25 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 14281

Pesta Danau Toba Lebih Baik Ditunda

Bupati Samosir Anggap Tidak Efektif

MEDAN- Pesta Danau Toba (PDT) 2011, yang tinggal hitungan beberapa hari lagi tengah dihadapkan pada masalah klasik yakni, kekurangan biaya. Dengan kenyataan yang ada, membuat banyak pihak pesimis dengan perhelatan tahunan tersebut. Dengan kondisi itu pula, diusulkan agar PDT 2011 dibatalkan.

“Ya, dengan kekurangan biaya tersebut dipastikan panitia akan memutar otak, karena hari H pelaksanaan sudah mepet. Dana yang dibutuhkan sebesar Rp4,2 miliar, sedangkan kekurangannya sekitar 50 persen lebih atau Rp2,2 miliar lebih. Jangan sampai pada akhirnya, pihak panitia melakukan lobi-lobi ke Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk memenuhi jumlah kekurangan anggaran tersebut. Karena akan berdampak nantinya pada persoalan hukum,” ungkap pengamat anggaran Sumut Elfenda Ananda kepada Sumut Pos, Kamis (8/12).

Karena itu, menurut Elfanda, lebih baik injak bumi alias sadar diri. “Ya, lebih baik even tersebut dievaluasi. Jika tidak memungkinkan, dibatalkan saja dan diselenggarakan pada tahun selanjutnya dengan perencanaan yang lebih matang,” tambahnya.

Lebih lanjut Elfenda menuturkan, pengkajian atau evaluasi yang dilakukan dalam bidang anggaran penyelenggaraan, akan lebih mematangkan pelaksaan PDT selanjutnya. Daripada harus memaksa, penyelenggaraan tetap dilangsungkan namun akan memberi efek atau dampak negatif seusai acara tersebut.

Pemerhati ekonomi asal Universitas Sumatera Utara (USU) Ami Dilham SE mengutarakan, pada prinsipnya even PDT bukan hanya tahun ini saja yang dirasa belum siap, terlebih ketika berbicara mengenai sarana dan prasaran pendukung penyelenggaraan PDT itu sendiri.

Ami Dilham menyoroti, hal yang paling tidak siap dalam menyambut penyelenggaraan PDT 2011 tidak lain adalah masalah infrastruktur jalan. Dikatakannya, infrastruktur jalan ke dan dari daerah penyelenggaraan sangat buruk. Secara otomatis akan mengurangi minat pengunjung, yang berkorelasi dengan tinggi-rendahnya pengunjung yang datang nantinya pada PDT tersebut.

“Dari tahun ke tahun penyelenggaraan PDT, tidak ada yang baru. Jangan berbicara dulu mengenai penyelenggaraannya, berbicara kesiapan daerah setempat untuk menyambut acara itu saja belum tepat. Salah satunya mengenai infrastruktur jalan, yang sama sekali tidak mendukung untuk penyelenggaraan even tersebut. Dan ini merupakan tanggungjawab Pemprovsu. Namun nyatanya, Pemprovsu tidak peduli dengan itu. Dan itu yang kita sayangkan,” ungkapnya.

Maka, secara otomatis efek yang dihasilkan dari sisi ekonomi dalam penyelenggaraan PDT tersebut, tidak serta merta dirasakan masyarakat setempat. “Soal PDT ini, dampaknya jangka panjang. Namun, dengan kondisi yang ada dari tahun ke tahun tidak ada perkembangan signifikan bagi masyarakat. Harus ada perencanaan yang matang, koordinasi dan konsolidasi dari semua instansi terkait. Agar pelaksanaan bisa memberi efek positif, baik bagi masyarakat maupun pemerintah daerah setempat,” bebernya.

Bagaimana dengan kekurangan anggaran yang terjadi, dan apa tidak sebaiknya PDT kali ini dibatalkan saja?
Menyikapi pertanyaan itu, Ami Dilham mengungkapkan, jalan yang bisa ditempuh pihak panitia tidak lain adalah melakukan kerjasama dengan pihak ketiga dan menggandeng pemerintah daerah setempat, dalam upaya memobilisasi penambahan anggaran yang dibutuhkan. “Atau lebih baik, ditunda penyelenggaraannya,” katanya.

Di sisi lain, Dewan Pembina Forum Tapanuli Daulat Manurung mengatakan, seandainya pengelolahan lebih maksimal maka hasil akan lebih baik. “Kita sudah mendengar janji-janji pemerintah provinsi ataupun kabupaten, untuk menjadikan Danau Toba mutiaranya Indonesia. Namun, kenyataannya hanya nol belaka alias omong kosong,” tegasnya kemarin.

Daulat Manurung juga sangat pesimis PDT akan membawa dampak ekonomi masyarakat di kabupaten di sekitar Danau Toba. “Bagaimana turis asing mau dating, jalan menuju Danau Toba begitu buruk dan sempit. Turis juga tidak mau datang karena sekarang ini banyak kerambah ikan milik masyarakat dan pengusaha luar daerah, sehingga air Danau Toba tercemar dengan adanya makanan ikan (pelet), sehingga turis asing dan lokal enggan untuk mandi,” tegas Daulat Manurung.

