28 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 14173

4 Partai Besar Berebut Pinang Dahlan Iskan

Jadi Cawapres di Pilpres 2014

JAKARTA- Empat partai besar di Pemilu 2009 Demokrat, Golkar, PKS dan PAN berebut meminang Menteri BUMN, Dahlan Iskan untuk dipasangkan dengan calon keempat partai di Pilpres 2014.

Partai Golkar mengintip peluang untuk memasangkan Aburizal Bakrie dengan Dahlan Iskan sebagai pasangan bakal kontestan Pilpres 2014. Kombinasi keduanya dianggap dahsyat dan saling melengkapi.

“Unsur Jawa sebagai penyeimbang, pengalaman di pemerintahan dan juga pengalaman sebagai profesional/swasta. Matang secara emosional. Insya Allah bisa jadi kombinasi dahsyat yang saling melengkapi dengan Pak Ical,” tutur Jubir Golkar, Nurul Arifin, Rabu (28/12).

Dahlan dipandang sebagai sosok profesional. Pengalaman menajemennya mulai dari mengurus perusahaan swasta hingga di kementerian. “Sudah cukup terbukti ketika memimpin PLN dan sekarang di Kementrian BUMN. Juga saat memimpin kelompok Jawa Pos yang berkembang pesat,” puji Nurul.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) diam-diam juga menyimpan kekaguman terhadap sosok Dahlan Iskan. PKS pun ingin menyandingkan Dahlan Iskan dengan tiga jagoan pilpresnya yakni Luthfi Hasan Ishaaq, Hidayat Nur Wahid, atau Anis Matta.

“Kalau di PKS sendiri yang dari dalam capresnya Pak Hidayat Nur Wahid, Luthfi Hasan Ishaaq, atau Anis Matta. Jadi daripada Dahlan-Hatta lebih baik Dahlan-Luthfy, Anis, atau Nur Wahid,” tutur Wakil Ketua DPP PKS, Zulkieflimansyah, Rabu (28/12).

PKS secara resmi akan mengumumkan capresnya usai pemilu legislatif. Karena PKS ingin membaca kemungkinan koalisi yang bisa dibangun.

PAN juga membuka peluang menyandingkan Hatta-Dahlan untuk Pilpres 2014. Dahlan Iskan dipandang sebagai sosok yang bertangan dingin. Mantan jurnalis yang kini bertugas sebagai Menteri BUMN itu dipandang PAN sangat memungkinkan untuk kelak menjadi pasangan bagi Hatta Rajasa sebagai cawapres dalam Pilpres 2014.

“PAN belum menentukan Bang Hatta Rajasa berpasangan dengan siapa. Semua serba memungkinkan termasuk dengan Pak Dahlan,” kata Ketua DPP PAN, Viva Yoga Mauladi, Rabu (28/12). Wacana pasangan Hatta-Dahlan didorong oleh Ketua DPP PD Ulil Abshar. Dia bahkan berencana mengusung duet yang dia sebut sebagai ‘problem solver’ tersebut agar mendapatkan dukungan dari PD.

Wasekjen PD Saan Mustopa juga mengapresiasi adanya wacana Dahlan Iskan-Hatta Rajasa sebagai bakal capres-cawapres di Pemilu 2014. (net/bbs)

Akpar Medan Semarakkan Pesta Danau Toba 2011

DALAM rangka memeriahkan Pesta Danau Toba (PDT) 2011, Akademi Pariwisata (Akpar) Medan menggelar acara ‘Semarak Pesta Danau Toba 2011’  di Taman Budaya Medan.

Acara tersebut dilaksanakan 18 Desember 2011 dimulai dengan jalan santai mengelilingi beberapa ruas kota Medan yang diikuti seribu peserta dari Akpar Medan. Kegiatan dilanjutkan dengan berbagai lomba untuk anak-anak dan ibu rumah tangga dengan tema Pesta Danau Toba.

Semarak Pesta Danau Toba ini dibuka Sekretaris Umum Panitia Pesta Danau Toba  Nurlisa Ginting dan Direktur Akpar Medan Drs Kosmas Harefa MSi ini berlangsung meriah karena mendapat apresiasi masyarakat dan mahasiswa yang menjadi calon praktisi pariwisata di masa depan.

