26 C
Medan
Sunday, December 28, 2025
Home Blog Page 15038

Bandar Sabu Antar Provinsi Ditangkap

KARO- Polisi menangkap pasangan suami istri, Hendrik Edward Bakara (38) dan Elvina Br Sinurat (33) warga Jalan Kulin, Gang Gian, Pakanbaru, sebagai bandar sabu-sabu di kawasan jalan Katepul, Kabanjahe, Sabtu (9/7) malam

Pasangan suami sitri asal Pekan baru, Riau ini, ditangkap bersama Ali Sastra Simanjorang (44) warga Jalan Jamin Ginting, Lau Kawar, Kabanjahe. Ketiganya mendekam di sel tanahanan Mapolres Karo untuk pengembangan selanjutnya.

Para pelaku diciduk petugas saat berbonceng tiga, ketika  keluar dari warung tuak kawasan Sanatorium menuju Katepul.

Ketika dilakukan penghadangan, petugas selanjutnya  menyuruh tersangka mengeluarkan isi kantong dan tas. Polisi menemukan 9 paket sabu-sabu seberat 30 gram senilai Rp15 juta dari saku celana Elvina.(wan)

Dua Pelaku Penganiayaan Dilepas

BINJAI- Budaya tangkap lepas diperagakan Polresta Binjai terhadap dua pelaku penganiayaan, Sukria Ginting (28) dan Leser Purba (22), keduanya warga Dusun Tanjung Putri, Desa Namu Ukur Utara, Kecamatan Sei Bingai, Kabupaten Langkat, terhadap Mahendra (29) warga yang sama.

Keterangan diperoleh Sumut Pos, Minggu (10/7) menyebutkan, terbongkarnya praktik tangkap lepas itu, bermula dari terlihatnya kedua pelaku oleh keluarga korban. Dengan dilepasnya kedua pelaku, orang tua korban, Kolam Br Sitepu (46), tak terima dan mengadukan persoalan tersebut ke Poldasu.

Kapolresta Binjai AKBP Rina Sari Ginting, saat dikonfirmasi mengatakan, keduanya sudah terbukti melakukan penganiayaan. Tapi, tidak dilakukan penahan, karena ada jaminan Kepala Desa. (dan)

Pakaian Sekolah Diserbu Pembeli

SERGAI- menjelang masuk tahun ajaran baru, pedagang perlengkapan sekolah di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Serdang Bedagai, diserbu pembeli, Minggu (10/7).

Pemandangan itu terlihat di Pekan Minggu Matapao dan Pekan  Lelo, Desa Firdaus.
Umumnya pedagang perlengkapan sekolah ini, diserbu pembeli untuk mendapatkan buku tulis, tas dan sepatu. Harga baju sekolah dasar (SD) dipatok seharga Rp30-35 ribu, sedangkan untuk baju SMP Rp40-50 ribu per pasangnya.

Menurut Usman (45),salah seorang pedagang pakaian sekolah, dia menjual pakaian sekolah dengan harga dan kualitas sedang, agar terjaungkau pembeli.
“Kalau dijual pakaian bermutu bagus, dengan harga mahal, pembelinya nggak berani menawar,” kata Usman.(mag-15)

Pilgubsu 2013 Mulai Dibahas

MEDAN- Persiapan pelaksanaan Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) 2013, mulai dibahas di Kantor Gubsu, Jumat (8/7).
Pembahasan dilakukan antar instansi terkait dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sumut, menyusul persiapan pembahasan anggaran yang harus dibahas tahun ini. Mengingat, 8 bulan sebelum digelarnya Pilgubsu, sudah dimulai tahapan resmi.

Pembahasan persiapan dimaksud, ditandai dengan Rapat Koordinasi (Rakor) antara unsur terkait di Pemprovsu dengan KPU Sumut di Ruang Kenanga, Lantai 8 Kantor Gubsu yang dipimpin Kepala Biro Keuangan Setdaprovsu H Mohd Sjafi’i dan dihadiri Ketua KPU Sumut Irham Buana Nasution beserta unsur komisioner lainnya, Kepala Badan Kesbang Linmas Provinsi Sumut Bukit Tambunan, Kepala Biro Pemerintahan Umum H Nouval Mahyar SH, Kepala Biro Otonomi Daerah dan pejabat terkait lainnya.

