25 C
Medan
Saturday, December 27, 2025
Home Blog Page 14333

Fotografer Muda Tampilkan Informasi Pesta Danau Toba 2011

MEDAN- Sejumlah fotografer muda Sumut ambil bagian mensukseskan pagelaran Pesta Danau Toba (PDT)  yang dihelat 27 hingga 30 Desember mendatang di Parapat. Para fotografer akan menampilkan hasil karya terbaiknya melalui media monitor display yang menyajikan dokumentasi peliputan selama even pariwisata tingkat internasional berlangsung.

Dokumentasi hasil karya potografer muda yang dikemas secara profesional dapat disaksikan pengunjung diantaranya di lobi Hotel Niagara dan  Hotel Inna Parapat serta dua lokasi di publik area di kawasan Parapat.

Ketua Umum Panitia PDT 2011 Jhon Hugo Silalahi melalui Koordinator Humas, Cahyo Pramono pada wartawan Rabu (30/11) di Medan hasil karya fotografi merupakan pemotretan hasil karya dari lima fotografer muda Sumut diantaranya, Andre, Mantok, Jumpa, Fauzi dan Yudha.

Hasil karya poto yang ditampilkan, kata Cahyo sangat beragam mulai dari keberadaan kawasan Danau Toba dan berbagai kegiatan selama even PDT berlangsung ditampilkan di slide.

Dia menyebutkan fungsi fotografer ini memberikan informasi kemasyarakat dan pengunjung seputar aktivitas serta kegiatan berlangsung di PDT 2011. “Kehadiran media display diharapkan memberikan informasi ke masyarakat umum, turis domestik dan turis manca negara yang datang ke Parapat. Sehingga mereka tahu apa aktivitas berlangsung meskipun tak memiliki kesempatan secara langsung,” ujarnya. (ful)

Ngelem, 7 Siswa Diamankan

BINJAI- Sebanyak tujuh pelajar SMP di Jalan Samanhudi, Kelurahan Satria, Binjai Kota tertangkap gurunya saat menghirup uap lem, Kamis (1/2) sekitar pukul 10.00 WIB. Akibat penangkapan itu, ketujuh pemuda itu dilaporkan ke Polres Binjai.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Sumut Pos, ketujuh pelajar SMP dari satu sekolah di Jalan Samanhudi, Binjai ditangkap gurunya saat istirahat pertama di luar pekarangan sekolah. Ketujuh siswa itu bukan mengistirahatkan pikirannya dari proses belajar mengajar, melainkan merusak urat syarafnya dengan cara menghirup uap lem.

Aksi ke tujuh siswa pria itu diketahui seorang guru, Marsanah. Mengetahui ada guru yang melihat,  siswa tersebut tersentak. Akibatnya, guru langsung membawa siswa itu ke Polres Binjai untuk mendapatkan pengarahan dan memberikan efek jera.

Di Mapolres Binjaiu, seorang siswa S mengaku perbuatannya itu dilakukan untuk mengetahui apa sebenarnya lem tersebut. “Kami hanya coba-coba bang. Kami hanya ingin tahu saja, bagaimana rasa lem tersebut,” katannya tertunduk malu dan berjanji tak akan melakukan perbuatannya.

Sementara itu, Kanit Binmas Polres Binjai mengatakan, setelah mendapatkan nasehat dan memanggil orang tua para siswa serta membuat surat perjanjian tidak mengulangi perbuatannya, siswa akhirnya dipulangkan.  “Untuk itu kami berharap kepada seluruh elemen masyarakat agar bekerjasama memperhatikan generasi muda,” imbaunya. (dan)

Para Group Ganti Nama

JAKARTA-Bos Para Group, Chaerul Tanjung kemarin mengundang makan siang ratusan tokoh berpengaruh di Ballroom lantai 3, Gedung Bank Mega, kompleks Trans TV, Jakarta. Puluhan menteri, duta besar, dirut BUMN, pengusaha swasta nasional, hadir dalam acara yang dikemas dengan back ground tiga LCD bergambar biru langit itu.
Bahkan Kapolri, Panglima TNI, dan Kepala BIN hadir di lunch yg diformat dengan round table itu. Di antara tokoh-tokoh itu, banyak yang saling bertanya, “Ini acara apa sih?”. CT-panggilan akrab Chaerul Tanjung-memaparkan, pertama pertemuan ini adalah silaturahmi biasa. “Kami men-set di setiap table ada pengusaha, pejabat tinggi negara dan tokoh masyarakat, agar kita menjadi Indonesia Incorporation. Tidak ada jarak di antara kita,” ucap CT.