Masyarakat menyambut antusias Semarak Pesta Danau Toba 2011 oleh Akpar Medan ini, terbukti dari banyaknya peserta yang mengikuti kegiatan perlombaan. Diantaranya lomba menggambar tingkat SD kelas 1-3, lomba menggambar tingkat SD 4-6, lomba mewarnai tingkat TK. lomba busana daerah, lomba masak pohul-pohul, lomba aneka arsik siap saji, lomba tari daerah Sumut dan lomba aneka sambal Batak.

Kosmas Harefa selaku Direktur Akpar cukup mendukung terselenggaranya event-event pariwisata di Kota Medan. “Sehingga mahasiswa Akpar turut lebih berperan dalam meningkatkan industri pariwisata Kota Medan di tahun depan. Apalagi Kota Medan telah ditetapkan sebagai Kota MICE di tahun 2012 oleh Wali Kota Medan,” kata Kosmas.

Ia menambahkan, semua pihak diharapkan dapat terlibat memberikan sumbangan yang positif bagi perkembangan industri pariwisata dan kreatif Kota Medan. “Ini artinya Akpar Medan telah turut berpatisipasi aktif dan turut mendukung agenda yang telah ditetapkan,” jelasnya.

Dalam kegiatan ini juga turut ditampilkan beragam kesenian dan budaya dari daerah Sumu seperti tarian, pameran kuliner khas Batak, penampilan busana dari daerah Sumut. Sebagai penutup acara, panitia kemudian membagikan berbagai macam hadiah dalam bentuk lucky draw kepada peserta kegiatan yang dilakukan oleh MUY Production dan PT Mulki Abadi Management (MAM Production) selaku pelaksana acara. (*/sih)

Hanya 508 Anggota PWI Berkompeten di Indonesia

MEDAN- Ketua Bidang Pembinaan Daerah Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Atal S Depari mengatakan, dari sekitar 14 ribu anggota PWI se- Indonesia hingga akhir 2011 ini baru 508 orang yang dinyatakan berkompeten setelah lulus Uji Kompetensi Wartawan. Demikian Atal S Depari saat menutup Uji Kompetensi Wartawan (UKW) PWI Cabang Sumut di Hotel Garuda Plaza Medan, Rabu (28/12).

Dikatakan Depari, UKW Medan menjadi penutup dan membuat target PWI Pusat tercapai yang pada tahun ini ingin menciptakan sebanyak 500 wartawan yang berkompeten. Untuk itu, kata Depari, PWI Pusat berencana akan terus melaksanakan UKW terhadap ribuan anggotanya. “Januari 2012, UKW akan dilakukan di Aceh dan sejumlah daerah lainnya, agar target 1.000 wartawan kompeten per tahun tercapai,” ucapnya.

UKW, imbuh Depari, merupakan program nasional sebagai tindaklanjut dari ditetapkannya PWI sebagai Lembaga Penguji Standar Kompetensi Wartawan (SKW) berdasarkan SK Dewan Pers No.14/SK-DP/VII/2011 tanggal 25 Juli 2011. “Sekaligus UKW ini menjadi alat ukur apakah seorang wartawan itu kompeten atau tidak sebagaimana digariskan dalam Peraturan Dewan Pers Nomor 1 tanggal 2 Februari 2010 tentang SKW,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua PWI Cabang Sumut Drs Muhammad Syahrir didampingi Sekretaris Edward Thahir mengatakan, persaingan dunia jurnalistik dan pemberitaan tiap tahun meningkat. Untuk itu wartawan harus meningkatkan kualitasnya agar tetap bisa bersaing dengan kemajuan tersebut.

