26 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025
Home Blog Page 14282

Poldasu Diam, PLN Pakai Pengacara

MEDAN- Penetapan petugas P2TL menjadi tersangka atas tudingan melanggar pasal 167 ayat 1 Junto Pasal 551 KUHP tidak membuat Serikat Pekerja PLN Sumut diam. Pihak PLN melalui serikat pekerjanya akan menyiapkan penasehat hukum dari Jakarta.

“Kami sudah menyiapkan penasehat hukum dari pusat atau Jakarta. Jika dalam melaksanakan tugas tersebut dinilai melanggar pasal 167 ayat 1 Junto Pasal 551 KUHP, ya kami menunggu proses hukum selanjutnya. Kami tetap menghormati hukum,” ujarnya, Jumat (18/11).

Namun,  dia mengharapkan agar Poldasu fair dalam menerima pengaduan PLN. Selama ini, laporan PLN tentang pencurian listrik belum ditindaklanjuti. Untuk itu, kami meminta agar Poldasu tidak tebang pilih dalam menegakkan hukum.

“Serikat Pekerja PLN Sumut merasa prihatin dengan penetapan empat petugas P2TL PLN. Padahal, keempatnya sedang menjalankan tugasnya sesuai prosedur. Tapi hanya karena konsumen kami bernama Rudi Hartono Bangun yang kebetulan Ketua DPRD Langkat, polisi malah tidak menjalankan fungsinya sebagai penegak hukum. Buktinya sampai kini pengaduan PLN tidak juga diproses,” tegas Raidir.

Walaupun polisi berusaha menjebloskan empat petugas P2TL PLN Medan, tapi tak membuat PLN gentar dalam menindak pelaku pencurian listrik di wilayah Medan maupun Sumut. “Itu sudah merupakan keputusan Direksi PLN untuk menekan arus listrik susut non teknis yang disebabkan pemakaian tenaga listrik tidak sah. Soalnya banyak sekali temuan terhadap pemakaian arus listrik secara ilegal yang merugikan negara. P2TL akan terus maju,” katanya.

Sementara itu, Poldasu terkesan tidak serius dalam menangani laporan pihak PLN atas temuan Tim P2TL adanya pencurian arus listrik di kediaman Ketua DPRD Langkat Rudi Hartono Bangun, di Komplek Mutiara Indah No 3 di Jalan Kapten Muslim Dalam, Kelurahan Dwikora, Kecamatan Medan Helvetia.

Pasalnya, saat wartawan koran ini mencoba konfirmasi ke Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Raden Heru Prakoso yang biasanya berkompeten memberikan keterangan pers kepada wartawan, malah enggan memberikan keterangan perkembangan laporan pihak PLN yang ditangani Subdit Harda, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumut.

Wartawan koran ini sudah tiga hari berturut-turut berupaya melakukan konfirmasi melalui via telpon, namun Kabid Humas Poldasu enggan menjawab. (mag-5)

Eko Pecahkan Rekor, Jadi Setiadi Dapat Perak

Angkat Besi

Lifter Eko Yuli Irawan mempersembahkan emas pertama cabang angkat besi bagi Indonesia setelah menjuarai kelas senior 62 kg putra di Dempo Hall Jakabaring, Palembang, Jumat (18/11). Pesaing utama Eko untuk merebut emas di kelas 62 kg justru datang dari lifter Indonesia sendiri, yakni Muhammad Hasbi. Pada angkatan clean and jerk pertama, Eko sukses mencapai angkatan 167 kg.

Torehan tersebut kemudian sempat dilewati Hasbi yang mampu mengangkat beban 161 kg. Eko tetap tenang dan sukses kembali memimpin dengan angkatan 166 kg. Angkatan tersebut untuk sementara membawa Eko memimpin sementara.

Hasbi berusaha melewati catatan 166 kg Eko dengan mencoba 167 kg. Sayang, usahanya gagal dan Eko dipastikan sebagai pemenang. Meski begitu, peraih emas SEA Games 2009 tersebut masih berusaha mencapai catatan angkatan hingga 170 kg.

Eko gagal melakukan angkatan 170 kg, tapi lifter kelahiran 24 Juli 1989 tersebut tetap memecahkan rekor atas dirinya sendiri pada SEA Games 2009 dengan total 302 kg. Di Sea Games Laos, rekor Eko adalah total 300 kg. Medali perunggu menjadi milik atlet Vietnam, Nguyen Ngee Trung, dengan total angkatan 272 kg.

“Saya sangat senang, karena target tercapai. Sejauh ini, ini adalah penampilan terbaik saya di SEA Games. Ini adalah rekor ketiga saya di ajang SEA Games. Selanjutnya saya akan fokus olimpiade,” papar Eko usai pertandingan.

Sementara itu Jadi Setiadi, hanya mampu meraih medali perak kelas 56 kilogram (kg) putra di Stadion Angkat Besi Jakabaring, Palembang, Jumat (18/11).

Setelah menyelesaikan angkatan snatch dengan 124 kg, Jadi kemudian berhasil mencapai angkatan jerk 148 kg. Pada usaha pertama angkatan 154 kg, Jadi Setiuadi gagal melakukannya. Baru pada usaha terakhir, Jadi berhasil melakukannya.

Jadi hampir merebut medali emas setelah lifter Vietnam, Tran Le Quoc Toan, gagal melakukan angkatan 153 kg. Namun, Quoc Toan berhasil menaikkan angkatan menjadi 155 kg. Quoc Toan akhirnya menyabet medali emas dengan total angkatan 280 kg. Sedangkan Jadi harus puas dengan medali perak dengan total angkatan 278 kg. Perunggu kembali menjadi milik atlet Vietnam, Thach Kim Tuan, dengan total angkatan 272 kg.

