28 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 14943

Penumpang di Medan Pulangkan Tiket

Demo Pilot Garuda

MEDAN-Mogoknya sejumlah pilot yang tergabung dalam Asosiasi Pilot Garuda (APG) di Jakarta dan beberapa daerah lain, membuat puluhan penumpang Garuda Indonesia Airline di Bandara Polonia Medan kecewa. Mereka kemudian mengembalikan tiket dan membeli tiket penerbangan lain, Kamis (28/7) pagi.

Yenni (29), seorang penumpang yang hendak berangkat ke Jakarta, menuturkan, seharusnya Garuda memberitahukan hal itu sebelumnya. “Akan lebih baik jika pihak Garuda memberitahukannya jauh-jauh hari agar penumpang tidak kecewa. Kalau sudah begini, saya kecewa dengan pelayanan Garuda. Padahal saya ada urusan keluarga mendadak ke Jakarta,” cetusnya.

Hal senada diungkapkan Hombang Siboro (55), Asisten I Pemkab Samosir. Diterangkannya, dia tiban

di Bandara Polonia Medan sekitar pukul 04.30 WIB untuk berangkat ke Jakarta karena urusan tugas dari kantornya. Tapi, keberangkatannya tertunda akibat aksi yang dilakukan para pilot.

“Kita sangat menyayangkan pihak Garuda karena akibat aksi ini, penerbangan saya menjadi tertunda. Seharusnya pihak Garuda sudah mengantisipasi hal ini jauh-jauh hari sebelumnya. Penumpang kan bisa diberitahukan melalui telepon atau pemberitahuan lainnya. Kalau begini saya harus telat tiba di Jakarta,” ucapnya.

Dewi (28), salah seorang penumpang mengaku, ia terpaksa menerima tawaran dari pegawai Garuda bahwa tiketnya harus diganti dengan tiket maskapai penerbangan yang lain. “Saya ditawari pilihan uang saya dikembalikan semuanya atau diganti dengan tiket dari maskapai penerbangan yang lain. Karena urusan mendadak terpaksa saya menerimanya digantikan dengan tiket dari maskapai yang lain,” ujarnya.

Staf Duty Manager OIC Airpot Bandara Polonia Medan Martinus BSE menerangkan, ada tiga pesawat yang delay sejak pagi kemarin. “Pesawat yang delay itu GA 041 tujuan Medan-Jakarta yang berangkat pukul 09.15 WIB, GA 142 tujuan Medan-Jakarta yang berangkat pukul 09.10 WIB dan GA 187 tujuan Medan-Jakarta yang berangkat 11.55 WIB. Untuk pesawat yang lain sudah ada yang boarding seperti GA 143 tujuan Medan-Jakarta, boarding pukul 13.25 WIB. Tidak hanya itu, GA 183 sudah boarding,” pungkasnya.

GM PT Garuda Mohendi, mengaku bahwa masalah sejumlah pesawat Garuda ada yang delay namun sudah ditangani. “Tadi pagi memang ada beberapa pesawat yang delay tapi siang ini sudah kita atasi dan sudah normal kembali. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, solusinya tiket para penumpang tidak ada kita potong dan uang penumpang kita kembalikan penuh,” ungkapnya.

Ditambahkannya, penumpang juga ada yang ingin digantikan dengan tiket maskapai yang lain diberikan agar penumpang tidak kecewa. “Para penumpang yang ingin kita carikan tiket maskapai penerbangan yang lain juga kita tangani. Situasinya sudah terkendali,” ujarnya.

Pantauan wartawan Sumut Pos di Bandara Polonia Medan, terlihat pesawat Garuda pukul 13.30 WIB sudah ada yang boarding. Tidak hanya itu, dari pengamatan monitor OIC Airport Bandara Polonia Medan juga terlihat beberapa pesawat Garuda sudah boarding.

Sementara itu, pihak Garuda terus melakukan upaya agar penumpang tidak terlantar akibat mogoknya sejumlah pilot yang tergabung dalam Asosiasi Pilot Garuda (APG). Salah satunya adalah menggabungkan jadwal dua penerbangan.
“Sebagai upaya, kita lakukan penggabungan penerbangan. Dua penerbangan yang mungkin digabung, kita satukan,” ujar Direktur Operasional Garuda Indonesia, Ari Sapari, kepada wartawan di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Kamis (28/7).

Menurut Ari, penerbangan yang hari ini digabungkan adalah penerbangan dari Jakarta menuju Medan. Dua penerbangan yang dilayani dengan pesawat Boeing 737 akan digabungkan dengan satu pesawat Airbus.
“Untuk penerbangan yang ke Medan, ada dua penerbangan dengan pesawat Boeing 737. Dua penerbangan itu kita gabung jadi satu dengan pesawat Airbus. Hal ini dilakukan untuk efisiensi,” terangnya.

