26 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 14665

Tangkap Hidup Atau Mati

Densus Yakini Hayat Dibantu Orang Asli Solo

JAKARTA-Hingga empat hari setelah peristiwa peledakan GBIS Kepunton Solo, tidak ada satupun anggota Densus 88 yang bisa santai, apalagi pulang ke rumah. Beban berat berada di pundak mereka. Sebab, Kapolri Jenderal Timur Pradopo telah memerintahkan agar penindakan terhadap jaringan Hayat dilakukan dalam tempo secepatnya.
Perintah Kapolri itu diperkuat lagi dengan komando dari Kadensus 88 Mabes Polri agar semua anggota yang bergerak di lapangan dilengkapi dengan senjata beramunisi lengkap.

“Kita akan tangkap mereka hidup atau mati,” kata seorang sumber Jawa Pos (grup Sumut Pos) di lapangan, kemarin (28/9).

Prinsip penindakan terhadap tersangka teroris tetap mengedepankan peringatan. “Tapi, kalau mereka melawan, membahayakan petugas dan warga, kami diminta tidak takut untuk tegas (menembak),” katanya.
Saat ini ada empat buron utama yakni Yadi, Nanang Ndut, Beni Asri dan Heru Komarudin.

“Selain mereka kami yakini Hayat juga dibantu orang asli Solo, minimal untuk persiapannya,” tambahnya.
Penindakan dengan peluru tajam sempat menjadi perdebatan panas antara Komnas HAM dan Polri terkait tewasnya Sigit Qurdowi di Solo Mei 2011 lalu. Saat itu, penggerebegan tim Densus juga menewaskan Nur Iman pedagang angkringan.

Bahkan, Komnas HAM mengirim tim penyelidik ke lokasi terbunuhnya Sigit. Hasilnya, komisioner Komnas Ham Saharudin Daming menilai ada kelalaian prosedur yang dilakukan Densus 88. “Sejak kasus itu, anggota memang lebih hati-hati memegang dan membawa senjata. Tapi, setelah bom Solo ini, kita tidak akan ragu-ragu,” ujarnya.
Tim pengejar jaringan Hayat meyakini buruannya bersenjata dan berbahaya. Selain kemungkinan ada senjata api genggam yang masih dimiliki, kelompok ini juga diduga punya bom-bom pipa siap lempar. “Mereka ini DPO sejak April, masih bisa mengelak, bahkan mengebom lagi. Jadi, kita tak mau ambil resiko,” katanya.

Apakah ada deadline atau tenggat waktu untuk mengungkap sisa-sisa jaringan Hayat? “Ada, dalam sebulan kita harus buat laporan lengkap,? katanya.

Menurut perwira ini, tim yakin kewaspadaan kelompok DPO ini sedang tinggi-tingginya. Karena itu, mereka pasti memasang telinga, dan mencari informasi darimana saja. Termasuk berita di koran. “So this is enough (cukup) ya, aku sudah ditegur pimpinan,” katanya pada Jawa Pos.

Secara terpisah, perintah Presiden SBY untuk dilakukan investigasi internal di tubuh Polri pasca insiden bom, langsung ditindaklanjuti petinggi korps baju cokelat itu. Kapolri Jenderal Timur Pradopo menyatakan, investigasi internal langsung dilakukan setelah perintah dari Presiden itu muncul.

Sudah saya lakukan (investigasi internal, Red). Sudah dilaksanakan intelijen,” kata Timur usai rapat tim pengawas kasus Bank Century di gedung parlemen, Jakarta, kemarin (28/9).Menurut Kapolri, sebenarnya Kepolisian telah menerima kecurigaan akan adanya aksi bom bunuh diri, sebelum pelaksanaan ibadah di GBIS Kepunton berlangsung. Informasi itu langsung ditindaklanjuti aparat setempat untuk menyusun rencana kegiatan. “Polri setiap hari kan membuat rencana kegiatan. Dan itu dilaksanakan pada saat itu,” ujarnya.

Terkait informasi bom bunuh diri, Timur menyatakan sudah dikerahkan personel kepolisian untuk dilakukan pengamanan. Tidak hanya di GBIS Kepunton, sejumlah aparat kepolisian dikerahkan di sejumlah Gereja di wilayah Solo. “Salah satu rencana kegiatan itu, menempatkan dua petugas Polri. Kemudian dilakukan pemeriksaan. Itu semua sudah dilaksanakan,” jelasnya.

