26 C
Medan
Saturday, December 27, 2025
Home Blog Page 14868

Dua Lagi Pejabat BNI Diincar Jaksa

Terkait Kucuran Rp129 M Salahi SOP

MEDAN- Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara kini membidik dua lagi pejabat BNI Cabang Pemuda Medan untuk ditetapkan jadi tersangka. Hal ini terungkap setelah dilakukan pemeriksaan terhadap dua pejabat BNI Cabang Pemuda Medan yakni Tintin Relationchip Manager BNI Cabang Pemuda Medan dan Mercury pejabat Credit Officier BNI Cabang Pemuda Medan.

Kedua pejabat BNI Cabang Pemuda ini, dipanggil penyidik Pidsus Kejatisu untuk diperiksa sebagai saksi atas tersangka Drs Rusdianto Kepala Cabang BNI Jalan Pemuda Medan.

“Ya, kita juga telah memeriksaan dua pejabat BNI Cabang Pemuda Medan. Apakah kredit itu di kucurkan dengan disengaja atau tidak. Kalau memang ada ditemukan kesengajaan dalam pengucuran dana itu yang menyalahi SOP, pejabat yang berkompeten tidak tertutup dijadikan tersangka,” kata Kordinator Penyidik Pidsus Kejatisu Jufri Nasution SH pada wartawan, Jumat (12/8).

Selain dua pejabat BNI tersebut, Kejatisu juga memeriksa Direktur PT AK Tanahn
AK Sulaiman. AK Sulaiman diperiksa terkait pinjaman dana sebesar Rp136 miliar (yang dicairkan sebesar Rp129 miliar) yang menyalahi Standar Operasional Prosedur  (SOP) BNI 46 Cabang Pemuda Medan pada PT Bahari Dwi Kencana.

“Kita sudah memeriksa Direktur PT AK Tanah, AK Sulaiman. Kita minta keterangan pada AK Sulaiman soal kucuran dana itu digunakan untuk apa, kita juga memeriksa admintrasi yang menjadi syarat mutlak soal peminjaman dana di BNI,” kata Jufri.

Namun sayang, Jufri tak menjabarkan secara gamblang hasil pemeriksaan tersebut. Jufri mengaku, dari pemeriksaan yang dilakukan terhadap saksi-saksi, belum ada yang mengarah pada penetapan sebagai tersangka. “Belum ada mengarah atau menetapkan sebagai tersangka. Tapi tidak tertutup kemungkinan dan bisa saja akan terjadi. Kita menunggu hasil penyidikan tim untuk mengusut kasus ini,” tegas Jufri.

Diketahui, pemeriksaan terhadap AK Sulaiman karena yang bersangkutan lebih mengetahui soal aliran dana tersebut, mengingat AK Sulaiman punya hubungan dengan PT Bahari Dwi Kencana. Berdasarkan informasi yang dihimpun Sumut Pos, Direktur PT Bahari Dwi Kencana Boy Hermansyah, meminjam dana sebesar Rp136 miliar, untuk melunasi utang PT AK Tanah terhadap Bank Sumut.
Seharusnya, AK Sulaiman diperiksa pada Rabu (10/8) lalu. Namun yang bersangkutan tidak datang.

Alasan tidak datang disampaikannya lewat surat yang disampaikan pada Pidsus Kejatisu. Ketika disinggung soal pinjaman yang dilakukan PT Bahari Dwi Kencana pada Bank Negera Indonesia (BNI) 46 Cabang Pemuda Medan, Jufri Nasution SH, belum mau menjabarkan lebih lanjut karena kasus tersebut masih penyidikan. ‘’Kita belum tahu. Namun demikian pemanggilan Direktur PT AK Tanah Sulaiman dalam rangka kita mintai keterangannya soal seputaran kucuran dana tersebut. Masalah pinjaman yang dilakukan PT Bahari Dwi Kencana, untuk menutupi utang PT AK Tanah, belum ada mengarah ke sana, namun kita sudah mendapatkan gambaran,’’ beber Jufri.