Ari enggan menyebutkan jumlah pilot yang hari ini melakukan mogok kerja. Namun ia memastikan semua jadwal penerbangan pesawat maskapai pelat merah itu dari Jakarta masih berjalan lancar.

“Saya tidak mau mereka-reka (berapa jumlah pilot yang mogok), takut memperuncing keadaan. Kami lebih memikirkan penerbangan, dari Jakarta tetap ada 32 penerbangan dan sampai saat ini semua berjalan lancar,” jawab Ari.
Menurut Ari, informasi akan adanya mogok pilot hari ini sudah disampaikan kepada para konsumen sebelumnya. Hal ini dilakukan agar konsumen bisa memilih penerbangan lainnya.

“Kita sudah lakukan sosialisasi, kita sudah sarankan konsumen untuk gunakan maskapai lainnya,” imbuh Ari. (jon/net/jpnn)

Banjir Job

Marshanda

Menikah muda bukan momok yang menakutkan untuk Marshanda. Wanita yang kerap disapa Cha-Cha itu mengaku usai menikah kini dirinya justru kebanjiran pekerjaan.

“Nggak menyesal menikah muda, karena sekarang Alhamdulillah aku banyak pekerjaan,” ucapnya saat ditemui di Jalan Musyawarah, Ciputat, Jakarta Selatan, Kamis (28/7).

Terbukti, wanita yang memutuskan menggunakan jilbab itu kini semakin sibuk dengan kegiatannya. Bahkan, Cha-Cha kini tengah belajar bagaimana menjadi pembawa acara yang baikn
“Aku belajar dari Ben, soalnya dia pinter banget sih kalau ngomong sama orang, jadinya aku belajar sama dia,” ucapnya seraya tersenyum.

Diakuinya, wanita yang memiliki nama lengkap Andriani Marshanda itu belakangan kerap ditawari untuk menjadi pembawa acara. Namun, ia tak gegabah mengambil tawaran tersebut.

“Karena aku tahu kemampuanku oleh karena itu aku belajar dulu dari Ben, kalau sudah siap aku baru mau mengambil pekerjaan itu,” terang pemain film ‘Kalau Cinta Jangan Cengeng’ itu. (net/jpnn)

Sukses Jadikan Tukang Ojek sebagai Office Boy

Nadime Makarim dan Prestasinya Kembangkan Bisnis Ojek

Global Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI), sebuah ajang kompetisi kewirausahaan, telah memilih Go-Jek sebagai juara pertama. Itu adalah bisnis ojek di Jakarta yang digagas dan dikembangkan Nadime Makarim
Kemacetan di Jakarta ternyata bisa menjadi inspirasi bagi Nadime Makarim. Gara-gara macet, dia sering menggunakan jasa ojek. Dan gara-gara kerap naik ojek, dia kini menjadi CEO Go-Jek, sebuah perusahaan yang menggarap bisnis ojek secara profesional.

“Saya sadar, waktu sangatlah berharga. Kalau menghabiskan jam demi jam hanya untuk merasakan kemacetan di Jakarta, tentu itu sangat tidak efisien. Sejak saat itu saya realize (sadar) bahwa ojek itu sangat berharga bagi warga Jakarta,” terangnya setelah menjadi panelis di Regional Entrepreneurship Summit di Bali Minggu lalu (24/7). Nadime diundang di acara tersebut karena menjadi juara pertama di kompetisi entrepreneurship yang diadakan Global Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI).

Karena hampir setiap hari bersentuhan dengan jasa ojek, Nadime tergelitik untuk memperbesar pasar ojek.
Awalnya, dia mempelajari kebiasaan para tukang ojek. Setiap menggunakan jasa ojek, dia mengajak ngobror si tukang ojek. Misalnya, ditanya berapa penumpang yang diangkut setiap hari. “Si tukang ojek mengatakan, sehari mungkin hanya lima hingga enam penumpang yang diangkut,” ujarnya.

Dalam hitungan Nadime, itu termasuk rugi. Sebab, itu tidak sebanding dengan total jam kerja mereka yang rata-rata 14 jam sehari. “Mestinya bisa lebih dimaksimalkan lagi,” ujar pria lulusan Brown University, New York, Amerika Serikat (AS), itu.

Obrolan itu tak hanya dia lakukan dengan satu orang tukang ojek, namun puluhan. Ternyata, kesimpulan yang didapat Nadime sama. Yakni, para tukang ojek yang dia temui rata-rata tidak sebanding antara jumlah jam bekerja dan perolehan penumpang dalam sehari.

“Hasil pengamatan saya, 75 persen dari sisa waktu mereka (tukang ojek) hanya dihabiskan untuk nongkrong dan ngantre di pangkalan,” papar putra pasangan Nono Anwar Makarim, 72, dan Atika Makarim, 66, yang berdomisili di Dharmawangsa, Jakarta Selatan, itu.

