26 C
Medan
Friday, December 26, 2025
Home Blog Page 14882

Rugikan Rp1 Triliun, Proyek E-KTP Diusut

JAKARTA- Proyek pengadaan KTP elektronik (E-KTP) yang digagas Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dicurigai bermasalah. Polda Metro Jaya mulai menyelidiki setelah menerima pengaduan sebuah LSM yang melaporkan adanya potensi kerugian negara dalam proses tender proyek tersebut.

Direktur Reskrimsus Polda Metro Jaya Kombespol Sufyan Syarif membenarkan bahwa pihaknya menyelidiki proyek Rp5,8 triliun tersebut.  “Masih dalam penyelidikan. Ada beberapa tahap yang harus dilakukan, mulai penyelidikan hingga penyidikan. Sudah ada beberapa saksi yang kami periksa, namun belum ada tersangkanya,” kata Sufyan kemarin (9/8).
Sebelumnya, Kemendagri melakukan tender pengadaan barang terkait E-KTP pada Maret 2011. Dalam tender tersebut, ada sembilan perusahaan yang mengikuti lelang. Di antara sembilan perusahaan itu, hanya dua perusahaan, yakni Astra Information Technology dan Percetakan Negara Republik Indonesia, yang memenangkan lelang. Tujuh peserta tender lainnya kalah dalam lelang tersebut. Beberapa pihak menuding panitia lelang tidak melakukan prosedur yang benar dalam proses lelang sehingga panitia memenangkan dua perusahan itu.  Dugaan penyimpangan prosedur  mengakibatkan kerugian negara Rp 1 triliun dan dilaporkan ke Polda Metro Jaya. (ind/jpnn)

Menikmati Macet saat Mudik

SALIM SEGAF AL JUFRI

Siapa pun pernah terjebak kemacetan saat mudik Lebaran. Tak terkecuali Menteri Sosial (Mensos) Salim Segaf Al Jufri. Menteri asal PKS itu mengatakan pernah terjebak kemacetan hingga berjam-jam saat mudik ke kota kelahirannya, Solo. “Saya pulang (mudik) ke Solo pakai mobil,” kata Salim kepada Indopos (Sumut Pos Group) kemarin.

Dia lantas membeberkan pengalamannya mudik sekitar 10 tahun lalu. Saat itu Salim mudik Lebaran. “Kita kalau macet asik juga meski macet sepuluh kilometer. Sebab, memang sudah kita prediksi akan terjadi macet,” kata Salim.  Salim mudik ke Solo dengan menggunakan mobil karena tidak sempat membeli tiket pesawat maupun kereta. Selain itu, ujar Salim, ada kenikmatan tersendiri mudik dengan menggunakan mobil. Dia bisa berhenti  dan melihat pemandangan indah.(ded/c4/agm/jpnn)

Pemkab Harus Rancang Perda Tata Ruang

MEDAN-Dalam rangka mensukseskan pembangunan Bandara Internasional Kualanamu yang ditarget selesai dan mulai beroperasi pada 2012 mendatang, tentu harus ada rencana-rencana yang digagas Pemprovsu untuk memuluskan pembangunan hingga pengoperasiannya di masa yang akan datang.

Untuk itu Kepala Bappeda Sumut Riadil Akhir Lubis menerangkan, pihaknya sudah mendesak Pemkab Deli Serdang untuk segera merencanakan dan membuat Perda tentang tata ruang di sekitar bandara.

“Pemkab Deliserdang harus merancang Perda Tata Ruang untuk menyempurnakan operasional di bandara. Seperti peraturan tinggi bangunan di radius aman penerbangan agar tak mengganggu pesawat saat landing maupun take off,” jelasnya, Selasa (9/8).

Menurut Riadil, pihaknya juga sudah mengajukan pembentukan konsep kerjasama antara Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo (Mebidangro) ke masing-masing pemkab/pemko tersebut.

“Kita berharap pemkab/pemko Mebidangro bisa mengemukakan kerjasama pembangunan kawasan strategik nasional, dalam hal ini daerah sekitar Bandara Internasional Kualanamu. Seperti mendukung pembangunan jalan tol, non tol, arteri maupun pelabuhan,” tuturnya.