Khusus untuk Sumatera Utara, dari 750 anggota PWI Sumut yang ada saat ini, baru 31 orang yang dinyatakan berkompeten, terdiri dari 8 orang wartawan Utama, 8orang Madya dan 15 orang tingkat Muda. Untuk itu, tahun depan PWI Sumut berencana melakukan UKW sebanyak dua kali  terhadap 750 anggotanya. (rel/ndi)

Saudi Ganti Pancung Menjadi Tembak di Sel

Tujuh Vonis Mati WNI Dapat Ampunan

JAKARTA – Kasus pemancungan Ruyati binti Satubi bisa menjadi yang terakhir dialami TKI perempuan yang terancaman hukuman mati di Arab Saudi. Sebab Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlidungan TKI (BNP2TKI) Jumhur Hidayat mengatakan, kerajaan Saudi merubah eksekusi mati dari pancung ke tembak di sel penjara untuk terdakwa perempuan.

Pernyataan Jumhur itu diutarakan ketika dia menjemput kepulangan Bayanah (bukan Buyanah) binti Banhawi, di bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Tangerang kemarin (28/12). Bayanah sendiri, sebelumnya sudah divonis hukuman mati karena dilaporkan membunuh anak majikannya yang berumur empat tahun. Bayanah berhasil dibebaskan setelah mendapatkan pemaafan keluarga korban.

Jumhur mengatakan, perubahan sistem eksekusi mati untuk terdakwa perempuan di Saudi itu tentu lebih baik. Dia menjelaskan, dengan perubahan ini maka harga diri terdakwa perempuan bisa terjaga.

Meskipun begitu, tidak mengurangi nilai dalam sistem hukumam qisas (nyawa dibalas dengan nyawa). “Sebelumnya kan eksekusi di lakukan di lapangan terbuka,” katanya. Namun, eksekusi mati dengan cara ditembak di dalam sel penjara ini tidak berlu untuk terdakwa laki-laki. Jumhur juga berpesan, alangkah baiknya jika Presiden SBY tetap mempertahankan posisi satgas TKI.

Beberapa saat kemudian, Bayanah mendarat dan langsung disambut Banhawi (ayah), Indri Irawan (anak), dan Aswati (ibu). Bayanah langsung dikerubung keluarganya. Tangis haru pecah dalam momen pertemuan ini.
Bayanah sendiri di Saudi lebih banyak menghabiskan waktunya di balik jeruji besi ketimbang jadi pembantu. Dia mengatakan, kejadian yang berujung tuduhan pembunuhan itu terjadi sekitar tiga bulan sejak dia bekerja pada akhir 2005 silam. Sejak 2006 hingga 2011, Bayanah menghabiskan waktunya di penjara. “Saya kapok, tidak pergi lagi (bekerja, Red) ke luar negeri,” ucapnya.

Dia menjelaskan, peran satgas penanganan TKI yang terancam hukuman mati cukup membantu. Diantaranya mengupayakan permohonan maaf dari keluarga korban. Selain itu, pengadilan setempat juga menyatakan meninggalnya anak majikan Bayanah bukan atas dasar kesengajaan.

Bayanah menceritakan, saat itu dia sedang memandikan anak majikannya. Anak ini tidak bisa mandi sendiri karena cacat di bagian kaki. “Saya tidak sengaja waktu itu kran air panas terbuka. Terus mengenai tubuh majikan saya,” tutur Bayanah. Dia berharap, seluruh TKI yang terancam maupun yang sudah divonis mati bisa dibebaskan.

Banwahi yang mengenakan songkok hitam tak kalah seru ketika menangis. Dia terlihat cukup erat memeluk anak pertamanya itu. “Saya tahu kabar Bayanah terancam hukuman mati dari Darsem di tv,” ucapnya.  Banhawi langsung meminta bantuan pemerintah.

Selama bekerja anaknya tak pernah mengirim uang. Setelah tahu Bayanah dihukum dan terancam hukuman mati, dia tak mempersoalkan gaji. “Saya ingin Bayanah selamat,” ujarnya.

“Keluarga di rumah inginnya anak saya bebas seperti Darsem. Alhamudulillah sekali bisa pulang dengan selamat,” tutur Banhawi.

