29 C
Medan
Wednesday, December 24, 2025
Home Blog Page 14573

Medan Helvetia Domionasi Ring Tinju

MEDAN- Kecamatan Medan Helvetia berhasil memenuhi ambisinya untuk merebut gelar juara umum tinju Porkot Medan III/ 2011 dalam kejuaraan yang berlangsung di Pusat Latihan Tinju Pertina Jl Jaya Medan, Minggu-Senin (16-17/10).
Medan Helvetia yang ditangani pelatih berpengalaman Amir Hasan Siregar menyabet gelar bergengsi tersebut dengan perolehan 3 medali emas, 1 perak dan 2 perunggu.

Pada hari pertama cabor tinju Minggu (16/10), Medan Helvetia sudah memastikan 1 medali emas melalui pertarungan di kelas (91kg) putra. Sudrajat yang menjadi andalan di kelas berat ini mengatasi perlawanan petinju Medan Selayang, Andre dengan kemenangan angka.

Tambahan dua medali emas untuk kecamatan Medan Helvetia dipersembahkan Deru M Siregar dalam pertarungan final di kelas 52kg putra. Deru yang tampil dominan membuat pertarungan hanya berlangsung satu ronde karena lawannya terpaksa Fadli B Ginting dinyatakan kalah outclass wasit Binner Dabuke. (jun)

Medan Amplas Dominasi Senam Ritmik

MEDAN-Kontingen Medan Amplas berhasil mendominasi senam ritmik Pekan Olahraga Kota (Porkot) III dengan meraih empat medali emas, dan dua perak pada perlombaan yang dilangsungkan di GOR Prof Jepta Hutabarat, Senin (17/10).

Medali emas Medan Amplas dipersembahkan Thasya Selivya yang turun di nomor gada ritmik dengan nilai 7,50. Sedangkan Yolanda dari Medan Johor meraih medali perak dengan nilai 4.00, dan perunggu direbut Reneta (Medan Tembung) dengan nilai 3, 10.

Medali emas lainnya didulang Tata Miranda  di nomor simpai ritmik putri dengan nilai 4.00, disusul Dinda Permata dengan nilai 3,05, dan Rosalinda dengan nilai 2,83. Mutiara Octavia melengkapi keberhasilan Medan Amplas dengan meraih medali emas pada nomor bola ritmik putri. Sedangkan Stevani Olivia Siregar (Medan Denai) meraih perak, dan Soraya A Syam (Medan Johor) meraih perunggu.

Pesenam lainnya yang berhasil meraih medali emas yakni regu ritmik putri Medan Tembung (Reneta Heavenly, Regina Gita Valentine, Revinta Dita Valentine), Regina Gita Valentine (Medan Tembung) di nomor serba bisa ritmik putri. Kerenha Manurung (Medan Kota) nomor pita ritmik putri juga meraih medali emas.

Dengan hasil itu, Kontingen Medan Kota memastikan diri sebagai pengumpul medali emas terbanyak cabang senam Porkot 2011, karena menambah satu medali lagi sehingga total medali emas sudah dikumpulkan menjadi tujuh emas.
Penyelenggaraan Pekan Olahraga Kota (Porkot) cabang senam ditutup oleh Ketua Umum KONI Medan, Drs Zulhifzi Lubis dan didampingi oleh Kabid Binpres KONI Medan, Drs Bambang Riyanto.

Ketika menutup Porkot cabang senam, Zulhifzi Lubis mengatakan, Pekan Olahraga Kota (Porkot) III 2011 tak sekadar gelaran rutin KONI Medan. Lebih dari itu, even multicabang terbesar di kota ini merupakan ajang pembinaan atlet.”Porkot berfungsi sebagai wahana pembinaan atlet dan juga sebagai persiapan menghadapi even-even regional nanti,” terang Opunk Ladon ini. (jun)

Cabor Biliar Diikuti 16 Kecamatan

MEDAN-Ketua Umum Pengprov POBSI Sumut Salomo TR Pardede SE memberikan apresiasi yang tinggi kepada KONI Medan yang selalu konsisten menggelar Pekan Olahraga Kota (Porkot) Medan.

