27 C
Medan
Wednesday, December 24, 2025
Home Blog Page 14992

Kartu As, Bonus Nelpon 60 Menit Seharian

MEDAN – Telkomsel kembali memberikan bonus bagi pengguna Kartu As melalui promo bonus nelpon 60 menit melalui paket Jagoan Serbu Siang. Paket ini dapat dinikmati pelanggan kartu AS untuk menelpon ke lebih dari 100 juta pelanggan Telkomsel. Promo ini berlaku di seluruh Indonesia (kecuali NTT, Maluku dan Papua) yang mengaktifkan kartu As mulai tanggal 13 Juli 2011.

Bonus nelpon gratis selama 60 menit dapat diperoleh dengan memilih paket Jagoan Serbu Siang yang dapat diaktifkan mulai jam 00.00 – 15.00 dengan cara menekan *100*3#OK, lalu pilih paket no.1 yaitu “Bonus Nelpon 60 Menit Seharian” atau dengan menekan *100# lalu pilih menu no.3 (Rp.1000 Nelpon) untuk memilih Bonus Nelpon 60 Menit Seharian. Biaya yang dikenakan untuk membeli paket ini adalah Rp.1000.

Setelah mengaktifkan paket ini, pelanggan dapat menggunakan bonus nelpon 60 menit pada jam 00.00 – 16.59 dan bonus dapat  digunakan untuk menelpon ke seluruh pelanggan Telkomsel (kartu HALO, simPATI dan Kartu As). Bonus hanya dapat digunakan pada hari yang sama, dan sisa bonus tidak dapat digunakan pada hari berikutnya. Pelanggan dapat mengaktifkan kembali paket yang sama keesokan harinya. Untuk mengaktifkan paket ini pastikan pelanggan memiliki minimum sisa pulsa sebesar Rp.2.500 setelah pembelian paket.

GM Sales and Customer Service Telkomsel Regional Sumbag Filin Yulia mengatakan, promo Bonus Nelpon 60 Menit ini merupakan upaya Telkomsel  dalam menjawab dan memberi solusi layanan komunikasi yang murah dan berkualitas. ‘’Cukup dengan mengaktifkan paket Jagoan Serbu Siang, pelanggan kartu As dapat menikmati Bonus nelpon hingga 60 menit ke seluruh pelanggan Telkomsel di seluruh Indonesia,” ujarnya. Dalam menjamin kenyamanan pengguna Kartu As Telkomsel menyiapkan jaringan berkualitas, didukung lebih dari 39.000   BTS termasuk 8.600 Node B (BTS 3G) di seluruh Indonesia yang meng-cover   97 persen wilayah populasi Indonesia. (*/sih)

Warga Belawan Bentrok Lagi

BELAWAN- Bentrok antar pemuda kembali terjadi di Lorong Papan dengan Gudang Arang di Belawan. Bentrok tersebut terjadi di areal pemakaman umum di Jalan Taman Makam Pahlawan, Kecamatan Medan Belawan, Senin (18/7) malam.
Kedua belah pihak saling melempar batu, namun, tidak ada korban jiwa dalam bentrok tersebut. “Memang sudah sering kali bentrok antar lorong ini, namun permasalahan ini tidak bisa diselesaikan,” ujar seorang warga.

Pihak kepolisian dari Polsek Belawan turun ke lokasi untuk melakukan pengamanan. Namun, tidak banyak yang bisa diperbuat pihak kepolisian karena warga sangat beringas. Akhirnya, bentrok tersebut berakhir setelah kedua belah pihak membubarkan diri.

Menurut pantauan wartawan koran ini di lokasi pasca bentrokan tersebut, terlihat dua mobil patroli Polsek Belawan dan juga Polres Pelabuhan Belawan melakukan penjagaan di daerah tersebut. Selain itu, batu-batu masih berserakan di jalan akibat bentrokan tersebut.(mag-11)

Warung Ludes Terbakar

HAMPARAN PERAK- Warung yang menjual mie sop sekaligus minyak eceran dan juga makanan ringan di Dusun 7 Pasar 13 Desa Lama Kecamatan Hamparan Perak, Deli Serdang ludes dilalap api, Selasa (19/7) sekitar pukul 10.30 WIB. Tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, namun diperkirakan kerugian mencapai belasan juta rupiah.

