27 C
Medan
Sunday, December 21, 2025
Home Blog Page 14508

MoU Merdeka Walk Ditinjau Ulang

MEDAN- Wali Kota Medan, Rahudman Harahap berjanji akan meninjau ulang Memorandum of Understanding (MoU) Merdeka Walk, yang dikelola PT Orange Indonesia Mandiri (OIM) dengan Pemko Medan. Pasalnya, satu pengelola keberatan untuk melunasi tunggakan retribusi  sejak 2005 sebesar Rp1,3 miliar.

“Setiap perjanjian ada pasal terakhir, jika ada satu pihak yang keberatan maka perjanjian akan ditinjau ulang makanya kami akan bicarakan ulang dan kami segera panggil pengelolanya,” ujar Rahudman saat ditemui di rumah Dinas Wali Kota, Kamis (27/10).

Dia menyatakan, pemanggilan terhadap pengelola Merdeka  Walk segera dilakukan, sehingga ada pembicaraan ulang  antara Pemko Medan dan pengelola Merdeka Walk.

Kini, tegasnya Pemko Medan akan membuat trotoar di sekeliling Lapangan Merdeka. Itu dilakukan untuk membatasi areal parkir Merdeka  Walk. “Biar ampun manajemen Merdeka Walk kami buat, makanya dibangun parit di sekeliling areal Merdeka Walk,” tegasnya.

Terpisah, Ketua Komisi C DPRD Medan Jumadi menagih bukti pernyataan Wali Kota Medan tersebut. “ Wali Kota jangan hanya menggertak-gertak manajemen Merdeka Walk saja, sebab tak akan menyelesaikan tunggakan pajak dan retribusi,” sebutnya.

Humas PT OIM, Hadi Wibowo menyebutkan apa yang diminta Pemko Medan merupakan suara sumbang. “Itu suara sumbang, tak perlu diperlebar. Lihatlah kondisi Merdeka Walk sekarang sudah dirawat dan dibagusin,”katanya.
Dikatakannya, kontraknya  hingga 20 tahun dimulai sejak 2007, diharapkan Pemko Medan bisa berunding mencari solusi terbaik. (adl)

Pembangunan Berwawasan Kesehatan

KESEHATAN merupakan salah satu bidang strategis dalam pembangunan. Oleh karena itu, pembangunan bidang kesehatan harus ditunjang secara sinergis oleh pembangunan bidang-bidang lain. Atas dasar ini pula, pemerintah telah menetapkan wawasan kesehatan sebagai asas pokok program dan misi pembangunan nasional. Maka, partisipasi dan kerjasama lintas sektoral mutlak diperlukan untuk mewujudkan upaya peningkatan kualitas dan derajat kesehatan masyarakat.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan Edwin Effendi mengatakan, pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya memenuhi hak dasar manusia. Oleh karena itu, masalah kesehatan harus dipahami sebagai investasi dan menjadi tanggungjawab lintas sektoral. Untuk mewujudkan masa depan kota yang sehat dan berkualitas, kesadaran seluruh pihak merupakan kunci utama, sebab sumberdaya kesehatan sesungguhnya hanya bagian kecil dari sistem pembangunan kesehatan.

“Kesehatan harus dipandang sebagai investasi. Maka setiap program pembangunan yang terkait dengan kesehatan, harus memberikan kontribusi positif. Keberhasilan pembangunan kesehatan tidak semata-mata ditentukan hasil kerja keras sektor kesehatan, tetapi sangat dipengaruhi oleh kerja keras dan kontribusi positif berbagai sektor,” ujarnya.
Oleh karena itu, kata Edwin, kebijakan Pemerintah Kota Medan dalam pembangunan kesehatan akan melibatkan berbagai pihak untuk mengelola bidang kesehatan secara optimal, sehingga pembangunan berwawasan kesehatan bisa terlaksana dan dikedepankan untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang sehat.

Sebetulnya, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJPK) tahun 2005-2025 yang berisi visi, misi dan arah pembangunan kesehatan. Ini menjadi pedoman bagi pemerintah dan masyarakat termasuk swasta dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Indonesia 20 tahun ke depan.

RPJPK sendiri merupakan dokumen perencanaan pembangunan kesehatan nasional di bidang kesehatan untuk jangka waktu 20 tahun ke depan, ditetapkan sebagai arah dan acuan bagi pemerintah, masyarakat, swasta dalam mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan, sehingga seluruh upaya pembangunan kesehatan berjalan sinergis.

