25 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025
Home Blog Page 14785

Revisi Perda Tempat Hiburan

DPRD Kota Medan akan segera merevisi perda tentang hiburan yang dianggap belum maksimal dijalankan Pemerintah Kota Medan. Hal ini dimaksudkan untuk lebih memperketat pengawasan dan pemberian sanksi tegas terhadap lokasi hiburan yang dapat merusak moral anak bangsa.

Demikian disampaikan anggota DPRD Kota Medan Surianda Lubis SAg kepada masyarakat saat melakukan reses di Jalan Setia Luhur, Kecamatan Medan Helvetia, belum lama ini. Menurut Surianda, dalam revisi perda tersebut akan diatur sanksi tegas terhadap tempat hiburan yang melanggar aturan.

Sebelumnya, Ustad Iswanto Spdi selaku tokoh masyarakat mengungkapkan keresahannya terkait maraknya perjudian berkedok permainan biliar. Menurut Iswanto, di beberapa tempat di Jalan Setia Luhur tersebut telah beroperasi permainan biliar yang meresahkan masyarakat. Di samping itu, dia juga resah dengan menjamurnya warnet atau game online yang buka hingga 24 jam.

“Ini jelas pengeroposan potensi pemuda dan penjerumusan generasi muda pada dekadensi moral,” kata Iswanto. Selain persoalan tempat hiburan, warga Jalan Setia Luhur juga meminta kepada Surianda untuk menyampaikan aspirasi mereka terkait perbaikan jalan di sana.

Usai menggelar reses di Jalan Setia Luhur, Surianda Lubis juga menggelar kegiatan serupa di Jalan PWS Medan Petisah. Kegiatan yang dihadiri ratusan warga dan anak yatim ini dirangkai dengan penutupan pesantren kilat Remaja Masjid dan Musala.

Dalam reses ini, warga meminta perhatian DPRD dan Pemko Medan dalam membantu pembangunan rumah ibadah. “Masjid Al Yasmin yang berada di samping Plaza Medan Fair sampai saat ini belum rampung. Mengapa anggaran untuk taman bisa ditampung dalam APBD, sementara untuk rumah ibadah tidak? Pembangunan rumah ibadah jangan dianaktirikan,” ujar Muhar, warga yang hadir dalam acara itu.

Menyikapi aspirasi itu, Surianda dengan tegas mengatakan, sebagai perwujudan visi Kota Medan religius maka rumah ibadah harus mendapat prioritas penganggaran dari APBD Kota Medan. Karenanya, dia berupaya akan memperjuangkan anggaran untuk rumah ibadah tersebut agar dapat ditampung dalam APBD.(ade)

Kawanan Geng Motor Targetkan Aniaya Polisi

MEDAN-Aksi liar dan brutal geng motor nakal nampaknya makin menjadi. Selain merusak dua pos polisi beberapa waktu lalu, ada geng motor yang sudah memasang target menganiaya polisin
Hal ini terungkap ketika anggota Mapolsekta Sunggal menciduk dan memeriksa tujuh anggota Genk Motor Cekak Merah Generasi 1 (CKM G1), Jumat (26/8).

Penangkapan ketujuh anggota geng yang sering mangkal di kawasan Jalan Gagak Hitam sekitarnya itu atas laporan korban penganiayaan, Septian Adam (16). Warga  Jalan Tajung Anom Gang Keluarga, Desa Tajung Anom, Kecamatan Sunggal Deli Serdang tersebut dihajar anggota CKM G1, Kamis (17/8), pukul 23.00 WIB.

Polisi kemudian menciduk tujuh anggota geng motor bernama Riki Harvi Tarigan (17), Affan Firdaus Darmawan Als Affan (19), Muhammad Fauzi Als Ozi (18), Parlindungan Simanjuntak alias Lindung (18), Hendro Raymond Jhosua Als Hendro (20), Dodi Pranoto alias Dodi (19), dan Paskalius Boang Manalu alias Iyus (19).


Yang mengejutkan polisi, kepada petugas juru periksa, anggota geng motor ini mengungkapkan semboyannya: Berantas Polisi, Perbanyak Community. Para tersangka mengungkapkan, geng ini dicetuskan dan didirikan SL (20), yang masih diburu polisi delapan bulan lalu. SL menjadi pemimpin geng dan wakilnya PA (20), juga buron.