Jadi mengaku, salah satu faktor kegagalannya meraih emas adalah jeda waktu dari angkatan jerk pertama ke kedua yang terlalu lama. Jadi juga mengaku terburu-buru dalam melakukan angkatan. “Saya sudah dingin duluan tadi. Istirahatnya terlalu lama. Di angkatan kedua tadi saya juga terlalu terburu-buru,” ujar Jadi usai pengalungan medali.

Pelatih Jadi, Eddy Santoso, mengaku lamanya jeda tersebut karena strategi jual-beli dalam meningkatkan angkatan beban melawan Vietnam.(bbs/jpnn)

Berobat dalam Tinjauan Syariat Islam

Kita semua adalah makhluk yang lemah dan senantiasa membutuhkan pertolongan Allah. Maka janganlah orang yang sehat dan kuat tertipu dengan kekuatannya, sehingga merasa dirinya bisa melakukan apa saja yang dikehendakinya tanpa memohon pertolongan Rabb-nya. Sebaliknya, jangan pula orang yang tertimpa musibah atau dalam kondisi lemah berputus asa dari rahmat-Nya. Ingatlah bahwa putus asa adalah sifat yang sangat tercela. Orang yang berputus asa sama artinya telah berburuk sangka kepada Rabb-nya, serta menganggap bahwa rahmat Allah l itu sangat sedikit terhadap hamba-hamba-Nya. Allah l telah menyebutkan dalam firman-Nya ketika mengabarkan perkataan Nabi-Nya Ibrahim: “Telah berkata (Ibrahim q): ‘Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Rabb-nya, kecuali orang-orang yang sesat’.” (Al-Hijr: 56)

Marilah senantiasa mencontoh akhlak para nabi, yang senantiasa yakin akan pertolongan Allah. Di antaranya Allah sebutkan tentang Nabi-Nya, Ibrahim yang berkata: “Dan apabila aku sakit, Dialah (Allah) yang menyembuhkan aku.” (Asy-Syu’ara: 80)

Begitu pula tentang Nabi-Nya, Ayyub: “Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia berdoa kepada Rabb-Nya: ‘Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara semua yang penyayang’.” (Al-Anbiya’: 83)

Dalam kehidupannya di dunia, setiap orang tentu sangat mungkin untuk jatuh sakit. Bahkan terkadang dalam satu waktu seseorang bisa terkena beberapa jenis penyakit. Maka perlu kiranya kita ingatkan, bahwa orang yang sedang sakit disyariatkan baginya untuk memerhatikan dua perkara, yaitu:
Yang pertama: Tidak mengucapkan kata-kata atau melakukan perbuatan yang menunjukkan ketidaksabaran terhadap ketetapan Allah atas dirinya. Namun dia harus bersabar atas ketetapan Allah pada dirinya. Karena kesabaran seorang muslim menandakan keimanan dirinya, sebagaimana disebutkan oleh Nabi n dalam sabdanya:
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang muslim, (karena) sesungguhnya semua urusannya berakibat baik (baginya), dan yang demikian ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang muslim, (yaitu) apabila mendapat nikmat dia bersyukur sehingga akibatnya baik baginya dan apabila tertimpa musibah dia bersabar dan akibatnya (juga) baik baginya.” (HR. Muslim dan yang lainnya)

Begitu pula hendaknya orang yang sakit juga melakukan introspeksi diri dari kesalahan-kesalahannya. Karena musibah yang menimpa seseorang merupakan akibat dari kesalahannya, sebagaimana Allah sebutkan di dalam firman-Nya: “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu adalah disebabkan perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (Asy-Syura: 30)

Sehingga dengan kesabarannya dan upaya mengintrospeksi diri tersebut akan menjadi sebab terhapuskan dosa-dosanya.

Adapun perkara kedua yang perlu diperhatikan oleh orang yang sakit adalah berobat dengan pengobatan yang bermanfaat. Tidak boleh baginya untuk mencari bentuk pengobatan yang menyelisihi syariat. Hal ini karena Allah telah menetapkan bahwa segala penyakit itu ada obatnya. Maka hendaknya yang dilakukan adalah berusaha untuk mencari tahu tentang obat atau tatacara pengobatannya, karena tidak setiap orang mengetahuinya.
Al-Imam Muslim di dalam kitab Shahih-nya menyebutkan dalam hadits yang beliau riwayatkan dengan sanadnya melalui jalan sahabat Jabir bin ‘Abdillah, bahwasanya beliau bersabda: “Setiap penyakit ada obatnya, apabila obat penyakit tersebut mengenai (orang yang sakit) maka dia akan sembuh atas izin Allah k.” (HR. Muslim)
Hadits tersebut menunjukkan bahwa orang yang sakit tidak dilarang untuk berobat. Begitu pula berobatnya orang yang sakit tidaklah berarti menentang ketetapan Allah serta tidak pula bertentangan dengan kewajiban bertawakal kepada-Nya. Bahkan orang yang berobat ibarat orang yang berusaha menghilangkan rasa lapar dan hausnya dengan makan dan minum.

Oleh: Al-Ustadz Saifudin Zuhri, Lc.

Tentunya hal tersebut sebagaimana telah kita ketahui bersama merupakan perkara yang tidak terlarang. Bahkan berobat selama menggunakan cara yang tidak bertentangan dengan syariat merupakan salah satu bentuk usaha yang menunjukkan benarnya tawakkal seseorang. Di samping itu, telah menjadi sunnatullah bahwa segala sesuatu telah ditetapkan sebab untuk mendapatkannya. Sehingga justru dengan berobat akan menjadi sebab semakin sempurnanya tauhid seseorang.

