26 C
Medan
Saturday, December 27, 2025
Home Blog Page 14237

Ambruk dalam 30 Detik, Korban Terjebak dan Hilang

JAKARTA-Jembatan Sungai Mahakam di Kutai Kartanegara, Kaltim, yang menghubungkan Tenggarong Seberang dengan Tenggarong Kota rubuh, Sabtu (26/11) pukul 16.30 WIT.

Akibatnya, sementara dipastikan tiga orang meninggal dunia. “Korban jiwa sementara, tiga orang meninggal dunia, lima orang luka Berat, enam petugas yang tengah memperbaiki jembatan hilang dan empat unit mobil Tenggelam,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho kepada JPNN?? Saat ini, petugas gabungan tengah melakukan pencarian terhadap korban-korban robohnya jembatan gantung terpanjang di Indonesia tersebut. “BPBD, TNI, Polri serta instansi terkait sudah dilokasi kejadian melakukan penanganan darurat.

SAR kabupaten Tenggarong dan kabupaten Balikpapan sudah dilokasi melakukan evakuasi,” ujar Sutopo. Jembatan yang berlokasi di Kutai Kertanegara, menghubungkan Kota Tenggarong dengan Tenggarong Sebrang sebelum terputus sedang dalam perbaikan untuk pengencangan-pengenduran baut jembatan. “Tiba-tiba ada tali jembatan putus kemudian secara berantai tali lain juga ikut terputus,” kata Sutopo menceritakan kronologis kejadian. Menurut Sutopo, proses runtuhnya jembatan sangat singkat, karena hanya dalam 30 detik jembatan itu pun runtuh dengan seketika. “Selama perbaikan jembatan tidak ditutup, sehingga dengan lalu lintas yang ada tidak kuat menahan beban kendaraan,” paparnya. Sebelumnya juga, jembatan sudah mengalami penurunan kekuatan kontruksi karena beban kendaraan. Jembatan itu sudah enam kali ditabrak Ponton. Bahkan, pada 23 Januari 2010, tiang jembatan hampir roboh karena ditabrak ponton batubara.

“Proyek jembatan pengganti sebenarnya sedang disiapkan akan dibangun 2012 dan selesai 2014. Untuk mengetahui kepastian penyebab runtuhnya jembatan BNPB telah meminta BPPT untuk melakukan audit teknologi pada jembatan tersebut,” tandas Sutopo. SBY Rapat Mendadak Ambruknya jembatan Kutai Kertanegara, menjadi kado pahit bagi Presiden SBY yang tengah menggelar resepsi pernikahan putranya di JCC, Jakarta, Sabtu (26/11). Menjelang pelaksanaan resepsi yang direncanakan mulai jam 19.00 WIB, SBY menggelar rapat mendadak di salah satu ruangan JCC.

Menteri-menteri dan Badan yang terkait dengan bencana tersebut dipanggil. Beberapa instruksi pun dikeluarkan untuk penanganan awal di lokasi. Sempat sulit berkomunikasi, akhirnya sekitar 30 menit setelah ambruk jembatan, Gubernur Kaltim Awang Faroek berhasil dihubungi. “Gubernur Kaltim melaporkan pada Presiden perihal jembatan ambruk. Sementara 3 orang dilaporkan tewas dan 17 luka-luka,” ujar Mensesneg Sudi Silalahi yang menggelar jumpa pers. SBY pun menginstruksikan Menko Kesra, Menteri Kesehatan dan Menteri PU untuk langsung berangkat ke lokasi kejadian malam ini juga. Presiden SBY sendiri belum memastikan untuk berangkat ke lokasi kejadian. Sudi mengatakan, SBY masih akan menunggu perkembangan dari para menteri yang dikirim ke lokasi kejadian. “Langkah pertama adalah pencarian korban yang belum ditemukan dan penanganan bagi para korban luka. Presiden SBY juga menyampaikan belasungkawa yang dalam kepada keluarga korban,” kata Sudi.(kyd/afz/jpnn)

Sore Tamu Ayah, Malam Tamu Aliya

Hadiri Resepsi, Antrean Mengular 700 Meter

Rangkaian terakhir prosesi pernikahan Edhie Baskoro Yudhoyono-Siti Rubi Aliya Rajasa digelar tadi malam.