“Memang masa bakti gubernur saat ini berakhir 16 Juni 2013, tapi persiapan Pilgubsu masa bakti 2013 – 2018 harus segera dibahas, mengingat delapan bulan sebelum masa bakti gubernur berakhir, sudah harus dimulai tahapan resmi Pilgubsu. Itu artinya, sekitar bulan Agustus atau September 2012, sudah akan dimulai tahapan resmi. Ini tentunya memerlukan persiapan matang, terutama di bidang anggaran yang harus dipersiapkan pada rancangan APBD 2012 yang dibahas tahun ini juga,” ungkap Sjafi’i.(saz)

Kades Tewas Ditikam Abang Kandung

Diduga Gara-gara Raskin

TANAH JAWA- Berlin Hutajulu alias Belong (52), Kades Parluasan Nagori Moho, Kecamatan Jawa Maraja Bah Jambi, tewas dibunuh abang kandungnya, Marudin Hutajulu (60), Minggu ( 10/7) dini hari, sekira pukul 05.00 WIB.

Korban tewas dengan luka tusukan di lambung kiri, ketiak sebelah kiri, tangan sebelah kiri dan kaki sebelah kiri.  Isteri  korban Tiarmi Br Samosir (51) yang turut jadi korban, masih dirawat di RS Tiara Pematang Siantar.

Sementara tersangka, Marudin Hutajulu,  yang juga sintua gereja GKPI Bah Jambi, berhasil diringkus satu jam setelah peristiwa terjadi. Kini, tersangka dijebloskan di Rutan Mapolsekta Tanah Jawa bersama barang bukti, sebilah pisau sepanjang 20 cm berlumuran darah.
Menurut Marudin Hutajulu, dia sama sekali tidak berniat membunuh adik kandungnya itu. Meski 4 tahun terakhir, korban sering menyakiti hatinya, terlebih mereka tinggal bertetangga.

Namun Jumat (1/7) lalu, dia merasa terpukul atas sikap adiknya itu, ketika mendengar pengaduan istri dan anaknya,  kalau mereka tidak mendapat beras miskin (Raskin), yang dibagikan di kantor Pangulu Moho. Padahal saat itu, warga Moho mendapat bantuan beras Bulog sebanyak 72 karung dengan isi 50 Kg setiap karung.

Ketika Riamsa br Situmeang dan Susilawati br Hutajulu, istri dan anak kandung tersangka, menanyakan kepada Korban, mengapa mereka tidak mendapat raskin, korban malah marah-marah. Korban berteriak sambil mengatakan, Riamsa br Situmeang dan Susilawati br Hutajulu bukan warga Moho.

“Kalau kalian mau mendapatkan raskin, kalian cari sendiri, teriak korban,” kata Marudin menirukan pengakuan istri dan anaknya.

Pertikaian korban dengan kakak iparnya, tak terhindar, namun langsung ditangani perangkat nagori. Kedua belah pihak dipertemukan untuk berdamai. Tapi, Minggu (10/7) pukul 05.00 WIB, ketika tersangka keluar rumah mencari warga yang hilang selama dua hari, tersangka ketemu korban yang sedang buang air kecil di depan rumahnya.  Korban langsung menegur tersangka dan menantang berkelahi.

Tersangka yang memegang sebilah pisau langsung mendatangi korban dan menikamkan pisau beberapa kali ke tubuh korban. Meski sempat ditolong  istrinya, tapi nyawa korban tak dapat diselamatkan dan tewas di teras rumah.  Kapolsekta Tanah Jawa Kompol B Siallagan,  berhasil mengamankan tersangka.(iwa/smg)

Tambahkan Insentif jika Mampu Mandiri

Pihak Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) terus mendorong kampus lebih kreatif dan inovatif dalam mendapatkan pendanaan. Karena itu, PTN yang mampu meningkatkan kemandirian dalam mencari dana sendiri akan diberi tambahan insentif.

“Selama ini sumber anggaran di perguruan tinggi negeri (PTN) itu terbagi atas tiga bagian, pertama dana dari siswa atau sebutannya SPP, lalu kedua dari pemerintah dan ketiga dari dana mandiri dia melalui kerja sama riset, dan ketiga itu kita akan tata porsinya,” ungkap Menteri Pendidikan Nasional, Mohammad Nuh.