Dari situlah Nadime berpikir untuk membesarkan pasar para tukang ojek. Konsep yang dia terapkan adalah tukang ojek tak hanya berpeluang mendapat penumpang dari pangkalan. Tetapi, pria 27 tahun ini memiliki ide untuk merekrut para tukang ojek masuk ke Go-Jek, perusahaan yang dia bikin. Selanjutnya, dia membuat sistem call center. Lewat call center itulah pemesanan ojek tidak dibatasi ruang dan waktu. Konsumen bisa menghubungi si tukang ojek dari Go-Jek lewat berbagai media. “Konsumen bisa memesan ojek lewat ponsel, BlackBerry Messenger, hingga Yahoo Messenger,” tuturnya.

Ketika mendirikan Go-Jek, Nadime dibantu dua sahabatnya, yakni Bryan dan Micky. Tiga orang sekawan tersebut mengumpulkan uang pribadinya untuk membentuk call center. Sayang, jika ditanya mengenai starting capital atau modal awal, Nadime tidak bersedia menyebutkan besaran nominalnya. “Yang paling penting bagi saya adalah kekompakan kami bertiga untuk saling melengkapi. Misalnya, Bryan sangat ahli dalam hal finance. Dia pun memberikan masukan mengenai keuangan. Sedangkan Micky sangat jago dalam hal desain web,” tutur Nadime yang juga hobi membaca buku-buku nonfiksi itu. Dia melanjutkan, melalui kombinasi tersebut, pada pertengahan 2010, dikerjakanlah proyek pendirian Go-Jek. Barulah pada Februari 2011 Go-Jek resmi beroperasi.

Langkah awal yang dilakukan Nadime ialah menanamkan kepercayaan kepada para konsumen atau calon konsumen terhadap para tukang ojeknya. Nadime sangat memercayai teori bahwa persepsi branding harus dibangun dengan sempurna pada suatu bisnis. “Brand perseption itu sangat berdampak besar. Apalagi untuk suatu bisnis yang masih awal dibangun. Upaya kami membangun itu adalah lewat pelatihan SDM (sumber daya manusia) hingga memberikan uniform atau seragam,” ungkapnya.

Nadime menuturkan, dari upaya branding secara profesional itu, secara otomatis memunculkan trust dari para pekerjanya. Bahkan, karena memakai seragam, sikap tukang ojek juga berubah dengan sendirinya. Si tukang ojek juga lebih lihai men-handling pelanggan. Alhasil, order dari konsumen juga berkembang. Order tidak hanya datang dari tempat mangkal, tetapi berkembang seperti menjadi jasa kurir. “Ada orang yang ketinggalan charger ponselnya saja juga menggunakan jasa kami. Kami juga mengantarkan makanan, undangan, dokumen penting, hingga konsep belanja. Jadi, sekarang tukang ojek Go-Jek membelanjakan apa pun yang dibutuhkan konsumen,” terangnya.

Nadime juga berhasil mengubah mindset dari sisi kostumer. Yakni, tukang ojek bisa menjadi office boy semua orang. Tidak hanya company atau korporasi saja yang memiliki office boy. Tapi, lewat Go-Jek, segmen rumah tangga juga bisa dilayani dan di mana pun saat dibutuhkan. Tentunya hal itu memang didukung oleh ketersediaaan driver yang dimiliki Go-Jek. Jumlah driver Go-Jek saat ini 200 orang dan terdiri atas 80 pangkalan di Jakarta. “Kami mengunggulkan servis cepat, rata-rata dalam 15 menit sudah sampai tujuan,” ujarnya. Hingga akhir tahun ini, pihaknya menargetkan penambahan jumlah tukang ojek Go-Jek menjadi 400. Nadime pun memproyeksi untuk lebih ekspansif sehingga ojeknya berjumlah ribuan pada beberapa tahun ke depan. Saat ini Go-Jek memang masih fokus di daerah Jakarta. “Kami fokus dulu. Ke depan ingin memperlebar sayap usaha ke Jatim, khususnya Surabaya, mengingat jumlah permintaan yang besar,” terangnya.

Dari segi konsumen, Go-Jek juga agresif untuk menyasar pangsa pasar. Tidak hanya segmen rumah tangga, namun juga korporasi. “Justru kontribusi terbesar kami datang dari market korporasi. Mulai ibu-ibu penjual lumpia hingga perusahaan nasional dan multinasional,” paparnya.

Dia melanjutkan, hingga semester pertama 2011, Go-Jek memiliki 25 pelanggan korporasi dan 550 konsumen yang existing. Jumlah konsumen yang loyal tersebut naik 120 persen dibandingkan triwulan pertama 2011. Ordernya pun setiap hari mencapai 50?60 dengan minimal pembayaran Rp 15 ribu.

Go-Jek juga tersistem dengan baik dalam hal pembayarannya. Yakni, dipatok tarif flat sesuai dengan jarak yang ditempuh. “Kami juga transparan untuk harga per kilometernya. Meterannya ada di call center. Supaya transparan, kami kirim satu SMS ke driver dan satu SMS ke konsumen. Tapi, tetap membutuhkan kejujuran dari dua pihak tersebut,” ujarnya.