CT membeberkan bahwa tahun 2011 ini adalah 30 tahun, dia berbisnis. Usia yang pas untuk melakukan transformasi. “Karena itu, kami akan berubah nama, dari Para Group, menjadi CTCorp. Kami mohon doa restu,” kata pemilik stasiun Trans7 dan Trans TV ini.

Pria yang juga pemilik Bank Mega, Carrefour, Trans Studio, dan terakhir detik.com ini sempat diledek Ical-Aburizal Bakrie-yang hadir dengan baju batik. “Berarti loe berbisnis sejak 6 tahun dong?” tiru CT yang diikuti gelak tawa audience. Ical ingin menyebut seolah-olah CT masih berusia 36 tahun saja.

Taufik Kiemas juga berkelakar, “Jadi setelah 30 tahun loe baru berani sebut nama?” Ungkap CT menirukan suami Megawati Soekarnoputri itu.

Acara yang berlangsung pukul 13.00 hingga 14.00 itu memang sangat eksklusif. CTCorp menjelaskan visi misi usahanya dengan multimedia, yang ditata dengan sound dan video yang futuristis, yang mempertontonkan group usaha ini memilih dengan teknologi dan modern.

Menteri BUMN Dahlan Iskan, dan Dirut Jawa Pos Azrul Ananda juga hadir di antara tokoh-tokoh nasional itu. (don/nw/jpnn)

Kadishut Tapsel Dikenai Wajib Lapor

MEDAN- Poldasu menetapkan dua tersangka penggelapan dan pencurian kayu milik PT Panei Lika Sejahtera (PLS) Kepala Dinas Kehutanan Tapanuli Selatan (Kadishut Tapsel) Syahgiman Siregar dan seorang pengusaha, Heri Gusman wajib lapor.
Hal itu diketahui setelah keduanya menjalani pemeriksaan sebagai tersangka oleh Penyidik Subdit II Harta Tanah Dan Bangunan Poldasu, Kamis (1/12).  Keduanya tak ditahan karena ada penangguhan dari pengacaranya masing-masing.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Raden Heru Prakso mengatakan terkait tidak dilakukannya penahanan terhadap Kadishut Tapsel  dan rekannya seorang pengusaha belum bisa dibeberkannya secara rinci karena dirinya sedang berada di luar Kota Medan.

Kasubdit II Harta Tanah dan Bangunan (Tahbang) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumut AKBP Rudi Rifani mengatakan kedua tersangka Kadishut Tapsel dan Heri Gusman dikenakan wajib lapor.

Direktur Reserse Kriminal Umum Kombes Pol Bambang Herianto saat hendak ditemui di ruang kerjanya. Mengaku sedang sibuk dan tak bisa diganggu. Bahkan, Sumut Pos mencoba konfirmasi via SMS, tapi sampai berita ini ditulis tak ada balasannya. Hal sama dilakukan Wadir Reserse Kriminal Umum Polda Sumut AKBP Masudi, bedanya AKBP Masudi menolak bertemu melalui staf pribadinya. “Bapak wadir Reskrim lagi ada tamu, dan lagi sibuk,” ujar stafnya itu.

Anehnya, berselang beberapa menit Dir dan Wadir Direktorat Reserse Kriminal Umum mengaku sedang sibuk dan tak bisa diganggu. Seorang wanita berparas cantik dengan tubuh tinggi sekitar 170 cm kulit putih datang dengan membawa tas tangan besar berbahan kulit berwarna merah hati.   Wanita yang mengaku bernama Siti itu mengaku masuk ke ruangan Bambang Harianto. Setelah masuk ke ruangan, selang beberapa menit di dalam wanita itu ke luar dan masuk ke ruangan Masudi. Selanjutnya naik ke lantai dua dan akhirnya keluar menaiki mobilnya dengan diantar pegawai harian lepas Poldasu. (mag-5)

32 Kader Ikuti Pelatihan Pengelolaan Desa

PAKPAK BARAT – Sebanyak 32 kader teknis mengikuti pelatihan pembangunan yang dipersiapkan sebagai tenaga pengganti untuk pengelolaan pembangunan di bidang sarana dan prasarana tingkat desa. Pelatihan itu digunakan untuk pembangunan dan pengelolaan desa secara profesional.