Hal itu dikatakan Salomo saat pembukaan Porkot Cabor Biliar, Senin (17/10) di Pusat Latihan (Puslat) Pengprov POBSI Sumut Jalan Pattimura Medan.Hadir dalam acara pembukaan itu Wakil Ketua Umum KONI Medan Eddy H Sibarani, Ketua Panitia Porkot III/2011 Safaruddin Lubis,Sunardi Ali mewakili Ketua Pengcab POBSI Medan serta pengurus POBSI Sumut dan Medan lainnya.

Ketua Panitia Cabor Biliar Ferry M Simanjuntak melaporkan, peserta diikuti 44 atlet (32 putra dan 12 putri) dari 16 Kecamatan.Pertandingan cabor biliar akan berlangsung sejak 17-20 Oktober 2011. (jun)

Tim Bla Bla Bla Motorsport Andalkan Kekuatan Dua Generasi

Final North Sumatera Rally Championship 2011

BlaBlaBla Motorsport akan memanaskan persaingan di partai final North Sumatera Rally Championship (NSRC) 2011 yang dilaksanakan Pengurus Provinsi Ikatan Motor Indonesia Sumatera Utara (Pengprov IMI Sumut), 28-30 Oktober ini.

Demikian disampaikan pembalap BlaBlaBla Motorsport Harun Nasution yang ditemui di Bandar Udara Polonia Medan, Senin (17/10). Selain Harun, juga tampak Ijeck dengan navigator Uche, juga Jhon Lubis di antara rombongan. “Kita tetap optimis tampil di podium juara. Itu lah reli, semua bisa terjadi di sini,” tutur pemilik julukan Harimau Madina ini.
Dari dua serie NSRC 2011, BlaBlaBla Motorsport tetap memberi perlawanan melalui Marzuki Desky/Fakhri Siddik. Mengandalkan mobil Mitsubishi Evolution IX, keduanya finish di urutan kedua umum dari dua serie Langkat (April) dan Medan (Juli). Menempel ketat pimpinan sementara dengan 32 point.

Selisih delapan point dari Dian AP Harahap/Edwin Nasution (40 poin), Kiki/ Fakhri berpeluang menyodok ke depan. Persiapan khusus pada mobil Mitsubishi Evo IX dilakukan serius. Dukungan dari tim pun menjadi motivasi keduanya di partai final nantinya.

“Untuk mobil sudah siap. Suspensi kita kirim ke Belanda dan penyesuaian di kaki-kaki. Mudah-mudahan dari dua serie sebelumnya kita sudah ketemu komponen ban yang pas. Mungkin minggu depan saya coba track. Kita akan main total nantinya,” beber Kiki yang dihubungi melalui telepon.

Marzuki Desky/Fakhri Siddik tidak sendiri. BlaBlaBla Motorsport sendiri sudah menyiapkan dukungan melalui pereli gaek Harun Nasution/Julio Nurrachman dengan mobil Mitsubishi Evo IV. Mekanik asal Inggris Terry Stenpart kembali didatangkan untuk memaksimalkan mobil Subaru Impreza andalan Ijeck/Uche.

Tim berlogo Taz Mania ini pun dikabarkan menurunkan kekuatan dua generasi untuk meramaikan grup GR2. Adalah T Andy Jachmoon/Arjie yang merupakan pendatang baru. Keduanya mengandalkan mobil Proton yang persiapan dipercayakan pada RFT milik Rizal Sungkar.

“Lebih kepada pembinaan lah. Kita berharap dari event ini tercipta transfer ilmu dari pembalap senior ke generasi muda. Dengan demikian keberlangsungan cabang reli ini tetap terjaga dan melahirkan bibit berbakat,” pungkas Harun. (jul)

Bayar Rp10 Juta Langsung Tempati

Golden Sumarsono

MEDAN- Dekat dengan pusat kota, menjadi salah satu keunggulan dari perumahan Golden Sumarsono, di Jalan Sumarsono Kampung Baru Medan. Karena letaknya dekat dengan pusat kota, berbagai fasilitas umum, seperti, rumah sakit, apotek, sekolah, dan masjid, sangat mudah dijangkau penghuni komplek.

