28 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 14518

Kirim Sabu ke Penjara, IRT Ditangkap

MEDAN- Ernawati (24), warga Jalan Merpati, Medan Sunggal, ditangkap personel Polsekta Patumbak karena diduga sengaja ingin mengirimkan sabu-sabu kepada suaminya Hermansyah alias Man (29) yang berada di ruang tahanan Mapoldasu. Sebelum menangkap Ernawati yang sehari-hari sebagai ibu rumah tangga ini, polisi terlebih dahulu menangkap Suprianto alias Aseng (20), selaku kurir sabu-sabu tersebut, persis di depan pintu gerbang Mapolda Sumut, Minggu (2/10) kemarin.

Kanit Reskrim Polsekta Patumbak AKP Parulian Samosir men jelaskan, kronologis tertangkapnya kedua orang tersebut berawal ketika Suprianto alias Aseng hendak mengantar sabu ke Suherman di tahanan Mapolda Sumut atas suruhan Ernawati.

“Gerak-geriknya agak aneh, dari pandangan matanya saat bawa sepeda motor, seperti orang ketakutan, lihat kiri lihat kanan, kita curiga dan kita jegat. Saat digeledah, dia mau lari. Tapi berhasil ditangkap dan saat kita geledah  kita temukan sabu seberat 0,5 gram,” kata Parulian Samosir kepada wartawan, Selasa (4/10).

Dikatakannya, karena ketakutan, Aseng pun mengatakan kalau sabu-sabu tersebut dari Ernawati yang suaminya ditangkap petugas Narkoba Poldasu dua minggu lalu. “Dari keterangan Aseng, kita lakukan pengembangan,” ujar Samosir.(mag-5)

Gindo Kembali Jalani Pemeriksaan

MEDAN- Mantan Kadis Bina Marga Medan Gindo Maraganti Hasibun kembali diperiksa petugas Tipikor Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Sumut, Selasa (4/10). Pemeriksaan ini terkait kasus dugaan korupsi pengadaan alat berat senilai Rp2 miliar tahun anggaran 2009.

Dalam pemeriksaan di gedung Ditreskrimsus itu, Gindo datang bersama pengacaranya. Di ruang pemeriksaan, Gindo terlihat duduk dengan tenang dan sekali-sekali menjawab apa yang ditanya juru periksa. Hingga pukul 16.00 WIB, Gindo masih menjalani pemeriksaan.

Namun, informasi yang berkembang di Polda Sumut, walau sudah bersetatus tersangka, nasib Gindo berbeda dengan empat orang yang terkait kasus yang sama. Hingga kini Gindo belum ditahan, sedangkan keempat mantan anak buahnya yakni Ir Sudirman (Kuasa Pengguna Anggaran), Edy Zalman Syahputra ST MT (Ketua Panitia Lelang), Sangkot Siregar (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan) dan Yursin Helmi Nasurtion (Sekretaris Panitia Lelang) telah ditahan.

“Ini pemeriksa lanjutan setelah ditetapkan sebagai tersangka. Sebelumnya dalam kasus ini telah ditahan 4 orang,” terang petugas yang ditemui Sumut Pos di gedung Ditreskrimsus Polda Sumut. Saat ditanya alasan tidak dilakukannya penahanan terhadap Gindo, petugas tersebut enggan berkomentar. “Tanya saja sama pimpinan,” ujar petugas tersebut.(mag-5)

Jalan Simpang Kantor Rusak Parah

LABUHAN- Warga di kawasan Simpang Kantor, Kelurahan Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan, merasa resah dengan kondisi jalan di sana. Apalagi jika turun hujan, jalan di kawasan itu selalu tergenang dan seperti kubangan kerbau. Meski telah berlangsung lama, hingga kini belum ada perbaikan yang dilakukan pemerintah Kota Medan.

Anto (37), warga sekitar mengatakan, jalan tersebut menjadi rusak karena setiap turun hujan selalu tergenang, sehingga aspal menjadi terkikis dan berlubang. “Drainase di Simpang Kantor ini tersumbat, sehingga air tidak jalan dengan lancar. Kalau hujan turun, jalan di sini banjir. Ditambah lagi, jalan ini sering dilintasi kendaraan bertonase tinggi,” katanya.
Karenanya, dia berharap agar Pemerintah Kota Medan khususnya Dinas Bina Marga segera memperbaiki jalan tersebut, karena jika dibiarkan dapat menelan korban jiwa. (mag-11)

Serasa Dirumah

Leila Lopes

Miss Universe 2011 Leila Luliana da Costa Vieira Lopes, 25, kemarin (3/10) tiba di Jakarta sekitar pukul 11.00. Karena keterlambatan pesawat, kedatangan perempuan kelahiran Angola, 26 Februari 1986, tersebut mundur dua jam dari jadwal.

JAKARTA- Dia bakal berada di Indonesia selama 10 hari. Hari ini Lopes akan mengunjungi Jogjakarta dan melakukan beberapa kegiatan di sana. Salah satunya, mengunjungi Candi Prambanan.

Perempuan keempat Afrika yang memenangi Miss Universe itu dijemput Putri Indonesia 2010 Nadine Alexandra Dewi Ames. Mereka langsung menuju Hotel The Ritz-Carlton, Kuningan.

Lopes turun dari Toyota Alphard hitam bernomor polisi B 1003 QA. Dia tidak sendiri. Ada Roston Ogata, creative director-nya. Lopes memang ingin semobil dengan Ogata, sedangkan Nadine berada di mobil lain.