RESEPSI digelar di Jakarta Convention Center (JCC), kompleks Gelora Bung Karno (GBK) dengan mengundang sekitar 3.500 tamu. Acara yang digelar dengan adat Jawa itu berlangsung khidmat dan meriah. Resepsi dimulai sekitar pukul 18.45 dengan prosesi masuknya dua mempelai dan kedua keluarga. Ibas dan Aliya berjalann memasuki hall utama. Dua mempelai itu mengenakan pakaian adat Jogjakarta.

Di belakang mereka, Oktiniwati Hatta Rajasa dan Any Yudhoyono berjalan berdampingan, SBY dan Hatta Rajasa, dan Agus Harimurti Yudhoyono dan Annisa Pohan. Alia terlihat menggelayut di tangan neneknya, Any Yudhoyono. Mereka berjalan memasuki hall dengan perlahan dan langkah kaki seragam. Pakaian yang dikenakan berwarna merah marun dengan desain khas budaya Jawa. Yakni, baju beskap, blangkon, keris, kain batik, dan kebaya. Khusus untuk Aliya, kebaya yang dikenakan menjuntai sepanjang sekitar tiga meter. Selama berjalan menuju pelaminan, Ibas dan Aliya tak bisa menyembunyikan kegugupannya.

Mereka berdua terlihat saling berbincang lirih sambil menyapa para tamu. Ibas sempat salah langkahsaathendaknaikmenujupelaminan. Begitu duduk di pelaminan, Prof Arif Rachman lantas membacakan doa untuk mereka. Acara salaman dengan tamu pun dimulai. Ribuan tamu kemarin membanjiri ruang resepsi. Karena jumlahnya sangat banyak, ribuan tamu harus antre. Antrean mengular hingga 700 meter.

Eros Djarot, salah seorang tamu, menuturkan, undangan resepsi dan akad nikah di Cipanas pada Kamis (24/11) lalu dibedakan. Mereka yang hadir di akad nikah, bisa dipastikan tidak akan hadir di resepsi. Selain itu, ada pengaturan tamu secara tidak langsung. Para undangan kolega SBY dan Hatta hadir di jam-jam pertama resepsi. Namun, khusus untuk teman-teman Aliya dan Ibas hadir agak malam.

“Iya, Banyu Biru (putra Eros Djarot, Red.) tadi bilang kalau yang muda-muda agak malaman,” kata mantan politikus PDI Perjuangan itu. Meskipun datang agak malam, para tamu-tamu muda itu tetap harus rela antre. Hingga pukul 22.00, sejumlah tamu masih harus antre untuk masuk ke dalam gedung. Belum lagi para tamu yang bergantian bersalaman dengan mempelai dan dua keluarga. Setiap tamu yang hadir, mendapat souvenir. Yakni sebuah kantong yang dibuat dari kertas daur ulang yang dilapisi kain batik.

Di dalamnya, tidak ada isinya. “Bagus ya,” kata lelaki berkumis lebat itu. Beberapa tamu yang hadir tadi malam adalah mantan Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, mantan presenter TV One Tina Talisa, mantan Presiden RI BJ Habibie. Para tamu dihibur sejumlah penyanyi papan atas. Di antaranya Lala Karmela, Shandy Shandoro, Rio Febrian, Mike Mohede, dan Dira Sugandi. Sejumlah lagu Jawa dan lagu ciptaan SBY dimainkan. Namun, lebih banyak lagu-lagu populer seperti Somewhere Over the Rainbow, What a Wonderful World, dan Just the Way You Are. (aga/jpnn)

Dapat Rp6 Juta per Hari, Mulai Berani Kredit Mobil

Berkat Novel-Film Eat, Pray, Love, Ketut Liyer Kewalahan Layani Turis Asing

Gara-gara namanya ditulis di dalam novel terkenal berjudul Eat, Pray, Love, sosok Ketut Liyer didatangi para tamu di rumahnya di kawasan Ubud, Bali. Kebanyakan adalah turis asing. Karena kewalahan, aktivitas Liyer sebagai pelukis pun terbengkalai.  