Menariknya, Bupati Samosir Mangindar Simbolon juga tidak membantah kalau PDT dinilai tidak efektif. Hanya dia mengatakan, PDT hanya puncaknya saja. Di tingkat kabupaten/kota se-Sumut, sebelum pesta puncak, sudah digelar pesta budaya. Jadi, katanya, PDT sudah melibatkan masyarakat luas.

Pesta budaya di tingkat kabupaten/kota ini, lanjutnya, dianggap penting. Alasannya, selain memacu Danau Toba sebagai ikon wisata Sumut, masalah pelestarian budaya tetap harus beriringan. “Pesta Danau Toba nantinya hanya menjadi salah satu bagian saja dari Rencana Terpadu Menyeluruh. Bisa saja nanti Pesta Danau Toba cukup dua atau tiga tahun sekali, tapi boleh juga sekali setahun,” cetusnya.

Namun, dia punya kritikan juga terhadap PDT yang digelar 27-30 Desember 2011 mendatang. Pertama, acara PDT dari tahun ke tahun panitianya selalu berganti. Akibatnya, kekurangan pelaksaan tahun sebelumnya tidak diketahui panitia saat ini. “Orangnya berubah-ubah, jadi tak ada perbaikan,” cetusnya.

Kedua, pelaksanaan yang tidak bertepatan dengan libur anak sekolah, dianggap tidak efektif. “Mestinya di hari libur, sehingga anak-anak sekolah yang dari Jawa pun bisa hadir,” ujarnya.

Sebelumnya, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Sumut, Parlindungan Purba, mengatakan, pemilihan tanggal pelaksanaan, yakni 27-30 Desember, juga sudah melalui pertimbangan yang matang. Yakni, bertepatan dengan masa Natal. “Akan banyak yang pulang kampung, sekalian nostalgia ke Danau Toba,” ujar Parlindungan yang juga Penasihat PDT 2012 ini.

Terlepas dari itu, menurut Mangindar, pengembangan Danau Toba sebagai kawasan industri wisata andalan Sumut akan digarap secara lebih terencana mulai 2012. Mangindar menyebutkan, perencanaan pengembangan Danau Toba mulai 2012 melibatkan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, selain tentunya pemda-pemda di sekitar Danau Toba.

“Kementrian Pariwisata sudah punya Rencana Terpadu Menyeluruh untuk pengembangan Danau Toba, mulai 2012. Ini rencana aplikatif, bukan hanya teori,” ujar Mangindar ditemui koran ini di sela-sela menghadiri acara di Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Kamis (8/12). Mangindar sendiri menjadi ketua Lake Toba Regional Management, yang anggotanya para bupati/wali kota di sekitar Danau Toba.

Sebelumnya, saat acara Konperensi Pariwisata Nasional, Senin (5/12), Mangindar merasa senang karena perhatian pusat cukup baik kepada Danau Toba. Disebutkan, untuk tahun depan saja, APBN melalui Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menganggarkan Rp20 miliar untuk Danau Toba. Dana ini antara lain untuk menyusun master plan pembuatan geopark yang harus sudah kelar akhir 2011 ini.

Selanjutnya, pada 2012 sudah mulai dibangun atalase sebagai tempat untuk memamerkan keunikan-keunikan Danau Toba. Pemkab Samasir sudah menyediakan lahan 22 hektar untuk pembangunan atalase ini. (ari/sam/rud)

Percepat Peningkatan Status JR Saragih

MEDAN-Pernyataan Anggota DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Ahmad Yani, yang mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk segera  melakukan penetapan tersangka terhadap Bupati Simalungun JR Saragih, serta mengadilinya diamini oleh sejumlah anggota DPRD Simalungun. Salah satunya Trully Antho Sinaga, anggota Komisi 4 DPRD Simalungun yang dikonfirmasi Sumut Pos, Kamis (8/12).

“Kita sepakat dengan itu, agar ada kepastian hukum terhadap kasus yang ditangani KPK, terlebih saat ini pimpinan KPK sudah baru. Banyak harapan atas penanganan dan penuntasan kasus-kasus korupsi tanpa terkecuali kasus-kasus yang diduga dilakukan Bupati Simalungun JR Saragih. Kalau barang bukti sudah kuat, maka secepatnya ada peningkatan status dan diproses ke pengadilan,” ungkapnya.

Namun, Trully Antho Sinaga menyatakan, seandainya KPK telah menetapkan Bupati Simalungun JR Saragih sebagai tersangka, kemudian mensupervisi atau menyerahkan pada Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) daerah, sebaiknya KPK melakukan pengawasan ketat.Karena menurutnya, Pengadilan Tipikor di daerah terkesan tidak serius dan cenderung lebih lemah. “Kita mendukung percepatan proses kasus-kasus yang korupsi yang ada, untuk segera ditangani. Namun, jangan hanya begitu saja diserahkan ke pengadilan di daerah. Mesti ada pengawasan ketat dari KPK. Karena melihat kenyataan yang ada, ternyata ada kasus yang dilimpahkan ke pengadilan Tipikor di daerah, ternyata tersangkanya bisa bebas. Kalau bebas berarti ada apa-apanya. Mungkin adanya transaksional dan sebagainya,” pungkasnya.