Menurut Kapolri, dari proses ibadah hingga selesai, aparat kepolisian tidak menemukan adanya penyusup. Baru, saat ibadah di GBIS Kepunton usai, ternyata terjadi insiden yang menimbulkan korban jiwa itu. “Itu kan kejadian jam 10.55 (WIB). Itu memang pada saat itu (pelaku) masuk saat jemaah sedang keluar. Itu sebagai evaluasi (bagi Polri),” tandasnya.

Sementara itu, meledaknya bom di GBIS Solo mematik reaksi sekelompok orang untuk melakukan deradikalisasi kelompok garis keras. Sasarannya tidak hanya dari organisasi keagamaan, geng jalanan juga digandeng untuk mengakhiri kekerasan dalam bentuk apapun. Gerakan tersebut dituangkan dengan menandatangani kain kafan.
Dalam deklarasi yang dilakukan di Apartemen Park Royale, Jakarta, itu dihadiri banyak pihak. Mulai Asosiasi Korban Bom Terorisme di Indonesia (ASKOBI), mantan Alumni Relawan Afganistan yang pernah melawan Rusia, mantan Jamaah Islamiyah, Geng Choker yang terlibat kerusuhan Ambon dan kelompok masyarakat lainya.

Tanda tangan tersebut rencananya untuk memecahkan rekor tanda tangan terpanjang. Mulai kemarin, akan terus dilakukan penggalangan dibeberapa tempat dengan puncaknya 12 Oktober nanti. Tanggal tersebut bertepatan dengan peringatan meledaknya bom bali. “Sekaligus untuk peringatan bom bali,” ujar salah satu penggagas Demian Demantra.
Ketua Askobi Wahyu Adiartono mengatakan pihaknya bangga bisa mengajak para anggota eks Afghanistan untuk ikut menentang kekerasan. Dia berharap, langkah para senior itu bisa diikuti oleh anggota garis keras lainnya untuk tidak lagi radikal. “Kami ingin yang mengajak masyarakat untuk ikut menentang kekerasan juga,” katanya.

Ahmad Jazuli, ketua forum eks Afganistan membenarkan jika pihaknya mendukung langkah deradikalisasi itu. Dia mengatakan sudah cukup aksi kekerasa dengan teror terjadi di Indonesia. Sebanyak 293 eks Afganistan saat ini sudah mulai masuk masa deradikalisasi dan bisa dijamin tidak akan melakukan teror.

“Sejak awal kami tidak pernah terlibat aksi. Tetapi, tetap kami minta komitmennya untuk mendukung deradikalisasi,” urainya. Kesepakatan awal dari eks Afganistan itu adalah bahwa aksi teror tidak pernah dibenarkan dalam kacamata Islam. Oleh sebab itu, dia menegaskan jika pelaku teror bukanlah seseorang yang beragama Islam secara benar.
Eks pentolan JI, Nasir Abbas membenarkan hal itu. Sebagai sesame eks Afganistan, dia menegaskan jika teror tidak pernah dibenarkan dalam Islam. Tanda tangan diatas kain kafan itu sendiri sembagai symbol bahwa semua orang akan mati, namun jangan sampai mati sia-sia.

“Siapa yang menjamin pelaku bom masuk surga. Tidak ada, karena itu hak Allah untuk menentukan,” urainya. Yang jelas, lanjut Nasir, Allah tidak membenarkan hambanya berbuat kekerasan terhadap sesama. Apalagi, melukai warga sipil yang tidak bersenjata.

Dia setuju adanya upaya deradikalisasi itu, sebab saat ini banyak kelompok-kelompok kecil baru yang dinilai lebih berbahaya. Mereka menyerang secara acak dan tidak memiliki target pasti. Apalagi, kemudahan mengakses informasi juga membuat kelompok itu leluasa membuat bom. “Bom yang meledak di Solo hanya butuh Rp200 ribu,” terangnya.
Kelompok yang siap melakukan deradikalisasi tersebut juga akan melakukan upaya-upaya pencegahan penyebaran ideologi keras. Nasir menyatakan siap berdialog dengan siapapun yang memiliki konsep jihad dengan cara teror. Dengan dibukanya akses itu, dia berharap anak-anak muda tidak mudah masuk kelompok garis keras.