Ketahuilah bahwa berobat yang sesuai dengan syariat secara umum bisa dilakukan dengan dua cara. Cara yang pertama adalah berobat dengan menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an atau dengan doa-doa yang diajarkan oleh Nabi. Yaitu dengan cara dibacakan ayat dan doa tersebut dengan diniatkan untuk mengobati pada bagian yang terkena sakit. Pengobatan cara seperti ini disebut dengan istilah ruqyah. Cara ini, dengan izin Allah, akan menjadi sebab sembuhnya orang yang terkena penyakit. Karena Allah telah memberitakan kepada kita bahwa kalam-Nya adalah obat.

Sebagaimana pula telah disebutkan dalam banyak hadis yang menunjukkan disyariatkannya pengobatan dengan cara ini. Di antaranya disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim t dalam Shahih-nya:
“Bahwasanya Nabi n dahulu apabila terkena sakit beliau membaca untuk (mengobati) dirinya dengan mu’awwidzat (yaitu surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas).” (HR. Muslim)

Adapun cara yang kedua adalah berobat dengan menggunakan pengobatan yang bermanfaat dan diperbolehkan secara syariat. Adapun obat-obatan yang terbuat dari sesuatu yang diharamkan oleh Allah maka tidak boleh dijadikan sebagai obat. Hal ini sebagaimana disebutkan Nabi dalam sabdanya, ketika ada salah seorang sahabat yaitu Thariq bin Suwaid z menanyakan tentang khamr, yaitu sesuatu yang memabukkan, untuk dijadikan sebagai obat. Maka beliau menjawab:
“Sesungguhnya (khamr) itu bukan obat bahkan (khamr)itu adalah penyakit.” (HR. Muslim)

Termasuk pengobatan yang tidak diperbolehkan adalah pengobatan dengan sesuatu yang tidak ada kaitannya dengan penyakit. Misalnya dengan mengikatkan benang di leher atau di tangan, dengan maksud untuk menghilangkan penyakit yang mengenainya atau untuk mencegah datangnya penyakit. Perbuatan ini bahkan dikategorikan sebagai perbuatan syirik yang bisa mengurangi kesempurnaan iman, bahkan bisa menghilangkannya. Oleh karena itu, apa yang dilakukan sebagian orangtua dengan mengalungkan benang di leher atau di tangan anaknya ketika ingin mengobatinya dari penyakit panas atau yang semisalnya adalah cara pengobatan yang dilarang dalam syariat. Karena benang atau semisalnya yang dikalungkan itu tidak ada kaitannya secara langsung untuk mengurangi atau menghilangkan penyakit. Oleh karena itu disebutkan dalam hadits, bahwa Nabi ketika mendapatkan ada sahabatnya yang mengenakan sejenis logam di lengannya untuk menghilangkan sakit pada lengannya tersebut, beliau n mengatakan:
“Lepaskan dan buanglah (logam yang engkau lingkarkan di tanganmu), karena sesungguhnya (apa yang kamu lingkarkan di tanganmu itu) tidak akan membuat engkau kecuali semakin lemah. Seandainya engkau mati dalam keadaan masih memakainya, sungguh engkau tidak akan mendapatkan keberuntungan selamanya.” (HR. Ahmad dengan sanad yang dikatakan baik oleh sebagian para ulama)

Akhirnya, marilah kita senantiasa berhati-hati dalam masalah yang berkaitan dengan pengobatan dan tatacaranya. Jangan sampai keinginan untuk mendapatkan kesembuhan baik untuk diri kita, keluarga kita, atau yang lainnya, membuat kita tidak memerhatikan aturan yang telah disyariatkan. Ingatlah bahwa sakit yang menimpa seseorang itu tidaklah seberapa dibandingkan siksa Allah di akhirat kelak. Maka janganlah kita mengorbankan agama kita dengan terjatuh pada pelanggaran dan menyalahi syariat-Nya, terkhusus dalam masalah berobat. Begitu juga dalam masalah yang lainnya. Mudah-mudahan Allah senantiasa menjaga dan menunjuki kita semua ke jalan yang diridhai-Nya. Wallahu a’lamu bish-shawab. Walhamdulillahi rabbil ’alamin.

Oleh: Al-Ustadz Saifudin Zuhri, Lc.

ASEAN Bebas Roaming dan Visa

Kesepakatan 10 Anggota KTT di Bali

NUSA DUA-Koneksivitas sepuluh negara anggota ASEAN menjadi salah satu fokus pembicaraan dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di Bali yang dibuka kemarin (17/11).

Di antara kesepakatan yang dihasilkan adalah fasilitas bebas visa serta bebas biaya roaming dalam komunikasi selular berbasis suara dan satelit.

Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring menuturkan, Penghapusan biaya roaming internasional di kawasan ASEAN diharapkan memacu pertumbuhan ekonomi di kawasan, sekaligus menarik minat investor asing untuk menanam modal di kawasan ASEAN.

Secara prinsip sudah kami setujui, sekarang akan dibahas teknisnya, terutama yang berkaitan dengan bisnis antaroperator selular,” kata Tifatul ketika ditemui di arena KTT ASEAN, Bali Nusa Convention Center kemarin (17/11).
Dengan fasilitas bebas biaya roaming ASEAN, warga negara Indonesia tidak perlu membayar tarif roaming internasional bila menelepon nomor selular Indonesia maupun nomor telepon selular dari negara ASEAN lain.
Selain program bebas biaya roaming, sepuluh negara anggota ASEAN juga sepakat untuk membebaskan visa kunjungan antarwarga negara ASEAN. Program tersebut genap dilakukan di sepuluh negara di kawasan Asia Tenggara setelah Laos dan Myanmar sepakat untuk membebaskan visa masuk negaranya bagi warga negara ASEAN lain pada awal 2012.