Pembangunan kesehatan diselenggarakan guna menjamin tersedianya upaya kesehatan, baik upaya kesehatan masyarakat maupun upaya kesehatan per-orangan yang bermutu, merata, dan terjangkau oleh masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pengutamaan pada upaya pencegahan (preventif), dan peningkatan kesehatan (promotif) bagi segenap warga negara Indonesia, tanpa mengabaikan upaya penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif).

Kesehatan Tersistem

Untuk mendukung terwujudnya pembangunan berwawasa kesehatan, Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Kesehatan saat ini sedang mempersiapkan sistem kesehatan kota. Ini merupakan implementasi visi dan misi Wali Kota Rahudman Harahap untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, juga menjadi bagian dari perwujudan amanah undang-undang.

Menurut Edwin, pembangunan kesehatan harus berjalan secara tersistem dan melibatkan seluruh sektor dan juga harus didukung perangkat hukum. Oleh karena itu, Sistem Kesehatan Kota Medan ini akan dirangkum dalam sebuah peraturan daerah (perda), yang rancangannya saat ini sedang dibahas di legislatif. DPRD Medan juga sangat antusias menanggapi rancangan perda tersebut dan berinisiatif membentuk panitia khusus (pansus) untuk membahas secara mendalam masalah sistem kesehatan kota. “Mudah-mudahan tahun ini selesai dan segera disahkan jadi Perda,” ujar Edwin.

Kepada wartawan beberapa waktu lalu, Ketua Komisi B DPRD Kota Medan Roma P Simare-mare mengatakan, Ranperda tersebut diharapkan bisa meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya Jaminan Pelayanan Kesehatan Medan Sehat (JPKMS). Sebab, selama ini tidak ada aturan baku terkait pelaksanaannya.

“Kami akan membahas Ranperda ini lebih dalam lagi, sehingga ada peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kota Medan dengan satu aturan baku,” katanya.

Sementara, ketika membacakan nota pengantar Ranperda sistem kesehatan, Wali Kota Medan Rahudman Harahap mengatakan, “Ranperda Sistem Kesehatan ini diharapkan untuk memunculkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat. Hal ini merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya manusia,” ucapnya.

Edwin menjelaskan, dalam Perda itu nantinya akan diatur sistem program pembangunan kesehatan secara terpadu, sehingga penanganan masalah kesehatan harus bermula dari tindak pencegahan, menemukan dan pemulihan (rehabilitasi). Sebagai contoh, Pemko Medan mencanangkan program Medan Bebas Gizi Buruk 2015. Untuk mewujudkan ini, maka gizi buruk harus dikenali, disentuh dan ditanggulangi oleh sektor-sektor terkait. “Seperti saya katakan tadi, gizi buruk hanya akibat. Jika sudah terjadi, satu-satunya pilihan hanya rehabilitasi. Padahal penyakit ini bisa dihindari dengan program terpadu, menganut konsep pembangunan berwawasan kesehatan itu,” katanya.

Dia mengatakan, pihaknya akan memberdayakan seluruh potensi untuk mewujudkan tujuan itu. Puskesmas, misalnya, harus digiatkan fungsinya sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat, serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Selain itu, ada posyandu sebagai wadah potensial bagi masyarakat untuk ikut berperan aktif mewujudkan kehidupan yang sehat.

Sebagai salah satu subsistem dalam sistem kesehatan, sumberdaya kesehatan, baik tenaga maupun sarana, akan terus mengawal, mengenali dan mengurus warga yang memerlukan perlakuan kesehatan. Hal ini akan didukung oleh sub sistem-sub sistem lainnya seperti upaya, pembiayaan, regulasi, perbekalan dan obat-obatan, sistem informasi dan monitoring atau evaluasi terhadap seluruh program yang telah dan akan dilaksanakan.

Memang, kata Edwin, konsep kota sehat tidak hanya fokus pada pelayanan kesehatan yang lebih ditekankan kepada aspek menyeluruh yang mempengaruhi kesehatan masyarakat baik jasmani maupun rohani. Perkembangan gerakan kota sehat di setiap tempat berbeda satu sama lainnya, tergantung permasalahan yang dihadapi, sehingga perlu disesuaikan dengan local spesific (kekususan tempat).

“Dalam hal ini, kita akan memberdayakan kearifan lokal untuk mengenali masalah-masalah kesehatan,” katanya.
Pada akhirnya, Edwin berpesan, setiap orang dan masyarakat harus bersinergi dengan pemerintah serta berkewajiban dan bertanggung jawab memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat, beserta lingkungannya. Pembangunan kesehatan harus mampu membangkitkan dan mendorong peran aktif masyarakat. Pembangunan kesehatan harus berdasar pada kepercayaan atas kemampuan dan kekuatan sendiri, kepribadian bangsa, semangat solidaritas sosial, dan gotong royong.

“Kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap individu, masyarakat, swasta, dan pemerintah. Kesadaran, kemauan dan kemampuan setiap individu, keluarga dan masyarakat untuk menjaga kesehatan, memilih dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu sangat menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan.  Minimal, masing-masing pribadi mampu menjaga agar tidak menjadi sumber penyakit,” tutupnya. (pms)

Peran Lintas Sektoral

Dalam konsep pembangunan berwawasan kesehatan, maka secara makro setiap program pembangunan diharapkan mampu memberikan kontribusi positif terhadap terbentuknya lingkungan dan perilaku sehat tersebut. Sedang secara mikro, semua kebijakan pembangunan kesehatan yang sedang dan atau akan diselenggarakan harus mendorong meningkatnya derajat kesehatan seluruh anggota masyarakat. Di dalam kerangka strategi ini perlu dilakukan kegiatan sosialisasi, orientasi, kampanye, dan advokasi serta pelatihan sehingga semua sektor pembangunan berwawasan kesehatan.

Edwin Effendi mencontohkan, sektor pendidikan dalam menjalankan tugas-tugas kependidikan, seyogianya mampu menciptakan suasana sehat di lingkungan sekolah. Lazim terjadi, toilet sekolah selalu kotor dan kumuh, yang tentu saja bisa berdampak buruk pada kesehatan peserta didik. Contoh lainnya, stakeholder pendidikan harus bertanggungjawab memonitoring siswa agar tidak sembarang jajan di sekitar sekolah, sehingga tidak terjadi kasus keracunan makanan akibat jajanan yang tidak hiegenis. “Saya pikir, tidak salah kalau kita sebutkan bahwa keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh tersedianya out-put pendidikan yang sehat, cerdas dan mandiri,” ujar Edwin.

Sektor lain seperti pertanian dan ketahanan pangan, harus secara intensif mewujudkan ketersediaan pangan, sehingga tidak terjadi gizi buruk. “Hal terpenting dari penanganan gizi buruk adalah tindakan preventif. Gizi buruk muncul dari sebuah kondisi dan itu tidak sepenuhnya tanggungjawab bidang kesehatan. Setelah terjadi gizi buruk, dia sudah menjadi penyakit, barulah kita obati atau dipulihkan. Tapi gizi buruk tak akan terjadi jika semua pihak memiliki wawasan kesehatan. Di sinilah pentingnya paradigma sehat dan konsep kesehatan mandiri,” katanya.

Edwin mencontohkan,  tempat yang sangat rentan terhadap pertumbuhan penyakit yakni tempat pembuangan sampah. Warga perlu bersinergi dengan petugas kebersihan. Warga harus cermat saat membuang sampah agar tidak berserak di luar tong yang sudah disediakan. Dilain sisi, petugas kesehatan harus mengangkut sampah secara terjadwal dan tepat waktu, sehingga potensi munculnya penyakit dapat ditekan sekecil mungkin.

Bukan hanya pemerintah, swasta dan pengusaha juga harus berperan. Kesehatan dan kesejahteraan pekerja harus dipahami sebagai investasi. Lingkungan yang sehat, karyawan yang dinamis, tentu itu akan berdampak pada peningkatan produktivitas. Kondisi ini tentu akan membawa harapan segar bagi pembangunan ekonomi. “Misalnya, tukang bengkel jangan membuang sisa oli sembarangan. Guru mengajarkan pentingnya budaya sehat, wartawan menulis tentang wawasan kesehatan. Jadi , semua pemangku harus terlibat, sehingga terwujud pembangunan berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau,” ujarnya. (pms)

Bonus Rp100 juta

Sumut lolos PON XVIII

LOLOSNYA Sumut pada PON XVIII mendatang mendapat apresiasi dari banyak pihak. Menurut Ketua Pengprov PSSI Sumut yang dipilih oleh 23 Pengcab/Klub Ir H Kamaluddin Harahap MSi, pihaknya berhasil mengumpulkan bonus yang akan dibagikan kepada seluruh pemain sebesar Rp100 juta.

“Mereka pantas mendapatkannya karena mereka telah mencetak sejarah dan menghapus noda hitam terkait kegagalan tim Pra PON Sumut yang gagal berlaga pada PON XVII di Samarinda,” bilang Kamaluddin.