Terkait ucapan Polri yang menyebut JAT dibalik aksi bom, Nasir tidak mau berkomentar banyak. Yang jelas, dibubarkan atau tidak kelompok-kelompok Islam itu tidak akan berpengaruh banyak. Alasannya, setiap individu saat ini bisa membentuk kelompok-kelompok baru dengan mudah. “Termasuk membuat bom karena itu mudah,” jelasnya.
Dia lebih suka untuk melakukan deradikalisasi kepada para anggota kelompok-kelompok yang dianggap garis keras. Sehingga, kelompok yang ada tidak akan berbahaya meski memiliki banyak anggota.(rdl/bay/dim/jpnn)

Warga Aceh Simpan 133 Gram Sabu Dalam Anus

MEDAN-Muhammad Wali Bin Murtala (27), warga Simpang Raya, Meulaboh, Aceh, dibekuk petugas Bea dan Cukai Bandara Polonia Medan, di terminal kedatangan international Bandara Polonia Medan, Rabu (28/9), karena kedapatan membawa narkoba jenis sabu-sabu yang disembunyikan dalam anusnya.

Muhammad Wali Bin Murtala tiba dengan menumpang pesawat Air Asia dengan nomor penerbangan QZ 8055 dari Malaysia tujuan Medan dengan paspor nomor W 952036. Modus yang digunakannya sama seperti kedua warga Aceh yang terlebih dahulu dibekuk petugas, dengan memasukkan sabu ke dalam anus.

Sabu-sabu dikemas dalam tiga kemasan masing-masing dengan berat 44 gram, 46 gram dan 43 gram dalam bentuk kapsul dengan total 133 gram.

Pengakuan Muhammad Wali dia disuruh oleh temannya di Malaysia membawa sabu-sabu dan diimingi upah.
“Saya disuruh Apeng, kawan saya di Malaysia membawa sabu ini ke Aceh dan saya dikasih upah sama dia Rp3 juta. Saya dan Apeng sudah kenal cukup lama karena dikenalkan teman warga Aceh yang ada di Malaysia juga,” kata Muhammad.

Diakui pria yang kurang fasih berbahasa Indonesia itu, sebelumnya dia ditelepon Apeng untuk ketemu dan disuruh bawa barang tersebut. “Saya ketemu dengan Apeng di Payah Cerah, Kuala Lumpur. Kami ketemunya tidak di rumah tapi di sebuah warung dan Apeng menawari membawa barang tersebut. Saya sudah lama tinggal di Malaysia, tepatnya di rumah abang saya,” ujarnya.

Rencananya, katanya, begitu tiba di Medan ada yang menjemput. “Teman nanti ada yang jemput namanya M, saya tidak kenal betul dengan dia. Saya hanya dikasih nomor handphone saja sama Apeng dan saya buat saja namanya di handphone M,” pungkasnya.

Kepala Seksi Penyidikan dan Penindakan Bea dan Cukai Bandara Polonia Medan, Bobby Patigor Tampubolon mengatakan, ini merupakan kasus yang ketiga dengan modus yang sama memasukkan sabu dalam anus. Ditegaskannya, pihaknya belum bisa memastikan jenis barang tersebut karena masih diperiksa di Laboratorium Bea dan Cukai Belawan.

“Untuk jenisnya kita belum tahu karena masih diperiksa. Kita tunggu saja hasilnya dan nanti saya kasih tahu,” pungkasnya.

Petugas Sat Narkoba juga terlihat di Kantor Bea dan Cukai Bandara Polonia Medan untuk melakukan penyelidikan dan selanjutnya membawa Muhammad ke Polda Sumut. (jon)

Dari Kepala Keluar Cairan, Ubun-ubun Membesar

Syahrani, Bocah Tak Punya Batok Kepala

Syahrani bocah perempuan berusia enam bulan tanpa batok kepala, warga Jalan Sutoyo, Kelurahan Sitamiang, Kecamatan Padang Sidempuan Selatan, Kota Padang Sidempuan, harus mendapatkan perawatan intensif dari pihak medis RSUPH Adam Malik.

Jhonson Siahaan, Medan

Rabu (28/9) wartawan Sumut Pos mengunjungi bocah yang tidak mempunyai batok kepala sejak lahir itu dirawat di lantai II Bagian Bedah Saraf, Ruang Rindu A4, RSUP H Adam Malik.

Ketika dikunjungi, Syahrani tak menangis saat menjalani pemeriksaan foto thoraks dan scanning pada bagian kepalanya. Wartawan Sumut Pos pun bertemu dengan orangtua Syahrini, Sutrisno (25) dan ibunya Ellyana (25).
Sutrisno tak menyangka kalau anak mereka lahir seperti itu karena saat lahir kondisinya sehat
“Syahrani lahir dengan kondisi sehat walaupun ibunya harus dioperasi saat melahirkannya,” katanya.

