28 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 14348

175 Rumah Dihantam Banjir

Pemkab Belum Beri Bantuan

LABUHANBATU- Sedikitnya 175 rumah warga di Desa Sennah, Kecamatan Pangkatan, Kabupaten Labuhanbatu, dilanda banjir. Sudah tiga hari banjir tersebut menggenangi rumah warga, namun hingga kini Pemkab Labuhanbatu belum juga memberikan bantuan kepada warga.

“Bantuan belum ada, namun kita sudah berkordinasi dengan Pemkab agar dapat memberikan bantuan bahan makanan seperti beras. Untuk obat-obatan juga sudah kita kordinasikan dengan pihak dinas kesehatan,” kata Camat Pangkatan Ikram Syahputra, Jumat (04/11) saat meninjau lokasi banjir.

Menurut Ikram, bencana banjir yang melanda desa Sennah tersebut, kerap terjadi dikala curah hujan tinggi. Namun hingga kini pemerintah belum juga memiliki solusi yang tepat untuk mencegah banjir tersebut.
“Kalau musim hujan sering terjadi banjir seperti ini,” ujarnya.

Selain rumah warga, air berkedalaman selutut orang dewasa itu juga menggenangi sarana jalan di desa tersebut. Namun  tidak menghentikan aktivitas lalulintas.

“Masih bisa sih dilewati, tapi sepeda motornya harus disorong lah,” kata Darno (27), salah seorang pengendara sepeda motor saat melewati jalan yang digenangi air.

Pantauan Metro (Grup Sumut Pos), untuk sarana umum lainnya, seperti tempat ibadah, sekolah dan puskesmas masih tetap beraktivitas seperti biasa. Namun tempat-tempat umum tersebut dikhawatirkan akan digenangi air bila curah hujan terus meningkat.

Sementara itu, sejumlah warga Desa Sennah berharap, Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu dapat memberikan bantuan kepada warga yang mengaku tidak dapat beraktivitas akibat banjir tersebut.

“Sangat kita harapkanlah bantuan dari pemerintah terutama untuk bantuan bahan makanan, karena kita sudah tiga hari tak kerja, ladang kita pun habis terkena banjir,” kata Br Situmorang (39). (Cr1/smg)

Kemenag Diminta Jelaskan Prosedural Pemakaian

Miniatur Kabah Dibisniskan

LANGKAT- Kementrian Agama (Kemenag) Langkat diminta menjelaskan aturan main penggunaan bangunan miniatur manasik haji sebagai tempat praktik anak-anak sekolah. Menyusul, dimunculkannya ketetapan pengutipan uang berdalih kebersihan yang memberatkan orangtua murid.

“Kemenag harus fair, kalau memang ada peraturan yang mengatur tentang beban uang kebersihan atau semcamnya bagi anak-anak sekolah ataupun umum yang ingin menggunakan bangunan miniatur manasik haji, kenapa tidak terbuka diumumkan?,” kata Wakil Ketua DPRD Langkat asal PDI-P, Suhardi Surbakti.

Hal itu ditekankan Surbakti kepada wartawan ketika ditemui di ruang Fraksi PDI-P, Jum’at (4/11), menyikapi penolakan orang tua serta wali murid dari Taman Kanak-Kanak Al Qur’an (TKA) dan Madrasyah Diniyah Aliyah (MDA) Dinul Hasanah Stabat dan Lingkungan Paya Mabar, terkait dimintainya Rp5 ribu per siswa yang ingin melaksanakan praktik manasik haji di tempat tersebut.

Untuk itu, sambung Ucok sapaan akrab Suhardi, tak ada pilihan bagi Kemenag harus membuat ketegasan melalui pemberitahuan terbuka tentang prosedural pemakaian miniatur manasik yang nota bene pembangunannya disebut-sebut tidak hanya mengandalkan modal atau anggaran Kemenag saja.

