28 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 14194

Warga Sumut Menghargai Kemajemukan

MEDAN- Anggota DPD RI daerah pemilihan Sumatera Utara, DR H Rahmat Shah menyadari bahwa masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri atas berbagai suku, agama dan ras serta adat dan istiadat serta budaya lokal yang bermacam-macam. Dalam kaitan ini, Rahmat menekankan perlunya kedewasaan sikap masyarakat Indonesia untuk menerima perbedaan dan kemajemukan tersebut.

Namun Rahmat juga mengakui bahwa masyarakat Indonesia yang mayoritas penduduknya merupakan muslim dan muslimah mempunyai keterikatan khusus kepada sistem penanggalan hijriyah untuk kepentingan pelaksanaan ibadah mereka. Karenanya, atas dasar jaminan negara atas kemerdekaan penduduk untuk melaksanakan dan mengamalkan agama dan keyakinannya tersebut, sistem penanggalan hijriyah dapat diterima dan dipergunakan oleh umat Islam Indonesia.  Beberapa hari besar dan hari libur keagamaan umat Islam senantiasa ditetapkan berdasarkan sistem penanggalan muslim, yakni sistem kalender hijriyah.

Hal di atas disampaikan Rahmat melalui Staff Ahli DPD RI, Bechta Perkasa Asky kepada media usai  menghadiri acara “Peluncuran Perdana Penyebaran Kalender Hijriyah 1433 Hijriyah (H)” yang dilaksanakan Majelis Ulama Indonesia

Peluncuran Perdana Penyebaran Kalender Hijriyah 1433 H, merupakan bagian dari rangkaian kegiatan peringatan tahun Baru Islam 1433 H yang dilaksanakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumut. Peluncuran itu sendiri dilaksanakan dengan penyerahan secara simbolis Kalender Hijriyah 1433 H kepada tokoh masyarakat muslim dan perwakilan ormas Islam yang ada di Sumatera Utara. (*/ila)

Jual Togel untuk Beli Sepatu Anak

Kasih sayang seorang ibu kepada anaknya tak mampu dinilai dengan apapun. Bahkan, sang ibu rela berkorban apa saja untuk kebahagiaan anaknya. Seperti yang dilakukan Lie Jong alias Jong (44), warga Jalan Rahayu, Gang Pribadi, Kelurahan Bantan Timur, Medan Tembung.

Dia nekat menjadi juru tulis (jurtul) togel agar dapat membeli sepatu anaknya. Namun naas, baru dua hari menjalani pekerjaan haram itu, dia sudah tertangkap personel Unit Judi Dit Reskrim Polda Sumut, akhir pekan lalun
Ibu dua anak ini ditangkap berkat laporan masyarakat yang merasa resah dengan aktivitas pemjualan togel di kawasan itu. Atas informasi tersebut, petugas Unit Judi Dit Reskrimum Polda Sumut melakukan penyelidikan dan diketahui, dalam menjalankan bisnisnya Jong menerima pesanan nomor togel via ponselnya.

Setelah mendapatkan bukti-bukti lengkap, petugas pun menggerebek rumah Jong. Saat itu, Jong sedang menerima pesanan nomor togel yang ditulis di sebuah kalender.

Dari hasil penggrebekan tersebut, petugas menyita dua unit HP Nokia dan satu kalender berisikan nomor pesanan angka togel.

Kepada petugas, Jong mengaku baru dua hari menjalani bisnis togelnya tersebut. “Aku mau membelikan sepatu untuk anakku,” kata Jong sambil menangis sesungukan saat dimintai keterangan oleh penyidik. Saat ditanya lebih lanjut, Jong hanya tertunduk dan tak mau banyak bicara. “Omsetnya cuma Rp50 ribu sampai Rp70 ribu sekali putar,” pungkasnya.(mag-5)

Peternak Babi tak Mau Bayar Denda

MEDAN- Sidang ternak kaki empat (babi) yang digelar Dinas Pertanian dan Kelautan (Distanla) Medan di Rumah Potong Hewan (RPH), Jumat (23/12) lalu berlangsung ricuh. Pasalnya, pemilik ternak menolak membayar denda sebesar Rp30 ribu sesuai keputusan hakim.