Begitupun anggota DPRD Simalungun lainnya Bernhard Damanik yang notabene merupakan pelapor dugaan korupsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Simalungun Tahun 2010 sebesar Rp48 miliar, ke KPK pada September lalu, tidak setuju jika nantinya setelah Bupati Simalunggun JR Saragih ditetapkan tersangka kemudian peradilannya dilimpahkan ke pengadilan Tipikor di daerah.

“Kita sepakat, bila pimpinan KPK yang baru berjanji akan menuntaskan kasus-kasus dugaan korupsi yang ada. Dan kita sepakat pula, bila dalam kasus-kasus yang diduga dilakukan Bupati Simalungun JR Saragih, bila barang buktinya sudah kuat untuk segera ditetapkan sebagai tersangka dan diadili, untuk kepastian hukum. Namun, saya tidak sependapat bila nantinya peradilan terhadap yang bersangkutan, atau kasus-kasus kepala daerah lainnya diserahkan kepada pengadilan Tipikor di daerah,” katanya.

Kalau di daerah, menurut Bernhard, bisa saja JR bebas. “Kita tidak percaya, karena sudah terbukti pelaku-pelaku korupsi yang diadili di pengadilan Tipikor daerah bisa mendapat vonis bebas. Kita meminta, agar nantinya pengadilan terhadap Bupati Simalungun dilakukan di Tipikor KPK saja,” tegasnya.

Saat disinggung mengenai laporannya ke KPK, Bernhard Damanik mengaku, sampai sejauh ini belum menerima laporan atau pemberitahuan mengenai kelanjutan kasus tersebut dari KPK.

“Belum ada penjelasan sejauhmana perkembangan kasus yang kita laporkan itu. Kita khawatir, tidak diproses di KPK,” katanya.

Diketahui, Bupati Simalungun JR Saragih terseret sejumlah kasus diantaranya, kasus dugaan suap ke Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) sebesar Rp1 miliar lebih. Kemudian kasus dugaan suap kepada Ketua Pokja Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Simalungun Robert Ambarita senilai Rp50 juta. Ada juga kasus dugaan pengalihan dana insentif guru non PNS di Simalungun sebesar Rp1,2 miliar serta kasus dugaan penyelewengan APBD Simalungun 2010 sebesar Rp48 miliar. (ari)

Malam Ini, Gerhana Bulan Total

Ulama Medan Imbau Salat Gerhana Bulan

MEDAN-Pimpinan Wilayah Persatuan Islam (Persis) Sumatera Utara mengajak umat Islam untuk melaksanakan Salat Gerhana Bulan pada Sabtu, 10 Desember 2011.

Ketua PW Persis Sumut Muhammad Nuh mengatakan berdasarkan surat edaran Ketua PP Persis, Prof KH Abdurrahman, menyebutkan bahwa pada Sabtu (10/12) yang bertepatan dengan 14 Muharram 1433 Hijriyah, akan terjadi gerhana bulan total.

“Diperkirakan kontak awal gerhana mulai pukul 19.45 WIB. Awal total gerhana sekitar pukul 21.05 WIB
Pertengahan gerhana pukul 21.31 WIB, akhir total gerhana pukul 21.57 WIB dan kontak akhir gerhana pukul 23.18 WIB,” ujar Nuh di ruang kerjanya, Kamis (8/12).

Menurutnya, umat Islam disunnahkan untuk melaksanakan Salat Gerhana. Hal ini sesuai hadist Rasulullah SAW yang berbunyi, Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan adalah tanda kekuasaan Allah SWT. Maka jika melihat gerhana itu, dianjurkan untuk salat berdoa sampai selesai gerhana tersebut.

“Kami sendiri berencana menggelar Salat Gerhana Bulan itu secara berjamaah di Masjid Hj Khairuna Fauzi, di Kompleks Kejaksaan Simpang Selayang, Medan Tuntungan,” kata pria yang juga anggota DPRD Sumut ini.

Dia menambahkan sebagai informasi tata cara salat gerhana agak berbeda dengan tata cara salat pada umumnya. Di mana, salat dilaksanakan dengan berjamaah. Sesudah takbiratul ihram dan membaca iftitah, imam membaca Al Fatihah dan surah atau ayat yang panjang.

Kemudian rukuk, bangkit dari rukuk, lalu imam membaca lagi surah yang panjang tapi lebih pendek dari yang pertama. Lalu rukuk kembali, bangkit kemudian sujud. Hal yang sama dilakukan di rakaat kedua. “Jadi salat gerhana dilaksanakan dua rakaat dengan empat rukuk dan empat kali sujud,” pungkas Nuh.(ari)

Pendaftar On Line Sudah 15 Ribu Peserta

Audisi Indonesian Idol

MEDAN-Persiapan audisi pencari bakat Indonesian Idol 2012 di Kota Medan semakin matang. Berdasarkan pengalaman pada tahun sebelumnya, peserta di Kota Medan sangat membludak dan memiliki animo yang luar biasa. Hal itu dikatakan Panitia Penyelenggara Audisi Indonesian Idol, Trista P Efendi, Kamis (8/12) saat dikonfirmasi Sumut Pos.

