28 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 14176

Novak Djokovic Perkuat Teknik Volley

ABU DHABI- Arahan pelatih Marian Vajda kepada Novak Djokovic kini membuahkan hasil. Sekarang sang pelatih punya  ‘tugas’ lain yang mesti dilakoni anak didiknya itu.

Setahun lalu Vajda minta Djokovic membenahi servis dan forehand-nya. Permintaan itu dipenuhi dan Djokovic melesat untuk duduk di peringkat 1 dunia tenis putra, seraya meraih tiga dari empat gelar grand slam minus Prancis Terbuka.
Untuk musim depan, Vajda sudah mengidentifikasi sektor lain yang dapat membuat permainan Djokovic lebih mengilap di bagian net. “Musim ini aku ingin mendorongnya jadi lebih agresif dan berlari ke net untuk melakukan volley,” ungkap Vajda di The National.

“Tenis saat ini tak lambat, tapi ada banyak rali; ia sangatlah bugar tidaklah mudah untuk ke net. Tetapi jika Anda bisa lebih agresif di awal perebutan poin, itu bisa sangat membantu,” lanjutnya.

Vajda, yang melatih Djokovic sejak 2006 ketika si petenis masih berusia 19 tahun dan berperingkat 87 dunia, menegaskan kalau capaian saat ini adalah buah dari kerja keras. Djokovic disebutnya memang sempat meragukan drinya, tetapi itu tak meluruhkan motivasinya.

“Novak komit menjadi nomor 1. Dulu, sekarang, dan di masa depan. Ia sudah bekerja keras untuk itu, dan bahkan ketika ada periode di mana ia tidak percaya pada kemampuannya, ia tetap tahu apa yang ia mau,” ungkapnya.
“Ia kalah dengan mengecewakan dari (Jurgen) Melzer di perempatfinal Roland Garros di 2010, kalah tiga set langsung di semifinal Wimbledon dari (Tomas) Berdych, dan ia sadar ia harus berbenah atau ia bisa lupakan keinginan jadi nomor 1,” papar Vajda. Djokovic saat ini tengah mempersiapkan diri untuk mengikuti ajang eksebisi Mubadala World Tennis Championship yang mulai bergulir tanggal 29 Desember mendatang.(net/jpnn)

PON Kalahkan USM

MEDAN-Kesebelasan PON Sumut yang sedang bersiap menatap kejuaraan Inalum Cup di awal Januari nanti memetik kemenangan pada pertandingan try out yang berlangsung di Penang, kemarin (28/12).
Pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Bandar Raya Penang, Malaysia, tim PON Sumut memetik kemenangan 2-1 atas lawannya dari Liga Malaysia USM Penang.

Tim PON Sumut unggul lebih dulu lewat gol yang dilesakkan Zulkifli pada menit ke-10, selanjutnya disamakan USM Penang menjadi 1-1 pada menit ke-26 lewat titik penalti.

Dengan semangat tak kenal menyerah, selanjutnya tim PON Sumut terus mengepung lini pertahanan USM Penang, hingga akhirnya pada menit ke 74 striker mungil Syafri Koto menambah keunggulan tim PON Sumut menjadi 2-1.  Skor ini bertahan hingga wasit meniup pluit panjang tanda pertandingan berakhir.

Turut hadir menyaksikan pertandingan itu Ketua DPRD Sumut H Saleh Bangun, Wakil Ketua HM Affan SS, serta Manejer tim H Kamaluddin Harahap yang juga Wakil Ketua DPRD Sumut.

Dengan hasil ini, secara keseluruhan tim PON Sumut yang  sejak terbentuk pada 25 Juli 2010 lalu, telah melakoni 37 pertandingan, baik yang bersifat ujicoba maupun yang bersifat turnamen. Mencetak 89 gol dan kebobolan 34 gol.

Dari seluruh pertandingan itu Tim PON Sumut sukses menjadi yang terbaik di ajang Piala Inalum 2011, selanjutnya menjadi juara di turnamen Sepak Bola Bank Sumut, serta memastikan lolos pada PON XVIII, Riau 2012 nanti.

