sebuah ruang yang ditembok tanpa ada cahaya, ketakutan menyelimuti. Namun, semua itu akan hilang, saat fajar menyingsing dan menaburkan terangnya. Yang tadinya bagaikan tembok gelap, kini menjadi batu yang indah dan cagar alam yang begitu asri. Bahkan Kota Medan terlihat seolah di bawah telapak kaki,” ceramahnya.

Uskup Agung berharap, makna keluar dari gelap menuju terang tercermin dari jemaat setelah perayaan natal ini.

“Sesungguhnya sangat bermanfaat bagi bangsa dan negara, dimana, akan menjadi sebuah motivasi Dan dorongan untuk menjadikan hal yang terbaik,” ungkapnya kepada ribuan jemaat Kristiani yang hadir dalam Natal Oikumene tersebut.

“Kelahiran Yesus yang dilambangkan di tempat yang sederhana, namun, menerima kehadiran semua umat. Pertama kali hadir para gembala, manusia yang siap dikatakan sebagai yang terendah kelas sosialnya, hingga orang majus. Semua bersaudara Dan Sama di hadirat Tuhan,” ujarnya.

Menteri Pertahanan dan Keamanan RI, Prof Dr Purnomo Yusgiantoro yang turut menghadiri perayaan Natal Akbar tersebut mengatakan kalau umat Kristiani di Sumut sudah mendapatkan rahmat dan berkat dalam Natal Oikumene itu karena seluruh kegiatannya berjalan dengan lancar. “Katanya Sumut sering hujan. Namun, dalam kegiatan ini, langit begitu cerah dan Natal berjalan lancar,” katanya di hadapan ribuan jemaat.

Purnomo Yusgiantoro mengatakan, dalam nuansa Natal ini, rakyat Indonesia layak bersyukur kepada Tuhan Yesus Kristus karena mampu menghadapi krisis yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Padahal banyak negara di dunia yang mengalami kesulitan karena menghadapi krisis ekonomi tersebut. “Namun tantangan yang akan dihadapi bangsa Indonesia semakin komplek pada 2012. Meski demikian, kita mengharapkan seluruh rakyat Indonesia harus selalu merasa optimistis dalam menghadap semua tantangan. Salah satu upaya adalah memperkuat kerukunan dan persaudaraan sesama anak bangsa,” pungkasnya.

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur, Gatot Pujo Nugroho, juga mengharapkan umat Kristiani menjadikan momentum Natal sebagai implementasi keteladanan Yesus Kristus dalam kehidupan sehari-hari. “Dengan demikian, semangat Natal itu mampu menjadi sikap dan karakter umat Kristiani untuk terlibat dalam pembangunan di Sumut. Dengan keterlibatan tersebut, umat Kristiani memiliki peranan dalam mencapai cita-cita Sumut menjadi daerah yang maju, mandiri, dan sejahtera dalam harmoni keberagaman,” ujarnya.
Ketua Forum Konsultasi dan Kerukunan Umat Gereja-gereja Sumut, Pdt WTP Simarmata mengatakan, perlu menjaga kemajemukan dan juga menjaga lingkungan Sumut dan hormati perbedaan, menghargai HAM, menjaga kebebasan keyakinan. “Sehingga anak cucu kita bisa hidup berdampingan kelak,” paparnya.

Ketua Forum Kerukunan antar Umat Beragama (FKUB), Maratua Simanjuntak, dalam pidatonya juga menyampaikan, sebagai manusia yang lahir dari satu nenek moyang, sudah wajar untuk saling menjaga dan agama harus dapat menjadi alat utk membangun yang lebih maju baik itu dalam perbedaan agama. “Manusia diberikan hak untak memilih. Jangan lihat perbedaan tapi harus kesamaan agar dapat dapat memadamkan sumber konflik,” ujarnya.

Sedangkan Wali Kota Medan, Rahudman Harahap berharap Natal Oikumene kali ini benar-benar mempererat tali persaudaraan. “Marilah kita sama-sama dalam membangun Kota Medan dan dengan Natal kali ini semoga Medan lebih maju,” ucapnya.

Kegiatan Natal Oikumene tersebut dihadiri mantan Menteri Perumahan Rakyat RI, Cosmas Batubara, mantan Sekdaprov Sumut, RE Nainggolan, mantan Wagub Sumut, Lundu Panjaitan, Wali Kota Medan, Rahudman Harahap, Bupati Pakpak Bharat, Remigo Berutu, Pangdam I Bukit Barisan Mayjen TNI Lodewijk F Paulus, Wakapolda Sumut Brigjen Pol Sahala Allagan, Pangkosekhanudnas III Marsma TNI Bonar Hutagaol.