Dia menjelaskan, untuk mendukung hal ini pula, pihak Pemprov sudah mengajukan rancangan aturan pembentukan kerjasama Mebidangro ini ke Presiden. “Rancangannya sudah di pusat, tepatnya sudah di Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN). Dan ini sudah memasuki tahap finalisasi, diharapkan dengan terbentuknya konsep ini, pembangunan dan pengembangan kawasan-kawasan strategik nasional bisa menjadi prioritas nantinya,” ujar Riadil.
Sambil menunggu pengesahan tersebut, penyelesaian proyek jalan Medan-Kualanamu tinggal teken kontrak. “Kita harapkan pada Oktober 2011 ini kontraknya sudah diteken oleh pusat. Khususnya Seksi I yakni Pakam-Kualanamu, sedangkan Seksi II Pakam Tebing Tinggi pada 2012 nanti diharapkan semuanya rampung sebelum bandara selesai, baik jalan tol, non  tol juga arteri. Sehingga pada 2012 semuanya sudah bisa dioperasionalkan,” ungkap Riadil.

Riadil kembali mengimbau kepada panitia pengadaan dan pembebasan tanah agar bekerja maksimal. “Kita sedang mempersiapkan penyelesaian administratif, fisik lapangan dan payung hukum. Kita juga berharap Pemkab Deli Serdang mempercepat rencana tata ruang sekitar bandara,” harapnya.

Sementara itu, meski belum selesai dikerjakan dan beroperasi secara resmi, tetapi kapasitas Bandara Internasional Kualanamu yang ditargetkan sebanyak 10 juta penumpang pertahun akan terpenuhi pada 2014, atau dua tahun setelah target beroperasi pada 2012 mendatang.

Direktur Keuangan PT Angkasa Pura II  Laurensius Manurung mengatakan, tingginya pertumbuhan penumpang  menjadi faktor utama cepatnya terpenuhi kapasitas terpasang. “Percepatan pengoperasian Bandara Internasional Kualanamu sudah sangat mendesak. Mengingat, Bandara Polonia Medan sudah over kapasitas,” katanya.
Laurensius menjelaskan, over kapasitas tersebut bukan berarti mengabaikan keselamatan penerbangan di Bandara Polonia. “Keselamatan dan keamanan penerbangan tetap dipastikan aman dari gangguan. Yang tidak bisa hindari dari over kapasitas ini hanya lah dari segi pelayanan yang tidak memadai,” katanya.

Bandara Polonia Medan sendiri memiliki kapasitas terpasang 900 ribu penumpang pertahun. Tapi, seiring dengan pertumbuhan, hingga Juni 2011, jumlah penumpang yang memanfaatkan Bandara Polonia Medan sudah mencapai 3,3 juta orang. (saz)

Usia 70, Calon Jamaah Tak Antre

JAKARTA- Kementerian Agama (Kemenag) diimbau lebih optimal dalam menangani jamaah haji. Dari tahun ke tahun, usia jamaah semakin banyak yang tua. Kondisi tersebut membuat mereka masuk dalam kategori resiko tinggi (risti) kesehatannya. Diperparah lagi dengan daftar tunggu yang kian lama.

Hasil paparan survei Badan Pusat Statistik (BPS) mencoba membandingkan kondisi usia jamaah haji pada 2010 dengan 2000. Untuk kelompok jamaah umur 50 hingga  60 tahun, pada 2000 sebanyak 21,64 persen dari total kuota 210 ribu. Sedangkan pada 2010, jamaah kelompok umur 51 hingga  60 tahun melonjak menjadi 30, 59 persen dari total kuota sejumlah 211 ribu.

Peningkatan umur jamaah juga terjadi pada kelompok usia 61 hingga  70 tahun. Pada musim haji 2000, jamaah haji kelompok umur ini sebanyak 11,16 persen. Selanjutnya pada musim haji 2010 jamaah haji dengan usia lebih dari satu abad ini meningkat menjadi 16,41 persen. Berkaitan dengan itu petugas haji harus memberikan perlakuan khusus, semisal tidak antre  d an kemudahan lainnya .(wan/jpnn)

Tertimbun Longsor, 1 Hilang

MEDAN– Sugianto (45), seorang pemancing di aliran Sungai Belawan, Tanjung Anom, Kecamatan Pancur Batu, hilang tertimbun longsor dari tebing sungai sejak Minggu (7/8).  Hingga Selasa (9/8) sekitar pukul 17.00 WIB, masyarakat sekitar masih melakukan pencarian terhadap korban di lokasi longsor dan aliran Sungai Belawan.

