29 C
Medan
Thursday, May 23, 2024

80 Persen Patah Tulang Leher

Ke 18 orang korban kecelakaan pesawat milik PT NBA yang berhasil dievakuasi Minggu (2/10) kemarin diperkirakan semua patah tulang. “Semua korban mengalami patah tulang leher dan pendarahan,” kataDirektur Medik & Keperawatan RSUP H Adam Malik, Dr Lukmanul Hakim di ruang kerjanya.

Mengenai hasil visum, ujarnya, hanya dikeluarkan kecuali atas perintah Pengadilan untuk keperluan persidangan. “Secara umum, itu hasilnya. Untuk (informasi) lebih lanjutnya, itu merupakan hak dari pihak Kepolisian dan Tim Ahli Forensik,” lanjutnya.

Pihaknya rumah sakit sudah memberikan bantuan yang diminta oleh pihak kepolisian dan penyidik. “Tim dokternya yaitu Dr Mistar Ritonga, Dr Guntur B, Dr Surjit Singh dan Dr Amri Amir. Pokoknya banyak tim dokter termasuk dokter dari Tim Forensik POLRI,” ujarnya.

Ditegaskannya, pihaknya sudah menyerahkan kesemua jenazah ke keluarga masing-masing. “11 jenazah dibawa keluargannya masing-masing ke Aceh, 4 jenazah dibawa keluarga masing-masing ke Jakarta dan 3 jenazah merupakan warga Medan. Saya tegaskan, semua korban patah tulang terutama pada leher akibat hentakan pesawat yang mendarat darurat,” ujarnya.

Hal senada juga diucapkan Humas RSUP H Adam Malik, Sairi Saragih. “Itu merupakan wewenang dari Pihak Penyidik dan Tim Forensik,” ungkapnya.

Sedangkan menurut Ahli Forensik RSUP H Adam Malik, dr Mistar Ritonga SpF, penyebab kematian korban jatuhnya pesawat karena faktor trauma benturan yang menyebabkan terjadinya patah tulang dan retak tulang pada tengkorak dan leher. “Hampir 80 persen dari penumpang pesawat terjadi karena benturan,” ungkapnya.

Sedangkan 20 persen lagi dari penumpang pesawat masih dapat dikatakan hidup setelah terjatuh sebelum akhirnya meninggal. “Kondisi jenazah tidak rusak dan mudah diidentifikasi/ditandai oleh pihak keluarga, hanya saja kondisi jenazah yang sudah mulai terjadi proses pembusukan,” ujarnya.

Dijelaskannya, proses pembusukan mulai terjadi timbul 12-24 jam kemudian setelah terjatuh. “Dari proses pembusukan jenazah korban sudah membengkak diatas satu centimeter,” ungkapnya.
Penyelamat Evakuasi Terjebak di Hutan.

Di lain pihak, hingga kemarin, 25 anggota tim evakusai Cassa 212 dari Paskas TNI- AU, Brimob, Raider, Basarnas masih berada di hutan, tepatnya di daerah Gunung Kapur, Sungai Selembam.

Tim evakuasi yang sebelumnya diturunkan ke lokasi terjatuhnya pesawat Cassa 212 belum dijemput heli karena terhalang buruknya cuaca di lokasi itu. Pesawat helikopter yang diterbangkan ke lokasi tak bisa menembus ganasnya cuaca. Jika terhitung hingga hari ini, Selasa (4/10), mereka berada di hutan sudah 4 hari di dalam hutan yang berudara sangat dingin tersebut.

Informasi dihimpun, untuk mengeluarkan para tim evakuasi, heli jenis Super Puma H 3211 diterbangkan dari langsung dari Bandara Polonia Medan untuk menjemput para tim. Namun hingga sampai saat ini belum berhasil menjemput para tim. Heli yang tiba di Posko di Desa Bahorok, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, langsung berkordinasi untuk mengetahui posisi pasti dimana tim tersebut berada.

