25 C
Medan
Friday, December 26, 2025
Home Blog Page 14344

Jalan Setia Indah Memperihatinkan

08126019xxx

Kepada Pemkab Deli Serdang mohon perhatiannya untuk mengaspal Jalan Setia Indah, Sunggal Kanan, Kecamatan Sunggal, mulai jembatan sampai depan Komplek Perumahan Srigunting. Kondisinya saat ini sangat memperihatinkan, karena lubang di mana-mana sehingga mengganggu kelancaran lalulintas. Apalagi jalan tersebut saat ini sebagai jalan alternatif untuk menghindari kemacetan di Kampung Lalang, terima kasih.

Dicek ke Dinas PU

Terima kasih atas infomasi yang disampaikan. Dapat saya sampaikan, untuk pengaspalan atau perbaikan Jalan Setia Indah, Sunggal Kanan tersebut, akan kami cek ke Dinas Pekerjaan Umum Deli Serdang, apakah sudah masuk dalam APBD tahun ini atau belum. Jika belum, akan kita upayakan dapat ditampung dalam Perubahan APBD  Kota Medan 2010.
Meski demikian, kami juga mengimbau kepada warga di sana agar membuat kembali surat permohonan yang diketahui kepala dusun dan kepala desa setempat untuk diusulkan kepada Dinas PU dengan tembusan ke camat, sehingga laporan ini dapat kembali direspon dan akan diupayakan menjadi prioritas pada musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) Kabupaten Deli Serdang.

Drs Umar Sitorus
Kabid Humas Dinas Infokom Deli Serdang

Tersangka, Kadishut Tapsel Segera Ditahan

MEDAN- Setelah ditetapkan sebagai tersangka, pekan depan Poldasu akan menahan Kepala Dinas Kehutanan Tapanuli Selatan (Tapsel) Ir Syahgiman Siregar atas dugaan pemalsuan surat dan pencurian kayu milik PT PLS. Penahanan itu dilakukan setelah adanya pemeriksaan ketika berstatus tersangka.

Demikian disampaikan Kasubdit II/Tahbang AKBP Rudi Rifani, Selasa (29/11) di Mapolda Sumut. Penetapan tersangka tersebut berawal dari adanya laporan pengaduan pimpinan PT PLS yang melaporkan Bupati Tapsel, Ongku P Hasibuan dan Kadishut Syahgiman Siregar serta pihak PT OPM/ANJ Agri ke Mabes Polri dengan bukti lapor No.Pol;LP/556/IX/2010 tanggal 6 September 2010, terkait perampasan IPK PT PLS cq pemalsuan surat, pencurian dan penggelapan kayu milik PT Panei Lika Sejahtera (PT PLS), yang mengakibatkan kerugian sekitar Rp100 miliar.

Rudi mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan, Selasa (29/11) penyidiknya telah menetapkan status Kadis Kehutanan Tapsel sebagai tersangka dalam kasus pemalsuan dan penggelapan.  Hanya saja, tersangka tidak langsung ditahan. Karena harus melakukan pemeriksaan lanjutan sebagai tersangka. “Kami sudah tetapkan Kadishut Tapsel sebagai tersangka, tapi kami akan memeriksa kembali dengan status tersangkanya, ditahan atau tidaknya nanti setelah kami periksa dengan status pemeriksaan tersangka, rencananya pekan depan,” terangnya.

Selain Kadishut Tapsel ditetapkan sebagai tersangka, Poldasu juga menetapkan Heri Jusman sebagai tersangka.  “Untuk atas nama tersangka, Heri Jusman pekan lalu sudah kami periksa,” katanya singkat.

Untuk menangani kasus ini, Rudi mengaku mendapat hambatan atas kurang koperaktifnya Kadishut Tapsel, Syahgiman Siregar untuk datang ke hadapan penyidik Polda Sumut.