Hadir dalam sidang tindak pidana ringan (tipiring) tersebut hakim ketua Zulkifli SH MH dari Pengadilan Negeri (PN) Medan, Jaksa, Lila Nasution dari Kejari Medan, dan Panitera Zulkarnain, serta dua orang warga yang merupakan pemilik ternak babi yakni DN Siagian dan Martha Merry Boru Pardede, yang keduanya merupakan warga Kecamatan Helvetia.

DN Siagian dan Martha Merry Boru Pardede menolak membayar denda sebesar Rp30 ribu, karena mereka mengira dipanggil untuk mengambil ternak babi miliknya yang sudah disita negara di RPH. “Kami tak mau membayar itu. Kami kira dipanggil di sini karena ternak kami akan dipulangkan rupanya tidak. Justru kami pula yang harus mengeluarkan uang,” ucap DN Siagian.

Mereka juga tidak bersedia kalau ternak miliknya yang sudah disita akan dilelang. Kericuhan yang terjadi sempat diamankan oleh 6 orang aparat dari Polresta Belawan. Ternak milik DN Siagian sendiri disita sebanyak 2 ekor sedangkan ternak milik Martha Merry Boru Pardede sebanyak 1 ekor.

Meski kedua pemilik ternak menolak membayar, keputusan hakim tetap dijalankan. Kejari Medan akan segera melakukan pelelangan. Dimana, sidang ternak babi ini memang membuat Kejaksaan pusing. Sementara, biaya pelelangan cukup besar, tapi ternak yang awalnya diperkirakan akan dimusnahkan memiliki nilai jual.
Kadistanla Medan Wahid melalui Kabid Produksi Peternakan Distanla Medan Emilia Lubis mengatakan, sebelumnya Kejaksaan sudah menyita sebanyak 31 ekor ternak babi dari 28 KK atau pemilik ternak. Namun, ketika digelar sidang hanya dua KK pemilik ternak yang hadir. “Ternak babi yang disita ini merupakan ternak hasil penertiban Distanla Medan beberapa waktu lalu yakni di kecamatan Helvetia, Medan Area, Barat, Petisah, Selayang dan Tuntungan,” kata Emilia.

Dijelaskannya, sidang ternak babi ini telah diatur dalam Perda Nomor 4 tahun 1995 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK). Dalam aturan itu dinyatakan, ternak babi yang sudah ditertibkan Distanla Medan akan dieksekusi Kejari Medan dan sebelumnya digelar sidang terhadap pemilik ternak.

“Semua ternak babi telah kami serahkan ke Kejaksaan dan menjadi sitaan negara. Dalam sidang dinayatakan oleh Hakim, masing-masing pemilik harus membayar denda sebesar Rp50 ribu per orang, namun kemudian diputuskan hanya membayar Rp30 ribu per orang, atau kurungan 3 bulan penjara. “Tapi pemilik menolak. Asumsi mereka, ternak akan dipulangkan kepada mereka, rupanya disidang mereka justru harus membayar denda karena telah melanggar aturan,” terang Emilia.(adl)

Istana Maimun Bakal Jadi Ikon Kota Medan

MEDAN- Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumut terus berbenah diri menjadi besar, maju dan moderen menuju Kota Metropolitan. Infrastruktur moderen menopang Kota Medan untuk menjadi kota besar Megapolitan. Namun, ikon Kota Medan sebagai kota besar sama sekali tidak dimiliki yang dapat mencerminkan sebuah kota.

“Perkembangan kota Medan tidak dapat semata-mata memprioritaskan hanya pada infrastruktur fisik saja namun harus memperhatikan infrastruktur sosial lain termasuk budaya agar mengantarkan kota ini menjadi Kota Metropolitan. Dalam infrastruktur budaya salah satu ciri penting kota adalah penanda atau ikon kota yang menarik secara kuat perhatian visual masyarakat dan menjadi cerminan kota,” kata Ketua DPRD Medan H Amiruddin dalam sambutannya sekaligus membuka Acara Seminar Brainstorming Identifikasi Ikon Kota Medan di Hotel Garuda Plaza, kemarin (24/12).

