25 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 14939

Jumat Malam Gelar Salat Tarawih

Tarekat Naqsyabandiyah Sudah Puasa

PADANG-Jamaah Tarekat Naqsyabandiyah di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), mulai melakukan salat tarawih. Dengan demikian, mulai besok (hari ini, Red) penganut tarekat Naqsyabandiyah sudah menjalankan ibadah puasa.
Salat tarawih dilakukan pukul 20.30 WIB malam ini, Jumat (29/7) di Musala Baitul Makmur, Kelurahan Cupak Tangah, Kecamatan Pauh, Padang.

Pimpinan atau Mursyid Jamaah Tarekat Naqsyabandiyah Syafri Malin Mudo mengatakan, salat tarawih pertama menyambut Ramadan tahun ini akan dilakukan 18 jamaah yang menjadi peserta suluk dan sekitar 100 warga Nagari Pauh Limo.

“Benar, mulai besok (hari ini, Red) kita sudah mulai puasa. Untuk menetapkan awal puasa, kita berpedoman pada bulan yang senantiasa di pantau setiap bulannya. Kita memantau bulan menggunakan mata telanjang, berbeda dengan pemerintah yang menggunakan teropong” kata Syafri.

Syafri menjelaskan, bila saat diamati bulan masih separuh lingkaran pada delapan hari tiap bulan saat magrib, itu menandakan bulan separuh. Sedangkan kalau pukul 12 malam bulan sudah di ubun-ubun, berarti bulan penuh. Artinya sudah berjalan 15 hari.

“Pengamatan kami, pada tanggal 22 Sya’ban, bulan tinggal separuh. Itu artinya hari ini tepat 30 Sya’ban atau 1 hari menjelang Ramadan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Syafri menjelaskan, pedoman penetapan 1 Ramadan itu telah digunakan pengikut tarekat Naqsabandiyah sejak lama. Peserta suluk aliran tarekat tersebut, menurut dia, kebanyakan sudah berusia lanjut.

“Selain di Pauh, pengikut tarekat Naqsabandiyah juga ada di sejumlah tempat lainnya di Sumbar, antara lain di beberapa kelurahan di Kecamatan Lubuk Kilangan,” kata dia. (net/bbs/jpnn)

Pansus Tagih Hasil Rumusan Inalum

MEDAN-Pansus PT Inalum DPRD Sumut menegaskan pekan depan hasil rumusan yang selama ini sedang dirancang tim perumus Pemprovsu (Bapeda Sumut) dan 10 pemkab/pemko akan ditagih.
Sekretaris Pansus PT Inalum DPRD Sumut Guntur Manurung menerangkan, desakan tersebut digulirkan karena akan dilakukan rapat internal Pansus pada Agustus 2011 mendatang.

”Rapat internal ini nantinya akan membahas hasil rumusan yang selama ini sudah dilakukan tim perumus. Jika mereka belum memberikan hasil rumusan itu maka rapat ini akan terkendala. Makanya kita mendesak agar Pemprovsu dan 10 pemkab/pemko segera menyampaikan hasil tersebut secepatnya. Dalam sepekan ke depan kita akan menagihnya,” tegasnya.

Kader Partai Demokrat itu menyampaikan, dengan digelarnya rapat internal, maka hasil-hasil rumusan yang diajukan Pemprovsu dan 10 pemkab/pemko sudah bisa disampaikan kepada pimpinan.

“Rapat internal ini akan menghasilkan keputusan yang menjadi rekomendasi dari Pemprovsu dan 10 pemkab/pemko. Nah, ini selanjutnya akan disampaikan ke Ketua DPRD Sumutn
yang kemudian akan diparipurnakan,” jelas Guntur.

Setelah diparipurnakan, sambungnya, maka Pansus PT Inalum DPRD Sumut akan menyampaikan hasil tersebut ke Plt Gubsu. “Melalui Plt Gubsu rekomendasi tersebut akan disampaikan ke Pemerintah Pusat,” tuturnya.