Ketika disinggung lagi soal dua pejabat BNI yakni Tintin pejabat Relationship Manager BNI Cabang Pemuda Medan dan Mercury pejabat Credit Officier BNI Cabang Pemuda Medan, akan kemungkinan dijadikan tersangka dan ditahan, Jufri Nasution belum mau mengatakan. ‘’Semua status mereka menunggu hasil pemeriksaan penyidikan yang dilakukan tim.Saya belum bisa mengatakan apakah mereka bisa dijadikan tersangka atau tidak. Namun penyidiklah yang akan menentukan berdasarkan pengumpulan barang bukti dan keterangan (pulbaket) yang kita dapat. Kalau Direktur PT Bahari Dwi Kencana Boy Hermansyah nanti saja belakangan akan kita panggil,’’ tegas Jufri menutup pembicaraan. (rud)

Tunggakan Retribusi Merdeka Walk September Harus Lunas

MEDAN- Pemerintah Kota (Pemko) Medan memberi tenggat waktu hingga bulan depan kepada PT Orange Indonesia Mandiri (OIM) selaku pengelola Merdeka Walk untuk melunasi tunggakan retribusi. Jika tidak dilunasi, Pemko Medan berencana akan memutus hubungan kerjasama dengan PT OIM.

“Kita sedang menunggu perkembangan selanjutnya. Bila bulan depan tak juga membayar, bukan tidak mungkin kita memutus hubungan kerjasama. Namun begitu, kita menungu perintah dari Pak Wali untuk mengambil tindakan,” ujar Sekda Kota Medan, Syaiful Bahri, Jumat (12/8) di ruang kerjanya.

Dikatakannya, tindakan tegas tidak mungkin dilakukan di Bulan Ramadan, karena Pemko Medan masih memandang secara manusiawi. “Kita harus berfikir secara manusiawi karena banyak faktor yang harus dihadapi,” katanya tanpa merinci faktor tersebut.

Sebelumnya, Wali Kota Medan Rahudman Harahap menenggat Dinas Pertamanan Kota Medan hingga Agustus ini, untuk menagih tunggakan retribusi kepada PT Orange Indonesia Mandiri (OIM) selaku pengelola Merdeka Walk. Karenanya, Dinas Pertamanan Kota medan diminta segera menyurati PT OIM untuk segera melunasi tunggakan retribusi tersebut.

Sementara, Ketua Komisi C H Jumadi SPdI mengaku sangat sepakat dengan usulan dari Wali Kota yang mengharuskan PT OIM menyelesaikan tunggakan retribusinya. Dengan begitu, PT OIM harus membayar tunggakannya sesuai dengan aturan Dinas Pertamanan yang diharuskan membayar setiap hari dan diatur dalam Pasal 9 ayat 6 karena Merdeka Walk dijadikan tempat bisnis.

“Saya sepakat pembayaran retribusi sesuai dengan permintaan Dinas Pertamanan, memang Merdeka Walk merupakan fasilitas negara, tapi kalau digunakan sebagai tempat bisnis pihak PT OIM harus membayarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan sudah diatur dalam Perda Kota Medan,” kata Jumadi.(adl)

Median Jalan di Medan Utara Minim

Masyarakat Medan Utara mengeluhkan tingkat lakalantas yang cukup tinggi di kawasan tersebut. Sampai saat ini, belum ada solusi dalam menekan angka kecelakaan lalu lintas di Medan Utara tersebut Menurut anggota DPRD Sumut dari Fraksi PKS M Nasir, salah satu solusi yang harus dilakukan Pemko Medan dalam hal ini Dinas Perhubungan Kota Medan adalah dengan membuat median jalan. Berikut petikan wawancara wartawan Sumut Pos, Nopan Hidayat dengan M Nasir, Jumat (12/8).