Sementara itu, Ketua Satgas penaganan TKI yang terancam hukuman mati Maftuh Basyuni yang ikut prosesi serah terima Bayanah memaparkan perkembangan kinerja satgas. “Sebelumnya, pembebasan Bayanan dan rekan-rekannya ini adalah hadiah tahun baru dari satgas dan pemerintah,” ucap mantan Menteri Agama itu.
Maftuh mengatakan, saat ini ada tujuh TKI di Saudi yang berhasil mendapatkan pemaafan dari keluarga korban. Selain Bayanah, ada Jamilah binti Abidin Rofi?i alias Juariyah binti Idin Ropi?i (Cianjur), Neneng Sunengsih binti Mamih (Sukabumi), dan Emi binti Katma Mumu (Sukabumi). Selain itu ada Sulaimah, Ahmad Fauzi, dan Hafidz bin Kholil Sulam, ketiganya dari Madura.

Selanjutnya, Maftuh mengatakan hukuman qisas masih belum dicabut untuk Tuti Tursilawati (Majalengka, Jawa Barat), Siti Zaenab binti Duhri Rupa (Bangkalan, Jawa Timur), dan Satinah binti Jumaidi (Semarang, Jawa Tengah).

Untuk kasus yang menimpa Tuti, Maftuh mengatakan upaya meminta permohonan maaf masih alot. Sedangkan upaya permaafan Satinah sudah keluarga tetapi terkendala permintaan diyat dari keluarga korban sekitar Rp 25 miliar. Sementara untuk permohonan maaf atas kasus Siti Zaenab, baru bisa dilakukan sekitar empat tahun lagi setelah anak korban sebagai satu-satunya ahli waris sudah dewasa. “Intinya satgas terus bekerja keras,” tandas Maftuh. (wan/jpnn)

Puluhan Guru Ikuti Pelatihan TIK

MEDAN- Sebanyak 40 Guru SD, SMP, SMA, SMK negeri dan swasta serta 20 Kepala Sekolah (Kepsek) mengikuti pelatihan komputerisasi pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Negeri-Swasta se-Sumut.

Hal ini disampaikan Ketua Konsultan Pendidikan Indonesia (KoPIndo) Medan Drs HM Joharis Lubis, MM MPd, saat dikonfirmasi, Rabu (28/12).

Joharis Lubis mengatakan,  program pelatihan TIK yang berlangsung di Mess Naniko Jalan Ampera Medan ini, dimulai sejak tanggal 26-28 Desember 2011, yang dimaksudkan sebagai peningkatan teknologi bagi staf pengajar di lembaga pendidikan.

“Pelatihan itu juga sebagai upaya peningkatan penguasaan teknologi informasi dan komputerisasi bagi guru
dengan sasaran yakni tidak ada lagi guru yang gagap teknologi (Gaptek),” ucapnya.

Didampingi Bendahara KoPIndo Yuni Piliang, Joharis mengatakan, indikator keberhasilan diklat ini adalah meningkatnya keterampilan guru dalam memanfaatkan TIK sebagai sumber belajar dalam menunjang implementasi peningkatan mutu  penyampaian  mata pelajaran yang diajarkan di kelas.
Sementara itu, Kadis Pendidikan Sumut Syaiful Safri  sebelum menutup pelatihan itu secara resmi menyampaikan, beberapa hal menyangkut penyaluran dana BOS, sertifikasi guru, dan  bagaimana peningkatan mutu pendidikan di Sumut.

Ia juga mengatakan, pelatihan TIK  diharapkan bisa tercapai dengan harapan upaya pemerintah meningkatkan kualitas pendidikan dapat terwujud.

“Guru dapat menguasai TIK sehingga bisa diterapkan kepada siswa ataupun guru lainnya. Sehingga untuk menulis  karya ilmiah mereka tidak lagi membutuhkan tenaga orang lain,” sebutnya.
Selain itu, katanya, arus perkembangan TIK dapat dimanfaatkan dalam konteks pembelajaran dan secara umum dalam dunia pendidikan.

Untuk mempersiapkan budaya belajar berbasis TIK, keterlibatan orangtua siswa dan kultur masyarakat akan teknologi dan dukungan pemerintah merupakan faktor yang tidak bisa diabaikan.