“Memang Kota Medan merupakan agenda penting ya, karena minat masyarakatnya untuk ikut diajang pencari bakat ini sangat tinggi. Saat ini, dilokasi Gedung Serba Guna Universitas Negeri Medan (Unimed) Jalan Willem Iskandar Pasar V, Medan yang akan menjadi tempat audisi juga sudah kita persiapkan seperti umbul-umbul dan lainnya,” kata Trista.
Bahkan, ditambahkannya, hingga kini jumlah peserta yang telah mendaftarkan diri melalui sistem online di www.indonesianidol.com dan www.rcti.tv dan sudah mendapat nomor registrasi sudah mencapai 15 ribu orang. “Siang tadi saya cek jumlahnya sangat fantastis. Itu untuk yang online saja. Kalau radio dan koran, kita belum tahu, ntar pas di seleksi baru tahu berapa jumlahnya, karena mereka ngisi formulir dan nantinya dibawa pada saat proses seleksi,” ucapnya.

Menurutnya, selain audisi umum atau audisi terbuka, RCTI dan FremantleMedia juga melakukan seleksi Special Hunt, School Audition dan Street Audition yang berlangsung selama dua yaitu 8-9 Desember 2011 dengan juri lokal yang juga telah menjalani audisi. Untuk Spesial Hunt yaitu teknik pencarian bakat melalui mekanisme khusus dengan mendatangi langsung sanggar dan klub musik yang ada di Kota Medan.

“Kita sudah berbagi tim, untuk School Audition kita mendatangi langsung sekolah menengah atas yang memiliki ekstrakurikuler atau klub bernyanyi terbaik di Kota Medan. Kita telah lakukan audisi di sekolah SMA Harapan 1 Medan dan terpilih satu orang yang memiliki bakat menyanyi dan keterampilan musik yang baik,” ujarnya.

Selain itu, Street Audition yang diselenggarakan di pusat-pusat keramaian seperti pusat perbelanjaan dan mall. “Setelah kita seleksi, ternyata yang lolos banyak, jumlahnya mencapai puluhan ya. Nantinya mereka ini akan mengikuti seleksi lagi pada tanggal 10-11 Desember di Gedung Serba Guna Unimed. Namun, mereka ini tidak perlu melewati sistematika atau registrasi dan menjalani penilaian oleh juri local seperti peserta tanggal 10-11 Desember nanti” jelasnya,

Sambungnya, RCTI dan FremantleMedia mencari seorang bintang yang memiliki bakat dibidang entertaiment khususnya menyanyi. Untuk dewan juri ada 3 orang, salah satunya Anang Hermasyah. “Jadi kalau pesertanya jago nyanyi dan juga pintar bermain alat musik serta skill lainnya ada nilai plusnya. Juri tetap itu mas Anang, dua juri lagi, kita masih nunggu konfirmasinya,” ungkapnya. (mag-11)

Jaga Area Sensitif

Dewi Sandra

Dewi tak mau menyalahkan Surya Saputra dan Glenn Fredly yang pernah mencampakkannya. Pilihan atas keduanya murni keinginannya sendiri.

Rekam jejak percintaan Dewi Sandra cukup buruk. Sudah dua kali bercerai, dengan Surya Saputra dan Glenn Fredly.
Meski demikian, perempuan kelahiran Brasil itu mengaku tak kapok menjalin mahligai rumah tangga.
“Aku nggak pernah lupa untuk itu (menikah),” ujar Dewi.

Perempuan bernama lengkap Dewi Sandra Killick itu tak menolak jika suatu saat menemukan jodoh. “Dengan segala hal yang aku lewati itu, cukup air mata aku mengalir sendiri.  Aku nggak mau terulang lagi dengan hal yang sebelumnya (perceraian). Kalau didoakan aku mempunyai atau mendapat jodoh ya Alhamdulillah,” ucap pelantun lagu Stop itu.

Dewi tak mau menyalahkan siapa pun. Sebab, dua lelaki yang menjadi pasangan hidupnya dulu adalah murni pilihannya. “Jujur kalau masalah pribadi itu hal yang sensitif buat aku. Mereka pilihan aku sendiri dan aku nggak bisa salahkan orang lain. Pilihan aku ini kan pribadi yang kupertanggungjawabkan, hal pribadi itu aku jaga dengan sangat baik,” kata Dewi.

Soal asmara, kali ini sang bintang tak mau asal bicara. Pelantun tembang Melayang ini menjadi sangat tertutup saat membicarakan asmaranya kepada publik. Begitupun saat ditanya mengenai kabar bahwa ia akan menikah di awal tahun 2012, Dewi tutup rapat-rapat mulutnya.