Sampai di hotel, Lopes disambut Mooryati Soedibyo (pendiri Yayasan Puteri Indonesia/YPI) dan 38 finalis Putri Indonesia. Raut lelah tergambar di wajahnya. Namun, dia tetap tersenyum dan menyalami finalis satu per satu.
Lopes yang mengenakan legging hitam dan atasan tanpa lengan bercorak itu terlihat kasual. Saat tengah menyalami finalis, dia langsung dikepung para fotografer. Namun, perempuan dengan tinggi badan 179 sentimeter tersebut tak peduli. Dia tetap ramah menyalami mereka. “Halo, apa kabar kalian?” katanya.

Setelah menyalami para finalis, Lopes dan Nadine berfoto bersama. Tak banyak yang dikatakan si ratu sejagat tersebut. Dia hanya bilang bahwa keadaannya baik-baik saja. “I?m fine today. Well, I feel like at home (saya baik-baik saja hari ini. Saya merasa seperti berada di rumah sendiri),” ungkapnya.

Miss Angola 2010 itu menyatakan terkesan atas sambutan untuk dirinya. Dia mengungkapkan bahwa orang Indonesia hangat dan ramah. Itulah yang membuat dirinya merasa berada di kampung halaman.

Seusai bertemu para finalis, Lopes yang ditemani Nadine menuju kamar untuk beristirahat. Nadine menuturkan, saat berjalan menuju kamar, perempuan hitam manis itu sempat bertanya kepada dirinya. “Tadi Leila bertanya, mereka tadi ngomong apa sih” Saya jelaskan, tadi banyak yang bilang bahwa dia itu cantik. Sementara itu, para fotografer tersebut hanya memintanya untuk menoleh ke arah kiri dan kanan. Dia lucu,” tuturnya.

Selain menghadiri malam final pemilihan Putri Indonesia 2011 yang dihelat pada Jumat (7/10), Miss Universe 2011 tersebut akan melawat ke beberapa kota. Yakni, Jogjakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali.

Hari ini setelah konferensi pers, Lopes akan terbang ke Jogjakarta ditemani Nadine. “Saya sangat siap menemani Leila. Hitung-hitung, melaksanakan tugas sebelum mahkota saya diberikan kepada Putri Indonesia yang baru. Kesempatan ini juga akan saya gunakan untuk mengenal Leila lebih dekat,” kata Nadine. (jan/c5/ttg/jpnn)

Kotak Hitam Ditemukan

Penyelidikan Butuh Sebulan

Pilot Dapat Santunan Rp2 M

MEDAN- Kotak hitam atau black box berisi rekaman fakta dan data di pesawat Cassa 212-200, PK-TLF ternyata sudah ditemukan Basarnas sejak Sabtu (1/10). Kotak hitam ini akhirnya diserahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Minggu (2/10), untuk diteliti lebih lanjut. Isi dari kotak hitam ini diharapkan akan menyibak penyebab sebenarnya jatuhnya pesawat milik maskapai PT Nusantara Buana Air (NBA) di pegunungan Bahorok Kabupaten Langkat, Kamis (29/9) lalu.

Ketua KNKT Marsekal Muda TNI Purn Tatang Kurniadi kepada wartawan di Lanud Medan, Senin (3/10) mengungkapkan, kotak hitam pesawat yang mengangkut 18 orang itu dengan mudah ditemukan. “Ditemukan Minggu di bagian ekor pesawat. Kondisi pesawat tidak hancur kali sehingga membuat tim Basarnas mudah mengambil black box dari tempatnya sejak Sabtu,” ungkap Tatang.

Setelah evakuasi korban selesai, barulah tim Basarnas mengambil kotak hitam pesawat ini, Minggu (2/10). Dari kota hitam, tim Basarnas mengambil sejumlah file seperti data metrologi, data pilot, dan data operasional pesawat ini selama beroperasi. “Kita akan membuat investigasi terhadap jatuhnya pesawat ini,” ungkapnya.

Black box langsung dibawa ke Jakarta untuk dilakukan penyeledikkan guna mengetahui penyebab pasti jatuhnya pesawat. “Prosesnya, untuk mendownload data butuh satu minggu, membacanya dan penyeldikkan yang memerlukan waktu satu bulan, kita akan mendengar komunikasi pilot pesawat dengan radar pemantau, itu harus teliti,” bebernya.

Saat ditanya terhadap bangkai pesawat cassa 212-200 milik PT NBA, Tatang menegaskan, tidak perlu melakukan investigasi di lokasi jatuhnya pesawat. “Tidak perlu, cukup yang file yang tadi yang saya jelasin. Kalau bangkai pesawat mau di silakan, itu hak PT NBA untuk bukti di asuransi,” katanya.

Setelah dilakukan penyeledikkan pihaknya akan membuat faktual report untuk di laporkan ke dapertamen perhubungan.

Dirinya menegaskan, medan dimana pesawat jatuh sangat sulit dijangkau. Terjal dan berbukit sehingga evakuasi yang sangat sulit dilakukan Basarnas. “Aanalisis sementara saya melihat medan yang susah, cuaca yang buruk dan suka berubah setiap saat. Namun hal ini tidak mebuat tim Basarnas turun semangat untuk melakukan evakuasi korban,” tandasnya.

Santunan Rp2 M

Famal Ishak pilot yang membawa pesawat PT NBA, akan mendapatkan santunan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dari PT Jamsostek (Persero) sebesar Rp2.040.000.000 miliar.

Sementara crew lainnya, Nico Matulessi (mekanik) dan B Sutopo masing-masing akan mendapatkan santunan kecelakaan kerja sebesar  Rp552 juta dan Rp288 juta.