Rencananya, pagi ini tim PON Sumut akan melanjutkan perjalanan ke Song Khla, Thailand guna menghadapi salah satu tim terkuat di Liga Thailand. (jun)

SSB Patriot, Kompas, PTP, Generasi ke Semifinal

MEDAN-SSB Patriot Medan, Kompas, PTP Wilayah I, dan Generasi Medan melaju ke semifinal Festival Sepakbola Asosiasi Sekolah Sepakbola Indonesia (ASSBI) Sumut kategori U-12 di Lapangan Paskhas Polonia Medan, Rabu (28/12).

SSB Patriot memastikan tiket semifinal setelah menaklukkan SSB Persada Labura melalui adu tendangan penalti 3-2. Adu penalti menjadi penentu hasil laga kedua tim setelah dalam duel waktu normal skor imbang 0-0.
Tim asuhan Yuspan Hasibuan memenangkan adu penalti setelah tiga eksekutornya, Hardiansyah Koto, Hafis, dan Kurnia Riski sukses membobol gawang lawan. Sebaliknya, satu eksekutor Persada gagal mencetak gol berkat penampilan gemilang kiper Patriot, David Kevin, yang sukses menepis bola.

“Target awal kami adalah merebut tiket semifinal dan itu sudah terwujud. Namun kami tetap berharap tim dapat meraih prestasi yang lebih baik, setidaknya tampil di final,” ujar Yuspan Hasibuan ditemui usai kemenangan timnya kemarin.

Sementara itu, SSB Kompas melaju ke babak Empat Besar usai mengalahkan Mayang Putra juga melalui adu penalti dengan skor akhir 3-2. Adu penalti turut menjadi penentu kemenangan SSB Generasi Medan saat menaklukkan Porsea 2-1.

SSB PTP Wilayah I menjadi satu-satunya tim meraih kemenangan dalam pertandingan waktu normal saat mengalahkan tim luar daerah, SSB Dispora Hoki Asahan 1-0.

Panitia Turnamen, Marzuki, mengatakan babak semifinal dan final U-12 akan digelar sekaligus pada Kamis (29/12) sore ini. Begitu juga di kelompok U-14 yang masih memasuki babak 16 Besar akan dilanjutkan hari ini hingga partai final. (jun)

Panpel PSMS Belum Bayar Dana Eksebisi

Manajemen Tim Sepak Bola PON Sumut kecewa atas sikap Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan eksebisi PSMS, yang diikuti sejumlah tim seperti PON Sumut, PSBL Langsa, TGM, Sime Darby dan Perak FC.

Kekecewaan tim PON Sumut dikarenakan honor bertanding tak dibayarkan sesuai janji. Awalnya Panpel lewat ketuanya Syafril Jambak SH menjanjikan akan memberi honor tampil sebesar Rp5juta. Namun karena penonton sepi, Syafril meminta agar honor tampil diturunkan jadi Rp3,5 juta. Dari tiga laga yang dilakoni PON Sumut, maka seharusnya mereka menerima Rp10,5 juta.  Dan jumlah itu tak dibayarkan oleh Panpel.

Hal itu yang disayangkan Asisten Manajer PON Sumut, Azam Nasution. “Jelas kami kecewa. Karena kalau dihitung jumlah yang ditawarkan ke kami itu tak mencukupi, karena home base pusat latihan kami jauh dari Kota Medan,” kata Azam. “Kami sudah coba hubungi terkait honor itu, tapi Syafril seperti mengelak. Kami sangat menyesalkan hal itu,” tambah Azam.

Diterangkannya, kalaupun dana itu cair maka itu akan diberikan kepada skuad PON Sumut yang mulai kemarin sudah bertolak ke Malaysia untuk uji coba melawan Timnas U-19 Malaysia. “Itu rencananya mau diberi ke anak-anak untuk uang saku selama di Malaysia. Tapi mau bagaimana lagi,” pungkas Azam.

Sementara Syafril yang dikonfirmasi mengaku tidak punya uang untuk membayar honor tersebut. Tak hanya PON Sumut yang belum dibayar, bahkan pihak keamanan dan perangkat pertandingan plus biaya operasional pun mengalami hal serupa.

“Jumlah penonton tak sesuai harapan. Jadi pemasukan memang minim. Jadi kami sekarang berhutang,” katanya.
Untuk menanggulanginya, Syafril kemungkinan akan mengadu kepada CEO PSMS Idris SE yang diharapkan bisa menalangi hutang selama digelarnya eksebisi tersebut.  (saz/ful)

Goran Ganchev Solidkan Pertahanan PSMS

MEDAN-PSMS kembali menambah pemain bertahan untuk memperkuat lini belakang tim berjuluk Ayam Kinantan itu. Kali ini pemain berkebangsaan Macedonia Goran Ganchev bergabung.