Guntur juga menjelaskan, dengan selesainya rekomendasi ini sesuai waktu yang diharapkan, merupakan bentuk keseriusan Pemprovsu dan 10 pemkab/pemko. “Kita bersama-sama harus menentukan sikap dan langkah-langkah yang harus diambil,” katanya.

Menurutnya, master of agreement harus dibuat, agar pemerintah pusat tinggal mensahkan rekomendasi dari Pemprovsu dan 10 pemkab/pemko tersebut. Dan tentunya harapan yang paling mendasar adalah pemerintah pusat mau memberikan kewenangan penuh kepada Pemprovsu dan 10 pemkab/pemko dalam pengelolaan PT Inalum jika nantinya Indonesia bisa mengambil alih perusahaan tersebut.

Sebelumnya, pihak Pansus PT Inalum DPRD Sumut juga telah memberikan tenggat waktu kepada tim perumus agar bisa menghasilkan rumusan pada Agustus 2011 ini. (saz)

Anggota DPRD Sumut Pulangkan Uang Reses

Hasil Audit BPK Ditemukan Penyimpangan

MEDAN-Anggota DPRD Sumut ramai-ramai mengembalikan uang reses tahun 2010 ke kas daerah melalui Kejatisu. Pengembalian itu dilakukan setelah BPK RI perwakilan Sumut dalam auditnya menemukan penyimpangan. Informasi yang dihimpun wartawan Sumut Pos dalam beberapa hari terakhir, Kejatisu pada 17 Juli 2010 telah menyurati seluruh anggota DPRD Sumut agar mengembalikan dana reses 2010 sebesar Rp30 juta-Rp40 juta per orang, total seluruhnya sebesar Rp4 miliar. Dana tersebut jadi temuan BPK RI karena tidak digunakan untuk reses, namun uang diambil.

Informasi ini ditutupi oleh kalangan anggota dewan, bahkan Ketua DPRD Sumut Saleh Bangun mengatakan, tidak ada permintaan pengembalian uang reses oleh Kejatisu. Dia juga mengaku tidak mengetahui ada penyimpangan dana reses.

Sementara itu, beberapa anggota dewan lainnya juga mengaku hal yang sama. Kebenaran tentang informasi ini diketahui setelah anggota DPRD Sumut dari Fraksi PDIP, Brilian Mocktar buka-bukaan. Dengan gamblang dia mengakui hal itu. “Sebagian anggota dewan sudah memulangkan uang tersebut. Karena tertanggal 30 Juli 2011 besok (hari ini, Red) uang tersebut sudah harus dikembalikan semua. Jadi, sebenarnya sudah selesai,” terangnya, Jumat (29/7). Brilian tidak menjelaskan apakah dia telah memulangkan uang tersebut atau belum.

Lebih lanjut anggota dewan yang terkenal vokal ini menjelaskan, ini merupakan indikasi saja. “Seharusnya BPK bisa lebih memperdalam masalah ini. Ini hanya kesalahan mekanisme,” ujarnya lagi. Sementara itu, Ketua DPRD Sumut Saleh Bangun menerangkan, dirinya sama sekali tak mengetahui tentang hal itu. “Saya tidak tahu ada surat yang dilayangkan ke para anggota DPRD Sumut. Saya juga tidak ada menerima pemberitahuan dari Kejatisu tentang hal ini. Dan para anggota juga tidak ada yang memberikan laporan,” terang politisi Partai Demokrat itu.

Di tempat terpisah, anggota DPRD Sumut dari Fraksi PKS Amsal menerangkan, mengenai hal ini ia belum mengetahui apa-apa, pasalnya ia belum ke kantor sejak pulang dari melakukan kunjungan kerja ke luar kota. Namun menurutnya, hal ini disebabkan masalah administratif penggunaan dana reses tersebut. “Kegiatan reses ini kan dikelola sekretariat. Sedangkan anggota sendiri hanya tinggal datang, duduk dan menerima keluhan-keluhan hingga menawarkan solusi di dapilnya. Nah, ada kemungkinan pertanggungjawaban yang dibuat sekretariat tak sesuai dengan yang diminta,” ujar Amsal.