Nadime mengatakan, tidak ada batasan yang ketat untuk menjadi tukang ojek di Go-Jek. Modalnya  hanya sepeda motor. Sedangkan perlengkapan seperti helm dan seragam difasilitasi Go-Jek.

Menurut dia, saat ini sudah ada daftar antrean  panjang yang ingin mendaftar ke Go-Jek. “Tapi, kami mengutamakan yang sudah berkeluarga. Sebab, dari segi pekerjaan, mereka yang lebih ulet karena memiliki tanggung jawab untuk menghidupi keluarganya. Dan lebih aman jika membawakan pesanan customer,” ungkapnya.
Go-Jek menerapkan skema bagi hasil. Yakni, tukang ojek bakal mendapat mayoritas, yakni 65 persen, sedangkan Go-Jek 35 persen. Itu diterapkan saat customer memesan dari Go-Jek. “Jadi, Go-Jek lebih kepada tambahan penghasilan bagi tukang ojek,” tutur Nadime yang menjadi CEO Go-Jek itu.
Dari keunikan ide yang dimiliki Go-Jek itu, tak mengherankan jika ada beberapa investor yang tertarik menanamkan modal untuk membantu membesarkan sayap bisnis Go-Jek. Salah satu di antaranya, Chairman ATI Enterprises Inc Arthur E. Benjamin. Pebisnis asal Amerika itu sangat tertarik dengan Go-Jek dan siap membantu ekspansi bisnis Go-Jek. Sayangnya, dia tak menyebutkan nilai investasinya. “Saya membaca model bisnis Go-Jek sangat potensial ke depannya. Kami akan terus memantau perkembangan Go-Jek. Kalau untuk investasi, tanya ke pihak Go-Jek langsung saja,” terang Arthur ketika ditemui di Bali pada Minggu lalu (24/7).
Pada kompetisi Global Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI), Go-Jek memenangi kategori non-tech. (c4/kum/jpnn)

Tak Ada Perluasan yang Ada Perubahan Batas

Pengamat Pemerintahan Sumut Ridwan Rangkuti menegaskan, tak ada yang namanya perluasan daerah. “Sesuai dengan UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, tak ada satu proses yang dinamakan perluasan daerah. Yang ada adalah perubahan batas daerah, dan itu yang dimungkinkan untuk dilakukan pemkab/pemko,” katanya.
Dosen Fisip USU ini juga menjelaskan, perubahan batas daerah ini juga memerlukan persetujuan pemerintah daerah yang daerahnya akan diambil, baik kepala daerah, DPRD dan unsur-unsur pemerintah daerahnya. “Persetujuan ini nantinya hanya perlu dikukuhkan dengan PP. Namun, ini akan sulit dilakukan dan sangat jarang terjadi,” ujarnya lagi.
Ridwan juga menjelaskan, hal ini lebih sering mengarah kepada timbulnya konflik. “Karena yang menjadi masalah di sini adalah pengelolaan pelayanan publik. Ini bisa kita dorong bagi kedua pemkab/pemko untuk melakukan kerjasama. Seperti Mebidangro selama ini yang sudah membentuk badan kerjasama untuk mengatasi masalah perbatasan terkait masalah publik,” katanya.

Menurutnya, kedua pemkab/pemko ini bisa didorong melakukan kerjasama tersebut dengan diberikan ruang melalui UU dan diselesaikan dengan keputusan bersama. “Seperti di Jawa Timur ada Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan (Gerbangkertosusila) di Jakarta ada Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Cianjur (Jabodetabekjur). Kenapa di Sumut tak bisa melakukan hal sama?” tegas Ridwan.

Tentunya, menurut Ridwan, mengatasi masalah terkait pelayanan publik tak bisa diatasi oleh masing-masing pemkab/pemko. “Misalnya masalah banjir. Jika permasalahan ini hanya diatasi di daerah hulu saja, tentunya tak akan pernah bisa selesai. Sama juga seperti masalah sampah. Sementara TPA Medan berada di perbatasan dengan Deli Serdang, tentunya harus ada pengelolaan bersama tentang hal itu. Win win solution lah,” ujarnya.

Dengan daerah yang kini sudah berpredikat otonomi, menurut Ridwan satu daerah tersebut tak lagi bisa diganggu gugat walau sedikit. “Layaknya bertetangga, semua punya batas, tapi jika kita pintar dan bisa berkoordinasi dan menghasilkan keputusan yang bijak, maka semua bisa dilakukan. Seperti, Medan bisa pakai daerah Deli Serdang dengan cara sewa,” ungkapnya.

