27 C
Medan
Sunday, December 28, 2025
Home Blog Page 14861

Pererat Tali Persaudaraan

Komunitas MHDM Buka Puasa Bersama

MEDAN- Komunitas pencinta motor gede Harley-Davidson yang tergabung dalam Komunitas Mabua Harley-Davidson Medan (MHDM) dan Komunitas HDCI Sumut menggelar buka puasa di PT Mabua Haley-Davidson (Dealership) Jalan S Parman No. 95, Sabtu (13/8) sore.

Acara ini dihadiri oleh manajemen Mabua H-D Medan, Musa Rajeck Shah dan Musa Idi Shah dan semua club dan komunitas motor yang ada di Sumut. Selain  berbuka puasa bersama, acara ini juga menjadi ajang saling tukar informasi sesama anggota. Acara ini juga diisi tausiyah dengan penceramah Ustad Lukmanul Hakim dan salat maghrib berjamaah di lantai 2 PT Mabua Haley-Davidson.

Operation Manager PT Mabua Hafiz BMS yang juga Ketua Panitia mengatakan, acara ini diikuti semua komunitas Mabua Harley-Davidson Medan (MHDM) dan Komunitas HDCI Sumut.

Lebih lanjut, diterangkan Hafiz, pihaknya juga akan membagikan nasi bungkus ke Panti Asuhan Al-Jami’ah Washliyah Pulo Brayan dan beberapa pos Sahur On The Road. “Acara Sahur On The Road dimulai tadi malam pukul 00.00 WIB dan semua kumpul di sini (PT Mabua Haley-Davidson, Jalan S Parman, Red),” ucapnya.
Hafiz BMS mengaku, komunitas Mabua Harley-Davidson mengubah dari buka puasa bersama menjadi Sahur On The Road 2011.(jon)

Buka Cabang di Bulan Ramadan

MEDAN- Buka puasa bareng, bukan hanya dijadikan sebagai kegiatan untuk  silaturrahmi, tetapi kegiatan ini juga dapat dilakukan untuk acara seremoni yang dapat dijadikan sebagai  ajang untuk memperkenalkan suatu produk, grand opening misalnya.

Dalam kesempatan ini, Maxx  Salon by Rudy Hadisuwarno membuka cabang ke-3 Salon Maxx di Medan atau tepatnya di Jalan Gunung Krakatau.

“Salon ini merupakan cabang ke-3 di Medan, dan cabang ini kita buka untuk menampung semua keinginan masyarakat yang ingin merasakan salon Maxx, 2 salon sebelumya tidak sanggup menampung kebutuhan masyarakat, karena itu kita bersedia untuk membuka cabang baru,” ujar Rudy hadisuwarno, sebagai pemilik brand.

Rudy Hadisuwarno, sebagai pemilik brand Maxx salon membuka salon ini dikarenakan banyaknya pria metroseksual yang membutuhkan perawatan untuk dirinya, tetapi tidak memiliki tempat untuk melakukan perawatan tersebut. Karena itu, dengan niat ini, Rudy membuka salon yang mengkhususkan untuk perawatan pria.   “Salon ini menyediakan berbagai fasilitas yang sanggup membuat pria betah berlama-lama, karena tetap membuat pria merasa berada didunianya,” ujar Rudy.

Salon yang telah berdiri selama 3 tahun ini, telah membuka cabang sebanyak 10 salon yang berada di  berbagai daerah di Indonesia, seperti Medan, Jakarta, dan Mataram. “Kita tidak membuka secara sembarangan salon ini, karena harus melihat minat masyarakat dan lokasi untuk pembangunan salon,” ujar Rudy. Karena menurutnya selain menjual brand, salon ini juga menjual kualitas untuk para pelanggan salon.

Berbagai janis perawatan rambut di salon ini disediakan, seperti gunting rambut, pewarnaan dasar, shaving, back message dan hait tatto yang mulai diminati anak muda dan kalangan artis.(mag-9)

Bocah 2 Tahun Derita Tumor Sejak Lahir

MEDAN- Kesedihan terlukis jelas di wajah Julianto Tarigan (29), warga Desa Kuta Rakyat, Kecamatan Namantran, Kabupaten Karo, saat ditemui di Ruang Rawat Instalansi Kardiovaskuler, Rindu B Kamar 224, RSUP H Adam Malik, Sabtu (13/8). Pasalnya, anaknya Adi Suhanta Tarigan yang masih berusia 2 tahun 1 bulan menderita tumor pembuluh darah di tangan kanannya sejak lahir.