Tiba di Medan Selasa (27/12) malam lalu, pemain yang sebelumnya memperkuat tim Divisi I liga Kroasia itu langsung terjun pada dua kali latihan PSMS di lapangan Arhanud Baterai P Medan.

Saat latihan pagi, walau belum menunjukkan kemampuannya, pelatih PSMS Fabio Lopez tetap memuji pemain tersebut. “Coba anda lihat sendiri kemampuannya. Saya tak mau menilai kemampuan pemain satu-persatu. Tapi dia (Goran) itu pernah bermain di liga Kroasia, dan itu bisa jadi latar belakang yang positif untuk tim ini,” ungkapnya saat ditemui, Rabu (28/12).

Menurut Fabio, dari segi fisik, Goran cukup proporsional. Latihan fisik dan teknik yang cukup berat pada sesi latihan itu tak jadi kendala yang berarti baginya. “Mudah-mudahan performa dia sesuai harapan kami,” tutur pelatih asal Italia itu.

Performa Goran memang belum teruji dalam pertandingan sebenarnya, tapi, pria berpostur 185 sentimeter tersebut cukup tangguh, ngotot dan punya kemampuan fisik yang baik.

Pada latihan pagi dan sore, terlihat dia punya visi bermain yang cukup baik dalam melakukan passing, mengontrol bola serta mobilitas yang tinggi. Pada sesi game di lapangan Thamrin Graha Metropolitan (TGM) kemarin, dia juga masuk dalam tim yang diproyeksikan sebagai tim inti bersama Vagner Luis, Ahn Hyo Yeon di tengah dan Julio Cesar Alcorse dan Jecky Pasarela sebagai penyerang.

Bersama Vagner Luis, Goran bakal menjadi pertahanan solid yang sulit ditembus bagi lini depan lawan. Apalagi, di klub-klub profesional Indonesia, jarang sekali tim diperkuat oleh dua pemain asing sekaligus.
Vagner Luis dengan kemampuan heading-nya yang baik juga tangguh saat berduel di udara, sementara Groan dengan gaya permainan kerasnya, bakal mempersulit serangan lawan.
Senada dengan Fabio, asisten pelatih PSMS M Khaidir juga menyebutkan sisi positif Goran. Menurutnya, tipikal permainan keras yang dimiliki Goran, sesuai dengan gaya permainan keras PSMS. “Dia bertipe keras dan ngotot, tidak mau kalah dengan lawan. Cocok untuk memukul mental lawan,” tegasnya.  (saz)

Penalti Jangan Cuma Gertak

Empat Kontraktor tak Laksanakan Pengaspalan Jalan

MEDAN- Dinas Bina Marga Kota Medan dinilai sering tidak konsisten dalam menegakkan peraturan. Karenanya, sanksi penati yang akan dijatuhkan kepada empat kontraktor yang tak mampu menyelesaikan pengaspalan di sejumlah ruas jalan di Kota Medan dinilai cuma gertakan.

“Selama ini memang sering sekali terjadi. Pemko Medan tidak konsisten terhadap aturan yang telah ada. Ada perusahaan yang sudah masuk daftar black list tapi dalam prakteknya tidak diumumkan dan tidak ada sanksi,” kata pengamat anggaran di Medan Elfenda Ananda kepada wartawan, Rabu (28/12).

Menurutnya, ini bisa saja terjadi karena kontraktor yang bersangkutan sudah sangat dekat dengan pejabat di jajaran Pemko Medan atau sudah memberikan fee, sehingga Pemko Medan tidak berani mengumumkan keempat kontraktor yang terancam penati itu. Karenanya, Pemko Medan harus transparan untuk mengumumkan nama-nama perusahaan yang terancam sanksi tersebut. Jika ada transparansi, kata Elfendan
hal ini juga akan menjadi pelajaran bagi kontraktor yang telah di black list.

“Tentunya dengan transparansi, mana saja kontraktor yang tidak menepati kontrak, maka Pemko sudah menjalankan aturan dengan baik, selain itu juga sebagai upaya menjaga kualitas pekerjaan dan daya tahan pekerjaan,” kata Elfenda.