Dikatakannya, secara umum yang dianggap sebagai penanda, lambang atau ikon kota adalah bersifat suci, agung dan memiliki makna mendalam dalam kehidupan bersama. Penanda, lambang atau ikon itu merupakan bagian integral dan inheren dari sebuah kota karena akan dapat menolong publik untuk mengenal kota secara utuh, sehingga keberadaan kota akan lebih mudah diingat dan dikenang publik.

“Kota Paris terkenal dengan ikon Menara Eiffel-nya, Amerika terkenal dengan Patung Liberty-nya dan Jakarta terkenal dengan Tugu Monas-nya. Jika di negara atau daerah lain terdapat ikon, simbol atau lambang kota, meski menjadi salah satu kota terbesar sampai sekarang ini Medan belum memiliki ikon kota. Belum adanya ikon kota ini lebih terkait dengan pluralitas masyarakat di wilayah ini,” ujarnya.

Dia menilai sangat apresiasi dan menyambut gembira atas digelarnyua seminar curah pendapat identifikasi ikon Kota Medan ini menuju Kota Metropolitan. Dia berharap dengan seminar yang digelar High Level Policy Forum (HLPF), Medan City Metropolitan (MCM) dan Disbudpar Kota Medan bekerjasama dengan PT Jamsostek itu dapat menemukan ikon Kota Medan yang selama ini tidak ada.

Wali Kota Medan Rahudman Harahap diwakili oleh Kepala Bappeda Kota Medan Zulkarnain menyambut baik digelarnya acara sumbang saran itu. Zul menilai perlu dipikirkan bersama mengenai ikon Kota Medan yang sampai saat ini masih belum ada.”Apresiasi yang besar disampaikan Walikota Medan dengan digelarnya kegiatan ini. Perlu bersama-sama memikirkan ikon Kota Medan kita tercinta ini. Ikon tersebut dapat mencerminkan kota dan masyarakatnya secara umum. Selain itu, dalam kesempatan ini juga saya memperkenalkan motto Kota Medan yang baru yakni Medan Metropolitan, Medanku Medan Medan Mantap! ,” jelas Zul membacakan sambutan Wali Kota yang diikuti peserta lain saat mencetuskan motto Kota Medan.

Sementara itu, hadir sebagai narasumber antara lain Ketua Dewan Kota/Pemerintahan Afiffudin Lubis, Antropolog Dr Fikarwin, Sejarahwan Dr Budi Agustono, Ekonom Prof Zulkarnain Lubis PHD, Dr Bisara Tobing MPH. Dalam kesempatan itu, Ketua Dewan Kota Afiffuddin Lubis menegaskan, bahwa Istana Maimun sangat cocok dijadikan ikon Kota Medan.

“Dengan nilai historis dan sejarahnya, kalau menurut saya Istana Maimun yang paling cocok dijadikan ikon Kota Medan,” saran Afiffudin Lubis. (adl)

XLangkah Lebih Maju Gelar Konser Dukung Karya Indonesia

Hadirkan Ayu Ting Ting

MEDAN- Memberikan layanan seluler yang berkualitas merupakan tanggung jawab PT XL Axiata Tbk (XL) sebagai operator penyedia layanan, termasuk layanan konten (VAS/value added service). Guna memberikan kenyamanan pelanggan dalam memanfaatkan layanan seluler, jauh-jauh hari XL telah melakukan sejumlah inisiatif peningkatan sistem keamanan bagi pelanggan untuk memastikan semua proses registrasi dan aktivasi benar-benar diketahui secara sadar oleh pelanggan yang bersangkutan.

Dalam hal ini, XL Kampanye Dukung Karya Indonesia ini salah satunya disampaikan melalui Konser “XLangkah Lebih Maju Dukung Karya Indonesia” yang diadakan di GOR Binjai, Medan, Jumat (23/12) lalu.