Terkait rencana tentang kelanjutan tim Pra PON Sumut, pria yang juga Wakil Ketua DPRD Sumut itu mengatakan akan mempertahankan tim secara keseluruhan.

“Bila perlu semua pemain ini akan kita drop ke salah satu tim peserta  Divisi Utama ataupun Divisi I sehingga kekompakan serta kerjasama tim semakin padu,” bilang Kamaluddin.

Hal senada juga diungkapkan oleh duet manejer tim Pra PON Sumut Dr M Nur Rasyid Lubis dan Drs Azzam Nasution.
Bahkan secara tegas keduanya mengucapkan terima kasih atas atensi yang diberikan beberapa pihak seperti Ketua DPRD Sumut H Saleh Bangun, Ketua KONI Sumut Gus Irawan Pasaribu, Bupati Labura Kharuddin Sitorus, Pengurus PSSA Asahan Azwar Mahmud alias Pak Ujang serta pengurus PSSI Sumut Erwis Edi Pauza Lubis dan Isman Nuryadi. (jun)

Pelayanan Ambulans 118 Gelar Workshop

MEDAN-Palang Merah Jerman dan Palang Merah Hongkong yang tergabung dalam konsorsium pelayanan ambulan 118, mengadakan workshop mulai tanggal 25- 26 Oktober di Hotel Aryaduta Medan. Workshop diikuti oleh Pengurus Palang Merah Sumatera Utara, Pelayanan Ambulans PMI Kota Medan, PMI Kota Pematangsiantar dan PMI Kabupaten Langkat.

Turut hadir Pimpinan Palang Merah Jerman Erhard Bauer, Palang Merah Hongkong Vincent Wang dan Guineviene R De Jenus, Konsultan Program Patrick Bolte dan Program Manager dari Konsorsium Andri Isyunarto.

Pimpinan Palang Merah Jerman Erhard Bauer dalam sambutannya mengatakan, selama kurun waktu dua tahun konsorsium bersama-sama dengan PMI Sumut dan Dinas Kesehatan Provinsi menjalankan program pelayanan ambulans 118 ini. “Oleh karenanya melalui workshop ini akan dievaluasi kekurangan dan kelemahan program dan selanjutnya akan dirumuskan rekomendasi-rekomendasi sebagai tindak lanjutnya,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua PMI Sumatera Utara DR H Rahmat Shah dalam sambutannya sebelum membuka workshop secara resmi mengajak semua yang hadir untuk sejenak menundukkan kepala sambil berdoa, karena adanya bencana yang ditimpa oleh masyarakat Turki.

Selanjutnya Rahmat Shah mengatakan, workshop tersebut adalah media yang strategis guna mengukur kapasitas program pelayanan ambulans yang telah berjalan selama dua tahun, untuk kemudian dilakukan kajian-kajian guna penyempurnaan berikutnya.  “Oleh karena itu, dimintakan kepada semua yang terlibat dalam workshop dapat menghasilkan komitmen-komitmen baru yang konstruktif. Sebab pelayanan ambulans 118 ini adalah pekerjaan yang mulia sebagai penjabaran dari tujuh perinsip yang diemban oleh Palang Merah,” tegas Rahmat.

Terkait dengan akan berakhirnya masa kerjasama antara konsorsium dengan pelaksana program pelayanan ambulan 118 di Sumatera Utara pada Desember 2011 ini, Rahmat Shah meminta agar pihak konsorsium tidak begitu saja melepaskan diri, mengingat bahwa program ini masih terdapat kekurangan seperti halnya dalam sistem yang telah dibangun dikembangkan, masih perlu penyempurnaan. “Sebab, masih dibutuhkan panduan, pemikiran dan gagasan yang baik dari semua pihak, terutama dari Palang Merah Jerman dan Hongkong,” tambah Rahmat.

Workshop sendiri dipandu langsung oleh Konsultan Program, Patrick Bolte dan Program manager dengan sistem pembagian kelompok kerja. (*/ila)

Markus pun Berikan Support

ADA pemandangan menarik saat Sumut melakoni babak playoff Pra PON menghadapi Bengkulu, kemarin (27/10) di Lapangan Bea Cukai, Rawamangun, Jakarta Timur.

Nyaris semua mantan pemain nasional yang berasal dari Sumut memberikan support agar anak asuh Rudi Saari mengalahkan Bengkulu. Terlihat di tribun VIP mantan pemain PSMS yang juga Ketua PSSI Prof Dr Johar Arifin Husein, mantan pemain timnas Tumpak Uli Sihite, Riki Yakobi serta Markus Horison.