“Berdasarkan database di Jamsostek yang kita punya, mereka tercatat sebagai peserta jamsostek. Karena mereka meninggal saat bertugas, maka santunan kepesertaan mereka akan segera diberikan dan menjadi tanggungjawab PT jamsostek selaku badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja,” demikian disampaikan Kepala PT Jamsostek (Persero) Cabang Medan Drs H Pengarapen Sinulingga MM.

Kabid Pemasaran Jamsostek Medan Bambang Utama menambahkan, hingga kini Jamsostek Medan masih terus mencari tahu apakah korban lainnya juga terdaftar sebagai peserta jamsostek. Hingga kini, yang teridentifikasi sebagai peserta jamsostek adalah crew pesawat saja.

“Jika keluarga korban ada yang mengetahui keluarga yang menjadi korban merupakan peserta jamsostek, sebaiknya melapor ke PT Jamsostek terdekat atau ke perusahaan di mana korban bekerja, agar segera diproses,” saran Bambang.

Penerbangan Jarak Pendek Tetap Berjalan

Pasca jatuhnya pesawat milik maskapai penerbangan PT NBA, Kamis (29/9), penerbangan jarak pendek tetap berjalan di Bandara Polonia Medan, Senin (3/10) siang. Amatan Sumut Pos di Bandara Polonia Medan, Senin (3/10) pagi hingga siang, terlihat arus penumpang berjalan dan tidak ada kendala. Sama halnya dengan penerbangan jarak pendek, juga berjalan seperti biasanya.

Indra (30), warga Medan yang hendak berangkat ke Aceh saat di Bandara Polonia Medan mengaku, tidak khawatir berangkat ke Aceh karena cuaca cerah. “Kalau cuaca tidak baik, lebih baik sedia payung sebelum hujan artinya saya batalkan saja untuk berangkat ke Aceh. Mencegah lebih baik, lagi pula yang namanya ajal tidak bisa dielakkan lagi,” katanya.

Hal senada diucapkan Winda (28). “Kalau saya lihat cuaca kurang bagus, penerbangan saya batalkan dan saya rela rugi yang penting selamat. Tapi kalau sudah ajal, tidak ada yang bisa mengetahuinya, bang,” ujarnya.

Salah seorang wanita pegawai di loket maskapai penerbangan Susi Air yang enggan namanya disebutkan mengaku, penerbangan jarak pendek ke Aceh dan beberapa daerah di Sumatera Utara sekitarnya berjalan dan tidak ada kendala.
“Arus penumpang tetap berjalan seperti biasanya. Tidak ada mengalami penuruan atau peningkatan. Penumpang tetap naik pesawat. Kalau masalah trauma, itu tergantung masing-masing orang,” terangnya.

Humas Angkasa Pura II Bandara Polonia Medan, Firdaus mengatakan, pihaknya tetap melakukan kordinasi dengan pihak BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) untuk mengetahui cuaca dan selanjutnya diberitahukan kepada masing-masing pilot dari maskapai penerbangan yang hendak melakukan penerbangan.

“Pihak bandara tetap memberikan peringatan jika cuaca tidak baik berdasarkan laporan dari BMKG. Sebelum para pilot melakukan penerbangan mereka mengisi Flight Plan dan disitu kita beritahukan mengenai keadaan cuaca. Jika disatu daerah cuaca tidak baik, kita menganjurkan kepada pilot untuk mencari rute terbang yang lain agar tidak terjadi sesuatu hal,” pungkas Firdaus.

Firdaus menuturkan, masalah terbang atau tidaknya pesawat itu merupakan hak dari masing-masing pilot dan maskapai penerbangan. “Pokoknya pihak bandara tetap memberitahukan peringatan,” ujarnya.
Ditegaskan Firdaus, penerbangan jarak pendek tetap berjalan dan tidak ada halangan. “Penerbangan jarak pendek tetap berjalan dan tidak ada mengalami perubahan. Untuk rutenya jika ada cuaca tidak bagus, itu tergantung mereka dan sekali saya katakan pihak bandara tetap berikan peringatan terbang jika hendak melakukan penerbangan,” ungkapnya.(mag-7/jon/ari)

80 Persen Patah Tulang Leher

Ke 18 orang korban kecelakaan pesawat milik PT NBA yang berhasil dievakuasi Minggu (2/10) kemarin diperkirakan semua patah tulang. “Semua korban mengalami patah tulang leher dan pendarahan,” kataDirektur Medik & Keperawatan RSUP H Adam Malik, Dr Lukmanul Hakim di ruang kerjanya.

Mengenai hasil visum, ujarnya, hanya dikeluarkan kecuali atas perintah Pengadilan untuk keperluan persidangan. “Secara umum, itu hasilnya. Untuk (informasi) lebih lanjutnya, itu merupakan hak dari pihak Kepolisian dan Tim Ahli Forensik,” lanjutnya.

Pihaknya rumah sakit sudah memberikan bantuan yang diminta oleh pihak kepolisian dan penyidik. “Tim dokternya yaitu Dr Mistar Ritonga, Dr Guntur B, Dr Surjit Singh dan Dr Amri Amir. Pokoknya banyak tim dokter termasuk dokter dari Tim Forensik POLRI,” ujarnya.