“Kami kesulitan memeriksa tersangka. Bahkan, kami sudah panggil tapi tak datang, anehnya malah mengusut orang lain. Dan banyak saja kendala yang didapati untuk memeriksanya. Bila tak kooperatif juga, maka kami akan langsung menahannya,” terangnya. (mag-5)

AMI Medan Rayakan Dies Natalis ke-51

Yuris Danilwan Ph.D Direktur Akademi Maritim Indonesia mengutip laporan BIMCO dan International Shipping Federation dalam Drewy tahun 2008 menyebutkan,    sampai tahun 2015 dunia kekurangan pelaut +83.900 orang.  Terkait itu,  Asosiasi Maritim Dunia (IMO) mengkampanyekan Go To Sea agar setiap negara melakukan langkah khusus dalam mengatasi problema kekurangan pelaut dunia. Hal tersebut disampaikannya disela acara Dies Natalis/Hari Jadi Akademi Maritim Indonesia (AMI) Medan ke – 51.

Disebutkan Yuris, termasuk RI juga kekurangan pelaut 18.000 perwira sampai tahun 2013. Oleh karena itu dalam memperingati Dies Natalis ke – 51,  AMI yang berada di   Jalan Pertempuran/Brigjend Bejo Pulo Brayan Medan ini  merevitalisasi dan mengevaluasi perannya dalam memajukan dunia pelayaran international dan nasional. ‘’Kami bertekad dan memanfaatkan peluang kebutuhan pelaut dunia dan nasional bagi lulusan AMI Medan dengan motto  memaksimal kompetensi dan meminimal masa studi, ‘’ujarnya.  Ditambahkannya, salah satu upaya revitalisai dibidang lulusannya yaitu taruna yang lulus Ahli Teknika Tingkat III (ATT III) dan Ahli Nautika Tingkat III (ANT III) wajib  menjalankan 1 (satu) tahun ikatan dinas/pengabdian pada kapal-kapal tempat praktek lautnya, dan setelah itu langsung bekerja sebagai perwira muda dikapal tersebut.  Selanjutnya, tersedia juga program cppm (cadet dan program perwira muda pelayaran) yang merupakan  kerjasama   dengan salah satu perusahaan pelayaran dan selanjutnya sedang dijajaki dengan perusahaan pelayaran lainnya.

Selama pendidikan, sambung Yuris, taruna harus diasramakan. Program ini akan dimulai pada tahun ajaran 2012/2013.  Yuris berkeingin menjadikan AMI menjadi kekuatan Sumatera Utara dalam menghasilkan sumber daya manusia pelayaran dalam membangun dunia pelayaran nasional.

Pada penutupan akhir tahun ini Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut kembali meluluskan Ujian Keahlian Pelaut kepada 58 taruna AMI dan  mereka akan menjalan praktek laut selama 1 (satu) tahun dikapal dalam dan luar negeri.

AMI Medan sendiri didirikan pada 24 November 1960 oleh Yayasan Pendidikan Maritim dimana salah satu pendirinya H.M. Sani SH. Pada awalnya bernama Akademi Perdagangan Pelayaran dan sejak tahun 1980 bernama Akademi Pelayaran Niaga Indonesia. Selanjut pada tahun 1982 berubah menjadi Akademi Maritim Indonesia yang mengasuh 3 program studi Ket.Pel.Niaga (KPN), Ahli Teknika Tingkat III (ATT III) dan Ahli Nautika Tingkat III (ANT III). Sampai saat ini telah menghasilkan lulusan terdiri dari 2.545 Ahli Madya Pelayaran Niaga  dan Ahli Teknika Tingkat III (ATT III) 1.962 orang serta Ahli Nautika Tingkat III (ANT III) 1340 orang. (*/rel/sih)

Kembangkan Komunitas Jurnalis Pelajar

Wartawan Pemko Medan Gelar Road Show Jurnalistik Goes to School 2011

MEDAN – Road Show Jurnalistik Goes to School yang digelar Koordinator Wartawan Unit Pemko Medan di Yayasan Perguruan SMK Pencawan 2 Medan Jalan Bunga Ncole Medan Tuntungan berlangsung sukses, Sabtu (26/11) lalu.
Kegiatan ini diikuti 100 peserta dan diisi pemateri dari Wakil Sekretaris PWI Zul Anwar Marbun, Redaktur Foto Harian Analisa Andi Kurniawan Lubis dan Direktur Lembaga Komunikasi Massa yang juga Pelatih Nasional Wartawan PWI Drs Dailami.