Hanya dengan mengaktifkan salah satu konten layanan berlangganan XL VAS (XLCuaps, XL Vuclip, Celebrity SMS, atau RBT), masyarakat Medan dapat menikmati konser yang dimeriahkan oleh Ayu Tingting, Nicky Tirta & Vanessa Angel, dan Treeji, serta berkesempatan memenangkan grand prize kemarin.

Pengunjung Konser “XLangkah Lebih Maju Dukung Karya Indonesia” juga dapat mengikuti Goyang Gayung Competition dengan cara meng-upload video gaya Goyang Gayung mereka melalui social media.
Selain di Medan, konser ini telah berlangsung di Depok (4 Desember 2011), Sukabumi (11 Desember 2011), Mataram (13 Desember), dan Magelang (19 Desember). Kampanye Dukung Karya Indonesia diharapkan dapat membuka kesempatan bagi industri kreatif Indonesia untuk menjadi selangkah lebih maju.

GM Sales Northern, Swandi Tjia mengatakan, sejak jauh sebelumnya XL telah menyadari untuk memberikan keamanan dan kenyamanan pelanggan layanan VAS.

“Kini kami berharap jaminan atas keamanan dan kenyaman pelanggan ini akan bisa menjadi awal untuk menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat atas layanan VAS. Bagaimanapun juga industri VAS dan kreatif ini perlu dibangkitkan kembali secara sehat,” sebutnya.

Swandi menegaskan, XL juga sudah lama menerapkan SMS Gateway yang bisa mencegah pengiriman konten melalui SMS oleh CP tanpa sepengetahuan XL. Selain itu XL juga menyediakan beberapa mekanisme yang mempermudah pelanggan untuk mengetahui layanan konten di nomornya, yaitu melalui *123*572#.
Selain itu, promo layanan VAS dari XL juga sudah transparan. XL juga sudah melakukan penerapan pengiriman notifikasi secara berkala kepada pelanggan untuk mengingatkan dan memastikan status berlangganan layanan VAS yang aktif.

Dari sisi promo, XL memastikan menerapkan promo yang transparan sehingga publik dan pelanggan memahami ketentuan berlangganan suatu VAS.

Panduan cara berpromosi yang transparan ini juga diterapkan oleh setiap penyedia konten (CP/content provider) yang menjadi partner XL.  Selain itu XL juga telah memastikan semua CP yang menyediakan layanan konten dan menjadi partner telah terdaftar di BRTI dan mengikuti regulasi yang berlaku.

Menurut Swandi, XL akan mulai kembali berusaha menumbuhkan kepercayaan pelanggan pada layanan VAS. Sejumlah inisiatif telah disiapkan, antara lain menyelenggarakan program edukasi yang komprehensif kepada pelanggan melalui berbagai saluran. Untuk hal ini, XL akan selalu berpegang pada aturan yang berlaku.
Selanjutnya, XL bersama dengan mitra CP dan Label yang menaungi para pelaku industri kreatif juga terus berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan industri kreatif nasional melalui kampanye Dukung Karya Indonesia, di antaranya meningkatkan penyediaan dan penawaran konten-konten lokal dan bermuatan positif bagi pelanggan, dan sebagainya. XL melihat potensi ekonomi yang dimiliki sektor ini cukup besar sejalan dengan terus berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi. (ila)

UU Perlindungan Konsumen Masuk Kurikulum Sekolah

MEDAN- Pemahaman mengenai undang-undang perlindungan konsumen harus ditekankan sejak dini terhadap para siswa agar nantinya, para siswa yang merupakan konsumen lebih cerdas dan pelaku usaha dapat lebih bertanggungjawab akan produk yang dipasarkannya. Untuk itu, Undang-Undang (UU) Nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen diharapkan masuk dalam kurikulum pengetahuan di dunia pendidikan.