Usai ibadah Natal, seluruh jemaat makan bersama dan dihibur dengan lagu-lagu pujian yang dibawakan artis-artis ibu kota diantaranya Igo Idol, Maria Pasaribu, Naomi Gultom, Tio Fanta Pinem, Perdana Band, Trio Ambisi, Roris Band, Trio Style Voice, Jesica Saragih, dan drama tari kolosal yang melibatkan 3000 siswa se Kota Medan. Pihak keamanan yang terdiri dari Kepolisian dan TNI berjaga disekitar lapangan Stadion Teladan Medan.

Segenap Panitia Perayaan Natal Oikumene Sumut, mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang turut menyampaikan partisipasinya dalam menyukseskan perayaan natal kali ini. “Kita sangat bersyukur, semua bisa berjalan Lancar, semoga natal ini memberikan makna yang lebih bagi warga Sumut,” ungkap Ketua Panitia Perayaan Natal Oikumene, Parlindungan Purba. (jon)

PLN Diancam Berhadapan dengan Preman

Nunggak Rp224 Juta, Listrik Rutan dan Lapas Tanjung Gusta Diputus Pagi Ini

MEDAN-Tindakan tegas PT PLN (Persero) untuk memutus listrik kepada konsumennya yang menunggak pembayaran, memang tak pandang bulu. Kamis (29/2) hari ini, petugas PT PLN Wilayah Medan akan memutus listrik di Rumah Tahanan (Rutan) dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tanjung Gusta.

Setelah ditelusuri. Pemutusan ini terjadi karena dua tempat itu menunggak pembayaran listrik hingga 2 bulan sejak November-Desember 2012. Nominal yang tertunggak tergolong besar, Rp224,2 juta.

Menurut Manajer PLN Cabang Medan Wahyu Bintoro, tindakan tegas mereka lakukan agar semua golongan pelanggan mematuhi aturan, tanpa terkecuali. Kendati mengakui pemutusan tersebut akan menimbulkan risiko bagi dia dan petugas PLN, Wahyu menegaskan pihaknya tetap memutus listrik pelanggan yang telah menyalahi ketentuan.

“Saya mendapat ancaman lewat telepon dari seseorang yang mengaku Kepala Lapas. Jika listrik diputus, saya diancam akan berhadapan sama preman kalau listrik diputus. Saya tidak takut. Saya hanya menjalankan tugas,” kata Wahyu di Kantor PLN Medan, Rabu (28/12).

Untuk menghindari hal-hal yang bisa membahayakan, kata Wahyu, pihak PLN akan didampingi sejumlah petugas kepolisian. Langkah ini ditempuh karena pihak PLN Medan pernah mengalami tindakan anarki di Rutan dan LP Tanjung Gusta pada 2008 silam dengan kasus penunggakan rekening listrik.

“2008 lalu, tunggakan ini juga pernah terjadi. Lalu petugas kita memutus aliran di tempat itu, tapi malah petugas kita disandera, sehingga mau tak mau listrik kembali dihidupkan. Makanya, kami akan membawa aparat polisi untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan dan melakukan pemutusan listrik di tempat itu pada pagi hari, kalau malam hari bisa berisiko,” tambahnya.

Untuk tunggakan di kedua tempat itu, Wahyu merincikan, di LP Klas I Tanjung Gusta sebesar Rp101,2 juta untuk tunggakan listrik selama dua bulan. Sedangkan di Rutan sebesar Rp123 juta. “Sebenarnya kami sudah melakukan penagihan, tapi pihak Lapas dan Rutan beralasan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (Depkumham) Wilayah Sumut belum memberikan dana untuk pembayaran listrik. Ya PLN mana mau tahulah. Saya khawatir, dana itu sudah ada tapi ditahan atau digunakan. Maka perlu ada tindakan tegas berupa pemutusan listrik,” tegasnya.

Dipaparkan Wahyu, langkah pemutusan listrik yang dilakukan PT PLN (Persero) Cabang Medan terkait operasi pemutusan aliran listrik besar-besaran terhadap 103.000 pelanggan yang menunggak pembayaran rekening listrik di Medan. “Kalau jumlah pelanggan listrik di Kota Medan ada 527.000,” bilang Wahyu.