Menurut N.Sembiring, warga disekitar tempat kejadian dan ikut melakukan pencarian mengatakan, ada satu orang yang hilang di lokasi longsor tersebut. Saat itu, sebutnya,  Sugianto bersama keponakannya Andi, asyik memancing ditepi  sungai. Sewaktu larut dalam aktivitas memancingnya, tiba-tiba tanah berbentuk batu besar dari bibir sungai jatuh menimpa korban.

“Dia pergi mancing pada minggu sore, tiba-tiba saja tanah-tanah yang berbentuk batu besar terjatuh dan menimpanya. Sampai saat ini, belum diketahui keberadannya,” sebut Sembiring.

Hal serupa diucapkan Suhartini adik korban, dia mengatakan, minggu sore itu, abangnya pergi mancing bersama keponakannya Andi sembari menungu waktu berbuka puasa. Namun, pada malam harinya, Andi tiba di rumah mengatakan, pamannya tertimbun tanah dari atas bukit Sungai Belawan.

“Malam senin itu, si Andi pulang dan memberi kabar ke saya, katanya paman dia tertimbun tanah dari turunan bukit Sungai Belawan dan kami malam itu langsung turun ke sungai untuk melihat langsung,” terangnya.

Sementara itu, Andi yang merupakan korban selamat saat itu tidak bisa dimintai keterangan terkait hilangnya Sugianto.
Hingga sore kemarin, pencarian korban masih dilakukan oleh masyarakat dengan alat seadaanya.
Direncanakan, pencarian akan dihentikan hingga menjelang magrib, karena saat magrib tiba, air sungai akan meninggi. Warga yang mencari korban di reruntuhan tersebut, hanya 10 orang saja, sehingga evakuasi sedikit terlambat. Keluarga sendiri berharap, Tim Sar turun untuk membantu evakuasi sehingga saudara mereka bisa ditemukan.(dri)

Mobil Pegawai Dishub Terbakar

TEBING TINGGI- Mobil VW Safari warna merah BK 1913 FO, milik pegawai Dinas Perhubungan Kabupaten Serdang Bedagai, ludes terbakar, Selasa (9/8) sekira pukul 13.00 WIB, di Jalan Lintas Sumatera Tebing Tinggi-Medan, tepatnya di Desa Paya Bagas, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai.

Pemilik mobil, Arnold Siahaan (24) terlihat sangat shok melihat mobil kesayangannya yang sudah dimodif dan menelan uang jutaan rupiah, kini terlihat tinggal bangkai saja. Didalam mobil juga ada rekan kerjanya, Alwi Lubis(35) warga Sei Rampah dan Zainuddin (48) warga yang sama.

Mereka bertiga berencana hendak ke Dinas Perhubungan Kota Tebing Tinggi. “Kami berencana mau ke Dishub Tebing Tinggi,” kata Arnold warga Kompleks BP 7, Jalan Gunung Lauser, Kota Tebing Tinggi.

Alwi Lubis yang duduk tepat bersebelahan dengan supir mengatakan, saat mobil melaju tiba-tiba keluar asap dan api dari baterai yang ada dibawah tempat duduk.  “Korsleting dari baterai yang ada di bawah jok tempat duduk,” kata Alwi.
Masih menurutnya, ketika mobil mulai terbakar mereka bertiga kabur meninggalkan mobil tersebut, memang diakuinya, sempat mereka mencoba memadamkan api dengan menggunakan ember menggunakan air parit. “Sayang keburu api menjadi besar. Untungnya kami masih bisa menyelamatkan diri,” paparnya.