SUGENG SULAKSONO, Ubud

SUDAH satu jam lebih perempuan muda berambut pirang itu menunggu di teras sebuah rumah dengan ornamen khas Bali di kawasan Ubud. Dia langsung tersenyum begitu sosok yang ditunggu muncul di hadapannya. Sosok itu sudah sangat sepuh, mengenakan sarung, dan berkaus agak kusam. Sosok tua itu adalah Ketut Liyer, pria yang namanya terkenal setelah ditulis dalam novel berjudul Eat, Pray, Love karya Elizabeth Gilbert. Sosok Ketut semakin terkenal ketika novel tersebut difilmkan dengan judul yang sama dan dibintangi aktris Hollywood papan atas Julia Roberts. Sore itu, sepekan lalu, Liyer langsung menyambut senyum gadis berambut pirang yang menunggunya tadi. Liyer menanyakan nama si gadis dalam bahasa Inggris. “My name is Coby,” jawab gadis itu.

Dilanjutkan dengan pertanyaan berikutnya yang menghasilkan jawaban bahwa Coby berasal dari Spanyol dan berusia 22 tahun. Atas kedatangan Coby, Liyer mengaku sangat berbahagia. Tak lama berselang tangan kanan Liyer meraih telapak tangan kiri Coby, setelah sebelumnya meminta izin terlebih dahulu. “You will get married soon,” ucap Liyer lantas tersenyum. Dengan wajah kaget, Coby kemudian bereaksi dan mengatakan bahwa itu terlalu cepat. Dia merasa belum waktunya menikah karena masih muda. “No! It’s so early,” Coby berusaha membantah. Dari jarak sekitar lima meter, teman-temannya yang duduk sambil menyaksikan adegan itu tampak terkekeh. Begitulah salah satu cara Liyer meramal pasiennya.

Belakangan, setelah populer lewat buku dan promosi film yang melibatkan namanya, pria yang mengaku usianya 98 tahun -meski menurut keluarganya 95 tahun- itu ramai dikunjungi orang. Mereka berharap mendapatkan sesuatu yang sama, bahkan lebih dari apa yang didapatkan Elizabeth Gilbert. Sebelumnya, Elizabeth memang menulis bahwa Liyer berjasa besar dalam pemulihan psikisnya sampai akhirnya menemukan kembali perasaan cinta.

Padahal, dia sudah cukup putus asa pasca menjanda, sehingga tidak peduli lagi pada penampilan. Kisah dalam novel itu kemudian diangkat ke layar lebar dan sosok Elizabeth diperankan Julia Roberts. Demi menemukan nuansa dan tentunya sosok Liyer, lokasi syuting bahkan sampai ke Bali. Sayangnya, Liyer saat itu gagal bermain dalam film tersebut. Dia harus masuk rumah sakit akibat kencing batu.

Penyakit yang diderita Liyer salah satunya adalah akibat terlalu lelah dikunjungi banyak wisatawan, terutama wisatawan asing. Berapa pun jumlahnya, Liyer bersedia meladeni. Setelah pulih kembali, pengunjung mulai dibatasi. Maksimal 25 orang dengan tarif rata-rata Rp250 ribu. Dengan patokan tarif itu, dalam sehari dia maksimal bisa meraup Rp6.250.000. Liyer mengaku menikmati profesinya saat ini. Dia senang banyak orang datang kepadanya untuk diramal.

