29 C
Medan
Sunday, December 21, 2025
Home Blog Page 14643

Diikuti 200 Mobil dan 500 Sepeda Motor

Sumut Pos Fun Rally Wisata Kembali Digelar

MEDAN- Sukses dengan Fun Rally Wisata 2010, Sumut Pos kembali menggelar Fun Rally Wisata 2011 yang dilaksanakan Minggu (23/10) mendatang. Kali ini, Sumut Pos Fun Rally Wisata akan dimeriahkan dengan keikutsertaan pengendara sepeda motor yang diperkirakan akan mencapai 500 peserta.

“Fun Rally Wisata IV ini akan mengikut sertakan sepeda motor dari berbagai merek dan tipe yang diperkirakan berjumlah 500 peserta. Sedangkan rutenya masih tetap seperti tahun lalu. Kita tetap mengambil start di Lapangan Merdeka Medan, kemudian mengelilingi Kota Medan. Lalu menuju lokasi wisata Pura Bali di Pegajahan, Sergai dan lanjut ke Theme Park (Pantai Cermin),” ungkap Ketua Panitia Darwin Purba, Selasa (4/10).

Menurut Darwin, pelaksanaan acara ini dalam rangka memeriahkan HUT ke-10 Sumut Pos sekaligus menggairahkan sektor pariwisata Sumatera Utara, memupuk kesadaran dalam tertib lalulintas di Sumatera Utara dan lebih mendekatkan Sumut Pos dengan pembacanya.

Dia juga mengungkapkan, kegiatan ini terlaksana berkat kerjasama Sumut Pos dengan Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai. “Panitia hanya menargetkan 200 peserta untuk mobil dan 500 peserta untuk sepeda motor. Tahun lalu sepeda motor hanya dari satu merk dan sifatnya eksebisi, namun kali ini kita akan ikutkan sepeda motor dari semua merk, sehingga kegiatan ini benar-benar menjadi ajang kebersamaan untuk semua kalangan pecinta dan pembaca Sumut Pos,” paparnya.

Disebutkan, biaya pendaftaran untuk mobil Rp300.000 dan untuk sepeda motor Rp75.000 dan Rp 50.000 per orang untuk tambahan. Biaya itu sudah termasuk, kaos sebagai peserta, biaya masuk Time Park dan konsumsi.

Pendaftaran dibuka mulai 10 hingga 21 Oktober 2011. Peserta bisa mendaftar langsung ke Graha Pena Jalan Sisingamangaraja Medan Amplas Medan, Radio Dangdut Indonesia 96,7 FM, Jalan Sei Bahorok No 74-76 Medan, Radio Sonya 106,6 FM, Jalan Petuala No 38 Medan, I Radio 98,3 FM Jalan Mataram No 3 Medan, Smart FM dan General Revetisi dilasanakan Sabtu (22/10) di Graha Pena Medan pukul 14.00 WIB.

“Penyerahan kaos dan nomor peserta serta buku panduan dilaksanakan saat registrasi ulang sekaligus general revetisi,” pungkasnya.(mag-9)

DPRDSU Desak Hasan Basri Diganti

Terkait KelasGelap Sekolah Negeri di Medan

MEDAN- Munculnya masalah dalam Penerimaan Siswa Baru (PSB) 2011 di beberapa sekolah negeri di Medan, memunculkan desakan agar Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Medan Hasan Basri dicopot dari jabatannya. Desakan pencopotan itu, dikemukakan Richard Eddy M Lingga, anggota Komisi E DPRD Sumut kepada Sumut Pos, Selasa (4/10).

“Dalam konteks hukum, ketika ada kesalahan selalu ada sanksinya. Dalam hal ini, sebaiknya Wali Kota Medan mengambil sikap untuk memberi sanksi kepada kadisnya. Karena dalam masalah ini, tidak bisa dipungkiri kadisnya lah yang harus bertanggungjawab. Sebaiknya, Wali Kota Medan mengevaluasi kepala SKPD nya, bila perlu dicopot dan digantikan dengan orang-orang yang kredibel mengurusi masalah pendidikan,” tegas anggota DPRD Sumut dari Fraksi Golkar tersebut.

Lebih lanjut dikatakannya, pencopotan itu dilakukan, agar untuk ke depannya hal-hal seperti itu tidak terjadi lagi.
Karena, secara otomatis munculnya persoalan ini akan memberikan citra buruk dalam dunia pendidikan, terlebih lagi pendidikan di Kota Medan.