Diterangkan Sutrisno, Syahrani merupakan anak pertama mereka lahir 6 Maret 2011 dengan berat 4,7 kg. Ditambahkan Sutrisno, Syahrani lahir di RSU Padang Sidimpuan. Begitu mengetahui anaknya lahir tanpa batok kepala, keluarga hanya bisa pasrah. “Sewaktu Syahrani usianya jalan dua bulan, ubun-ubun kepalanya sempat pecah dan keluar cairan seperti nanah tapi sembuh dengan sendirinya. Namun ketika lukanya tertutup, ubun-ubunnya bertambah besar seperti saat ini,” ucap Sutrisno yang sehari-harinya bekerja sebagai pedagang putu bambu keliling.

Sutrisno mengatakan, saat hendak mengurus surat rujukan ke RSUP H Adam Malik dia sempat dipersulit petugas di daerah tempatnya tinggalnya. “ Untung ada anggota dewan yang membantu kami sehingga anak kami bisa dengan cepat kami bawa ke RSUP H Adam Malik ini,” tuturnya.

Harapan Sutrisno ada pihak yang membantu dalam menangani penyakit anaknya tersebut. “Kami hanya bisa pasrah, tapi harapan saya ada orang yang lebih peduli dengan anak kami dan bisa membantu menangani penyakit anak kami ini,” harapnya.

Kasubbag Humas RSUP H Adam Malik, Sairi Saragih menjelaskan bahwa Syahrani saat ini sedang menjalani perawatan medis. “Bayi bernama Syahrani ini memiliki kelainan bawaan sejak lahir atau multiple anomaly,” ungkapnya.
Ditambahkan Sairi, Syahrani masih harus menjalani pemeriksaan intensif di bawah penanganan dokter ahlinya. Sejumlah pemeriksaan akan dijalaninya atas kelainan pada kepala bayi malang itu.

“Syahrani sudah menjalani pemeriksan scanning dan photo thorax. Hasil pemeriksaannya akan diketahui dari dokter dan baru dilakukan tindakan medis selanjutnya,” pungkasnya. (*)

Beli Pulau Rp143 Miliar

Shakira

Penyanyi Kolombia Shakira dan Pink Floyd Roger Waters membeli sebuah pulau senilai US$ 16 juta atau setara dengan Rp143 miliar di Kepulauan Karibia. Bersama Roger, mereka berencana mengubah pulau tersebut menjadi sebuah resor mewah.

Wanita yang saat ini sedang menjalin kasih dengan bintang sepak bola Barcelona, Gerard Pique, telah bergabung dengan musisi Pink Floyd Roger Waters untuk membeli sebuah pulau di Bonds Cay, Bahama Utara.

Seperti dikutip laman Female First, Shakira dan Roger, berharap bisa menemukan kembali konsep pariwisata yang bisa mendatangkan jutaan wisatawan. Dengan satu set rumah liburan mewah termasuk pantai pribadi dan sejumlah hotel, bangunan itu, akan dijadikan properti tepi pantai utama di pulau itu.

Bonds Cay memang memiliki lima pantai dan tiga teluk, juga sejumlah air terjun. Dengan panorama keindahan alam yang dimiliki pulau tersebut, Shakira dan Roger juga telah membuat rencana untuk membangun sebuah seniman ‘retret’ yang bisa dihuni saat mereka para pekerja seni melakukan cuti panjang. (net/bbs)

Sinar Kaka Terus Dipantau PSG

PARIS-Kaka memang masih bertahan di Real Madrid dan bertekad menjadi pemain utama di tim besutan Jose Mourinho tersebut. Hal itu ternyata tidak menyurutkan niat beberapa klub untuk berusaha memboyong pemain asal Brasil itu. PSG termasuk klub yang ingin mendapatkan mantan pemain AC Milan tersebut.

Menurut kabar dari talkSPORT, PSG bahkan sudah menyiapkan tawaran pada pihak Real Madrid saat bursa transfer kembali dibuka pada Januari nanti. Klub asal Prancis itu kemungkinan akan bersaing ketat dengan Arsenal yang juga mengincar pemain berusia 29 tahun itu.