Ditegaskannya, pihaknya sudah menyerahkan kesemua jenazah ke keluarga masing-masing. “11 jenazah dibawa keluargannya masing-masing ke Aceh, 4 jenazah dibawa keluarga masing-masing ke Jakarta dan 3 jenazah merupakan warga Medan. Saya tegaskan, semua korban patah tulang terutama pada leher akibat hentakan pesawat yang mendarat darurat,” ujarnya.

Hal senada juga diucapkan Humas RSUP H Adam Malik, Sairi Saragih. “Itu merupakan wewenang dari Pihak Penyidik dan Tim Forensik,” ungkapnya.

Sedangkan menurut Ahli Forensik RSUP H Adam Malik, dr Mistar Ritonga SpF, penyebab kematian korban jatuhnya pesawat karena faktor trauma benturan yang menyebabkan terjadinya patah tulang dan retak tulang pada tengkorak dan leher. “Hampir 80 persen dari penumpang pesawat terjadi karena benturan,” ungkapnya.

Sedangkan 20 persen lagi dari penumpang pesawat masih dapat dikatakan hidup setelah terjatuh sebelum akhirnya meninggal. “Kondisi jenazah tidak rusak dan mudah diidentifikasi/ditandai oleh pihak keluarga, hanya saja kondisi jenazah yang sudah mulai terjadi proses pembusukan,” ujarnya.

Dijelaskannya, proses pembusukan mulai terjadi timbul 12-24 jam kemudian setelah terjatuh. “Dari proses pembusukan jenazah korban sudah membengkak diatas satu centimeter,” ungkapnya.
Penyelamat Evakuasi Terjebak di Hutan.

Di lain pihak, hingga kemarin, 25 anggota tim evakusai Cassa 212 dari Paskas TNI- AU, Brimob, Raider, Basarnas masih berada di hutan, tepatnya di daerah Gunung Kapur, Sungai Selembam.

Tim evakuasi yang sebelumnya diturunkan ke lokasi terjatuhnya pesawat Cassa 212 belum dijemput heli karena terhalang buruknya cuaca di lokasi itu. Pesawat helikopter yang diterbangkan ke lokasi tak bisa menembus ganasnya cuaca. Jika terhitung hingga hari ini, Selasa (4/10), mereka berada di hutan sudah 4 hari di dalam hutan yang berudara sangat dingin tersebut.

Informasi dihimpun, untuk mengeluarkan para tim evakuasi, heli jenis Super Puma H 3211 diterbangkan dari langsung dari Bandara Polonia Medan untuk menjemput para tim. Namun hingga sampai saat ini belum berhasil menjemput para tim. Heli yang tiba di Posko di Desa Bahorok, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, langsung berkordinasi untuk mengetahui posisi pasti dimana tim tersebut berada.

Setelah melakukan kordinasi, akhirnya heli berangkat ke lokasi hutan dimana tempat tim berada. Setelah melihat titik keberadaan para tim, heli menurunkan tali guna menjempun para tim. Sebab, heli jenis ini tidak bisa turun untuk mejmput langsung tim karena kondisi medan.

Kondisi medan sendiri sangat terjal dengan kemiringan hingga 70 derejat di atas bukit. Setelah menurunkan tali dari atas helikopter, beberapa tim langsung mengaitkan tali. Satu persatu tim yang berada di dalam hutan langsung dinaikan.

Namun naas, baru dua orang tim SAR dinaikan, tiba-tiba helikopter tersebut mengalami kerusakan pada HOIS sehingga pengevakuasian para anggota yang masih berada di dalam langsung dihentikan. Helikopter tersebut, hanya berhasil membawa dua orang.

Kondisi heli yang tidak memungkinkan untuk mengangkut para tim yang masih tertinggal dan cuaca yang tiba-tiba berubah menjadi mendung, akhirnya membuat heli putar haluan dan kembali ke Posko. Hingga sampai saat ini, sebanyak 25 orang tim evakuasi masih berada di dalam hutan guna menunggu penjemputan berikutnya.
Dan Lanud Letkol Pnb A Rasyid mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih mengupayakan membawa para tim evakuasi yang masih berada di hutan dengan mempuh jalur udara. “Kita masih berupaya untuk menjempu para tim dengan jalur udara,” kata A Rasyid melalui ponselnya.

Kemarin pagi, menurutnya, pihaknya telah menerbangkan heli guna menjemput tim. Namun karena kondisi yang tidak memungkinkan, akhirnya heli kembali ditarik dan akan kembali diterbangkan pagi ini untuk melanjutkan penjemputan tim.

Sedangkan Komandan Kompi Tim Evakuasi Kapten A Fajar mengakui kalau tim evakuasi masih berada di hutan karena terhalang cuaca untuk penjemputan mereka. “Penjemputan akan kita lakukan besok (hari ini,red),” ujarnya.(mag-7/jon/ari)

Danai Inalum, Pemda Bisa Pinjam dari Pusat

JAKARTA-Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Sumut, Parlindungan Purba, membuka wacana baru terkait sumber dana yang bisa digunakan Pemprov Sumut dan 10 kabupaten/kota untuk ikut terlibat mengelola PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) pascaputus kontrak 2013.

Jika selama ini yang baru berkembang adalah wacana menggandeng pihak ketiga dengan membentuk konsorsium, Parlindungan mengatakan, dana juga bisa pinjam dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP)— sebuah Badan Layanan Umum (BLU) yang mengelola dana investasi pemerintah yang berada dalam  naungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Parlindungan mengaku mendapat kabar bahwa PIP juga sangat tertarik ikut menanamkan modalnya di PT Inalum ke depan. Menurutnya, ketertarikan PIP itu bisa dikombinasikan dengan keinginan pemprov Sumut dan 10 kabupaten/kota untuk ikut mendapat jatah saham Inalum.