Sehingga membudayakan anak didik dengan teknologi adalah sebuah keharusan di tengah globalisasi saat ini.
Pelatihan ini, lanjutnya, secara umum untuk memperkuat kompetensi guru agar proses pembelajaran TIK mampu menggugah emosi dan pikiran siswa untuk bersikap kreatif dan inovatif melalui teknologi informasi dan komunikasi. “Setelah pelatihan ini, kemampuan peserta dapat lebih baik dalam pemanfaatan TIK  mengelola pembelajaran di sekolah. Diharapkan guru memiliki kompetensi dalam mengelola, memimpin, dan mengawasi pembelajaran melalui pemanfaatan TIK,” katanya.

Dengan program ini, lanjutnya, dimungkinkan anak didik memiliki potensi anak-anak cerdas istimewa dapat dibina secara baik dan terarah.

Dalam kesempatan itu, para peserta meminta agar pelatihan tersebut berkelanjutan.
“Kami mohon agar kegiatan pelatihan seperti ini terus dilanjutkan karena sangat membantu kami menambah wawasan tentang TIK,” pinta sejumlah peserta kepada Kadis dan Ketua KoPIndo.
Menanggapi  hal itu,  Kadis Pendidikan Sumut,  meminta KoPIndo dan LKPP kembali melatih para  guru dan kepala sekola terkait  TIK.

“Tahun depan diharapan jumlah peserta lebih banyak lagi, sehingga tida ada lagi guru yang tidak paham TIK,” tukas Kadisdik. (uma)

2012, Tahun Persaudaraan Sejati

Natal Oikumene Bersama Menteri Pertahanan di Stadion Teladan

Puluhan ribu umat Kristiani dan undangan merayakan Natal Oikumene di Stadion Teladan, Rabu (28/12). Natal ini berlangsung meriah dengan beragam acara yang disajikan.

NATAL dihadiri Menteri Pertahanan Prof Dr Purnomo Yusgiantoro beserta istri, Plt Gubsu H Gatot Pujonugroho ST, Waka Poldasu Brigjen Pol Drs Sahala Siallagan, Pangkosek Hanudnas III, Marsma TNI Bonar H Hutagaol, Muspida Plus Sumut dan Medan serta undangan lain.

Natal Oikumene Sumut mengambil tema ‘Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar (Yesaya 9:1)’ dengan sub tema ‘Meningkatkan peran sosial umat Kristiani bagi prmbangunan kesejateraan masyarakat di Sumut berdasar kasih’.

Uskup Agung Medan Mgr Dr AB Sinaga OFM CAP berharap Tahun 2012 sebagai tahun persaudaraan sejati  dengan terciptanya kerukunan umat beragama di Indonesia.

Ia menyatakan, apapun agama yang dianut masyarakat Indonesia semua tetap bersaudara. Karenanya, Uskup Agung minta umat Kristiani di Sumut dapat berperan dalam kehidupan masyarakat.

Ketua Panitia yang juga Anggota DPD RI Parlindungan Purba SH MM menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak termasuk masyarakat hingga Natal Oikumene berlangsung dengan baik.

‘’Kita tadi lihat tarian dengan ribuan penari. Kita juga lihat bagaimana kerukunan umat beragama di Sumut termasuk dengan pemerintah. Harmoni ini akan mewujudkan negara kesatuan yang makmur dan diberkati Tuhan,’’ ucapnya.
Plt Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST menyampaikan ucapan selamat natal dan tahun baru  bagi umat Kristiani. Ia juga mengajak masyarakat Sumut terus berperan aktif dalam pembangunan daerah.

Menteri Pertahanan Prof Dr Purnomo Yusgiantoro mengucap syukur karena di Tahun 2011 bangsa Indonesia mampu melewati beragam hambatan.

Ia mengatakan banyak negara lain yang tidak mampu menghadapi hambatan dengan baik sehingga membuat negara lain berantakan. Menurut dia, modal utama menghadapi hambatan diantaranya kerukunan, toleransi dan persaudaraan.

Menteri berpesan peran aktif masyarakat diperlukan guna meningkatkan harkat dan martabat bangsa yang beradab. Ia juga berucap syukur karena perayaan natal berlangsung dalam suasana tenang dan damai.