Pernyataan itu disampaikan Plt Camat Kerajaan Irba Sihotang saat membuka pelatihan teknis tersebut di Kantor Camat Kerajaan, belum lama ini.  Dia menyebutkan, tenaga teknis yang dilatih ini akan dimanfaatkan untuk pembangunan desa. Supaya, peserta pelatihan benar-benar serius menekuni karena nantinya ditugaskan sebagai tenaga pengelola pembangunan desa.

“Merekalah pengelola seluruh kegiatan pembangunan di desa. Baik itu program dari PNPM, maupun program dari Pemkab yang ditujukan ke desa. Manfaatkan program pelatihan ini,”ujarnya, Kamis (1/12).

Di sela-sela pelatihan, fasilitator tehnik (FT) PNPM kecamatan Kerajaan Ir Herman Sitepu didampingi Jhon Simon Sitepu (FT) PNPM kecamatan Tinada mengatakan pelatihan direncanakan selama 12 sesi. Kader yang dilatih berasal dari 16 desa di kecamatan Kerajaan dan Tinada. (mag-15)

Panglima Melayu: Penghijauan Bukan Cuma Menanam

MEDAN – Aksi menanam pohon semakin marak dilaksanakan, bahkan pemerintah menetapkan hari menanam pohon Indonesia dan bulan menanam pohon dimulai pada 28 November. Namun, maraknya penanaman pohon tak dilandasi dengan perawatannya.

Demikian disampaikan Panglima Komunitas Melayu Bumi Putera (KMBP) Tengku Zainuddin kepada wartawan, Kamis (1/12) di sekretariat KMBP di Kompleks Taman Setia Budi Indah Blok RR No 66 Medan.

Menurut dia, kampanye penanaman pohon dilakukan untuk mengantisipasi perubahan iklim. Bahkan, pola penanamanya sudah melampau target, pada 2011 saja ada sebanyak 1,7 miliar batang pohon yang ditanam.
Di tengah banyaknya jumlah penanaman pohon, paparnya aksi tanam pohon dilakukan tanpa peta penanaman. Sehingga, apa yang dilakukan hanya sebatas secara inisiatif kelompok tertentu saja. Hal itu dikhawatirkan tidak akan bermanfaat dalam jangka panjang.

“Biasanya setelah ditanam, pohon-pohon itu ditinggalkan begitu saja. Jadi jangan cuma menanam, tapi perlu dipikirkan perawatan dan lokasi penanamannya,” ungkapnya.

Dia memaparkan, untuk melakukan penanaman seharusnya meliputi beberapa aktivitas. Di mulai penentuan lokasi tanam, pemilihan jenis tanaman, persiapan lahan tanam, pemasangan ajir, pembuatan lubang tanam, pengangkutan bibit, penanaman, evaluasi dan perawatan tanaman. Proses itulah diupayakan untuk untuk memastikan pohon yang ditanam hidup. Sehingga, setiap kali ditanam, paling tidak dibutuhkan waktu minimal 3 bulan untuk memastikan pohon yang ditanam pasti tumbuh sesuai yang diharapkan.

“Idealnya, setiap pohon yang ditanampun didata dengan sistem pencatatan berbasis geographic positioning system (GPS). Dengan begitu, setiap titik yang ditanam dapat dipertanggungjawabkan karena dibalik penanaman ada yang mesti dipertanggungjawabkan secara moral dan hokum,” ucapnya.

Sekretaris Pemangku Pusat KMBP, Darma Lubis mengatakan di negera  maju seperti di Eropa, penebangan pohon tidak bisa dilakukan secara sembarang, karena butuh izin dari pemerintah setempat. Sekalipun pohon tersebut tumbuh di halaman sendiri.