Apa yang harus dilakukan dalam menekan angka kecelakaan lalulintas di kawasan Medan Utara?
Pemerintah Kota Medan dan Satuan Lalu Lintas Polres Pelabuhan Belawan harus serius dalam menekan angka lakalantas di Medan Utara. Salah satunya dengan melakukan perluasan Jalan Kolonel Yos Sudarso, Marelan dan membangun median jalan secara permanen. Pasalnya, selama ini pembanguanan median jalan di Medan Utara hanya ada di Jalan Kolonel Yos Sudarso yakni di simpang Titipapan dan Jalan Dobi, itupun terkesan main-main dan setengah hati.

Selain itu, apa lagi yang harus dilakukan?
Pemerintah Kota Medan juga harus mengganti semua dan menambah traffic light yang ada di Medan Utara di setiap persimpangan, karena traffic light sudah tidak berfungsi dengan baik. Pasalnya, dengan adanya penambahan rambu lalulintas akan sangat membantu kelancaran lalulintas dan juga mengurangi angka lakalantas.

Lalu, bagaimana dengan pembangunan median jalan?
Seharusnya Pemko Medan membangun media jalan yang kokoh dengan memberi pagar seperti yang ada di setiap jalan raya Kota Medan. Dengan di bangunannya median jalan tersebut, tentunya bisa menekan angka lakalantas dan yang paling penting pembangunan media jalan sangat penting dilakukan di Jalan Kolonel Yos Sudarso menuju Belawan yang kerap terjadi kecelakaan.

Apa desakan Anda terhadap Pemko Medan?
Pemerintah Kota Medan harus menepati janjinya, yang katanya ingin melakukan percepatan pembangunan di Medan utara. Salah satunya dengan melakukan pelebaran dan pembangunan median jalan. Tidak hanya itu, kita juga meminta untuk Satuan Lalulintas Polres Belawan agar sesering mungkin melakukan patroli di jalan-jalan yang rawan kecelakaan di Medan Utara, seperti Marelan, Jalan Kolonel Yos Sudarso menuju Belawan untuk menekan angka lakalantas.(*)

Asyik Ngumpul Bareng Teman

Ramadan Fair yang digelar Pemko Medan di samping Masjid Raya setiap hari dipadati masyarakatn
Hampir semua stan dipenuhi pengunjung, tak terkecuali stan-stan yang menawarkan berbagai perlengkapan lebaran, seperti pakaian, hiasan kaligrafi dan sebagainya.

Namun yang paling banyak dikunjungi yakni stan yang menyajikan aneka ragam kuliner, mulai dari ayam penyet, martabak mesir, soto, nasi goreng dan sebagainya.

“Kulinernya biasa, tapi yang buat menarik ngumpulnya di sini. Makanya jadi senang makan di sini,” ujar Agus, seorang pengunjung Ramadhan Fair yang ditemui saat menjelang berbuka puasa, Jumat (12/8). Agus yang datang bersama teman-temannya juga mengatakan, suasana di Ramadan Fair terkadang membuat semangat makan. “Karena makannya ramai-ramai, jadi selera makan lebih meningkat,” ujar Agus.

Selain muda-mudi, pengunjung lain yang datang ke even tahunan ini, biasanya dari kalangan keluarga muda yang biasanya datang sekalian membawa anak-anak mereka. “Anak-anak suka ke mari karena ramai, jadi lebih terasa suasana kekekuargaanya,” ujar Rahmat yang datang membawa anak-anaknya.

Biasanya untuk makanan yang sering disantap oleh Rahmat dan keluarga di Ramadhan Fair adalah nasi putih dengan menu Ayam Penyet. Sedangkan anak-anaknya lebih suka mengkonsumsi es dengan beraneka cita rasa. “Saya dan istri selalu mesan nasi putih untuk berbuka, sedangkan anak-anak biasanya minta es,” ujar Rahmat.