Menurut Amsal lagi, sebelum-sebelumnya dana reses ini dikelola langsung oleh anggota DPRD Sumut. Namun, saat ini semuanya dikelola oleh pihak sekretariat. “Dana tersebut bisa saja tak habis karena hanya sebagian yang digunakan.

Nah, ini juga berpotensi menyebabkan kesalahan administratif tadi. Karena dengan anggota DPRD Sumut yang berjumlah 100 orang itu, tentunya tak akan bisa terlayani seluruhnya dengan maksimal. Sementara kegiatan reses ini hanya diberikan waktu lima hari kerja dalam seminggu dan hanya dilakukan tiga kali setahun,” terangnya.

Dengan adanya permasalahan ini, secara pribadi Amsal merasa dijebak. “Karena penggunaan dana reses ini terlalu kaku. Dan hanya sekretariat yang bisa mengelolanya. Namun, jika memang pihak Kejatisu meminta dana tersebut dikembalikan, kita siap. Namun, sejauh dana yang bisa kita pertanggungjawabkan tentunya kita akan mengembalikan selisihnya,” ujarnya.
Namun, ia menegaskan, hal ini sangat memperlihatkan dan mengindikasikan begitu bobroknya sistem adminstrasi di Indonesia.

Sementara itu, anggota DPRD Sumut Komisi A, Isma Fadly Ardya Pulungan menuturkan, dana reses dengan jumlah yang sangat minim tersebut harus diselesaikan dalam dua tahap. “Dana reses yang saya terima berjumlah Rp30 juta, berarti sekali melakukan kunjungan ke konstituen di dapil hanya Rp15 juta.

Mau berbuat apa dengan uang yang sangat minim tersebut. Nggak mungkin kita hanya sekadar melakukan kunjungan, tentunya kita harus melakukan program sosial kemasyarakatan. Dan dengan jumlah dana reses yang sebegitu kecilnya tentunya tak akan bisa berbuat apa-apa,” tegasnya.

Harusnya, jika Kejatisu memang ingin mengkritisi penggunaan dana reses tersebut, pihak Kejatisu harus melakukan survei di berbagai dapil para anggota DPRD Sumut. “Lihat, di dapil mana saja dan siapa anggota DPRD Sumut-nya yang bisa membuktikan mereka memang melakukan reses dengan membantu masyarakat di sana. Itu baru bagus,” kata Isma lagi.

Bukan sombong, sambung Isma, ia mengaku walau tak ada dana reses tersebut ia tetap melakukan kunjungan sekaligus pantauan ke dapilnya. “Dapil saya di Labuhan Batu Induk, Labusel dan Labura. Boleh tanya di sana, apa saya jarang melakukan kunjungan ke sana.

Karena walau tak ada dana reses memang sudah kewajiban seorang anggota DPRD Sumut mendatangi masyarakat yang mendukungnya pada pemilihan dulu. Tentunya untuk menampung aspirasi dan keluhan-keluhan masyarakat di sana. Dan akan lebih baik lagi jika kita mampu kita bisa melakukan program-program bantuan kepada mereka,” jelasnya.

Isma berharap, pemerintah bisa menambahkan anggaran dana reses tersebut. Dengan begitu, menurutnya kebutuhan masyarakat akan ditampungnya aspirasi dan keluhan mereka bisa lebih maksimal dilakukan.

Sementara itu, anggota DPRD Sumut Komisi B Guntur Manurung mengaku terkejut, mengenai hal ini. “Saya belum mendapatkan surat itu,” jelasnya. Namun, ia juga mengatakan, dana reses ini sifatnya harus dipergunakan, jadi jika pihak Kejatisu meminta mengembalikan dana tersebut, tentunya sisa dari penggunaan saja. “Jika kita memiliki pertanggungjawaban terhadap dana yang kita gunakan, tentunya itu bukan satu masalah. Ya, kita tinggal mengembalikan dana yang belum terpakai saja,” kata Guntur.

Sementara itu, sumber di Kejatisu menyebutkan, permintaan mengembalikan uang rakyat itu adalah hal yang wajar. Itu dilakukan setelah BPK menemukan adanya dugaan penyimpangan. “Meski kesalahan administratif, uang negara harus dikembalikan.