“Kalau dipertahankan, bukan tidak mungkin hal-hal seperti ini bisa terjadi lagi. Kita atau siapa pun pasti tidak ingin kasus ini terjadi lagi di tahun depan dan tahun-tahun selanjutnya,” tandasnya lagi.

Sementara itu, anggota Komisi E DPRD Sumut lainnya Ahmad Hosen Hutagalung kepada Sumut Pos juga menuturkan, sesuai rekomendasi Komisi E DPRD Sumut, sebaiknya pihak-pihak yang berkaitan, terutama Pemerintah Kota Medan dan Pemerintah Provinsi Sumut (Pemprovsu) terlebih lagi Dinas Pendidikan (Disdik) di dua tingkatan itu, untuk bisa mengungkap dan mengusut tuntas kasus tersebut.

“Kita tahu lah siapa yang memainkan atau aktor di belakang layarnya. Sesuai rekomendasi, kita minta Pemko Medan dan Pemprovsu untuk mengusut tuntas kasus ini,” pungkas anggota DPRD Sumut dari Fraksi PPP tersebut.(ari)

Geng Motor tak Berdiri Sendiri

Eksistensi geng motor telah begitu meresahkan akhir-akhir ini, karena sudah mengancam keselamatan jiwa orang yang tidak tahu apa-apa. Bahkan, belakangan mereka secara brutal merusak pos polisi, menggasak barang dan menyerang orang.

Berikut petikan wawancara wartawan Harian Sumut Pos Ari Sisworo dengan Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Farid Wajdi.

Apa sebenarnya geng motor menurut Anda?
Geng motor itu merupakan kumpulan anak-anak muda yang kebanyakan remaja tanggung. Secara individu setiap anggota geng motor ini adalah anak yang polos dan terlihat biasa-biasa saja. Sehari-hari mereka adalah pelajar yang tidak terlihat nakal, apalagi brutal. Namun jika sudah berkumpul dalam kelompoknya, perilaku mereka dipengaruhi ideologi kelompok. Musuh mereka adalah geng motor yang lain.

Siapa yang menjadi sasaran dari geng motor itu?
Sasaran mereka dalam berhuru-hara malam adalah mencari anggota geng motor lainnya, namun karena tidak bertemu, masyarakatlah yang jadi sasarannya.

Apa yang melandasi banyaknya remaja ikut terjun menjadi anggota geng motor?
Mengurai masalah geng motor harus dimulai dari orangtua. Orangtua mungkin tidak mengawasi anak-anaknya, anaknya bergaul dengan siapa saja, ikut siapa saja, keluar kemana saja. Orangtua mereka (yang rata-rata dari golongan ekonomi menengah ke bawah) habis waktunya untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Apakah pada kenyataannya, geng motor ini menjadi pilihan para remaja?
Ya, geng motor saat ini seolah telah menjadi pilihan yang menarik, karena hobi konvoi dengan motor tersalurkan. Apalagi, sepeda motor sangat mudah diperoleh saat ini dengan cicilan yang ringan. Rata-rata orangtua mereka memiliki sepeda motor, dan dengan itu mereka menyalurkan aksinya untuk berkonvoi keliling kota.

Perlu digali lebih dalam, apakah mereka itu adalah korban dari kesalahan didik orangtua, kurang kontrol orangtua terhadap pergaulan anak, himpitan ekonomi, kontrol pemerintah yang memble, lapangan kerja yang makin sulit, kepentingan sejumlah oknum penegak hukum, dan mudahnya akses mendapatkan narkoba atau minuman keras. Begitu pula menyangkut dampak berita kekerasan, korupsi, gonjang ganjing politik, sangat mungkin memberi kontribusi signifikan dalam memengaruhi psikologi anak-anak.

Apakah ada potensi lain atas maraknya geng motor tersebut?
Potensi lain, makin sempitnya ruang terbuka untuk bermain telah mematikan kreativitas anak-anak muda. Taman bermain anak makin langka, ruang kosong makin sempit, dan lain-lainnya. Kalaupun tersedia arena permainan modern, masih sulit diakses warga secara komprehensif. Semua masalah itu tentu bakal memengaruhi perilaku dan persepsi anak.