“Dia (SL) cerita pernah ditilang polisi, Bang. Makanya dia benci sama polisi. Mungkin itulah makanya dibuat slogan ini,” ujar Riki di Mapolsek Sungal, kemarin. Menurut Riki, anggota geng ini hampir 40 orang. “Masih sikitnya kami Bang. Gak nyampelah 40 orang,” ujarnya.

Hendro Raimon alias Hendro mengceritakan, proses perekrutan anggota geng cukup dengan mangkal di kawasan Ring Road. “Kita ngumpul-ngumpul aja di Ring Road Bang, gabung-gabung. Baru di situ kita bilang sama kawan-kawan, gak ada dipaksa kok,” ujar lelaki berbadan kurus berkulit legam ini.
Hendro mengaku pihaknya belum pernah menganiaya polisi. Namun, dengan nada pelan, Hendro mengatakan bahwa SL pernah mengatakan, geng motor itu sudah menargetkan akan menganiaya polisi. “Aku benci kali sama polisi. Tengok aja suatu saat pasti nanti kuembat polisi,” ujar SL seperti ditirukan Hendro.

Terpisah, Kapolsek Sunggal AKP M Budi Hendrawan, Sik didampingi Kanit Reskrimnya AKP Victor Ziliu, Sik mengatakan, pihaknya masih terus memburu SL dan PA. “Masih kita kejar otaknya ini,” ujar M Budi Hendrawan.


Dipaparkan Budi Hendrawan, ke tujuh pemuda itu bersama teman-temannya memang pernah menganiaya Septian di Jalan Flamboyan Raya/Simpang Pemda Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang. Ketika itu, Septian menuju Jalan Ring Road Sunggal dan puluhan anak muda bersepeda motor tanpa mengenakan helm, memberhentikan Septian dan menggebukinya. Mereka diduga kuat dari geng  CKM G1.

Puas menganiaya, sejumlah pria itu meninggalkan Septian dengan wajah memar-memar dan tangan luka.  Kejadian ini pun langsung diberitahukan masyarakat setempat kepada polisi di Mapolsek Sunggal. Namun, saat polisi turun ke TKP, para penyerang sudah lari menuju arah Tanjung Anom, melewati Pantai Bokek, Tajung Selamat, Medan Selayang.

Malam itu juga, Septian langsung membuat Laporan Pengaduanya ke Mapolsek Sunggal, setelah terlebih dahulu melakukan Visum ke RSU Binakasih Sunggal.
Dalam keteranganya kepada juru periksa (juper) Mapolsek Sunggal, Septian mengaku mengenal seorang dari kawanan pengendara sepeda motor yang memukulinya bernama Riki Harvi Tarigan (17).

Mendengar perkataan Septian, polisi berpakaian sipil mencokok Riki, warga Jalan Tanjung Anom, Sabtu (23/8) malam pukul 23.00 WIB dikawasan Jalan Ring Road.
Kepada polisi, Riki menyebutkan nama-nama anggota geng motornya, yang menganiaya Septian kala itu. Pengejaran dan penangkapan pelaku lain pun dilakukan. Mereka diduga dikomandoi, SL (20) dan diduga sudah mengetahui diincar polisi. Markas mereka di Jalan Tanjong Anom, Gang Bahrum sudah sering kosong.

Kamis (25/8) pukul 21.00 WIB, polisi pun berhasil mengendus keberadaan para geng motor ini. Mereka diketahui memasuki sebuah warung kosong di Gang Bahrum, Tajung Anom. Polisi tanpa kesulitan mengamankan Affan Firdaus Darmawan Als Affan (19), warga Jalan Sei Mencirim, Komplek BTN Suka Maju, Blok-AD No 16, Sunggal. Kemudian, Muhammad Fauzi Als Ozi (18), warga Jalan Sawit Raya, Perumnas Simalingkar, Medan Tuntungan.

Parlindungan Simanjuntak alias Lindung (18), warga Jalan Tanjung Selamat, Gang Senakma, Medan Selayang. Hendro Raymond Jhosua Als Hendro (20), warga Jalan Karya VII, Desa Helvetia, Sunggal. Dodi Pranoto alias Dodi (19), warga Jalan Seroja Raya, Gang Seroja IV No 3, Kecamatan Medan Permai dan Paskalius Boang Manalu alias Iyus (19), warga Jalan Flamboyan Raya, Simpang Melati Gang Inpres No 17 Medan Selayang.