Keramaian dan rasa kebersamaan yang terasa di Ramadhan Fair selalu menjadi daya tarik tersendiri. “Kalau jam berbuka, biasanya berbagai kalangan hadir di sini, tapi kalau di atas jam 10 malam, yang hadir biasanya anak muda, baik lelaki maupun perempuan. Nah, jam segini makanan berat jarang dipesan, melainkan minuman dingin yang paling banyak diminta,” ujar Suardi Harahap, seorang pemilik stan. (mag-9)

Jual Togel Demi Keluarga

Krisis ekonomi yang melanda keluarga Helena Br Silalahi (47), warga Jalan Pantai Timur Pasar II, Cinta Damai, Medan Helvetia, memaksanya menjadi juru trulis togel di sebuahn warung kopi di Jalan Emprit, Medan Sunggal. Namun sayang, usahanya ini tak berjalan lancar. Baru beberapa bulan menggeluti usaha haram ini, ibu rumah tangga ini diringkus polisi di warung kopi tepat dia biasa mangkal.

Menurut polisi, penangkapan Helena karena masyarakat sekitar warkop tersebut resah dengan maraknya peredaran judi togel di wilayah mereka. Karenanya, warga melaporkannya ke polisi. Nah, menindaklanjuti laporan ini, Unit Judi Sila Polresta Medan melakukan pengintaian. Ternyata, laporan itu benar.

Tanpa buang-buang waktu, polisi langsung meringkus Helena yang sedang asyik menulis togel pesanan pelanggannya. Polisi menyita barang bukti berupa satu unit Handphone berisi nomor pesanan togel, tujuh lembar kertas rekap togel dan satu pulpen.
“Saya menjual togel untuk menambah pendapatan keluarga. Saya dapat komisi 20 persen dari omset penjualan togel ini,” ungkap Helena.

Kanit Judi Sila Polresta Medan AKP Hartono membenarkan penangkapan ini. “Tersangka kini mendekam di tahanan Polresta Medan dan dijerat Pasal 303 KUHPidana tentang perjudian dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara,” ungkap Hartono.(mag-7)

Tiap Kecamatan Layani 300 Pemohon e-KTP per Hari

MEDAN- Pemerintah Kota (Pemko) Medan terus melakukan persiapan dalam menghadapi pelaksanaan program KTP elektronik (e-KTP) yang rencananya akan diluncurkan pada 18 Agustus mendatang. Sembari menunggu datangnya perangkat peralaran dari pusat, Pemko Medan kini tengah melakukan pemantapan dan evaluasi persiapan akhir di masing-masing kecamatan.

“Kita masih menunggu alat dari Pusat. Kita juga sudah melakukan pemantapan dan evaluasi dengan melakukan persiapan akhir di masing-masing kecamatan, dimulai dari persiapan ruangan dan operator, semua sudah siap. Apalagi tahap pencetakan undangan juga sudah mau selesai,” ujar Kadis Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan Darussalam Pohan di Balai Kota Medan, Jumat (12/8).

Dikatakan Darusalam, Disdukcapil Medan sudah siap, hanya tinggal pelaksanaannya. “Pendristribusian perangkat alat yang sedang dalam perjalan dari Amerika ke Indonesia berdasarkan surat dari Kemendagri RI Nomor 47113/2927/SS akan dibagikan ke masing-masing daerah pada 15 Agustus mendatang,” ucapnya.

Dengan begitu, lanjut Darusalam, pada 15 Agustus peralatan yang sudah masuk akan langsung dibagi dan dipasang di 21 kecamatan serta akan dilakukan percobaan operasional alat pada 16 dan 17 Agustus didampingi seorang tekhnisi.

“Setelah undangan dibagikan, kita punya waktu selama dua hari untuk pemantapan operasional. Kalau untuk alatnya, saya yakin tak akan rusak, pasti semuanya bagus. Dengan begitu, kita meletakkan satu teknisi sebagai pendamping di setiap kecamatan,” ucapnya.