Dia menerangkan, terdatanya setiap pohon yang ditanam akan memberikan implikasi atas perlindungan hukum terhadap pohon. Apalagi, ancaman terbesar pohon yang ditanam adalah manusia itu sendiri. “Apabila ini tak segera disikapi, 5 hingga 10 tahun mendatang akan terjadi pergeseran perspektif publik terhadap aktivitas menanam. Karena setiap yang ditanam tidak memiliki upaya perlindungan. (ril)

Seisi Rumah Tertimbun Reruntuhan

Pasca Eksekusi Lahan di Jalan Jati, Warga Mengais Sisa Bangunan

MEDAN- Eksekusi lahan seluas 70.506,45 meter persegi di Jalan Jati, Kelurahan Pulo Brayan Bengkel, Medan Timur, oleh Pengadilan Negeri (PN) Medan, Rabu (30/11), menyisakan kesedihan bagi pemilik rumah. Dengan raut wajah sedih, Kamis (1/12) pagi, mereka mulai mengais sisa bangunan yang masih bisa dipergunakan, seperti pagar, kusen, atap rumah atau seng, dan sebagainya.

Namun, dalam kondisi seperti itu, masih ada saja orang yang mengambil kesempatan dengan ikut memunguti sisa bangunan untuk kepentingannya. Mengetahui ada orang lain yang ikut memunguti sisa bangunan, pemilik rumah marah, sehingga menimbulkan pertengkaran. Elis Nirawati (52), warga yang rumahnya turut dihancurkan tim eksekusi PN Medan, hanya bisa termenung dan menatapi puing-puing rumahnya. Dia pun terlihat memunguti puing-puing sisa bangunan yang masih bisa dipergunakan lagi.

Saat wartawan Sumut Pos mendatangi wanita keturunan Tionghoa ini, dia hanya bisa berkata tentangn
kesedihannya serta mengutuk eksekusi yang dilakukan juru sita PN Medan tersebut. “Mereka (juru sita PN Medan, Red) sangat kejam. Bayangkan, rumah yang sudah kami tempati selama 10 tahun dan memiliki sertifikat Hak Milik Tanah harus dieksekusi,” katanya. Kini, dirinya hanya berpikir mencari tempat tinggal untuk anak dan cucunya yang masih berusia 11 bulan.

“Sekarang saya bingung mau tinggal di mana lagi? Tadi malam saja, setelah rumah saya dirobohkan, saya tidur di mobil pick up, sementara anak dan cucu saya menumpang di rumah kerabat terdekat saya,” ucap Elis dengan nada sedih di atas puing bangunan rumahnya.

Eksekusi tersebut tak hanya menimbulkan kerugian materi, namun dirasakan warga yang menyewa rumah. Seperti dialami Faigizharo Zega yang menyewa rumah milik Corner Hutapea, selama satu tahun dengan harga sewa per tahun mencapai Rp12 juta.

Faigizharo menceritakan kerugian yang dialami atas dampak eksekusi di rumah kontraknya. Dia bersama keluarganya baru menempati rumah tersebut sekitar dua bulan. Dirinya memiliki usaha konveksi jahitan tas yang diekspor ke luar kota dan luar negeri.

Kepada Sumut Pos Faigizharo mengatakan, saat dilakukan eksekusi, dirinya bersama anggota keluarganya sudah mengevakuasi barang-barang keluar rumah. Namun saat ditunggunya hingga pukul 16.30 WIB, rumah kontrakkannya belum juga dirobohkan. Saat dibertanya kepada seorang petugas kepolisian kapan rumah kontrakannya dirobohkan, petugas tersebut mengatakan, karena hari sudah sore, kemungkinan rumah kontrakan Faizharo tersebut akan dirobohkan keesokan harinya. Karenanya, dia bersama anggota keluarganya kembali memasukan barang-barang ke rumah.

Setelah barang-barang dimasukkan kembali, berselang beberapa menit blodozer milik juru sita PN Medan mengarah ke rumah kontrakkan Faigizharo dan merobohkan rumah kontrakannya itu. Naas bagi Faizharo, karena tidak sempat mengevakuasi kembali barang-barangnya. Reruntuhan bangunan rumah menimbun hampir seluruh barang miliknya.
Akibatnya, perabotan rumah Faizharo pun hancur. Diperkirakan, dia mengalami kerugian mencapai Rp30 Juta. “Barang yang tersisa saja yang bisa diambil, seluruh barang ditertibkan bangunan rumah ini,” ungkapnya.

