28 C
Medan
Thursday, December 25, 2025
Home Blog Page 14260

Pedagang Warkop Harapan Bertahan di Gedung Dewan

Protes Karena tak Dilibatkan

MEDAN- Puluhan pedagang warung kopi (Warkop) Jalan Samanhudi terus bertahan di gedung DPRD Medan. Melihat kondisi itu, Wali Kota Medan Rahudman Harahap mengimbau agar para pedagang mau datang ke Pemko Medan guna menjelaskan segala permasalahan yang terjadi.

“Bukan begitu cara mereka (pedagang). Mereka datang saja, Kita (Pemko Medan) akan ikut di dalamnya, karena akan difasilitasi,” kata Rahudman di Balai Kota Medan, Selasa (21/11) siang.

Sementara warga yang masih berkumpul di halaman gedung DPRD Medan terus mendesak agar Camat Medan Maimun Said Reza dicopot dari jabatannya. Mereka menduga, Koperasi Serba Usaha (KSU) bersama Camat Medan Maimon sudah melakukan jual beli stan Harapan Square terhadap pedagang baru.

“Stan sudah diperjual belikan oleh Camat Medan Maimon dan KSU, jelas kami sudah keberatan, karena kami sudah dibinasakan dan tidak dilibatkan terhadap stan Harapan Square,” kata Boasa Simanjuntak. Dengan begitu, lanjutnya, mereka sudah membuat surat dengan tiga lampiran yang akan diberikan kepada Wali Kota Medan, Kapolresta Medann
Dirut Bank Sumut dan Camat Medan Maimon. “Hal ini agar Wali Kota Medan menyikapi dengan tegas bahwa unjuk rasa yang dilakukan pedagang bukan karena masalah iuran Rp70 ribu per hari. Tapi, ini bukti pedagang sengaja dibinasakan dan tak dilibatkan dalam rencana pembangunan Harapan Square,” jelasnya.

Menurutnya, ini adalah bentuk konspirasi agar pedagang lama yang berjualan tidak mengisi stan dan diisi oleh pedagang lain yang sanggup membayar Rp70 ribu. “Camat Medan Maimon telah melakukan pembodohan dan pembohongan publik. KSU itu siapa yang bentuk dan untuk siapa? KSU tidak pernah ikut andil dalam pembangunan Harapan Square, yang jelas koperasi adalah dari, oleh dan untuk anggota,” jelasnya.

Camat Medan Maimon, Said Reza menambahkan kalau berdasarkan kesepakatan yang sudah disepakati dengan Komisi C, seluruh pedagang akan ditampung. “Semua pedagang siap ditampung, tetapi itu semuanya urursan dengan Koperasi bukan dengan Camat,” jelasnya singkat.(adl)

Ajang Pembuktian Kecerdasan Anak Indonesia

International Math and Science Camp 2011

JAKARTA -Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (P2LK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)  bekerjasama dengan Surya Institute dibawah pimpinan Prof. Yohanes Surya menggelar International Math and Science Camp 2011.

Kegiatan yang berlangsung mulai 22 – 26 November 2011 di kompleks rekreasi Sariater, Subang, Jawa Barat tersebut akan diikuti oleh siswa SD dan SMP yang masuk dalam program program Akselerasi dan Layanan Cerdas Istimewa. Direktur P2LK Kemdikbud, Mudjito menerangkan, pesertanya tidak hanya dari Indonesia, tapi juga dari luar negeri yakni Thailand, Filipina dan Taiwan. “Untuk Indonesia, akan diikuti oleh 55 anak dan 15 guru pendamping,” terang Mudjito di Gedung Kemdikbud, Jakarta, Selasa (22/11).

Dengan kegiatan ini diharapkan agar anak-anak yang bertalenta tersebut memiliki kemampuan mengeksplorasi dan menemukan lebih dalam ilmu matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). “Selama legiatan, para siswa akan diajak mengenal dan menyenangi matematika dan IPA dengan cara yang menyenangkan dan praktek lapangan’ ujarnya.
Selama kegiatan, lanjut Mudjito, anak-anak juga akan diajak pendalaman teori, pemecahan masalah yang sifatnya saling kerjasama antar peserta dan bukan dalam bentuk kompetisi. “Nantinya peserta akan melakukan kunjungan ke tempat wisata edukasi dan budaya untuk memperkaya pemahaman mereka tentang matematika dan IPA serta lebih mengenal budaya Indonesia,” imbuh Mudjito.