Dia menambahkan, beberapa waktu terakhir telah terjadi peningkatan jumlah tunggakan listrik hingga mencapai Rp38,3 miliar. Jumlah tersebut akan berkurang jika Pemko Medan membayar iuran listrik yang digunakan untuk penerangan jalan sebesar Rp18,5 miliar. Berarti, tersisa jumlah tunggakan sebesar Rp20 miliar. Selain itu, ratusan ribu pelanggan akan diputus jika tak membayar tunggakan.

“Setiap bulana kami setor Pajak Penerangan Jalan (PPJ) ke Pemko Medan sebesar Rp13 miliar. Rencananya, besok (hari ini, Red) Pemko akan mendropping pembayaran melalui BRI Rp18,5 miliar. Jadi sebenarnya Pemko masih surplus,” jelas Wahyu.

Terkait pemutusan arus ini, pihak Kantor Wilayah Hukum dan HAM Sumut malah mengaku tidak tahu menahu. Bahkan, melalui Kepala Devisi (Kadiv) Lapas Elly Lukmansyah, mereka cenderung menyalahkan PLN. “Kita tidak tahu soal niat PLN untuk melakukan pemutusan arus listrik pada Rutan dan Lapas. Seharusnya pihak PLN sebelum bertindak, seharusnya melakukan pemberitahuan kepada kami,” tegas Lukmansyah, kemarin.

Lukmansyah menyesalkan sikap PLN yang ingin melakukan pemutusan arus listrik. Pasalnya, Lapas dan Rutan adalah tempat khusus. “Mengingat Lapas dan Rutan itu adalah milik masyarakat. Jadi kalau pemutusan itu dilakukan akan berdampak pada hal-hal yang tidak diinginkan. Apalagi masalah keamanan ini sangat rentan,” tambahnya.

Menariknya, ketika disampaikan alasan Lapas dan Rutan yang menunggak karena belum ada dana yang diberikan pihak Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (Depkumham) Wilayah Sumut, Lukmansyah langsung membantah. “Masalah tagihan rekening listrik ini adalah tanggung jawab Lapas dan Rutan masing-masing. Dalam hal ini Kanwil tidak ada andil,” tegas Lukmansyah.

Sejauh ini, sambung Lukmansyah, pihaknya tidak mengetahui kalau Lapas dan Rutan menunggak pembayaran iuran listrik selama dua bulan. “Kita akan mencoba untuk mengkonfirmasi pada pejabat Rutan dan Lapas bersangkutan. Kita akan tanyakan apa sebenarnya kendala mereka kenapa sampai menunggak iuran listrik selama dua bulan,” pungkasnya.(ila/rud)

*Pagi Ini, Listrik Rutan Kelas I dan Lapas Tanjung Gusta Diputus

Oktober 2011 HUT Sumut Pos

1 Oktober

  • Harian Sumut Pos genap berusia sepuluh tahun. Berbagai kegiatan digelar dalam rangkaian peringatan ulang tahun ini, mulai dari sunatan massal, senam dan jalan sehat, hingga fun rally wisatan
  • Kotak hitam atau black box berisi rekaman fakta dan data di pesawat Cassa 212-200, PK-TLF ditemukan Basarnas.

2 Oktober
Evakuasi 18 korban jatuhnya pesawat Cassa. Ratusan masyarakat dari berbagai desa yang ada di Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, memadati lapangan Sepak Bola Turangi, Perusahaan Perkebunan (PP) Lonsum.

3 Oktober
KPK titipkan RE Siahaan di Lapas Tanjung Gusta. Mantan Wali Kota Pematang Siantar ini menjadi tersangka korupsi Rp25 miliar.

4 Oktober

  • Enam napi Tanjung Gusta Medan ditetapkan sebagai tersangka oleh Subdirektorat Cyber Crime Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya. Keenamnya dalah pelaku penipuan melalui layanan pesan singkat (SMS) dan telepon. Mereka adalah AA alias Andin, IFR alias Ipan alias Bureng, PT alias Fredi, MS alias Tompul, Z alias Zul, dan R alias Anto.
  • Seorang jamaah calon haji (Calhaj) asal Padang Sidimpuan, Ali Hasaran Nasution Bin Hipuli Nasution, meninggal dunia di RS Haji Medan pukul 23.15 WIB. Dari diagnosa yang dilakukan dokter, Ali meninggal disebabkan radang paru-paru.