Menurut Zainuddin, dia melihat mobil terbakar dan langsung mencoba menelpon armada mobil pemadam kebakaran, Kabupaten Sergai. Selang beberapa menit, sekitar 30 menit, mobil pemadam kebakaranpun sampai dilokasi.
“Sayang mobil VW tersebut tak sempat diselamatkan dan ludes terbakar sebelum mobil pemadam kebakaran datang,” jelas Zainuddin.

Kapolsek Tebing Tinggi AKP HE Harahap yang datang ke lokasi kejadian  membenarkan kejadian tersebut. Untuk sementara, kebakaran mobil diduga karena korsleting pada baterai mobil.  (mag-3)

Bupati Paluta-Palas Terancam Diusir

Ubah Mess Jadi Rumah Dinas

MEDAN- Perbuatan dua kepala daerah pemekaran eks Tapanuli Selatan (Tapsel) yakni, Padang Lawas Utara (Paluta) dan Padang Lawas(Palas) tak patut dipuji. Pasalnya, mess untuk penginapan para pegawai PNS dan tamu umum lainya, dijadikan sebagai rumah dinas Bupati.

Dari keterangan yang diperoleh wartawan Sumut Pos di Biro Kapwat Setda Provsu, mess yang disulap menjadi rumah dinas tersebut, terletak di Kecamatan Padang Bolak, ditempati Bupati Paluta Bahrum Harahap, kemudian di Kecamatan Sibuhuan ditempati Bupati Palas Basyrah Lubis.

Perubahan fungsi mess milik Pemprovsu menjadi rumah dinas pribadi dua kepala daerah tersebut, sudah hampir dua tahun lebih berjalan, sejak mantan Kepala Biro Kapwat dijabat Bondaharo Siregar.

Kabag Perawatan Aset Biro Kapwat Setda Provsu Gaharum Harahap, yang dikonfirmasi mengenai adanya aset Pemprovsu ‘dikuasai’ dan dialih fungsikan, membenarkan hal tersebut. “Persoalan ini sudah dibahas dan sudah dilaporkan ke Plt Gubsu Gatot Pudjo Nugroho,” ungkapnya, Selasa (9/8).

Lebih lanjut Gaharum menjelaskan, berobahnya mess menjadi rumah dinas, sudah menyalahi aturan bahkan merugikan Pemprovsu.

“Bukan itu saja, ada lagi aset-aset Pemprovsu yang dialihfungsikan dan dikuasai oleh oknum tertentu lain,” terangnya.
Dengan demikian, lanjutnya, dalam waku dekat, pihaknya akan melakukan pengaktifan aset-aset yang dikuasai, baik benda bergerak dan tidak. Termasuk mess di dua daerah eks Tapsel yang sudah dikuasai kepala daerahnya.
“Untuk mess di Paluta-Palas dalam waktu dekat akan kita surati, kalau tidak digubris akan kita lakukan pengusiran paksa. Karena itu milik Pemprovsu bukan milik daerah,” tegasnya.

Kendala lain, dikuasainya mess tersebut yakni selain tamu Pemprovsu tidak bisa menginap di mess, perawatan secara berkala pun tidak bisa dilakukan karena pengalihfungsian tersebut.
Tokoh Pemuda Palas Ahmad Kamil Lubis yang juga Sekjen KPNI Kota Medan mengaku, sangat prihatin dan malu melihat tindakan kedua kepala daerah tersebut, “Tak sepatutnya milik orang dijadikan milik pribadi atau tempat tinggal, kan lucu,” ujarnya.(saz)

326 Perusahaan Diimbau Bayar THR

SERGAI- Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Koperasi Kabupaten Serdang Bedagai(Sergai) menyurati 326  perusahaan yang beroperasi di Serdang Bedagai, agar membayarkan tunjangan hari raya (THR) bagi pekerja atau karyawannya sesuai dengan peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Per. 04/MEN/1994.

“THR merupakan hak normatif yang harus dibayarkan perusahaan kepada pekerja atau karyawan sesuai dengan peraturan. Jika tidak dilaksanakan akan dilakukan tindakan tegas sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku,” bilang Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Koperasi H Karno kepada Sumut Pos, Selasa (9/8).