“Laos dan Myanmar menyambut baik, sehingga tahun depan diharapkan sepuluh negara ASEAN sudah bebas visa seluruhnya. Dengan demikian, terjadi mobilitas tinggi antarpenduduk di kawasan ASEAN sehingga memacu pertumbuhan dan perekonomian,” terang Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di arena KTT ASEAN kemarin.
Ke depan, tutur Marty, fasilitas bebas visa antarnegara anggota ASEAN akan dikembangkan menjadi fasilitas visa saat kedatangan (visa on arrival) bagi warga negara lain yang berkunjung ke kawasan ASEAN. “Saat ini sebagian negara sudah menerapkan visa on arrival, ke depan kita harapkan seluruh negara ASEAN menerapkan visa on arrival, sehingga keterhubungan ASEAN akan semakin terwujud,” katanya.

Dalam pidato pembukaan KTT ASEAN, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan keterhubungan antarnegara dan antarkawasan (ASEAN connectivity) adalah salah satu dari tiga tujuan penyelenggaraan KTT ASEAN ke-19 di Bali.
“Kita harus memastikan realisasi dari Master Plan on ASEAN Connectivity untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi domestik serta membangun peluang untuk investasi, perdagangan dan penciptaan lapangan pekerjaan. Kita harus memberi kesempatan yang adil bagi warga negara kita untuk mendapatkan keuntungan dari semakin terintegrasinya perekonomian kawasan,” kata presiden.

Pembukaan KTT ASEAN dihadiri sembilan pemimpin kepala negara ASEAN, minus Presiden Filipina Benigno Aquino III yang diwakili Sekretaris Presiden Filipina Ramond Carandang.” Sementara, Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra yang sempat dikabarkan tidak hadir karena sedang mengatasi bencana banjir di negaranya, tiba di Bali Kamis pukul 02.00 WITA.

Pemimpin negara ASEAN lain yang hadir dalam pembukaan KTT ASEAN adalah Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung, Perdana Menteri Laos Thingsing Thammavong, Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak, Presiden Myanmar Thein Sein, dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Long.

Keterhubungan ASEAN juga menjadi isu yang dikeluhkan negara-negara yang melakukan kerjasama perdagangan dengan ASEAN. Wakil Menteri Luar Negeri Jepang Kimihiro Ishikane mencontohkan, saat ini sulit bagi industri otomotif asal Jepang yang berbasis di Thailand untuk mengekspor produk ke Tiongkok dan India melalui jalur darat. Hal ini disebabkan masih belum ada kesepakatan antara Thailand dengan Myanmar dan Laos dalam transportasi antarnegara.

“Saat ini, truk dari Thailand terpaksa berhenti di perbatasan, barang diturunkan, lantas dinaikkan lagi ke truk yang ada di Laos atau Myanmar. Belum lagi prosedur bea cukai yang membutuhkan waktu. Karena itu, kami mendorong konektifitas ASEAN,” terangnya.(noe/fal/iro/jpnn)

Mutasi Ngawur, Pemimpin Digusur

Kepala Daerah Tidak Bisa Lagi Seenaknya Merombak Jabatan

JAKARTA-Para gubernur dan bupati/wali kota nantinya tidak bisa lagi seenaknya melakukan mutasi dan pencopotan pegawai. Jika tetap nekat merombak jabatan tanpa mengikuti aturan, taruhannya adalah digusur alias dicopot dari jabatannya.

Ketentuan ini tercantum dalam Rancangan revisi Undang-Undang (UU) tentang Pemerintahan Daerah, sebagai pengganti UU Nomor 32 Tahun 2004. “Kepala daerah bisa diberhentikan sementara. Di draf RUU Pemda sanksi itu dicantumkan,” ujar Plt Kepala Biro Hukum Kemendagri, Zudan Arif Fakrulloh kepada Sumut Pos di kantornya, Kamis (17/11).

Apakah yakin ketentuan sanksi itu bisa aplikatif lantaran kepala daerah adalah pejabat politik yang dipilih langsung oleh rakyat? Zudan yakin ketentuan sanksi itu bisa diterapkan.

“Aturan itu sangat aplikatif. Kalau UU sudah mengatur dan memberikan kewenangan kepala mendagri, tentunya aplikatif,” ujar Zudan yang juga profesor bidang hukum itu.

Lantas, bagaimana pemerintah pusat bisa tahu seorang kepala daerah melanggar aturan, misal aturan soal mutasi pegawai? Zudan menjelaskan, itu bukan perkara sulit. Jika seorang kepala daerah sembarangan mencopot pegawai dari jabatannya, maka si korban akan mengadu ke kemendagri. “Kalau ada yang dinonjobkan, mereka pasti datang ke sini,” terangnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Otonomi Daerah (Otda) Kemdagri) Djohermansyah Djohan,  mengatakan pengaturan sanksi ini adalah klausul baru lantaran di UU 32 Tahun 2004 tidak mengatur tentang sanksi. “UU yang dulu tidak mengaturan soal sanksi. Saat ini, kepala daerah tidak bisa aneh-aneh lagi, karena sudah diatur soal sanksi. Yang terberat sampai diberhentikan oleh presiden,” kata Djohermansyah.