“Fasilitas menjadi daya tarik dan penunjang untuk penjualan rumah, karena fasilitas membuat masyarakat lebih mudah dalam melakukan kegiatannya,” ujar Hanny, Marketing Trans Management, selaku pengembang perumahan Golden Sumarsono.

Perumahan dengan 3 type, Verbena, viscaria dan Vervano, dibangun 2 lantai dengan luas tanah yang berbeda.
Harga rumah mulai Rp380 juta hingga Rp530 juta. Bagi calon pembeli, cukup membayar Rp10 juta, maka bisa langsung KPR.

Fasilitas yang telah tersedia seperti, SHM (Sertifikat Hak Milik), PLN, PAM, lampu penerangan, con block dan pos Satpam. (mag-9)

Contempo Regency Warga Tunggu Reaksi Lurah

Penimbunan Lahan Perumahan

MEDAN- Warga yang resah terhadap dampak penimbunan lahan perumahan Contempo Regency di Jalan Brigjen Zein Hamid Km 6,2, Kelurahan Titi Kuning, Medan Johor, kembali melayangkan surat pengaduan ke Lurah Titi Kuning. Namun, upaya warga tersebut kembali terkendala tanda tangan kepling.

“Surat pengaduan sudah kita antar ke kantor Lurah Titi Kuning sekitar pukul 11.00 WIB. Tapi, begitu sampai kantor lurah, kami disuruh lengkapi tanda tangan kepling,” kata warga yang
meminta namanya tidak disebutkan, Senin (17/10).

Dengan begitu, kini warga menyerahkan kepercayaan sepenuhnya kepada kepling mereka untuk mengantarkan surat  pengaduan tersebut ke Kantor Lurah Titi Kuning agar keluhan mereka segera ditindaklanjuti oleh lurah.

“Kami tidak tahu apakah surat yang kami titipkan ke kepling sudah sampai ke lurah atau belum. Namun, kami akan berterima kasih kepada lurah bila mau memperjuangkan nasib kami. Jadi kita tunggu reaksi dari lurah,” katanya lagi.
Dia juga menyebutkan, sampai saat ini sudah 38 orang yang menandatangani surat pengaduan tersebut.

Sementara Direktur Perumahan Contempo Regency DR Ray Raja Rimba yang dikonfirmasi melalui telepon selulernya mengatakan, seluruh keluhan yang disampaikan warga selama ini terkait penimbunan perumahan tersebut tidak benar dan mengada-ada. “Nggak betul itu. Itu hanya dikarang-karang warga saja. Manalah mungkin kami kerja selama 24 jam. Lihatlah sekarang ke lapangan, kita tidak kerja,” katanya.

Sementara, beredar informasi kalau pihak Kelurahan Titi Kuning sudah memanggil developer untuk didengar segala penjelasannya terkait keluhan warga di Kantor Lurah Titi Kuning, Senin (17/10) siang. Namun hingga sore, Lurah Titi Kuning Drs A Muhzi belum bisa dikonfirmasi wartawan koran ini. Saat dihubungi ponselnya, A Muhzi tak mengangkat ponselnya. Bahkan saat dihubungi kemarin sore sekira pukul 17.00 WIB, ponselnya tak aktif.(adl)

Guru Agama Tuntut Tunjangan Sertifikasi

MEDAN- Ratusan guru agama yang tergabung dalam Forum Komunikasi Guru Sumatera Utara (FKGS) menggelar aksi di halaman kantor Kementerian Agama Wilayah Sumatera Utara, Senin (17/10). Aksi tersebut dilakukan dikarenakan para guru belum menerima tunjangan sertifikasi selama tiga tahun.

Kordinator yang juga Ketua FKGS, Maruli Siringoringo mengakui, diperkirakan ada ribuan guru agama yang belum mendapat tunjangan sertifikasi yang terhitung dari 2008 hingga 2011.