Setelah rumahnya hancur, dia pun terpaksa menumpang di rumah tetangganya yang berjarak sekitar 20 meter dari rumah kontrakannya. “Sementara ini kami terpaksan menumpang di rumah tetangga. Akibat barang-barang kami tertimbun reruntuhan bangunan, anak saya tidak bisa sekolah karena baju seragam sekolah ikut tertibun direruntuhan rumah. Saya berharap, setelah dibongkar rerutuhan rumah kontrakkan ini, semoga ada barang yang masih bisa dipergunakan,” ujarnya dengan nada sedih.(gus)

Dukung Visit Medan Year 2012

Jaka-Dara Sumut Minta Restu Wali Kota Medan

MEDAN- Sebelum mengikuti pemilihan Duta Wisata Indonesia 2011 di Palu, Sulawesi Selatan, pemenang Jaka dan Dara Sumut 2011, Chresya Ahmad Wiyana dan Tengku Nuranasmita didampingi Kadis Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Busral Manan meminta doa restu sekaligus dukungan Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM, Kamis (1/12) siang.

Rahudman Harahap mengaku bahagia karena Jaka dan Dara 2011 ini terpilih mewakili Sumut mengikuti Duta Wisata 2011. “Selamat menjadi duta Sumut, semoga kalian berdua menjadi juara. Keberhasilan itu tentunya akan mengharumkan nama Kota Medan dan Sumut di tingkat nasional,” kata Rahudman.

Selanjutnya, Rahudman meminta kepada Kadisbudpar untuk mempersiapkan seluruh keperluan yang dibutuhkan menghadapi pemilihan tersebut. Hal itu penting dilakukan agar konsentrasi dan perhatian keduanya hanya terfokus untuk mengikuti  pemilihan Duta Wisata Indonesia 2011.

Selain itu, promosi terkait pembangunan di Kota Medan juga harus dibekali, terutama pembangunan sektor kepariwisataan yang kini tengah dijalankan Pemko Medan.

“Siapa tahu dewan juri akan menanyakannya nanti. Tentunya kalian akan dengan mudah menjawabnya. Ketika mengikuti pemilihan, saya berharap agar Ahmad dan Nuranasmita mempromosikan Kota Medan, terutama objek-objek wisatanya sehingga tertarik mengunjungi Kota Medan. Hal ini untuk mendukung program Visit Medan Year 2012 yang telah dilaunching beberapa waktu lalu,” cetusnya.

Sementara, Kadisbudpar Busral Manan, Ahamad dan Nuranasmita menjadi wakil Sumatera Utara (Sumut) untuk mengikuti  pemilihan Duta Wisata Indonesia 2011 pada 6-11 Desember di Palu. Penunjukan itu dilakukan setelah keduanya berhasil  keluar sebagai pemenang dalam seleksi tingkat Sumut yang belum lama ini dilaksanakan.

“Di Palu nanti keduanya akan tampil membawakan tari daerah dari Dairi dan Tapanuli Selatan. Untuk itu kami mohon doa restu dan arahan dari Bapak, semoga Jaka dan Dara 2011 ini berhasil meraih prestasi di pemlihan Duta Wisata Indonesia 2011 sehingga mengharumkan nama Kota Medan dan Sumut,” ucap Busral Manan.

Ditambahkannya, penilaian yang akan dilakukan dewan juri nanti menyangkut masalah kecantikan, intelegensi dan pengetahuan tentang kepariwisataan. Untuk itu Ahmad dan Nuranasmita sebelum berangkat akan dibekali. “Termasuk wawasan mengenai kepariwisataan. Dengan demikian keduanya siap mengikuti pemilihan tersebut,” jelasnya.(adl)

Hapus Diskriminasi Penderita HIV/AIDS

Pemko Medan Peringati Hari AIDS Sedunia

Berbagai rangkaian kegiatan yang telah dipersiapkan dapat berjalan dengan lancar, dan memberikan manfaat bagi kita semua. Terutama dalam rangka pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS secara terpadu. Hal tersebut dikatakan Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap, MM saat menghadiri peringatan Hari AIDS Sedunia di Lapangan Benteng Medan, Kamis (1/12) pagi.