Dijelaskan Djohermansyah, sanksi antara lain diberikan kepada  kepala daerah yang membuat keputusan yang secara khusus menguntungkan keluarga atau golongan tertentu.
Pemberian sanksi terhadap kepada kepala daerah yang melakukan kesalahan pertama adalah teguran tertulis. Jika terguran tersebut tidak diindahkan dan pelanggaran yang sama terulang lagi, kepala daerah tersebut akan diberhentikan sementara selama tiga tahun. Selama diberhentikan dia menjalani pembinaan khusus pendalaman bidang pemerintahan.
Selanjutnya, jika usai masih melanggar juga, presiden akan memberhentikan yang bersangkutan. Pemberhentian bupati/wali kota yang melanggar dilakukan  atas rekomendasi gubernur kepada mendagri. Seperti diberitakan, daftar kepala daerah yang melakukan mutasi sembarangan semakin bertambah. Setelah Pemprov Sumut, Pemko Pekanbaru, Kabupaten Kuantansingingi (Kuansing), dan sejumlah daerah lainnya, yang teranyar di Parepare dan Kota Bekasi. Kepala kepala daerah di daerah tersebut, Mendagri Gamawan Fauzi meminta agar kebijakan mutasi itu dievaluasi lagi. Bagi pejabat yang dinonjobkan atau diturunkan eselonnya, harus dikembalikan ke jabatan eselon yang sama.
Gatot Diminta Mundur
Soal mutasi ‘ngawur’ ala Gatot juga masih menjadi pembahasan yang menarik. Meski telah berjanji pada Kemendagri untuk menata ulang, Gatot tetap saja dikritik. Ujung-ujungnya, Gatot dinilai tidak mampu menciptakan pemerintahan yang bersih, dengan masih terus dipertahankannya Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Pemprovsu yang disinyalir juga memiliki kerjaan sampingan sebagai koruptor, yang menggerogoti uang rakyat dalam APBD Sumut.
Atas dasar itulah, muncul desakan agar Gatot, bersedia dengan legowo meletakkan jabatan Plt Gubsu yang telah disandangnya beberapa bulan ke belakang ini. Jika tidak mau untuk meletakkan jabatannya, Mendagri diminta mengambil sikap tegas terhadap Gatot, dengan melakukan pencopotan terhadap Gatot.
Inilah yang diminta segenap elemen masyarakat yang tergabung dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lembaga Penyalur Aspirasi Rakyat (Lempar), ketika berdemo di Kantor Gubsu Jalan Diponegoro Medan dan Gedung DPRD Sumut Jalan Imam Bonjol No 5 Medan, Kamis (17/11).
“Atas fakta-fakta itu, maka kami meminta agar Plt Gubsu untuk dengan profesional meletakkan jabatannya karena dinilai sangat mengganggu kekondusifan pemerintahan di Sumut. Kalau tidak mau juga, maka kita meminta agar Mendagri mencopot Plt Gubsu dari jabatannya dan menunjuk orang yang profesional untuk menjadi Plt Gubsu di Sumut demi kekondufitasan di Sumut,” ujar Koordinator Aksi LSM Lempar, Syawaluddin Harahap dalam orasinya.
Selain itu, massa Lempar juga mengecam dan mengutuk keras tindakan oknum-oknum anggota DPRD Sumut yang tidak konsisten dalam pengajuan Hak Interpelasi terhadap Plt Gubsu, serta mendukung digulirkannya Hak Angket terhadap Plt Gubsu.(sam/ari)

DPRD Sumut pun ‘Dicueki’ Gatot

SEPERTI janjinya, sembilan dari sebelas partai pengusung Syamsul Arifin dan Gatot Pujo Nugroho (Syampurno) beraudiensi juga ke DPRD Sumut. Diterima oleh Ketua DPRD Sumut, Saleh Bangun, secara gamblang mereka ungkapkan ketidakpuasan terhadap Plt Gubsu.

HM Nasib dari Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) Sumut, pada kesempatan itu menyatakan, selama ini partai pengusung pasangan Syampurno, telah dilupakan oleh Gatot. Sudah tidak ada lagi komunikasi yang terjalin dan terbangun. “Kami harap Gatot supaya ingat sejarah. Jangan lupa visi misi. Jangan lupakan kami yang dulu juga berjuang. Kita sama ingin membangun, bukan ingin menjatuhkan. Seperti kritik-kritik yang kami berikan. Ini bertujuan agar pemerintah paham terhadap masyarakat yang heterogen ini. Jabatan yang diemban Gatot itu adalah jabatan politik, tujuan utamanya untuk kesejahteraan masyarakat,” ujarnya di ruang kerja Saleh Bangun di Gedung DPRD Sumut Jalan Imam Bonjol No 5 Medan, Kamis (17/11).

Pernyataan Nasib ini langsung ditanggapi Saleh. Menariknya, Saleh juga sependapat. Dengan kata lain, nasib DPRD Sumut tidak jauh berbeda dengan yang dirasakan koalisi sembilan partai pengusung Syampurno; dicueki Gatot. “Kita sama, nggak pernah diajak kompromi dan musyawarah. Alangkah baiknya kita buat pertemuan bersama. Agar bisa langsung ditanya ke dia dan langsung bisa dijawab keluhan ini. Kami sebagai wakil rakyat juga sudah merasakan hal ini,” ujarnya.

Selain soal sikap cuek Gatot, masih banyak yang dikeluhkan sembilan partai tersebut. Mulai dari fungsi pengawasan DPRD Sumut terhadap kebijakan pemutasian 110 pejabat eselon III di lingkungan Pemprovsu, kemudian menyangkut Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Sumut serta banyak hal lain lagi. Termasuk teguran dari Mendagri yang diterima Gatot.

Terkait fungsi pengawasan, Saleh Bangun mengaku pihaknya sudah pernah mempertanyakan masalah-masalah tersebut langsung kepada Kemendagri. Hanya saja, persoalan pengangkatan dan pemberhentian pejabat, Saleh Bangun berdalih hal itu bukan bidang tugas dewan. Maka dari itu, dikatakannya lagi, pihaknya menyerahkan sepenuhnya pada Kemendagri untuk menindaklanjutinya. “Kalau soal Peraturan Gubernur (Pergub) pengangkatan dan pemberhentian, kalau menyalahi, tidak mungkin disetujui Kemendagri,” ujarnya.