Ketua Koordinator Wartawan Unit Pemko Medan, Muhammad Arifin SPd MPd mengatakan Road Show Jurnalistik Goes to School didukung Pemko Medan dan Dinas Pendidikan Kota Medan. Acara digelar di enam sekolah swasta dan negeri di Kota Medan. Kegiatan perdana digelar di Yayasan Perguruan SMK Pencawan 2 Medan, sedangkan pembukaan resmi dilakukan Rabu (30/11) di SMA Negeri 3 Medan yang dibuka Wali Kota Medan, Drs Rahudman Harahap MM.

Dia berharap, road show jurnalistik goes to school di enam sekolah, SMK 2 Pencawan, SMK N 5 Medan, SMA N 3, SMA N 2, SMA Santo Thomas dan MAN I Medan diharapkan siswa memahami kinerja jurnalis yang baik dan ke depannya muncul komunitas-jurnalis di sekolah-sekolah dengan membentuk majalah sekolah.

Wakil Sekretaris PWI Cabang Sumut, Zul Anwar Marbun mengatakan dalam pelatihan jurnalistik untuk siswa diajarkan bagaimana memahami kinerja wartawan, bagaimana kode etik jurnalistik (KEJ) sehingga dalam melaksanakan tugasnya ada rambu agar terhindar dari gugatan hokum maupun melanggar norma dan aturan.

Sementara Drs Dailami menegaskan untuk menjadi wartawan sekolah diminta untuk benar-benar menjadi wartawan, bukan jadi-jadian. Artinya, wartawan sekolah tidak boleh menjadi provokator, pemeras, peminta-minta dan penyebar fitnah. “Jadilah wartawan sekolah, jangan jadi wartawan jadi-jadian,” ucapnya.

Dia menjelaskan, untuk menjadi wartawan saat ini tidak mudah. Harus memiliki pendidikan, kemauan, pantang menyerah, beretika, sehat jasmani dan rohani dan peka terhadap lingkungan.

Sementara pembicara ketiga, Redaktur Foto Harian Analisa, Andi Kurniawan Lubis mengatakan menjadi wartawan sekolah harus dibarengi dengan pengetahuan foto jurnalistik sehingga kemampuan ketika mendirikan majalah sekolah sumber daya manusia (SDM) pengelola sudah lengkap. Ketua Yayasan Perguruan SMK Pencawan 2 Medan, Masti Pencawan menyambut baik kegiatan yang diadakan Wartawan Unit Pemko Medan dan berharap berlanjut ke depannya.
Novita Ginting mewakili siswa mengaku bangga mendapat pengetahuan jurnalistik ini. “Dalam sehari saya mendapat tiga ilmu, apa itu KEJ, menulis berita dan foto jurnalistik. Semoga kegiatan ini terus berlanjut karena sangat bermanfaat,” katanya. (*/adl)

Hukum Tidak Tegas, Koruptor Tidak Jera

MEDAN – Jual beli dan penyalahgunaan jabatan sering kali terjadi di negara ini. Akibatnya, Indonesia menjadi salah satu negara terkorup, dengan banyaknya koruptor-koruptor yang merusak  tatanan dan moral bangsa.