Namun, pada praktiknya Liyer tidak 100 persen meramal, tetapi lebih banyak memberikan nasihat. Kepada pasien pria dia berkali-kali mengingatkan agar tidak tergoda perempuan lain ketika sudah menikah dan memiliki karir yang baik.

“Sudah banyak terjadi, lakilaki jadi miskin karena dihalangi orang cantik. Kakek dulu masih muda, belum tahu, sampai Rp150 juta diambil oleh cewek. Itu menangis rasanya. Cari uang Rp150 juta lama sekali disimpan (menabungnya),” ucapnya dengan bahasa Indonesia yang kurang fasih. Ketika disinggung ke mana perginya perempuan itu, Liyer hanya tertawa.

Dia lalu berkelit dengan melanjutkan perannya sebagai peramal. “Kakek ini punya pengalaman. Jadi berani cerita. Tapi kalau kakek salah, jangan dimarahi,” katanya. Sebelum giat membaca tangan, Liyer membuka praktik penyembuhan penyakit. Karena itu, di depan rumahnya tertulis papan nama Medicine Man. Liyer juga seniman karena kerap membuat karya lukis. “Dulu hari Minggu kakek melukis. Terkenal juga, sehingga dapat penghargaan dari kabupaten, juga mantri (menteri) kebudayaan. Kira-kira lima bulan lalu dipanggil untuk dikasih penghargaan di bidang kesenian,” paparnya. Sekarang, terlebih dengan banyaknya pasien, kata Liyer, melukis sudah tidak bisa dilakukan.

“Sekarang kakek sudah tua. Kalau melukis, mata saya juga sudah kurang (tajam). Tapi, kakek senang meramal,” ucapnya. I Nyoman Latra (60), putra tunggal Liyer, mengatakan, pasien pernah mencapai 40 orang dalam sehari.

Namun, karena berakibat pada menurunnya kondisi Liyer, jumlah pasien akhirnya dibatasi. “Waktu operasi (kencing batu) itu habis Rp50 juta,” tutur pria yang menjadi guru kesenian di SMPN 1 Sukawati itu. Latra membenarkan bahwa sebelumnya Liyer giat melakoni pekerjaannya sebagai pelukis. Namun, jauh sebelum itu dia seperti orang pintar. “Dulu dukun juga, mengobati orang. Kalau ada upacara keagamaan, kakek yang bisa bimbing,” tuturnya. Kini, kata Latra, Liyer sangat menikmati peran sebagai peramal. Mayoritas pasien, sekitar 75 persen, adalah wisatawan asing. Sisanya wisatawan domestik. Dua tahun lalu Latra memutuskan mengalokasikan sebagian rezeki dari kedatangan para pasien itu untuk membeli mobil Daihatsu Terios secara kredit.

“Supaya kakek bisa bepergian ke mana-mana,” katanya. Latra menceritakan, awal Liyer benarbenar total melakukan ramalan adalah setelah seorang perempuan datang dan menanyakan suaminya. Liyer kemudian mengatakan bahwa suaminya akan menikah lagi. “Habis itu, perempuan itu jatuh (pingsan) di depan rumah,” kisahnya. Apa yang dikatakan Liyer, menurut Latra, memang benar-benar terjadi. Namun, pengalaman itu dijadikan pelajaran agar Liyer tidak mengatakan berita buruk kepada setiap pasien.