“PIP itu juga sangat tertarik, pemda juga sangat tertarik. Ya tinggal dinegosiasikan saja soal berapa jumlahnya (besaran pinjaman modal, Red),” ujar Parlindungan Purba kepada Sumut Pos, Senin (3/10).

Sekadar diketahui, PIP bergerak sebagai lembaga investasi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 soal Investasi Pemerintah. Lembaga ini bisa menanamkan modal di sektor apa pun, baik di sektor riil maupun surat berharga (pasar modal), dengan syarat tidak boleh rugi.

PIP juga bisa memberikan pinjaman ke pemda. Contohnya, beberapa bulan lalu, PIP memberikan pinjaman senilai Rp40,5 miliar kepada Pemko Surakarta, yang digunakan untuk  mendanai proyek pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah yang sempat mangkrak sekitar enam bulan. Pinjaman ini dikenakan bunga efektif 8,75 persen dengan grace period satu tahun.

Parlindungan menyatakan dukungannya terhadap permintaan Plt Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho agar pemda mendapat jatah saham 60 persen, sisanya  40 persen untuk pusat. Rincian yang disampaikan Gatot ke Menteri Perindustrian MS Hidayat, yang 60 persen itu, 20 persen untuk pemprov dan 40 persen untuk 10 kabupaten/kota.
“Itu bagus, saya mendukung Pak Gatot, karena beliau pasti punya konsep dan punya perhitungan yang matang, yang semua untuk kepentingan masyarakat Sumut,” ujar Parlindungan.

Memang, kata Parlindungan, sudah semestinya, pada tahap awal pemda mengajukan angka yang tinggi. “Harus ambil angka tertinggi, tinggal nanti dinegosiasikan,” terangnya.

Seperti diberitakan, Gatot menyampaikan keinginan formula saham 60 persen pemda 40 persen pusat, ke MS Hidayat dalam acara di Medan beberapa waktu lalu. Gatot cerita, Hidayat janji akan membahas usulan itu di tingkat pusat. “Menteri mengatakan, ‘ya nanti kita bahas’.Yang sudah pasti, komitmen pusat sudah jelas bahwa Inalum akan diambil,” terang Gatot.

Menurut Gatot, masalah pendanaan sebenarnya merupakan masalah teknis yang pasti bisa dicarikan solusinya. Dia yakin, prospek yang cukup bagus di bisnis alumunium, akan memudahkan pemda untuk mencari dana. Salah satu caranya, pemda bisa utang dulu ke pihak ketiga.

Seperti diketahui, ke-10 kabupaten/kota yang ada di sekitar danau Toba yakni Taput, Tobasa, Samosir, Humbahas, Simalungun, Karo, dan Dairi. Sedang tiga kabupaten/kota di bagian hilir Danau Toba yakni Asahan, Batubara, dan Kota Tanjung Balai. (sam)

Lagi, Dua Calhaj Tunda Keberangkatan

MEDAN-Daftar jamaah calon haji (Calhaj) yang menunda keberangkatan ke tanah suci terus bertambah. Setelah tiga calhaj dari Labuhan Batu dan Medan yang menunda keberangkatan karena ada urusan penting, kali ini dua calhaj dari Sidimpuan kembali menunda keberangkatannya ke tanah suci. Kedua calhaj yang merupakan suami istri tersebut Ali Hasaran Nasution Bin Afini Nasution (60) dan Nurbaiti Daulay Binti Halifan Daulay (59). Kedua calhaj ini tergabung pada Kloter II Embarkasi Polonia Medan.

Staf Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Polonia Medan Chairul Syam mengatakan, penundaan keberangkatan kedua calhaj tersebut disebabkan Ali yang mengalami sakit dan kurang cairan di tubuhnya. “Tim kesehatan di Asrama Haji Medan menyarankan Ali agar menunda keberangkatannya, melihat kondisi kesehatan jamaah yang kurang fit. Dan tim kesehatan menyarankan agar mereka berangkat pada Kloter berikutnya,” ujar Chairul Syam, Senin (3/10).

Karena Ali gagal berangkat tepat waktu, maka isterinya Nurbaiti juga tak jadi berangkat. “Ali mengalami sakit secara tiba-tiba, dan perlu mendapat perawatan serius. Namun, keberangkatan selanjutnya dan bergabung dengan Kloter mana bagi kedua calhaj ini belum diketahui. Ini merupakan kewenangan PPIH Embarkasi Polonia Medan,” ungkapnya.
Sementara itu, 454 calhaj yang tergabung di Kloter II Embarkasi Polonia Medan, berangkat menuju Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, sekira pukul 09.45 WIB. Dari 454 calhaj tersebut, 374 orang dari Sidimpuan dan 70 orang dari Medan, serta lima orang merupakan petugas haji. Dari keseluruhan calhaj, jamaah haji tertua atas nama Dewani Jabatari Muhammad Binti Jabatari (91) dan jamaah haji termuda Ferdiansah Ongku Daulay Bin Ongku Parimpunan Daulay (18) yang keduanya merupakan calhaj dari Sidimpuan.

Rombongan calhaj tersebut diberangkatkan Wali Kota Medan Rahudman Harahap yang didampingi Wakil Wali Kota Sidimpuan Maragung Harahap.