Tak sekadar memberikan support, Markus pun berbaur dengan para pemain Sumut yang berada di bench.  “Tim ini punya potensi. Skil serta kerjasama timnya jauh lebih solid dibanding tim yang saya perkuat pada PON XVI tahun 2004,” bilang pria berkepala plontos yang pernah menjadi kiper Sumut saat meraih medali perunggu tujuh tahun lalu.

Intinya, masih menurut Markus, tim Pra PON Sumut ini harus terus dipertahankan sehingga kerjasama di antara pemain kian solid. “Untuk menebus kegagalan tahun 2007 lalu, tim ini harus mampu melewati prestasi yang kami raih pada tahun 2004,” tandasnya.(jun)

Sumut Lolos PON 2012

Sumut vs Bengkulu

JAKARTA- Ketabahan serta keuletan para pemain yang selama 17 bulan melahap semua materi latihan yang diberikan Rudi Saari membuahkan hasil.

Kamis (27/10) Hardiyantono dkk memastikan Sumut lolos pada PON XVIII yang berlangsung di Riau, 2012 mendatang, setelah pada pertandingan playoff di Lapangan Bea Cukai Rawamangun meraih kemenangan dengan skor 2-0.

Kemenangan yang diraih Sumut atas Bengkulu digapai dengan susah payah, karena para pemain tampil gugup sepanjang babak pertama. Keadaan kian sulit bagi anak asuh Rudi Saari karena pemain Bengkul sangat cerdik memanfaatkan situasi dengan banyak berpura-pura terjatuh.
Imbasnya, pemain Sumut tersulut emosi dan bermain tanpa kontrol. Tak kurang lima kartu kuning diberikan wasit kepada pemain Sumut Sapri Koto, Zulkifli, Agung, Haridyanto, M June.

Melihat kondisi ini, pada masa jeda Rudi Saari, head coach tim Pra PON Sumut meluapkan amarahnya guna membangkitkan motivasi pemain. “Seperti apa main kalian hari ini? Apa ini mau kalian? Saya yakin kalian mampu mengalahkan mereka, karena tidak satupun pemain mereka (Bengkulu, Red) memiliki kemampuan yang istimewa. Pokoknya di babak kedua permainan kalian harus lebih baik daripada babak pertama,” bentak Rudi kepada seluruh pemain.

Seakan terlecut dengan motivasi yang diberikan Rudi Saari tadi, di babak kedua penampilan tim Pra PON Sumut kian trengginas. Sepanjang pertandingan Hardiyantono dkk terus mengepung lini pertahanan tim Pra PON Bengkulu.
Hasilnya, pada menit ke-69 Edi Syahputra membobol gawang Bengkulu yang dikawal Oki Yuharsena. Berselang delapan menit kemudian Zulkifli menambah keunggulan Sumut menjadi 2-0.

“Saya puas karena kita mampu mengalahkan mereka dan lolos ke PON XVIII. Tapi jujur, jika melihat penampilan anak-anak hari ini saya kecewa. Harusnya mereka bisa menang dengan lebih banyak gol. Sayangnya, mereka tampil tegang,” bilang Rudi. “Begitupun, kita semua wajib bersyukur karena kemenangan ini berarti mencetak sejarah baru plus menghapus pengalaman pahit akibat tidak lolos pada PON XVII lalu. Mungkin inilah yang menjadi penyebab anak-anak tampil tegang,” terang Rudi, yang kemarin belum benar-benar sembuh dari sakitnya.

Selanjutnya Rudi Saari perpesan kepada pemain untuk tidak cepat puas diri, karena perjuangan ke depan akan semakin berat. “Kita sudah lolos PON XVIII. Target kita sekarang adalah menjadi yang terbaik di even empat tahunan itu,” tegas Rudi.

Sementara itu pelatih Bengkulu M Nasyir secara jujur mengakui kehebatan tim Pra PON Sumut. “Wajar Sumut tampil sebagai pemenang,” bilang Nasir. (*)

MPC PP Karo Asuransikan Kader

KARO- Untuk lebih memproteksi  kesehatan dan keselamatan  jiwa kadernya, MPC Pemuda  Pancasila Kabupaten Karo, meluncurkan kartu anggota berasuransi, Kamis (27/10).

Disela-sela penyerahan kartu   anggota berasuransi. Ketua MPC Pemuda Pancasila,  Kabupaten Karo, Drs. Joy Harlim Sinuhaji kepada wartawan menjelaskan, dengan dibagikannya kartu itu, sekaligus untuk memverifikasi jumlah keanggotaan  secara online.  Selain itu, dengan hadirnya jaminan asuransi, kader PP juga akan lebih   mengerti akan kegunaan  asuransi.