“Anak saya itu sudah menderita tumor pembuluh darah sejak lahir. Waktu itu, tumornya masih kecil, tidak sebesar sekarang ini,” jelasnya kepada wartawan koran ini sembari melihat tangan kanan anaknya.

Menurutnya, saat itu dokter tidak mengizinkan Adi Suhanta untuk dioperasi, karena belum cukup umur. Menurut dokter, Adi bisa dioperasi jika usianya sudah 2 tahun. “Sekarang anak kami sudah berusia dua tahun satu bulan, makanya kami bawa ke rumah sakit ini untuk dioperasi,” jelasnya.

Menurut Julianto, Adi Suhanta merupakan anak pertama mereka dari dua bersaudara. Sementara istrinya Riantah br Sitepu tidak ikut ke rumah sakit karena menjaga anak mereka yang masih berusia 2 bulan. “Kalau pekerjaan kami hanya bertani. Istri saya di rumah, saya di sini bersama ibu dan ayah saya untuk menjaga Adi,” ungkapnya.

Julianto mengaku, untuk biaya perobatan anaknya itu, mereka mengandalkan program Jamkesda. “Kalau kami masuk rumah sakit ini sudah seminggu lebih. Tapi anak kami belum dioperasi juga karena harus dilakukan pemeriksaan darah dan lain-lainnya,” terangnya.

Menurutnya, meski tumor di tangan kanan Adi terus membesar, namun anaknya itu tidak ada mengeluhkan rasa sakit. “Dia tidak pernah mengeluh atau menangis. Bahkan dia kuat makan. Berat anak saya itu sekarang 18 Kg, sudah termasuk tumor ditangannya itu,” katanya.

Sementara Marni br Sembiring (45), nenek Adi Suhanta mengaku sedih dengan kondisi cucunya tersebut. “Dia tidak menangis dan tidak mengeluh. Dia itu pendiam, tapi lincah orangnya,” ujarnya.

Julianto berharap agar anaknya bisa sembuh kembali dan ada yang lebih perhatian. “Saya mengharapkan anak saya bisa normal seperti anak-anak lainnya dan saya juga berharap agar orang yang perduli dengan keadaan anak mereka,” ungkapnya dengan sedih.(jon)

Diwarnai Penyerahan Santunan dan Donor Darah

PWI Sumut Buka Puasa Bersama

MEDAN– Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Sumatera Utara melaksanakan buka puasa bersama diwarnai penyerahan santunan kemalangan, penyerahan kartu anggota muda, serta aksi sosial donor darah di halaman gedung PWI Sumut Parada Harahap Jalan Adinegoro No 4 Medan, Jumat (12/8).

Hadir saat itu Plt Gubsu diwakili  Kadis Kominfo Dr H Asren Nasution MA, Anggota DPD-RI Parlindungan Purba SH MM, Ketua Fraksi Golkar DPRD Sumut H Hardi Mulyono, Bendahara Fraksi PDI-P Brilian Moktar, Ketua SPS Sumut H M Zaki Abdullah, Sekretaris PSMS Idris SE, para Pemimpin Umum dan Pemred media massa, serta undangan.
Ketua PWI Sumut Drs Muhammad Syahrir dalam sambutan mengatakan, penyerahan santunan kemalangan anggota PWI kepada keluarga yang ditinggal, penyerahan kartu, dan donor darah merupakan program berkelanjutan yang digelar PWI Sumut.

”Pada hari baik dan bulan baik ini, rangkaian program tersebut sengaja secara bersamaan kami gelar dalam rangkaian berbuka puasa bersama sehingga lebih mendapat berkah dari Allah SWT,” ujar Syahrir.
Adapun santunan kemalangan yang diserahkan kepada 15 keluarga anggota PWI yang meninggal dunia senilai Rp 75 juta atau masing-masing menerima Rp 5 juta.

Sedangkan anggota muda yang menerima kartu sebanyak 53 orang dari hasil ujian seleksi yang dilakukan Februari 2011 lalu.

Sementara Anggota DPD-RI Parlindungan Purba yang juga Ketua Persatuan Pendonor Darah Indonesia (PPDI) didampingi dr H Delyuzar mengatakan, donor darah yang dilakukan PWI Sumut bersama PPDI untuk menyahuti kurangnya stok darah di PMI menyusul tibanya bulan puasa.