Menurut Nuh ke depannya porsi sumber anggaran ini akan diubah atau bisa dibilang akan diintervensi. “Ke depan jika perguruan tinggi bisa menaikkan porsi dari sumber ketiga yaitu penelitian, maka Pemerintah akan menambah insentif atau tambahan anggaran,” ucapnya.
Akan tetapi sebaliknya ia menyebut, jika PTN menaikkan biaya dari sumber ketiga atau dana dari mahasiswa, maka anggaran untuknya akan dikurangi. “Paling gampang untuk menambah dana kan menaikkan SPP mahasiswa,” tuturnya.

Insentif itu menurut Nuh bisa saja berbeda tiap perguruan tinggi, tergantung kemampuan PTN dalam menaikkan anggaran penelitian. “Misalnya saja tahun ini dia naikkan penelitian menjadi Rp2 miliar yang dari pemerintah hanya Rp100 miliar, tahun depan kita bisa naikkan jadi Rp110 atau 120 m,” paparnya.

Pihak Mendiknas menurutnya mempersilahkan kampus bekerja sama dengan pemerintah daerah atau perusahaan lain. Perhitungan pertambahan ini bukan hanya asal hitung menurutnya karena semuanya telah diprediksi sejak saat ini. “Anggaran pendidikan tahun 2011 itu Rp248 triliun dan tahun 2012 rencananya, Rp284 triliun. Maka ada kenaikan Rp40 triliun. Kenaikan ini bisa digunakan untuk itu disisihkan insentif bagi perguruan tinggi negeri,” papar Nuh. (wan/jpnn)

Semangati Kampus untuk Berbisnis

Penganggaran PTN Andalkan Penerimaan Negara Bukan Pajak

Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) menyiapkan pola penganggaran baru untuk perguruan tinggi negeri (PTN). Mulai tahun depan, kampus diinstruksikan untuk menggenjot sumber keuangan dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Jika pemasukan dari PNBP mengucur deras, biaya kuliah bisa ditekan.

Proyeksi kebijakan anggaran baru tersebut, disampaikan Mendiknas Mohammad Nuh usai meresmikan sekolah Tzu Chi, di Jakarta kemarin (10/7). Nuh memaparkan, anggaran yang dialokasikan pemerintah untuk PTN ke depan hanya digunakan untuk belanja wajib. “Belanja yang sifatnya wajib itu diantaranya gaji dosen dan karyawan,” ujar mantan Menkominfo itu.

Sementara untuk kebutuhan alokasi pengembangan pendidikan, kampus diharapkan untuk menggenjot pemasukan dari PNBP. Duit dari PNBP ini, bisa digunakan untuk pengembangan mutu pendidikan. “Biaya untuk pengembangan pendidikan relatif sedikit,” tuturnya. Sehingga, tambah Nuh, jika perguruan tinggi ingin investasi pengembangan pendidikan bisa dengan menaikkan PNBP-nya.

Nuh menjelaskan, tahun ini anggaran APBN untuk PTN sebesar Rp28 triliun. Dana dari PNBP yang masuk dalam APBN tersebut, mencapai Rp11 triliun. Selanjutnya, anggaran yang terkumpul itu diantaranya digunakan untuk belanja honor dosen dan karyawan hingga Rp17 triliun. Nuh berharap, persentase pemasukan PNBP tahun depan bisa terus meningkat.

Pemasukan kampus dari PNBP bisa diupayakan melalui kerja sama dengan masyarakat. Nuh mencontohkan, ada PTN yang bekerja sama dengan pihak swasta untuk mendirikan SPBU. “Pihak kampus menyiapkan tanahnya, sedangkan swasta yang mendirikan SPBU-nya. Selanjutnya ada pembagian hasil usaha,” terang Nuh. Upaya serupa, juga bisa dilakukan dengan penelitian-penilitian bersama pemerintah atau perusahaan daerah.

Untuk menyemangati pihak PTN mengembangkan PNBP, Nuh menjanjikan bonus tertentu kepada PTN. Nuh menuturkan, duit dari PNBP ini bisa menjadi solusi bagi kampus yang kerap menggantungkan pemasukan dari APBN dan uang kuliah. Jika PBNP sudah cukup besar, biaya kuliah bisa ditekan.

