29 C
Medan
Monday, December 29, 2025
Home Blog Page 14298

36 Pemburu Berlomba Sembari Memberantas Hama Babi

Safari Wisata Buru 2011 Perebutkan Trofi Bupati Madina dan Yamaha Mio

MADINA-Bupati Mandailing Natal (Madina) HM Hidayat secara resmi melepas peserta Kejuaraan Daerah (Kejurda) Safari Wisata Buru 2011 di halaman Mapolres Madina, Rabu (7/12) siang.

Sebelumnya, Dir Pamovit Poldasu Kombes Pol Barmen Tampubolon lebih dulu membuka even berburu ini dengan ditandai penyerahan simbolis senjata berburu kepada Bupati Madina.

Sebelum melepas peserta, Bupati Madina HM Hidayat menyambut baik gelaran berburu yang dilaksanakan di kawasan hutan Madina. Karena selain menyalurkan hobi dan bakat berburu, even ini juga memiliki manfaat sosial, yakni membantu petani membasmi hama babi yang merusak pertanian warga.

Bupati sendiri mengungkapkan, sebagian besar masyarakat di Mandailing Natal memang memperoleh rezeki dari sektor pertanian. Dengan lahan yang berdekatan dengan hutan, hama babi adalah ancaman utama bagi lahan pertanian warga tersebut. Karena itu, dengan digelarnya even berburu ini, diharapkan dapat mengurangi dan membasmi hama babi tersebut.

“Kerjasama pemerintah daerah dengan pengurus provinsi maupun pengurus cabang Perbakin harus lebih ditingkatkan lagi. Karena selain bertujuan untuk meraih prestasi, even berburu juga bertujuan membantu petani untuk membasmi hama babi,” kata Bupati.

Ke depan, Bupati berharap kerjasama yang lebih erat lagi agar even berburu dapat disesuaikan dengan musim panen para petani. Bupati juga menyampaikan terima kasih atas kepedulian Perbakin Sumut yang telah menyalurkan bantuan dan sumbang sembako di desa-desa yang dekat dengan area berburu.

Sementara itu, Ketua Harian Pengprov Perbakin Sumut Musa Idhishah atau yang akrab disapa Doddy mengharapkan, para peserta dapat bertanding dengan menjunjung tinggi sportifitas. Ia juga mengingatkan agar para peserta berburu mengikuti aturan dan tata tertib yang berlaku, diantaranya tidak membiarkan atau meninggalkan hewan berburunya begitu saja.

“Hasil berburu jangan dibuang di sembarang tempat, harus diserahkan ke pos timpang di area berburu terdekat untuk dinilai. Hasil buruan juga harus benar-benar dijaga,” tegas Doddy.

Ia juga mengungkapkan, even berburu yang memperebutkan Bupati Madina Cup ini baru pertama kali dilepas langsung di Madina, karena sebelumnya selalu dilakukan di Mapoldasu.

Sementara itu, Dir Pamovit Poldasu AKBP Barmen Tampubolon sebelum membuka kejuaraan secara resmi menyampaikan amanat Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro yang diantaranya berharap event berburu ini dapat dilakukan secara kontinu.

“Para peserta dapat mengambil peran dengan membantu membasmi hama babi. Selain itu juga meningkatkan kerjasama dengan menjaga kamtibmas di daerah berburu dengan melaporkan kegiatan-kegiatan yang dicurigai melanggar hukum,” terangnya.

Kapolres Madina Ajun Komisaris Besar Polisi Ahmad Fauzi Dalimunte mengungkapkan apresiasi besarnya atas perhelatan yang sudah menjadi program kerja tetap Pengprov Perbakin Sumut ini. Kepada para peserta ia mengingatkan, agar selama perlombaan dapat menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain yang berada di sekitar. Kapolres juga berharap, hasil yang didapat lebih baik lagi dibanding dengan hasil perlombaan sebelumnya. Sehingga dengan demikian benar-benar membantu warga membasmi hama babi. “Selamat bertanding. Jaga keselamatan diri sendiri dan orang lain di sekitar kita,” terang Kapolres.