Intinya, sambungnya, yang diharapkan bisa dikembangkan antara Medan dan Deli Serdang ini adalah kerjasama bukan konflik. “Jika Medan memang sangat membutuhkan ruang untuk melakukan pembangunan, Medan bisa melakukannya secara vertical (ke atas, Red). Bangun gedung-gedung pencakar langit dan sebagainya. Jangan bangun secara horizontal (ke samping, Red) lagi jika berpotensi menimbulkan konflik,” tegasnya.

Pemprovsu juga diharapkan memberikan pengetahuan cerdas kepada masyarakat tentang perubahan batas daerah ini. Sehingga masyarakat tau apa yang menjadi hak mereka dan dari siapa mereka mendapatkannya.
Pengamat politik dari USU, Taufan mengatakan, Deli Serdang ikut menikmati pembangunan yang dilakukan Kota Medan termasuk bidang infrastruktur dan pelayanan publik.
“Hampir sepertiga warga yang berada di Kota Medan berasal dari Deli Serdang. Artinya, penduduk Deli Serdang itu lebih banyak mencari nafkah dan hidup di Kota Medan. Aktifitas sosial ekonomi juga banyak dilakukan penduduk Deli Serdang ke Kota Medan, contohnya warga Deli Serdang yang membuka usaha di Medan. Begitu juga sebaliknya, warga Medan di Deli Serdang. Warga Deli Serdang pun setiap harinya melalui Kota Medan,” ujar Taufan.
Taufan menilai dari kondisi sosial ekonomi tersebut selama ini Deli Serdang ikut menikmati hasil pembangunan dan pertumbuhan Kota Medan. Untuk itu, perluasan wilayah Kota Medan dari wilayah Deli Serdang yang menjorok dan membentuk pulau-pulau kecil di Medan harus di pandang sisi positifnya.
“Kan harus dilihat dari aspek positifnya, jika Kota Medan diperluas dan pembangunan Kota Medan semakin berkembang. Maka Deli Serdang pun ikut menikmatinya secara langsung. Ini kan bisa dijadikan dasar mengapa perluasan ini dilakukan, agar pemanfaatan ruang atau wilayah yang masih dikuasai Deli Serdang khususnya pulau-pulau kecil itu bisa lebih dikembangkan oleh Pemerintah Kota (Pemko) Medan,” ucapnya.
Menurut Taufan, tim yang dibentuk Wali Kota Medan untuk upaya perluasan harus diisi dengan orang-orang yang benar-benar kompeten dan memahami Kota Medan. Tim juga harus menyertakan alasan berupa referensi yang kompeten agar usulan perluasan Kota Medan ini dapat diterima oleh Pemprovsu dan Pemerintah Pusat. (adl/saz)

Tango Peduli Gizi

Sebagai wujud kepedulian dalam memperbaiki kondisi gizi anak Indonesia dan menciptakan masa depan yang lebih baik, Wafer Tango bekerjasama dengan Yayasan Obor Berkat Indonesia (OBI) kembali meluncurkan program Tango Peduli Gizi (TPG) Anak Indonesia 2011.

Acara peluncuran ini diadakan di Atrium Pejaten Village, (23/7). Dalam kesempatan itu Wafer Tango bersama dengan Yayasan OBI juga memberikan paparan kinerja program Tango Peduli Gizi 2010 yang telah berlangsung dari Januari 2010 sampai Juli 2011. Acara itu juga dihadiri  Ir Asih Setiarini MSc, Ahli Gizi Kesehatan Masyarakat dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Yuna Eka Kristina, PR Manager OT Group dan dr Monica Sahertian, social worker OBI sekaligus pelaksana lapangan program Tango
Peduli Gizi di Nias (Sumatera Utara).

Tango Peduli Gizi 2011 dititikberatkan pada program pemberdayaan ekonomi, perbaikan sanitasi dan pendampingan di wilayah Nias, Sumatera Utara. Wafer Tango berharap bahwa program TPG 2011 ini mampu membantu keluarga Nias untuk mempertahankan kondisi kesehatan dan status gizi anak yang telah pulih setelah mengikuti program TPG 2010.
Yuna Eka Kristina, PR Manager OT Group menyatakan peluncuran program Tango Peduli Gizi 2011 ini berdasar hasil evaluasi terhadap program Tango Peduli Gizi 2010 yang telah terbukti efektif dalam memperbaiki kondisi kesehatan dan meningkatan status gizi anak-anak Nias. Namun sayangnya ketika dilakukan evaluasi pasca mereka kembali ke rumah masing- masing, mereka terindikasi kesulitan untuk mempertahankan kondisi yang telah “pulih” tersebut.

Program Tango Peduli Gizi 2010 terdiri dari dua aktivitas besar yaitu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan gizi seimbang yang diberikan setiap hari selama 3 bulan kepada 526 anak berumur di atas enam bulan hingga 12 tahun di Nias dan Ruteng, serta Balai Pemulihan Gizi (BPG) Tango yang memberikan perawatan intensif terhadap 72 anak dengan gizi buruk di Nias. (dra)

Jelang Ramadan, PTPN IV Gelar Pasar Murah

Ratusan ibu-ibu di Desa Kota Pari Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai menyerbu pasar murah yang digelar bagian PKBL PTPN IV, kemarin (28/7).