”Donor darah ini dilakukan sekaligus untuk mengkampanyekan bahwa bulan puasa bukan halangan untuk berdonor. Apalagi fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan, melakukan donor di bulan puasa tidak membatalkan puasa,” jelas dr Delyuzar yang juga dikenal sebagai da’i.

Bahkan, imbuhnya, dalam fatwa MUI tertanggal 24 Juli 2000 atau 22 Rabi’ul Akhir 1421 Hijriah menganjurkan umat Islam berdonor darah karena membantu mereka yang membutuhkan.

”Melakukan donor darah saat menjalankan ibadah puasa, pahalanya justru lebih besar sebagimana amalan ibadah lainnya,” terang Delyuzar.

Keterpanggilan PWI Sumut bersama PPDI melaksanakan donor darah, menurut Ketua PWI Sumut Drs Muhammad Syahrir, untuk menindaklanjuti komitmen PWI Sumut yang telah menandatangani kesepakatan bersama (MoU) pada lounching kampanye donor darah untuk kesehatan yang dilakukan di Aula Martabe Kantor Gubsu, 24 Juli 2010 lalu.
Di sela pelaksanaan donor darah, dr Delyuzar, menjelaskan secara medis donor darah di bulan puasa bisa dilakukan pada malam hari atau pagi hari sekitar jam 10 pagi ketika tubuh masih segar, namun tetap dengan syarat seseorang harus memiliki tubuh yang sehat dan lolos dalam proses pemeriksaan.

Dipertegas dr Delyuzar, sebelum seseorang melakukan donor darah, terlebih dahulu dilakukan beberapa langkah pemeriksaan untuk mengetahui kondisi kesehatan dari si pendonor. Pertama, mengukur kadar hemoglobin (Hb) dan kadarnya harus di atas 12,5.
Kemudian, mengukur tekanan darah, dan diusahakan agar tidak terlalu rendah (di bawah 100) atau terlalu tinggi. Selanjutnya pemeriksaan dilakukan dokter untuk mengetahui kondisi fisik dan kesehatannya.
“Jika seseorang tidak tidur semalaman, baru selesai diare, sedang menstruasi dan menyusui bagi perempuan, sebaiknya disarankan untuk tidak melakukan donor darah. Tapi jika hasil pemeriksaan kesehatannya bagus maka donor darah boleh saja dilakukan,” ungkapnya.
Setelah dilakukan pemeriksaan tersebut dapat diketahui apakah seseorang bisa mendonorkan darahnya atau tidak. Darah yang diambil akan diproses lebih lanjut dan dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan sistem komputer online untuk mendeteksi apakah ada suatu penyakit seperti hepatitis B atau C, HIV/AIDS, sifilis atau penyakit menular lainnya.
Darah yang sudah diproses ini akan disimpan dengan tempetarur tertentu dan akan dilakukan pengecekan kembali jika akan digunakan. ”Pada umumnya untuk trombosit bisa disimpan hingga 5 hari, darah lengkap selama 28 hari, sedangkan untuk plasma bisa disimpan hingga 1 tahun,” urai Delyuzar. (mag-9)

Abu Nawas Merayu Tuhan

Tak selamanya Abu Nawas bersikap konyol. Kadang-kadang timbul kedalaman hatinya yang merupakan bukti kesufian dirinya. Bila sedang dalam kesempatan mengajar, ia akan memberikan jawaban-jawaban yang berbobot sekalipun ia tetap menyampaikannya dengan ringan.

Seorang murid Abu Nawas ada yang sering mengajukan macam-macam pertanyaan. Tak jarang ia juga mengomentari ucapan-ucapan Abu Nawas jika sedang memperbincangkan sesuatu. Ini terjadi saat Abu Nawas menerima tiga orang tamu yang mengajukan beberapa pertanyaan kepada Abu Nawas.
“Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?” ujar orang yang pertama.

“Orang yang mengerjakan dosa kecil,” jawab Abu Nawas.
“Mengapa begitu,” kata orang pertama mengejar.
“Sebab dosa kecil lebih mudah diampuni oleh Allah,” ujar Abu Nawas. Orang pertama itupun manggut-manggut sangat puas dengan jawaban Abu Nawas.

Giliran orang kedua maju. Ia ternyata mengajukan pertanyaan yang sama, “Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?” tanyanya.
“Yang utama adalah orang yang tidak mengerjakan keduanya,” ujar Abu Nawas.
“Mengapa demikian?” tanya orang kedua lagi.