“Minimal dengan diluncurkannya kartu ini,  dapat  membuka cakrawala berpikir  kader dan masyarakat akan pentingnya jminan kesehatan dan jiwa. Karena di negara-negara  maju,  keberadaan asuransi  sudah sangat melekat ditengah masyarakatnya.” ujar Joy.

Jaminan  akibat kecelakaan terhadap resiko dalam hal meninggal dunia Rp 3 juta, cacat tetap Rp 3 juta, dan batas biaya pengobatan Rp 300 ribu. Biaya premi asuransi kader, seluruhnya ditanggung oleh MPC Pemuda Pancasila Kabupaten Karo. Penyerahan kartu anggota   berasuransi  diserahkan secara simbolis disekretariat MPC  PP Kab Karo, Jalan  Trimurti Berastagi oleh, Drs Joy Harlim didampingi,  Sekretaris Torison Ginting, dan pengurus fungsionaris MPC, kepada Ketua  Pimpinan Anak Cabang (PAC) Kecamatan Mardinding,   Perdana Tarigan, Sekretaris Rahim Ginting dan disaksikan oleh supervisor Asuransi Bumida, cabang Pematang Siantar, Ngalemisa.

Dalam tahun ini, MPC Pemuda Pancasila Kab Karo  akan menerbitkan 5.000 kartu anggota berasuransi. Guna mewujudkan  tekad itu, pria yang akrab disapa Nonink ini, menginstruksikan kepada seluruh  jajaran PAC, agar segera melakukan konsolidasi organisai ketingkat basis atau ranting.

Konsolidasi ini sendiri menurut Nonink, agar lebih memudahkan MPC, guna mendata kembali jumlah anggota yang ada di 17 kecamatan yang ada di Kabupaten Karo. Hal ini juga merujuk instruksi MPW PP Sumut, terkait semboyan “Back To Zero-From Zero To Be A Hero”.

“Konsolidasi organisasi melalui validasi, revitalisasi, reaktualisasi, baik secara de Jure maupun secara de Facto, dapat mewujudkan cita-cita luhur Pemuda Pancasila. Kita  membutuhkan generasi muda yang tangguh, cerdas, intelektual dan berkualitas,” pungkas Nonink.  (*/wan)

PSMS Pilih Divisi Utama, Konsorsium Ingin IPL

MEDAN-Tekad PSMS untuk berlaga di Divisi Utama tak terbantahkan lagi. Walau PSMS tetap disebut PSSI sebagai satu tim di antara 18 tim yang ikut Indonesian Primer League (IPL). Kondisi yang makin membingungkan.

Tim Pelaksana Teknis PSMS Idris menuturkan, PSMS tetap pada keputusan awal dan tak merubah prinsip untuk bermain di Divisi Utama. Ini didasari keputusan PSMS yang tak mengirim berkas registrasi ulang ke LPI hingga tenggat waktu yang diberikan pada 26 Oktober 2011 lalu. “Kita sudah menentukan sikap dan memiliki prinsip tegas untuk berlaga di Divisi Utama juga tak menerima hadiah. Silahkan daftarkan, tapi jika kita tak mau berlaga di sana, mereka mau bilang apa?” tegasnya, Kamis (27/10).

Sebelumnya, PSSI melalui PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) telah menetapkan PSMS sebagai klub yang ikut serta di LPI. Pendaftaran PSMS dilakukan PT Bintang Medan metropolitan sebagai pemegang legalitas PSMS. Namun menurut Idris, pencantuman nama PSMS tanpa melibatkan kepengurusan ditegaskannya adalah ‘permainan’ konsorsium dan PSSI.

Dari kenyataan yang ada, CEO PT Bintang Medan Dityo Pramono bisa saja melakukan hal itu. Secara legalitas, hal ini dapat juga dibenarkan. Pasalnya, PSMS menggunakan label PT Bintang Medan sebagai pemenuhan aspek legalitas pasca penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara kedua belah pihak pada 12 Agustus lalu.
Sementara itu, Dityo Pramono yang dikonfirmasi tentang hal itu membantah PSMS tidak mendaftarkan diri ke PSSI. “Siapa yang bilang? Yang mendaftarkan atas nama PSMS itu saya dari PT Bintang Medan yang legalitasnya itu diakui di PSSI,” terangnya.