5 Oktober
Herman Basuki (48), warga Jalan Balai Desa No 44, Kecamatan Medan Sunggal, tewas setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Herna, Tebing Tinggi. Sedangkan Sugiarto alias Tiar (32) penduduk Pasar 6, Jalan Belawan, Medan Labuhan, sekarat dan dirawat intensif di Rumah Sakit Bhayangkara Medan. Keduanya menjadi korban penembakan oleh orang tak dikenal (OTK) di Tebing Tinggi.

7 Oktober
Setelah ditetapkan sebagai tersangka dan telah diperiksa sebanyak tiga kali oleh Tim Tipikor Polda Sumut, terkait  kasus korupsi pengadaan alat berat senilai Rp2 miliar tahun 2009, akhirnya mantan Kadis Bina Marga Medan Gindo Maraganti Hasibuan ditahan.

9 Oktober
Ribuan jemaat HKBP dari seluruh Distrik se-Sumatera Utara memadati Stadion Teladan Medan, melaksanakan Ibadah Raya Jubelium 150 Tahun HKBP.

10 Oktober
Sedikitnya 4 rumah semipermanen di Jalan Handriani Sinaga, Kelurahan Pintu Sonang, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir hangus dilalap api pukul 02.30 WIB. Dalam peristiwa tersebut, 9 pelajar SMA Negeri 1 Pangururan tewas terpanggang. Jasad para korban ditemukan petugas bertindih-tindih.

14 Oktober
Mantan Kadis Bina Marga, Gindo Marganti Hasibuan, tergeletak kaku di kamar mandi yang berada di dalam sel tahanan sekitar pukul 16.20 WIB. Gindo meninggal dalam status tahanan, dalam kungkungan terali besi di Poldasu.

16 Oktober
Delapan rumah di Jalan Pancing III Gang Masjid Lingkungan V Kel Besar Medan Labuhan. Dalam peristiwa ini, tiga orang dinyatakan tewas setelah terbakar di dalam kamar.

19 Oktober

  • Warga Amerika keturunan Korea, Samuel Hyein (28), tewas di kawasan Jalan Mustang Kecamatan Medan Polonia, sekitar pukul 22.00 WIB karena menjadi korban penikaman.
  • Sempat buron karena membobol uang Pemerintah Kabupaten Batubara, Sumatera Utara sekitar Rp80 miliar, Helfizar Purba alis OK David Purba akhir tertangkap juga. David Purba yang sempat dua kali menjadi calon Bupati Serdang Bedagai itu ditangkap di dekat tempat pencucian mobil di Cempaka Putih Jakarta.

28 Oktober

  • Final North Sumatera Rally Championship (NSRC) 2011 dilepas di Lapangan Merdeka ketika acara pelepasan.
  • Bentrok antar mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik Elektro dan Jurusan Teknik Sipil di kampus Universitas HKBP Nommensen (UHN) sekira pukul 16.30 WIB. Seorang mahasiswa, Muktar (23), warga Jalan Pelita I Medan kritis setelah menderita luka bacok.

30 Oktober
North Sumatera Rally Championship (NSRC) 2011 Putaran III berakhir sukses. Reli yang digelar sejak Jumat (28/10) hingga Minggu (30/10) dijuarai oleh pereli nasional Subhan Aksa/Webb Bernie dari FBRT Sport, disusul Ijeck/Uche dari BlaBlaBla dan Benny Lautan/Boy Martadinata dari Speedline. (data sumut pos)

Kadishub Medan Tantang Ketua DPRD Medan

MEDAN- Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Medan Syarif Armansyah Lubis alias Bob mempertanyakan statemen Ketua DPRD Medan, Amiruddin. Bagi Bob, pernyataan soal utang-piutang yang menyebabkan rumahnya dilempari, sama sekali tidak berdasar. Dia menantang Amiruddin menunjukan bukti kuitansi jika memang ada utang piutang.

“Kalau memang ada utang, tanya ke dia (Ketua DPRD Medan Amiruddin) utang apa? Utang uang atau utang apa? Kalau utang uang, berapa jumlahnya, mana kuitansinya?” ungkap Bob ketika dikonfirmasi Sumut Pos terkait pertikaiannya dengan Ketua DPRD Medan, Amiruddin, Rabu (28/12).

Saat ditanya apa alasannya kenapan tidak bersedia dikonfirmasi sebelumnya terkait persoalan tersebut, pria berbadan tambun ini berdalih, dia tidak ingin berkomentar karena khawatir hal itu berkembang jadi fitnah. “Bukannya tak mau jawab, nanti dianggap orang memfitnah. Saya tak mau memfitnah,” jawabnya.