Setelah melakukan kordinasi, akhirnya heli berangkat ke lokasi hutan dimana tempat tim berada. Setelah melihat titik keberadaan para tim, heli menurunkan tali guna menjempun para tim. Sebab, heli jenis ini tidak bisa turun untuk mejmput langsung tim karena kondisi medan.

Kondisi medan sendiri sangat terjal dengan kemiringan hingga 70 derejat di atas bukit. Setelah menurunkan tali dari atas helikopter, beberapa tim langsung mengaitkan tali. Satu persatu tim yang berada di dalam hutan langsung dinaikan.

Namun naas, baru dua orang tim SAR dinaikan, tiba-tiba helikopter tersebut mengalami kerusakan pada HOIS sehingga pengevakuasian para anggota yang masih berada di dalam langsung dihentikan. Helikopter tersebut, hanya berhasil membawa dua orang.

Kondisi heli yang tidak memungkinkan untuk mengangkut para tim yang masih tertinggal dan cuaca yang tiba-tiba berubah menjadi mendung, akhirnya membuat heli putar haluan dan kembali ke Posko. Hingga sampai saat ini, sebanyak 25 orang tim evakuasi masih berada di dalam hutan guna menunggu penjemputan berikutnya.
Dan Lanud Letkol Pnb A Rasyid mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih mengupayakan membawa para tim evakuasi yang masih berada di hutan dengan mempuh jalur udara. “Kita masih berupaya untuk menjempu para tim dengan jalur udara,” kata A Rasyid melalui ponselnya.

Kemarin pagi, menurutnya, pihaknya telah menerbangkan heli guna menjemput tim. Namun karena kondisi yang tidak memungkinkan, akhirnya heli kembali ditarik dan akan kembali diterbangkan pagi ini untuk melanjutkan penjemputan tim.

Sedangkan Komandan Kompi Tim Evakuasi Kapten A Fajar mengakui kalau tim evakuasi masih berada di hutan karena terhalang cuaca untuk penjemputan mereka. “Penjemputan akan kita lakukan besok (hari ini,red),” ujarnya.(mag-7/jon/ari)

Ke 18 orang korban kecelakaan pesawat milik PT NBA yang berhasil dievakuasi Minggu (2/10) kemarin diperkirakan semua patah tulang. “Semua korban mengalami patah tulang leher dan pendarahan,” kataDirektur Medik & Keperawatan RSUP H Adam Malik, Dr Lukmanul Hakim di ruang kerjanya.

Mengenai hasil visum, ujarnya, hanya dikeluarkan kecuali atas perintah Pengadilan untuk keperluan persidangan. “Secara umum, itu hasilnya. Untuk (informasi) lebih lanjutnya, itu merupakan hak dari pihak Kepolisian dan Tim Ahli Forensik,” lanjutnya.

Pihaknya rumah sakit sudah memberikan bantuan yang diminta oleh pihak kepolisian dan penyidik. “Tim dokternya yaitu Dr Mistar Ritonga, Dr Guntur B, Dr Surjit Singh dan Dr Amri Amir. Pokoknya banyak tim dokter termasuk dokter dari Tim Forensik POLRI,” ujarnya.

Ditegaskannya, pihaknya sudah menyerahkan kesemua jenazah ke keluarga masing-masing. “11 jenazah dibawa keluargannya masing-masing ke Aceh, 4 jenazah dibawa keluarga masing-masing ke Jakarta dan 3 jenazah merupakan warga Medan. Saya tegaskan, semua korban patah tulang terutama pada leher akibat hentakan pesawat yang mendarat darurat,” ujarnya.

Hal senada juga diucapkan Humas RSUP H Adam Malik, Sairi Saragih. “Itu merupakan wewenang dari Pihak Penyidik dan Tim Forensik,” ungkapnya.

Sedangkan menurut Ahli Forensik RSUP H Adam Malik, dr Mistar Ritonga SpF, penyebab kematian korban jatuhnya pesawat karena faktor trauma benturan yang menyebabkan terjadinya patah tulang dan retak tulang pada tengkorak dan leher. “Hampir 80 persen dari penumpang pesawat terjadi karena benturan,” ungkapnya.