“Dengan tidak mengerjakan keduanya, tentu pengampunan Allah sudah tidak diperlukan lagi,” ujar Abu Nawas santai. Orang kedua itupun manggut-manggut menerima jawaban Abu Nawas dalam hatinya.
Orang ketiga pun maju, pertanyaannya pun juga seratus persen sama. “Manakah yang lebin utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?” tanyanya.
“Orang yang mengerjakan dosa besar lebih utama,” ujar Abu Nawas.
“Mengapa bisa begitu?” tanya orang ktiga itu lagi.

“Sebab pengampunan Allah kepada hamba-Nya sebanding dengan besarnya dosa hamba-Nya,” ujar Abu Nawas kalem. Orang ketiga itupun merasa puas argumen tersebut. Ketiga orang itupun lalu beranjak pergi.
Si murid yang suka bertanya kontan berujar mendengar kejadian itu. “Mengapa pertanyaan yang sama bisa menghasilkan tiga jawaban yang berbeda,” katanya tidak mengerti.
Abu Nawas tersenyum. “Manusia itu terbagi atas tiga tingkatan, tingkatan mata, tingkatan otak dan tingkatan hati,” jawab Abu Nawas.

“Apakah tingkatan mata itu?” tanya si murid.
“Seorang anak kecil yang melihat bintang di langit, ia akan menyebut bintang itu kecil karena itulah yang tampak dimatanya,” jawab Abu Nawas memberi perumpamaan.
“Lalu apakah tingkatan otak itu?” tanya si murid lagi.
“Orang pandai yang melihat bintang di langit, ia akan mengatakan bahwa bintang itu besar karena ia memiliki pengetahuan,” jawab Abu Nawas.

“Dan apakah tingkatan hati itu?” Tanya si murid lagi.
“Orang pandai dan paham yang melihat bintang di langit, ia akan tetap mengatakan bahwa bintang itu kecil sekalipun ia tahu yang sebenarnya bintang itu besar, sebab baginya tak ada satupun di dunia ini yang lebih besar dari Allah SWT,” jawab Abu Nawas sambil tersenyum.

Si murid pun mafhum. Ia lalu mengerti mengapa satu pertanyaan bisa mendatangkan jawaban yang berbeda-beda. Tapi si murid itu bertanya lagi.
“Wahai guruku, mungkinkah manusia itu menipu Tuhan?” tanyanya.
“Mungkin,” jawab Abu Nawas santai menerima pertanyaan aneh itu.
“Bagaimana caranya?” tanya si murid lagi.
“Manusia bisa menipu Tuhan dengan merayu-Nya melalui pujian dan doa,” ujar Abu Nawas.
“Kalau begitu, ajarilah aku doa itu, wahai guru,” ujar si murid antusias.
“Doa itu adalah, “Ialahi lastu lil firdausi ahla, Wala Aqwa alannaril Jahimi, fahabli taubatan waghfir dzunubi, fa innaka ghafiruz dzambil adzimi.” (Wahai Tuhanku, aku tidak pantas menjadi penghuni surga, tapi aku tidak kuat menahan panasnya api neraka. Sebab itulah terimalah tobatku dan ampunilah segala dosa-dosaku, sesungguhnya Kau lah Dzat yang mengampuni dosa-dosa besar). Banyak orang yang mengamalkan doa yang merayu Tuhan ini. (*)

Lima Penyebab Kerusuhan London

LONDON- Di tengah perdebatan tentang pemangkasan anggaran keamanan maupun strategi tentang penanganan kerusuhan dan penjarahan di Inggris, muncul pertanyaan mendasar mengenai latar belakang terjadinya frustasi massa tersebut.

The Week membeber lima teori yang menggambarkan situasi pemicu meledaknya kemarahan massa di Inggris itu. Mary Riddel, doktor ekonomi dari University of Nevada, Las Vegas,  kepada Telegraph menyatakan  faktor pertamanya adalah kesenjangan. Ada penilaian telah terjadi ketimpangan dalam soal pendapatan, kesejahteraan, dan kesempatan hidup di Inggris sejak terjadinya krisis keuangan terbesar pada 1929.