Di ruangan juper, Mapolsek Sunggal, Riki membenarkan bahwa mereka pernah memukuli Septian. “Rame kami bang. Bukan cuma kami ini aja,” ujar lelaki berbadan kecil ini.
Dengan raut muka lesu, tujuh ABG yang sudah digundulin itu mengaku menghajar Septian tanpa sebab. “Enak gitu bang. Apalagi rame-rame. Makanya asal ada orang disamping yang bukan anggota kita, enak kali mukulinya,” ujar Riki. (mag-7)

Jabal Noor Bagi-bagi 7.000 Paket Sembako

MEDAN-Majelis Ta’lim Jabal Noor Medan melalui Panitia Jabal Noor Peduli Umat membagikan 7.000 paket sembako bagi kaum duafa,  di  Jalan Ngalengko, Kamis (25/8). Pimpinan Majelis Ta’lim Jabal Noor Medan, Al-Ustadz KH Zulfiqar Hajar didampingi Ustad Makmur Situmorang, mengatakan pembagian 7.000 paket sembako ini sudah tahun ke-8.

“Allah SWT menyuruh manusia agar saling tolong menolong dalam segala kebaikan. Tahun ini yang diberikan mencapai 7.000 paket.  Kita juga membantu 400-an anak pengajian asuhan Jabal Noor,” terang KH Zulfiqar Hajar. (jon)

Seni Ukir Inai Diminati

MEDAN- Bukan hanya kuliner yang disajikan di Ramadan Fair yang terletak di Jalan Sisingamangaraja Medan. Tapi berbagai macam seni juga diadakan di tempat yang disediakan untuk publik ini. Seperti seni ukir inai yang sedang booming saat ini.

Seni ukir inai ini ada di bagian non kuliner atau terletak di bagian belakang Ramadhan Fair. Ukir inai salah satu bagian yang difavoritkan di sini Bukan hanya pengunjung, tapi pemilik dan penjaga stan makanan juga menyukai seni ukir yang menggunakan inai ini. Inai yang dilukis pada kulit akan bertahan lebih dari seminggu, dan ini dapat menjadi penghias.

“Kita menggunakan inai untuk catnya, inai kan bisa bertahan lebih dari seminggu di kulit,” ujar Mukhlis, pelukis inai ini. Selain motif India, motif Arab dan motif tatto juga disediakan pada seni ukir inai ini.

Untuk sekali lukisan inai, dibayar sesuai dengan tingkat kesulitan yang diberikan pada inai, mulai dari motif hingga corak. “Pemasangan kita buka mulai dari Rp15 ribu hingga Rp250 ribu,” ucap Mukhlis. Tetapi yang dihargai Rp250 ribu itu biasanya untuk pengantin. “Tapi kalau pintar nawar juga kita kasih kurang harganya,” tambah Mukhlis.

Untuk pengerjaan satu ukiran, memakan waktu minimal 15 menit. Dan setiap pengerjaan ukiran ini dibutuhkan ketelitian dan ketelatenan para pengrajin, agar inai tidak meleleh hingga membuat bentuk seni ukir berkurang. (mag-9)

627 Calon Haji Gagal Berangkat Tahun Ini

MEDAN-Sebanyak  627 jamaah calon haji asal Sumatera Utara yang harusnya berangkat ke tanah suci tahun ini, belum membayar Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) hingga batas waktu yang ditetapkan, Jumat (26/8). Dengan demikian, jatah keberangkatan mereka akan diisi jamaah yang masuk waiting list setelah mereka.

Kasubbag Hukmas Kementerian Agama Sumut (Kemenagsu) Chairul Syam yang ditemui Sumut Pos di ruang kerjanya menjelaskan, pelunasan mulai 15 Agustus 2011 hingga 26 Agustus 2011 tersebut, merupakan batas pelunasan tahap pertama Jadi, jika ada calon haji yang dijadwalkan berangkat tahun ini yang tidak melunasi BPIH hingga batas waktu yang ditentukan, 26 Agustus 2011, tidak diperbolehkan melakukan pembayaran pada 6 sampai 9 September 2011. Maka, secara otomatis ke 627 calon jamaah haji yang tidak melunasi BPIH tersebut akan masuk dalam daftar tunggu atau waiting list untuk musim haji berikutnya.

Yang menjadi persoalan, bila pelunasan BPIH tahap 2 tidak juga kunjung terpenuhi sesuai kuota haji yang telah ditentukan. Bila demikian, akan diserahkan ke kuota haji nasional. Caranya adalah kuota yang tidak terpenuhi itu akan ditutupi para calon jamaah haji dari daerah lainnya di Indonesia.
“Kalau tidak juga mencapai kuota haji pada pelunasan BPIH tahap 2, porsi yang ada akan diserahkan ke kuota nasional. Biasanya itu ditutupi dari daerah yang jumlah calon hajinya lebih banyak,” terangnya.