“Sekarang paling sedikit saja (yang diungkap dari hasil ramalannya). Lebih banyak cerita. Bahaya dan takut mendahului Tuhan,” ucapnya. Latra mengatakan, dirinya sebenarnya anak angkat Liyer. Anak kandung Liyer adalah laki-laki, berusia kurang lebih sama dengan Latra. Tapi, dia meninggal pada usia 3 bulan. Sementara istri Liyer, Ketut Lami, meninggal dunia sekitar empat tahun lalu karena mengidap penyakit asma. (c2/kum/jpnn)

Penyisihan Menuju Jepang

Gatsby Dance Competition

MEDAN- Gatsby Dance Competition mencari perwakilan Medan untuk didaulat mengikuti kompetisi dance di Jepang. Babak penyisihan Gatsby Dance Competition yang digelar di Medan Mall ini mampu menarik animo masyarakat, terutama kawula muda. “Medan luar biasa, antusias penonton luar biasa,” ujar Master of Ceremony dalam Gatsby Dance Competition ini. Babak penyisihan ini diikuti 27 kelompok dance dan akan disaring menjadi 12 kelompok dan akan dipilih satu pemenang untuk mengikuti semifinal di Jakarta.

“Dari penyisihan ini akan kita ambil satu untuk mengikuti semifinal menuju Jepang, dan semoga Medan mampu memberikan yang terbaik,” ucap Ari Tulang, salah satu juri dalam acara dance kompetisi ini. Selain menilai gerakan penari, penilaian lain yang diberikan yakni pada harmonisasi gerakan dan kekuatan penari. “Kalau powernya stabil, penari tidak akan ngos-ngosan hingga akhir lagu,” ucap Ari. Penilaian lain yang diberikan yakni terkait performance (penampilan), gaya pakaian dan tentu saja gaya rambut yang dipakai.

“Penari akan masuk dalam kompetisi tari internasional, jangan sampai tampilan luar menjadi kendala, bagaimana rambut ditata itu juga menjadi daya tarik sendiri,” lanjut Ari. Dalam roadshow Gatsby ini juga digelar pemilihan untuk pria dengan gaya rambut terbaik. “Untuk peserta Hair Styling Contest, diikuti sekitar 67-an peserta remaja pria,” ungkap Hendra. Acara final Gatsby Dance Competition dan Hair Styling akan diadakan pada Minggu (27/11). Dengan bintang tamu yang hadir, Brand Ambassador Gatsby Christian Sugiono dan Marcel Chandrawinata.(ram)

Ramai-ramai Urus SIM, Calo pun Berkeliaran

MEDAN- Maraknya razia kendaraan bermotor yang digelar Polresta Medan sepekan belakangan ini, membuat warga Medan beramai- ramai mengurus Surat Izin Mengemudi (SIM). Namun, kondisi ini dimanfaatkan para calo mengambil keuntungan dari para calon pengurus SIM. Menurut pengakuan Mega (19), warga yang mengurus SIM di Kantor Satlantas Polresta Medan, cukup banyak calo menawarkan jasanya untuk mengurus SIM. Namun, tawaran para calo tersebut ditampiknya. “Saya tidak mau mengurus SIM melalui calo. Lebih baik mengurus sendiri,” katanya. Namun, dia mengaku kecewa dengan palayanan yang diberikan pihak Satlantas Polresta Medan. Pasalnya, seharusnya pendaftaran mengurus SIM tutup pukul 12.00 WIB, namun baru pukul 10.00 WIB, pendaftaran sudah ditutup. “Saya kesal, kenapa pendaftaran tadi cepat ditutup. Padahal kan jadwalnya pukul 12.00 WIB, tapi baru pukul 10.00 WIB sudah ditutup,” kesalnya.

Sementara pantauan wartawan Sumut Pos, para calo banyak berkeliaran di luar kantor Sat Lantas Polresta Medan dan bekerja sama dengan petugas. Seperti penuturan DRS (30), seorang calo yang ditemui wartawan koran ini, dia mengurus SIM para calon pemohon SIM dengan meminta tolong kepada petugas kenalannya yang berada di dalam untuk mempercepat proses pengurusan SIM miliknya. “Saya minta kepada rekan saya yang didalam untuk mempercepat prosesnya. Tinggal saya SMS kan saja namanya,” pungkasnya. Saat hal ini dikonfirmasi kepada Kanit Reg Ident SIM Sat Lantas Polresta Medan AKP Sri Pinem, dia dengan tegas membantahnya. “Tidak dibenarkan petugas melakukan kerjasama dengan para calo dan tidak benar adanya calo yang bekerja sama denga petugas kita yang ada di lapangan dalam hal membuat dan mengurus SIM. Tolong beritahukan siapa calonya itu,” katanya, Sabtu (26/11) siang.