Turut hadir dalam acara tersebut, Wakil Wali Kota Medan Drs H Dzulmi Eldin, MSi, Sekretaris Daerah Kota Medan Ir H Syaiful Bahri Lubis, Unsur Forum Komunikasi Daerah Kota Medan, anggota DPRD Kota Medan, para kepala SKPD Kota Medan, Pengurus Komisi Penanggulangan AIDS Kota Medan dan Kepala Cabang Jamsostek Wilayah Medan.
Dikatakan Rahudman, tema peringatan Hari AIDS sedunia yang sudah ditetapkan, menyadari HIV dan AIDS adalah masalah global, bahkan syndorom bagi setiap orang, sebab sangat banyak kelompok masyarakat yang rentan dan potensial baik langsung maupun tidak langsung dapat terjangkit penyakit yang menakutkan ini, termasuk di dalamnya kaum pekerja dan dunia usaha.

“Untuk itu, mari kita katakan Stop HIV AIDS, hapuskan stigma dan diskriminsi di dunia kerja. Saat ini dunia, termasuk Indonesia, tidak terkecuali kota Medan, dan daerah lainnya, disadari atau tidak, sedang dihadapkan kepada berbagai ancaman virus penyakit yang dapat mematikan, khususnya HIV dan AIDS, dimana penderitanya tercatat cendrung terus meningkat dari hari kehari. Kita melakukan apresiasi kepada penegak hukum yang telah melakukan penagkalan-penangkalan perkembangan HIV dan AIDS,” katanya.

Menurutnnya, Kota Medan memiliki potensi sebagai salah satu kawasan yang dapat mempercepat penyebaran HIV dan AIDS. Virus ini mewabah bukan saja pada kelompok masyarakat yang memiliki perilaku menyimpang. Tetapi juga bisa pada bayi, remaja, perempuan dan laki-laki yang taat pada agama, bahkan pada petugas kesehatan dan orang-orang pada umumnya. “Per September 2011 menunjukkan bahwa angka kumulatif HIV kota Medan telah mencapai 2755 orang, dan angka ini cendrung terus dan mengalami kenaikan setiap bulannya, lebih mengkhawatirkan bagi kita, kasus di kota Medan cendrung didominasi kelompok usia 20-29 tahun, sehingga kelompok ini terinfeksi virus HIV pada masa produktif,” bebernya.

Lanjutnya, seiring meluasnya penyebaran serta meningkatnya angka penderita HIV dan AIDS berbagai permasalahan yang mengikutinya juga cendrung semakin banyak keberadaan orang dengan HIV dan AIDS. Tidak sepenuhnya dapat diterima dengan mudah dalam masyarakat. Kerap kali didapati adanya perlakuan diskriminasi, bahkan dikucilkan dalam pergaulan sehari-hari, dan tidak mendapatkan kesempatan untuk bekerja.

“Diskriminasi ini juga terkadang tidak hanya pengusaha, organ isasi profesi, LSM dan lain sebagainya secara terpadu dan berkesinambungan.

Upaya peningkatan perilaku pola hidup sehat dan relegius. Ketahanan keluarga, edukasi dini kepada kelompok-kelompok masyarakat, pencegahan penularan, perawatan, dukungan dan pengobatan orang dengan HIV dan AIDS, serta melindungi martabat orang dengan HIV dan AIDS juga keluarganya, meruapakan bagian menyeluruh dari kampanye pencegahan dan penanggulangan yang harus kita lakukan,” ujarnya.

Sebelumnya, Asisten Kemasy Musaddat Nasution, dalam laporannya mengatakan, maksud dan tujuan peringatan ini, untuk meningkatkan pemahaman, komitmen dan kepedulian seluruh lapisan masyarakat agar mampu berbuat sesuatu dalam menyelamatkan generasi bangsa dari HIV dan AIDS yang pada tahun ini lebih difokuskan pada pekerja dan dunia usaha. “Mengingat sebagian besar pengidap HIV dan AIDS ada pada usia produktif,” tandasnya.