Demikian ditegaskan praktisi hukum DR. Putra Kaban, SH, MH kepada wartawan kemarin. Menurutnya, salah satu faktor penyebab terjadinya korupsi ditanah air disebabkan para pejabat negara hingga daerah tidak lagi menganggap jabatannya sebagai suatu amanah, melainkan tempat mencari uang. Apalagi sudah menjadi kebiasaan, jabatan membuat pengaruh besar bagi perbaikan ekonomi pribadi para pejabat. Sebab bila jabatan yang semakin baik tidak dibarengi dengan kondisi ekonomi yang semakin baik pula, maka ini akan menjadi gengsi pejabat dimaksud dalam kehidupannya bermasyarakat. “Ini sekarang yang menjadi tekanan moral bagi para pejabat kita, sehingga akhirnya mereka terpengaruh untuk melakukan penyimpangan-penyimpangan dalam tugas dan jabatan.Ujung-ujungnya, mereka melakukan korupsi, ujar Kaban.

Kalau dahulu jabatan itu merupakan suatu amanah, lanjut advokat senior ini, sekarang sudah tidak lagi. Jabatan selalu menjadi lahan untuk mencari kekayaan, sehingga orientasi seperti ini merusak moral, mental dan kinerja mereka. Makanya sangat wajar bila banyak sekali koruptor di negara ini. Bahkan pejabat yang telah pensiun pun banyak yang dipidana lantaran korupsi.    Tapi meskipun demikian, tambah Kaban, semakin banyaknya lembaga-lembaga tindak pidana korupsi dan banyak pula pejabat-pejabat yang telah diadili, tidak membuat mereka jera melakukan kejahatan.

Ini disebabkan para pejabat itu beranggapan hukum di negara ini bisa diatur. “Saat ini memang ada kepribadian bangsa Indonesia yang sudah hilang. Etika dan moral masyarakatnya sudah tidak ada lagi. Sehingga menghalalkan segala cara untuk mencari kekayaan tanpa memikirkan dampak dan akibatnya. Padahal, apa yang dilakukan itu bisa membunuh diri sendiri dan mempermalukan keluarganya. Dan dengan semakin banyaknya kasus korupsi membuat kita bingung. Bisakan korupsi berhenti di Indonesia?” tanya eksekutif muda ini.

Menurut pengusaha alam wisata ini, korupsi di Indonesia sudah sangat sulit untuk diberantas, karena sistem yang sekarang ada sudah tidak konsistern lagi. Buktinya, semakin banyak institusi hukum dan banyak pula koruptor yang dipenjara, justru korupsi semakin merajalela.

Disisi lain, lanjut politisi salah satu parpol berkuasa ini, hukuman bagi para koruptor juga dianggap masih terlalu ringan, sehingga tidak menimbulkan efek jera bagi para pelakunya.  Untuk itu, penegakan hukum harus lebih ditingkatkan. Terutama hukuman paksa badan (penjara) dan pengembalian uang korupsi berikut dendanya. Bila tidak, korupsi akan terus menjadi-jadi. Hal ini juga akan berimbas pada tindak pidana umum yang pastinya nanti akan semakin meningkat pula. “Berlakukan kembali hukum tegas. Teori dan peraktek dalam menegakkan hukum harus disetarakan. Jangan beri ampun para koruptor,” pintanya. (*/ton/smg)

Pujakesuma Adakan Rapat Konsultasi dan Silaturahmi

Medan-Menindaklanjuti Mubes dan Muswil Pujakesuma di Kisaran 4-5 November 2011 lalu, pengurus Dewan Pimpinan Wilayah Pujakesuma Sumut yang baru terbentuk mengadakan Rapat Konsolidasi dan Silaturahmi  di Hotel Saudara Syari’ah, Sabtu, 26 November 2011.

Rapat dihadiri 80 orang pengurus dari jajaran DPP, DPW dan DPD itu membicarakan persiapan Rapat Kerja Wilayah dan menerima saran, imbauan dan masukan  dari jajaran DPD se Sumut. Pada kesempatan itu, Ketua DPW terpilih Kol. Ahwan Ismadi, SPdI, MH., mengatakan bahwa kepengurusan DPW Pujakesuma terpilih harus menunjukkan kesediaan untuk bekerja merealisasikan semua program kerja yang akan dirumuskan di Rakerwil mendatang, agar dapat memberikan manfaat nyata bagi eksistensi masyarakat Jawa di Sumut.