Namun, Bob membenarkan kasus pelemparan rumahnya itu. Begitu pula dengan laporannya ke Kepolisian Sektor Sunggal (Polsek) Sunggal, Medan. Untungnya, dalam peristiwa tersebut tidak ada korban jiwa, karena dia beserta keluarganya tengah mengikuti acara margondang di Kediaman Kepala Dinas (Kadis) Pertamanan Medan, Erwin Lubis di Jalan Tuamang, Medan Tembung, Sabtu (3/12) lalu. “Memang melapor saya, apa yang dikatakan Kapolsek itu benar,” bebernya.

“Nggak ada korban jiwa karena kebetulan kami lagi di rumah Kadis Pertamanan Medan waktu ada acara margondang. Ya sekitar siang gitu,” jelasnya.

Bob menekankan, urusan itu sudah dia serahkan ke pihak polisi, jadi biarkan polisi yang menyelesaikan. “Bila masalah ini tidak naik di Polsek akan saya tingkatkan laporannya ke Polresta Medan,” tegasnya.

Bob membantah persoalan dengan Amiruddin beserta putranya, terkait masalah proyek. Namun anehnya, Bob enggan menyebutkan terkait masalah apa pertikaian tersebut. “Nggak, bukan masalah proyek. Kalau katanya masalah utang, utang yang mana. Dia harusnya menjelaskan, utang apa saya dengan dia. Harusnya ditanya ke dia karena dia yang bilang saya punya utang. Jangan tanya ke saya,” ungkapnya.

Bagaimana dengan rencana Ketua DPRD Medan Amiruddin yang hendak melaporkannya ke polisi? Terkait hal itu, Bob menjawab dengan tegas, dia tidak takut dengan ancaman tersebut. “Mau melapor apa dia? Silahkan saja laporkan,” jawabnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Medan Amiruddin sekira pukul 12.30 WIB siang menelepon Sumut Pos dan mempertanyakan masalah pemberitaan tersebut. Dalam pembicaraannya, Amiruddin terdengar berang. “Iya, kau tulis juga rupanya. Okelah. Terima kasih!” kata Amiruddin sembari mematikan ponselnya.

Sikap Amiruddin ini langsung dikonfirmasikan ke Kadishub Medan. Tak pelak, Bob menjadi heran dengan sikap kasar Amiruddin itu. “Tapi dia yang bilang saya punya utang. Kok waktu dia telepon Kau (Sumut Pos, Red), dia jadi kayak gitu. Orang kan bisa menilai, mana yang benar dan mana yang salah,” ulasnya.

Sementara itu, seorang sumber di salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Pemerintah Kota (Pemko) Medan kepada Sumut Pos menyatakan, putra Amiruddin memang menunjukkan sikap arogan dalam meminta proyek dengan mengandalkan jabatan Amiruddin sebagai Ketua DPRD Medan. “Iya, anak-anaknya itu sempat minta proyek. Tapi takku kasih. Kasian dia (Amiruddin, Red), dimanfaatkan anak-anaknya,” bebernya.
Tidak hanya sampai di situ, salah seorang sumber di DPRD Medan yang enggan disebutkan namanya juga menyampaikan, permainan proyek anak-anak Amiruddin menyebar ke Rumah Sakit (RS) Pirngadi Medan, area perparkiran di Jalan Sumatera dan ada juga sinyalemen di Dinas Pendidikan Medan masa kepempimpinan Hasan Basri.

“Di Pirngadi ada juga itu. Tapi Dewi (Direktur Pirngadi, Red), entah berani membukanya atau nggak itu. Bisa jadi dia (Dewi) takut. Di area parker Jalan Sumatera juga katanya itu proyek anak Amiruddin. Kalau untuk proyek ini, memang mesti atas nama PNS. Jadi, nama PNS itu dipakai yang mengatur tetap anak Amiruddin itu. Di Dinas Pendidikan juga katanya ada,” aku sumber di DPRD Medan tersebut.

Terlepas dari itu, pihak Polsek Sunggal kembali menyatakan kalau kasus pelemparan rumah Bob adalah benar. Petugas juru periksa sudah melakukan pemeriksaan terhadap tiga saksi termasuk pelaku diketahui berinsial MI (32).

“Sudah kita periksa tiga orang termasuk pelaku,” ucap Kapolsekta Medan Sunggal AKP Budi Hendrawan, Rabu (28/12) siang.