Pasar murah itu dipusatkan di eks café milik warga Kota Pari yang jaraknya sekitar 100 meter dari kantor Kepala Desa Kota Pari. Masing-masing warga berhak membeli satu paket  sembako yang berisi beras 5 kg, minyak makan kemasan 2 kg dan gula pasir 2 kg. Harga satu paket sembako Rp58 ribu.

Pasar murah itu, merupakan hari pertama digelar menyambut datangnya bulan suci Ramadan 1413 Hijriah. Selanjutnya kedepan pasar murah itu terus berlanjut ke daerah-daerah lain di Sumatera Utara. Acara itu langsung dikoordinir oleh Staf Urusan Bina Lingkungan PKBL PTPN IV Siman SH dan Staf Urusan Evaluasi dan Monitoring PKBL PTPN IV Irham Sinaga. Hadir juga Manager Unit PTPN IV Kebun Adolina, Ir Khoiruddin Nasution.
Acara yang dikemas dalam tema Pasar Murah Peduli BUMN ini jumlah beras yang dijual sebanyak 5 ton, gula pasir 750 kg dan minyak makan 750 kg. “Ini merupakan wujud kepedulian PTPN IV, sebagai salah satu BUMN yang bernaung di bawah Kementerian Negara BUMN  kepada masyarakat kurang mampu, khususnya yang berada di Desa Kota Pari,” ungkap Siman, di sela-sela pasar murah.

Dia menjelaskan pasar murah yang digelar PTPN IV ini bukan untuk pertama kalinya sejak BUMN ini ada. Tapi sudah banyak sekali yang digelar dan tempatnya selalu berpindah-pindah baik itu di sekitar kebun unit PTPN IV maupun di tengah-tengah pemukiman masyarakat. Biasanya pasar murah ini digelar menjelang momen-momen tertentu semisal Ramadan.

Sementara itu kepada wartawan koran ini, beberapa masyarakat mengaku bersyukur dengan adanya pasar murah ini. Soalnya selain harga sembako yang dijual relatif murah dibandingkan harga di pasar dan kwalitas barangnya juga terjamin.

Dalam kesempatan itu juga, Manager Unit PTPN IV Kebun Adolina, Ir Khoiruddin Nasution membeli tiga paket sembako dari panitia dan memberikannya kepada masyarakat. Ini dilakukan Khoiruddin Nasution semata-mata untuk berbagai dengan masyarakat sekitar. “Saya sudah diberikan rezeki oleh Allah SWT. Apa salahnya saya berbagi dengan mereka, lagi pula dulunya saya juga berasal dari orang susah,” ungkap Khoiruddin dengan nada sedih saat memberikan sembako tersebut.

Selain itu sambung Khoiruddin sebagai pimpinan di unit Kebun Adolina, dia berharap agar PKBL PTPN tidak hanya memusatkan pasar murah ini di satu desa saja, tetapi kalau boleh semua desa juga dibuat, terutama desa yang berada di wilayah kebun. “Ini kan namanya permintaan, saya berharap dikabulkan. Kalau kita di internal Kebun Adolina juga sudah berbuat yang terbaik kepada masyarakat, meskipun saya menilai belum maksimal,” pungkasnya.(dra)

AXIS Gelar Berkah Blak-blakan

Selama Ramadan, AXIS menggelar acara yang bertemakan ‘Berkah Blak-blakan’. Acara ini akan ditayangkan melalui televisi, media cetak, dan papan reklame di seluruh Indonesia.

Berkah Blak-blakan ini akan mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia bahwa AXIS telah dan akan terus menjadi GSM yang baik dengan menghadirkan penawaran yang transparan, terjangkau, dan paling kompetitif, tanpa ada ketentuan dan syarat yang disembunyikan.

Berkah Blak-blakan AXIS ini tidak hanya terus menawarkan tarif paling terjangkau untuk menelepon ke operator lain hanya dengan Rp390 per menit, namun para pelanggan tetap dapat menikmati manfaat gratis tak terbatas. AXIS juga memiliki program SMS tak terbatas ke semua operator dari jam 00.00 hingga 06.00.

Syakieb Ahmad Sungkar, Direktur Sales AXIS mengatakan,  saat ini kebanyakan orang Indonesia mencurigai adanya syarat dan ketentuantersembunyi dari berbagai penawaran yang ada di pasar. Oleh karenanya AXIS  senang dapat kembali menghadirkan penawaran yang mudah dan tidak tertandingi kepada para pelanggan.
“Tarif Rp390 per menit ke semua operator lain yang kami tawarkan saat ini menghapus anggapan mahalnya biaya komunikasi lintas operator, sehingga membantu pelanggan kami untuk bisa lebih banyak berbicara dan berbagi cerita dengan keluarga dan kerabatnya,” ungkapnya.