“Alhamdulillah, kalau soal yang baik, mohon didukung.”
Belajar dari pelajaran hidupnya di masa lalu, Dewi ingin menjaga semua masalah pribadi yang sensitif, termasuk soal asmara.

“Di area sensitif, area yang ingin aku jaga dengan seluruh jiwa raga,” jelasnya.
Menurut dia, dua kali menjanda karena ia terlalu mengumbar masalah pribadi di depan media.     Lantas siapa calon suami pelantun Kapan Lagi Bilang I Love U ini? Dewi menjawab malu-malu.
“Kebetulan sudah ada (pacar), mudah-mudahan dia imam yang terbaik buat saya,” pungkasnya. (rm/jpnn)

Tak Boleh Tukar Sikat Gigi, Pasang Alarm Minum Obat

Kisah Suami yang Positif HIV/AIDS, tapi Isteri dan Anaknya Negatif

Tiga tahun lalu, Fajar Jasmin Sugandhi dinyatakan positif mengidap HIV/AIDS. Dia bersyukur, karena isteri dan ketiga anaknya tak tertular. Tapi Fajar sempat shock, karena anak keduanya pernah ditolak masuk sekolah gara-gara sang ayah positif HIV.

AGUNG P ISKANDAR, Jakarta

KAMIS pekan lalu (1/12), Fajar Jasmin Sugandhi kaget bukan kepalang. Tinggal beberapa langkah lagi Immi, anaknya, diterima di SD Don Bosco 1 Kelapa Gading. Tapi, melalui SMS, bocah perempuan berumur 8 tahun tersebut batal diterima. Yang menyakitkan Fajar, pembatalan itu terjadi karena dia mengidap HIV/AIDS.

Padahal, anak pasangan Fajar-Leonnie F. Merinsca tersebut sudah melewati serangkaian tes. Bahkan, urusan dia dengan SD di Jakarta Utara itu tinggal persoalan administrasi. Fajar benar-benar shock karena diskriminasi tersebut sudah keterlaluan. Apalagi, pernyataan penolakan itu diungkapkan tepat pada peringatan Hari AIDS Sedunia (1 Desember).

Fajar dan Leonnie sangat kecewa. Mereka mendesak SD di Jakarta Utara tersebut untuk meminta maaf. Untungnya, setelah Yayasan Panca Dharma yang membawahi SD Don Bosco bertemu Komisi Penanggulangan AIDS Nasional dan Fajar-Leonnie, sekolah itu kembali menerima Immi. Pihak sekolah juga meminta maaf atas kesalahan mereka.

Saat ditemui di Mal Kelapa Gading kemarin (7/12), Fajar dan Leonnie tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Anak kedua hasil pernikahan mereka itu akhirnya bisa kembali diterima di sekolah yang dia idam-idamkan. “Kami bersyukur, persoalannya sudah selesai. Kami maklum. Ini hanya karena ketidaktahuan,” kata Fajar.

Karena itu, Fajar dan Leonnie tak ingin membesar-besarkan persoalan tersebut. Menurut dia, sejak pihak sekolah meminta maaf dan menerima kembali Immi, persoalan sudah dianggap selesai. Dia berbesar hati dan menganggap insiden itu sudah tuntas.

“Kami sebenarnya juga tidak ingin bicara soal kasus ini. Namanya orang khilaf, bisa saja terjadi. Kami senang semua sudah selesai,” ungkapnya.

Saat ditemui, penampilan Fajar terlihat segar. Sama sekali tidak terlihat bahwa dia mengidap penyakit yang belum ada obatnya itu. Berkemeja batik, lelaki kelahiran Surabaya, 12 Juli 1977, tersebut mengenakan kacamata ber-frame hitam.
Fajar menyatakan, dirinya dan keluarga justru melihat kasus itu sebagai pelajaran bagi semua orang. Dia tidak menganggap dirinya menang karena akhirnya pihak sekolah meminta maaf. Lelaki langsing itu justru menilai kasus tersebut sebagai momen bagi semua orang untuk mendapat kebenaran tentang HIV/AIDS.

Apalagi, pascainsiden itu, pihak sekolah akan mengadakan sosialisasi tentang HIV/AIDS bagi seluruh warga sekolah. Fajar menyambut baik iktikad mereka.

“Ini juga pembelajaran bagi anak saya bahwa dalam hidup selalu ada persoalan. Jangan selalu lihat persoalannya. Yang penting bagaimana terus menjalani hidup dengan baik,” tegasnya.

Leonnie menuturkan, saat Immi ditolak bersekolah, dirinya sudah siap mencari sekolah lain. Bagaimanapun, dia harus segera mencari alternatif bagi buah hatinya. “Saya bilang kepada dia, Immi ayo kita cari sekolah lain yuk?” ujarnya.
Setelah akhirnya kembali diterima, Immi senang bukan main. Leonnie menyatakan bahwa SD Don Bosco 1 meminta maaf dan akan menerima kembali dirinya. “Immi kemudian mengatakan ingin bilang terima kasih,” katanya menirukan perkataan putri tercintanya tersebut.