Sejumlah pakar dari dalam dan luar negeri yang akan menjadi narasumber pada kegiatan ini, antara lain Prof. Wen Hsien Sun dari Taiwan, Dr. Simon L. Chua dari Filipina, Prof. Yohanes Surya, Dr. Saladin Uttunggawadewa, dan Prof. Khairurizal, ketiganya dari Indonesia.

Mudjito menambahkan, kegiatan ini bisa dijadikan ajang pembuktian bahwa Indonesia memiliki potensi SDM yang luar biasa. Ini dibuktikan dengan tradisi perolehan medali emas pada Olimpiade Matematika dan IPA di tingkat internasioal. “Rata-rata, anak-anak yang mengikuti kegiatan ini memiliki  IQ di atas 130. Memiliki kreativitas yang baik dan menyelesaikan tugas dengan baik,” akunya. (cha/jpnn)

F-PKS Laporkan Amiruddin ke BKD

MEDAN- Fraksi PKS secara resmi mengadukan Ketua DPRD Kota Medan Amiruddin ke Badan Kehormatan (BK) DPRD Medan, Selasa (22/11) sore pukul 17.00 WIB. Amiruddin diadukan ke BK DPRD Medan terkait pelanggaran Tata Tertib (Tatib) saat memimpin sidang Paripurna pada Kamis (17/11) lalu.

“Sudah saya masukkan laporannya ke BK DPRD tentang pelanggaran Tatib Ketua DPRD Medan,” kata Sekretaris Fraksi PKS DPRD Medan, Juliandi Siregar melalui SMS kepada wartawan koran ini, Selasa (22/11). Namun, Juliandi enggan berkomentar lebihn banyak. “Nanti akan kami jelaskan, coba dicek dulu ke BKD, karena akan dibicarakan ke fraksi,” jelasnya.

Sementara Muslim Maksum yang dikonfirmasi wartawan koran ini mengatakan, dia menyerahkannya semuanya ke fraksi. Sedangkan untuk dirinya yang akan dilaporkan Amiruddin ke BK DPRD, menurutnya ada orang di belakangnya. “Saya tahu siapa di belakang ini semua. Saya siap dilaporkan, karena ini hanya pengalihan isu untuk pengungkapan kelas gelap. Untuk lebih jelasnya, tanya saja ke fraksi,” terangnya.

Sementara itu, Ketua Fraksi Demokrat DPRD Medan Herri Zulkarnain mengatakan, akan melaporkan Muslim, Rabu (23/11) setelah menggelar rapat dengan fraksi. “Besok (hari ini, Red) akan kita laporkan ke BK DPRD setelah rapat fraksi untuk segera ditindaklanjuti oleh BK DPRD,” terangnya.

Sementara, Kepala BK DPRD Medan Jan Lie terkejut mendengar Amiruddin dan Muslim Maksum saling melapor. Namun, bila laporan tersebut sudah masuk dari fraksi Demokrat, BK DPRD akan segera memanggil Muslim Maksum. “Apa? Mereka mau melapor? Sampai saat ini laporannya belum masuk. Jadi belum ada yang bisa saya komentari,” jelasnya saat ditemui di gedung dewan.

Dikatakannya, bila laporan dari Fraksi Demokrat dan Fraksi PKS sudah masuk akan segera diprosesnya. “Kalau sudah masuk laporan dari Demokrat, akan kita panggil Muslim. Begitu juga kalau laporan Fraksi PKS sudah masuk akan kita pangil Amiruddin. Tapi, kita akan menyelesaikannya secara baik-baik agar jangan dipertajam dan didamaikan,” ujarnya.