Dalam acara ini turut menyampaikan kata sambutan Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM, Ketua DPRD Sumut diwakili Tahan M Panggabean, Ketua Forum Komunikasi dan Konsultasi Gerejawi Sumatera Utara (FKKGSU) Pdt WTP Simarmata dan Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Sumut Dr Maratua Simanjuntak. (*)

Guru Bersertifikasi Minim Evaluasi

MEDAN- Evaluasi monitoring terhadap guru bersertifikasi dianggap belum maksimal. Hal ini dikarenakan minimnya anggaran pelaksanaan monitoring, yang menyebabkan sedikitnya sampel sekolah yang dijadikan sebagai evaluasi terhadap guru yang sudah bersertifikasi.

Hal ini disampaikan Kepala Bidang Peningkatan Mutu Pendidikan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Dinas Pendidikan Sumatera Utara (Disdik Sumut) Eduard Sinaga, saat dikonfirmasi, Rabu (28/12).
“Selama ini, anggaran untuk monitoring evaluasi masih minim. Sehingga evaluasi sekolah dilakukan di kabupaten/kota hanya satu sekolah saja yang dijadikan sample dan ini belum maskimal,” ungkapnya.
Menurutnya, monitoring akan berjalan maksimal jika jumlah sample yang diambil minimal 20 persen dari 34 ribu guru yang ada di Sumatera Utara.

Hanya saja, hal ini tidak bisa dilakukan dibalik keterbatasan anggaran yang disediakan untuk evaluasi monitoring tersebut.

Masih menurut Eduard, pelaksanaan monitoring akan berjalan maksimal jika dilakukan secara objektif dengan membentuk tim yang melibatkan beberapa stakeholder seperti unsur perguruan tinggi, masyarakat, dinas pendidikan kabupaten kota, organisasi profesi guru dan dinas pendidikan Sumut sebagai leading sector.
Eduard melanjutkan, monitoring ini dilakukan dengan harapan akan mengoptimalkan kinerja guru yang selama ini dinilai masih tidak sesuai dengan persyaratan guru bersertifikasi.

Dia menjelaskan, salah satu tangungjawab guru yakni mengajar sampai 24 jam selama seminggu.
Selain itu, katanya, tanggungjawab penggunaan anggaran tunjangan sertifikasi juga harus jelas. “Kebanyakan guru yang mendapat tunjangan profesi itu menganggap untuk kesejahteraannya. Seharusnya untuk meningkatkan kompetensi guru agar lebih profesional,” ujarnya.

Selain itu, bilang Eduard, dengan penemuan tim monitoring dalam evaluasi akan memberikan sebuah bentuk pengawasan terhadap tunjangan profesi yang diterima para guru.
“Dari hasil evaluasi nantinya, kita akan usulkan pemberhentian tunjangan profesi guru jika ditemukan jika ada guru yang telah meninggal dunia, menghentikan pengajaran lebih dari enam bulan lamanya dan tidak mengajar sesuai waktu yakni 24 jam dalam seminggu. Sehingga dengan adanya tim monitoring, kedepannya para guru yang telah menerima tunjangan profesi bisa bertanggung jawab sesuai profesi kerjanya,”ungkap Eduard. (uma)

Derai Tangis dan Hujan Salju Antar Kim Jong-Il

PYONGYANG – Cuaca dingin karena guyuran salju tak menyurutkan semangat warga Korea Utara (Korut) untuk turun ke jalan di Pyongyang kemarin. Mereka begitu antusias menyaksikan sekaligus memberikan penghormatan terakhir kepada pemimpin mereka, Kim Jong-il. Ya, sebelas hari setelah mengembuskan napas terakhir pada 17 Desember lalu, jenazah Jong-il akhirnya dimakamkan kemarin.

Prosesi pemakaman pemimpin yang berkuasa 17 tahun itu menjadi ajang unjuk kekuatan Korut. Ribuan pasukan dilibatkan. Puluhan ribu warga berjajar di sepanjang jalan yang dilewati mobil jenazah Jong-il.
Iringan mobil jenazah Jong-il begitu panjang. Diawali dengan sebuah mobil yang mengusung poster besar sang pemimpin. Setelah itu berderet mobil-mobil lainnya. Salah satunya adalah mobil jenazah putra pendiri Korut Kim Il-sung tersebut. Jasad Jong-il berada di dalam peti yang diselimuti bendera merah dan taburan bunga berwarna putih. Prosesi pemakaman Kim Il-sung pada 17 tahun lalu juga diwarnai hujan salju.