Koordinator koalisi sembilan partai pengusung Syampurno, Edison Sianturi juga mengatakan, selama ini visi misi pasangan Syampurno tidak berjalan. Belum ada arah perubahan, pembangunan yang signifikan sejak Sumut dipimpin Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho. Tentu, jika ditilik dari janji politik yang dikumandangkan pada kampanye Pilgubsu 2008 lalu.

Untuk itu, koalisi sembilan partai pengusung tersebut, meminta agar segenap anggota DPRD Sumut jangan hanya duduk manis. Harus bertindak tegas atas kebobrokan serta tidak berjalannya pembangunan di Sumut seperti yang diinginkan rakyat. Pada kesempatan itu juga, sembilan koalisi pengusung Syampurno kembali menyatakan, Gatot Pujo Nugroho bak kacang yang lupa kulitnya.  “Sebaiknya visi-misi itu diperdakan saja, supaya DPRD bisa mengawal dengan baik perjalanan pemerintahan di Sumut ini. Kita sudah terlanjur berjanji kepada masyarakat,” tegasnya.

Sembilan partai pengusung Syampurno juga meminta dengan tegas kepada Saleh Bangun, agar DPRD Sumut serius dalam mengawal APBD yang sudah diajukan Pemprovsu ke DPRD. Dengan pengawalan itu, diharapkan mengacu kepada niat awal pasangan Syampurno yakni, pencapaian visi misi yang telah dijanjikan kepada masyarakat. “Maaf, jangan sampai DPRD Sumut hanya menjadi tukang stempel. Jadi, jangan karena waktu mendesak, karena terburu-buru, jadi terdesak untuk setuju. Kami harap jangan ada lagi politik memanas karena salah kebijakan” tegasnya.

Terkait masalah anggaran, Saleh Bangun mengatakan, selama ini masalah anggaran selalu menjadi perhatian DPRD Sumut. “Selama ini kami selalu mengawal dan memberi perhatian pada perjalanan anggaran,” ujarnya
Koordinator sembilan partai pengusung langsung menimpali, dengan mengatakan, selama ini pihaknya mendengar banyak tudingan miring ke banyak pihak, terutama mengenai gagalnya hak interpelasi DPRD Sumut. Dimana sinyalemen kuat, karena anggota DPRD Sumut telah ‘dibeli’, sehingga interpelasi DPRD Sumut gagal. “Kami selama ini mendengar bahwa ada selentingan dari Pemprov Sumut, buat apa dekat dengan partai pendukung kalau DPRD bisa dibeli. Namun, kami yakin DPRD tidak selemah itu. Tapi, kami tetap merasa heran, kenapa kalau ada pelanggaran yang dilakukan DPRD Sumut diam,” urainya.

Menjawab itu, Saleh Bangun mengatakan, apa yang terjadi selama ini adalah bersifat politis. “Ini politik, kita kemarin ajukan hak interpelasi, akhirnya kalah. Karena ada yang mau ada yang tidak. Kalau saya maju sendiri, kemudian voting, saya bakal kalah. Kita mau tegur sendiri nggak bisa. Makanya, sama-sama. Saya juga ingin ada masukan seperti ini,” ujarnya.

Di akhir audiensi, antara koalisi sembilan partai pengusung Syampurno dan Ketua DPRD Sumut Saleh Bangun, merencanakan akan melakukan pertemuan tiga pihak yakni, Plt Gubsu, sembilan partai pengusung dan DPRD Sumut. Sayangnya, belum dipastikan kapan waktunya.(ari)

Hari Ini, Tiga Pewushu Sumut Incar Dua Emas

JAKARTA-Hari ini wushu akan mulai dipertandingkan. Sumatera Utara (Sumut) sebagai penyumbang atlet wushu terbanyak dinantikan berprestasi. Dan, dua emas yang diperebutkan hari ini harusnya bisa direbut atlet Sumut.
“Kami berharap minimal bisa memenuhi target lima medali emas. Karena itu kami bertekad, dua medali emas yang disediakan dalam laga hari pertama besok (hari ini, Red) dari nomor nanquan putra dan putri harus bisa direbut,” kata Master Supandi Kusuma, ketua Pengurus Besar Wushu Indonesia (PBWI) melalui siaran pers dari Jakarta yang diterima Sumut Pos, Kamis (17/11).

Supandi menambahkan, Indonesia akan menurunkan dua atlet nomor nanquan putra, Herianto dan Johanes Bie (keduanya asal Sumut), serta dua atlet nomor nanquan putri Desi Indri Astuti (Sumut) dan Ivana Ardelia Irmanto (Jogjakarta).

Menurutnya, pewushu Indonesia banyak mengalami kemajuan, termasuk saat berlatih selama dua bulan di Beijing University of Sports, China. Dikatakan, sejak awal PBWI sebenarnya sudah merancang program latihan di Beijing selama delapan bulan. Namun, karena masalah dana yang belum cair dari pemerintah, akhirnya kami cuma bisa latihan dua bulan.

“Meski demikian, atlet kami tetap menunjukkan semangat. Buktinya dari hasil try out pada kejuaraan dunia di Turki beberapa bulan lalu, mereka bisa meraih hasil bagus. Kita mendapat perak dari Desi Indri Astuti. Pemain lainnya, seperti Heriyanto menempati peringkat lima dunia dan Johanes Bie di peringkat ketujuh,” kata Supandi yang didampingi Sekjend PB WI Ngatino, Wakil Sekjend Iwan Kwok yang sekaligus merangkap Ketua Panpel dan Ketua Bidang Organisasi Chairul Azmi Hutasuhut.