Semua faktor itu sangat mudah mempengaruhi stabilitas jiwa anak muda yang sedang bingung akan jati dirinya. Menyelesaikan masalah geng motor tidak dapat berdiri sendiri. Geng motor adalah fenomena sosial perkotaan dan merupakan dampak ketimpangan pembangunan.

Karena itu, pendekatan hukum pidana belaka takkan pernah menuntaskan soal geng motor. Coba mengurai geng motor atas dasar hanya pendekatan represif justru akan membuat penegak hukum lelah sendiri. Tindakan hukum pidana adalah langkah terakhir (ultimum remedium), sehingga perlu langkah bersama untuk menyelesaikan masalah geng motor ini.

Apa solusi untuk mengatasi itu?
Kebijakan pembangunan agar lebih ramah anak juga bagian dari solusi masalah sosial itu. Kesadaran bersama melalui pelibatan orang tua, tokoh agama, psikolog, sekolah-guru, merupakan pendekatan preventif-persuasif, dan itu jauh lebih efektif. Karena itu, sepanjang masalah sosial lain belum teratasi, maka persoalan geng motor akan tetap menjadi masalah serius.(*)

Peta Digital Mulai Dikerjakan

MEDAN- Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Medan, Syaiful Bahri akan memimpin Tim Perluasan Kota Medan yang dicetuskan Wali Kota Medan Rahudman Harahap.

Tim ini bertugas melakukan pendataan dan pemetaan luas wilayah Kota Medan dan sejumlah titik wilayah Deli Serdang yang akan dimasukkan dalam rencana perluasan kota yang rencananya akan dimulai tahun depan.

“Sekda yang memimpin tim itu, kan bisa dibantu para Asisten dan Kepala Bappeda. Harusnya perluasan ini diselesaikan, namun harus dilihat dengan konteks untuk memberikan pelayanan. Bukan kepentingan ekonomi atau yang lain. Ini yang menjadi dasar pemikirannya, karena kita juga perlu melakukan pemerataan pembangunan,” ujar Syaiful kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (4/10).

Selain itu, lanjut Syaiful, Pemko Medan juga sedang mempersiapkan peta digital teknologi Geografic Information System (GIS) dengan metode tiga dimensi. Dimana, PT Jasa Konsputra Utama asal Bandung sebagai pemenang tender telah melakukan pengerjaan awal untuk membuat LIDAR dengan photo langsung dari udara di wilayah administrasi Kota Medan.

“Tim dari Bandung, sudah dua minggu ini membahas peta digital ini. Setelah pelaksanaannya nanti mungkin ada kerjasama dengan pihak akademisi yang lebih paham tentang teknis penerapan peta digital ini, karena itu kan teknologi tinggi dengan akurasi 1:1000 dengan 3 dimensi,” katanya.

Dijelaskanya, peta digital dapat menjadi sumber informasi untuk seluruh jajaran SKPD Pemko Medan termasuk dalam hal perencanaan pembangunan yang lebih akurat. Seluruh wilayah Kota Medan akan lebih akurat dan jelas terlihat dari peta digital ini, karena baru Kota Medan dan DKI Jakarta yang menerapkan teknologi ini di Indonesia.

“Untuk perluasan Kota Medan atau penetuan administrasi baru Kota Medan, itu juga dapat dimanfaatkan dari peta digital ini. Seluruhnya dapat terlihat dengan jelas, hingga satu wilayah per kelurahan di Kota Medan, karena akurasinya sangat besar. Ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan,” ucapnya.

Dikatakannya, mengenai perluasan Kota Medan itu tidak hanya peran serta dari Pemko Medan sendiri namun harus ada kemauan dari Pemprovsu dan Pemerintah Pusat juga. Untuk menempuh perluasan itu, semuanya tergantung pada dua lembaga pemerintah itu yang dapat melihatnya, kalau Pemko Medan sendiri selalu siap.

Di tempat terpisah, Kepala Bappeda Kota Medan Zulkarnain mengaku, peta digital sedang dikerjakan tahap awal berupa pembuatan basis data geospasial Kota Medan, photo langsung dengan teknologi LIDAR. Hasil itu nantinya dapat terlihat jelas luas lahan, gedung hingga kontur tanah.