Informasi yang dihimpun wartawan koran ini di lapangan menyebutkan, kejadian tersebut bermula saat pemilik warung, Legini (38) sedang memasak sop di dapur dengan menggunakan kompor. Selanjutnya, dari jarak 2,5 meter Legini menuangkan bensin ke dalam botol untuk dijual. Tiab-tiba api langsung menyambar bensin tersebut dan membakar warung tersebut.

Llegini yang panik langsung keluar warung dan memberitahukan kepada warga lainnya. Selanjutnya, warga berusaha memadamkan api dengan air.

‘’Kejadian tersebut begitu cepat, tiba-tiba saja api membesar dan kami langsung mengambil air untuk memadamkan api karena pemadam kebakaran tidak ada turun ke lokasi kejadian,’’ujar Umar, seorang warga.

Kapolsek Hamparan Perak, Kompol M Silaen membenarkan kejadian tersebut. Saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan, ‘’Kami sudah pasang police line di lokasi kebakaran guna penyelidikan lebih lanjut,’’ujarnya. (mag-11)

Sosialisasi LPG Diakhiri di Tanjung Balai

Rangkaian kegiatan sosialisasi dan edukasi penggunaan LPG di beberapa daerah di Sumut yang digelar Pertamina berakhir sukses. Even terakhir digelar di Kabupaten Tanjung Balai (20/7) yang dilaksanakan di Kecamatan Teluk Nibung.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengertian kepada masyarakat tentang tata cara yang benar dan aman dalam menggunakan kompor gas dan tabung 3 kg serta alat lain yang termasuk paket perdana konversi minyak tanah ke LPG.
Tahun 2011 ini, PT Pertamina kembali mengadakan sosialisasi dan edukasi program konversi minyak tanah ke LPG di hampir seluruh wilayah Indonesia.  Tujuan kegiatan  untuk  dapat meningkatkan keyakinan masyarakat penerima paket konversi agar dapat menggunakan LPG sebagai bahan bakar pilihan dan tidak lagi menggunakan minyak tanah. Kegiatan ini juga sebagai wujud kepedulian  PT Pertamina kepada masyarakat pengguna LPG.

Program konversi ini telah dimulai sejak tahun 2007 di 25 kabupaten kota di 8 propinsi. Dilanjutkan tahun 2008 mencakup 81 kabupaten kota di 8 propinsi, tahun 2009 166 kabupaten kota di 15 propinsi, tahun 2010 189 kabupaten kota di 16 propinsi dan target di tahun 2011 ini 25 propinsi.  Untuk wilayah Sumatera Utara setelah digelar dibeberapa kabupaten/kota. Seperti Kabupaten Karo, Simalungun, Asahan, Kotamadya Tebing Tinggi,  Siantar, Batu Bara, Labuhan Batu dan Tanjung Balai.

Sasaran program ini adalah ibu rumah tangga, kepala rumah tangga, anggota PKK, karang taruna, pemimpin/tokoh agama dan masyarakat, NGO, LSM, yayasan/organisasi sosial dan usaha mikro keliling dan menetap. (*/sih)

Tarif Batas Bawah Bea Keluar CPO Naik

Pemerintah menaikan batas harga bawah pengenaan tarif bea keluar crude palm oil (CPO) menjadi 750 dolar AS per ton dan menurunkan batas atas tarif bea keluarnya menjadi lebih rendah dari 25 persen dan tidak lebih tinggi dari 15 persen.
Bambang Permadi Sumantri Brodjonegoro, Kepala Badan Kebijakan Fiskal, menuturkan proses pembahasan penetapan tarif baru bea keluar atas ekspor CPO sudah selesai.

Hasil akhirnya adalah batas harga bawah maupun batas atas tarif bea keluarnya disesuaikan menyusul tingginya harga komoditas tersebut di pasar dunia.

“Batas bawahnya jadi UD$750 per ton. Batas bawahnya tidak sampai 15 persen, pokoknya lebih kecil dari 25 persen (tarif bea keluar CPO saat ini),” ujar dia usai rapat kerja dengan Komisi VI DPR, hari ini.
Menurut Bambang, bea keluar bukanlah instrumen fiskal untuk menggenjot penerimaan negara, melainkan untuk menjaga agar kebutuhan dan pasokan CPO di dalam negeri tidak terganggu. Dengan demikian diharapkan harga minyak goreng di Tanah Air tidak ikut berfluktiuatif.