Leonnie menuturkan, hidup dengan suami ODHA sejatinya tidak berbeda. Namun, dengan kehadiran tiga anak hasil pernikahan mereka, kebiasaan hidup sehat harus dibudayakan. Misalnya, mereka harus segera memberi tahu ketika ada luka yang terbuka dan tidak bertukar sikat gigi. Bahkan, kini anak-anak mereka sudah terbiasa untuk segera mencari plester jika sedang terluka.

Leonnie juga mendukung penuh pengobatan Fajar. Bahkan, dia ikut-ikutan memasang alarm di ponsel Fajar untuk jadwal mengonsumsi obat. “Kadang-kadang juga saya telepon kalau waktunya minum obat. Tapi, sekarang sudah jarang. Dia sudah biasa,” katanya lantas tersenyum.

Fajar saat ini memiliki kesibukan sebagai editor di media yang menggarap tema-tema lingkungan hidup. Produknya ada dua. Yakni, siaran rutin di radio dan mengisi tulisan di situs www.iklimkarbon.com.

Leonnie juga tak kalah sibuk. Perempuan kelahiran Jakarta, 16 Mei 1977, tersebut bekerja di sebuah yayasan donatur pendidikan bagi anak-anak tidak mampu dan anak-anak jalanan.

Fajar saat ini sangat menikmati pekerjaannya. Sudah dua tahun ini dia bergerak di bidang lingkungan hidup. Di lingkungan pekerjaan sebelumnya, Fajar kerap menerima diskriminasi dan stigma negatif. Dia menjadi sasaran anggapan buruk rekan-rekan kerjanya. “Bahkan, menerima telepon dari saya saja mereka tidak mau,” ungkapnya.
Lulusan Jurusan Psikologi Unika Atma Jaya itu sempat stres dan tertekan. Dia sampai menyebut lingkungan kerjanya tersebut sebagai ‘lingkaran setan’. Sebab, stres gara-gara tekanan sosial di lingkungan pekerjaan membuat kekebalan tubuhnya terganggu. “Akhirnya, saya keluar daripada berdampak lebih buruk,” ujarnya.

Fajar mendapat buah dari keputusan keluar dari pekerjaan lamanya. Saat ini, dia dipercaya menjadi anggota delegasi badan PBB United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) dari kalangan private sector.
Fajar mengungkapkan, diskriminasi hanya akan berdampak buruk bagi siapa pun, tidak hanya bagi ODHA. Dia memisalkan, jika seseorang mendapat perlakuan diskriminasi, dia akan malu untuk terbuka tentang penyakitnya. Akibatnya, dia tidak mendapat pengobatan.

Konsekuensinya, karena tidak terbuka, orang-orang tidak tahu bahwa dia mengidap virus mematikan itu. Suami atau istrinya yang tidak diberi tahu bisa tertular. Penularan juga bisa berlanjut kepada anak keturunan mereka.
“Coba kalau terbuka sejak awal, mereka akan langsung mendapat penanganan dan bisa mencegah terjadinya penularan. Mereka takut mengaku karena risiko sosialnya terlalu buruk,” katanya.

Leonnie dan Fajar menikah pada 2004. Itu berarti, Leonnie sudah hidup bersama Fajar selama hampir delapan tahun. Pada 2008, Fajar dinyatakan positif mengidap HIV/AIDS. Lelaki 34 tahun itu mengaku tidak tahu kapan dirinya tertular. Namun, yang dia ingat, pada kurun 1999 hingga 2000, dirinya sempat terjebak dalam dunia narkotika.
Selama hidup bersama Fajar, Leonnie sampai saat ini masih dinyatakan negatif dari penyakit tersebut. “Artinya, selama menjaga risiko tertular, kita tetap aman. HIV/AIDS itu susah banget lho penularannya,” tegasnya.

Fajar-Leonnie dikaruniai tiga anak. Selain Immi, dua lainnya adalah si sulung, bocah pria berumur 9 tahun, dan si bungsu, juga bocah pria berumur 3 tahun. “Tiga anak saya negatif,” pungkas Fajar. (*)

Kondisi Kritis, Motif Belum Diketahui

Pelaku Bakar Diri Disebut Mahasiswa Suku Batak

JAKARTA – Teka-teki motif dan siapa pria yang melakukan aksi membakar diri di depan Istana Negara akan sulit terungkap. Sebab, kondisi pria tersebut saat ini sangat mengenaskan. Tubuhnya mengalami luka bakar di seluruh tubuh dengan tingkat 98 persen. Pihak RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) menyebut kondisinya kritis.

Kemarin, dipimpin oleh Direktur Utama RSCM Prof Dr. dr. Akmal Taher Sp.U, pihak rumah sakit menggelar konferensi pers. Dia mengatakan, meski masih hidup, hingga kemarin kondisinya masih mengenaskan. “Keadaan umum sangat buruk. Sekarang dia dibantu alat pernafasan,” ujarnya kemarin.