Pelunasan tahap dua dimulai 6 September 2011 dan berakhir 9 September 2011 mendatang. Jadwal ini dikhususkan bagi jamaah yang menurut daftar tunggu akan berangkat di musim haji berikutnya. Bila nantinya pada pelunasan tahap 2, porsi 627 calon haji yang tersisa itu terpenuhi oleh para calon jamaah yang masuk waiting list tertinggi, otomatis jatah keberangkatan yang kosong diberikan kepada mereka.

Mengenai jumlah waiting list calon jamaah haji Sumut, Chairul Syam mengatakan, sejauh ini yang terdaftar berkisar 60 ribu jamaah. Jadi, bisa dipastikan warga yang mendaftar haji saat ini baru akan berangkat ke tanah suci pada 8 tahun ke depan.

Sedangkan Kepala Kantor Kementerian Agama RI Sumut Syariful Mahya Bandar menuturkan, kurs saat ini adalah per 1 dolar Amerika Serikat seharga Rp8.621.

“Yang melunasi dari 8.234 CJH sampai tanggal 26 Agustus ini, sebanyak 7.607 calon jamaah. Sedangkan 627 calon jamaah belum melunasi BPIH,” ungkap Kepala Kantor Kementerian Agama RI Wilayah Sumut Syariful Mahya Bandar kepada Sumut Pos. (ari)

Dikira Berisi Uang, Rupanya Baju

Terdesak kebutuhan Lebaran, Ewindi (28), warga Desa Jaget Ayu, Kecamatan Jagong Langsa, Aceh Tengah, nekat mencuri tas milik Kartini (30), warga Desa Suka Maju, Kec Sultan Daulat Subussalam, Aceh Timur, dari bus yang mereka tumpangi. Ewindi mengira tas milik Kartini itu berisi uang, ternyata hanya berisi dua stel pakaian dan sebotol parfum. Namun karena telah melakukan pencurian, lelaki yang mengaku masih lajang ini pun harus meringkuk juga di Sel Mapolsek Sunggal.

Ceritanya, Rabu (24/8) sore Ewindi berangkat dari kampung halamanya ke Medan. Dia menumpangi bus L300, duduk di jok belakang. Kamis (25/8) pagi pukul 08.30 WIB, mobil yang ditumpanginya tiba di Terminal Pinang Baris, Medan Sunggal.

Namun saat ia hendak turun, dia terhalang oleh Kartini yang duduk tepat di depannya. Saat itu Kartini sedang sibuk menghubungi keluarganya yang hendak menjemputnya di Terminal Pinang Baris.

Melihat Kartini asik menghubungi keluarganya, Ewindi pun sedikit memaksa supaya bisa keluar. Nah, di sinilah lelaki berkaos oblong berwarna kuning itu bereaksi. Saat dia keluar, tangan kanannya langsung mengambil tas hitam milik Kartini dari bawah jok yang diduduki Kartini itu.

Semula wanita berjilbab hitam ini tidak mengetahui kalau tasnya sudah diambil. Saat dia turun, dia kecarian tasnya. Kemudian, wanita yang mengaku sebagai ibu rumah tangga ini menanyakan kepada supir mobil itu. Tiba-tiba, dia melihat Ewindi dengan tergesa-gesa membawa tas miliknya. Sontak, Kartini menjerit. Jeritan itu mengundang warga di Terminal Pinang Baris dan Ewindi pun ditangkap warga sekitar dan diserahkan ke Polsek Sunggal guna diproses. “Kufikir ada uang di dalam tas itu bang,” ujar Ewindi dengan logat Aceh saat ditanya mengapa melakukan pencurian itu.

Sementara itu, Kartini mengaku, di dalam tas hitam kecilnya itu hanya berisi baju dua pasang, sajadah dan satu botol parfum kecil. “Ininya isinya bang. Mana ada barang-barang berharga ditasku ini,” ujarnya sembari memasuki ruangan SPK Mapolsek Sunggal guna membuat laporanya.(fit/smg)

Efektifkan Ruang Terbuka Hijau

Wilayah Kecamatan Medan Selayang yang kondisi tanahnya melengkung seperti priuk membuat kecamatan ini sering kebanjiran. Selain itu, buruknya infrastruktur seperti jalan dann drainase membuat wilayah ini menjadi permasalahan yang sangat dikeluhkan warga. Berikut petikan wawancara wartawan koran ini Adlansyah Nasution bersama Camat Medan Selayang, Halim.