Ketua Lembaga Kepedulian Konsumen Indonesia (LKKI) Sumut, Aman Situngkir mengatakan, berdasarkan hasil survey yang dilakukan LKKI Sumut, masyarakat yang mengerti tentang UU Perlindungan Konsumen ini hanya 20 % dan 20 % masyarakat yang tidak mau tahu serta 60 % masyarakat tidak mengerti dan tidak mengetahui
“Masyarakat di Indonesia khususnya di Sumut sama sekali masih buta tentang UU Perlindungan Konsumen. Kita mengharapkan kepada pemerintah baik Kabupaten/Kota dapat mengupayakan UU Perlindungan Konsumen masuk dalam kurikulum pendidikan,” kata Aman Situngkir yang juga Ketua Lembaga Kepedulian Problematika Anak Bangsa Indonesia (LKPABI) Sumatera Utara (Sumut), usai sosialisasi UU Perlindungan Konsumen di Yayasan Pendidikan Jambi, Jalan Pertiwi, Medan Tembung, Kamis (22/12).

Menurutnya, kurangnya pemahaman tentang UU perlindungan konsumen ini, mengakibatkan pelaku usaha seenaknya ‘mengobok-obok’ tanpa memikirkan kesehatan masyarakat. “Jika masyarakat pintar dan memahami UU perlindungan konsumen, maka pelaku usaha tidak lagi seenaknya memasarkan makanan atau jajanan yang mengandung zat berbahaya yang menyebabkan timbulnya gangguan kesehatan konsumen. Belum lama ini kami temukan dalam kemasan minuman botol ada lumut,” ungkapnya.

Sementara, Staf Ahli Wali Kota Medan, H M Rasyid SH mengakui banyaknya masyarakat yang tidak mengerti UU perlindungan Konsumen, merugikan konsumen itu sendiri. “Dengan sosialisasi seperti ini mudah-mudahan konsumen mengerti apa itu UU Perlindungan Konsumen. Jika masyarakat pintar, pelaku usaha tidak bisa lagi sembarangan mendistribusikan barangnya ke konsumen,” terangnya.

Terpisah, Wakil Ketua DPRD Kota Medan, Ikrimah Hamidi menyebutkan, untuk melindungi konsumen dari pelaku usaha yang nakal memang diperlukan efek jera. Jadi diperlukan suatu sistem yang benar baik dan aturan yang baik. “Harus ada undang-undang yang benar-benar kuat tentang makanan halal dan baik. Lebel tersebut wajib muncul. Karena dengan begitu akan ada sanksi yang lebih tegas dan jelas karena ada undang-undang yang mengikat sehingga sanksi pidananya lebih kuat,” tegasnya. (mag-11)

Pemko Siapkan Akses Internet di 151 Kelurahan

MEDAN- Berkembangnya sistem pendidikan salah satunya lewat website  www.AyoSekolah.com menunjukkan sebuah kemajuan dalam membuat sejarah untuk kota Medan.

Lewat program try out ujian nasional melalui online yang pertama di Indonesia ini membutuhkan dukungan dari berbagai pihak,  dalam tujuan memajukan pendidikan sebagai pilar pembangunan kota Medan.
“Jangan kita yang memulai namun orang lain yang memanfaatkan. Kita harapkan ini terus kita yang kembangkan dalam mendukung kota Medan sebagai kota metropolitan,” ujar Wali Kota Medan Rahudman Harahap, dalam sambutannya sekaligus membuka secara resmi acara try out UN SMK-SMA se- Kota Medan, di Hotel Madani Kamis (22/12).

Bahkan bentuk dukungan kemajuan dalam pendidikan, bilang Rahudman, akan dikembangkan lewat program internet di  seluruh kelurahan kota Medan.

“Dalam waktu dekat akan kita siapkan acces internet (Wi-Fi)  di 151 kelurahan di Kota Medan untuk memudahkan masyarakat dalam upaya menambah pengetahuan khususnya internet,” ujarnya.
Rahudman diakhir sambutannya mengakui masih banyaknya tantangan dan hambatan  kedepannya yang harus dilalui.
Sehinggakomunisasi dengan seluruh kepala sekolah sebaiknya terus dibina khususnya oleh Kepala Dinas Pendidikan kota Medan.

“Pembahasan peningkatan kualitas pendidikan tidak hanya sebatas di dinas pendidikan saja, namun seluruh stake holder pendidikan.Untuk memajukan kota Medan butuh kerjasama dari seluruh elemen ,”tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan, DR Rajab Lubis, menganggap kemajuan pendidikan di Kota Medan terus memperlihatkan perkembangan.