Selain memperebutkan Bupati Madina Cup, gelaran Safari Wisata Buru yang  berlangsung sejak 7 hingga 11 Desemeber ini menyediakan hadiah utama berupa satu unit sepedamotor Yamaha Mio.
Pertandingan sendiri diikuti oleh 36 pemburu dari berbagai daerah di Sumatera Utara. (jun)

Perempuan Terpanggang di Thamrin Plaza, Mayat Sulit Diidentifikasi

MEDAN- Tidak adanya CCTV di Thamrin Plaza dan minimnya barang bukti di lokasi kejadian menyulitkan pihak kepolisian mengidentifikasi mayat wanita yang tewas terbakar di pelataran parkir Lantai IV Thamrin Plaza, Selasa (6/12) malam lalu. Hal ini diakui Kanit Reskrim Polsekta Medan Area AKP Jonser Banjarnahor saat di konfirmasi Sumut Pos di ruang kerjanya, Rabu (7/12).

“Ya, dari keterangan pihak keamanan Thamrin Plaza, tidak ada CCTV di lokasi ditemukannya mayat tersebut,” kata AKP Jonser Banjarnahor.

Sedangkan mengenai saksi yang sudah diperiksa, dia mengatakan, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap dua saksi dari pihak keamanan Thamrin Plaza yakni B Perangin-angin dan Jarianus.

“Sudah ada dua saksi yang kita periksa dalam kasus ini. Tidak tertutup kemungkinan akan bertambah saksi yang akan diperiksa,” ungkapnya.

Mengenai barang bukti yang sudah diamankan, Banjarnahor mengatakan, pihaknya hanya menyita ember plastik yang lengket di punggung wanita tersebut. Selanjutnya, Banjarnahor mengungkapkan, dari identifikasi yang dilakukan pihaknya kemarin malam di lokasi, tidak ada ditemukan kartu indentitas maupun identitas fisik seperti cicin dan anting pada tubuh korban. Hal ini membuat Polsekta Medan Area kesulitan mengungkap motif dari terbakarnya wanita tersebut.

Banjarnahor juga menjelaskan, ciri-ciri sementara wanita yang terbakar tersebut, rambu panjang, berusia sekitar 20 tahun, tinggi badan sekitar 160 cm, tubuh kecil dan warna kulit putih. Ciri-ciri ini dilihat dari sisa bagian tubuh yang tidak sempat terbakar.

Namun saat disingung bahwa jasad yang terbakar adalah keturunan Tinghoa, Banjarnahor enggan mengontar hal itu. “Ciri-ciri jasad sudah diketahui, tapi apakah jasad itu keturunan Tianghoa atau tidak, kita belum tahu,” sebutnya.

Dia juga mengimbau kepada warga yang kehilangan anggota keluarganya untuk segera melapor ke Polsekta Medan Area dan RSU dr Pirngadi Medan. “Saya juga heran dengan keluarga korban, meski sudah heboh diberitakan di media cetak maupun media elektronik, namun sampai saat ini belum ada yang melapor kehilangan angota keluarga,” ungkapnya.

Saat ini jasad wanita itu masih di ruang instlansi jenazah RSU dr Pirngadi Medan untuk dilakukan otopsi. Jasad ini mengalami luka bakar 100 Persen. Berdasarkan pantauan wartawan di lokasi, petugas Unit Jahtanras Polresta Medan telah melakukan oleh TKP. “Ikut penyelidikan dan belum tau identitasnya. Masih pengumpulan bukti-bukti di TKP,” ungkap Kanit Jahtanras Polresta Medan AKP Yudi Frianto.

Saat ditanya apakah korban merupakan korban pembunuhan? Yudi mengaku, masih diselidiki. “Belum tau, masih diselidiki dulu, dugaan bisa saja,” tandasnya.

Dari Pantauan Sumut Pos di lokasi ditemukan wanita terpagang di Thamrin Plaza aktifitas normal seperti biasanya dan TKP saat ini masih dikeliling police line.(gus)

Tunjangan APBN Dicicil, APBD Belum Dibayar

081375906xxx

Perlakuan pemerintah Deli Serdang dan Pemprovsu terhadap para guru sangat terlalu

1.    Tunjangan APBN dibayar dengan mencicil. Hingga Desember ini baru 6 bulan dibayar nyicil
2.    Tunjangan Provinsi belum dibayarkan sama sekali  (12 bulan).