Dalam peraturan, sebut Karno, pengusaha wajib memberikan THR keagamaan kepada pekerja yang telah mempunyai masa kerja tiga bulan lebih secara terus menerus. Besarnya THR keagamaan bagi pekerja yang mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus menerus atau lebih sebesar minimal satu bulan.

Pembayaran THR wajib dibayar oleh pengusaha kepada pekerja selambat-lambatnya 7 hari sebelum hari raya keagamaan. Upah satu bulan dimaksud adalah upah pokok ditambah tunjangan tunjangan yang bersifat tetap.(mag-15)
Selain itu, sambung Karno, mereka juga akan membentuk Posko Pengaduan THR, sehingga bagi mereka atau pekerja yang  mempunyai masalah dipersilahkan untuk mengadu.

”Pada tahun kemarin, soal THR tidak ada, kita harapkan tercipta hubungan yang harmonis anatar karyawan dan pengusaha serta pemerintah,” harapnya. (mag-15)

Ratusan Kepsek Demo Pemko Binjai

BINJAI- Terkait mutasi jabatan sejumlah Kepala Sekolah (kepsek) yang disinyalir menggunakan uang pelicin dilakukan Wali Kota Binjai HM Idaham, ratusan Kepsek ‘menyerang’ Kantor Pemerintah Kota (Pemko) Binjai, di Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Binjai Kota, Selasa (9/8) sekitar pukul 10.00 WIB.

Ratusan Kepsek yang kini hanya dijadikan guru biasa dan sebagai pengawas, sebelum melakukan aksi, terlebih dahulu berkumpul di Tribun Lapangan Merdeka Binjai, Jalan Veteran, Binjai Kota. Untuk selanjutnya, dengan berjalan kaki ratusan guru ini menuju kantor Pemko Binjai.

Sesampainya di kantor Pemko Binjai, ratusan guru ini langsung memberikan yel-yelnya. Sehingga, suasana semakin semarak. Meski sinar matahari begitu menyengat, tapi hal itu tidak menjadi penghambat ratusan guru ini melakukan aksinya.

Dalam aksi tersebut, ratusan guru yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Binjai, meminta Wali Kota Binjai, agar segera mencopot Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan dan Pengajaran (P dan P) Kota Binjai, Dwi Anang Wibowo.

Lasiono, selaku ketua PGRI Kota Binjai, saat melakukan orasi di depan Kantor Pemko Binjai mengatakan, mutasi yang dilakukan berdasarkan keputusan Wali Kota Binjai, dengan SK Nomor 821.29-323/K/2011 tertanggal 4 Agusutus 2011, telah melanggar Peratuan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007, tentang standart kopetensi Kepsek.(dan)

PLN Diduga Palsukan Surat Tagihan

BINJAI- Sejumlah pelanggan Perusahaan Listrik Negara (PLN) Cabang Kota Binjai, secara mendadak mendatangi Kantor PLN Rayon Binjai Kota, di Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Binjai Kota, guna mengajukan komplen atas pemalsuan surat tagihan, Selasa (9/8).

Sabar Simanjuntak, warga Jalan Anggrek, Perumahan Korem, sempat mengamuk di Kantor PLN Rayon Kota, dikarenakan petugas PLN telah memalsukan surat tagihan atau rekening listrik di rumahnya.

“Istri saya tidak ada membuat perjanjian akan membayar tagihan listrik tertanggal 10 Agustus 2011. Tapi, di surat pemutusan sementara yang saya terima, petugas PLN telah menuliskan tanda tangan istri saya untuk membayar di tanggal  10 Agustus 2011. Inikan sudah penipuan, dan sudah bisa dikenakan pidana,” tegas Sabar di kantor PLN Rayon Binjai Kota.

Supervisor Pendapatan  PLN Rayon Binjai Kota Bambang, menjelaskan, menganai tagihan selama dua bulan yang dikenakan kepada pelanggan itu, sudah sesuai dengan sistem di PLN.

“Itu sudah sistemnya. Karena, ada juga pelanggan yang meminta untuk dibayarkan secara serentak. Sementara, pelanggan ini tidak terima dibuat seperti ini. Ya sudahlah, ini kita jadikan sebagai masukan saja,” kata Bambang.(dan)