Dan menjadi agen pembangunan Sumut dan Sumatera pada umumnya “Pujakesuma harus menjadi alat perekat seluruh etnik Jawa yang ada di Sumatera, agar masyarakat Jawa di lingkungannya kian eksis untuk bersama etnik lainnya membangun daerahnya. Dengan demikian, keberadaan Pujakesuma di suatu wilayah akan memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan daerah itu” demikian Kol. Ahwan membuka pembicaraannya dengan insan pers di lobi Hotel Saudara Syariah. Selanjutnya, Ahwan meminta agar jajaran pengurus selalu berbenah diri dalam bekerja membesarkan Pujakesuma dengan terus memahami AD ART organisasi, sehingga terhindar dari kesalahan fatal yang memalukan. “Merubah nama DPP menjadi PP dan DPW menjadi PW adalah contoh memalukan yang menggambarkan ketidaktahuan akan AD ART organisasi.

Lebih jauh, Ketua Harian DPW Pujakesuma Propinsi Sumut, Ir H Setyo Purwadi Mangunsastro MM, menekankan bahwa Pujakesuma itu adalah organisasi komitmen, non profit dan tidak berafiliasi dengan partai politik dan kepentingan politik sesaat dari pihak manapun. Karenanya, Purwadi mengajak segenap jajaran pengurus untuk menyadari hal ini, dan menjaga Paguyuban Pujakesuma agar senantiasa Rukun, Raket, Regeng dan Rumekso. Sebagai organisasi etnik, Pujakesuma memilki tujuan mulia utuk mensinergikan semua potensi masyarakat Jawa di Sumatera dalam rangka membangun Sumatera pada khususnya dan bangsa Indonesia seutuhnya, tambah Purwadi lagi.

“Jadi, sangat disayangkan jika Pujakesuma sebagai organisasi komitmen, harus dipolitisir oleh pihak tertentu untuk mengusung kepentingan tertentu, di luar visi dan misi organisasi,”ujarnya. Selanjutnya, lanjutnya, sebagai organisasi etnik yang seksi, tentu saja ada banyak pihak yang merasa berkepentingan dengan Pujakesuma sampai ada sebagian kalangan yang sampai tega melakukan pemecahan dengan mengumumkan susunan pengurus menurut versi tertentu. “Untuk kepentingan keutuhan organisasi, kami tegaskan di sini, Mubes III Pujakesuma di Sabty Hotel, Kisaran 5 November lalu telah memutuskan posisi Ketua Definitif DPP Pujakesuma dipegang H Suratman SP dan Sekretaris Umum H Suherdi SSos. Sedangkan Ketua DPW Pujakesuma Propsu adalah Kol Inf Ahwan Ismadi, SPdI, M.H. dengan Sekretaris Umum Sulasno Sumarto,” sambung Purwadi.

Rapat Konsultasi dan Silaturahmi DPW Pujakesuma dibuka dengan menghadirkan pemaparan dari beberapa tokoh masyarakat Jawa di Sumut yakni Sekjen DPP Pujakesuma, DR Budi Agustono, Kepala Dinas Diknas Sumut, Drs. H. Syaiful Syafri MM, dan Kepala Badan Ketahanan Pangan Propsu, Ir. H. Setyo Purwadi Mangunsastro, MM. Budi Agustono memaparkan sejarah kehadiran etnik Jawa di Sumatera, sementara Syaiful Syafri memaparkan potensi dari masyarakat Jawa yang cukup  besar. (rel/sih)

Rapat berakhir sekitar pukul 18.00 dan dilanjutkan dengan sarasehan di Padepokan Tunggal Roso Nuswantoro yang dihadiri beberapa tokoh DPP seperti . H. Rusbandi, H. Suratman, dan tokoh wanita Pujakesuma Prof. Hj Sri Susilawati. (rel/sih)