Perlu diketahui, sistem bea keluar ekspor CPO saat ini berlaku secara progresif, mengikuti pergerakan harga komoditas itu di pasar internasional, sesuai dengan PMK No. 67/PMK.011/2010 tentang Penetapan Barang Ekspor yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea Keluar. (net/jpnn)

DPR Sahkan Revisi Undang-undang Perdagangan

Dewan Perwakilan Rakyat mensahkan perubahan atas Undang-undang No. 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang dan perubahan atas Undang-undang No. 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi yang disahkan dalam rapat paripurna DPR RI, Selasa 19 Juli 2011.

Revisi atas undang-undang No.9 diharapkan agar lebih efisien dan berpihak kepada para petani. Beberapa perubahan itu, misalnya subtansi terkait modal awal resi gudang, dari modal awal Rp1,5 triliun, menjadi modal awal yang diatur pemerintah.

Selain itu, pemberian sanksi kepada pengelola gudang yang melakukan tindak usaha yang usahanya tidak terdaftar dalam lembaga jaminan akan dikenakan sanksi administratif.

Sedangkan perubahan atas undang-undang No.32 diharapkan melahirkan substansi baru. Di antaranya, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi atau Bappebti kini diberi keleluasaan wewenang dalam menindaklanjuti proses perdagangan berjangka komoditi yang merugikan masyarakat.

Kemudian substansi baru, terkait kontrak perdagangan komoditi salah satunya Kontrak Derivatif Syariah. Di mana dalam Kontrak Derivatif Syariah itu akan diberikan alternatif transaksi berdasarkan syariah bagi nasabah di bursa berjangka.
“Fungsi pengawasan dari derivatif berkembang cepat, undang-Undang ini untuk memperkuat perkembangan dan pengawasan,” kata Menteri Perdagangan (Mendag) Mari Elka Pangestu, di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (19/7).
Waktu yang dibutuhkan, lanjut Mendag, adalah minimal tiga tahun untuk melakukan fondasi yang kuat dalam perdagangan berjangka komoditi serta dapat membuka semua kemungkinan perdagangan. “Aman dan transparan, itu kunci dari undang-undang ini,”tuturnya.

Sementara itu, rancangan undang-undang tersebut selanjutnya akan ditandatangani pemerintah untuk menjadi undang-Undang. (net/jpnn)

Desa Laut Dendang MANTAP

Lapangan Simpang Beo Desa Laut Dendang, Kecamatan Percut Sei Tuan penuh dipadati warga pada Minggu (10/7). Lebih dari tiga ribu orang datang untuk memeriahkan acara Peringatan HUT Deli Serdang yang ke – 65. Acara yang diisi dengan jalan santai dan Pencanangan Desa Laut Dendang MANTAP (Makmur, AmaN, Taqwa, Asri dan Peduli) tersebut diikuti oleh warga dengan antusias.

Ketua Panitia Nono Ismanto, yang juga Sekretaris Desa Laut Dendang menyampaikan bahwa kegiatan ini akan dijadikan kegiatan tahunan yang dilakukan secara rutin.

“Kami juga menyampaikan terima kasih atas dukungan para donatur, sponsor dan partisipasi masyarakat dalam menyukseskan acara ini”, Nono menambahkan didampingi Wakil Ketua Eka Sukma dan Sekretaris Drs. Ponidi.
Sementara itu, pada sambutannya Kepala Desa Laut Dendang Suwardi menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan persabatan dan kebersamaan untuk membangun desa. Di samping itu juga untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan olahraga yang murah dan gembira.

Pada saat yang sama, Suwardi memukul gong tanda dicanangkannya Desa Laut Dendang MANTAP. “MANTAP yang berarti Makmur, AmaN, Taqwa, Asri, dan Peduli ini merupakan simbol dari desa kita, ini wajib kita ciptakan dan kita kembangkan bersama sehingga menjadi ciri khas desa kita yaitu Desa Laut Dendang MANTAP”, tegas Suwardi berapi-api yang disambut warga dengan yel-yel, “Laut Dendang … Mantap !”. “Melalui kebersamaan dan kerjasama antara pemerintah, masyarakat dan sektor usaha, maka pembangunan di Desa Laut Dendang akan berjalan dengan baik dan lancar,” Suwardi menambahkan.