Menurutnya, dengan berkembangnya pendidikan akan merubah, dan bisa mengangkat harkat martabat yang mampu mengentaskan kemiskinan.

“Apapun yang kita lakukan hari ini adalah untuk anak-anak kita. Lewat Ayo Sekolah akan menumbuhkan minat anak untuk belajar. Sekaligus sangat bermanfaat dalam meningkatkan prestasi seorang anak,” ucapnya.
Sesuai tujuan utama saat menjabat Kadis Pendidikan Kota Medan, Rajab memilki tugas utama yakni mengangkat martabat dan marwah guru.

“Guru-guru tidak membutuhkan tunjangan yang besar melainkan naiknya marwah dan martabatnya yang pastinya akan meningkatkan kualitas siswa,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Panitia sekaligus salah satu pencetus website Ayo Sekolah, M Ilham Bintang,  mengatakan, www.Ayo Sekolah.com awalnya merupakan ide sensitif, dari dampak negatif yang timbul akibat kegagalan ujian seperti stress hingga berakhir kepada bunuh diri.

Selain itu dampak negatif yang ditimbulkan oleh jejaring Facebook  yang pernah diharamkan oleh pemerintah, turut  mempengaruhi prilaku para pelajar.
Melihatkondisi ini melatar belakangi Plaza 99 membuat sebuah situs yang bersifat positif dan mendidik, yakni www. Ayo Sekolah. Com .(uma)

Siswa Kelas Satu tanpa Rapor

LANGKAT- Siswa kelas satu (1) tingkatan dasar hingga menengah atas tak dapat Rapor atau buku bukti nilai hasil ujian semesteran, menyusul tidak dicetaknya lembaran angka-angka tersebut oleh Propinsi seterusnya dibagikan ke Pemkot/Pemkab.

“Memang dengan terpaksa kita memberikan secarik kertas sebagai pengganti Rapor anak-anak siswa kelas satu di tahun ini, dan itu merupakan pilihan terbaik. Karena, seperti biasanya pihak (Dinas Dikjar) Propinsi mencetaknya selanjutnya dibagikan ke Pemkot dan Pemkab tetapi untuk tahun ini tidak,” kata Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan dan Pengajaran (Dikjar) Pemkab Langkat, Syam Sumarno.

Syam ketika memberikan penjelasan melalui sambungan telepon mengaku sedang dalam perjalanan, Minggu (25/12), sebutkan secarik kertas sebagai alternatif terbaik pengganti Rapor tidak menyalahi peraturan sebab sifatnya sementara sebelum adanya Rapor dimaksud. Nah, sebut dia, setelah Rapor tersebut nantinya ada maka nilai-nilai hasil ujian semester (ganjil) akan dimasukkan atau dipindahkan sesuai aslinya. Dan kejadian ini, merupakan kali pertama terjadi akibat perubahan sistem pencetakan Rapor.

“Tentunya, kita akan melakukan penggantian lembaran kertas tersebut ke Rapor sebagaimana mestinya secepat mungkin, dengan menggunakan anggaran sendiri,” singkat Syam tanpa sebutkan alasan kenapa Propinsi tidak mencetak Rapor.
M Nuh salah seorang komite sekolah lanjutan di Stabat membenarkan, sekaligus sangat menyayangkan terjadinya peristiwa itu karena menilai kurangnya kordinasi dilakukan pihak Propinsi ke pemerintah daerah. Karenanya, diperkirakan alangkah baiknya jika pembuatan atau pencetakan Rapor diserahkan ke daerah sebagai bentuk otonomi.
“Memang benar ya, anak-anak didik di kelas satu di setiap jenjang pendidikan tidak menerima Rapor dan digantikan kertas saja membuktikan hasil ujian selama satu semester. Sangat disayangkan kenapa sampai terjadi, namun kita berharap dinas terkait cepat menyikapinya agar tidak lagi terjadi seperti ini,” tutup Nuh. (mag-4)

UMSU Berikan Apresiasi Kepada 81 Mahasiswa Berprestasi

MEDAN- Sebagai bentuk kepedulian terhadap prestasi mahasiswa, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) berikan apresiasi kepada 81 mahasiswa yang telah berprestasi baik tingkat nasional maupun internasional pada tahun 2011.