Sudah sebagian besar mengembalikan uang tersebut, kalau tidak dipulangkan bisa masuk ranah pidana,” ujar sumber tersebut. Kasi Penkum Kejatisu, Edi Irsan Tarigan yang dikonfirmasi mengaku tidak tahu, karena sebagian besar pejabat Kejatisu sedang berada di Jakarta. “Nanti saya cek,” katanya. (saz/rud)

Nikah Lagi

Enno Lerian

Enno Lerian akan melepas masa jandanya dengan menikah lagi dengan seorang pengusaha, Priambodo Soesetyo, Sabtu (30/7). Bekas penyanyi cilik itu akan menggunakan konsep pernikahaan dengan adat Jawa. Pemilihan adat Jawa itu diungkapkann manajer Enno, Aldi, karena kedua calon mempelai berasal dari suku Jawa “Konsepnya nanti pakai adat Jawa moderen,” ungkap Aldi.

Selain berasal dari keluarga Jawa, konsep itu juga atas permintaan kedua keluarga besar Enno dan Priam. “Karena orangtua memintanya Jawa, Enno sama Priam ikut saja,” tandasnya.
Prosesi akad nikah penyanyi yang melejit dengan lagu Nyamuk Nakal itu akan digelar hari ini pukul 15.00 WIB. Kemudian dilanjutkan pesta resepsi pada pukul 19.00 WIB di Bellarosa Galerry, Kemang, Jakarta Selatan.

Hingga kemarin, Enno sedang dalam tahap pemulihan fisik karena kelelahan menyiapkan pernikahan.
“Kemarin waktu ketemu dia sakit. Cuma kecapekan saja sih. Habis dia semangat banget sih,” ujar Aldi.

Meski begitu, Enno tetap berusaha menjalani persiapan teknis pernikahan. Salah satunya, Enno menjalani fitting baju pengantin pada Kamis (28/7).
“Iya, persiapannya sudah 90 persen. Mudah-mudahan cepat mendingan dan cepat sembuh,” harapnya. (net/bbs/jpnn)

Polisi Sekeluarga Tewas Digorok Perampok

Mobil Dibawa Kabur, Mayat Sudah Membusuk

BANDUNG-Satu keluarga polisi di Kabupaten Bandung tewas mengenaskan dirumahnya. Pembunuhan terhadap keluarga polisi, AKP Wawan ini juga tergolong sadis. Semua korban digorok lehernya.

“Kejadiannya tadi sore terungkap, pembunuhan diduga dilakukan 5 hari lalu, karena saat ditemukan semua korban dalam kondisi membusuk. Ditemukan oleh keluarga korban yang ingin berkunjung, tapi mencium bau busuk dari dalam rumah,” ujar Kapolres Kabupaten Bandung, AKBP, Sony Sonjaya saat dihubungi, Jumat (29/7).

Menurut Sony, pembunuhan ini terkuak saat salah seorang kerabat AKP Wawan, Agus ingin mengunjungi keluarga H Apo di kediamannya di Jalan Raya Banjaran, RT 03/03, Kampung Pengkolan, Desa Banjaran, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung. Namun Agus mendapati rumah Haji Apo dalam kondisi terkunci. Tidak hanya itu rumah yang terletak di pinggir jalan itu pun mengeluarkan bau busuk.

Setelah itu Agus berusaha masuk ke dalam rumah dengan cara mendobrak pintu. Setelah berhasil masuk, Agus mendapati banyak bercak darah di ruang tamu. Agus pun kemudian masuk ke dalam salah satu kamar.

“Di kamar ada mayat Haji Apo, istrinya Euis dan mereka cucunya yang berusia 4 tahun. Cucu Haji Apo adalah anak dari Wawan yang juga anggota Brimob di Kalimantan,” terang Sony. Menurut Sony, semua kondisi mayat saat ditemukan dalam kondisi membusuk dengan luka gorok di leher. Kejadian pun diperkirakan pada malam hari atau dini hari karena semua korban yang tewas masih mengenakan baju tidur.