Turut hadir pada acara tersebut Pemerintah Kecamatan Percut Sei Tuan, TP PKK, BPD dan LKMD Desa Laut Dendang.
Selanjutnya acara dilanjutkan dengan penarikkan undian lucky draw dengan hadiah lemari es, kompor gas, dispenser, sepeda, kipas angin, setrika dan ratusan hadiah menarik lainnya. Acara juga dimeriahkan dengan penampilan tari-tarian dan seni bela diri yang ditampilkan oleh anak-anak Desa Laut Dendang yang tak mau kalah untuk berpartisipasi.  (*/ade)

Pengusaha AS Siap Ekspansi Bisnis ke RI

JAKARTA- Sebelas delegasi kewirausahaan Amerika Serikat (AS) datang ke Indonesia menghadiri Showcase of Indonesia’s Startups, yang diselenggarakan oleh Global Entreupreneurship Program Indonesia (GEPI) bekerja sama dengan Global Entrepreneur Program (GEP). Dalam pertemuan tersebut, delegasi AS tersebut akan mempresentasikan rencana bisnis mereka.

“Delegasi kewirausahaan AS akan bertemu dengan 32 starups Indonesia yang akan mempresentasikan rencana bisnis mereka,” ujar Ketua Umum GEPI Chris Kanter,  di  Jakarta, Selasa (19/7).

Kanter mengungkapkan, di Indonesia masih banyak pihak yang peduli terhadap peningkatan kewirausahaan, di mana Indonesia merupakan salah satu tulang punggung negara-negara pertumbuhan ekonomi lanjut. “GEPI tertarik untuk melihat tumbuhnya startup’s Indonesia dan tertarik menjalankan peran sebagai katalis untuk meningkatkan program kewirausahaan dan memberikan perspektif global,” ujarnya.

Kesebelas delegasi tersebut adalah Arthur Benjamin, pengusaha dan investor dengan fokus pada industri media dan pendidikan; Yao-Hui Huang, pendiri inkubator berbasis di New York; Jalak Jobanputra, investor early-stage; Luda Kopeikina, pengusaha seri dan anggota Golden Seeds Angel Group; Kevin Langley, Chairman Elect of Entrepreneur’s Organization.

Kemudian John May, pendiri dan ketua Emiretus of the Angel Capital Association of America; Loretta McCarthy, Direktur Pelaksana dari Golden Seeds; Shoba Purusthanam, pendiri dari Training Ventures; Jonathan Smith, Pendiri dan Presiden Wave Dispersion Technologies; Faysal Sohali, Direktur Pelaksana CMEA Capital; dan Naeem Zafar, Presiden dan CEO Bitzer Mobile. (net/jpnn)

Pengcab TI Medan Gelar Donor Darah

MEDAN-Sebanyak 100 Pendonor darah yang berasal dari Insan Taekwondo Se-kota Medan melakukan donor darah yang diselenggarakan Pengurus Cabang (Pengcab) Taekwondo Indonesia (TI) Kota Medan bekerjasama dengan PMII kota Medan di Aula SLBE Negeri Pembinaan Medan Jalan Guru Sinumba/ Karya Ujung Medan, Sabtu (16/7).
Turut hadir ketua harian Pengrov TI Sumut, Sofyan Siregar, Kabid Perwasitan,  Pengprov TI Sumut Junaedi, Wakil Ketua I Pengcab TI Medan, Sofyan Pencawan SH, Sekretaris Pengcab M Faisal St, bidang perwasitan M Sai, dan Junilawati serta atlet atau tamu undangan lainnya.

Dalam sambutannya, Ketua Pengcab  Bobby Octavianus Zulkarnaen SE diwakili Wakil Ketua I Sofyan Pranata Pencawan SH menyampaikan bahwa dengan dilakukan doroh darah di insane taekwondo Medan ini diharapkan dapat  terjalin ukhuwah silaturahmi sesama pengurus. Selain itu, darah yang didonorkan dapat berarti bagi masyarakat yang membutuhkannya.
“ Kiranya melalui PMII Medan, donar darah ini dapat diberikan pada pasien yang membutuhkanya,”ujar Sofyan.
Dilanjutkannya bahwa, donor darah yang dilakukan Pengcab TI Kota Medan merupakan suatu bentuk kepedulian TI Medan terhadap masyarakat. “ Setetes darah yang dikeluarkan sangat berarti untuk kepentingan masyarakat,” ujar Sofyan.