Lebih lanjut, Sri Pinem menegaskan, jika ada anggotanya yang terbukti melakukan kerjasama dengan para calo akan diberikan sanksi tegas. “Jika anda melihat orangnya, tolong beritahukan kepada saya biar dia kita tindak tegas,” kata Sri. Disinggung mengenai pendaftaran yang tutup pukul 10.00 WIB, dia mengatakan, hal tersebut hanya berlaku pada hari Jumat dan hal itu juga disebabkan banyaknya masyarakat yang mengurus SIM karena maraknya razia yang digelar Satlantas Polresta Medan. “Jumat kita tutup pendaftaran sampai pukul 10.00 WIB karena yang mendaftar sangat banyak. Mereka mengurus SIM karena maraknya raziadanpemeriksaankelengkapansurat- surat termasuk SIM sudah diperketat agar yang mengendarai kendaraan itu benar-benar orang yang layak mengendarai,” terangnya.(jon)

Gugatan Masjid Al Iklhas Legal

MEDAN- Badan Kenaziran Mesjid (BKM) Al Ikhlash Jalan Timor Medan yang melakukan gugatan di PTUN Medan sudah sesuai dengan hukum yang berlaku. Pernyataan tersebut dikatakan HMK Aldian Pinem SH MH dan Hamdhani Harahap SH Mhum selaku kuasa hukum para penggugat, Sabtu (26/11). “Keterangan para saksi dari Fakultas Hukum USU DR Hasyim Purba dan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumut Drs H Asro SH MAg memiliki kedudukan hukum yang sah dalam mengajukan gugatan (legal standing) ke pengadilan,” ucap Aldian Pinem. Lebih lanjut dikatakan Aldian Pinem, para penggugat menyampaikan konklusi perkara Nomor 59/G/ 2011/PTUN-Mdn di Jalan Listrik Medan atas perkara tentang perubuhan Mesjid Al Ikhlash.

“Tenggang waktu diketahuinya objek perkara a quo yaitu sertifikat hak pakai No. 847 tanggal 10 Agustus 2006 (Dephan RI di Jakarta seluas lebih kurang 9.825. M2 adalah pada 23 Maret 2011 dengan adanya plang pengumuman yang dipasang tergugatintervensi II (Menteri Pertahanan RI),” beber Aldian lagi. Lebih lanjut dikatakannya, gugutan yang mereka lakukan dikuatkannya dengan beberapa saksi fakta pada persidangan 6 Oktober 2011 Afrian Efendi yang menerangkan pemasangan plang dengan kayu di depan pagar Mesjid Al Ikhlash. “Perbuatan tergugat (kantor Pertanahan Kota Medan yang menerbitkan sertifikat hak pakai Nomor 847 tanggal 10 Agustus 2006 atas nama Dephan RI adalah jelas melanggar hukum,” tegas Pinem. Sebab, pengakuan tergugat di persidangan, masjid tidak dimasukkan dalam gambar sesuai dengan buktibukti yang telah diajukan.

Itu kesalahan fatal menerbitkan sertifikat hak pakai yang telah melanggar atau bertentangan dengan PP Nomor 24/ 1997 tentang pendaftaran tanah junto pasal 4 ayat (1) Permen Agraria/ Kepala BPN Nomor 9/1999. Ini tentang tatacara pemberian dan pembatalan hak atas tanah negara dan hak pengelolaan. Karena tergugat tidak terlebih dahulu melakukan penelitian data fisik dan data yuridis serta tidak mempertimbangkan adanya bangunan mesjid diatas tanah yang akan diterbitkan sertifikat hak pakai.