Ketika disinggung dengan kinerja BK DPRD yang tumpul dalam memproses laporan anggota Dewan, Jan Lie menampiknya. Dikatakannya, gaya memipin Jan Lie mempunyai ciri berbeda dan akan membawa suasana ke keluargaan. “Gaya saya adalah agar bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Jadi bukan saya tumpul dan tidak tegas. Seharusnya, pengusulan kode etik jangan dilama-lamakan. Pada saat ada masalah, BKD yang dibilang tidak tegas,” ungkapnya.

Lanjut Jan Lie, sampai saat ini BKD terus menunggu laporan dari Amiruddin dan Muslim untuk bisa melakuka pemanggilan. “Kapan dilakukan pemanggilan, yang jelas menunggu laporannya. Karena takad ada batas waktu dari laporan tersebut karena tidak ada diatur selama kose etik belu ada,” cetusnya (adl)

Pelayanan Calon Haji Harus Semakin Baik

Sambut Kedatangan Haji Kloter VIII

Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM didampingi Wakil Walikota Medan Drs HT Dzulmi Eldin S MSi beserta sejumlah pemimpin Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) jajaran Pemko Medan menyambut kedatangan jamaah haji kloter VIII (delapan) dari tanah suci Makkah, Minggu (20/11) pukul 03.00 WIB dini hari di Bandara Polonia Medan.

SEBANYAK 451 jamaah haji yang kembali ke tanah air disambut dengan rasa haru dan gembira oleh Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan beserta pimpinan SKPD jajaran Pemko Medan dan panitia pengurus keberangkatan haji provinsi dan Kota Medan.

Rahudman Harahap menyempatkan dirinya bertemu langsung dengan para jemaah haji di dalam pesawat dan menyampaikan ucapan selamat telah menjalankan ibadah haji dan tiba dengan selamat ke tanah air.
“Saya mengucapakan selamat datang kembali ke tanah air dengan selamat dan sehat, semoga para bapak – ibu haji mejadi haji mabrur,” katanya.

Dia mengatakan atas nama masyarakat Kota Medan diucapkan selamat kembali ke tanah air dengan selamat dan sehat tiada kekurangan suatu apapun, semoga menjadi haji mabrur. Di keloter VIII ini ada dua orang meninggal di tanah suci, untuk itu kami doakan agar mendapat terbaik di sisi Allah.

“Diharapkan, semakin hari dan kedepannya pelaksanaan pemberangkatan calon haji ini semakin meningkat, baik di bidang pelayanan, dan embarkasi Polonia Medan agar tetap menjadi embarkasi yang terbaik dalam rangka pemberangkatan maupun pemulangan haji,” cetusnya.

Diketahui, ke 451 para haji yang kembali ke tanah air merupakan kloter VIII, terdiri dari 435 haji asal Kota Medan, 4 orang haji asal Tobasa, dan 2 orang haji asal Labuhanbatu, dari jemlah tersebut diantaranya dua orang meninggal dunia di Mekkah yakni Kamaluddin Bin Banggur Ritonga usia 59 tahun, dan Aprilmin Bin Karjono usia 54 tahun.
Penjemputan ini ditandai dengan bersalaman para jemaah haji yang turun dari pesawat dengan Wali Kota , Wakil Wali Kota Medan dan para pemimpin SKPD yang hadir, selanjutnya para jamaah haji menaiki bus yang telah disiapkan menuju ke Asrama haji Medan. (adl)

53,62 Persen Pengidap AIDS Usia Muda

Tingginya angka pengidap HIV/Aids di Sumatera Utara menjadi permasalahan yang tak dapat dianggap remeh. Kota Medan sendiri merupakan kota tertinggi pengidap HIV/Aids dengan jumlah 2.049 orang. HIV/Aids masalah global, jika tidak ditanggulangi dengan serius, dipastikan akan lahirnya bayi generasi Aids. Hal itu dikatakan Ketua Perhimpunan Dokter Peduli Aids Indonesia (PDPAI) Wilayah Sumatera Utara Dr Umar Zein kepada wartawan Sumut Pos Farida Noris Ritonga, Selasa (22/11). Berikut petikan wawancaranya.

Bagaimana pendapat Anda dengan tingginya angka pengidap HIV/Aids di Sumut?

Kasus HIV/Aids ini memang telah diprediksi akan meningkat setiap tahunnya, dikarenakan proses penularannya yang masih terus berlanjut terutama melalui heteroseksual.