Menurut dia, guna mengikis pemikiran negatif atau prasangka buruk dialamatkan warga kepada oknum pengelola di Kemenag, maka sepantasnyalah aturan baku prosedural penggunaan miniatur dimaksud disosialisasikan kepada warga bukannya main todong meminta dana yang sudah dipatokkan saat pihak-pihak tertentu ingin menggunakannya.
“Sejatinya, pengelola sudah mensosialisasikan tentang aturan pemakaian miniatur manasik jauh sebelumnya. Bukan saat suatu pihak ingin memakai, langsung main todong saja dengan menetapkan berapa nominalnya dan hebatnya per kepala lagi. Untuk persoalan ini, kita rekomendasikan komisi terkait meminta penjelasan dari Kemenag bagaimana sebenarnya. Jangan-jangan, dikhawatirkan hanya akal-akalan oknum tertentu,” papar Ucok. (mag-4)

Pedagang Pulsa Temukan Uang Palsu

TEBING TINGGI- Uang palsu (upal) pecahan Rp100 ribu, kini banyak beredar di Kota Tebing Tinggi. Kali ini, pemilik Toko Nika Ponsel A Saragih (29), di Jalan Gunung Martimbang I, Kelurahan Lalang, Kecamatan Rambutan, Kota Tebing Tinggi, menerima uang palsu pecahan Rp100 ribu dari seseorang yang berbelanja di tokonya, Jumat (4/11).
A Saragih mengaku, dia tidak mengetahui kalau uang pecahan seratus ribu tersebut palsu.

“Saat itu ramai orang berbelanja pulsa. Ketahuannya setelah melakukan penyetoran uang ke Bank BRI Jalan Sutomo, Kota Tebing Tinggi, ternyata pihak bank langsung mencoret uang tersebut dan mengatakan selembar uang pecahan Rp100 ribu tersebut palsu,” katanya sambil menunjukan uang palsu tersebut.

Masih keterangannya, kalau dilihat sepintas, uang palsu tersebut sangat mirip dengan aslinya, tapi setelah diperhatikan secara teliti, uang palsu jika diraba terasa sangat kasar, ukurannya lebih lebar, cetakan huruf dan warna sedikit kabur, benang emas tidak mengkilat serta jika terkena air tulisan yang tertera di uang akan luntur.

“Uang palsu itu bernomor seri HDT 225618, kemungkinan pemilik uang palsu ini sengaja membelajakan uangnya malam hari dan melihat kondisi saat ramai pembeli,” kata Saragih. Sementara, pihaknya belum mengadukan hal tersebut ke petugas kepolisian, karena pemilik uang palsu tersebut tidak diketahui siapa orangnya.

Terpisah, Benny pengusaha grosir di Jalan KL Yosudarso, juga pernah mendapat uang palsu pecahan Rp50 ribu. Untuk mengantisipasi supaya jangan tertipu kembali, dia selalu hati-hati setelah menerima uang dari para pembeli. “Kita periksa secara seksama atapun menggunakan sinar laser,” ungkap Beny. (mag-3)

Inkyun Dijemput Agen Persela

MEDAN- Kehadiran gelandang asal Korea Selatan Inkyun Oh untuk seleksi di PSMS berakhir sudah. Karena tak kunjung ada kejelasan soal kontrak, Inkyun akhirnya memilih hengkang. Terlebih klub yang sebelumnya syor dengan kemampuannya, Persela Lamongan datang lansung menjemputnya.

Selama seleksi,  performa Inkyun cukup menarik bagi warga Medan yang kerap nonton latihan PSMS. Tim pemandu bakat PSMS, Suharto, Roekinoy dan Sugihar pun mengaku kepincut. “Tapi Inkyun sudah pergi tadi (4/11) pagi. Agennya bilang, dia diminati Persela, klub tempat dia mengikuti seleksi sebelumnya. Pihak dari Persela yang langsung menjemputnya,” ujar Roekinoy, Jumat (4/11).

Roekinoy menyebutkan, awalnya dirinya tidak menyangka Inkyun Oh bakal kembali ke Persela. Namun, pihak Persela yang sebelumnya diprediksi tidak serius mengikat Oh rupanya punya pertimbangan lain. “Kami pikir dia tidak jadi ke Persela, rupanya kami keliru,” sebutnya.

Sosok Inkyun awalnya diharapkan menggantikan peran pemain berpaspor Liberia yang sebelumnya juga mundur dari PSMS Stephen Nagbe Mennoh. Tapi apa daya, tak satupun rencana yang berhasil.