Di samping itu, perbuatan tergugat jugatelahmelanggarUURINo.28/1999 tentang asas-asas umum pemerintahan yang baik. Penerbitan sertifikat ini cacat hukum adiministasi. “Dikatakan cacat hukum karena terdapat Masjid Al Ikhlas yang semestinya tidak termasuk dalam bagian tanah di sertifikat tersebut yang telah melanggar pasal 6 UU RI No.5/1960, PP No. 24/1997 junto pasal 4 ayat 1 Permen Agraria No. 9/1999 serta PP No. 40/ 1996 terhadap ruislag yang telah dilakukan Kodam I/BB bersama PT Ganda Reksa Mulia.(rud)

Komisi B DPRD Medan Pertanyakan Dana TPP

MEDAN- Komisi B DPRD Kota Medan akan mempertanyakan pencairan dana Tunjangan Perbaikan Penghasilan (TPP) dari Pemko Medan tahun 2010 yang hingga kini belum disalurkan kepada pegawai RSUD dr Pirngadi Medan. Hal ini disampaikan Sekretaris Komisi B DPRD Medan Kahiruddin Salim kepada wartawan Sumut Pos, Sabtu (26/11).

“Komisi B akan mempertanyakan hal tersebut satu per satu termasuk itu ke Kepala Keuangan dan Bendahara RSU Pirngadi Medan. Dana tersebut harus diberikan dan jangan ditahan, karena itu hak para pegawai. Dana itukan bantuan pemko, buat apa ditahan-tahan,” kata Khairuddin Salim. Menurutnya, dana insentif TPP yang diberikan berdasarkan jabatan dan golongan itu sangat dibutuhkan para pegawai rumah sakit milik Pemko Medan itu. “Jadi harus dipertanyakan, kemana perginya dana bantuan Pemko Medan itu,” katanya.

Karenanya, dia mendesak Dirut RSU Pirngadi Medan Dewi Syahnan harus memperhatikan keluhan dari pegawainya secara serius dan memberikan apa yang menjadi hak pegawainya itu. “Intinya, kita akan pertanyakan hal ini kepada Pemko Medan dan RSU Pirngadi Medan. Setelah semua clear, dirut juga akan kita panggil, kenapa insentif para pegawai sering terlambat,” tuturnya.(jon)

Medan tak Punya Master Plan Drainase

MEDAN- Hujan deras disertai petir yang melanda Kota Medan, mengakibatkan sejumlah ruas jalan protokol digenangi air setinggi 50 Cm, Sabtu (26/11). Ruas jalan protokol yang digenang air diantaranya Jalan HM Yamin, Jalan Kolonel Yos Sudarso, Jalan AR Hakim, Jalan Stasiun, Jalan Karatau, Jalan Sutomo Ujung, Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan Letda Sujono dan Brigjen Katamso.

Akibat genangan air tersebut, ruas-ruas jalan tersebut menjadi macet karena pengemudi memperlambat laju kenderaannya dan ada juga sejumlah kenderaan bermotor yang mogok akibat banjir. Menyikapi kondisi ini, Pemerhati Transportasi dan Tata Ruang dari Fakultas Teknik Sipil USU Filiyanti Bangun mengatakan, seharusnya Pemko Medan segera melakukan pemetaan ulang terhadap drainase. Harus dilihat dari segi titik rendah permukaan tanah dengan permukaan laut, sehingga tingkat ketinggi permukaan tanah bisa diketahui.