Dijelaskannya, dengan transparansi yang dilakukan, tentu saja sebagai upaya efek jera bagi perusahaan yang tidak bertanggung jawab serta menjadikan satu upaya untuk menghindari kerugian negara. Sebab, jika tidak ada realisasi pengerjaan maka anggaran akan menjadi silpa, kondisi ini juga akan mengakibatkan tidak ada pergerakan perekonomian.

Disinggung soal kendala kontraktor karena kelangkaan aspal, Elfenda menyebutkan apapun kendalanya ketika kontraktor tidak bertanggung jawab atau tidak mengerjakan proyek tepat waktu, maka tetap saja harus mendapatkan sanksi penalti. “Sesuai aturan, jelas itu tanggung jawab kontraktor. Makanya perlu perencanaan, jika ada kendala soal ketersediaan material jauh hari harus sudah diantisipasi. Aturannya, diperbolehkan adanya dispensasi kecuali kendala karena bencana alam. Makanya, Pemko Medan harus tegas untuk melakukan penalti, jangan cuma gertak”terang Elfenda.

Sebab, BPK juga akan menemukan silpa anggaran yang diakibatkan dari tidak terealisasinya proyek. “Itulah diperlukan transparansi. Pemko harus buat, mana saja daftar perusahaan atau kontraktor yang diblack list. Ini harus dilakukan, agar jangan ada indikasi Pemko Medan menutup-nutupi perusahaan yang kuat, dalam artian yang memiliki akses dengan pejabat. Padahal, perusahaan inilah yang sudah tidak menepati aturan pengerjaan proyek,” terangnya.

Sementara Kadis Bina Marga Kota Medan Gunawan Surya Lubis saat didesak untuk menyebutkan nama-nama kontraktor yang terancam penati tersebut, dia masih enggan menyebutkannya. Gunawan berdalih, dia belum bisa memberitahukan nama-nama perusahaannya karena dia tidak mengingat nama-nama perusahaan itu.
“Saya sama sekali tidak ingat. Itu masih dirancang dalam perencanaan program kita dan sedang disusun semuanya dalam laporan LPJ Keuangan 2011. Sejak awal saya memang tidak tahu nama perusahaan itu, karena tidak pernah saya urusi. Itu kuasa pengguna anggaran (KPA) dan panitia tender yang tahu. Saya tidak ingat. Tapi nanti akan kita beritahukan kalau laporannya sudah selesai semua,” ucapnya.

Malah, Gunawan terkesan ingin membela keempat rekanan tersebut dengan mengungkapkan, kalau proyek pengaspalan jalan tersebut tidak terlaksana karena tidak adanya bahan baku aspal dari produsen karena terfokus untuk proyek pembangunan Bandara International Kuala Namu.

“Produsen aspal di Medan itu kan hanya ada empat. Namun semua pesanan aspal disana lebih banyak tertuju ke proyek Kuala Namu. Jadi, kontraktor ini semua pada waiting list atau daftar tunggu. Itu saja masalahnya, kalau kita mau fair. Tapi aturan ya tetap aturan. Jika tidak bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu tetap dianggap perusahaan tidak mampu dan gagal,” ujarnya.

Dijelaskannya, tidak hanya empat kontraktor ini yang masuk daftar black list dan kena penalti, namun masih ada perusahaan kontraktor lain yang tidak bisa mengerjakan proyek atau nilai pekerjaannya tidak layak. “Itukan ada dua golongan, tidak hanya kontraktor kena penalti karena nilai pekerjaan di lapangan masih nihil. Tapi ada juga kontraktor yang kena penalti akibat pekerjaan atau proyek yang dilaksanakan di lapangan tidak layak dan sudah rusak atau tidak sesuai permintaan Dinas Bina Marga Medan. Ada juga kontraktor pelaksana proyek drainase yang bermasalah. Akibat drainase sudah rusak dalam masa perawatan,” jelasnya.

Menyikapi itu, Sekretaris Himpunan Pengembang Jalan Indonesia (HPJI) Sumut Burhan Batubara menilai Kadis Bina Marga Medan Gunawan seharusnya tidak mengatakan penyebab kelangkaan aspal akibat proyek Kuala Namu. Burhan menilai langkah yang diambil Gunawan dengan memberikan sanksi penalti bagi kontraktor bermasalah sudah tepat, namun tidak harus menilai penyebabnya akibat Kuala Namu.