Budi menceritakan, MI melakukan tindakkan tidak menyenangkan terhadap rumah tinggal Syarif Armansyah Lubis di Komplek Tasbih Medan dengan cara memukul pagar tembok. Namun, tembok tersebut kokoh sehingga tembok tersebut tidak rusak. Tindakan tersebut dipergoki satpam komplek tersebut. “Dia dibawa petugas keamanan komplek Tasbi ke Polsek kita (Polsekta Medan Sunggal),” beber Budi.

Lalu, kenapa MI tidak ditahan? Budi menjawab, hal itu hanya tindakan kriminal ringan. “Cuma enam bulan kurungan penjara, ini tindakan kriminal ringan,” ujar Budi Sembari mengatakan kasus ini sudah sebulan ini terjadi.

Meski begitu, Budi mengatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan pemeriksaan terhadap saksi. “Kita akan memanggil satu saksi lagi untuk kasus ini,” pungkasnya. (ari/adl/gus)

*Ketua DPRD Medan Berang
Kadihsub Medan Tanyakan Kwitansi

God Bless Sapa Medan tanpa Huru-hara

MEDAN-Grup band legendaris Indonesia, God Bless, tampil mengesankan dalam Ulang Tahun ke-41 Televisi Republik Indonesia (TVRI) Sumut di Jalan Putri Hijau, Medan, Rabu (28/12) malam. Ian Antonon
Donny Patah, Abadi Soesman, Yaya Moektio, dan Ahmad Albar masuk satu per satu ke panggung dengan berpakaian serba hitam. Setelah sedikit menyapa penggemarnya dengan intro musik yang mengeluarkan suara merdu, God Bless langsung menggeber dengan Nato sebagai lagu pembuka. “Selamat malam Medan, senang dapat hadir dalam kesempatan di sini,” teriak Ahmad Albar dengan vokal rentanya.

Karya Doni Patah dan Almarhum Usman Djaya dengan judul Sesat melanjutkan penampilan, diteruskan dengan Menjilat Matahari. Band yang mengalami masa keemasan di era 70-an itu seakan mengajak penggemarnya bernostaligia saat tembang lawas Panggung Sandiwara, Rumah KIta, dan Blablabla mengalun syahdu. “Kita bergembira malam ini, kita berhura-hura tanpa huruhara. Asyik? Kita lanjut ya,” tantang pria keturunan Arab ini.
Tak lupa, God Bless memberikan lagu Kehidupan, Syair Kehidupan dan lagu persembahan spesial untuk penonton dengan lagu Bis Kota dan Semut Hitam dipilih sebagai penutup.

Sebelumnya, Kepala Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI Stasiun Sumut, Ir Syafrullah menjelaskan kalau memasuki usia ke-41, TVRI Sumut mempunyai gebrakan baru. Sebagai stasiun TVRI terbesar ke-3 seluruh Indonesia setelah stasiun Nasional Jakarta dan Stasiun Yogyakarta, TVRI Sumut akan reborn dengan paradigma baru dan komitmen baru. “Kita akan mengembalikan semangat. Kita juga akan mengupayakan dengan menaikan istilah reborn dalam HUT ke-41 TVRI Sumut,” terangnya.(adl)

13 Kamar Kos Hangus

MEDAN-Sebanyak 13 kamar kos-kosan dan sebuah rumah tinggal di kawasan Jalan Perdana Gang India, Kecamatan Medan Barat, hangus dilalap api, Rabu (28/12)  pukul 16.30 WIB.

Pengakuan saksi mata, Dameria, api diduga berasal dari sebuah kamar tetangganya bernama Ani. Sekitar pukul 16.30 WIB listrik secara tiba-tiba padam. Ketika Dameria keluar dirinya terkejut melihat api sudah membesar dari kamar Ani, tetangganya sesama penghuni kos-kosan milik Mohan.

Karena kondisi kamar kos-kosan yang saling berdempetan membuat api dengan cepat menjalar ke kamar lain. Spontan,  Dameria bergegas menyelamatkan diri tanpa sempat mengeluarkan barang-barang berharga miliknya.  “Karena api makin besar, aku langsung lari menyelamatkan diri, dan nggak sempat lagi menyelematkan barang-barang milikku. Sepeda motor ku, ijazah, duit, tak sempat ku selamatkan,” ungkap Dameria. Meskipun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun kerugian ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Rumah kos-kosan yang hangus terbakar tersebut merupakan milik Mohan (50).

13 diantaranya merupakan rumah semi permanen berlantai dua yang dikontrakkan sang pemilik, sedang 1 rumah permanen milik Mohan yang berada di sekitar lokasi yang sama juga turut hangus terbakar. (uma/gus)