Faktor yang kedua adalah kurang tegasnya polisi dalam menangani kerusuhan. Andrew Sullivan dari Daily Beast menilai, reaksi polisi saat menangani meletusnya kerusuhan pada Sabtu lalu (6/8) kurang memadai. Saat itu, polisi tidak melakukan penangkapan dan penggerebekan. Akibatnya, para perusuh dan penjarah dengan mudah beraksi.
Yang ketiga adalah tingkat pengangguran pemuda yang cukup tinggi. Melihat begitu masif dan terkoordinasinya kerusuhan itu, Doug Saunders selaku kolumnis di Globe and Mail, Kanada, menyatakan bahwa fenomena tersebut lebih berbahaya daripada hooliganisme.

Faktor berikutnya adalah persoalan oportunisme yang parah. Menurut jurnalis Brendan Neill, rusuh London bukanlah pemberontakan politik dari kelompok masyarakat miskin dan tertindas, melainkan menyebarluasnya perilaku nihilisme oleh sekelompok orang yang sengaja merampok anggota komunitas mereka. Teori yang terakhir terkait dengan persoalan ras. Bagi sebagian pelaku kerusuhan dan penjarahan, momen balas dendam atas perlakuan menyimpang dari polisi yang berlangsung selama bertahun-tahun.(he week/cak/dwi/jpnn)

Hubungan Berpasangan, Perempuan Lebih Egois

Survei menunjukkan perempuan lebih egois dibandingkan laki-laki. Perempuan juga cenderung bicara buruk mengenai temannya kepada orang lain.

Riset mengenai perilaku dan sikap egois ini melibatkan 2.000 perempuan dan laki-laki. Riset digelar oleh organisasi kerelawanan di Inggris untuk memperingati Hari Kerelawanan.

Riset ini menunjukkan data yang lebih spesifik bahwa ternyata perempuan jauh lebih egois. Fakta ini ditemui dalam berbagai perilaku harian. Perempuan cenderung tak menunjukkan kepeduliannya.
Simpati perempuan terhadap orang lain rendah. Sekitar 43,2 persen perempuan cenderung tak bersimpati terhadap orang lain. Sementara hanya 38,6 persen pria yang tak bersimpati dengan orang lain.

Hanya 19,3 persen pria yang tak membukakan pintu saat orang lain membutuhkan. Sementara 20,2 persen perempuan cenderung tak peduli membukakan pintu. Hanya 27,3 persen pria yang enggan menolong perempuan paruh baya untuk membawa barang belanjaannya.

Dalam hubungan berpasangan, perempuan juga cenderung egois. Riset ini menunjukkan bahwa 27,1 persen perempuan memilih DVD yang disukainya, tanpa memikirkan pasangannya suka atau tidak. Sementara itu, hanya 26,2 persen laki-laki yang melakukan hal serupa. Artinya, lebih banyak laki-laki yang mempertimbangkan perasaan atau pendapat pasangannya dalam memilih suatu barang.
Lebih dari setengah responden perempuan mengaku memasak makan malam yang diinginkannya. Sementara itu, hanya 45,9 persen laki-laki yang memasak makan malam sesuai keinginannya. Selebihnya, laki-laki memilih masakan makan malam dengan mempertimbangkan orang lain.

Soal makanan favorit, seperti cokelat, perempuan juga lebih egois. Perempuan mau berbagi cokelat, tetapi mengambil porsi lebih besar. Sebanyak 37,9 persen perempuan mengambil potongan cokelat lebih besar saat berbagi dengan orang lain. Sementara itu, hanya 30,1 persen pria yang melakukan hal serupa. Bahkan dalam keluarga, perempuan juga cenderung sibuk dengan dirinya. Ada 50,1 persen perempuan yang lupa dengan hari ulang tahun anggota keluarganya, sedangkan lebih dari 50 persen laki-laki mengingat hari ulang tahun anggota keluarga mereka. Fakta lainnya, 42,6 persen perempuan cenderung tak menghubungi keluarga, sedangkan hanya 35,5 persen laki-laki yang tak berkomunikasi dengan keluarganya dan hasil lainnya lagi.

Dalam pertemanan, perempuan cenderung bicara buruk mengenai temannya kepada orang lain. Ada 55,6 persen responden perempuan yang berbicara buruk mengenai orang lain, sedangkan hanya 42,2 persen laki-laki yang melakukannya.

Mengenai kepedulian sosial, perempuan memiliki perilaku seimbang. Soal membantu orang lain yang membutuhkan pinjaman uang tunai, hanya 19,7 persen perempuan yang tidak mau meminjamkan uang. Angka ini lebih rendah dibandingkan laki-laki karena 25,5 persen laki-laki tak sudi meminjamkan uang tunai kepada orang yang membutuhkan.