Awal 2012 Diterima

Dari penjelasan Kadisdikpora Deli Serdang Sa’adah Lubis, tunjangan yang bersumber dari APBN dan APBD Provinsi Sumatera Utara sudah dalam tahap pencairan. Direncanakan awal 2012 para guru sudah menerimanya. Adapun keterlambatan disebabkan pemberkasan dari Kementerian Pendidikan. Terimakasih.

Drs Umar Sitorus
Kabid Humas Dinas Infokom Deli Serdang

Dalam Waktu Dekat Sudah Cair

Dalam waktu dekat akan dicairkan karena dananya sudah dianggarkan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2011. Tunjangan profesi secara bertahap kepada guru yang telah memiliki SK Dirjen akhir tahun 2010 dan belum dibayarkan selama 1 tahun. Tunjangan juga akan dibayarkan kepada guru yang sudah memiliki SK Dirjen pada 2009 lalu, namun sama sekali belum menerima tunjangan sertifikasi karena terhambat keterlambatan berkas.

Edward Sinaga
Kepala Bidang Peningkatan Mutu Pendidik Tenaga Kependidikan (PMPTK) Dinas Pendidikan (Disdik) Sumut

Pemprov dan Pemkab/Kota Harus Sinkron

Tidak tahu entah salah dimana atau hambatannya apa, kenapa tunjangan para guru ini begitu susah pencairannya. Apalagi menjelang akhir tahun seperti ini tentunya uang tersebut sangat diharapkan. Seharusnya dengan keterlibatan Pemkab dan Pemko, tunjangan ini lebih cepat sampai kepada para guru ini. Kita dari Komisi E DPRD Sumut yang membidangi para guru berharap Pemprovsu dan Pemkab/Kota untuk bersinkronisasi data lah sehingga tidak saling menyalahkan. Karena yang paling menderita di sini adalah guru itu sendiri. Kita berharap pada 2012 hal seperti ini tidak terjadi lagi karena penyaluran tunjangan sudah diserahkan ke Pemerintah Provinsi.

Nurhasanah SSos
Anggota Komisi E DPRD Sumatera Utara

Menabung di Bank Sumut Diasuransikan

Bank Sumut Salurkan Rp29,2 Miliar Santunan

MEDAN- Asuransi jiwa gratis bagi setiap penabung Tabungan Martabe, Tabungan Haji Makbul dan Tabungan Simpeda Bank Sumut sepenuhnya bernilai sosial. Sebab, sejak para penabung diasuransikan secara gratis tahun 2003, biaya premi yang diterima Asuransi Jiwa Sipanda sebesar Rp29,4 miliar, hampir sama besarnya dengan jumlah santunan yang telah dibayarkan Rp29,2 miliar.

Direktur Umum Bank Sumut H M Yahya menuturkan, dari sisi bisnis Asuransi Sipanda menerima uang yang hampir sama dengan yang telah dibayarkan. “Jumlah yang sudah disalurkan dimaksud merupakan santunan asuransi jiwa kepada ahli waris 4.263 penabung Tabungan Martabe, Tabungan Haji Makbul dan Tabungan Simpeda sejak Nopember 2003 hingga 31 Oktober 2011yang merupakan salah satu fasilitas produk tiga tabungan unggulan bank milik masyarakat Sumut ini,” ungkapnya, kemarin (6/12).

M Yahya yang mewakili Dirut Bank Sumut Gus Irawan Pasaribu pada penyerahan santunan asuransi jiwa kepada 30 ahli waris nasabah ketiga produk tabungan itu di Pelataran SPBU Desa Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan mengatakan, selain sejumlah fasilitas lainnya, salah satu unggulan ketiga produk tabungan Bank Sumut ini adalah seluruh penabung dilindungi Asuransi Jiwa Sipanda gratis tanpa harus membayar premi dengan pembayaran klaim bervariasi maksimum Rp 25 juta sesuai strata saldo rata-rata tabungan 3 bulan terakhir.