Ada lagi satu nama yang konon akan didatangkan. Dia adalah gelandang asal Brasil Orlando De Melo Juninho. Tapi itu juga masih di awang-awang.

Hal itu dipahami Suharto. Mantan pelatih PSMS musim 2010/2011 tersebut mengakui betapa timnya butuh pemain mumpuni di lini tengah. Namun, tidak banyak yang bisa dilakukan untuk memuluskan harapan tersebut. “Sementara kami masih menunggu. Kami terus berkomunikasi dengan pelaksana teknis, tapi memang, belum didapatkan pemain yang diharapkan. Dengan manajemen, kami menyodorkan nama untuk dipanggil, jadi bukan manajemen yang mendatangkannya,” jelasnya.

Suharto memang terlihat sibuk berkomunikasi dengan para koleganya, Jumat (4/11), ia menanyakan pemain yang berkemungkinan untuk dipantau di PSMS, namun belum ada, termasuk bidikannya berikutnya eks pemain Persebaya 1927 John Tarkpor Sonkaley. “Tadi sempat saya tanya ke teman, di mana Tarkpor saat ini. Tapi dia bilang, sedang berada di negaranya (Libya). Ya, kami sedang upayakan akses untuk bisa berkomunikasi dengannya (Tarkpor, Red),” kata Suharto lagi.

Suharto menyadari, tenggat waktu kompetisi sudah semakin dekat. Untuk itu dia tidak lagi akan menyeleksi jika menemukan pemain yang sudah punya nama. “Cari yang sudah jadi, tinggal menyeleksi kesehatannya saja. Kalau stoper Korea (Kyu Hyung Hyun) cocok, kami akan upayakan mencari dua pemain asing di posisi gelandang bertahan dan menyerang,” pungkasnya. (saz)

DPRD Keberatan Kutipan Retribusi Galian C

KARO- Lembaga legislatif Kabupaten Karo, menyatakan keberatan atas kutipan restribusi penambangan galian C dolomit sebesar Rp 8 per Kg, yang dilakukan Pemkab Karo terhadap pengusaha lokal.

Peryataan itu  terungkap, saat rapat dengar pendapat antara DPRD Karo dan eksekutif, atas aspirasi perwakilan warga  Kecamatan Payung, Kutabuluh, dan Tiganderket, mengenai keberatan mereka dengan adanya aktivitas penambangan dan pengutipan restribusi, di ruang sidang paripurna DPRD Karo, Jumat (4/11).

Pihak legislatif bersikukuh menentang kebijakan sepihak Pemkab Karo, karena lembaga DPRD merasa di langkahi. Sebab sebelumnya tidak pernah ada pembahasan bahkan pemberitahuan dari eksekutif, kalau di lapangan, terjadi improvisasi  pengutipan restribusi galian C dolomit dengan dalih peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Belum adanya Peraturan Daerah (Perda) terkait kenaikan harga restribusi dolomit, tentunya mem buat berang pihak  DPRD Karo. Namun sejumlah pertanyaan yang diajukan terhadap pimpinan Kabupaten Karo, oleh pihak legislatif seolah tidak mengenai sasaran. Pertanyaan demi pertanyaan yang dolontarkan dengan jawaban yang diberikan, hingga rapat berakhir tidak menemui titik terang.

Menurut Bupati Karo, DR (HC) Kena Ukur Karo Jambi Surbakti, kebijakan yang ditempuh  Pemkab itu, tidak lain hanya bertujuan guna peningkatan PAD. Diutarakannya, sebelum ia menjabat, harga dolomit Rp85 per kilogram. Pasca ia memimpin, harga dolomit akhirnya dinaikkan menjadi Rp145 per kg oleh pembeli. Dari Rp145 tersebut, Rp8 per kg untuk kas Pemda.

Satu truck seberat 10 ton, berarti Rp80 ribu per truk ke PAD. Sesuai keterangannya, saat ini sudah terkumpul dan masuk kas Pemkab Karo dari galian C dolomit Rp167 juta.