Dalam gambar, badan korban tampak gosong dan menghitam. Tubuhnya dibalut dengan perban, bibirnya membengkak, matanya memerah dan mengeluarkan air mata berwarna merah. Rambut sisi kiri, belakang, dan kanan terbakar hingga menyisakan bagian depan. Juga terlihat berbagai selang menancap di tubuhnya.

Meski demikian, dia tidak tahu pasti bagaimana peluang pria tersebut bisa bertahan. Yang pasti, pihaknya akan berbuat yang terbaik untuk bisa membuatnya tetap bertahan. Disatu sisi, dia mengakui jika kondisi luka bakar seperti itu sulit untuk disembuhkan.

Saat ini, lanjutnya, belum ada yang mengaku sebagai keluarga pelaku bakar diri hingga 18.00 Rabu (7/12).
Masih gelapnya motif dan identitas pelaku membuat berbagai spekulasi bermunculan. Bahkan, setelah santer berita pria bakar diri menyebar, sekelompok LSM yang menyebut diri dari Pemuda Kebangsaan, Bendera, hingga Petisi 28 langsung menggelar aksi simpati di RSCM.

Kordinator aksi bernama Dani langsung mengaitkan dengan politik. Dia menyebut aksi tersebut sebagai wujud ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Begitu juga pernyataan Ketua Komisi IX DPR RI Ribka Tjiptaning yang menjenguk pelaku. Dia mengaku sudah bertemu pasien dan menyebut aksi dilakukan karena jenuh dengan pemimpinnya.

“Kalau hanya aksi bunuh diri, kenapa di depan istana,” urainya. Entah benar atau tidak, saat pihak RSCM melarang ada yang menjenguk selain tim medis, dia mengaku sempat berkomunikasi dengan korban. Bahkan, dia menyebut pelaku adalah mahasiswa dan dari suku Batak.

Sementara itu, pihak Istana meminta dilakukan upaya penyelamatan yang maksimal oleh kepolisian dan rumah sakit terhadap orang yang melakukan aksi bakar diri di depan Istana Merdeka (7/12). Menurut Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa, setiap kehidupan makhluk adalah anugrah dari Tuhan.

“Tidak seorang pun boleh kita biarkan menyia-nyiakan anugrah itu,” kata Daniel di Nusa Dua, Bali, kemarin (8/12). Pihaknya, kata dia, mendorong semua warga negara menjauhkan dari kekerasan, termasuk terhadap diri sendiri. “Demokrasi kita harus memuliakan keadaban yang di antaranya datang dari moralitas agama dan kemanusiaan,” sambungnya.

Daniel menyatakan keprihatinan dan menyayangkan terjadinya aksi bakar diri tersebut. “Kami berharap itu akan menjadi peristiwa terakhir yang kita lihat dalam masa hidup kita,” katanya. Dia juga tidak ingin aksi yang tergolong nekat tersebut dianggap sebagai sesuatu yang heroik.  (dim/fal/jpnn)

Contoh The Beatles

Mari Elka Pangestu

INDONESIA terdiri dari 33 provinsi memiliki keragaman budaya. Begitu juga dengan kerajinan yang berbeda-beda. Melalui kerajinan industri kreatif atau ekonomi kreatif dapat mengangkat destinasi pariwisata, termasuk Indonesia.
Begitulah yang disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, pada seminar Outlook Pariwisata 2012, Optimalisasi Sektor Ekonomi Kreatif bagi Industri Pariwisata di Jakarta, belum lama ini. “Contohnya seperti The Beatles membuat Liverpool jadi terkenal karena ikon kreatif ekonomi fashion, film, musik, kuliner, sehingga membantu mempromosikan negaranya,” kata Mari.

Mari menjelaskan ekonomi kreatif merupakan sumber daya terbaru yang tidak akan habis. Termasuk, lanjutnya, Indonesia yang memiliki beragam budaya sehingga mampu menciptakan inovasi dan kreativitas terus menerus. Mari mengungkapkan setiap daerah di Indonesia berpotensi untuk ekonomi kreatif namun memiliki kekhasan masing-masing. (net/jpnn) “Seperti di Jogja, kriya dan pertunjukan. Bandung produk fashion dan anak muda. Batam untuk film. Jadi tiap daerah ada fase dan kelasnya,” paparnya.

Menurut Mari, semangat ekonomi bukanlah untuk mengomersialisasikan budaya. Namun, lanjutnya, menghidupkan budaya agar tidak mati.

“Budaya itu harus living. Agar living, harus ada economic value atau menciptakan pasar. Menciptakan pasar sama dengan menciptakan penonton,” tuturnya.

Ia menambahkan dengan terciptanya penonton merupakan suatu bentuk apresiasi terhadap budaya. Misalnya, kata Mari, pertunjukan wayang.