“LIDAR bisa mengukur dari ketinggian bangunan sampai ke permukaan tanah dengan akurat. Selanjutnya, pembuatan peta garis hingga peta tiga dimensi. Tiga dimensi ini dapat mengukur lebih luas benda dan bangunan dengan akurat. Peta garis juga bisa dimanfaatkan untuk penyusunan masterplan drainase, jalan, GIS sarana kesehatan, GIS sarana pendidikan hingga GIS kelurahan lebih akurat dan jelas,” jelasnya.

Dari tahap awal, lanjutnya, sampai output (hasil) keseluruhan peta digital berjalan selama tiga bulan oleh pihak ketiga pelaksana proyek. Akademisi ITB sendiri menjadi narasumber Bappeda Kota Medan dalam mengelola peta digital ini untuk lintas SKPD dibantu SDM ahli tanah dan bangunan Bappeda Medan.

“Master plan selama ini tidak terlalu akurat, tapi dengan teknologi ini, seluruhnya akan lebih akurat. Teknologi ini juga bisa melihat konstruksi tanah di Medan, termasuk dalam menyusun master plan dan sistem jaringan jalan, aset dan drainase hingga mendeteksi penyebab kemacetan hingga terjadinya genangan air di Medan saat musim hujan. Yang pasti, semuanya untuk ketersediaan peta dasar tunggal Kota Medan yang lebih akurat,” terangnya.(adl)

Niat Menjebak Malah Terjebak

Maksud hati hendak menjebak bandar sabu-sabu di kawasan Helvetia, namun malah dia yang terjebak dan ditangkap polisi. Ini dialami Sopian (35), warga Kampung Kubur, Medan Baru, yang mengaku sebagai kaki tangan (kibus) Direktorat Reserse Narkoba Poldasu Sumut, Senin (3/10) dini hari pukul 01.00 WIB.

Menurut Sopian, malam itu dia diminta personel Dit Narkoba Poldasu untuk menjebak bandar sabu di kawasan Helvetia. Pasalnya, selama ini Dit Narkoba Poldasu kesulitan untuk memberantas peredaran narkoba di kawasan itu.
“Malam itu kami mau menangkap pengedar sabu-sabu, tapi tiba-tiba polisi datang dan menangkap aku. Makanya aku langsung membuang uang Rp600 ribu yang ku pegang, jadi barang bukti 3 gram itu bukan barang ku. Aku hanya ingin membeli sabu-sabu sama bandar yang berhasil melarikan diri itu,” bebernya.

Namun, saat ditanya siapa nama bandar yang memeiliki sabu-sabu itu, Sopian mengatakan, pemiliknya adalah Amran yang kini masih buron. “Aku hanya membeli dan barang itu milik Amran. Dia tidak berhasil ditangkap karena sudah lari,” jelasnya lagi.

Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Helvetia AKP Zulkifli Harahap mengatakan, tertangkapnya Sopian berdasarkan informasi dari masyarakat yang mengatakan ada sesorang yang sedang melakukan transaksi narkoba.

Zulkipli menjelaskan dari hasil penangkapan tersebut pihaknya menyita barang bukti sabu-sabu seberat 3 gram dan uang sebesar Rp600 ribu. “Dia bukan mau membeli sabu, bagaimana dia mau membeli sabu-sabu 3 gram, uangnya saja tidak cukup. Tapi dugaan, dia lah yang memiliki sabu-sabu itu,” ucapnya.

Mengenai pengakuan Sofian bahwa dia adalah kibus Poldasu, Zulkifli mengaku tidak tahu. “Kita tidak tau kalau dia kibus Poldasu, karena sampai saat ini pihak Poldasu belum ada yang memberitau. Yang jelas, pelaku kita tangkap dan akan kita proses,” terangnya. (ris)

SPBU Dibobol, Rp48 Juta Raib

MEDAN- Kawanan pencuri membobol Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 14202149 di Jalan AH Nasution Medan, Senin (3/10). Akibatnya, Hektor P Surbakti (29), warga Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan Medan, pengelola SPBU tersebut mengalami kerugian sekitar 48 juta.

Pencurian itu pertama kali diketahui Nova Peranginangin (26), karyawan Pembukuan SPBU. Saat itu, wanita yang tinggal di Jalan Jamin Ginting, Desa Pertampilan Dusun II, Pancur Batu itu mengecek pendapatan SPBU tersebut.  Namun saat hendak mengambil uang, ternyata tempat penyimpan uang tersebut telah rusak. Setelah diperiksa, uang Rp48 juta hasil penjualan minyak raib. Dengan wajah panik, Nova langsung melaporkan kejadian itu ke Hektor.