Hingga berakhirnya rapat dengar pendapat, sekitar pukul 16.00 WIB, tidak ditemukan solusi. Perwakilan petani, pengusaha transportasi dan penambang dolomit, Josua Bangun, kepada wartawan mengatakan, pihaknya kecewa dengan terombangambingnya keputusan rapat dan tidak ada yang mengena terkait tuntutan warga. (wan)

Lini Belakang Penuh

Berniat memoles lini tengah, PSMS justru kebanjiran pelamar di sektor belakang. Terutama di sektor stoper. Pencoretan terhadap dua stoper asing Sthembiso dan Traore Yossouf dibarengi dengan hadirnya pelamar baru di posisi yang sama. Anderson Da Silva yang hadir Senin (31/10) dan teranyar Bayu Sutha serta Ku Kyung Hyun kini tengah mencoba merebut perhatian tim seleksi.

Kedatangan ketiga stoper itu membuat sektor belakang ‘menggemuk.’ Soal ketiga pemain itu, Bakal Asisten Pelatih PSMS, Roekinoy mengatakan pihaknya akan lebih dulu memantau sebelum memutuskan lolos tidaknya. “Ya tentu harus dilihat dulu kemampuannya. Kita tidak ingin salah pilih,” ujarnya, Jumat (4/11).

Namun dari segi usia Anderson, dan Bayu tak lagi muda. Usia keduanya sudah melewati kepala tiga. Faktor usia ini tentu rentan terhadap tingkat kecepatan keduanya. Sebelumnya Patricio Jimenez, Pierre Njanka, dan Oyedepo George yang sempat mencoba peruntungan di posisi stoper juga dicoret karena usia dan dinilai lambat.

Sementara Ku Kyung Hyun saat aksi pertamanya di Stadion Teladan Jumat (4/11) cukup menunjukkan kesan yang memikat. Di usianya yang baru menginjak 30 tahun ia cukup gesit menutup celah di belakang.

Sebenarnya tim seleksi lebih dulu kepincut pada Ledi Utomo yang berusia lebih muda. Mantan pemain timnas U-23 Indonesia di Sea Games, Filiphina 2005 dan sempat memperkuat timnas senior di Piala Tiger/AFF 2006 ini dinilai cocok mengawal lini pertahanan PSMS. “Kalau Ledi memang kita yang panggil. Dari pemantauan seleksi sepertinya dia sudah 99 persen,” kata Kinoy mengomentari pemain kelahiran 1983 itu.

Sebelumnya PSMS sudah punya Ramadhan Syahputra (25), Novi Handriawan (25) serta Eko Prasetyo Ariyanto (26). (saz)

17 Warga Ditangkap Main Judi

DOLOK SILAU- Sebanyak 17 warga Saran Padang, Kecamatan Dolok Silau, digrebek Satreskrim Polres Simalungun, saat asik main judi dadu putar di salah satu warung tuak. Ketujuh belasnya pun diboyong ke Polres Simalungun untuk menjalani pemeriksaan.

Informasi yang dihimpun METRO (Grup Sumut Pos) Jumat (4/11) menyebutkan, diantara 17 tersangka pemain judi, 11 orang diantara bermain judi dadu putar, sementara 6 orang lainnya bermain judi Ceki. Ketujuh belas pelaku bermain judi ditempat yang sama yakni disalah satu warung tuak warga. Kesebelas pemain judi dadu putar yakni Egi Tarigan (20) yang bertindak sebagai Bandar, kemudian Bella Saragih (24), Basardi Damanik (28), Nungkun Saragih (40), Parulian Purba (42), Annis Purba (52), Terangkat Barus (41), Juniar Tarigan (43), Kesman Saragih (57), Kahari Damanik (61) dan Asli Tarigan (37) merupakan pemain judi dadu putar yakni warga Jalan Besar Saran Padang Nagori Saran Padang Kecamatan Dolok Silau.

Sementara pemain judi ceki yakni Eben Tarigan (37), Markus Sembiring (42), Ramlan Purba (40), Jaminggu Sipayung (51), Juda Sembiring (25), dan Jalan Sembiring seluruhnya warga Jalan Besar Saran Padang Nagori Saran Padang Kecamatan Dolok Silau.