Dijelaskannya, setiap kecamatan akan melayani 240 hingga 300 pemohon e-KTP per hari dari 18 Agustus hingga 5 September dengan dua set perangkat. Dimana diketahui di setiap kecamatan akan dipinjamkan alat perangkat dari pusat untuk percepat penduduk wajib E-KTP berdasarkan jumlah dari penduduk yang wajib KTP.

“Sedangkan untuk penduduk yang wajib e-KTP yang sedang sakit dan sedang menjalani hukumna di dalam Penjara akan didata juga dan diwajibkan memakai e-KTP dengan satu alat di Kota Medan yang bernama Perangkat Mobile. “Alatnya sangat sederhana, tidak repot untuk dibawa ke mana-mana. Jadi untuk wajib e-KTP akan kita datangi agar mudah pelaksanaannya,” bebernya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Disdukcapil Kota Medan, jumlah penduduk wajib KTP di Kota Medan hingga 31 Desember 2011 sebanyak 2.170.400 jiwa. Dengan rincian, 1.087.656 jiwa lali-laki dan 1.082.744 jiwa perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) 661.546.(adl)

Penjualan Viar Capai 51.430 Unit

MEDAN- Penjualan sepeda motor secara nasional masih terus eksis mencapai angka 4.124.278 unit atau naik sebesar 12,9 persen dibanding Semester I 2010. Dari jumlah itu, Viar menduduki peringkat keempat penjualan dibanding merek motor lain, dengan capaian target selama semester I sebesar 95,2 persen atau 51.430 unit.

“Pada Semester I 2011 terjadi pertumbuhan sebesar 12,8 persen atau 51.430 unit dibanding periode Semester I 2010 dengan capaian target 45.588 unit,” ujar General Manager Marketing PT Triangle Motorindo-Principal Viar Motor Ir Akhmad Zafitra Dalie, kemarin.

Pencapaian tertinggi, kata Dalie, terjadi pada Januari 2011 sebesar 108,2 persen atau 8.116 unit. Sedangkan terendah terjadi pada Juni, target penjualan berada pada angka 9.420 unit atau 85,6 persen.

“Itu terjadi karena Juni adalah masa liburan sekolah dan masa pendaftaran masuk sekolah. Kondisi tersebut sangat mempengaruhi ekonomi masyarakat, khususnya kelas menengah. Pada Juli sampai Agustus, penjualan otomotif sudah fit kembali. Karena Ramadan dan jelang Idul Fitri permintaan konsumen semakin banyak,” ucapnya.

Menurut Dalie, wilayah pencapaian pejualan masih didominasi wilayah Sumatera. Bahkan, dari seluruh kontribusi seluruh Pulau Sumatera sebesar 43 persen atau 22.428 unit. Selain itu disusul Pulau Jawa sebesar 26,2 persen atau 13.461 unit, Pulau Sulawesi sebesar 16,8 persen atau 8.632 unit, Kalimantan sebesar 8,4 persen atau 4.342 unit dan kepulauan lain sebesar 5 persen atau 2.567 unit.

Sementara, lanjut Dalie, jika dilihat dari pertumbuhan penjualan tertinggi secara regional adalah Kalimantan dengan persentase 167,4 persen. Penurunan penjualan justru terjadi di regional Sulawesi sebesar 45,5 persen. “Hal itu dikarenakan terjadi penetrasi di daerah Kalimantan,” cetusnya.

Menurut Dalie, jenis motor bebek Viar masih menguasai total market Viar mencapai 49 persen dengan volume penjualan sebanyak 25.300 unit. Posisi kedua disusul jenis skuter otomatis dengan penguasaan pasar 24 persen. Kondisi ini menggerus dominasi moped sebelumnya 74 persen pada 2010. Untuk jenis motor niaga (R3) menguasai 21 persen dan jenis sport menguasai 6 persen.

“Berdasarkan kapasitas mesin, pasar Viar masih dikuasai kendaraan roda dua dengan kapasitas mesin 100 cc (motor bebek),” ungkapnya.
Satu sisi, tambah Dalie, target penjualan Viar seluruh varian sebesar 126.000 Unit setahun bisa ditembus.