Panasaran dengan laporan anak buahnya, Hektor langsung mengecek lemari uang guna memastikan laporan karyawannya itu. Setelah dipastikan, Hektor malaporkan aksi pencurian tersebut ke Mapolsekta Delitua. Sementara Kapolsek Delitua, Kompol SP Sinulingga Sik saat dikonfirmasi membenarkan aksi pencurian tersebut. “Kita masih melakukan penyelidikan,” ujarnya. (mag-7)

Kirim Sabu ke Penjara, IRT Ditangkap

MEDAN- Ernawati (24), warga Jalan Merpati, Medan Sunggal, ditangkap personel Polsekta Patumbak karena diduga sengaja ingin mengirimkan sabu-sabu kepada suaminya Hermansyah alias Man (29) yang berada di ruang tahanan Mapoldasu. Sebelum menangkap Ernawati yang sehari-hari sebagai ibu rumah tangga ini, polisi terlebih dahulu menangkap Suprianto alias Aseng (20), selaku kurir sabu-sabu tersebut, persis di depan pintu gerbang Mapolda Sumut, Minggu (2/10) kemarin.

Kanit Reskrim Polsekta Patumbak AKP Parulian Samosir men jelaskan, kronologis tertangkapnya kedua orang tersebut berawal ketika Suprianto alias Aseng hendak mengantar sabu ke Suherman di tahanan Mapolda Sumut atas suruhan Ernawati.

“Gerak-geriknya agak aneh, dari pandangan matanya saat bawa sepeda motor, seperti orang ketakutan, lihat kiri lihat kanan, kita curiga dan kita jegat. Saat digeledah, dia mau lari. Tapi berhasil ditangkap dan saat kita geledah  kita temukan sabu seberat 0,5 gram,” kata Parulian Samosir kepada wartawan, Selasa (4/10).

Dikatakannya, karena ketakutan, Aseng pun mengatakan kalau sabu-sabu tersebut dari Ernawati yang suaminya ditangkap petugas Narkoba Poldasu dua minggu lalu. “Dari keterangan Aseng, kita lakukan pengembangan,” ujar Samosir.(mag-5)

Gindo Kembali Jalani Pemeriksaan

MEDAN- Mantan Kadis Bina Marga Medan Gindo Maraganti Hasibun kembali diperiksa petugas Tipikor Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Sumut, Selasa (4/10). Pemeriksaan ini terkait kasus dugaan korupsi pengadaan alat berat senilai Rp2 miliar tahun anggaran 2009.

Dalam pemeriksaan di gedung Ditreskrimsus itu, Gindo datang bersama pengacaranya. Di ruang pemeriksaan, Gindo terlihat duduk dengan tenang dan sekali-sekali menjawab apa yang ditanya juru periksa. Hingga pukul 16.00 WIB, Gindo masih menjalani pemeriksaan.

Namun, informasi yang berkembang di Polda Sumut, walau sudah bersetatus tersangka, nasib Gindo berbeda dengan empat orang yang terkait kasus yang sama. Hingga kini Gindo belum ditahan, sedangkan keempat mantan anak buahnya yakni Ir Sudirman (Kuasa Pengguna Anggaran), Edy Zalman Syahputra ST MT (Ketua Panitia Lelang), Sangkot Siregar (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan) dan Yursin Helmi Nasurtion (Sekretaris Panitia Lelang) telah ditahan.

“Ini pemeriksa lanjutan setelah ditetapkan sebagai tersangka. Sebelumnya dalam kasus ini telah ditahan 4 orang,” terang petugas yang ditemui Sumut Pos di gedung Ditreskrimsus Polda Sumut. Saat ditanya alasan tidak dilakukannya penahanan terhadap Gindo, petugas tersebut enggan berkomentar. “Tanya saja sama pimpinan,” ujar petugas tersebut.(mag-5)

Jalan Simpang Kantor Rusak Parah

LABUHAN- Warga di kawasan Simpang Kantor, Kelurahan Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan, merasa resah dengan kondisi jalan di sana. Apalagi jika turun hujan, jalan di kawasan itu selalu tergenang dan seperti kubangan kerbau. Meski telah berlangsung lama, hingga kini belum ada perbaikan yang dilakukan pemerintah Kota Medan.