Sebanyak 61,1 persen perempuan mengaku tak mau memberikan uang kecil kepada tunawisma yang memintanya. Angka ini lebih tinggi dibandingkan 51,3 persen laki-laki yang menolak peminta-minta.
Dalam kegiatan kerelawanan, 86,9 persen perempuan enggan terlibat dalam kegiatan sukarela. Berbeda tipis dengan laki-laki, 82,2 persen tak mau terlibat dalam kegiatan kerelawanan. Meski begitu, hanya 65,5 persen perempuan yang menolak membantu sukarelawan dalam menjalankan aktivitasnya.

Sementara itu, laki-laki, selain enggan terlibat dalam kegiatan kerelawanan, 77,1 persen dari mereka juga tak tertarik membantu relawan dalam menjalankan aktivitas kerelawanan.

Direktur Program Organisasi Kerelawanan Inggris Caroline Revell menyayangkan perilaku egois yang didapatkan dari kebanyakan warga Inggris. “Survei ini menunjukkan, meluangkan waktu untuk kegiatan kerelawanan lebih berat ketimbang tindakan keegoisan lainnya, seperti melupakan hari ulang tahun keluarga atau bicara buruk tentang orang lain. Lebih dari 80 persen perempuan dan laki-laki tidak mempertimbangkan untuk terlibat dalam kegiatan kerelawanan,” ujarnya.

Kemdian, kerelawanan tak muncul dalam pikiran perempuan dan laki-laki. Padahal, dengan berbuat sesuatu untuk orang lain, Anda merasa lebih berarti dan sebenarnya tindakan tersebut membantu diri sendiri. Setiap orang memiliki kesempatan untuk mengajar anak jalanan, bertindak menyelamatkan hewan atau lingkungan, sekaligus mengeksplorasi budaya baru melalui kegiatan kerelawanan,” tuturnya. (net/jpnn)

Suara Miring untuk Aburizal dan Ani Yudhoyono

Tujuh Kepala Daerah Peroleh Tanda Jasa

JAKARTA- Pemberian tanda jasa dan kehormatan tidak hanya diberikan kepada para pendamping mantan presiden dan wakil presiden, serta mantan menteri. Deretan kepala daerah juga ikut mewarnai penyematan tanda jasa 2011, baik gubenur maupun bupati dan wali kota.

Penerima Bintang Mahaputera Utama, misalnya. Di antara empat penerima, tiga orang adalah gubernur. Mereka adalah Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, dan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo. Satu lagi penerima Bintang Mahaputera Utama adalah Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Ma’arif.

Wali kota dan bupati yang mendapat tanda jasa adalah Bupati Rokan Hulu Achmad, Wali Kota Tasikmalaya Syarif Hidayat, Wali Kota Solo Joko Widodo, dan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin. Keempatnya mendapatkan Bintang Jasa Utama.

Penerima Bintang Jasa Utama yang lain adalah Sunarso (kepala Badan Pelaksana, Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo), Surono (kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Kementerian ESDM), dan Siti Nurbaya Bakar (sekretaris jenderal DPD).

Sebagaimana diketahui, menjelang peringatan HUT RI, pemerintah memberikan tanda jasa dan kehormatan kepada putra putri terbaik bangsa yang dinilai memiliki jasa luar biasa.

Selain nama-nama tersebut, penerima tanda jasa adalah Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Taufik Kiemas, dan Ani Yudhoyono yang mendapat Bintang Republik Indonesia Adipradana. Kemudian, Mufidah Jusuf Kalla dan Asmaniah Hamzah Haz memperoleh Bintang Mahaputera Adipradana. Sejumlah mantan menteri juga menerima Bintang Mahaputera Adipradana. Mereka, antara lain, Nur Hasan Wirajuda (mantan Menlu), Aburizal Bakrie (mantan Menko kesra), Sri Mulyani Indrawati (mantan Menkeu), Siti Fadilah Supari (mantan Menkes), Meutia Hatta (mantan menteri negara pemberdayaan perempuan), dan Mohammad Maruf (mantan Mendagri).(fal/dyn/jpnn)

Penjemput Pakai Topeng, Istri Nazar di Malaysia

JAKARTA- Para penjemput M Nazaruddin turun dari pesawat dengan memakai topeng. Rupanya, itu bukan sekadar aksesori. Pemakaian topeng bertujuan menjaga keselamatan tim penjemput sekaligus tim pemburu mantan bendahara umum Partai Demokrat tersebut.