HM Yahya didampingi Kepala Divisi Treasury Eddy Azmar, Kepala Sekretariat Direksi Kalimonang Siregar, Kepala Cabang Medan Paroiman dan Pl Kacab Iskandar Muda Subiyanto mengemukakan santunan yang diserahkan kepada 30  ahli waris nasabah untuk wilayah Kota Medan meliputi Cabang Utama Medan, Cabang Medan Iskandar Muda, Cabang Medan Sukaramai, Cabang Tembung, Cabang Kampung Lalang dan Cabang Simpang Kwala beserta cabang-cabang pembantu di bawahnya.

Di hadapan puluhan nasabah maupun keluarga ahli waris penerima santunan dan juga Camat Percut Sei Tuan Darwin Zein dan Kepala Desa Sampali Ir Hj Sri Astuti, H M Yahya kembali memaparkan seluruh nasabah ketiga produk tabungan Bank Sumut ini mendapatkan perlindungan Asuransi Jiwa Sipanda secara gratis tanpa harus membayar premi. “Pemberian asuransi ini diharapkan dapat meringankan dukacita keluarga dari almarhum nasabah dan merupakan kepedulian dan rasa kekeluargaan pihak Bank Sumut kepada para nasabahnya. Hingga kini Bank Sumut telah membayarkan premi sebesar Rp 29,4 milyar kepada Asuransi Jiwa Sipanda dan premi tersebut gratis atau tidak dipungut dari para penabung,” ujarnya.

Pada kesempatan ini Direktur Umum memaparkan untuk Tabungan Martabe dan Tabungan Simpeda selain memiliki fasilitas asuransi jiwa juga sejumlah fasilitas layanan modern serta 176 unit ATM tersebar di seluruh Sumut dan Jakarta serta terkoneksi dengan jaringan ATM Bersama sekitar 31.254 unit se-Indonesia sampai sekitar 10.000 unit jaringan ATM berlogo BankCard di Malaysia, termasuk diantaranya 2 unit ATM untuk transaksi non tunai (pemindahbukuan) dan 1 unit Cash Deposit Machine (CDM) yang dapat melakukan transaksi penyetoran uang tunai bagi nasabah yang memiliki kartu ATM di mana ini untuk sementara masih terdapat di Kantor Cabang Utama Medan.

Tabungan Haji Makbul Bank Sumut membebaskan biaya rekening bulanan. Sedangkan Tabungan Martabe biaya pemeliharaan rekening bulanan hanya Rp2000 dan Tabungan Simpeda biaya pemeliharaan rekening bulanan hanya Rp1000. Tabungan Haji Makbul mendapat respon positip dari masyarakat. Bank Sumut juga memiliki produk Tabunganku yang bebas biaya administrasi dan dengan setoran awal yang sangat terjangkau sebesar Rp20 ribu. (saz)

Warga dan Aparat Nyaris Bentrok

Truk Material Bangunan Dilarang Masuk ke Sekolah Nanyang

MEDAN- Warga Jalan Tomat nyaris bentrok dengan oknum personel Brimob yang melakukan pengamanan di depan Sekolah Nanyang, Jalan Abdullah Lubis simpang Jalan Sriwijaya, Medan Baru, Rabu (7/12). Bentrokan dapat dihindari karena warga mampu menahan diri.

Saat itu, warga mencoba menghalau masuknya truk pengangkut bahan material ke lokasi pembangunan gedung baru Sekolah Nanyang. Namun upaya warga menghalau truk-truk tersebut langsung dihadang sejumlah personel Brimob yang sudah berjaga di lokasi.

Kendati demikian, warga yang sudah berkumpul, bertekad untuk tetap bertahan di depan Sekolah Nanyang agar truk-truk tersebut tak masuk ke lokasi. “Kami hanya menahan truk yang mengangkut bahan material agar pembangunan tesebut tidak berlanjut. Tetapi malah Nanyang menurunkan oknum personel Brimob bersenjata lengkap dan oknum preman sewaan untuk menghalau warga,” kata Lansia, warga Jalan Tomat kepada wartawan Sumut Pos, Rabu (7/12).

Karena warga tetap bertahan, sejumlah personel Brimob memaksa warga untuk membubarkan diri dan mencabut semua spanduk dan poster yang dipasang warga di pagar sekolah tersebut. Lagi-lagi, warga menolak.
“Kalian Brimob jangan beraninya sama ibu-ibu rumah tangga saja. Kenapa kalian membela pemilik Nanyang yang tidak peduli sama masyarakat? Apakah kalian digaji oleh Nanyang? Harusnya kalian memihak masyarakat, bukan malah membuat resah masyarakat,” teriak Lansia.