Sedangkan penawaran Gratis Bicara Tak Terbatas dan Bonus SMS  sangat jelas. Cukup gunakan Rp300, Anda akan mendapat Gratis Bicara tak terbatas ke semua nomor AXIS atau gratis SMS tak terbatas ke semua operator.
Memperkuat komitmennya sebagai GSM yang Baik, AXIS akan menambahkan beragam keistimewaan selama Ramadan.
AXIS memahami bahwa Ramadan adalah bulan yang paling dinanti umat Muslim, dimana mereka akan lebih mempererat tali silaturahmi keluarga dan masyarakat sekitarnya baik dengan cara tradisional maupun menggunakan layanan telekomunikasi seluler.(dra)

Kapal Asing Dijarah Perompak

BELAWAN- Aksi perompak kian meresahkan. Kali ini, kapal tanker asing MT Sichem Aneline berbendera Marshal Island yang mengangkut minyak mentah Crude Palm Oil (CPO) dijarah kawanan perompak. Saat kejadian, kapal tersebut sedang mengantre di perairan lampu I (bouy I) untuk masuk ke Pelabuhan Internasional Belawan.

Menurut informasi yang dihimpun kapal tersebut dijarah oleh kawanan perompak, Rabu (20/7) sekira pukul 05.00 WIB. Pada saat itu, kapal MT Sichem Aneline tengah mengantre masuk ke pelabuhan dengan tujuan dermaga 106.
Kapal tersebut akan mengangkut 6000 ton CPO dengan tujuan India. Pada saat itu, beberapa anak buah kapal (ABK), melihat sejumlah orang turun dari kapal MT Sichem Aneline dengan memakai tali tambang. Tak lama berselang mereka pergi menaiki kapal boat yang telah menunggu.

Selanjutnya setelah melihat orang tersebut, ABK langsung memeriksa loker (gudang material). Namun, pada saat diperiksa tiga cargo reducer (komponen penyambung pipa dari kapal ke darat) dan tiga bicterwood  (pembersih tangki kapal) sudah raib.

Humas Otoritas Pelabuhan Belawan, Janes Sinaga saat dihubungi melalui telepon mengaku belum mengetahui kejadian tersebut. “Saya tidak tahu kejadian penjarahan kapal yang dilakukan perompak karena saya belum mendapatkan laporan,”singkatnya.

Syahbandar Pelabuhan Belawan, Arkhamuddin juga mengaku tidak mengetahui peristiwa tersebut.
“Saya sedang berada di luar kota, jadi saya tidak tahu kejadian tersebut. Nanti akan saya tanyakan sama anggota saya untuk koordinasi,”ujarnya. (mag-11)

2 Pegawai Bea Cukai Belawan Tersangka

Terlibat Penyelundupan Gula dari India

MEDAN- Dua pegawai Bea Cukai Belawan ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Poldasu, terkait aksi penyelundupan gula asal India sebanyak 1.625 ton. Kedua tersangka masing-masing Ospaldo dan Syahrial yang merupakan, bagian penindakan dan penyidikan (P2) Bea Cukai Belawan.
“Untuk sementara, dua oknum petugas Bea Cukai Belawan kita tetapkan tersangka, terkait penyelundupan gula asal India sebanyak 1.625 ton,” kata Dirreskrimsus Poldasu Kombes Pol Drs Sadono Budi Nugroho SH, Kamis (28/7).
Menurutnya, keterlibatan kedua pegawai Bea Cukai Belawan tersebut, adalah dalam upaya memalsukan surat berupa Berita Acara penyegelan dan pembukaan segel, sehingga 250 ton gula sudah sempat dijual oleh perusahaan importir, PPI.

“Kedua oknum petugas Bea Cukai Belawan itu telah memalsukan surat berupa berita acara penyegelan dan pembukaan segel yang faktanya mereka tidak pernah melakukan hal itu, bahkan mereka sama sekali tidak pernah melakukan pengecekan gula impor yang disimpan di dalam gudang.

Akibat perbuatan mereka, pihak PPI selaku importir bisa mengalihkan gula sebanyak 250 ton yang sempat disimpan di Gudang KIM II ke pihak lain,” beber Sadono.

Diungkapkannya, tindakan kedua pegawai Bea Cukai Belawan itu awalnya diketahui setelah dilakukan verifikasi dan keterangan Sucopindo Cabang Medan.

Sampai saat ini, kedua oknum petugas Bea Cukai Belawan itu belum dilakukan penahanan karena masih perlu pendalaman. “Untuk sementara, keduanya belum dilakukan penahanan karena masih didalami termasuk keterlibatan pihak importir, PPI,” sebutnya.