“Itu strategi tim, untuk safety,” ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Ketut Untung Yoga setelah menjemput Nazaruddin di Bandara Halim Perdanakusuma tadi malam. Ketut tidak memerinci lebih dalam, termasuk saat ditanya ancaman apa saja yang mengarah kepada tim.

Sumber Jawa Pos (grup Sumut Pos) menyebutkan, tim pemburu itu sebagian berkualifikasi antiteror dan juga dari Divisi Hubungan Internasional Polri (dulu Ses NCB Interpol). “Risikonya dua, bisa datang dari pihak pro-Nazar (sapaan Nazaruddin, Red) maupun kontra-Nazar,” katanya.

Bagi yang pro, tim pemburu atau penjemput itu merugikan karena berhasil memulangkan Nazar dan menghentikan petualangannya di luar negeri. “Kalau yang kontra, tentu mereka jengkel karena Nazar bisa pulang dengan selamat dan itu berarti mereka terancam, baik secara hukum ataupun yang lain,” ungkap perwira yang menjadi bagian tim tersebut.
Setelah turun dari pesawat, para pemburu itu ikut mengawal Nazar hingga Mako Brimob. Lalu, di sana sebagian lepas dinas atau pulang ke rumah. Sebagian yang lain (dua orang) masih mendampingi Nazar ke KPK. “Saya tak bisa menjelaskan siapa saja mereka,” ucapnya.

Sementara itu, keberadaan istri dan keluarga M Nazaruddin masih belum terungkap. Ketika mendarat di tanah air, Neneng Sri Wahyuni, isteri Nazaruddin tidak ikut serta.

Seperti diberitakan sebelumnya, keberadaan Neneng sudah simpang siur sejak Nazaruddin tertangkap di Cartagena, Kolombia seminggu lalu.

KPK mencari istri Muhammad Nazaruddin, Neneng Sri Wahyuni, beserta saudaranya yang diduga Muhammad Nasir. Namun demikian, KPK masih belum mendapatkan informasi mengenai dua saksi kasus korupsi  itu.
Sampai saat ini, KPK dipastikan tetap menempatkan Neneng dalam daftar pencarian orang (DPO). Sebelumnya muncul kabar Nazar ditangkap bersama istri.

Dimana Neneng sekarang? Tidak ada yang tahu pasti. Namun, dugaan keberadaannya di Malaysia makin menguat. Apalagi, sebelum dibawa pulang ke Indonesia, Nazaruddin sempat meminta agar pesawat yang ditumpanginya mampir dahulu ke Malaysia, tapi ditolak. (dim/rdl/jpnn)

Tujuh Ditangkap Lantaran Makar

TURKI- Pengadilan Turki menangkap 6 anggota militer dan 1 orang pegawai negeri sipil di Istanbul atas dugaan makar. Berdasarkan warta Xinhua Sabtu (13/8), dua orang anggota militer yang sebelumnya ditahan dilepaskan. Tercatat sudah tiga kali kudeta militer di Turki yakni pada 1960, 1971, dan 1980. Kudeta militer sukses menjatuhkan sipil 1997.

Kasus yang mengemuka terkait makar itu dikenal sebagai Kudeta Palu Besar. Perbuatan yang diduga didalangi oleh kelompok militer itu dilakukan untuk menjatuhkan pemerintahan sipil yang sah. Insiden peledakan bom di sebuah masjid berikut penembakan terhadap pesawat tempur .(net/jpnn) menurut para penegak hukum, berkaitan dengan rencana kudeta itu.  Menurut pihak yang mendalangi kudeta itu, dua insiden tersebut adalah langkah awal kudeta.

Partai Keadilan dan Pembangunan Turki (AKP) yang saat ini berkuasa memang berupaya membungkam gerakan militer yang sudah lama mendominasi Turki. Militer memang dianggap langganan dalam upaya kudeta terhadap pemerintahan sipil. Tercatat sudah tiga kali kudeta militer di Turki yakni pada 1960, 1971, dan 1980. Kudeta militer sukses menjatuhkan sipil pada 1997. Kini sekitar 200 orang menanti pengadilan lantaran rencana kudeta tersebut.(net/jpnn)