Sementara Camat Medan Baru Robert A Napitupulu yang ditemui wartawan koran ini di gedung DPRD Medan menjelaskan, kalau persoalan warga dan Nanyang sudah semakin memanas. Namun demikian, Polsek Medan Baru bersedia memfasilitasi pertemuan antara warga dengan Nanyang untuk bermusyawarah menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

“Kita pun sudah bingung dengan persoalan yang terjadi antara masyarakat dan Nanyang. Warga meminta agar Nayang ditutup, sementara sekolah tersebut sudah lama berdiri. Kita belum tahu apa yang diminta masyarakat, untuk itu Kapolsek Medan Baru memfasilitasi untuk bertemu di Mapolsekta Medan Baru untuk mencari solusi,” jelas Robert.(adl)

Jangan Lagi Bebani Kepling

Komisi D DPRD Kota Medan mengkritisi anggaran pemeliharaan marka jalan sebesar Rp11 miliar dari APBD 2011. Pasalnya, realisasi di lapangan, pengecatan marka jalan, termasuk median jalan dibebankan kepada kepala lingkungan (kepling). Karenanya dalam APBD 2012 mendatang, Komisi B DPRD mendesak Dinas Perhubungan Kota Medan agar jangan lagi membebankan biaya pengecatan marka dan median jalan kepada kepling.

Hal ini disampaikan anggota Komisi D DPRD Kota Medan yang juga Ketua Fraksi PAN Ahmad Arif SE kepada wartawan Sumut Pos Adlansyah Nasution, kemarin. Berikut petikan wawancaranya.

Apa pendapat Anda soal anggaran di Dinas Perhubungan (Dishub) Medan?
Anggaran di Dishub Medan jangan sampai tumpang tindih dan harus sesuai alokasinya. Maksudnya, jangan sampai anggaran tertumpu pada satu bidang saja, misalnya untuk honor tenaga honorer dan anggaran pengendalian lalulintas, karena ini bisa menjadi temuan BPK RI. Jadi, penyusunan anggaran itu tidak bisa sembarangan.

Anggaran apa lagi yang harus dikritisi?
Anggaran pemeliharaan marka jalan. Seperti pada APBD 2011 lalu, anggaran untuk pengecatan marka jalan sebesar Rp11 miliar. Namun kenyataannya, pengecetan marka jalan itu dibebankan kepada kepala lingkungan. Banyak pengaduan dari masyarakat kepada kami, selama ini pemeliharaan marka jalan menjadi beban kepala lingkungan sehingga mereka terpaksa patungan dan mengutipnya dari masyarakat. Dari pengalaman itu, DPRD Medan tidak ingin pengecetan marka jalan dibebankan lagi kepada masyarakat, melainkan harus menjadi beban Pemko Medan.

Jadi, apa langkah tegas yang dilakukan DPRD Medan?
DPRD Medan meminta kepada Pemko Medan, khususnya Dishub Medan, tidak ada lagi pengecatan marka median dan trotoar jalan yang dibebankan kepada kepala lingkungan. Kita meminta anggaran pengecatan trotoar tersebut dibahas dalam Badan Anggaran, sehingga bisa dimasukkan dalam APBD 2012.(*)

Natal Bersama Teh Pucuk Harum

MEDAN- Teh Pucuk Harum turut memeriahkan Pra Natal Hutauruk di Wisma Taman Sari depan Plaza Millenium Medan, Minggu (4/11). Dimana Teh Pucuk Harum menjadi salah satu sponsor pada kegiatan Natal tersebut.

Kegiatan Natal Hutauruk merupakan kegiatan rutin yang dilakukan Marga Hutauruk untuk menjalin kekeluargaan, baik antar sesama dan mempererat persaudarran.

Natal tersebut dihadiri pendeta yang memberikan kotbah dengan Tema Semangat Natal dan jemaat gereja yang turut memeriahkan acara tersebut.