“Sejak 2008, ada sekitar 150 guru yang tidak menerima tunjangan selama setahun. Dan pada 2010, sekitar 800 guru yang tidak menerima tunjangan sertifikasi selama enam bulan. Sedangkan pada 2011 ini, sudah ribuan guru dari Januari hingga sekarang belum menerima tunjangan sertifikasi,” ungkapnya.

Hingga kini, kata Maruli, dari jumlah guru yang ada, baru sekitar 600 guru yang memiliki NRG (nomor registrasi guru), sebagiannya yang tidak memiliki NRG sama sekali belum menerima tunjangan sertifikasi.

“Karena tidak ada kejelasan dan tidak ada titik temu antara guru dan Kepala Kemenagnya, kami akan berupaya menempuh jalur hukum. Dari pada proses belajar mengajar terganggu dan siswa terlantar, lebih baik kita serahkan nanti kepada pihak yang berwajib,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Kementerian Agama Wilayah Sumatera Utara Syariful Mahya Bandar didampingi Kepala Bidang Mapenda Yulizar menerangkan, salah satu persyaratan guru untuk dikeluarkan tunjangan sertifikasinya harus memiliki NRG.

Sedangkan sejauh ini masih ada sekitar 3000-an guru agama yang NRGnya bermasalah. “Jadi bagaimana kami mau membayarkan uang itu mengingat secara prosedural memang tidak bisa dicairkan tanpa memiliki NRG,” ujarnya.
Masih menurutnya, Kementerian Agama sebenarnya sudah mengeluarkan NRG, tapi tidak diakui oleh Mendiknas setelah Mendiknas mengeluarkan aturan. “Dengan keluarnya peraturan Mendiknas, NRG yang dikeluarkan dari Kemenag batal. Inilah ketidakpahaman dari para guru, mereka berpikir dana dari Mendiknas dikirim ke Depag,” ungkapnya.(uma/dri)

Kini Hidup dengan Satu Ginjal

Fahri, Korban Salah Tembak Oknum Polisi Ngadu ke Propam Poldasu

T Fahri (27), merasa masa depannya sudah hancur dan tak berguna akibat kecorobahan oknum polisi yang bertindak ala koboy. Kini, Fahri hanya berharap dari tegaknya hukum dengan melaporkan personel Sat Sabhara Polresta yang bertindak ala koboy ke Propam Polda.

Rusdi Nasution, Medan

Fahri yang seharusnya bisa meringankan beban orang tuanya, kini tak bisa berbuat apa-apa lagi. Kini Fahri malah tergantung kepada kedua orang tuanya dan dia harus menerima nasibnya hidup dengan satu ginjal.

Kepada wartawan Sumut Pos, TM Abzal Azad (63), ayah Fahri menceritakan, mereka terpaksa membawa Fahri keluar dari rumah sakit dengan usus masih terburai.

“Saya takut biaya makin bertambah dan utang saya semakin banyak di rumah sakit itu. Soalnya yang jadi jaminan kepada pihak rumah sakit adalah surat tanah keluarga saya,” keluh Abzad yang mengaku masih berhutang Rp44 juta di RS Mata Friska.

Sementara Fahri yang ditemui Sumut Pos setelah membuat pengaduan di Propam Polda Sumut, terlihat keletihan. Tangan kirinya memegang perut. Sesekali Fahri  terlihat sulit untuk menarik nafas.

Fahri mengaku, akibat luka tembak yang dialaminya, hidupnya menjadi serba salah. Bila duduk, pinggang merasa sakit. Bila berjalan, nafas terasa sesak dan kepala terasa pusing.

“Nggak tahu harus bagaimana Bang. Semuanya nggak bisa kulakukan. Kalau duduk tidak bisa lama. Pinggang terasa sakit. Kalau jalan tak bisa jauh, terasa capek, nafas sesak. Tidur hanya bisa telentang. Miring Sedikit, sakit,” ujar Fahri sambil memperlihatkan bekas operasi di perutnya dan nampak usus terlihat terburai  dibungkus dengan plastik.