Lebih Baik Berwirausaha

Studi Ekskursi Mahasiswa USU di Bank Indonesia

MEDAN-Sebagai upaya mengenal ilmu kewirausahaan, sejumlah mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) di bawah koordinasi Cikal USU menggelar studi ekskursi di Bank Indonesia. Kegiatan kerjasama Bank Indonesia, Kadin Sumut dan Bank Sumut itu diharapkan mampu menggiring cara berfikir mahasiswa USU menuju jalan wirausaha dibandingkan menjadi pekerja di sebuah perusahaan ataupun instansi.

Hal itu disampaikan Ketua Tim Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Regional I Sumut-NAD, Mikael Budi Satrio saat memaparkan ke sejumlah mahasiswa mengenai program kewirausahaan di Bank BI Medan, dalam tajuk “Studi Ekskursi Kerjasama Bank Indonesia Medan dengan Pusat Inkubator Bisnis dan Teknologi Cikal USU, di Bank BI, Selasa (29/11).
Kata Mikael dengan berwirausaha akan memberikan banyak manfaat dan dampak positif diantaranya mampu menyerap pegawai dari usaha yang dibangun.

Hanya saja untuk menjadi seorang usahawan, harus berani melakukan hal-hal baru dan tidak ragu mengambil risiko. Karena bagaimanapun seorang wirausahawan harus dituntut menghadirkan ide-ide cemerlang sehingga usahanya berhasil berkembang dan maju.

Data yang diperoleh hingga awal 2011, lanjut Mikael, sebanyak 400ribu orang yang tidak memiliki kerja alias pengangguran di Sumut.  Tentunya angka ini tergolong besar dan butuh perhatian khusus oleh pemerintah.
Dengan begitu untuk membantu program pemerintah mengurangi angka tersebut peran wirausaha sangat diperlukan sekali. “Kita membutuhkan para mahasiswa sebagai generasi muda yang berani memilih jalan wirausaha dan nantinya bisa mengurangi jumlah pengangguran di Sumut,” jelasnya.

Ketua Pusat Inkubator Bisnis dan Teknologi Cikal USU, Prof Ritha F Dalimunte mengaku kondisi di lapangan masih sedikit sekali tenaga yang fokus di dunia wirausaha. Melalui studi ekskursi di Bank Indonesia ini, sambung Rita, diharapkan bisa menjadi masukan penting dan memberi pengaruh besar bagi mahasiswa menuju dunia wirausaha.
Menurut Ritha alasan kegiatan dilakukan di Bank Indonesia, Kadin Sumut dan Bank Sumut ini guna memperkenalkan arti sebuah bank bagi seorang wirausaha. “Sebab mau tidak mau, cepat atau lambat pasti pengusaha akan bersinggungan dengan bank. Tidak hanya untuk menyimpan uang saja, namun bank juga mempunyai fungsi guna memperoleh pinjaman modal demi menjadi seorang wirausaha muda,” urainya. (uma)

Medan Belum Beres

Penyaluran Dana Bos Tahap IV

MEDAN-Meskipun penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahap ke IV sudah bisa disalurkan, namun hingga kini baru Kabupaten Tanjung Balai yang menyalurkan dana BOS untuk tahap ke IV anggaran 2011.

Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Sumatera Utara (Kadisdiksu), Syaiful Safri saat dikonfirmasi , Selasa (29/11).
Syaiful mengatakan penyaluran kali ini merupakan penyaluran untuk periode yang terakhirkalinya pada tahun 2011. “Kabupaten yang lain diharapkan segera mengajukan dan menyalurkan dana tersebut dan diharapkan jangan sampai terlambat seperti yang lalu-lalu,” pintanya.

Seperti yang diketahui bahwa pada 2011 Sumut mendapat anggaran BOS sebesar Rp1,08 triliun. Mengenai besarnya biaya satuan BOS yang diterima oleh sekolah termasuk untuk BOS buku dapat dikategorikan bagi siswa SD/SDLB di kota menerima Rp400 ribu per siswa selama setahun dan siswa SD/SDLB di kabupaten hanya menerima Rp397 ribu per siswa selama setahun.