Apa permasalahan yang paling dikeluhkan warga Medan Selayang?
Buruknya infrastruktur seperti jalan dan drainase, masih menjadi permasalahan yang sangat dikeluhkan masyarakat Kecamatan Medan Selayang. Kondisi sejumlah jalan setapak dan jalan protokol di kelurahan tersebut mengalami kerusakan cukup parah. Lubang menganga, dan itu cukup memprihantinkan. Bahkan, ruas jalan setapak yang banyak dilalui warga sekitar belum disentuh pembangunan.

Kira-kira, apa yang menyebabkan jalan-jalan di Medan Selayang ini rusak?
Tak bisa dipungkiri, buruknya kondisi drainase lah yang menyebabkan ruas-ruas jalan di sini rusak. Drainase tak sanggup menampung debit air, sehingga meluap hingga menggenangi badan jalan bahkan ke rumah-rumah warga. Nah, inilah yang membuat aspal terkikis dan rusak.

Lantas, apa solusinya?
Kita saat ini terus berupaya membangun ruang terbuka hijau agar daya resap air di lokasi yang tergenang cepat kering. Dengan begitu, kita mendesak pihak SKPD yang belum merealisasikan program-program yang dianggarkan di APBD Kota Medan tahun 2011 agar segera direalisasikan, paling lambat Oktober mendatang.

Apakah selama ini pemanfaatan ruang terbuka hijau di Kecamatan Medan Selayang sudah efektif?
Sampai saat ini, pemanfaatan ruang terbuka hijau masih belum sesuai dengan harapan yakni terwujudnya ruang yang nyaman, produktif dan berkelanjutan. Menurunnya kualitas permukiman di perkotaan bisa dilihat dari berkembangnya kawasan kumuh yang rentan dengan bencana banjir/longsor serta semakin hilangnya ruang terbuka (open space) untuk artikulasi dan kesehatan masyarakat.(*)

Periksa Rumah Sebelum Mudik

MEDAN- Kapolresta Medan Kombes Pol Tagam Sinaga kembali mengingatkan masyarakat yang hendak mudik untuk memeriksa rumahnya sebelum ditinggal. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi aksi pencurian, kebakaran dan hal-hal yang tak diinginkan lainnya.

“Warga yang mudik harus memeriksa barang elektronik seperti lampu dan peralatan elektronik lainnya harus dalam keadaan padam. Kalau tidak digunakan, lebih baik dimatikan dan diputuskan dari aliran arus listrik,” kata Kapolrestan Medan Kombes Pol Tagam Sinaga Jumat (26/6).

Kemudian, Tagam juga mengatakan, warga yang meninggalkan dalam keadaan kosong juga harus mengecek keamanan rumah seperti pintu dalam keadaan terkunci dengan baik. Selanjutnya, pemilik rumah jangan lupa untuk melaporkan kepada tetangga di sebelah rumah dan kepling agar bisa mengawasi rumah tersebut.

Tagam juga mengimbau kepada warga untuk bersama-sama proaktif menjaga keaman lingkungan masing-masing selama Hari Raya Idul Fitri tahun ini. “Saya menginstruksikan kepada setiap kapolsek untuk berkordinasi dengan pihak kecamatan setempat, mendata rumah yang ditinggali pemiliknya sehingga penjagaan terhadap rumah kosong lebih mudah kita lakukan,” kata Tagam.

Sebelumnya, Camat Medan Tembung Hendra Asmilan mejelaskan, dalam memberikan keamanan rumah ditinggalkan diperlukan peran masyarakat untuk melakukan kordinasi kepada kepala lingkungan setempat agar kepala lingkungan mengetahui rumah yang ditinggali warga untuk mudika. “Warga seharus berperan aktif melaporkan kepada kepala lingkungan untuk kita pantau rumahnya selama kosong ditinggal mudik,” ungkapannya.

Sementara itu, Ketua Bhayangkari Polda Sumut Nyonya Wisjnu Br Sitepu didampingi Ketua Bhayangkari Polresta Medan Nyonya Tagam Sinaga serta unsur PKK Bhayangkari, Kasat Lantas Polresta Medan Kompol I Made, Kabag Ops Kompol Yusfi Nasution dan Kapolsek Medan Baru AKP Dony Alexander melakukan Sidak di 14 Pos Pam di wilayah hukum Polresta Medan, Jumat pagi.