Apresiasi berbentuk uang dengan nilai nominal yang beragam sesuai prestasi yang didapatkan mahasiswa itu, diberikan langsung oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Drs Agussani MAP di Aula UMSU, Jumat (23/12).

“Sedikitnya ada 81 mahasiswa perguruan tinggi yang telah berhasil meraih prestasi tingkat nasional maupun internasional selama tahun 2011. Prestasi itu didapat diantaranya melalui cabang olahraga seperti even SEA Games Jakarta dan Palembang Tahun  2011, Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (Pomnas) tahun 2011 di Batam, Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) tahun 2011 di Medan debat bahasa Inggris tingkat Nasional, dan bidang seni yakni Teatrikal  ,” ungkap Agussani dalam sambutannya sekaligus memberikan bantuan langsung kepada sjumlah mahasiswa.

MAsih menurut Agussani, Pemberian tali asih tersebut merupakan salah satu bentuk apresiasi kepada atlet mahasiswa berprestasi daerah itu yang telah mengharumkan Kota Medan dan Universitas, bukan hanya pada tingkat nasional namun juga internasional.

Atas jerih payah tersebut ia menilai sudah selayaknya berbagai pihak di daerah itu memberikan apresiasi yang setingginya. Ia juga mengingatkan kepada atlet agar terus meningkatkan latihan karena tanpa latihan prestasi tidak akan dapat diraih.

‘“Mereka semua adalah mahasiswa UMSU. Prestasi yang telah mereka raih tersebut selain  telah membawa harum nama UMSU sendiri juga telah memberikan kebanggaan bagi Sumatera Utara. Atas prestasi tersebut layak kiranya kita memberikan penghargaan bagi mereka,” katanya.

Sementara itu, Muktar Aritonang mewakili Ketua KONI Sumatera Utara, Gus Irawan dalam sambutannya mengatakan, selama ini UMSU telah banyak membantu KONI dalam melakukan pembinaan terhadap para atlet mahasiswa.
Salah satunya adalah dengan menampung atlet-atlet berprestasi untuk melanjutkan studinya di salah satu perguruan tinggi terbesar di Sumut itu. “Apa yang telah dilakukan UMSU tersebut hendaknya dapat menjadi contoh bagi perguruan tinggi lainnya di Sumatera Utara,” ungkapnya.

Dia juga berharap kepada mahasiswa yang berprestasi dan mendapatkan apresiasi, untuk dapat terus melanjutkan prestasinya, bukan hanya dibidang olah raga namun juga bidang akademis sehingga bisa berimbang.(uma)
Diantara bebrapa nama mahasiswa berprestasi tersebut diantaranya Basuki Nugroho (taekwondo), Indra Gunawan (renang), Tantri W, Jintar Simanjuntak (karate), Sumurung Siregar (gulat) serta Siti Aisyah (tinju).    (uma)

Mazin, Kangen Perpustakaan Sekolah

Senin 17 Oktober 2011, jam 06.30 wib Jalan Bakti Luhur masih sepi. Matahari berpijar, sorot sinarnya berpendar di antara kubah  masjid. Rumput-rumput basah oleh kabut, kepingan embun jatuh dari tangkai dahan. Daun-daun gugur, memberi harapan kepada tanah. Dan burung-burung gereja yang mungil terbang tertatih melawan angin.

Pagi ini adalah hari pertama saya masuk sekolah SD Bakti Luhur. Usia saya baru 5 tahun. Kata bapak, “5 tahun sudah cukup. Engkau sudah dapat membaca, menulis, menggambar komik dan peta, menyanyikan arah mata angin. Engkau akan menjadi anak yang tercepat dan terhebat di sekolah.”