“Dari hasil olah TKP, pelaku diduga mengenal korban. Modus sepertinya bertamu, karena tidak ada perusakan pintu. Pintu dikunci dari dalam, tapi mobil Suzuki Estilo hilang. Mobil ini baru dibeli 14 Juli lalu kondisi bekas,” terang Sony. Diduga pelaku sudah merencanakan kejahatan ini matang-matang. Menurut Sony setelah digorok para korban kemudian di seret ke kamar. Pelaku juga sempat mengepel lantai yang bersimbah darah.

“Celah di pintu kamar juga disumpal kain agar tidak bau. Kabel telepon dicabut, rumah dikunci dari dalam, garasi juga dikunci. Kalau melihat ini pelaku melakukannya dengan tenang, termasuk alat untuk menggorok yang diduga golok juga dibawa pelaku,” terang Sony.

Terkait kejadian ini polisi sudah meminta keterangan beberapa orang, termasuk Agus yang pertama mengungkap kasus pembunuhan sadis ini. Polisi juga menduga pelaku kejahatan ini dilakukan lebih dari satu orang.

“Pelaku diperkirakan lebih dari satu orang. Progres sudah kita dapatkan, mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa kita ungkap pelakunya,” imbuhnya.(net/bbs/jpnn)

Gubernur LIRA Sumut Dirampok

Mulut Dilakban, Tangan Diborgol

BELAWAN-Gubernur Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Sumut H Rizaldi Mavi MBA (52) dirampok di kawasan Tol Belmera Tanjung Mulia, Jumat (29/7) sekira pukul 23.00 WIB. Akibat peristiwa itu, Rizaldi mengalami luka-luka karena dianiaya kawanan perampok.

Keterangan Rizaldi, kawanan perampok berjumlah empat orang dua pria dan 2 wanita berpakaian polisi. Saat itu dia hendak keluar dari Tol Belmera Tanjung Mulia. Tapi secara tiba-tiba mobil yang dikendarainya dihentikan dua tersangka pria, satunya berpakaian polisi bernama Edi S berpakaian lengkap plus senjata, dan seorangnya lagi berpakaian petugas Dinas Perhubungan (Dishub).
“Pelaku minta surat-surat mobil,” ujarnya.

Karena merasa tak melanggar lalulintas, korban Rizaldi Mavi menolak memberikan surat-surat mobilnya dan kemudian menyodorkan uang pecahan Rp50 ribu pada polisi yang diduga gadungan itu. “Menghina petugas kau,” kata korban menirukan ucapan pelaku sembari menodongkan senjata api.

Pelaku yang marah kemudian langsung mengikat tangan korban, mata ditutup dan mulutnya dilakban serta tangannya diborgol. Tapi, tak beberapa detik kemudian, dua wanita teman pelaku ikut masuk ke dalam mobil. Selanjutnya mobil melesat ke arah Indra Pura-Tebing Tinggi. Di tengah perjalanan, Rizaldi Mavi terus dianiaya dan dipukuli pakai tali pinggang.

Namun, saat mobil melintas di kawasan Pare-pare, Indra Pura, Rizaldi Mavi yang terus meronta berhasil lompat dari atas mobil. Setelah berhasil meloloskan diri, Rizaldi Mavi langsung berteriak minta tolong kepada warga. Tapi warga sempat tak percaya karena pelaku yang berpakaian polisi menudingnya sebagai perampok.

Tapi saat berunding dengan warga, Rizaldi Mavi berhasil naik ke atas mobil yang kebetulan melintas ke arah Tebing Tinggi. Tapi pelaku melakukan pengejaran. Namun tiba di Kecamatan Rambutan, Tebing Tinggi, mobil Rizaldi Mavi yang dikendarai pelaku terperosok ke parit.

Karena dikerumuni warga, keempat pelaku langsung melarikan diri. Selanjutnya korban melaporkan kejadian yang menimpanya ke Polsek Indrapura dengan kondisi luka-luka akibat dianiaya perampok.  Polisi yang menerima laporan langsung melacak keberadaan tersangka dan membawa korban ke Medan untuk mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Permata Bunda.