Saat ditemui di tahanan Mapolres Simalungum, para pelaku enggan berkormentar. Ketujuh belas pelaku tampak tertunduk lesu duduk di lantai ruang tahanan. “Main judi untuk buang suntuk aja, lagian kami mainnya hanya kecil-kecilan,” kata salah seorang pelaku sambil menghisap rokoknya.

Kapolres Simalungun AKBP M Agus Fajar melalui Kasubbag Humas AKP H Panggabean membenarkan penangkapan pelaku pemain judi. “Saat ini pelaku sudah ditahan, dan akan dijerat pasal 303 KUHP tentang perjudian dengan ancaman dibawah lima tahun penjara,” katanya. (hot/smg)

Tutupi Utang Orangtua Residivis Curi TV

TEBING TINGGI- Sopian Lubis (25) warga Jalan Asrama, Kelurahan Persiakan, Kota Tebing Tinggi dan Budi (23) warga Jalan Sei Bahbolon, Kecamatan Bajenis, Kota Tebing Tinggi, berhasil ditangkap Satuan Reskrim Polsek Rambutan, saat akan menjual hasil barang curian berupa satu unit televisi 21 inch di Jalan Kartini, Kota Tebing Tinggi, Kamis (3/11) sekira pukul 20.00 WIB.

Menurut Sopian Lubis, dia terpaksa mencuri karena harus membayar utang orangtuanya saat menyelesaikan kasus dirinya karena terlibat dalam kepemilikan narkotika beberapa waktu lalu.

Sopian Lubis merupakan mantan residivis kasus narkoba yang baru bebas di tahun 2010 dengan masa hukuman empat tahun delapan bulan penjara. “Aku mencuri untuk membayar utang yang dipinjam kedua orang tua ku, sewaktu mengurus proses hukum ku,” terang Sopian, ketika diperiksa di Mapolsek Rambutan, Jumat (4/11) siang.

Diakui kedua tersangka kasus pencurian ini, mereka telah tiga kali berhasil melakukan pencurian di rumah warga. Aksi pertama dilakukan di Kelurahan Brohol, Kota Tebing Tinggi, di kediaman Sugeng, kedua pelaku berhasil mengasak dua unit DVD serta satu unit Amplier.

Kapolsek Rambutan, AKP M Simarmata mengatakan, kedua tersangka pelaku pencurian menggunakan modus menyaru sebagai pencari barang rongsokan (botot,Red) di belakang rumah warga dengan membawa goni besar. Tetapi aksi itu hanya untuk mengelabui warga, disaat warga lengah dan rumah terlihat kosong, para pelaku langsung beraksi
“Mereka gunakan modus tukang botot dengan membawa goni. Rumah terlihat kosong ditinggal pemiliknya, para pelaku langsung merusak jendela dan membawa kabur barang-barang berharga,” terang M Simarmata.(mag-3)

Bersama Mencipta Surat Kabar Profesional

SPS Sumut Berkunjung ke Graha Pena

Pengurus baru Serikat Perusahaan Surat Kabar (SPS) Sumut meringankan langkah untuk  berkunjung ke Gedung Graha Pena, kantor Harian Sumut Pos Grup di Jalan Sisingamangaraja Medan, Jumat (4/11) sore. SPS mengajak Harian Sumut Pos untuk turut menggemakan surat kabar profesional.

“Kita membuka pintu, agar Sumut Pos nantinya bersedia bergabung dan bekerja sama dengan SPS dalam berbagai kegiatan yang digelar,” ujar Ketua SPS Sumut Taruna Jasa Said didampingi Zakki Abdullah (Direktur Eksekutif), Farianda Putra Sinik (Sekretaris), Bachtiar Tanjung (wakil ketua), Arifin Butarbutar (Komisaris), Erwin Siregar dan Baharruddin (wakil ketua).

Menurut Taruna Jasa Said, keberadaan Sumut Pos dalam industri surat kabar di Medan dan Sumut memberikan angin segar. Dengan isu, tulisan dan tampilannya Sumut Pos mampu menarik minat masyarakat untuk membacanya.  “Terutama, anak muda yang memilih membaca Sumut Pos, karena tampilan dan isu yang disajikan,” timpal Zakki Abdullah.