“Kuala Namu, proyek yang dimananya ya? Setahu saya, tidak ada masalahnya. Karena memang sudah layak kontraktor bermasalah kena penalti itu. Seharusnya, kontraktor itu bisa menyelesaikan proyeknya. Karena pemesanan atau kontrak pesan barang bahan baku aspal ke produsen bisa dilakukan jauh-jauh hari. Jadi, saya rasa itu tidak ada alasan waiting list atau akibat proyek Kuala Namu,” jelasnya.

Burhan juga menegaskan Dinas Bina Marga harusnya mewaspadai sejak awal kontraktor tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya. Sebab, masalah ini harusnya bisa diantisipasi jika waktu pekerjaan tidak terlalu mepet mendekati akhir tahun. “Harusnya Dinas Bina Marga juga harus mewaspadai praktik-praktik curang pelaksanaan proyek di lapangan khususnya di pinggiran Kota Medan. Karena jika sudah mendekati akhir tahun seperti ini, umumnya pengawasan proyek lemah dan Dinas Bina Marga sibuk menyiapkan laporan akhir tahunnya. Ini harus diwaspadai,” tegasnya.(adl)

PT Inatex Dilaporkan ke Polisi

Lapak Pedagang Ikan Dirusak

MEDAN- Merasa dirugikan dan kesal atas lapak jualan pedagang ikan yang dirusak Satuan Pengamanan (Satpam) PT Inatex, para pedagang mendatangi Polsekta Medan Kota guna melaporkan perusakan yang dilakukan PT Inatex terhadap lapak jualan mereka, Rabu (28/12) siang.

Menurut Suriadi (55), warga Jalan Harapan Pasti, dia mengetahui perusakan lapak jualan tersebut ketika melihat puluhan Satpam PT Inatex sedang membuka papan jualan mereka dengan menggunakan linggis.

“Semenjak tutup, saya kan jualan di Jalan Tanjung Bunganya. Tadi siang, saya liat dari pagar mereka merusaknya semua,” katanya yang hanya melihat dari pagar PT Inatex karena dalam keadaan digembok.
Hal senada juga dikatakan Nurhalima (35). Ibu beranak satu ini kecewa atas tindakan Satpam yang tanpa memberitahukan merusak lapak jualan mereka. “Mulai 1990, saya sudah jualan ikan di sana, kok lapak kami yang dihancurkan dan pagar digembok. Dengan begini kami merasa dirugikan, karena tiba-tiba ada intruksi dari dalam untuk menghentikan pengrusakan,” kata Herlina dengan memakai sepatu ikan nya.

Sementara itu, Sekretaris Persatuan Pedagang Pasar Tradisional (P3T) Rusli Tanjung mengatakan, pihaknya sangat kecewa atas tindakan pihak PT Inatex.

“Semua ini, para pedagang yang dirusak lapaknya. Semua lapak pedagang ikan ada 88 lapak, tapi yang dirusak sekitar 20-an lapak,” kata Rusli.

Sedangkan Sugianto, pemegang kuasa para pedagang menjelaskan kalau para pedagang yang berjualan di sekitar Jalan Tanjung Bunga, Medan Kota sudah menggangu insfratruktur warga lainnya. “Pedagang yang berjualan di sekitgar Jalan Tanjung Bunga sudah menggangu insfratruktur warga lainnya dengan ada keluhan warga dengan aroma bau dari penjualan ikan,” jelasnya saat ditemui di lokasi.

Dikatakannya, bila permasalahan ini tidak ada mencapai penyelesaian akan mengakibatkan munculnya multi konflik. “Jadi masyarakat dan pedagang ikan akan melakukan aksi besar-besaran bila tidak ada penyelesaian. Karena dari hasil pertemuan dengan perwakilan PT Inatex dan pedagang, Selasa (27/12) malam, mengizinkan pedagang berjualan. Tapi nyatanya, sampai saat ini tidak juga dizinkan berjualan,” bebernya.