Ya, Arsene Wenger merasa masih belum puas dengan kekuatan lini tengahnya. Ia ingin mendatangkan satu gelandang lagi dan Kaka dianggap sebagai pilihan yang tepat oleh Wenger.

Begitulah, tiga musim bersama Madrid, karir Kaka boleh dibilang naik turun. Namun penampilannya saat melawan Ajax Amsterdam dalam ajang Liga Champions membuktikan sinar Kaka mulai muncul kembali.
“Aku menikmati bermain sepak bola lagi, secara fisik aku merasa enak. Perlahan aku bisa kembali ke performa terbaikku. Secara pribadi itu adalah laga yang baik untukku,” aku Kaka seperti dilansir ESPN Star.
Semenjak dibeli dari AC Milan pada musim panas 2009, Kaka lebih banyak berkutat dengan cedera yang membuat penampilannya tak maksimal dengan banderolnya senilai 70 juta euro.

Kaka kian tenggelam setelah Madrid membeli Mesut Oezil dan playmaker asal Jerman itu ternyata cepat nyetel dengan permainan Madrid. Jadilah masa depan Kaka selalu digunjingkan.

Meski begitu Kaka enggan hengkang dan memilih tetap bersama Los Blancos untuk membuktikan jika ia belumlah ‘habis’. Itulah yang ditunjukkannya tadi malam saat membawa Madrid membungkam Ajax Amsterdam 3-0 pada matchday 2 Grup C Liga Champions.

Tak pelak, penampilan cemerlang Kaka pada laga itu mendapat apresiasi dari asisten pelatih Aitor Karanka serta kapten tim Iker Casillas. Mereka menilai Kaka adalah pesepak bola papan atas yang selalu mengeluarkan kemampuan terbaiknya jika dibutuhkan dan tak pernah mengeluh jika mendapat kritik.  (bbs/jpnn)

Coriena Bangga Masuk Kompetisi Profesional

15 Perangkat Pertandingan asal Sumut Siap Beraksi

MEDAN-Sebanyak 15 orang wasit, asisten wasit dan pengawas pertandingan asal Sumut berhasil lolos untuk bertugas pada kompetisi PSSI Liga Prima Indonesia dan Divisi Utama yang akan berlangsung pada Oktober 2011 mendatang.
Satu diantaranya termasuk wasit wanita bernama Mitra Coriena Syumanja. Bagi Coriena, panggilan akrabnya, terpilih menjadi seorang wasit di tingkat kompetisi profesional merupakan satu kebanggaan.

Menurutnya, ia memulai karirnya menjadi seorang wasit di Divisi III dan II. “Awalnya aktif dalam perwasitan di Divisi III dan II. Alhamdulliah tiap tahun, saya naik tingkat. Dan tahun ini sudah bisa menjadi wasit di level professional,” terang Coriena, Rabu (28/9).

Coriena mengaku syukur dan bangga atas prestasi yang bisa diraihnya tersebut. “Ini merupakan cita-cita saya dan keluarga. Memang level dan tingkat persaingan lebih ketat lagi, tapi Insyaallah saya siap,” tegasnya.
Lebih lanjut wanita berjilbab ini menuturkan, soal beban memimpin atau menjadi pengadil menurutnya lebih sulit di divisi amatir.

“Kalau di level profesional, saya rasa lebih enak karena ada sanksi langsung yang siap menjerat pemain jika melakukan tindakan anarkis,” jelas Coriena.

Coriena juga merasa beruntung hingga saat ini belum pernah mendapatkan perlakuan yang kasar dari pemain maupun penonton.

“Mereka sepertinya masih menghargai saya sebagai wanita,” ujarnya sambil tertawa kecil.

Ia juga berpendapat, tak mudah menjadi seorang wasit sekali pun seorang pria. “Wasit itu harus bisa netral dan fair, atau tidak memihak kepada siapa pun. Aturan pertandingan harus dijalankan, karena itu yang menjadi tugas seorang wasit,” katanya lagi.

Lolosnya ke-15 wasit, asisten wasit dan pengawas pertandingan asal Sumut ini sebelumnya merujuk dari keluarnya surat dari Sekjend PSSI Tri Goestoro tertanggal 20 September 2011 lalu dengan nomor 1699/PGD/95/IX-11 tentang penyelenggaraan refreshing wasit, asisten wasit dan pengawas pertandingan ISL-Divisi Utama yang berlangsung di Pusdik Secapa AD Jalan Hegar Manah Bandung-Jabar.