Dalam kaitannya dengan kasus tersebut, Sadono menyatakan, tidak tertutup kemungkinan tersangka bertambah, terutama dari pihak importir.

Diutarakannya, 10 Mei 2011 lalu, Satuan Ekonomi Dit Reskrimsus Poldasu mengamankan ribuan ton gula pasir diduga selundupan yang disimpan di Gudang 38 dan 48 Jalan Tanjung Mulia, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Labuhan.
“Awalnya, kita jalan-jalan ke gudang tersebut dan kebetulan kita melihat gula baru datang, lalu kita selidiki, ternyata milik PPI. Namun pihak PPI sendiri tidak mampu memperlihatkan dokumen resmi dari Disperindag,” Kata Dirreskrimsus.
Terakhir diketahui pula, selain disimpan di gudang 38 dan 48, di gudang KIM II juga ada disimpan sebanyak 250 ton. Namun setelah dicek, gula dimaksud sudah sempat dijual. “Hanya 1.625 ton (65 Kontainer) gula yang berhasil kita sita, digudang No 38 dan No 48,” katanya.

Mantan penyidik Money Laundring Bareskrim Mabes Polri itu menambahkan, setelah Dirjen Disperindag dan PPI dimintai keteranganya.

Diketahui bahwa izin import PPI sudah berakhir April 2011 sementara gula baru dibongkar dari kapal dipelabuhan Belawan pada Mei 2011. “Masa berlaku izin importir PPI sudah habis sejak April 2011 sedangkan gula masuk Mei 2011, sehingga gula itu tanpa dokumen sah alias ilegal,” kata Sadono.

Bersamaan dengan dilakukannya penyitaan gula milik PPI di gudang No 48, kebetulan pula ada tumpukan gula yang diketahui milik PTPN 10. Namun setelah dilakukan penyelidikan, ternyata izin importir PTPN 10 resmi dan masih berlaku sehingga tindak lanjut penyelidikan tidak dilakukan.

“Izin importir PTPN 10 resmi dan dokumennya pun lengkap sehingga gula itu tidak kita tahan,” tambahnya.(ari)

84 Tewas, Belasan Ribu Warga Mengungsi

Hujan Deras Lumpuhkan Dua Ibu Kota Negara

SEOUL- Hujan deras yang melanda Korea Selatan (Korsel), Seoul dan daerah sekitarnya terus mengambil korban. Setidaknya 53 orang tewas atau hilang setelah hujan paling deras selama 100 tahun terakhir ini. Sedangkan korban tewas akibat badai Nock-tan di Filipina terus bertambah menjadi 31 orang.

Hujan kembali melanda daerah pegunungan, Kamis (28/7) membuat pihak berwenang mengerahkan militer membantu operasi penyelamatan.

“Kami meminta Kementerian Pertahanan dan polisi membantu karena hujan lebat dan banjir ditangani melaui sistem kerja sama nasional,” kata juru bicara badan urusan darurat.

Tanah longsor dilaporkan melanda ibu kota itu dan menimbulkan banjir di daerah yang rendah dan merendam ribuan mobil. Kantor berita Yonhap mengatakan satu operasi penyelamatan sedang dilakukan di satu kompleks biara Buddha setelah tanah longsor menyebabkan empat orang terperangkap.

Beberapa jembatan di Sungai Han yang mengalir melalui pusat kota itu, ditutup. Pelayanan kereta api terganggu, dan lebih dari 4.500 orang terpaksa meninggalkan rumah-rumah mereka dan banyak rumah tanpa aliran listrik.
Pada kecelakaan itu, tanah longsor menghantam tiga hotel di daerah wisata gunung Chuncheon, sekitar 100km timur Seoul, menewaskan 13 orang.

Badan urusan darurat menyebut jumlah yang tewas 41 orang, dengan 12 lainnya hilang. Aliran listrik di Seoul kembali putus, Kamis termasuk di satu distrik bisnis, tetapi pelayanan keuangan, industri dan perdagangan tidak terpengaruh. Harga saham penjamin asuransi tetap stabil setelah jatuh enam persen.

Badan Pengawasan Keuangan, regulator keuangan negara itu, memperkirakan dana bagi kerusakan mobil saja mencapai sekitar 25 juta dolar AS.

Sementara itu, badai tropis Nock-tan melanda Filipina. Badai itu bergerak perlahan di Filipina pada Rabu (27/7) lalu. Badan penanggulangan bencana Filipina memperkirakan 31orang tewas, dan lebih dari 60 luka-luka atau hilang.
Menurut stasiun berita CNN, badai Nock-tan menyebabkan longsor di provinsi Aurora, utara Filipina. Beberapa jam setelahnya, Badan Penanggulangan Bencana Filipina mulai menyelamatkan korban yang terjebak longsor dan mencari nelayan yang tersapu ombak. Pihak berwenang memperingatkan penduduk di dataran rendah dan pegunungan kemungkinan longsor dan banjir . (bbs/jpnn)