Saat ini generasi muda terutama anak-anak menjadi ancaman besar terinfeksi HIV/Aids, apa pendapat Anda mengenai ini?

Sebagian besar kasus HIV/Aids adalah pada golongan anak-anak. Dari data Kementerian Kesehatan Indonesia sendiri, pengidap HIV/Aids dari golongan usia 20-29 tahun mencapai 53,62 persen. Dengan semakin banyaknya generasi muda yang terinfeksi HIV/Aids, semakin banyak pula anak terlahir dengan HIV/Aids. Mayoritas anak di bawah usia sepuluh tahun yang terinfeksi HIV/Aids tertular oleh ibunya. Penularan dapat terjadi dalam kandungan, waktu melahirkan ataupun melalui menyusui.

Bagaimana agar HIV/Aids pada ibu hamil dapat dicegah penularannya kepada bayi?

Ibu hamil positif HIV/Aids diharapkan mengikuti program Prevention Mother To Child Transmission (PMTCT) atau pencegahan penularan dari ibu HIV positif ke bayi. Program PMTCT ini dapat meminimalisir penularan dari ibu ke anak sekitar 30 persen hingga lahir. Tanpa intervensi ada kemungkinan anak terinfeksi 45 persen.

Apa yang harus dilakukan untuk penanggulangan HIV/Aids ini?

Penanggulangannya dapat dilakukan dengan memberi informasi dan sosialisasi kepada para remaja khususnya disekolah tentang cara penularan dan bahaya HIV/Aids ini. Dalam pencegahannya dengan melakukan penyuluhan terhadap orang yang beresiko tinggi seperti pekerja seks komersial, waria terutama terhadap pengguna jarum suntik (penasun) agar menggunakan jarum suntik steril serta sosialisasi kondom dan pengobatan terhadap Orang Dengan HIV/Aids (ODHA).

Saat ini Ranperda HIV/Aids masih dalam pembahasan. Sejauh mana peranan Ranperda HIV/Aids untuk menanggulangi virus mematikan tersebut?

Perda hanya bersifat memecahkan masalah saja dan didalamnya berisi program-program pencegahan HIV/Aids. Perda HIV/Aids harus mampu sebagai pemecahan masalah HIV/Aids didaerah. Jika hanya formalitas, maka tidak mempunyai daya ungkit pencegahan HIV/Aids didaerah.

Pada 1 Desember mendatang merupakan Hari AIDS Sedunia. Apa yang diharapkan dalam peringatan HIV/Aids ini?

Hendaknya, hari HIV/Aids sedunia ini jangan cuma sekedar peringatan saja atau semacam perenungan. Tapi, harus ada upaya kongkrit yang dilakukan untuk pencegahan HIV/Aids, sejauhmana pencapaiannya, Apa-apa saja yang telah dilakukan dan apa target kedepannya. HIV/Aids bukan hanya tanggungjawab Dinas Kesehatan saja, tapi juga semua sektor. Jadi kita harap ada pemecahan dari tingginya kasus HIV/Aids ini.(*)

Jangan Bangga dengan Bahasa Inggris

Sosialisasi Bahasa Indonesia Penting Dilakukan

MEDAN-Balai Bahasa Sumatera Utara mensosialisasikan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2009 tentang bendera, bahasa dan lambang negara serta lagu kebangsaan kepada seluruh masyarakat. Langkah itu sebagai upaya menyamakan pemahaman Bahasa Indonesia yang akan digalakan Balai Bahasa Sumut.

“Sejauh ini masyarakat Sumatera Utara dianggap belum banyak mengetahui arti akan lambang negara itu dari bahasa, makanya sosialiasi ini penting dilakukan untuk menguraikan semua itu,” kata Koordinator pengembangan Balai Bahasa Sumatera Utara (Sumut), Amran Purba saat sosialisasi dan seminar tentang Undang-UndangNo 42 tahun 2009, Selasa (22/11).