Fahri mengaku sangat menyesalkan dengan penegakan hukum di negara ini. Karena polisi yang dianggap Fahri telah membuat hidupnya menderita. Tidak sedikitpun tersentuh hukum.

Lebih lanjut, Fahri mengatakan, ia dan keluarganya merasa telah dibohongi oleh polisi yang menembak dirinya. “Kami telah dibohongi dengan janji manisnya. Katanya nanti biaya rumah sakit dia yang nanggung. Tapi kenyataannya apa? Terpaksa ayahku minjam surat tanah orang untuk jaminan utang di rumah sakit,” keluh Fahri. Sambil menunjukan surat pengaduannya dengan Nomor STPL/164/X/2011/Propam.

Akibat ulah polisi ala koboy itu, ayah Fahri mengaku, hingga saat ini keluarga sudah menghabiskan uang kurang lebih Rp100 juta. Karenanya, mereka berharap ada dermawan yang mau meringankan beban mereka.

Menurut Fahri petaka ini berawal pada 5 Juni 2011 lalu, sekira pukul 03.30 WIB bersama tiga orang temannya yang pulang dari warkop dengan mengendarai mobil.  di Jalan Putri Hijau, tepatnya di depan Gedung Capital Building, mobil mereka menyenggol pengendara sepeda motor.

Melihat teman-teman pengendara sepeda motor itu ramai dan ngamuk. Rekan Fahri yang membawa mobil tancap gas. Mereka langsung diteriaki rampok. Hingga petugas polisi mengejar mereka dan menembak ban mobil yang ditumpangi Fahri. Mobil pun berhenti. Seketika itu juga, saat Fahri turun dari mobil bersama teman-temannya suara tembakan pun terdengar.

“Aku dengar suara tembakannya, tapi saat itu aku hanya merasakan seperti ada benda yang masuk di pinggangku. Terus aku coba lari dan baru beberapa langkah aku jatuh,” terang Fahri.(*)

PPKD Jamin Ekonomi Lebih Baik

Pemerintah provinsi rencananya akan membentuk Perusahaan Penjamin Kredit Daerah (PPKD). Perusahaan ini nantinya akan menjamin kredit mikro. Sehingga ke depannya, petani dan nelayan akan lebih mudah untuk mendapatkan pinjaman dari bank, karena sudah ada jaminan dari pemerintah. Untuk membangun perusahaan ini dibutuhkan dana sekitar Rp25 M, dan dana tersebut diambil melalui dana APBD (Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah). Walaupun sudah direncanakan, tetapi masih ada kendala dalam pembentukkannya, salah satunya adalah SDM yang belum dimiliki oleh Sumut.

Bagaimana pendapat Dosen Ekonomi Unimed dan Peneliti di SEPPSs (Sumatera Economy and Public Policy Studies) M Ishak terkait rencanan pembentukkan PPKD tersebut? Berikut petikan wawancara wartawan Sumut Pos, Juli Ramadhani Rambe dengan M Ishak, belum lama ini.

Bagaimana menurut Anda pembentukkan PPKD ini di Sumut?
PPKD ini sudah berhasil di Jawa Timur, hal ini dikarenakan industri perbankan yang lebih teratur, sehingga di daerah tersebut PPKD nya lebih berkembang. Berbeda dengan di Sumut, perbankannya bagus, kita lihat dari NPL yang sedikit lebih rendah, atau dengan kata lain kredit bermasalah yang merisaukan perbankkan masih sedikit. Karena itu, setidaknya kebijakan ini dapat dikaji ulang, karena SDM kita yang bisa dibilang belum sebaik Jatim.

Ada apa dengan SDM di Sumut?
SDM di sumut sangat kurang. Maksudnya untuk personal yang menguasai persoalan ini belum bisa dikatakan ada. Sebenarnya ada, tapi mereka juga sudah terikat pada perbankan, tidak ada yang bebas. Untuk SDM nya yang dibutuhkan adalah orang yang memiliki kapasitas untuk mengetahui dan memantau managemen resiko dan kemampuan mengintimasi kontitui sebuah perusahaan. Nah, SDM yang memiliki kapasitas ini hanya ada di perbankan. Karena itu, kebijakan untuk membuat PPKD ini harus di kaji ulang, perihal SDM nya yang kurang.