Kuasa Hukum PT Inatex Irvan Harahap SH yang dikonfirmasi wartawan koran ini menjelaskan kalau tidak ada ikut campur dengan masalah tersebut. “Itu urusan PT Inatex dengan pedagang ikan, aku berusaha saja dengan mencegah agar tidak melakukan seperti itu. Saya kan cuma perwakilan masalah hukumnya, jadi itu bukan pengrusakan hanya maksud untuk menggeser saja,” bebernya yang mengaku sedang berada Tapanuli Selatan.(adl)

Kebanjiran Order dari Aceh dan Padang

Berkah Tahun Baru Bagi Pedagang Terompet

Menjelang malam pergantian tahun, tentu saja terompet menjadi incaran masyarakat untuk lebih memeriahkan perayaan tersebut. Tak terkecuali para pedagang musiman. Bagi mereka, moment ini membawa berkah dan dimanfaatkan untuk memperoleh rezeki.

Farida Noris Ritonga, Medan

Sepekan memasuki malam pergantian tahun, para pedagang terompet mulai menjamur di Kota Medan. Seperti di kawasan Jalan SM Raja Medan, para pedagang terompet menggelar lapak dagangannya sejak dini hari. Seorang pedagang terompet, Sri (60) warga Jalan Pelopor yang ditemui Sumut Pos, mengaku tingkat pemesanan terhadap terompet naik hingga 60 persen.

“Di sinilah kita manfaatkan untuk mengais rezeki. Suami saya bekerja sebagai tukang becak. Jadi, dari pada di rumah, mendingan saya jualan terompet untuk membantu ekonomi keluarga juga. Memang tingkat pemesanan semakin naik, apalagi saat pergantian tahun nanti. Warga pasti berburu terompet untuk memeriahkannya. Saya senang jadi pedagang terompet, ada kepuasan tersendiri sambil melihat orang-orang membeli dagangan saya,” ujar Sri, Rabu (28/12).

Wanita yang sudah 11 tahun menjadi pedagang terompet ini mengaku, terompet tersebut dibuat sendiri dengan bentuk yang bervariasi dan harga terjangkau. Untuk bentuk ular, kupu-kupu dan naga dijual seharga Rp15 ribu. Sedangkan bentuk terompet yang biasa dan berukuran kecil seharga Rp3 ribu hingga Rp7 ribu.

“Harganya sangat terjangkau dan bentuknya juga unik, banyak pilihannya. Saya buat sendiri di rumah. Membuatnya juga nggak susah. Hanya modal ketekunan saja. Untuk bahan-bahan yang diperoleh juga gampang seperti karton, lem, kertas kado. Membuatnya bertahap dan dari satu bulan lalu, memang sudah saya persiapkan,” katanya.

Menurutnya setiap pergantian tahun, dirinya dapat membuat 3 ribu hingga 5 ribu terompet. Pemesanan terhadap terompet yang dibuatnya pun terus berdatangan. Tak jarang dirinya kebanjiran order dari luar kota seperti Aceh, Padang, Asahan, Tebingtinggi, hingga Tapanuli Selatan.

“Alhamdulillah banyak yang mesan. Apalagi dari luar kota. Jadi sejak pagi dari pukul 06.30 WIB saya sudah buka kios sampai dini hari. Sama seperti pedagang terompet lainnya, saya tinggal di kios ini. Nggak mungkin terompetnya kita bawa pulang ke rumah, takutnya rusak. Kalau hujan juga nggak masalah, jadi semuanya sudah dipersiapkan,” jelasnya.

Mengenai banyaknya pedagang terompek yang menjajakan dagangannya di kawasan tersebut, bagi Sri bukan menjadi masalah. Karena rezeki sudah diatur oleh Tuhan. Maka kualitas terompet buatannya semakin ditingkatkan.

“Di kawasan ini saya sudah 11 tahun menjadi pedagang terompet musiman. Sudah nyaman jualan di sini. Namanya juga persaingan usaha. Rezeki masing-masing orang sudah diatur oleh Tuhan. Jadi nggak perlu takut dagangan kita nggak habis. Tapi sejauh ini dagangan terompet buatan saya selalu habis. Paling bersisa 100 buah saja. Sisanya kita simpan untuk perayaan tahun baru atau hari besar lainnya,” urai Sri.

Sambungnya, uang yang diperoleh dari penjualan tersebut digunakan untuk biaya masa tuanya dengan sang suami. “Uangnya disimpan untuk masa tua kita dan biaya kesehatan saya dengan suami. Saya juga harus membantu perekonomian keluarga. Maklumlah, suami saya hanya tukang becak. Jadi saya juga harus bantu-bantu suami. Kalau tahun baru telah berlalu, saya jadi ibu rumah tangga lagi. Makanya moment ini sangat kita manfaatkan,” bebernya. (*)

‘Tschumi’ Pikat Alonso

Tak lama berpisah dengan istrinya, Fernando Alonso digosipkan memiliki hubungan baru dengan seorang model asal Rusia. Namanya diplesetkan dengan pembalap legendaris Jerman “Tschumi”.