Menurutnya, undang-undang kebahasaan sudah digaungkan sejak 9 Juli 2009. Bahkan keberadaan dan penggunaan Bahasa Indonesia sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. “Seminar ini dihadiri oleh utusan dari dari berbagai instansi pemerintahan dan swasta, guru dan media. Kami berharap dengan seminar dan sosialisasi ini, masyarakat dapat menggunakan Bahasa indonesia yang baik terutama di tempat-tempat umum,” katanya.

Ia juga mengatakan, pihaknya sudah beberapa kali mengadakan sosialisasi kepada masyarakat. Selain di Medan, sosialisasi juga dilakukan di beberapa daerah lainnya seperti di Kabupaten Labuhanbatu Utara, Pangururan dan Toba Samosir.

Dengan sosialisasi ini, pihaknya berharap masyarakat terutama pejabat pengambil keputusan di daerah bisa lebih mengutamakan pemakaian Bahasa Indonesia dari pada bahasa lainnya terutama di lingkungan instansi pemerintah.
“Jangan sampai sosialisasi ini hanya sekadar seremonial saja, diharapkan mempunyai efek positif dalam penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaedah yang ditentukan,” paparnya.

Dalam kesempatan yang sama Staf Teknik Balai Bahasa Sumut, Rosliani yang menjadi pemateri dalam seminar mengatakan, dewasa ini masyarakat terutama kalangan generasi muda Indonesia terlalu bangga menggunakan bahasa Inggris, padahal yang diucapkannya itu salah atau tidak sesuai dengan artinya.

“Sebaliknya mereka justru terkesan enggan menggunakan bahasa indonesia meski yang diucapkan itu sudah benar,”ungkapnya.

Dia juga menyebutkan, Bahasa Indonesia adalah bahasa yang indah dan berakar dari budaya Indonesia sendiri karena bahasa Indonesia berasal dari bahasa daerah, melayu dan sedikit bahas asing. (uma)

Besok, Bonus Atlet Dibagikan

PALEMBANG- Dijadwalkan besok, Kamis (12/11) Kementerian Pemuda dan Olahraga akan mulai menyalurkan bonus kepada atlet yang meraih medali pada SEA Games XXVI. Jumlah bonus untuk atlet peraih medali dipastikan akan membengkak soalnya perolehan medali Indonesia terus bertambah. Hingga pukul 08.57 WIB hari ini, kontingen Merah Putih telah meraih 182 medali emas, 151 perak, dan 142 perunggu.

Ketua Umum KONI/KOI, Rita Subowo, memastikan pihaknya tidak akan membuat atlet-atlet menunggu lama dalam menanti “bola”. Wanita yang juga menjadi Ketua Umum Inasoc tersebut menegaskan bonus untuk atlet akan mulai disalurkan pada 24 November.

“Rencananya akan segera kami mulai transfer-transfer dan secara simbolis diserahkan oleh Menpora pada 24 November saat pembubaran kontingen di Cibubur. Nomor rekeningnya sudah ada di kami dan akan dibantu oleh masing-masing PB. Soal potongan mungkin karena pajak, kecuali Menpora mau menambah alokasi lagi,” ujar Rita di Main Press Center SEA Games 2011, Palembang.

Pemberian bonus kepada atlet peraih medali dipastikan akan membengkak. Namun, Rita memastikan hal tersebut tidak menjadi masalah.

“Pak Menpora mengaku tidak apa-apa, daripada bonus tidak dipakai. Beliau bilang kalau melesat, harus ke atas. Kita akan segera lapor kepada beliau. Alokasinya bonusnya sudah ada di Inasoc, sedang kami persiapkan untuk segera diberikan ke atlet. Semula alokasinya Rp150 miliar, jadi kalian hitung sendiri berapa kekurangannya,” pungkas Rita.
Atlet peraih emas sendiri akan menerima bonus Rp200 juta, perak Rp50 juta dan perunggu Rp30 juta. Pelatih juga akan mendapatkan bonus Rp50 juta jika mendapat emas, Rp30 juta meraih perak, dan Rp15 juta untuk medali perunggu.