Kapolsek Indrapura AKP MA Ritonga menyebutkan terkait aksi perampokan yang dialami Rizaldi Mavi, Ritonga mengaku, kalau korban melompat dari mobilnya di KM 101 Jalinsum saat dirampok.  Disebutkannya lagi, atas aksi perampokan yang dialaminya itu, Rizaldi Mavi mengalami luka di kepala dan wajah memar. “Dompet, uang dan ponsel dibawa pelaku,” ujarnya. (mag-7/mag-11/smg)

Pejabat Dibanjiri Kritik Para Ahli

Korban Badai Nock-ten Bertambah Dua Negara

SEOUL – Jumlah korban akibat badai dan banjir bandang di Korea Selatan (Korsel) dan Korea Selatan (Korsel) terus bertambah. Di Negeri Gingseng itu tercatat 59 warga tewas, sedangkan di Filipina menjadi 41 tewas.

Kini, para ahli dan surat kabar melancarkan serangan kritikan ke pemerintahanya
Akibat jumlah korban yang terus bertambah itu, para ahli dan media massa setempat menyerang pejabat pemerintah kota Seoul. Serangan itu berbentuk tuduhan yang semakin  memperburuk situasi, para ahli dan media melansir bencana itu ada karena pembangunan yang dinilai ceroboh di wilayah sekitar perbukitan.

Memang, beberapa wilayah perbukitan di wilayah Chuncheon dan Paju dikembangkan oleh pemerintah setempat untuk diubah menjadi wilayah publik. Kondisi itu menyebabkan wilayah perbukitan itu tidak bisa menyerap air dengan sempurna.

“Alam bukan satu-satunya yang dapat dipersalahkan dalam bencana ini. Pembangunan yang ceroboh membuatnya lebih buruk, itu sebabnya bencana tersebut adalah hasil perbuatan manusia,” kritik Surat Kabar JoongAng Ilbo, Jumat (29/7).

Permasalah terus bertambah saat beberapa ranjau darat era Perang Korea muncul ke permukaan akibat longsor itu. Kondisi itu tentunya mempersulit proses pencarian korban yang hilang.
Sementara itu, jumlah korban dari badai tropis Nock-ten di Filipina meningkat pada hari ini dan sudah mencapai 41 orang. Meski demikian, pemerintah setempat masih melakukan penghitungan jumlah korban tewas di wilayah Pulau Luzon yang menjadi daerah terparah akibat badai tropis itu.

K ini, makanan dan bantuan medis lainnya dikirim ke pulau tersebut. Pemerintah setempat mendesak pemerintah pusat agar mempercepat pengiriman bantuan dan tindakan penyelamatan.
Sebanyak 20 badai dan angin topan maut menyerang Filipina setiap tahun, sementara itu badai Nock-ten sudah menyerang negara ini selama 10 kali. (bbs/jpnn)

Korut Ancam Buang Aset Korsel

SEOUL – Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) berpotensi memasuki ketegangan babak baru. Kemarin (29/7), Pyongyang mengancam bakal mengenyahkan aset berharga milik Korsel di Resor Gunung Kumgang yang berada di perbatasan dua negara. Padahal, aset itu nilainya mencapai puluhan juta dolar.

Lewat peringatan tertulis, pemerintahan Kim Jong-il menyatakan pihaknya akan membuang aset Korsel yang berada di hotel-hotel, restoran dan properti lain di resor tersebut. “Pyongyang bakal mengambil langkah-langkah tertentu yang tak sebutkan untuk mengambil-alih resor tersebut,” kata Jubir Kementerian Unifikasi Korsel, Chun Hae-sung.

Konon, ancaman itu muncul setelah Seoul mengabaikan ajakan Pyongyang untuk mem bahas masa depan resor tersebut. Chun mengatakan Korut memberikan batas waktu hingga tiga pekan kepada para pebisnis Korsel, sebelum pemerintahan Kim benar-benar membuang aset berharga mereka.
“Pemerintah akan menindaklanjuti ancaman ini. Kami akan menelusuri segala langkah hukum dan diplomasi untuk melindungi seluruh properti milik pebisnis Korsel di resor tersebut,” papar Chun.