Bukan malah melakukan pelebaran dan pengerokkan drainase. “Sudah seharusnya pemko memilikimasterplandrainaseKotaMedan, sehinggadrainase yang diinginkan bisa tercapai dan Kota Medan tidak kebanjiran lagi saat turun hujan,” ungkapnya.(gus)

Ditangkap, Pengedar Sabu Gagal Kawin

TEBING TINGGI- Sat Narkoba Polres Tebing Tinggi menangkap Aidil Putra Marpaung alias Memeng (24), warga Jalan Rao, Tebing Tinggi, yang diduga sebagai pengedar sabu-sabu di depan Bank Mestika Jalan Sudirman, Tebing Tinggi, Jumat (25/11). Akibatnya, dia terancam batal menikah dengan gadis pujaan hatinya Br Sihombing, asal Kota Pematangsiantar yang bakal digelar pertengahan Desember mendatang.

“Pesta perkawinanku pada Desember nanti bisa terancam batal. Pasti dia (br Sihombing) sangat menyesal aku tersangkut kasus narkoba,” ucap Aidil di Mapolres Tebing Tinggi, Sabtu (26/11) siang. Menurutnya, calon istrinya itu sudah mengetahui penangkapan dirinya.

“Mungkin mereka malu dengan pristiwa ini. Saya pasrah jika pesta perkawinan itu gagal, tapi saya berharap bakal istri saya tetap menunggu saya usai bebas nanti,” harapnya. Aidil Dia ditangkap saat melakukan transaksi kepada pembeli di depan Bank Mestika, Jalan Sudirman, Kota Tebing Tinggi. Barang bukti yang diamankan, empat paket sabusabu seberat 1 gram seharga Rp1.250.000, satu buah pirex kaca, dua unit telepon seluler, satu unit sepeda motor Jupiter MX tanpa nomor polisi dan uang hasil penjualan sebanyak Rp350.000.(mag-3)

Benahi Terminal, Baru Lakukan Penertiban

MEDAN- Penertiban terminal liar yang digelar tim gabungan Polresta Medan, Dishub Medan, Satpol PP Kota Medan dan TNI sepekan terakhir mendapat kritikan dari anggota DPRD Kota Medan dari Fraksi Partai Golkar Ilhamsyah. Menurutnya, penertiban terminal liar tersebut tidak boleh dilakukan sebelum fasilitas dan infrastruktur di Terminal Terpadu Amplas dan Pinang Baris diperbaiki. “Terminalnya dulu dibenahi baru bisa dilakukan penertiban. Belum tentu terminal atau pool liar tersebut yang membuat kemacetan. Pahami dulu pokok pemasalahannya dan jangan asal ambil sikap.

Pemko Medan harus terlebih dahulu melakukan pembenahan
terminal, baru melakukan penertiban,” kata Ilhamsyah, Sabtu (26/11) siang. Ilham mengaku tidak setuju dan menyayangkan kebijakan Pemko Medan dan Polresta Medan dalam menertibkan terminal liar, karena sampai saat ini kondisi terminal masih saja semraut dan tidak tertata rapi. “Harus dipahami dulu kenapa mereka tidak mau masuk ke Terminal Amplas. Dishub juga harus bertanggung jawab akan hal ini, karena Dishub lah yang mengeluarkan izin trayek dan lain sebagainya. Jangan jadikan penertiban terminal atau pool-pool liar ini untuk menutupi kinerja Dishub yang buruk itu. Intinya, saya tidak setuju dengan penertiban terminal liar jika Pemko Medan tidak menata ulang dan memberikantempatyanglayakbagi mereka,” tegas politisi Golkar ini.

Hal senada juga diucapkan J Nainggolan (45), dan B Situmorang (44), supir angkutan umum antar kota. Dijelaskannya, mereka tidak setuju dengan penertiban terminal atau pool-pool yang dianggap liar tersebut. Diterangkan J Nainggolan, jika penertiban dilakukan dan semua dipindahkan ke dalam Terminal Amplas, maka tindak kriminalitas akan menjadi banyak dan kenyamanan penumpang pun menjadi terganggu. “Kami tidak setuju dengan penertiban pool yang dianggap liar ini. Justru dengan begini, semua penumpang aman dan nyaman, jauh dari tindakan kriminal” katanya.( jon)