Diakuinya, PSMS bisa saja membatalkan pendaftaran tersebut jika memang tidak meneruskan MoU-nya dengan Bintang Medan. Namun, setelah ada MoU PSMS juga sudah menandatangani kesepakatan lanjutan yang ditandatangani oleh Wali Kota Medan Rahudman Harahap dan Widjajanto yang mewakili konsorsium. “Sudah ada kesepakatan yang ditandatangani pak Wali dan Widjajanto sebagai tindak lanjut dari MoU. Lantas itu apa kalau bukan kelanjutan MoU?” tegasnya berang.

Tidak sekedar bicara, Dityo juga menunjukkan bukti berupa surat Perjanjian Hak Pengelolaan Klub PSMS Medan antara Badan Pengelola PSMS Medan dengan Konsorsium PT Bintang Medan Metropolitan, yang ditandatangani oleh Ketua Umum PSMS Medan dan atau Ketua Badan Pengelola PSMS Medan Rahudman Harahap sebagai pihak pertama, dan Konsorsium PT Bintang Medan Metropolitan Widjajanto sebagai pihak kedua. Surat kesepakatan tersebut ditandatangani Jumat (23/9) lalu di atas materai Rp6 ribu.

Surat kesepakatan yang terdiri dari tiga lembar tersebut intinya, PSMS memberikan wewenang penuh kepada Konsorsium PT Bintang Medan untuk mengelola PSMS . Di surat itu juga dicantumkan hak dan kewajiban kedua belah pihak. “Kami menyertakan bukti  sahih terkait kesepakatan, dan itu bukan mengada-ada,” tegas Dityo. (saz)

Tiga Kandidat Merupakan Para Pembantu Menteri

Debat Calon Ketua Umum IA ITB

Tiga dari lima kandidat Ketua Umum Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB) periode 2011-2015 diramaikan oleh para pembantu menteri, yakni Wakil Menteri PU Hermanto Dardak, staf ahli Menteri Koordinator Perekonomian Amir Sambodo dan Deputy Menteri  BUMN Sumaryanto Widayatin.

Dalam Debat dan Kampanye Ketua Umum IA ITB yang dipandu oleh mantan Kepala Bappeda Sumut Ir Budi Sinulingga yang dilaksanakan IA ITB Sumut, Sabtu (22/10) malam di JW Marriot, para kandidat berupaya meyakinkan para anggota IA ITB Sumatera Utara dengan program, visi maupun misi untuk membangun IA ITB ke depan.
Dalam debat tersebut Hermanto Dardak yang merupakan alumni Teknik Sipil angkatan 1975 berkeinginan membangun “3 jembatan” agar alumni ITB bisa lebih maju.

“Tiga jembatan yang akan dibangun yakni, jembatan alumni, jembatan ganesha dan jembatan negeri,” tegas Hermanto Dardak sembari menambahkan jembatan alumni itu berupa peningkatan peran IA ITB dalam mewujudkan alumni yang profesional, berintegritas dan kompetitif secara global.

Yang dimaksudkan dengan jembatan ganesha, adalah membangun aliansi strategis antara alumni, industri dan almamater menuju ITB berkualitas. Sedangkan jembatan negeri, mendorong peran alumni dalam meningkatkan daya saing bangsa melalui industrialisasi, inovasi teknologi, dan pembangunan infrastruktur berkelanjutan.
“Semua ini dilakukan demi terwujudnya alumni ITB sebagai wadah interaksi sinergis antaralumni, sebagai agent of change dan pelopor pembangunan untuk kemajuan bangsa,’ tegas Dardak, Doktor Transport Economic jebolan Australia  itu.

Kandidat lainnya, Dasep Ahmadi yang merupakan kandidat termuda dan saat ini memilih bidang enterpreneurship ingin melakukan perubahan, khususnya di bidang industri, mengingat industri di Indonesia saat ini hanya 5,5 persen.
“Jika di masa Presiden Suharto industri bisa mencapai 10 hingga 12 persen, kenapa sekarang tidak. Mengingat, para alumni ITB sangat potensial. Secara teknologi kita mampu. Jika kita kompak semua dapat kita bangun,” tegas Dasep, yang pernah bekerja di Astra ini dan sudah berhasil membuat mobil sejenis bajaj.

Nining Susilo, satu-satunya kandidat wanita mengungkapkan jika menjadi Ketua IA ITB ia akan menciptakan jobfull growth untuk Indonesia jaya melalui kegiatan bernilai tambah besar di semua sektor perekonomian melalui insentif karya cipta dan teknologi, pembiayaan cepat, SDM handal, kewirausahaan dan advokasi anti predatory governance di era global.