Dengan tema “Semangat Natal Mari Kita Tingkatkan Saling Kepedulian antar Sesama Demi Membangun Negeri Kita.” Kotbah yang diberikan oleh Pendeta tersebut sangat baik untuk kita supaya lebih saling peduli antar sesama.
Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada acara tersebut adalah Liturgi, Hiburan dan Lomba Nyanyi Anak Sekolah Minggu. Kegiatan Pra Natal Hutauruk tersebut akan berlanjut pada tanggal 24 desember 2011 yaitu acara puncak Malam Natal.

Teh Pucuk Harum akan ikut memeriahkan malam natal pada 24 Desember 2011. Teh Pucuk Harum, Rasa Teh Terbaik ada di pucuknya.(ade)

Tak Mau Jadi Penadah

Tak mau dianggap sebagai penadah barang curian, seorang toke butut membekuk pencuri besi rel Kereta Api (KA) di Stasiun Kereta Api Medan, Jalan Stasiun, Selasa (6/11) pagi. Setelah membekuk pencuri itu, toke butut tersebut menyerahkan pelaku ke Mapolsekta Medan Timur untuk diproses.

Pelaku diketahui bernama Surip (27), warga Jalan Sei Sikambing. Saat itu, dengan mengendarai mobil pick up, dia hendak menjual 100 kilogram besi rel KA kepada Jimmy (21), warga Jalan Helvetia Timur yang merupakan toke barang bekas (butut).

Jimmy yang curiga kalau besi tersebut merupakan barang curian, tak mau menerimanya. Namun begitu, Jimmy menanyakan dari mana Surip mendapatkan besi rel KA tersebut. Ditanya begitu, Surip langsung kabur ke mobil pick up miliknya sehingga menimbulkan kecurigaan toke butut itu. Jimmy lantas mengejar hingga ke kawasan rel Jalan Asrama, Medan Helvetia.

Setelah diringkus, Surip diinterogasi Jimmy dan teman-temannya. “Dibilangnya, dia curi aset negara itu di Stasiun Besar Kereta Api Medan, makanya kami bawa dia ke Polsek Medan Timur,” ujar Jimmy.

Dengan tangan terikat Surip digelandang ke Mapolsekta Medan Timur untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Kepada wartawan, Surip mengaku nekat mencuri besi itu untuk keperluan sehari-hari. “Untuk kebutuhan makan bang, aku nggak ada kerja cuma ini yang bisa aku lakukan. Besi Rp4.000 per kilogram, kalau 100 kilogram berarti Rp400 ribu, kan lumayan juga,” ujarnya.

Menurutnya, besi yang dicurinya itu merupakan besi rel yang tergelatak di pelataran stasiun KA. “Besi rel ini bukan ku potong. Besi ini tergeletak, makanya ku ambil saja. Aku ngambilnya tadi malam,” ungkap Surip.(gus)

Ketua PN Medan Resmi Dilaporkan ke Poldasu

Sengketa Tanah Jalan Jati

MEDAN- Warga Jalan Jati Keluruhan Pulo Brayan, Medan Timur, didampingi kuasa hukumnya melaporkan Ketua Pengadilan Negeri Medan Erwin Mengatas Malau dan Wakil Panitera Pengadilan Negeri Medan Billiater Sitepu dilaporkan ke Mapolda Sumut, Rabu (7/12) Siang. Pelaporan terhadap Erwin Mengatasan Malau dan Billiater Sitepu dialakukan warga atas nama Demak Tobing dan Sikasno karena menyalahi kekuasaan sehingga warga mengalami kerugian.

Sikasno kepada sejumlah wartawan mengatakan, dirinya sudah melaporkan Ketua PN Medan dan wakil Panitera PN Medan atas eksekusi rumahnya yang dilakukan Juru Sita PN Medan pada pekan lalu. “Saya sudah melaporkan Ketua PN Medan dan Wakil Panitera PN Medan Kepada Polisi Polda Sumut,” ungkapnya.

Kemudian Sikasno menjelaskan, tanah dan bangunan rumahnya dibelinya pada 1981, kemudian pada 2002 dia mengurus sertifikat hak milik tanah ke BPN Medan. Selanjutnya pada 2003, dirinya mengurus IMB di TRTB kota Medan untuk membangun rumahnya. “Saya saat membuat IMB di TRTB Medan tidak ada masalah, kemudian tahun ini saya cek lagi keabsahan sertifikat tanah BPN kembali tidak ada masalah silang sengketa tanah, saya sangat aneh melihat kasus ini,” ungkapnya sembari mengatakan, akibat eksekusi rumahnya yang dihuni oleh istri, anak dan mertuanya Arbian Hasibuan, kini harus menumpang di rumah famili, sementara mertuanya Arbian kini sakit dan tidak mau makan akibat eksekusi ini.