Refreshing untuk wasit dan asisten wasit digelar dua gelombang, untuk gelombang pertama pada 23-26 September 2011 dan gelombang kedua pada 26-29 September 2011. Sedangkan untuk pengawas pertandingan akan digelar pada 30 September 2011 hingga 2 Oktober 2011 mendatang.

Dari 11 wasit dan asisten wasit asal Sumut berhasil lolos delapan orang yakni Rorin Situmeang, Suprapto, Jon Rafendi, Sahrial panggabean dan Ariyanto asal Medan, Maslah Iksan asal Asahan dan Riswanda dari Simalungun, termasuk Coriena dari Langkat.

Untuk pengawas pertandingan, akan diikuti tujuh orang asal Sumut yakni Ngadimin Asri, M Syarif, Muhammad Umar, Azzam Nasution, Ariadi, Mondan Tarigan dan Suria Bhakti.

Suria Bhakti yang ditemui di Stadion Kebun Bunga menjelaskan, pada refreshing nanti materi yang akan disampaikan meliputi Laws of the Game. Sedangkan untuk wasit dan asisten wasit ditambah dengan Physical Fitness Test.
“Materi refreshing ini juga termasuk tambahan-tambahan peraturan baru maupun khusus. Kita di sana nanti akan diingtakan kembali berbagai peraturan, baik yang lama maupun peraturan tambahan serta khusus,” ungkapnya.
Ia juga menuturkan, untuk pengawas pertandingan akan ada ujian tertulis. “Dari hasil ujian tertulis ini nanti akan diketahui peringkat yang bertujuan menghasilkan siapa yang bertugas di LPI maupun di Divisi Utama. Berbeda dengan wasit dan asisten wasit, pada pengawas pertandingan ini tak ada tes fisik. Nah, sangat jarang ada pengawas pertandingan yang tak lolos nantinya,” kata Suria.

Jika nanti memang ada yang tak lolos, sambungnya, baik wasit, asisten wasit dan pengawas pertandingan akan dikembalikan ke badan liga amatir PSSI.  (saz)

Johar Diprediksi tak Sampai Akhir Tahun

JAKARTA- Kepengurusan PSSI di bawah kendali Djohar Arifin Husin diprediksi tak akan berjalan lama. Berbagai keputusan kontroversial yang mereka keluarkan membuat banyak pihak bersiap meledakkan bom waktu. Termasuk ancaman dari internal PSSI sendiri. Adalah Ketua Komite Hukum La Nyalla Mattalitti yang menyatakan bahwa kepengurusan PSSI periode sekarang hanya akan berjalan seumur jagung.

“Kalau ada KLB, Insya Allah umurnya tidak akan sampai akhir tahun 2011 ini. PSSI kan sudah menabrak semua aturan. Baik statuta PSSI maupun Peraturan Organisasi (PO),” terang La Nyalla kepada Jawa Pos kemarin (28/9).
La Nyalla memang termasuk pihak yang “sakit hati” dengan berbagai keputusan yang ditelurkan PSSI. Salah satu yang paling fatal ialah keputusan PSSI yang mengikut sertakan 24 tim di kompetisi teratas musim mendatang. Hal itu dianggap sebagai sebuah pelanggaran statuta.

“Kalau saya tinggal menunggu SK. Kalau SK sudah ada, berarti keputusan itu sah. Tapi kalau belum ada SK, berarti masih sebatas lisan. Sampai saat ini saya masih percaya bahwa kompetisi hanya akan diikuti 18 tim,” tambah lelaki yang juga menjabat sebagai ketum PSSI Jatim tersebut.

Dia beranggapan, kompetisi dengan jumlah 18 kontestan sudah sangat ideal. Apalagi dengan kondisi geografis Indonesia yang sangat luas. Plus dengan kondisi klub yang tak mendapatkan pasokan dana dari APBD. Jika klub harus bertanding selama 46 laga, hal itu dianggap sangat banyak.

“Keputusan untuk 24 tim kan hanya omongannya Sihar (Sihar Sitorus, ketua Komite Kompetisi). Jangankan Sihar, omongannya Pak Djohar saja bisa berubah. Pokoknya kalau memang tidak ada perubahan, kemungkinan besar akan ada KLB,” tegas La Nyalla.