Sedangkan untuk siswa SMP/SMPLB/SMPT di kota mendapatkan Rp575 ribu per siswa selama setahun dan untuk siswa SMP/SMPLB/SMPT di kabupaten hanya mendapatkan Rp570 ribu per siswa selama setahun.
Penyaluran dana dilakukan setiap tiga bulan sekali (triwulan) selama satu tahun.

“Setelah rapat koordinasi kemarin diharapkan kabupaten/kota tidak lagi memperlambat bahkan mempercepat penyaluran dana BOS,” harapnya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan, Hasan Basri saat ditanya tentang penyaluran dan BOS mengaku jika pihaknya belum melakukan penyaluran karena anggaran tersebut belum turun atau disalurkan ke kabupaten/kota.
Hasan mengatakan jika anggaran masih berada di pusat. “Kita memang belum menerima anggaran dari pusat, jika pun sudah disalurkan pasti kita dahulukan. Karena selama ini kota Medan tidak pernah memperlambat penyaluran BOS. Biasanya kalau sudah ada info langsung kita ajukan,” akunya.(uma)

Bahasa Sederhana versus Kata Tingkat Tinggi

Karya sastra adalah penjabaran abstraksi, namun filsafat yang menggunakan bahasa juga disebut abstraksi. Maka abstrak adalah cinta kasih, kebahagian, kebebasan, dan lainnya yang digarap oleh filsafat. Tanpa ada maksud menciptakan dikotomi dalam kesusastraan, ada perbedaan antara literatur biasa dengan sastra. Sastra memiliki sense of love yang lebih representatif.

Hampir di setiap zaman sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasannya; 1) Sastra menggunakan bahasa yang mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua kegiatan manusia.

2) Sastra juga lebih mudah berkomunikasi karena pada hakikatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat menggunakan bahasa abstraksi. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.  3) Sastra juga didukung oleh cerita. Dengan cerita orang lebih mudah tertarik, dan dengan cerita orang lebih mudah menemukan gagasan-gagasannya dalam bentuk yang tidak normatif.

Puisi termasuk karya sastra, ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, Tuhan melalui media bahasa yang artistik/estetik, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya. Kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan figura bahasa, seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dan sebagainya.

Kata-kata yang ambiguitas, yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir. Kata-kata yang berjiwa, yaitu kata-kata yang mengandung suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau. Kata-kata yang konotatif, yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa. Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati. Maka puisi merupakan small words, bahasa yang sederhana namun, memiliki sejuta makna yang lebih mudah dipahami dibandingkan bahasa filsafat.

Bahasa filsafat itu njlimet, bahasa yang dalam penuh arti, kadang perlu merenungkannya untuk dapat mengerti bahasa itu, bahkan bisa jadi membingungkan. Filsuf selalu terombang-ambing antara dua keinginan yang saling bertentangan.
Big Words (kata-kata tingkat tinggi). Para filsuf menggunakan kata-kata tersebut yang tidak dapat dipahami sebagian umum orang, dan kemudian menyusun apa yang dianggap sulit daripada yang sederhana. (*)

Tidak diragukan lagi bahwa buku-buku filosof dipenuhi dengan kata-kata tingkat tinggi tersebut.
Interpretasi realitas ungkapan bahasa dalam konteks filsafat bahasa merujuk pada kebenaran yang hakiki dari ungkapan bahasa. Namun, kadang kala ungkapan bahasa tersebut memiliki makna yang ambigu sehingga perlu interpretasi untuk mempermudah makna. Hematnya interpretasi realitas ungkapan bahasa merupakan cermin dari tujuan yang hendak disampaikan dalam ungkapan bahasa. (*)

Penulis: Dian Syahfitri

Renovasi Rumah Tanpa IMB, Preman Kadishut Dipolisikan

MEDAN-Renovasi rumah di Komplek Taman Setia Budi Indah (Tasbi) I Blok GG No. 5, Medan, tanpa memasang plang Izin Mendirikan Bangunan (IMB) milik Kepala Dinas Kehutanan Sumut JB Siringoringo berlanjut ke kepolisian. Pasalnya, tetangga yang memprotes pembangunan malah diancam beberapa preman yang salah seorangnya mengaku Iwan Black.