Kabid Perwasitan,  Pengrov TI Sumut Junaedi mengatakan bahwa kegiatan yang dilakukan Pengcab TI Medan sangat baik untuk kepentingan masyarakat. “ Mudahan kegiataan ini terus dapat dilakukan,” bilang Junaidi. (*/omi)

Syamsul Nangis, Sidang Distop

Ngaku Sempat Temui JK dan Anwar Nasution

JAKARTA-Gubernur Sumut nonaktif Syamsul Arifin sudah bisa menghadiri persidangan di pengadilan tindak pidana korupsi (tipikor), Jakarta, Senin (18/7). Terdakwa perkara dugaan korupsi APBD Langkat itu menangis di persidangan.
Mantan bupati Langkat yang masih dalam perawatan tim medis RS Abdi Waluo itu menangis talkala menguraikan kronologis kejadian hingga dia harus berurusan dengan perkara ini. Dia menangis lagi saat ingat cincin pemberian orang tuanya yang ikut disita KPK.

Semula, anggota Jaksa Penuntut Umum (JPU) Muhibuddin bertanya, apa benar Syamsul telah mengembalikan uang ke kas Pemkab Langkat sebesar Rp67 miliar? Syamsul dengan suara lemah membenarkan. Jaksa asal Aceh itu lantas bertanya, apa yang mendorong Syamsul mau mengembalikan uang sebanyak itu.

Syamsul pun menjelaskan, sewaktu dirinya sudah menjabat sebagai gubernur Sumut, datang tim investigasi dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Saat itu, sebenarnya perkara ini sedang ditangani Kejati Sumut. Tidak berselang lama, kata Syamsul, dia dipanggil BPK Medan. Di sana disebutkan telah terjadi ketekoran kas Pemkab Langkat Rp67 miliar. “Saya jawab tak tahu. Apalagi sebelumnya sudah ada pemeriksaan dari inspektorat, BPKP, tak ada masalah,” ujar Syamsul, yang disidang dengan duduk di kursi roda.

“Saya katakan, saya masuk penjara atau harus mengganti uang,” imbuh Syamsul, yang badannya tampak lebih kurus, meski masih terlihat tambun. Diceritakan, bermaksud mengkonfirmasi temuan BPK, Syamsul mengaku menemui Kepala BPK Medan, Widodo. Oleh Widodo, disebutkan ada ketekoran kas Pemkab Langkat, yang belakangan diketahui senilai Rp102,7 miliar. “Saya katakan, ini kalian gak bener. Setahun saya jadi gubernur, kok masalah baru muncul?” ujarnya mengulang kalimat yang pernah disampaikan ke Widodo.

Belum puas, Syamsul lantas menemui Ketua BPK, saat itu dijabat Anwar Nasution. Kepada Anwar, Syamsul menanyakan temuan BPK itu. “Pak Anwar bilang, ‘ya itulah tempat kau’ (Pemkab Langkat, red). Lantas saya katakan, saya masuk penjara atau ganti?” kata Syamsul.

Anwar, kata Syamsul, menyarankan untuk mengembalikan uang sebesar temuan BPK itu. “Kata Pak Anwar, ‘sudahlah ganti saja’,” cerita Syamsul. Waktu itu, sambungnya, Anwar mengingatkan, jika tak cepat mengembalikan uang, nasibnya bisa seperti Abdillah, mantan wali kota Medan. Syamsul pun kecewa dengan sikap Anwar, lantaran belakangan diketahui BPK merekomendasikan ke KPK untuk mengusut perkara ini. “Mulutnya macem pantat ayam. Maksudnya (Anwar) apa?” ujar Syamsul, kesal.

Rupanya, kejadian ini sampai ke telinga Jusuf Kalla, yang waktu itu masih wapres. Syamsul pun dipanggil JK ke kediamannya. “Pak JK tanya, ‘ada apa dengan Anwar?’, itu Senin pagi di kediaman,” ujar Syamsul.

JK juga menyarankan agar Syamsul membayar saja uang sejumlah temuan BPK itu. “Ya sudah Sul, bisakah mengganti?. Begitu kata Pak JK,” imbuhnya. Syamsul mengatakan, cukup berat lantaran hanya diberi waktu tiga bulan. Terlebih, kata Syamsul ke JK, utang ke bank pun perlu waktu bisa hingga lima bulan.

Syamsul lantas mengumpulkan para mantan anak buahnya di Pemkab Langkat, dan mereka menyarankan agar Syamsul mengembalikan uang itu. Syamsul lantas mengembalikan uang Rp67 miliar ke kas Pemkab Langkat. Sesuai aturan, jika masih dalam proses investigasi lantas uang dikembalikan, kata Syamsul, maka tidak bisa kasusnya diteruskan ke aparat hukum.