Sementara itu, petugas Tim Kesehatan Embarkasi Polonia Medan didampingi Sazli menjelaskan, jamaah calhaj risiko tinggi umumnya para jamaah calhaj yang masuk pada kategori usia lanjut, penderita endokrin dan sistem sirkulasi.
Menurut petugas Tim Kesehatan Embarkasi Polonia Medan, yang tergolong kategori usia lanjut yakni jamaah calhaj yang berusia lebih dari 60 tahun. Untuk penderita endoktrin yakni penderita diabetes, dan jamaah sistem sirkulasi adalah jamaah penderita hypertensi.

Dari dua Kloter yang telah berangkat, sebanyak 244 jamaah calhaj dinyatakan sebagai golongan usia lanjut. Sementara jamaah penderita hypertensi terhitung 202 orang dan 83 jamaah dinyatakan memiliki penyakit diabetes. Semua jamaah tersebut diberikan fasilitas pengobatan gratis. “Jika jamaah kehabisan obat, jamaah tinggal berhubungan langsung dengan tim kesehatan yang telah disediakan per kloter,” kata Kabag Humas PPIH Sumut, Sazli Nasution.

Kamar Mandi Disorot

Kondisi kamar mandi di Asrama Haji Medan kotor. Setidaknya hal ini sempat diungkapkan jamaah calhaj Kloter II asal Sidimpuan. Namun, Penanggungjawab Sanitasi, Makanan dan Lingkungan Asrama Haji Medan A Wahid Manik membantahnya.

Pasalnya, menurut Wahid, semua perhatian terhadap kamar mandi telah dilakukan berulang kali sebelum jamaah calhaj memasuki Asrama Haji Medan. “Sebelum Ramadan kondisi Asrama Haji Medan juga telah ditinjau Dirjen Penyehatan, Perumahan dan Lingkungan. Saat ini, kebersihan kamar mandi terus dipantau dan dikontrol dengan intensitas dua hari sekali,” jelasnya didampingi Sazli Nasution.

Kondisi kamar mandi, menurutnya, masih termasuk kategori layak dan bisa digunakan. Maka pernyataan mengenai kamar mandi bau dan kotor yang disampaikan jamaah calhaj asal Sidimpuan itu hanya mengada-ada. “Mungkin di beberapa sudut kamar mandi terlihat berkerak dan kurang apik, itu disebabkan kondisi keramik yang sudah lama. Hal ini juga kita lakukan sesuai dengan permintaan anggota Komisi VIII Hasrul Anwar ketika hadir melepaskan jamaah haji Kloter I. Saat itu beliau meminta pemeliharaan dan perbaikan harus dilakukan segera,” ujar Sazli.(saz)

Nico Pucat sebelum Berangkat, Aboy tak Sempat Kembangkan Bisnis

Mengenang Dua Warga Medan Korban Kecelakaan Cassa 212-200

Nico Matulessy meninggalkan kenangan tak terlupakan bagi anak, keluarga hingga tetangga. Nico menjadi sumber inspirasi bagi anaknya dan sosok ayah bagi rekan kerjanya. Sedangkan Aboy, ialah pebisnis teratak yang sedang mengembangkan bisnis ke Aceh.

Nuansa kesedihan menyelimuti rumah duka atas Kepergian Nico Matulessy (72), mekanik Cassa 212-200, PK-TLF yang jatuh di kawasan pegunungan Bahorok, Kabupaten Langkat, Kamis (29/9) lalu. Peristiwa ini menyisakan luka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.

Almarhum juga meninggalkan kenangan manis di mata anak-anaknya. Seperti dirasakan Victor Matulessy anak pertama Nico. Keluarga kehilangan seorang pemimpin yang disiplin, berjiwa sosial dan memahami keadaan setiap anak-anaknya.

“Bapak itu orangnya disiplin, kemudian bapak seorang pemimpin keluarga yang menyayangi anak dan istrinya. Bapak itu seorang bekerja keras, sosok yang menginspirasi saya untuk menghargai waktu dan bekerja,” ujar Viktor kepada Sumut Pos di rumah duka, Senin (3/10).

Viktor lantas membeber contoh kecil kedisplinan Nico dalam sehari-harinya. “Bapak itu dari Dari kantor pulang langsung ke rumah, tidur sebelum pukul 22.00 WIB dan bangun pukul 05.00 WIB. sebagai orangtua, kami bangga terhadap bapak,” ungkapnya dengan nada sedih.

Dalam mendidik anak-anaknya, almarhum tidak pernah main kasar, main tangan untuk memukul. “Dari kecil sampai besar, saya dan adik tidak pernah dipukul bapak,” katanya.

Viktor kontak terakhir dengan Nico saat ia mengantar ayahnya tersebut hendak bertugas di Bandara Polonia Medan, Kamis (29/9) sekitar pukul 07.00 WIB. “Saya ngantar bapak ke bandara sebelum pesawat yang bapak tumpangi jatuh,” sebutnya.

Bukan keluarga saja merasa kehilangan Nico. Hal yang sama dirasakan seprofesi juga merasa kehilangan, atas kepergian mekanik senior tersebut.

Diantaranya, Ade (40), rekan kerja Nico di PT Nusantara Buana Air (NBA). Saat ditemui di rumah duka di Jalan Sei Padang Medan. “Almarhum orangnya lucu, jarang marah. Dia memang disiplin dan pekerja keras,” ujar Ade.
Ade juga menjelaskan, Nico seharusnya sudah tidak ikut terbang, terhitung beberapa bulan terakhir. Namun karena kebijakan perusahaan dan kurangnya sumber daya manusia, Nico yang menjabat sebagai inspektor itu harus tetap turut dalam penerbangan.