Sebaliknya, Nuh juga mengancam kepada PTN yang terus membiasakan mengeruk sebagian besar pendapatan dari uang kuliah. “Kami bisa mengurangi insentif kepada kampus yang bersangkutan,” jelas Nuh. (wan/jpnn)

Pahami Fungsi Masing-masing

Menciptakan Kita Medan Tetap Kondusif

Telah sebelas bulan kepemimpinan Wali Kota Medan Rahudman Harahap dan wakilnya Dzulmi Eldin. Dalam masa itu, telah banyak yang telah mereka perbuat. Meski begitu, mereka menyadari masih banyak kekurangan karena untuk mengubah wajah Kota Medan tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Ya, dengan memangku amanah yang dipercayakan masyarakat Kota Medan, pasangan ini pun berusaha maksimal untuk melakukan yang terbaik. Setidaknya menjadikan Medan sebagai kota yang berdaya saing, nyaman, peduli dan sejahtera. Sedangkan untuk jangka menengah, difokuskanlah skala prioritas seperti di bidang kesehatan, pendidikan, infrastruktur, pasar-pasar tradisional, dan  kebersihan .

“Kita berusaha menata kota ini dengan merasa ikut memiliki. Kita juga berusaha menciptakan kota ini tetap kondusif, aman dan tertib dengan membangun sinergitas,” ujar Rahudman kepada Sumut Pos.
Selanjutnya, Rahudman menjelaskan, agar program tersebut terus berjalan terlebih dahulu dilakukan konsolidasi ke dalam (internal). Yakni dengan meningkatkan kesejahteraan, setelah itu, tata ulang organisasi terhadap orang-orang yang punya komitmen dan integritas mendukung program tersebut.

“Setiap saya mengangkat pejabat eselon II dan III, saya minta loyalitas mereka dalam melaksanakan tugas dengan ikhlas dalam memberikan pelayanan kepada publik semaksimal mungkin,” ucapnya.

Dikatakannya, agar masyarakat mengetahui visi misinya, Pemko Medan melakukan sosialisasi kepada masyarakt dengan melalui kunjungan-kunjungan, melakukan safari Ramadhan dan safari Jumat, serta melakukan pertemuan dengan ibu-ibu pengajian.

“Orang berpendapat saya mempunyai watak keras dan tegas, sebenarnya tidak keras. Cuma saya punya prinsip bahwa bekerja ini seharusnya tidak perlu ditegur dan diberi tahu. Saya selalu mengingatkan bawahan saya agar memahami fungsi masing-masing, “ ungkapnya.

Menurutnya, sesuai dengan garis dan program yang sudah jelas, Pemko Medan menginginkan percepatan pembangunan segera dilakukan. Selain itu tetap memberi pemahaman kepada masyarakat sesuai dengan visi misi menjadikan Medan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih cerah dari hari ini. “Setiap hari harus saya cek, misalnya Bina Marga apakah sudah bekerja memperbaiki drainase dan perbaiki trotoar. Dinas Perkim apakah sudah mengaspal jalan setapak.

Dinas Kebersihan apakah sudah maksimal mengangkat sampah dan apakah sudah disosialisasikan mengenai sampah kepada masyarakat, berapa ton yang sudah diangkat,” tuturnya. (adl)

Belajar Sambil Bermain

Roadshow Monalisa Faber Castell

MEDAN- Acara puncak ‘Roadshow Monalisa’ Faber Castell yang digelar di Atrium Utara Plaza Medan Fair, Jalan Gatot Subroto Medan, berlangsung meriah. Kegiatan yang diisi dengan menggambar dan mewarnai ini diikuti sedikitnya 100 orang anak yang terbagi menjadi dua kategori, yakni A dengan umur 4-7 tahun dan B dengan umur 8-11 tahun “Untuk mengikuti menggambar dan mewarnai yang merupakan acara puncak ‘Roadshow Monalisa’ Faber Castell ini, peserta hanya perlu memiliki connector pen Faber Castell. Sedangkan yang lain-lainnya gratis, baik pendaftaran maupun biaya-biaya lainnya,” terang Marketing Promotion Faber Castell Dedek, Minggu (10/7).

Lebih lanjut Dedek mengatakan, dengan kegiatan ini pihaknya berusaha mengedukasi anak-anak untuk menggambar sekaligus bermain. “Mereka diajarkan teknik-teknik menggambar dan mewarnai, selain itu anak-anak ini juga diajak bermain melalui connector pen yang mereka miliki. Karena dengan connector pen ini mereka bisa membuat berbagai macam mainan, layaknya permainan lego,” katanya.