Dalam laporannya ke Polda Sumut, dia menyertakan kerugian yang dialaminya dari bangunan rumah, harta benda yang rusak dan tanah senilai Rp5,7 miliar dengan No.Pol STTPL/985/XII/2001/SPKT “I”. “Saya minta kepada Pak Kapolda untuk memproses kasus ini secara profesional,” harapnya.

Sementara Djonggi M Simorangkir selaku kuasa hukum mengatakan, dengan dilaporkan Ketuan PN Medan dan Wakil Panitera PN Medan agar mata penegak hukum terbuka atas kebenaran dan kesahan dari sertifikat tanah milik warga. “Harus kita laporkan, karena warga memiliki sertifikat tanah yang sah dikeluarkan BPN Kota Medan dan tidak pernah bersengketa dengan Abdul Kiram yang selama ini mengkui menduduki dan menempati lokasi ini,” ungkapnya.(gus)

Anggaran MCK di Disdik Dipangkas

Apbd Medan 2012 Disahkan

MEDAN- DPRD Kota Medan mensahkan Ranperda Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (R-APBD) tahun anggaran 2012 menjadi Peraturan Daerah (Perda), dengan asumsi pendapatan sebesar Rp3,68 triliun lebih dan belanja sebanyak Rp3,82 triliun. Persetujuan ini terungkap dalam rapat paripurna DPRD dengan agenda pendapat fraksi-fraksi DPRD Medan tentang Ranperda R-APBD Kota Medan Tahun Anggaran 2012, Rabu (7/12).

Berdasarkan data yang diperoleh, pendapatan daerah yang teridiri dari pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp1.528.619.388.156, dana perimbangan Rp1.343.457.013.786, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah sebesar Rp784.458.081.809 (total Rp. 3.656.534.483.751). Rancangan pendapatan daerah ini naik dari tahun sebelumnya (2011) sebesar Rp3.083.140.290.623.

Kemudian belanja tidak langsung Rp1.736.745.323.036, belanja langsung Rp2.088.388.504.000 (total Rp. 3.825.133.827.036), serta penerimaan pembiayaan daerah Rp. 229.346.171.770 dan pengeluaran pembiayaan daerah Rp60.746.828.485.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Medan Sabar Syamsurya Sitepu, saat membacakan laporan pimpinan DPRD Medan atas hasil pembahasan rapat komisi-komisi dengan kepala SKPD terkait Ranperda R-APBD Kota Medan 2012 mengatakan, dalam penggunaan anggaran pada 2012 agar lebih memprioritaskan peningkatan kesejahteraan masyarakat, kegiatan yang dapat menyentuh langsung terhadap masyarakat, misalnya pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pertanian, perikanan dan lainnya.

Sementara itu, lanjutnya, terjadi perubahan dan pergeseran anggaran di sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Seperti di Dinas Pendidikan, untuk kegiatan pemeliharaan halaman, pagar dan MCK sebesar Rp2.179.472.700, dimana 70 persen dari dana tersebut dialihkan untuk pembangunan ruang kelas baru SLTP Negeri di Kota Medan.

Di Dinas Bina Marga terjadi penambahan anggaran dana swakelola untuk perbaikan drainase dari Rp15 miliar menjadi Rp20 miliar, serta dana swakelola perbaikan jalan dari Rp5,1 miliar bertambah jadi Rp15 miliar.(adl) Juga penambahan anggaran di Dinas Pertanian dan Kelautan untuk biaya penertiban hewan berkaki empat dari Rp300 juta menjadi Rp500 juta.

Di Dinas Perkim juga terjadi penambahan anggaran jalan setapak dari Rp5 miliar menjadi Rp10 miliar. Dinas Perhubungan penambahan anggaran Rp800 juta untuk pemasangan traffic light. Dinas Pertamanan juga terjadi penambahan Rp5 miliar untuk pemasangan meterisasi lampu penerangan jalan umum. (adl)