Dilansir La Gazzetta dello Sport, wanita itu bernama Xenia Tchoumitcheva, berusia 24 tahun. Ia lahir di Swiss, berkebangsaan Rusia, bekerja sebagai foto model.

Harian Jerman Sonntagsblick membahasakan Tchoumitcheva dengan ‘Tschumi’, seperti nama panggilan Michael Schumacher.

Sebagaimana dikutip tabloid Bild, ia adalah ‘teman hebat’ (great friend) dari juara dunia dua kali asal Spanyol itu.
Seperti diketahui sebelum natal, Alonso mengumumkan perceraiannya dengan Raquel del Rosario, seorang penyanyi Spanyol yang telah dinikahinya selama lima tahun. Koran Spanyol yang berbasis di Basque, Diario Vasco, pun sudah mempublikasikan foto Alonso dan pacar barunya itu baru-baru ini. (net/jpnn)

Perempuan Selalu jadi Korban

Selain menjadi korban trafficking, kaum perempuan juga kerap diterlantarkan oleh suaminya. Parahnya lagi, si wanita tersebut ditelantarkan jauh dari kampung halamannya, karena ikut suami. Nah, untuk pemulangan dan penyelamatan kaum perempuan yang diterlantarkan suaminya ini juga menjadi salah satu program prioritas Kantor Kementerian Sosial RI.

Hal ini diungkapkan Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) Kemensos RI Fery Afrianto kepada wartawan Sumut Pos Jhonson P Siahaan di Kantor Dinas Kesejahteraan dan Sosial Sumut, Selasa (27/12) siang. Berikut petikan wawancaranya.

Sudah berapa kali TRC Kemensos RI menangani kasus pemulangan perempuan yang ditelantarkan suami atau pasangannya di daerah lain?
Kalau untuk kasus seperti ini, saya sendiri sudah lupa sudah berapa kali, karena saya sudah sering menangani kasus seperti ini. Tetapi yang menjadi korbannya adalah selalu kaum perempuan yang termarjinalkan.

Apakah ini termasuk salah satu program Kemensos RI?
Benar. Ini satu dari begitu banyak program Kemensos RI. Karena program yang utama itu menyelamatkan kaum wanita dari korban perbuatan semena-mena, ditinggalkan begitu saja, korban trafiking dan masih banyak lagi perempuan yang menjadi korban.

Sejauh ini, di daerah mana saja paling banyak ditemukan kasus kekerasan dan penelantaran perempuan?
Daerah yang paling banyak kasus penelantaran perempuan oleh suami atau kekasihnya itu di Pulau Jawa. Sedangkan untuk kasus kekerasan terhadap perempuan paling banyak di Jakarta dan sekitarnya serta daerah yang paling banyak terjadi kasus trafiking di Pulau Bali dan Sumatera.

Lalu, bagaimana penilaian Anda tentang keterlibatan pemerintah daerah dalam mengantisipasi kasus ini?
Saya menilai, kepala daerah di masing-masing daerah belum proaktif dalam menangani kasus yang dialami kaum perempuan. Sejauh ini, baru Sumut dan Aceh saja yang masih proaktif. Saya meminta agar setiap masing-masing kepala daerah lebih proaktif lagi.

Kendala apa saja yang Anda temukan di lapangan?
Kendala yang ditemukan di lapangan, perempuan tersebut tidak memiliki identitas lengkap, perempuan itu masih trauma, perempuan itu diselimuti rasa ketakutan yang cukup tinggi, perempuan itu berada di tangan orang yang tidak bertanggung jawab dan masih banyak lagi.

Imbauan Anda sendiri?
Saya meminta semua pihak dan lapisan masyarakat harus bekerja sama dalam mengurangi permasalahan yang sering menimpa kaum perempuan. Tidak hanya itu, dalam masalah perjodohan, orang tua dan kaum ulama harus memberikan penyuluhan tentang bobot, bibit dan bebet calonnya. Jangan asal jadi dan harus lebih waspada lagi dalam segala hal.(*)