Warga Korut yakin, salju yang turun itu adalah bukti bahwa langit pun turut berduka atas meninggalnya pemimpin mereka.

Kim Jong-un, putra ketiga Jong-il sekaligus suksesor sang ayah, menjadi “bintang” pada acara itu.  Dia berdiri paling depan di sisi kanan mobil jenazah Jong-il. Pria 27 tahun tersebut tidak sendiri. Jong-un didampingi para tokoh penting Korut. Di antaranya adalah Jang Song-thaek, paman Jong-un yang menjabat wakil pemimpin Komisi Pertahanan Nasional, lembaga paling berkuasa di Korut.

Sepeninggal Jong-il, Jang adalah tokoh penting yang bertugas membantu Jong-un untuk memimpin negeri semenanjung tersebut.

Selain Jong-un dan Jang, mobil jenazah Jong-il dikelilingi para petinggi Korut. Sebut saja Kepala Angkatan Bersenjata Ri Yong-ho, Kim Yong-chun (menteri pertahanan), Choe Thae-bok dan Kim Ki-nam (petinggi Partai Pekerja), serta Kim Jong-gak (pejabat militer senior). Kehadiran mereka diyakini merupakan bagian dari propaganda bahwa Korut tetap solid sepeninggal Jong-il.

“Semua ini menunjukkan bahwa merekalah kekuatan inti di Korut. Terutama, Jang Song-thaek dan Ri Yong-ho yang akan menjadi kunci dalam kepemimpinan Kim Jong-un,” ujar Yoo Ho-yeol, profesor di Universitas Korea, Seoul, Korea Selatan (Korsel).

Kim Yong-hyun, analis dari Universitas Dongguk, Seoul, menyatakan pendapat senada. “Pemakaman ini mencuatkan gambaran siapa saja yang akan berada di samping Kim Jong-un untuk melindunginya,” katanya seperti dilansir AFP. “Mereka akan bertugas sebagai pelindung dan sponsor bagi Jong-un untuk menjalankan rezimnya,” sambung Yong-hyun.

Parade pemakaman Jong-il berakhir di Kumsusan Memorial Palace. Rute yang ditempuh sejauh 40 kilometer. Di Kumsusan Memorial Palace-lah jenazah Jong-il yang meninggal pada usia 69 tahun itu akan bersemayam.
“Kita telah menyelesaikan parade sebagai perpisahan untuk pemimpin besar yang sangat kami hormati,” ujar pemimpin pasukan kehormatan yang memimpin acara pemakaman kemarin. Upacara diakhiri dengan tembakan ke udara 21 kali.

Rangkaian upacara pemakaman Jong-il berlanjut hari ini. Bakal ada kesempatan bagi warga Korut untuk memberikan penghormatan resmi kepada mendiang. Kantor berita Korut melaporkan, warga diperintah untuk mengheningkan cipta selama tiga menit yang diiringi oleh tembakan artileri dan sirene kereta api.
Sementara itu, proses pemakaman Jong-il kemarin disambut dengan aksi demonstrasi warga Korsel. Di Seoul, bentrokan pecah antara polisi dan aktivis anti-Korut. Warga Seoul menyaksikan proses pemakaman Jong-il lewat layar kaca. Namun, mereka yakin, yang ditampilkan itu adalah kebohongan besar. (c10/ca/jpnn)

13 Hari di Lautan Es, 16 ABK WNI Bebas

JAKARTA – Kabar menggembirakan datang dari Antartika. Kapal pencari ikan Sparta yang 14 hari terjebak es, akhirnya bebas. Kapal berbendera Rusia dengan 32 ABK, termasuk 16 di antaranya WNI itu kini dalam perbaikan dan siap keluar lautan es setelah ditolong Kapal pemecah es Araon.

Koordinator Pelaksana Fungsi Protkons (protocol dan konsuler) KBRI Wellington, Selandia Baru Gufron Hariyanto melalui email yang dikirim ke Jawa Pos (Grup Sumut Pos), kemarin (28/12) menjelaskan, meski terjebak di tengah-tengah lautan es cukup lama, seluruh ABK dalam kondisi baik. “Termasuk para ABK WNI,” katanya.