“Bisa dibuat lebih modern sehingga anak muda tertarik. Wayang dalam bahasa Jawa, banyak yang tidak mengerti, bisa ditambahkan terjemahan dalam bahasa Indonesia, atau, durasinya yang biasanya 6 jam, bisa dibuat versi yang lebih pendek,” jelasnya. (net/jpnn)

 

Ada 800 Kasus Tanah di Sumut

MEDAN-Koordinator tim tanah DPD PDI Perjuangan Sumut H Syamsul Hilal mengatakan Gubernur Sumatera Utara tidak berniat menyelesaikan tanah yang terjadi di Sumut sehingga banyak kasus tanah di Sumut tidak terselesaikan.
“Gubernur Sumut takut terhadap penguasa sehingga perkara tanah menumpuk yang sekarang mencapai 800 perkara,” beber Syamsul Hilal didampingi H Alamsjah Hamdani SH di Posko Pengaduan Kasus Tanah Rakyat (P2KTR) Aula Bung Karno DPD PDI-Perjuangan Sumut di Jalan Hayam Wuruk Medan, Kamis (9/12).

Syamsul Hilal mencontohkan kasus PTPN II pada tahun 2004, DPR-RI ketika mengeluarkan surat dengan Nomor: KD.02.5298/dprri/2004 tanggal September 2004, luas HGU sisa 43.116,51 HA, namun yang dikuasai 62.210,47 hektar jadi ada kelebihan luas illegal 21.093,96 hektar.

“Nah tim khusus penanganan lahan eks HGU kembali melakukan pengukuran pada 23 September 2011 ternyata luas total HGU mencapai 56.341,75 hektar, sedangkan kantor pusat PTPN II total luas HGU mencapai 86.044,11 hektar, ternyata jumlahnya sudah berlainan,” bilang Syamsul Hilal.(rud)

Kada Harus Berani Main Pecat

DEPOK-Di tengah pesimisme publik terhadap upaya perbaikan kinerja birokrasi, Wali Kota Solo, Jateng, Joko Widodo, justru bersikap optimistis. Dia yakin, kinerja birokrasi bisa bersih dari kebiasaan pungutan liar (pungli). Syaratnya, ada ketegasan dari kepala daerahnya (Kada).

Menurut Jokowi-panggilan akrabnya-seorang kepala daerah harus bertindak tegas terhadap anak buahnya yang tidak punya niat bekerja melayani masyarakat dengan baik. Jokowi sendiri, mengaku tidak sungkan-sungkan memecat aparatur di daerahnya yang tidak mau diajak memperbaiki sistem birokrasi.

Dia bercerita, pertama kali duduk sebagai wali kota 6,5 tahun silam, Jokowi gerah dengan pelayanan pembuatan kartu tanda penduduk (KTP) yang harus makan waktu tiga hingga empat minggu baru kelar. “Tergantung amplop,” cetus Jokowi saat didaulat menyampaikan pendapatnya di acara Deklarasi Nasional Birokrasi Bersih dan Melayani di Balai Sidang Universitas Indonesia (UI), Depok, Kamis (8/12).

“Saya panggil programer. Dia bilang urus KTP delapan menit selesai. Saya bilang ke masyarakat, sehari selesai. Waktu rapat, ada ada tiga-empat lurah dan camat, merasa keberatan. Dia bilang tak mungkin sejam, tak mungkin sehari. Empat orang yang ngomong gitu, besoknya saya copot karena niat saja tidak punya, apalagi melaksanakan. Saya cari yang punya niat,” tegas Jokowi, disambut tepuk tangan hadirin.

Hadir di acara itu antara lain Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Wamenpan-RB) Eko Prasojo, penggiat antikorupsi Teten Masduki, dan sejumlah kepala daerah yang diundang. Bupati Samosir, Mangindar Simbolon, juga hadir. “Birokrasi bisa diperbaiki. Tergantung pimpinannya,” cetus Jokowi lagi.

Mangindar menyatakan setuju dengan pendapat Jokowi. “Bahwa karakter kepemimpinan sangat menentukan di internal birokrasi,” ujar Mangindar kepada koran ini usai acara.

Menurutnya, Jokowi membenahi birokrasi pelayanan, lantaran sebagai orang yang berlatarbelakang pengusaha, dia pasti punya pengalaman dipersulit birokrasi. Sedang sebagai orang yang lama meniti karier di birokrasi, Mangindar juga punya pengalaman tidak enak. Dia mengaku, dulu saat mengurus kenaikan pangkat, selalu diganjal. Nah, pengalaman pahit itu lah yang dihindarinya agar tak terulang lagi ke orang lain.

“Sebagai kepala daerah yang sekaligus pejabat pembina kepegawaian, saya tak mau mempersulit proses kenaikan pangkat pegawai. Itu prinsip. Pengisian jabatan harus berdasarkan kompetensi, punya jiwa kepemimpinan, dan mau memikirkan orang lain, bukan memikirkan diri sendiri atau pun kelompoknya saja. Saya juga optimis, birokrasi bisa baik, yang harus dimulai dengan proses rekrutmen yang benar,” cetusnya.

Wamenpan-RB Eko Prasojo menyoroti pentingnya tenaga ahli keuangan alias akuntan di birokrasi. Seorang akuntan menurutnya akan menentukan perencanaan, pelaksanaan, sampai pertanggungjawaban keuangan.(sam)