“Kami melakukan strategi gerilya, dengan menambah jaringan baru di daerah terpelosok, meningkatkan pelayanan service, after sales service, termasuk pembentukan service center baru dan VIAR Pedu li 1000 bengkel serta membangun terus eksistensi brand image VIAR sebagai Motor Indonesia. Dengan sistem tersebut, sisa penjualan 59 persen atau 54.570 unit bisa tercapai,” pungkasnya. (adl)

PT KAI Bantah Mark Up Pengadaan Gerbong

MEDAN- Menyikapi aksi yang digelar elemen masyarakat yang meributi dugaan mark-up dalam pengadaan gerbong kereta api (KA), Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Sumut Irwan, membantah tudingan tersebut.

“Masalah di Kereta Api Indonesia yang diisukan ada mark-up, itu tidak benar. Penyediaan barang itu dilaksanakan Dirjen Dinas Perhubungan. Kalau PT KAI hanya sebagai operator,” jelasnya kepada wartawan koran ini, Jumat (12/8).

Lebih lanjut ditegaskannya, semua punya porsi dan tugas masing-masing dan harus diketahui terlebih dahulu. “Tugas masing-masing itu harus diketahui. Ada regulator dan operator, kalau kita hanya sebagai operator yang berfungsi sebagai pelaksana.

Sementara mengenai aset sarana dan prasarana itu tanggung jawab regolator dan itu pemerintah yang mengadakannya,” jelasnya lagi.
Diterangkannya, perihal beli membeli itu tanggung jawab dari regulator (pemerintah) dan PT KAI hanya menjalankan tugas di stasiun saja. (jon)

Gara-gara Anak, Ibu-ibu Berkelahi

LABUHAN- ada-ada saja kelakuan kedua orangtua ini. Pasalnya, Nisari Sarumaha (32) warga Jalan datuk Rybia Gang Damak Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan, berkelahi dengan tetangganya sendiri, Genius (30) hanya gara-gara kedua anak mereka berkelahi. Akibatnya, Nisari mengalami luka pada bagian kepala hingga harus dijahit, Jumat (12/8) Menurut informasi yang diterima wartawan koran ini menyebutkan, kejadian tersebut bermula saat kedua anak mereka terlibat perkelahian. Kemudian, anak Genius mengadu kepadanya. Setelah mengadu, Genius mendatangi rumah Nisari dan melabraknya.

Nisari yang tidak senang dituduh seperti itu langsung emosi dan kembali memarahi Genius. Selanjutnya, keduanya terlibat perkelahian yang membuat mereka saling jambak dan pukul. Akibatnya, perkelahian tersebut Nisari mengalami luka pukulan benda tumpul yang mengakibatkan kepalanya berdarah dan harus dijahit. Atas kejadia yang dialaminya, Nisari membuat laporan ke Polsek Medan Labuhan. (mag-11)

Wali Kota Imbau Kibarkan Bendera

MEDAN- Walikota Medan Rahudman Harahap mengimbau seluruh warga Kota Medan serta kantor instansi pemerintah dan swasta untuk mengibarkan bendera merah putih dalam menyambut HUT ke-66 Republik Indonesia. Imbauan itu disampaikan Rahudman melalui surat edaran Wali Kota Medan tentang Pengumuman Nomor 003.3/15888 tanggal 11 Agustus 2011 tentang pengibaran Bendera Sang Merah Putih satu tiang penuh dalam peringatan Proklamasi Kemerdekaan ke 66.

“Kita meminta pada seluruh elemen masyarakat,  instansi pemerintah/swasta, TNI/Polri, Perusahaan Negara/Swasta, Perguruan Tinggi, sekolah-sekolah, toko-toko dan rumah penduduk wajib mengibarkan bendera satu tiang penuh,” ujar  Sekda Medan Ir Syaiful Bahri.(adl)