Terakhir kali berbincang dengan Nico, Rabu (28/9), Ade melihat atasannya itu pucat. Melihat kondisi Nico saat itu, dirinya menawarkan jasa untuk mengantarkan Nico ke kediamannya. “Dia itu sudah seperti ayah bagi saya. Saya lihat hari Rabu itu, beliau pucat. Saya mau antar, tapi dia menolak. Dia bilang dia mau ibadah,” ungkapnya mengenang.
Kesedihan juga dirasakan para tetangga. Ita Bessi, tetangga sebelah rumah almarhum menjadi saksi keramahan Nico. “Lihatlah, dia itu orangnya sederhana,” kata Ita saat dijumpai  di rumah duka.

Nico bekerja di dunia penerbangan sejak lajang. Sebelum bergabung di PT NBA, Nico pernah bekerja di maskapai Garuda Indonesia dan Smac. Almarhum meninggalkan seorang istri, Stevani (70) dan dua orang putra, Victor Matullesi dan Stevan Matullesi.

Jenazah korban dimakamkam, di pemakaman umum kristen di Jalan Gajah Mada Medan. Sebelum dimakamkan, sekitar pukul 13.00 WIB, keluarga akan menggelar kebaktian di rumah duka untuk penghormatan terakhir. Setelah itu, jenazah dibawa ke Gereja Protestan Indonesia di Bagian Barat (GPIB) Immanuel Medan.

Menurut Stevani, kondisi jenazah masih utuh, hanya mengalami memar dan luka gores di bagian kepala sebelah kanan. “Kami sekeluarga ikhlas,” tandas Stevani sembil mengusap air mata yang jatuh di pipinya.

Stevani yang tidak kuasa atas kematian suaminya sempat jatuh pingsang di samping jasad suaminya yang sudah berada di peti jenazah berwarna coklat. Dari pantauan Sumut Pos terlihat hilir mudik pelayat berdatangan kerumah duka dari keluarga, rekan kerja, kerabat dekat dan tetangga untuk melayat.

Warga Medan lain yang menjadi korban jatuhnya pesawat Cassa 212-200 adalah Tirnau Karsu. Bagi sanak keluarga dan umat Hindu di sekitaran Jalan Mawar Kecamatan Medan Polonia, Tirnau Karsu merupakan sosok seorang pekerja keras dengan rasa sosial yang tinggi.

Namun sayang, pebisnis tenda teratak yang terbilang sudah menasional ini harus tewas saat akan memperluas bisnisnya ke Tanah Rencong, NAD. Tirnau tewas saat menaiki pesawat Casa 212-200 yang jatuh di Bahorok menuju Serambi Mekah.

Tak sedikit yang menumpahkan air mata ketika sesosok yang sangat dibutuhkan di keluarganya ini terbaring dalam peti jenazah, sebelum diberangkatkan untuk dilakukan kremasi (Pembakaran jenazah, Red) dari rumah duka, Senin (3/10). Tak sedikit pula papan ucapan belasungkawa yang terpacak sepanjang jalan menuju rumah duka yang berjarak ratusan meter.

Tirnau yang akrab dipanggil Aboy, meninggalkan seorang istri dan dua anak laki-laki serta dua anak perempuan.
Sejak kejadian tersebut jenazah Aboy baru sampai ke rumah duka pada Minggu (2/10) malam sekira pukul 22.30 WIB. Saat itu, jenazah disambut dengan isak tangis juga haru yang menggema di dalam rumah bercat hijau itu.

Senin (3/10) pagi, sebelum dibawa ke tempat kremasi di Deli Tua, keluarga melakukan ritual pelepasan jenazah.

Terlihat jenazah Aboy ditidurkan dalam sebuah peti yang diletakkan di halaman depan rumah duka dan siap dibawa.
Saat itu banyak ritual yang dilakukan termasuk mengelilingi jenazah sebanyak 21 kali oleh sanak keluarga. Juga ucapan belasungkawa yang langsung dilakukan masing-masing sanak keluarga, kerabat terdekat, tokoh masyarakat dan para pembesar seperti anggota DPRD. Disambung dengan pembacaan doa. “Mengelilingi jenazah itu merupakan adat dan ritual Hindu. Dan itu dilakukan sanak keluarga termasuk anak-anaknya,” ungkap adik Aboy, Bala Krisna, di rumah duka.
Aboy memang dikenal dermawan, bahkan ia membangun sebuah kuil tepat di belakang rumahnya. Kuil ini dibuat untuk para umat Hindu melakukan ibadahnya. “Karena itu pula, jenazah abang diberikan keistimewaan untuk mengelilingi kuil sebanyak tiga kali dengan menggunakan mobil jenazah,” jelas Krisna.

Sekira pukul 11.45 WIB, jenazah berangkat menuju tempat kremasi di Deli Tua. Sebelumnya Krisna sempat menjelaskan, setelah dikremasi, maka abu dan tulang-tulang Aboy akan disimpan. “Pada hari ketiga baru dibawa ke laut untuk ditebarkan. Ini dimaksudkan agar semuanya kembali ke asalnya,” tuturnya lagi.

Sanak keluarga lebih hanyut dalam kesedihan karena ternyata bulan ini merupakan bulan puasa bagi umat Hindu. “Bulan ini bulan Perdhasi, bulan puasa dan sebentar lagi akan hari raya, tepatnya pada 26 Oktober ini. Kini, kami tak lagi bisa merayakan hari kemenangan itu bersamanya (Aboy, Red),” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Kepling IV Selamat yang turut hadir dalam prosesi menjelaskan, Aboy adalah sesosok pebisnis yang baik, punya rasa social tinggi dan tak memilih-milih dalam berteman. “Dia tak hanya berteman sesama orang Hindu, kita-kita juga sangat dekat dengannya,” katanya.