Selain itu, alumni Arsitek 1976 yang kini menjabat Ketua Research UMKM UI ini ingin meningkatkan dan memotivasi alumni ITB untuk mencapai sukses dalam karir di aneka bidang.

Amir Sambodo, kandidat yang saat ini menjabat staf khusus Menteri Koordinator Perekonomian mengutarakan, bahwa dirinya ingin  menciptakan jaringan kerja pebisnis teknologi dengan mengikutsertakan alumni junior agar tercipta enterpreneurship berbasis teknologi.

Sementara Sumaryanto Widayatin, alumni teknik sipil 1974 yang menjabat Deputy Menteri BUMN yang mengusung visi menghimpun yang terserak, merangkai menjadi kesatuan dan mensinergikan potensi pada alumni ITB yang ada di semua bidang demi kemajuan alumni, almamater dan bangsa Indonesia.

Ketua IA ITB Sumut, Ir Nurlisa Ginting MSc sebelumnya mengharapkan debat lima kandidat harus dilakukan secara elegan dan berkelas. Mengingat para kandidat yang bertarung merupakan orang-orang yang juga berkelas. “Tiga diantara lima adalah wakil menteri dan lainnya. Jadi harus debat dengan cara yang elegan,” cetus Nurlisa.
Ketua Kongres Agustin Perangin-angin mengucapkan terima kasih kepada IA ITB Sumut yang sudah menggelar debat tersebut sehingga berakhir sukses. (*/rel/sih)

BKKBN Sumut Gelar Lomba Program KB

MEDAN- Sukses menggelar lomba Poster beberapa waktu lalu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Propinsi Sumut kembali menyelenggarakan lomba bersifat sosialisasi program KB bagi kalangan pelajar di tingkat SMP dan SMA se-Kota Medan. Kegiatan Lomba Pidato dan Lomba Baca Berita ini digelar di Auditorium RRI Medan atas kerja sama BKKBN dengan RRI Medan yang dilakukan sejak tanggal 24-27 Oktober 2011.

“Lomba ini diadakan BKKBN kerja sama dengan RRI dimana sasaran program untuk mensosialisasikan program KB kepada kalangan remaja mulai dari tingkat SLTP hingga SLTA,” kata Kepala Bidang Advokasi, Hukum dan Data BKKBN Sumut, Drs Datang Sembiring MPHR, Rabu (26/10) di ruang kerjanya.

Menurutnya, jumlah penduduk yang ada di Indonesia khususnya di Sumut didominasi kalangan remaja. “30 persen penduduk di Indonesia didominasi kalangan remaja. Jadi, dalam hal ini BKKBN mencoba untuk mensosialisasikan program KB melalui program GenRe (Generasi yang Punya Rencana). Diharapkan kedepannya para remaja tersebut memiliki rencana bagaimana mempersiapkan keluarganya dengan perencanaan yang matang,” ujarnya kembali.
Dirinya berharap melalui program-program yang dilakukan oleh BKKBN, kalangan remaja dapat mengetahui dan mempersiapkan rencana membentuk keluarga yang ideal, yakni cukup dengan dua anak.

“Apabila tidak dilakukan pengendalian penduduk mulai dari kalangan remaja ini, maka dikhawatikan 46 tahun kedepan, jumlah penduduk di Sumut akan mencapai 1 miliar jiwa. Maka dengan lomba ini, kalangan remaja akan lebih matang berpikiran dalam membentuk rumah tangga dan pentingnya ber-KB,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Layanan dan Pengembangan Usaha RRI Medan, Enriman Burat-butar menuturkan, sebagai lembaga penyiaran publik, pihaknya memiliki visi untuk membangun karakter bangsa.

“Kerja sama dengan BKKBN seperti ini merupakan salah satu upaya dilakukan RRI untuk mendukung program pemerintah dalam pembangunan dan membangun jati diri bangsa. RRI sudah lama bekerja sama menggalakan program sosialisasi KB, dalam hal penyampaian informasi untuk dikonsumsi publik,” tuturnya.

Dalam kegiatan itu, ratusan pelajar baik dari tingkat SMP dan SMA memadati Auditorium RRI, Jalan Gatot Subroto Medan untuk mengikuti Lomba Pidato dan Lomba Baca Berita. Dalam perlombaan ini sendiri, tercatat 307 pelajar yang ikut serta dan terdaftar mengikuti lomba dengan total hadiah Rp10.800.000. (*/jon)