Sedangkan 20 persen lagi dari penumpang pesawat masih dapat dikatakan hidup setelah terjatuh sebelum akhirnya meninggal. “Kondisi jenazah tidak rusak dan mudah diidentifikasi/ditandai oleh pihak keluarga, hanya saja kondisi jenazah yang sudah mulai terjadi proses pembusukan,” ujarnya.

Dijelaskannya, proses pembusukan mulai terjadi timbul 12-24 jam kemudian setelah terjatuh. “Dari proses pembusukan jenazah korban sudah membengkak diatas satu centimeter,” ungkapnya.
Penyelamat Evakuasi Terjebak di Hutan.

Di lain pihak, hingga kemarin, 25 anggota tim evakusai Cassa 212 dari Paskas TNI- AU, Brimob, Raider, Basarnas masih berada di hutan, tepatnya di daerah Gunung Kapur, Sungai Selembam.

Tim evakuasi yang sebelumnya diturunkan ke lokasi terjatuhnya pesawat Cassa 212 belum dijemput heli karena terhalang buruknya cuaca di lokasi itu. Pesawat helikopter yang diterbangkan ke lokasi tak bisa menembus ganasnya cuaca. Jika terhitung hingga hari ini, Selasa (4/10), mereka berada di hutan sudah 4 hari di dalam hutan yang berudara sangat dingin tersebut.

Informasi dihimpun, untuk mengeluarkan para tim evakuasi, heli jenis Super Puma H 3211 diterbangkan dari langsung dari Bandara Polonia Medan untuk menjemput para tim. Namun hingga sampai saat ini belum berhasil menjemput para tim. Heli yang tiba di Posko di Desa Bahorok, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, langsung berkordinasi untuk mengetahui posisi pasti dimana tim tersebut berada.

Setelah melakukan kordinasi, akhirnya heli berangkat ke lokasi hutan dimana tempat tim berada. Setelah melihat titik keberadaan para tim, heli menurunkan tali guna menjempun para tim. Sebab, heli jenis ini tidak bisa turun untuk mejmput langsung tim karena kondisi medan.

Kondisi medan sendiri sangat terjal dengan kemiringan hingga 70 derejat di atas bukit. Setelah menurunkan tali dari atas helikopter, beberapa tim langsung mengaitkan tali. Satu persatu tim yang berada di dalam hutan langsung dinaikan.

Namun naas, baru dua orang tim SAR dinaikan, tiba-tiba helikopter tersebut mengalami kerusakan pada HOIS sehingga pengevakuasian para anggota yang masih berada di dalam langsung dihentikan. Helikopter tersebut, hanya berhasil membawa dua orang.

Kondisi heli yang tidak memungkinkan untuk mengangkut para tim yang masih tertinggal dan cuaca yang tiba-tiba berubah menjadi mendung, akhirnya membuat heli putar haluan dan kembali ke Posko. Hingga sampai saat ini, sebanyak 25 orang tim evakuasi masih berada di dalam hutan guna menunggu penjemputan berikutnya.
Dan Lanud Letkol Pnb A Rasyid mengatakan, sampai saat ini pihaknya masih mengupayakan membawa para tim evakuasi yang masih berada di hutan dengan mempuh jalur udara. “Kita masih berupaya untuk menjempu para tim dengan jalur udara,” kata A Rasyid melalui ponselnya.

Kemarin pagi, menurutnya, pihaknya telah menerbangkan heli guna menjemput tim. Namun karena kondisi yang tidak memungkinkan, akhirnya heli kembali ditarik dan akan kembali diterbangkan pagi ini untuk melanjutkan penjemputan tim.

Sedangkan Komandan Kompi Tim Evakuasi Kapten A Fajar mengakui kalau tim evakuasi masih berada di hutan karena terhalang cuaca untuk penjemputan mereka. “Penjemputan akan kita lakukan besok (hari ini,red),” ujarnya.(mag-7/jon/ari)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/