24 C
Medan
Monday, December 9, 2024
spot_img

Dai Sebagai Penyeimbang Negara

MEDAN- Anggota DPD RI daerah pemilihan Sumatera Utara, DR H Rahmat Shah menilai, para dai ataupun juru dakwah memegang peranan cukup penting di tengah-tengah masyarakat. Peran yang mereka lakukan merupakan bagian dari upaya mencapai tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.

Tugas mulia tersebut, kata Rahmat, bukan hanya terbatas pada pencerdasan intelektual saja, namun juga mencerdaskan emosional dan spiritual. Karenanya tugas menjadi dai haruslah diperankan dan dilakukan dengan sebaik mungkin dan dilakukan dengan tulus dan ikhlas sebagai sebuah pengabdian kepada Tuhan, bangsa dan negara Indonesia.

Hal di atas disampaikan Rahmat melalui Staff Ahli DPD RI, Bechta Perkasa Asky MA, yang menghadiri acara Pelantikan Pengurus Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Sumatera Utara yang dilaksanakan di Hotel Inna Dharma Deli, Medan, Kamis (22/12).

Acara pelantikan ini dirangkaikan dengan kegiatan seminar dengan tema “Akhlak Politik Islam” yang menghadirkan nara sumber Dr Samson Rahman dari DPP IKADI dan Sigit Purnomo Asri, Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumatera Utara serta Dr. Zainul Fuad, dosen IAIN SU.

Rahmat juga mengingatkan, bahwa para dai maupun ulama merupakan komponen penting di antara masyarakat. Para aparatur pemerintahan seharusnya senantiasa didampingi para ulama sebagai mitra penyeimbang yang dapat memberikan arahan dan bimbingan agar arah pembangunan ini dapat berada pada jalur yang tepat. Hal tersebut, menurut keyakinan Rahmat, bahwa para ulama memiliki visi keislaman, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia dan sebagai bagian dari “Rahmatan lil ‘alamain”, rahmat bagi semesta alam.

Rahmat mengingatkan bahwa sejarah perjuangan nasional bangsa ini dipenuhi dengan tokoh-tokoh pergerakan yang juga para dai dan ulama. Sehingga selain mempersiapkan cetak biru kebangsaan dan kenegaraan Indonesia, mereka juga mempersiapkan mental dan moral serta spiritual anak bangsa. “Oleh karenanya, bila para pejabat dan pemimpin sekarang belajar dari para pendahulu mereka di awal-awal kemerdekaan, tentunya mereka akan dapat melihat betapa bersahajanya para pemimpin dan pejabat pemegang pemerintahan. Kekuasaan dan jabatan yang dipegang, benar-benar dihayati sebagai sebuah amanah yang harus dijalankan dengan sebaik-baiknya,” kata dia.

Rahmat tetap mengharapkan agar para dai tetap bersungguh-sungguh dalam menjalankan misi dakwah mereka dengan tetap memelihara semangat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta tidak terjebak dalam pemikiran sempit dalam pemahaman keagamaan seperti yang terlanjur dipahami sebahagian komponen masyarakat yang menganggap bahwa tindakan bom bunuh diri merupakan perilaku jihad.(*/ila)

MEDAN- Anggota DPD RI daerah pemilihan Sumatera Utara, DR H Rahmat Shah menilai, para dai ataupun juru dakwah memegang peranan cukup penting di tengah-tengah masyarakat. Peran yang mereka lakukan merupakan bagian dari upaya mencapai tujuan kehidupan berbangsa dan bernegara, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.

Tugas mulia tersebut, kata Rahmat, bukan hanya terbatas pada pencerdasan intelektual saja, namun juga mencerdaskan emosional dan spiritual. Karenanya tugas menjadi dai haruslah diperankan dan dilakukan dengan sebaik mungkin dan dilakukan dengan tulus dan ikhlas sebagai sebuah pengabdian kepada Tuhan, bangsa dan negara Indonesia.

Hal di atas disampaikan Rahmat melalui Staff Ahli DPD RI, Bechta Perkasa Asky MA, yang menghadiri acara Pelantikan Pengurus Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Sumatera Utara yang dilaksanakan di Hotel Inna Dharma Deli, Medan, Kamis (22/12).

Acara pelantikan ini dirangkaikan dengan kegiatan seminar dengan tema “Akhlak Politik Islam” yang menghadirkan nara sumber Dr Samson Rahman dari DPP IKADI dan Sigit Purnomo Asri, Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumatera Utara serta Dr. Zainul Fuad, dosen IAIN SU.

Rahmat juga mengingatkan, bahwa para dai maupun ulama merupakan komponen penting di antara masyarakat. Para aparatur pemerintahan seharusnya senantiasa didampingi para ulama sebagai mitra penyeimbang yang dapat memberikan arahan dan bimbingan agar arah pembangunan ini dapat berada pada jalur yang tepat. Hal tersebut, menurut keyakinan Rahmat, bahwa para ulama memiliki visi keislaman, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia dan sebagai bagian dari “Rahmatan lil ‘alamain”, rahmat bagi semesta alam.

Rahmat mengingatkan bahwa sejarah perjuangan nasional bangsa ini dipenuhi dengan tokoh-tokoh pergerakan yang juga para dai dan ulama. Sehingga selain mempersiapkan cetak biru kebangsaan dan kenegaraan Indonesia, mereka juga mempersiapkan mental dan moral serta spiritual anak bangsa. “Oleh karenanya, bila para pejabat dan pemimpin sekarang belajar dari para pendahulu mereka di awal-awal kemerdekaan, tentunya mereka akan dapat melihat betapa bersahajanya para pemimpin dan pejabat pemegang pemerintahan. Kekuasaan dan jabatan yang dipegang, benar-benar dihayati sebagai sebuah amanah yang harus dijalankan dengan sebaik-baiknya,” kata dia.

Rahmat tetap mengharapkan agar para dai tetap bersungguh-sungguh dalam menjalankan misi dakwah mereka dengan tetap memelihara semangat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta tidak terjebak dalam pemikiran sempit dalam pemahaman keagamaan seperti yang terlanjur dipahami sebahagian komponen masyarakat yang menganggap bahwa tindakan bom bunuh diri merupakan perilaku jihad.(*/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/