Saya tidak mengerti apa yang bapak katakan. Yang saya rasakan, pagi ini, hati saya gembira. Sarapan pagi buatan mama sungguh istimewa, pisang goreng, siram susu coklat dengan taburan parutan keju dan teh manis hangat.
Seperti pagi yang sudah-sudah. Saya pasti menangis setiap menginginkan apa yang saya mau. Jika ditanya kenapa menangis, “tidak tau,” jawab saya ringkas. Saya hanyalah seorang anak kecil yang masih suka menangis.

Hari pertama masuk sekolah, saya diantar mama menggunakan sepeda mini merah buatan Cina-Butterfly. Bapak seperti biasa, sehabis Subuh baru selesai menulis. Saya bangga punya bapak seorang penulis. Ia sabar, ia pemarah, ia kaya, ia juga penuh cinta. Ia seperti gunung api yang menggemburkan tanah. Ia seperti badai yang menerbitkan pelangi.

Setelah berpamitan dan mencium pipi adik saya yang berusia 1 tahun 8 bulan. Saya mencium tangan bapak dan tersenyum, “pergi dulu pak.”

Di sepanjang Jalan Bakti Luhur, jam 07.15, kendaraan sudah mulai ramai. Becak motor, kereta [sepeda motor], anak-anak SD berjalan kaki, mobil, semua berpacu, semua takut terlambat. Saya menikmati pemandangan sawah dan pohon-pohon. Sejuk sekali hawanya.

Sampai di sekolah. Persiapan upacara Hari Senin akan dimulai. Wali kelas saya yang bernama Ibu Ros tersenyum menyambut saya. Kebetulan rumahnya persis di depan rumah saya.
Lagu Indonesia Raya dikumandangkan, “Indonesia Raya, merdeka, merdeka, hiduplah Indonesia Raya.”
Selesai upacara, saya masuk kelas diantar oleh wali kelas. Hari pertama saya duduk di mana saja. Hari-hari selanjutnya saya duduk paling depan.

Kemudian…

Hari-hari berlalu, tanpa terasa sudah sebulan saya sekolah. Saya sudah mulai terbiasa dan cepat beradaptasi dengan kawan-kawan dan lingkungan sekolah tentunya. Rata-rata dari kelas 1 sampai kelas 6, tau nama saya, Maula Mazin. Guru-guru pun mengenal saya.

Kadang-kadang setiap pergi dan pulang sekolah. Bapak menyempatkan mengantar atau menjemput saya dengan sepeda mini. Rambutnya sebahu dan kawan-kawan saya suka memperhatikan. Ia pun tak seperti orangtua yang lain, yang ketika anaknya baru keluar gerbang, langsung memeriksa catatan dan pelajaran. Bila nilainya buruk, seketika anak kena marah. Saya bebas dari semua itu. Paling di rumah saya disuruh belajar ngaji, Bahasa Inggris, Gambar Peta, dan Google Earth Internet, sesekali Matematika.

Sekalipun di sekolah banyak yang jual jajanan makanan. Saya tidak tertarik. Masakan mama jauh lebih enak dan supermaknyus. Mama adalah chef handal. Saya hanya suka jajan mainan yang harganya seribu rupiah buatan Cina. Belum lagi sehari-dua, mainan tersebut sudah hancur dan patah.

Saya sering bertanya kepada orangtua, kenapa di sekolah tidak ada perpustakaan. Karena, di rumah, saya dan kawan-kawan biasa bermain, membaca, menggambar, mewarnai, dan apa pun yang kami suka. Rumah kami oleh orangtua dijadikan dan anak-anak diizinkan bermain dan bergembira.

Sejak saat itu, orangtua saya terus giat berusaha mencari buku-buku bekas/baru untuk disumbangkan ke perpustakaan sekolah yang sampai saat ini belum berdiri. Sering saya perhatikan, dari balik tangkai kaca-mata yang berwarna merah. Mata bapak, berkaca-kaca haru menangis-menitik menanti kapan perpustakaan sekolah SD akan hadir. Sekolah kami membutuhkan buku bacaan. Kami mencintai buku seperti kami mencintai ibu-bapak kami.Dan kami selalu membayangkan surga adalah seperti sebuah perpustakaan yang sangat besar dan lengkap.(*)

Dikirim oleh: Setiadi R. Saleh S.Sos.