Jika dihitung dari perolehan medali emas yang sementara ini mencapai 182, dengan bonus Rp200 juta, maka estimasi bonus yang dikeluarkan sedikitnya Rp36,4 miliar.
Sedangkan untuk peraih perak yang tercatat 151 medali, dengan bonus Rp50 juta maka alokasi dana sedikitnya Rp7,55 miliar. Sedangkan untuk  peraih 142 medali perunggu yang bonusnya Rp30 juta, uang akan dikucurkan sedikitnya Rp4,2 miliar. Estimasi bonus ini belum termasuk hitungan jika raihan medali didapat secara beregu.
Sementara itu banyak kalangan yang menghawatirkan nasib para atlet usai Sea Games, meskipun prestasi atlet-atlet Indonesia dalam pesta olahraga se-Asia Tenggara kali ini terbilang memukau. Torehan emas yang mereka raih dalam SEA Games kali ini merupakan buah dari kerja keras dan perjuangan panjang mereka.
Mari kita lihat contoh atlet-atlet yang berjuang demi mengharumkan nama bangsa sebelum ini, dan akhirnya terlupakan. Mereka adalah Samuel, Edo, dan Marina. Samuel adalah mantan atlet kejuaraan lari halang rintang. Tahun 80-an merupakan era keemasannya. Ia memenangkan medali emas atau pun perak dalam SEA Games di Filipina, Taiwan Open, dan kejuaraan bergengsi lainnya.
Setelah pensiun, lelaki bergaya nyentrik itu banting setir menjadi pengelola parkir di lingkungan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Nasib lebih memilukan dialami oleh Edo, putra Ambon yang berkali-kali melambungkan nama bangsa di kejuaraan tinju Korea, China, Thailand, sampai Australia.
Setelah dua tahun turun dari ring tinju, Edo harus rela menjadi tukang parkir di areal Kompleks Gelora Bung Karno. Di tempat ini pula, ia mencari sesuap nasi demi istri dan kedua anaknya. Edo dan keluarganya hanya tinggal di rumah kontrakan. Di rumah itu, hanya ada satu kamar tidur, satu kamar mandi, satu ruang tamu, beserta dapur kecil di ujung lorong. Kondisinya sungguh memprihatinkan.(bbs/jpnn)
Ada pula Ina Marina Susanti, atlet pencak silat yang kini beralih profesi menjadi sopir taksi, demi menghidupi kedua anaknya. Marina pernah mengharumkan bangsa pada SEA Games 1980 di Singapura. Saat itu, usianya masih belia. Kini, jalan hidup membuat Marina harus bekerja sebagai sopir taksi untuk tetap hidup.
Begitulah nasib Samuel, Edo, dan Marina. Ketiganya menorehkan prestasi gemilang di dunia olahraga, membuat Indonesia dieluk-elukkan di berbagai kejuaraan regional maupun internasional. Tapi sayang, momen kemenangan dan prestasi yang mereka raih, kini hanya menjadi kenangan dalam perjalanan hidup mereka.(bbs/jpnn)

Pawang Ditambah, Hujan Tetap Guyur Penutupan

Hujan kembali turun di upacara penutupan SEA Games XXVI, Selasa (22/11). Hal tersebut membuat usaha pihak panitia lokal Inasoc untuk menambah pawang hujan kembali gagal.

Pihak Inasoc melalui Deputi 4 Inasoc Bidang Upacara dan Kebudayaan, Indra Yudhistira sempat menegaskan untuk upacara penutupan pihaknya akan menambah dua pawang hujan untuk mencegah turunnya hujan sama seperti yang terjadi saat upacara pembukaan, (11/11) lalu.

Namun, kekuatan tiga pawang hujan yang dimiliki Inasoc tidak bisa mencegah turunnya hujan di kawasan Jakabaring Sports Center. Hujan ringan sudah mulai turun sejak pukul 18.00 WIB dan hingga kini hujan masih turun.
Meski hujan turun, namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat penonton yang memadati Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang. Apalagi, mereka telah membeli tiket dengan mahal.