“Tapi tiba-tiba saya dipanggil KPK, diperiksa. Tak masalah, saya pulang. Tapi tahu-tahu saya jadi tersangka,” ujar Syamsul, dengan suara tersengal. Syamsul yang disidang dengan duduk di kursi roda itu pun menangis. Ketua majelis hakim, Tjokorda Rae Suamba, buru-buru menghentikan persidangan dengan agenda pemeriksaan Syamsul sebagai terdakwa ini.

“Sudah-sudah,” ujar Tjokorda. Suasana ruang sidang menjadi hening. Tim medis, dr Sutrisno Sp PD SpJP, ahli penyakit dalam dan penyakit jantung  yang ikut merawat Syamsul di RS Abdi Waluyo, lantas disuruh maju, duduk di samping Syamsul.

Dalam keterangannya, Sutrisno meminta agar proses persidangan dipercepat dan segera ada putusan. Jika proses hukum terlalu lama, lanjutnya, justru membebani kejiwaan Syamsul. “Lebih cepat, jiwanya akan semakin baik,” ujar Sutrisno. Dia menjelaskan, kondisi jantung Syamsul masih belum stabil, dan direncanakan akan dipasang alat pacu jantung permanen.

Pernyataan Sutrisno menanggapi permintaan JPU yang minta sidang ditunda hingga dua pekan ke depan, guna memberi waktu JPU menyusun berkas tuntutan. Setelah mendengar keterangan Sutrisno, Tjokorda memutuskan sidang dilanjutkan Selasa, 28 Juli 2011, dengan agenda pembacaan tuntutan oleh JPU. Kuasa hukum Syamsul juga diminta sudah mempersiapkan pledoi alias pembelaan.

Dalam persidangan kemarin, Syamsul kembali menangis di ujung persidangan. Ini terjadi tatkala JPU akan menyerahkan bukti-bukti ke majelis hakim, dengan menyebutkan ada sejumlah uang, termasuk uang asing. Syamsul tidak menyangkal bukti-bukti itu. Bahkan, dia katakan, uang recehan pun ikut disita.

“Betul Pak Hakim, tapi bukan hanya uang asing. Uang recehan juga ada. Ada lima ribu, seribu, yang biasa saya pakai untuk sedekah. Ada juga dua cincin pemberian orangtua saya,” ujar Syamsul, yang lagi-lagi menangis. Hakim lantas memperlihatkan cincin-cincin itu. Tjokorda mengingatkan Syamsul agar tidak emosional saat menyampaikan keterangannya.

Di awal-awal sidang kemarin, JPU menanyakan soal transfer Rp2 miliar ke PT Lembu Andalas dari Pemkab Langkat dan setoran rutin bulanan Rp16 juta dari Pemkab Langkat ke dealer untuk mobil atas nama Beby Arbiana, putri Syamsul. Juga mengenai rumah di Raflfes Hills yang sudah disita KPK.

Ayah Beby itu tidak membantahnya. Dijelaskan, dia memang memerintahkan Buyung Ritonga, yang saat itu bendahara umum, untuk transfer Rp2 miliar ke PT Lembu Andalas.
Hanya saja, kata Syamsul, pembukuan di Pemkab Langkat memang ‘Pembukuan Kampungan’. Uang yang ditransfer itu sebenarnya uang pribadi, yakni berupa jatah upah pungut, gaji, dan dana taktis sebagai bupati, yang tidak pernah diambilnya, yang nilainya juga miliaran. Sengaja tidak diambil untuk keperluan-keperluan pribadi dan jika membutuhkan tinggal meminta Buyung untuk mentransfer. “Uang saya Pak. Ada upah pungut itu cukup besar dan dana taktis yang setahun bisa miliaran,” kata Syamsul.
Khusus mengenai pembayaran untuk mobil Beby yang belakangan disita KPK, kata Syamsul, tidak semua ditransfer Buyung. “Sebagian anak saya yang bayar sendiri,” ujar Syamsul.
Sidang kemarin berlangsung tak lebih dari satu jam, lantaran langsung distop hakim tatkala Syamsul menangis. Syamsul dijemput mobil tahanan KPK dari RS Abdi Waluyo dan tiba di pengadilan tipikor langsung didudukkan di ruang tunggu terdakwa. Sebelum dan sesudah sidang, dua kali dia ke toilet dengan menggunakan kursi roda. Keluar dari toilet, mata Syamsul masih memerah, sisa menangis. Syamsul dikembalikan lagi ke RS Abdi Waluyo usai persidangan, guna menjalani therapy pemulihan kesehatannya.(sam)