Jefri Surbakti, warga Komplek Tasbi I Blok GG No. 70 yang berada tepat di belakang rumah Kadishut, melaporkan pengancaman preman tersebut ke Mapolsek Sunggal, Selasa (29/11). Laporan itu tertuang dalam LP/3654/XI/SU/res sek sunggal.

Penuturan pria anak lima itu, renovasi rumah pejabat tinggi di Pemprovsu itu sudah berlangsung 2 bulan. Meski sudah diprotes karena pembangunan membuat rumahnya menjadi kotor akibat semen berjatuhan dan atapnya bocor, tak diindahkan oleh pekerja. Hal itu juga telah menjadi perhatian PT Ira Widya Utama, yang sudah memperingatkan pemilik rumah agar membangun dengan IMB dan izin tetangga.

Protes Jefri dengan meminta mandor rumah itu membetulkan atap teras yang bocor dan membersihkan lantai dan dinding yang terkena semen, malah membuat kontraktor ini berurusan dengan preman. Tiga pria tak dikenal datang ke rumahnya. Dengan sikap tak bersahabat, Jefri dibentak-bentak di depan anak-anaknya.

“Mereka ngakunya preman. Saya dimaki-maki dan diancam depan anak-anak saya. Salah seorangnya bilang, ‘tandai saya Iwan Black, preman di sini. Semua satpam di Tasbi ini tahu siapa saya’,’’ kata Jefri mengulang ucapan preman itu.
Dia juga heran, setiap bulan ada pengutipan keamanan yang besarnya bervariasi. “Kami dikutip Rp70 ribu setiap bulan pake kwitansi, untuk keamanan dan kebersihan. Ada juga tetangga yang dikutip Rp200 ribu. Tapi kalau satpam takut sama preman, buat apa dikutip uang keamanan?” katanya heran.

Jefri berharap Kapoltabes Medan Kombes Tagam Sinaga yang tengah gencar memberantas preman sigap meringkus preman-preman yang kini dibanyak digunakan pejabat untuk menakuti warga.

Terpisah, Kadishut Sumut JB Siringoringo yang dikonfirmasi via seluler, mengaku tidak tahu adanya permasalahan dengan tetangga akibat perehaban rumahnya. Dia juga membantah dirinya menggunakan preman. “Nanti saya bicarakan dengan orang rumah. Seharusnya yang kayak gini jangan jadi masalah,’’ katanya, beberapa waktu lalu. Namun sampai kemarin, (29/11) tak ada pembersihan bangunan maupun solusi penyelesaian masalah tersebut.

Sementara, Yopie Batubara, pengelola perumahan Tasbi I, mengatakan, permasalahan itu lebih diketahui Direktur Utama PT Ira Widya Utama, Ir Dulang Martapa.

Ir Dulang Martapa yang dikonfirmasi via seluler mengakui, rumah Blok GG No 5 tersebut merupakan kediaman Kadishut Sumut. Pihaknya sudah melayangkan surat peringatan atas perehaban rumah tanpa plang IMB. Sebab, sesuai ketentuan perehaban rumah harus diketahui pengelola perumahan.
Kepala Seksi Penindakan dan Pengawasan Tata Ruang dan Tata Bangunan (TRTB)  Pemko Medan, Ali Tohar menyatakan, pihaknya pernah menerima surat keberatan warga atas renovasi rumah milik Kadishut Sumut. “Dalam waktu dekat ini, kami akan meninjau lokasi,” ujarnya. (mar/smg)