Di tempat terpisah Gubernur  Sumatera Selatan, Alex Noerdin membidik Palembang sebagai tuan rumah Asian Games 2019. Alex  telah mempersiapkan cara memelihara JSC. Salah satunya adalah dengan mendirikan Universitas Olahraga Internasional di JSC.  Selain menjadi Universitas Olahraga, Alex mengaku hingga saat ini JSC sudah mendapat tawaran untuk menggelar event internasional,  diantaranya Kejuaraan Dunia Sepak Takraw Super Series pada 16-19 Februari 2012 mendatang.(bbs/jpnn)

Curi Kabel untuk Beli Rokok

Tak ada uang untuk beli rokok, Arham (25), warga Jalan Perjuangan, Medan Timur dan Riduan (20), warga Jalan Khaidir, Pekan Labuhan, Medan Labuhan nekat mencuri kabel tembaga seberat 200 Kg di perusahaan tempat mereka bekerja di Jalan Yos Sudarso Km 6, Medan Deli. Aksi nekat kedua pemuda ini harus dibayar mahal. Selain dipecat dari perusahaan, keduanya juga harus mendekam di tahanan Mapolsekta Medan Labuhan, Senin (21/11).

Tertangkapnya kedua karyawan tersebut berawal ketika pihak perusahaan merasa kehilangannya gulungan kabel tembaga seberat 200 kg. Ternyata, ada karyawan lain yang melihat aksi kedua pemuda tersebut dan langsung mengadukan ke perusahaan. Berdasarkan keterangan itu, perusahaan langsung menginterogasi Arham dan Riduan. Akhirnya, kedua karyawan itu mengakui kalau mereka telah mencuri dan menyimpan kabel tersebut di belakang tembok perusahaan tersebut. Berdasarkan barang bukti itu, kedua pemuda tersebut langsung digelandang ke Mapolsek Medan Labuhan guna mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Menurut pengakuan Riduan, mereka nekat mencuri kabel tersebut hanya untuk uang rokok. “Cuma cari uang rokok sajanya Bang,” kata Riduan yang mengaku sudah bertahun-tahun bekerja di perusahaan tersebut.(ril/smg)

Buku Muatan Lokal Dibagi ke Seluruh Sekolah

MEDAN-Sebanyak 33 buku muatan lokal (mulok) berbasis budaya akan dibagikan ke 33 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara. Adapun ke 33 buku yang dibagikan  diantaranya Budaya Etnik-etnik di Sumatera Utara tingkat SD, Budi Pekerti berbasis Budaya tingkat SD, Lingkungan Sekolah Sehat tingkat SD, Budi Pekerti berbasi Agama tingkat SD, Pengantar Aksara Batak Tingkat SMA, Sosiologi Bermuatan Lokal tingkat SMA, Penyebaran dan Pengaruh Islam, Kristen, Hindu dan Budha di Sumatera Utara tingakt SMP.

Hal ini dipaparkan Kepala Dinas Pendidikan Sumut, Syaiful Safri didampingi Kasubag Program, Elisabet Simanjuntak kepada wartawan di Medan, Selasa (22/11).

“Ada 33 judul buku yang dibagikan untuk 33 kabupaten/kota. Buku-buku itu diperuntukkan bagi guru dan dinas kabupaten/kota. Untuk memesanya, kabupaten dan kota langsung berhubungan dengan penerbit, bukan lagi melalui Disdiksu,” serunya.

Pembagian buku muatan lokal itu, kata Elisabet bagian dari sosialisasi buku muatan lokal ke daerah-daerah yang dilakukan oleh tim-tim perumus serta penulis secara langsung.
Ketua Tim Mulok, Ikhwan Azhari mengatakan sebanyak 25 sekolah di Sumut sudah menggunakan buku muatan lokal (mulok).

Dia juga mengatakan, penerbitan buku muatan lokal itu diterbitkan bertujuan agar para siswa lebih mengenal dan memahami keadaan sosial, budaya, sejarah, geografis di lingkungan terdekatnya.
Buku muatan lokal itu sendiri disusun oleh tim yang terdiri atas tim perumus kurikulum, penulis dari akademisi, praktisi, budayawan, sejarahwan dan lainnya.

“Jumlah tim pembuat buku tersebut sebanyak 33 orang yang berasal dari USU, Unimed, UMSU, IAIN, USI, pers, Polda, Ekosistem Danau Tobada Museum Sumut,”ungkapnya. (uma)