Selamat juga menjelaskan, Aboy memang merupakan seorang yang sangat diandalkan dalam keluarganya. Karena merupakan orang yang sangat suka bekerja keras. “Usaha tenda terataknya ini sangat sukses di Kota Medan bahkan Sumut. Saat Tsunami di Nias, dan Presiden SBY datang ke sana, maka tendanya lah yang digunakan di sana. Usahanya dikenal dengan Arjun Rental,” ungkapnya.

Dan memang sudah naas, sambungnya, menurut Selamat, kepergian Aboy menuju Aceh adalah urusan untuk memperlebar usahanya. “Kalau sudah begini, ya semua juga berduka atas kepergiannya,” ujar Selamat.

Diantara pelayat di rumah duka, tampak Wali Kota Medan, Rahudman Harahap dan jajarannya. Datang sekitar pukul 11.00 WIB, Rahduman sempat menghibur keluarga korban Nico Matullesi. “Saya datang mengucapkan turut berduka cita sedalam-dalamnya,” ujarnya di hadapan keluarga Nico.

Menyinggung lambatnya proses evakuasi, Rahduman menganggap hal itu tidak benar. “Sudah pas itu, melihat medan yang terjal dan berbukit,” ujarnya.

Perhatian juga diberikan Bupati Langkat, H Ngogesa Sitepu. “Saya sampaikan turut belasungkawa semoga korban diterima disisi Allah dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan untuk menjadikan sabar sebagai obat penolong,” kata Ngogesa.

Bupati menyampaikan hal itu kepada koleganya Bupati Aceh Tenggara, Hasanuddin, yang dengan setia terus memantau perkembangan serta upaya pertolongan dan evakuasi sejak diperoleh berita jatuhnya pesawat tersebut Kamis lalu.
Ngogesa juga mengemukakan permohonan maaf, bila selama keluarga korban berada di Kabupaten Langkat belum terlayani secara maksimal. “Musibah ini jadi pelajaran berharga bagi kita untuk tidak lengah mempersiapkan bekal menuju kehidupan abadi karena sewaktu-waktu dapat kita alami,” pungkas Ngogesa. (mag-7/saz/mag-4)

Badai Nesat Gilir Negara Asia

Filipina Ditiup Badai Ketiga

BEIJING- Satu persatu negara di Asia disinggahi badai Nesat. Sejumlah negara itu dimulai di Filipinam, Thailand, Kamboja, Vietnam, Hongkong hingga ke Cina. Badai menyebabkan sungai meluap sehingga sebagian wilayah negara itu digenangi banjir besar. Hujan deras disertai angin kencang menyebabkan longsor.

Seperti dilansir kantor berita Xinhua, Minggu (2/10), badai Nesat mebantai Cina sejak Jumat pekan lalu dan menyebabkan longsor di provinsi Hainan. Akibat Nesat, lima sungai yang mengaliri provinsi tersebut meluap hingga merendam ribuan rumah dan lahan pertanian.

Di kota Qinzhou, sungai Qinjiang meluap hingga membanjiri hutan lindung yang dibangun di sekitar sungai dan jalanan di sekitarnya. Di kota Beihai, fasilitas bandara rusak berat akibat hujan dan petir.

Dilaporkan, sedikitnya dua juta penduduk Cina harus dievakuasi dari kediaman masing-masing, seperti diberitakan CNN. Sedikitnya 132 ribu di antaranya adalah penduduk provinsi Nanning yang mengalami dampak kerusakan terberat.

Badai Nesat menjadi badai terkuat yang meniup Cina sejak 2005. Kali ini, badai Nesat memporak-porandakan 24 wilayah di provinsi Nanning dan menyebabkan kerugian di daerah sekitarnya, kerusakan diperkirakan akan mencapai puncaknya pada hari ini.

Pemerintah provinsi memperkirakan kerugian yang dialami akibat bencana itu sebesar 1,4 miliar yuan setera Rp2 triliun. Sebagian besar kerusakan diakibatkan terendamnya 257.900 hektar tanah pertanian dan ribuan rumah penduduk sehingga kegiatan perekonomian terhambat.

Sedangkan di Filipina, Badai Nalgae telah memorak-porandakan pesisir timur laut negara yang dipimpin Presiden Benigno “Nonoy” Aquino III tersebut. Tepatnya, Provinsi Isabela. Tiga orang tewas dan sekitar 28 yang lain hilang akibat amukan badai kedua setelah badai Nesat tersebut.

Hingga kemarin (2/10), tim penyelamat masih kesulitan melakukan evakuasi di lokasi bencana yang berada di Pulau Luzon tersebut. Seperti badai Nesat mengakibatkan banjir di mana-mana. Tim penyelamat terpaksa memencar dalam kelompok-kelompok kecil untuk mendistribusikan bantuan air minum dan makanan kepada ratusan warga yang terjebak di atap-atap rumah.

Akibat badai itu. Filipina menglami kerugian sebesar 8 miliar peso sama dengan Rp1,6 triliun. Kerugian terbesar disumbang provinsi Isabela dan Cagayan yang merupakan lumbung tani Filipina.
Sementara itu, di Kamboja badai Nesat yang menyebabkan banjir membuat kondisi negara itu porak poranda. Banjir di wilayah ini menyebabkan wisatawan terdampar di lokasi wisata.  (bbs/jpnn)