Keputusan PSSI memang tak hanya menimbulkan perpecahan di internal organisasi. Para pelaku sepakbola Indonesia juga mengaku tak habis pikir dengan kebijakan itu. Benny Dollo, misalnya. Mantan pelatih Persija Jakarta tersebut mengaku keberatan dengan banyaknya jumlah kontestan itu.

“Beban klub akan sangat berat. Bukan hanya dari sisi pemain, tapi juga dana. Bisa-bisa banyak klub yang berhenti di tengah jalan,” ucap Bendol, sapaan karibnya.

Hal yang sama diungkapkan pelatih Persipura Jayapura Jacksen Tiago. Dia menyatakan, banyaknya tim yang ikut kompetisi tak sejalan dengan ketersediaan pemain yang layak berkompetisi di level teratas.
“Sangat susah mencari tambahan pemain yang berkualitas di Indonesia untuk bertanding sebanyak itu. Beda dengan Eropa,” ujar Jacksen. (ru/jpnn)

Jadwal Kompetisi Belum Disusun

JAKARTA- Entah apa yang ada di pikiran para pengurus PSSI saat memutuskan bakal mengikutsertakan 24 tim di kompetisi musim mendatang. Pasalnya, selain terkesan memaksa, keputusan tersebut banyak dinilai tak melewati pemikiran matang. Indikasinya ialah belum adanya jadwal untuk kompetisi nanti.

“Kami juga heran. Kompetisi kan sudah hampir jalan. Tapi sampai sekarang kok belum ada jadwal yang disampaikan ke klub. Baik berupa email maupun fax. Kalau tahun-tahun sebelumnya, jadwal tersebut diberikan sebelum sebelum kick off,” terang Agus Santoso, asisten manajer Persiwa Wamena kemarin (28/9).

Hal itu dianggap bakal memberikan efek negatif dalam pelaksanaan kompetisi nanti. Salah satunya ialah administrasi pemain. Apalagi, hingga saat ini PSSI belum memberikan kepastian kapan jadwal pendaftaran pemain dilakukan. Selain itu, PSSI juga belum mendistribusikan manual liga kepada klub-klub peserta. Padahal, jadwal pendaftaran pemain maupun manual liga sangat penting untuk kelancaran roda kompetisi musim mendatang.

“Jangan sampai nantinya ada pemain yang ndobel kontrak dengan klub lain. Karena itu, kedua hal tersebut sangat penting. Ini adalah efek negatif dari keputusan PSSI membumi hanguskan orang-orang BLI musim lalu. Padahal, mereka sebenarnya sangat tahu tentang hal tersebut,” tambah Agus.

Kecaman juga dilontarkan Wakil Manajer Bidang Operasional Bagus Nur Edy Wijaya, Menurutnya, sisa waktu yang ada dianggap sangat mepet untuk menyelesaikan berbagai persoalan. Tentu saja, hal itu akan berimbas negatif pada klub-klub kontestan kompetisi mendatang. “Salah satunya ialah tentang pengurusan pemain asing. Itu yang memmerlukan waktu cukup lama,” ucap Bagus. (ru/jpnn)

Semua Atas Nama Kepentingan Nasional

Mendag vs Menperin Ribut Soal Larangan Ekspor Rotan

Setelah berdamai dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad soal garam, kini Mendag Mari Elka Pangestu berseteru dengan Menteri Perindustrian MS Hidayat. Penyebabnya, Mari menolak larangan ekspor bahan baku rotan yang dianggap menguntungkan produsen mebel rotan asal China.

Menperin MS Hidayat mengaku sudah bertemu empat mata dengan Mendag Mari Elka, namun belum dicapai titik temu. Menurut dia, ekspor rotan harus distop agar industri nasional mendapatkan jaminan stok bahan baku. Termasuk buat stok penyangga (buffer stock).

Bekas Ketua Umum Kadin ini menyatakan, Mari selalu berlindung di balik alibi bahwa ekspor rotan tetap diperlukan. Sebab, tidak semua rotan yang dihasilkan di Indonesia bisa diolah oleh industri dalam negeri. Hal ini terkait dengan proses revisi Permendag Nomor 36/2009 tentang Ketentuan Ekspor Rotan.

Hidayat menilai, cara pandang Mari dalam melihat konsep perdagangan bebas mengabaikan kepentingan nasional. Selama ini Indonesia banyak mengekspor bahan baku rotan ke China.

Kebijakan ini, lanjutnya, secara langsung memberi amunisi bagi industri furniture China untuk memukul industri furniture rotan dalam negeri.