Kepada sejumlah wartawan, Nyonya Wisjnu Br Sitepu mengatakan, kunjungan ini sebagai upaya dukungan kepada anggota Polri yang bertugas selama Ramadhan untuk semakin bersemangat dalam menjalankan tugasnya. “Anggota Polri harus tetap bersemangat, karena dalam keadaan berpuasa tetap menjaga keamanan masyarakat yang mudik ke kampung halamannya,” ujarnya saat berkunjung di Pos Pam Polonia, Polsek Medan Baru.

Dirinya juga berharap, personel kepolisian yang bertugas tetap berusaha memberikan yang terbaik dengan melayani masyarakat seperti memperlancar arus lalu lintas hingga memberikan rasa aman. “Intinya, saya berharap, bagi anggota Polri yang bertugas harus tetap berusaha menjaga keamanan dirinya, jangan nanti mengatur lalulintas, tapi mengatur dirinya lupa,” katanya.

Lebih lanjut dirinya juga menegaskan, kepada masyarakat Kota Medan harus lebih berhati-hati dan lebih waspada serta harus berusaha mengikuti peraturan berlalu lintas saat mudik. (mag-7)

Perangkat e-KTP Tiba di Medan

MEDAN- Setelah ditunggu sekian lama, akhirnya perangkat pendukung KTP elektronik (e-KTP) tiba juga di Medan. Namun begitu, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil belum bisa memastikan kapan peluncuran program e-KTP tersebut dapat dilakukan.

“Walaupun perangkat sudah tiba, tapi belum dirakit. Jadi kita tunggu saja,” kata Kadisdukcapil Kota Medan Darussalam Pohan, Jumat (26/8). Menurutnya, perangkat yang tiba di Medan tersebut langsung disalurkan ke masing-masing kecamatan. Namun, dari 21 kecamatan, tinggal satu kecamatan yang perangkatnya belum lengkap yakni Kecamatan Medan Polonia. “Perangkat yang belum dikirim ke Kecamatan Medan Polonia itu jenis pemindai sidik jari. Itulah kondisi yang nyata di lapangan,” ucapnya.(adl)

Buka di Rumah Biar Gratis

Anggi Rafila

Untuk mempererat rasa persaudaraan, Anggi Rafila sering melakoni bukber (buka bersama) teman. Percakapan antar teman juga terasa lebih seru saat buka bersama. “Topik pembicaraan lebih banyak dan bicaranya pasti tidak berhenti,” ujar finalis model busana muslim Ramadhan Fair ini.
Walau sering mengadakan buka bersama dengan teman-temannya, tetapi berbuka di rumah tetap yang paling disenanginya.

Karena lebih bebas makan, tanpa takut harus bayar. “Kalau di rumah kita bebas mau makan apa saja gratis. Coba kalau di luar, bukaan bayar, menu utama bayar, minum juga bayar kan. Makanya enak itu buka bersama keluarga, tapi kalau ngumpulnya enak buka SMA teman,” ucapnya.

Nah, menjelang Lebaran ini, Anggi yang merupakan anak kedua ini tidak menyukai kegiatan untuk membuat kue lebaran, selain tidak tahu hasil dan rasanya, menurut cewek yang suka makan Bakso ini, membuat kue lebaran sendiri merepotkan, “Aku tidak suka masak kue lebaran, repot, mending beli. Kan kita tahu hasilnya, seperti bentuknya yang cantik dan rasanya pasti enak,” tuturnya.

Hal yang paling sering dikenang saat Ramadan, gadis kelahiran Medan pada 9 Mei 1996 ini mengurangi sifat jahilnya. “Kalau puasa, aku biasanya tobat sedikit, jadi tidak terlalu jahil. Tetap gangguin teman, hanya saja tidak sesering hari biasa,” ujar anak ke dua dari empat bersaudara ini.

Siwi SMA Kartika 1 ini kemudian mengisahkan keisengannya di bulan Ramadan saat ia duduk di bangku SMP. “Biasanya aku jahil seperti nyubitin atau ngerjain. Tapi kalau puasa usilnya aku kurangi,” ujar nya sambil tertawa. Untungnya para teman dan keluarga Anggi memahami sifat jahilnya. “Aku jahilnya tidak merusak kok,” tambahnya membela diri. (mag-9)