Gufron mengatakan, para ABK yang terdampar ini tidak sampai mengalami kelaparan. Sebab, suplai bahan pangan disalurkan oleh pesawat Hercules milik Selandia Baru.

Selain menurunkan suplai bahan makanan, pesawat Hercules ini mengirim kebutuhan peralatan pompa air dan plat untuk menambal lambung kapal yang bolong.

Perkembangan evakuasi Kapal Sparta ini terus maju setelah kapal pemecah es Araon berhasil mendekati kapal Sparta. Dari website Rescue Coordination Center New Zealand (RCCNZ), kapal Araon ini berbendera Korea Selatan. Kapal pemecah es ini bertugas membuka jalur perairan yang akan dilalui untuk mengevakuasi kapal Sparta. Seperti diketahui, kapal Sparta ini dikelilingi es yang membeku.

Gufron juga mengatakan, setelah kapal Araon berhasil mendekati kapal Sparta, upaya pertama adalah transfer bahan bakar. “Sekitar 180 ton bahan bakar dari kapal Sparta dipindah ke kapal Araon,” ucap dia.
Menurut pihak KBRI Wellington, tragedi kapal terdampar di Antartika memang sangat langka. Dia memperkirakan, kejadian yang menimpa kapal Sparta ini yang pertama dalam dua tahun terakhir. Pihak KBRI sendiri belum bisa memastikan jalur yang dilalu kapal Sparta ini sebenarnya rawan ditutup es atau tidak. Pihak KBRI masih menunggu hasil koordinasi dengan Rescue Coordination Center New Zealand (RCCNZ). (wan/nw/jpnn)

Tertunda 3 Bulan, Mubarak Diadili Lagi

KAIRO – Sidang kasus pembunuhan atau penembakan terhadap para demonstran yang dituduhkan kepada mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak dilanjutkan lagi kemarin (28/12). Proses persidangan sempat terhenti atau tertunda hampir tiga bulan karena hiruk-pikuk pemilu parlemen yang akhirnya dimenangkan oleh Ikhwanul Muslimin.  Mubarak terancam hukuman mati jika terbukti terlibat dalam pembunuhan atas 850 demonstran dalam revolusi yang melengserkannya pada Februari lalu. Mantan presiden  itu tiba di gedung Akademi Polisi, luar Kota Kairo, dengan ambulans. Dia keluar dari kendaraan rumah sakit tersebut dengan brankas. Petugas mendorong ranjang beroda berisi Mubarak menuju ruang persidangan.

Sekitar 5 ribu polisi dikerahkan untuk mengamankan proses persidangan. Mereka berkoordinasi dengan tentara. Dua putra Mubarak, Alaa dan Gamal; mantan Menteri Dalam Negeri Habib al-Adly; dan enam mantan komandan regu di lapangan, yang juga menjadi terdakwa dalam kasus sama, tampak pula di ruang sidang. Hakim Ahmed Refaat mendengarkan keterangan dari pengacara para terdakwa maupun para korban sebelum menunda persidangan hingga 2 Januari mendatang.

Di luar persidangan, sejumlah demonstran pro-Mubarak membawa sejumlah poster dan foto sang mantan diktator. Sementara itu, massa yang menuntut Mubarak diadili dan keluarga korban kekerasan yang tewas dalam demonstrasi membawa foto-foto kerabat mereka.

“Pengadilan ini memalukan. Anggota geng pembunuh tetap berkuasa,” teriak keluarga para korban. “Kami telah melengserkan Mubarak, dan saat ini digantikan Hussein (Jenderal Hussein Tantawi, pimpinan Dewan Tinggi Militer yang berkuasa di Mesir saat ini, Red). Mereka sama saja,” seru massa menunjuk Tantawi, mantan menteri pertahanan di era pemerintahan Mubarak.

Sidang tersebut sebelumnya ditunda cukup lama setelah tim pengacara Mubarak meminta Hakim Refaat diganti. Permintaan tersebut dengan tegas ditolak pada 7 Desember lalu. (afp/ap/cak/dwi/jpnn)