“Dia (Mendag, Red) berpandangan bahwa free trade for free trade. Kalau saya bagaimana untuk kepentingan industri dalam negeri,” kata Hidayat di Jakarta, kemarin.

Dalam pertemuan tertutup antara Mendag dan Menperin di Jakarta, Senin malam (26/9), kedua pihak hanya sepakat membentuk Tim Kecil untuk merumuskan regulasi baru terkait ketentuan ekspor rotan. Tim itu memiliki waktu sekitar 3 pekan untuk merumuskan regulasi baru, yakni revisi atas Permendag No 36/2009 tentang Ketentuan Ekspor Rotan.
Pertemuan itu juga membahas nasib industri rotan yang semakin terpuruk. Salah satu penyebabnya ekspor bahan baku rotan yang mengakibatkan industri rotan dalam negeri kekurangan pasokan bahan baku.

Mari bersikeras tetap akan mengizinkan ekspor bahan baku rotan. Memang, Kementerian Perdagangan tengah merevisi Permendag 36/2009 tentang Ketentuan Ekspor Rotan. Tapi, dalam revisi itu, ekspor bahan baku rotan tetap tidak akan dihentikan, melainan akan dibatasi. Kelak Kemdag akan menetapkan kuota rotan yang bisa diekspor. Caranya melalui lelang.

Menanggapi soal ini, Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (AMKRI) menegaskan, pihaknya bersikukuh tidak setuju apabila ekspor rotan tetap dibuka. Pasalnya, hal itu bisa mematikan industri rotan di dalam negeri.
“Sementara, industri serupa di China berkembang pesat. Kita belum bicara Vietnam ya. Kalau Mendag masih mau mendorong industri mebel dan kerajinan rotan di China terus maju, silakan buka ekspor sebebas-bebasnya,” sindir Ketua Umum AMKRI M Hatta Sinatra.

China, kata Hatta, memiliki potensi konsumsi mebel rotal yang diprediksi melebihi pasar Eropa dan Amerika Serikat (AS). Para produsen mebel rotan nasional tidak bisa menembus pasar China karena konsumen di sana lebih memilih produk buatan lokal. (rm/jpnn)

CLS-Aspac tanpa Kekalahan

MALANG-Luar biasa CLS Knights Surabaya, luar biasa Aspac Jakarta. Dua tim tersebut dipastikan melangkah ke semifinal Flexi NBL Indonesia Preseason Tournament 2011 sebagai juara grup. Hebatnya, mereka mencatatkan hasil sempurna pada babak penyisihan.

Pada pertandingan terakhirnya di Grup B, CLS Knights memenangkan partai derby Surabaya dengan memukul Pacific Caesar dengan angka telak 73-40. CLS menjadi juara grup dengn nilai total 10 hasil lima kali kemenangan. Anak asuh Risdianto Roeslan itu juga semakin mantap menuju partai semifinal melawan runner-up Grup A, Garuda Flexi Bandung.
Menghadapi Pacific kemarin (28/9), Agustinus Indrajaya dkk tampil sangat baik. Meski sudah lolos, mereka tetap serius dalam mengejar kemenangan. Hampir semua pemain total dan habis-habisan. Alhasil, Pacific tidak banyak berkutik dengan permainan cepat dan defense ketat yang diperagakan CLS.

Di sisi lain, senjata andalan CLS yakni barisan shooternya kembali tampil prima. Wijaya Saputra menjadi pencetak angka terbanyak bagi timnya dengan 16 poin. Sedangkan” Jeffry Bong dan Andrie Ekayana juga tampil baik dengan torehan 13 poin.

“Kami secara tim bermain baik hari ini (kemarin, Red). Namun tugas masih belum selesai. Masih ada partai semifinal melawan Garuda. Kami akan tetap fokus agar bisa merebut kemenangan,” kata Wijaya.

Hal yang sama diungkapkan pelatih kepala CLS Risdianto Roeslan dia mengatakan banyak yang harus diperbaiki pada babak semifinal mendatang. “Kami mencoba melakukan evaluasi lagi. Kami akan memutar video dan mempelajarinya. Sebisa mungkin kami akan lakukan banyak antisipasi di babak empat besar,” ujarnya.

Sementara itu, Aspac Jakarta juga mendapatkan hasil sempurna pada fase penyisihan grup. Kemarin (28/9) mereka kembali merengkuh kemenangan dengan mengandaskan NSH GMC Riau dengan skor jauh 85-34. (nur/jpnn)