Pada kesempatan itu, juga diikuti 1500 orang peserta upacara, 500 orang dari pekerja, 500 orang dari pelajar dan 500 orang dari masyarakat umum.(adl)

PLN Laporkan Hotel Griya ke Polsek Helvetia

MEDAN- Dalam melakukan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL), Perusahaan Listrik Negara (PLN) Cabang Medan tidak pandang bulu. Hingga Oktober 2011, sebanyak 1,8 miliar dan 2 juta KWH yang diselamatkan dari operasi rutin P2TL. Demikian dikatakan Manager PLN Cabang Medan, Wahyu Bintoro, Kamis (1/12) di ruangannya.
“Kalau tidak diselamatkan, akibatnya bisa ke mana-mana. Pelaku pelanggaran pemakaian listrik ini bermacam-macam, bisa dari rumah tangga, bisnis, pejabat dan bermacam-macam. Sebelum P2TL, Target Operasi (TO) nya harus diketahui lebih dulu. Tapi, sejauh ini TO kita 90-95 persen memang ada pelanggaran. Pejabat juga jika memang ada indikasi pelanggaran pemakaian listrik, tidak luput dari P2TL, karena pejabat adalah pelanggan, jadi tidak kita beda-bedakan,” katanya.

Dikatakannya, selama 2011, Hotel Griya Jalan Helvetia Medan atas nama Aini Sugoto selaku Komisaris Utama merupakan pelanggan yang melakukan pelanggaran pemakaian listrik dengan denda atau tagihan susulan terbesar yaitu Rp1,62 miliar dengan cicilan sekitar Rp65 juta per bulan selama 16 kali cicilan.

Pemutusan ini pada hotel milik Robert Hutahaean ini kembali dilakukan setelah ditemukan pelanggaran pemakaian listrik seperti segel boks pengukuran yang diputus, segel boks pembatas diputus, segel tutup sel pengukuran juga putus dan CT Fasa terbakar serta LVC trafo MH 265 digembok.

Selanjutnya, pada Selasa (29/11), PLN Cabang Medan langsung membuat laporan ke Polsek Helvetia Medan dengan nomor STPL/1200/XI/2011/SU/Polresta Medan/Sek Medan Helvetia. “Kita sudah buat laporan ke pihak kepolisian atas tindakan perusakan aset PLN. Sekarang tinggal tunggu dari pihak kepolisian,” ucapnya.

Mengenai pihak hotel yang membawa permasalahan tersebut ke BPSK (Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen), Wahyu menilai BPSK sudah salah kaprah dalam menerima pengadian pihak Hotel Griya yang bukan konsumen akhir. “Kita berhak memutus aliran lisrik sampai masalah tuntas. BPSK sudah salah kaprah, seharusnya mereka hanya menerima laporan konsumen akhir,” tegasnya.

Wahyu menambahkan, selama P2TL, pemutusan arus listrik disaksikan pemilik atau penjaga rumah. “Petugas kita bebas masuk kepekarangan rumah pelanggan dan selalu mempunyai surat tugas. Didalam surat perjanjian jual beli tenaga listrik, petugas dibolehkan masuk ke pekarangan rumah pelanggan karena ada aser PLN di lokasi rumah pelanggan. Jadi, tidak benar kalau dikatakan petugas kita seenaknya saja masuk ke rumah pelanggan tanpa permisi seperti maling,” urainya.

Sementara itu, P2TL kembali melakukan P2TL di dua tempat terpisah di antaranya di kawasan Jalan Setia Luhur dan Jalan Madong Lubis. Pada kawasan Jalan Setia Luhur di Komplek Milenium No. A6 atas nama Khairuddin juga ditemukan pelanggaran yaitu mempengaruhi pengukuran pemakaian listrik.

“Pada 24 Agustus lalu, arus listrik di rumah milik Khairtati ini telah kita putus karena mereka melakukan pelanggaran memperlambat putaran kawat jumperan dan dikenakan tagihan susulan sebesar Rp 5.855.730 juta. Setelah beberapa kali kita surati pemilik rumah, namun tidak ada niat baik untuk menyelesaikan tagihan susulan ini. Jadi arus listriknya kembali kita putus,” ungkap Ade Budhi selaku Humas PLN Cabang Medan.

Kemudian, P2TL yang berlangsung di Jalan Madong Lubis tepatnya dikediaman seorang dokter atas nama Felix, juga terdapat pelanggaran berupa memperlambat putaran KWH meter. Sempat terjadi adu mulut antara petugas P2TL dengan pemilik rumah. Bahkan, pemilik rumah tersebut mengancam akan mengadukan ke salah seorang anggota DPRD jika arus listrik dirumah tersebut diputus. “Setelah kita periksa, memang ada pelanggaran ya, mereka dikenakan tagihan susulan sebesar Rp 9.859.580 juta. Jika tidak diselesaikan, terpaksa, arus listriknya kita putus,” bebernya. (mag-11)