Bagaimana kalau kita menciptakan SDM tersebut?
Bisa, tapi dalam hal ini pemerintah dan perbankkan harus saling bekerja sama. Karena begini, nantinya diharapkan untuk PPKD ini, tidak hanya menampung kredit yang bermasalah, tapi harus lebih jauh, misalnya untuk menampung kredit yang lebih besar lagi. Nah, masalahnya pihak perbankan tidak suka dan mau terusik dengan masalah ini. Jadi, kerjasama ini yang paling penting untuk menghadapi persoalan daerah.

Apa dampak pelaksanaan dari PPKD ini?
Sangat besar, tetapi yang pasti pertumbuhan ekonomi daerah akan lebih baik. Mengingat ada dana untuk usaha. Selain itu, akan lebih mudah untuk menarik investor dalam dan luar negeri. Karena pada umumnya, investor akan melihat kinerja perbankan lebih dulu sebelum memutuskan untuk menanamkan modal. Jadi bila perbankan berjalan positif, maka investor akan lebih mudah untuk menanamkan modal.

Apa harapan ke depannya dengan adanya PPKD ini?
Sangat besar, setidaknya PPKD nantinya dapat menjalankan fungsinya dengan baik sebagai penjamin kredit daerah, dengan adanya PPKD ini nantinya dapat mencegah kredit tidak bermasalah. Juga untuk meminimalkan kebijakan perbankan. Karena seperti diketahui, untuk penyaluran kredit dibutuhkan agunan.(*)

Johor Regency Dua Lantai, Rp300 Juta

MEDAN- Perumahan bergaya klasik saat ini menjadi tren. Hal ini terlihat dari berbagai perumahan yang dibangun di sejumlah lokasi di Medan. Paduan gaya klasik, terus bermunculan guna memenuhi keiinginan masyarakat yang ingin mendapatkan rumah.

salah satu perumahan yang mengadopsi gaya klasik yaitu, perumahan Johor Ragency yang terletak di Jalan Sidodadi Gedung Johor.

Bergaya klasik Eropa, perumahan ini menawarkan berbagai type dengan variant harga. “Kita menyediakan perumahan dengan bangunan yang saat ini menjadi pilihan masyarakat, karena itu bangunan klasik menjadi pilihan kita,” ujar Marketing Platinum Group, Harrys.

Phonix dan Colibri, merupakan 2 type perumahan dengan 2 lantai. Untuk type Phonix, dilengkapi 2 kamar tidur di lantai 2, dan 2 kamar mandi di tiap lantai. Rumah juga dilengkapi dengan taman belakang dan taman depan, dan teras juga dibangun di tiap lantai rumah.

Tak beda jauh dengan type Phonix, type Colibri juga memiliki 3 kamar tidur dan 2 kamar mandi. Rumah yang memiliki 2 lantai ini, semua kamar tidur terletak di lantai 2 rumah. Rumah juga dilengkapi dengan teras depan dan belakang, serta bagasi mobil. Untuk type Colibri ini, memiliki 2 jenis rumah dengan perbedaan pada luas tanah.

Sesuai dengan type bangunan perumahan yang mengangkat tema klasik, maka perumahan ini dibiarkan terbuka tanpa pagar, guna menunjukkan ke klasikkannya. Sebagai pengaman, ditempatkan petugas keamanan (satpam) yang menjaga setiap waktu pintu masuk kompleks. “Kalau tanpa pagar akan lebih terlihat kebersamaannya, kan tema perumahannya klasik,” tambah Haryys.

Untuk setiap pembelian rumah, akan mendapatkan gratis biaya, mulai dari biaya bank dan biaya legalitas notaris. Untuk harga rumah dimulai dari Rp280 juta hingga Rp350 juta.(mag-9)