Selain itu, Ivana Ardela Irmanto juga cukup diandalkan. Pada ajang Asian Games di Guangzhou tahun 2010 lalu, Ivana berhasil menyabet medali perak. “Lima medali emas itu sudah cukup bagus. Sebab di Wushu, persaingannya sangat ketat. Malaysia, Vietnam, Thailand dan Filipina punya keunggulan di beberapa nomor tertentu. Jadi, distribusi medali sepertinya akan merata,” tambah Supandi.

Pertandingan Wushu baru akan dimulai hari Jumat (18/11/2011) ini di Stadion indoor tennis Kompleks Gelora Bung Karno Jakarta. Pada ajang SEA Games kali ini, setiap negara hanya boleh mengikuti sebanyak 15 nomor. Indonesia menurunkan sebanyak 14 atlet.

Pada ajang SEA Games di Laos pada 2009 lalu, Indonesia berhasil membawa pulang dua medali emas dan empat medali perak dan dua medali perunggu. Dua emas disumbangkan Aldy Lukman dan Susyana Tjhan dari nomor Changquan putra dan putri. (jun)

Perawatan Jamaah Haji Gratis hingga 7 Hari

MEDAN-Masalah kesehatan jamaah haji menjadi tanggung jawab pemerintah, termasuk jika ada yang harus dirawat di rumah sakit.

Bagi keluarga jamaah saja tidak perlu risau, pasalnya biaya pengobatan gratis. Namun, biaya perawatan dibatasi hingga 7 hari saja.

Sebagai informasi, hingga kloter 06/MES, sebanyak 7 jamaah haji Debarkasi Medan yang dirujuk dan dirawat di RS Haji Medan. Mereka adalah 4 jamaah haji dari kloter 04/MES, 1 orang dari kloter 01/MES, 1 orang dari kloter 03/MES dan 1 jamaah dari kloter 05/MES. “Untuk perawatan sampai 7 hari biayanya ditanggung pemerintah, kebanyakan jamaah haji mengalami sakit pneumonia (radang paru, Red),” ujar Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji  (PPIH) Drs HM Sazli Nasution, Kamis (17/11).

Menurut Sazli, selain di rumah sakit yang ada di Medan, ada juga jamaah yang masih di rawat di rumah sakit di Arab Saudi. Hal ini membuat jamaah harus tertunda kepulangannya. “ Dua jamaah haji ini berasal dari Labuhanbatu yaitu Johan M Rokan Bin HM Said (56) nomor manifes 321 ditunda keberangkatannya karena sakit, sedangkan Nur Saumi Binti Nasir (32) manifes 322 mendampinginya,” jelas Sazli.

Sazli menambahkan, Sabtu besok tidak ada kloter yang mendarat di Polonia. Karena itu, Asrama Haji Medan (Ahmed) tidak melakukan kegiatan untuk menerima jemaah haji. Hal ini dikarenakan menyesuaikan slot time yang merupakan otoritas Bandara King Abdul Aziz, Jeddah.

Hingga kloter 06/MES, sebanyak 2723 orang atau sekitar 31,98 persen jamaah haji asal Sumut yang tergabung dalam Debarkasi Medan yang sudah kembali ke tanah air. Hal ini diungkapkan Sekretaris PPIH Drs HAbd. Rahman Harahap, MA, kemarin.

Dikatakannya, pada kloter 06/MES yang berjumlah 455 jamaah haji ini berasal dari Padanglawas 345 jamaah, Medan 58 orang, Sibolga 45, penambahan seat 2 orang serta ditambah petugas. Kloter 06 tiba di Bandara Polonia Medan, Kamis (17/11) sekitar pukul 01.15 WIB dengan menggunakan pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA 3207.
Jamaah haji disambut oleh Bupati Padanglawas (Palas) yang diwakili oleh Asisten II Pemkab Palas H Samsul Bahri Siregar MAP, Ketua PPIH Debarkasi Medan Drs H Abd Rahim MHum, Sekretaris PPIH Drs H Abd Rahman Harahap MA, Kakankemenag Palas Drs H Dahman Hasibuan, dan Kakankemenag Sibolga Drs Ilhamsyah Pasaribu MA. (mag-11)

Pilih Kamar tanpa Kamar Mandi

Sidak Hotel, Dahlan Iskan Disebut Menteri Aneh

Dahlan Iskan tidak langsung masuk ke kamarnya begitu ia tiba di hotel, ketika waktu di Bali sudah pukul 18.30. Mandi dan pergi makan malam ke sebuah restoran pun ditundanya karena harus menginspeksi beberapa tempat di Hotel Inna Kuta. Ini inspeksi sangat mendadak.

Karyawan yang sedang bekerja di beberapa bagian yang diinspeksi menyatakan kaget melihat menterinya tiba-tiba ada di antara mereka. Beberapa karyawan yang diajak bicara pun bahkan baru tahu bahwa lawan bicaranya tadi adalah menteri setelah Dahlan Iskan meninggalkan ruang kerja mereka.

Menteri yang penampilannya selalu tidak formal itu masuk ke dapur, ke tempat parkir sepeda motor, dan beberapa ruangan lain. “Aneh. Ini menteri aneh. Dia masuk sampai ke dapur. Dirut kami saja belum tentu sampai ke sini,” ujar seorang karyawan rendah di Hotel Inna Kuta, Bali, Kamis malam.

Dahlan memilih menginap di Inna Kuta selama ia di Bali sampai 18 November nanti, sebagai salah satu menteri yang diperintahkan nongkrongin KTT ASEAN. Beberapa stafnya pernah menyarankan supaya Dahlan menginap di hotel lain saja yang lebih bagus karena Inna Kuta masih dalam proses pengembangan dan pengerjaannya belum selesain
“Gak, saya mau nginap di Inna Kuta. Jelek gak apa-apa, biar sekalian saya tahu apa yang menyebabkan proyek itu tidak selesai-selesai,” kata Dahlan.