Karena itu, trik dan tips Sumut Pos inilah yang setidaknya dapat dibagi ke surat kabar yang lain, sehingga berbagai surat kabar tersebut mampu bersaing dan menghadapi seleksi alam.
Rencananya, dalam waktu dekat, SPS Sumut akan mengadakan pelatihan terkait dengan pengelolaan surat kabar. Mengingat Sumut Pos sebagai salah satu surat kabar dengan pembaca terbanyak, setidaknya dapat membagi ilmunya untuk menarik minat masyarakat membaca. Cara bagaimana Sumut Pos mampu bertahan di tengah persaingan surat kabar dan media lainnya yang semakin menjamur, juga diharapkan bisa dibagi.

Hingga saat ini, perusahaan surat kabar yang tergabung dalam SPS Sumut hanya 16 surat kabar, yang terdiri dari media harian dan mingguan. Sementara jumlah surat kabar yang ada di Sumut sekitar 40-an surat kabar. Padahal visi dan misi dari SPS ini untuk memajukan surat kabar, sebagai wadah penyaluran idealisme masyarakat. “Dengan SPS, kita harapkan bisa membuat kemajuan bersama, sehingga media yang tergabung dapat sama-sama besar,” lanjut Zakki Abdullah.

Jiwa muda yang disalurkan Sumut Pos melalui tulisan, isu dan penampilannya terbukti dari penghargaan yang didapat, sebagai media cetak yang paling banyak dibaca kaum muda. Melalui penampilan yang selalu berubah, diharapkan dapat membuat pembaca tetap semangat untuk membaca Sumut Pos. “Banyak yang harus ditiru dari Sumut Pos, mulai dari tulisan, penampilan dan survivenya yang dapat menarik begitu banyak iklan,” sambung Zaki.

Kunjungan dari pengurus SPS Sumut yang merupakan orang-orang yang berkompeten dalam dunia surat kabar ini juga disambut baik oleh tuan rumah. Harapan yang diajukan SPS Sumut juga didukung oleh radaksi Harian Sumut Pos, untuk menciptakan profesionalisme dalam dunia jurnalistik. “Kita dukung, dan harapan kita dengan SPS ini akan membuat media di Medan akan semakin kompak, demi terciptanya proses jurnalistik yang baik,” ujar Pemimpin Umum sekaligus Pemimpin Redaksi Sumut Pos, Zulkifli Tanjung. (*)

Pertahankan Predikat Adipura

LANGKAT- Stabat sebagai ibukota Kabupaten Langkat, berupaya mempertahankan predikat kota peraih penghargaan bidang kebersihan dan penataan lingkungan selama 5 tahun berturut-turut sejak tahun 2006. Makanya, terus berbenah guna mewujudkan keinginan tersebut.

“Kami berharap, seluruh warga stabat semakin tumbuh kesadarannya memelihara kebersihan. Pasalnya, adipura yang diraih merupakan marwah dan harus dijaga bersama,” kata Sekdakab Langkat, Surya Djahisa, saat meninjau pusat pasar, Jumat (4/11).

Pada kesempatan peninjauan, tampak turut mendampingi Kadis Kebersihan dan Pertamanan Astaman, Kadis Perindag T Nilfan Sahari, Kakan Satpol-PP Irham Sukri, Kabag Humas Syahrizal, Camat Stabat M Nurta, unsur Dinas PUD, unsur Badan LH dan Lurah Stabat Baru Jhoni.

Dalam momen peninjauan, Sekda berpesan kepada masyarakat sedang berbelanja maupun pedagang untuk memperhatikan kebersihan dan kerapian di arealnya masing-masing.

Khusus kepada pemilik toko maupun pengusaha yang senantiasa memiliki limbah atau sampah, ditekankan Sekda kiranya menyediakan tong sampah dan utamanya lagi penanganan dan penataan lingkungan. Tidak hanya itu, Dinas PU juga harus memperhatikan beberapa saluran air atau got yang pondasinya roboh segera dibenahi dan Dinas Perindag menjalankan fungsi maksimal menata secara kesinambungan lokasi.

“Harapan kita, baik masyarakat maupun instansi terkait lebih peduli dan siap ditata demi keindahan dan kenyamanan pusat pasar ini,” sebut Sekda.(mag-4)