Anto (37), warga sekitar mengatakan, jalan tersebut menjadi rusak karena setiap turun hujan selalu tergenang, sehingga aspal menjadi terkikis dan berlubang. “Drainase di Simpang Kantor ini tersumbat, sehingga air tidak jalan dengan lancar. Kalau hujan turun, jalan di sini banjir. Ditambah lagi, jalan ini sering dilintasi kendaraan bertonase tinggi,” katanya.
Karenanya, dia berharap agar Pemerintah Kota Medan khususnya Dinas Bina Marga segera memperbaiki jalan tersebut, karena jika dibiarkan dapat menelan korban jiwa. (mag-11)

Serasa Dirumah

Leila Lopes

Miss Universe 2011 Leila Luliana da Costa Vieira Lopes, 25, kemarin (3/10) tiba di Jakarta sekitar pukul 11.00. Karena keterlambatan pesawat, kedatangan perempuan kelahiran Angola, 26 Februari 1986, tersebut mundur dua jam dari jadwal.

JAKARTA- Dia bakal berada di Indonesia selama 10 hari. Hari ini Lopes akan mengunjungi Jogjakarta dan melakukan beberapa kegiatan di sana. Salah satunya, mengunjungi Candi Prambanan.

Perempuan keempat Afrika yang memenangi Miss Universe itu dijemput Putri Indonesia 2010 Nadine Alexandra Dewi Ames. Mereka langsung menuju Hotel The Ritz-Carlton, Kuningan.

Lopes turun dari Toyota Alphard hitam bernomor polisi B 1003 QA. Dia tidak sendiri. Ada Roston Ogata, creative director-nya. Lopes memang ingin semobil dengan Ogata, sedangkan Nadine berada di mobil lain.

Sampai di hotel, Lopes disambut Mooryati Soedibyo (pendiri Yayasan Puteri Indonesia/YPI) dan 38 finalis Putri Indonesia. Raut lelah tergambar di wajahnya. Namun, dia tetap tersenyum dan menyalami finalis satu per satu.
Lopes yang mengenakan legging hitam dan atasan tanpa lengan bercorak itu terlihat kasual. Saat tengah menyalami finalis, dia langsung dikepung para fotografer. Namun, perempuan dengan tinggi badan 179 sentimeter tersebut tak peduli. Dia tetap ramah menyalami mereka. “Halo, apa kabar kalian?” katanya.

Setelah menyalami para finalis, Lopes dan Nadine berfoto bersama. Tak banyak yang dikatakan si ratu sejagat tersebut. Dia hanya bilang bahwa keadaannya baik-baik saja. “I?m fine today. Well, I feel like at home (saya baik-baik saja hari ini. Saya merasa seperti berada di rumah sendiri),” ungkapnya.

Miss Angola 2010 itu menyatakan terkesan atas sambutan untuk dirinya. Dia mengungkapkan bahwa orang Indonesia hangat dan ramah. Itulah yang membuat dirinya merasa berada di kampung halaman.

Seusai bertemu para finalis, Lopes yang ditemani Nadine menuju kamar untuk beristirahat. Nadine menuturkan, saat berjalan menuju kamar, perempuan hitam manis itu sempat bertanya kepada dirinya. “Tadi Leila bertanya, mereka tadi ngomong apa sih” Saya jelaskan, tadi banyak yang bilang bahwa dia itu cantik. Sementara itu, para fotografer tersebut hanya memintanya untuk menoleh ke arah kiri dan kanan. Dia lucu,” tuturnya.

Selain menghadiri malam final pemilihan Putri Indonesia 2011 yang dihelat pada Jumat (7/10), Miss Universe 2011 tersebut akan melawat ke beberapa kota. Yakni, Jogjakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali.

Hari ini setelah konferensi pers, Lopes akan terbang ke Jogjakarta ditemani Nadine. “Saya sangat siap menemani Leila. Hitung-hitung, melaksanakan tugas sebelum mahkota saya diberikan kepada Putri Indonesia yang baru. Kesempatan ini juga akan saya gunakan untuk mengenal Leila lebih dekat,” kata Nadine. (jan/c5/ttg/jpnn)