Tidak jelas apakah Seoul akan menjawab undangan dialog yang dipaksakan Pyongyang tersebut.
Resor Gunung Kumgang yang dikembangkan oleh perusahaan Korsel, Hyunda Asan Company, itu mulai beroperasi pada 1998 lalu. Objek wisata yang lantas dikelola bersama itu menjadi simbol rekonsiliasi dua negara bertetangga di Semenanjung Korea tersebut. Pada tahun pertama operasional resor tersebut, Korut mendapatkan penghasilan sampai puluhan juta dolar.

Hubungan dua Korea yang panas dingin juga membuat bisnis wisata tersebut pasang surut. Puncaknya terjadi pada Juli 2008 saat seorang serdadu Korut menembak mati wisatawan Korsel yang terdampar sampai ke zona militer. Sejak saat itu, Seoul menunda seluruh perjalanan wisata ke resor tersebut. Lambat laun, geliat bisnis di kawasan tersebut pun redup. Pundi-pundi Korut pun tak lagi terisi.

Seoul menegaskan bahwa mereka tak akan membangkitkan kembali resor di perbatasan itu sebelum Pyongyang mengizinkan pihaknya melakukan investigasi di lokasi kejadian. Seoul menuntut Pyongyang memberikan jaminan keamanan maksimal kepada seluruh anggota tim investigasi. Tapi, Pyongyang tak menanggapi tuntutan Seoul. Akibatnya, kasus tersebut berlarut-larut. (ap/afp/hep/ami/jpnn)

Kadhafi Dituding Bunuh Panglima Pemberontak

BENGHAZI – Panglima perang pasukan pemberontak Libya, Jenderal Abdel Fatah Younes tewas tertembak Kamis (28/7) waktu setempat. Hingga kini kematiannya masih tertutup misteri. Tapi, kelompok anti pemerintah menuduh Muammar Kadhafi berada di balik serangan itu.

Younes ditembak mati kelompok bersenjata setelah diperintahkan mundur dari garis depan  Dewan Transisi Nasional (NTC) untuk dimintai keterangan terkait dengan isu militer.

Pembunuhan terhadap Younes dan dua tentara lainnya itu menimbulkan pertanyaan besar terkait perpecahan di jajaran petinggi pemberontak.  “Dengan duka cita mendalam, saya mengumumkan kematian Abdel Fatah Younes, pemimpin tertinggi pasukan kita,” ujar Kepala NTC Mustafa Abdel Jalil dan sebuah pernyataan pers di Benghazi, ibu kota pemerintahan pemberontak Libya.

Seorang tokoh senior oposisi di Benghazi, kemarin (29/7) menyatakan Kadhafi berperan di balik pembunuhan itu. (cak/ami/jpnn)

Pria 4 Anak Perkosa Nenek 85 Tahun

CABERRA- Pengadilan Australia mengadili seorang pria tua atas kasus pemerkosaan seorang nenek berumur 85 tahun. Dalam persidangan itu, pria berumur 65 tahun mengaku bersalah atas dakwaan pemerkosaan dan menyebabkan cedera serius.

Pria itu, Allan Richard Hodson mengaku bersalah atas pemerkosaan yang dilakukan di toilet umum di stasiun kereta api di Southern Cross, Australia pada 27 Januari lalu.

Di persidangan terungkap, saat diinterogasi polisi, Hodson tak mengakui perbuatannya. Pria itu berujar dirinya terlalu tua untuk bersikap kasar, apalagi terhadap wanita lanjut usia.  Tapi, kemudian ayah empat anak itu mengakui perbuatannya. “Ini kesempatan bagus, saya pikir, untuk merasakan sedikit sensasi,” ujarnya.

Hakim Duncan Allen kepada The Age, Jumat (29/7) menyebutkan keterangan Hodson kepada polisi   mengerikan. (bbs/jpnn)