Dahlan adalah menteri pertama yang menginap di Inna Kuta setelah Susilo Sudarman, salah satu menteri pariwisata di zaman pemerintahan Orde Baru. Menteri-menteri lain kalau ke Bali menginap di hotel-hotel esklusif.

“Sekarang Pak Menteri BUMN nginap di sini, kami sangat senang. Apalagi tadi beliau langsung memutuskan nasib proyek ini. Semuanya selesai, kami jadi jelas, jadi lebih percaya diri mengembangkan bisnis hotel ini,” ujar seorang pejabat Inna Kuta.

Yang bikin pusing pejabat-pejabat Hotel Indonesia Natour (HIN) dan Inna Kuta adalah keinginan Dahlan untuk menginap di sebuah kamar yang kamar mandinya belum selesai, masih proses finishing. “Saya nanti malam nginap di sini,” kata Dahlan ketika menginspeksi proyek hotel Inna Kuta yang nantinya berganti nama menjadi Grand Inna Kuta itu. “Ampun..ampuuun. Bapak ini luarbiasa,” kata Plt Dirut HIN, Agus Suharyono.

Dahlan memang manusia ‘aneh’. Sudah sejak lama dia aneh, bukan setelah menjadi menteri. Keanehan manusia satu ini antara lain: penampilan selalu apa adanya, tidak suka yang formal-formal, selalu pakai sepatu kets, kaos, jaket dan tidak mau menggunakan fasilitas jabatan negara, serta tidak mau dikawal. Keanehan yang paling wajib adalah pakai sepatu kets.

Suatu saat ketika HM Jusuf Kalla (JK) baru beberapa bulan menjadi wakil presiden, bos Jawa Pos ini meminta waktu untuk bertemu. “Saya sudah di bandara, nanti langsung ke kediaman. Boleh tidak ya saya pake jaket, pake sepatu kets,” katanya kepada JK (melalui telepon) waktu itu. “Khusus buat Pak Dahlan, bisa,” jawab JK pula.

Mulanya ada staf di kantor Wapres tidak mengizinkan ada tamu yang pakai sepatu kets bertemu wakil presiden. “Rasanya tidak pas,” kata staf tersebut.

“Pak Dahlan pake sepatu kets bukan karena dia tidak punya uang atau tidak menghormati. Dia itu orang kaya dan pake sepatu kets itu sudah karakter dia,” kata JK ketika menjelaskan kepada staf yang kemudian  begitu mengagumi Dahlan Iskan itu.

“Saya kalau bertemu Saudara Dahlan, yang pertama saya liat kakinya dulu. Apakah dia pake sepatu kets atau tidak. Begitu saya liat dia pake sepatu kets baru saya yakin ini benar Dahlan Iskan,” kata JK lagi.

Dahlan dengan JK memang sudah sangat lama saling mengenal. Dua tokoh ini memiliki karakter yang mirip, terutama dalam hal common sense dan kecepatan mengambil keputusan. Keanehan yang terbaru dari Dahlan Iskan adalah dia tidak ingin disebut sebagai menteri.

“Saya bukan menteri. Jangan panggil saya menteri. Menteri yang sebenarnya adalah wakil menteri. Karena itu saya tidak pakai tanda jabatan menteri,” katanya kepada peserta rapat di Inna Kuta kemarin.
“Saya ingin jadi CEO atau chairman saja di BUMN. Kalau menteri tidak sampai ngurusin yang teknis seperti ini,” tambahnya.(jpnn)

Pantang Dieksploitasi

Astrid Ellena

Miss Indonesia 2011, Astrid Ellena tak mau membeberkan tentang kehidupan pribadinya kepada publik. Dia tak ingin masyarakat memiliki opini negatif tentang kehidupan pribadinya.

“No comment. Saya nggak mau kehidupan pribadi saya dieksploitasi. Takutnya, perspektif orang bisa negatif,” elaknya.
Dara kelahiran 8 Juni 1990 yang berhasil masuk posisi 15 besar di ajang Miss World 2011 ini hanya inginn
membagi prestasi dan sisi positif kehidupannya.

“Saya lebih suka menonjolkan prestasi dan sisi positif dari kehidupan saya. Intinya saya ingin membahagiakan keluarga, bangsa dan negara saya. Dibandingkan hanya terfokus kepada kehidupan pribadi,” paparnya.

Seperti biasa, kebanyakan alumnus Miss Indonesia langsung terjun ke dunia hiburan. Hal ini juga berlaku bagi Ellen.
“Saya senang dengan kegiatan seni dan sosial. Mungkin saya jadi selebritis atau pun pekerja sosial. Tetapi saya juga mendalami dunia politik, sosial dan ekonomi dari pemberitaan,” ucapnya. Cewek kelahiran Gaithersburg, Maryland, Amerika Serikat ini mengaku siap melepas jabatan sebagai Miss Indonesia 2011. Dia kadung jatuh cinta pada dunia entertainment.

“Mungkin, saya bisa seperti Sandra Angelina (Miss Indonesia 2O10). Tapi yang jelas, saya jalani hidup seperti ini, menyelesaikan kontrak saya sebagai Miss Indonesia 2011 sampai didapat yang baru,” ulasnya.

Ellen tak lupa memberikan masukan pada adik-adiknya agar meningkatkan prestasi di ajang Miss World tahun depan.
“Saya harap, mereka melebihi saya yang cuma 15 besar. Saya harap, mereka best 10, atau best 7. Berikan terbaik untuk Indonesia dan orang-orang yang disayangi. Meski nanti hanya mantan, saya hanya menyarankan agar percaya diri serta tidak minder,” tutupnya. (ins/jpnn)