Pada kegiatan ini, akan diambil pemenang dari masing-masing kategori untuk juara pertama hingga juara harapan ketiga. “Hadiah utama adalah sebuah netbook, juga ada hadiah hiburan berupa handphone, tropi serta bingkisan,” papar Dedek.

Dedek juga menjelaskan, sesuai dengan tema kegiatan yakni ‘Roadshow Monalisa,’ pada kegiatan itu juga di pamerkan hasil lukisan 276 siswa SD di Jakarta menggunakan connector pen yang berukuran 4X6 meter. “Selama kegiatan ini 4-10 Juli 2011, lukisan ke-276 anak ini dipamerkan di sini. Dan ini hari terakhir kami melakukan roadshow ini di Medan, kota berikutnya adalah Palembang. Dan kegiatan ini digelar di 10 kota besar di Indonesia,” tuturnya.

Sebelumnya, Area Protion Supervisor PT Mentari Sinar Abadi Sole Agent of Faber Castell Sumut Fauzi menjelaskan, kegiatan sejak 4-10 Juli 2011 ini diisi dengan berbagai kegiatan seperti Drawing Class Conpen (4/7), Creative Kids (5/7), Make Our Own Marker (6/7), Drawing Class Finger Printing (7/7), Make Our Own Pencil (8/7), Pelatihan Gambar (9/7) dan Drawing and Coloring (10/7).

Faber Castell yang merupakan produk asal Jerman ini menggelar kegiatan tersebut dalam rangka memperkenalkan produk terbaru mereka yakni Connector Pen. “Produk ini aman, karena zat pewarna pada cat menggunakan zat pewarna makanan, air atau tinta yang digunakan sebelumnya telah disterilkan. Sedangkan untuk penghapus, tak menggunakan zat yang berbahaya,” kata Fauzi. (saz)

Terminal Amplas Bau Pesing

Kondisi Terminal Terpadu Amplas cukup memperihatinkan. Pasalnya, kondisinya terkesan kurang terawat dan jika kita melintas di sana tercium bau pesing yang sangat menyengat hidung. Siapa yang harus bertanggungjawab atas persoalan itu? Berikut petikan wawancara wartawan Harian Sumut Pos Ari Sisworo dengan Anggota Komisi D DPRD Medan Juliandi Siregar, Minggu (10/7).

Menurut Anda, apa hal mendasar yang menyebabkan kondisi Terminal Amplas seperti itu?
Kalau menurut saya, hal ini tidak terlepas pada masalah perhatian. Perhatian yang dimaksud adalah perhatian dari pemerintah, dalam hal ini Dinas Perhubungan Kota Medan. Kita lihat, lalulintas di terminal itu tidak terkendali membuat kondisi menjadi macet. Terminal tampak semrawut, bahkan sampai-sampai tercium aroma yang menyengat seperti bau pesing. Ini menandakan Dinas Perhubungan Kota Medan tidak memiliki perhatian dan kepedulian.

Apakah ini menandakan lemahnya kinerja Kepala Dinas Perhubungan Medan karena tidak tanggap dengan persoalan ini?
Suatu institusi memang bergantung pada sosok pemimpinnya. Bisa saja, Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan tidak pernah turun langsung memantau kondisi ini. Kadisnya tidak memiliki kepekaan untuk melihat secara detil. Secara langsung menunjukkan, kepala dinas terkait memang lemah dalam hal leadership atau kepemimpinan.

Seharusnya, apa yang dilakukan Kadis Perhubungan Kota Medan?
Jika memang sudah seperti ini kebiasaannya, harusnya kepala dinas melakukan teguran atau tindakan secara tegas terhadap bawahannya yakni, kepala terminal yang sudah jelas-jelas tidak mampu mengelola Terminal Terpadu Amplas menjadi sebuah pusat transportasi yang nyaman sehingga masyarakat tenang. Namun nyatanya, tidak ada inisiatif yang jelas dan tegas ditunjukkan dari kepala dinas terkait.

Selain itu, apakah ada masalah lain yang menyebabkan kondisi Terminal Amplas amburadul?
Ya, secara otomatis pula terlihat jelas tidak adanya sosialisasi kebersihan atau pemberian pemahaman terhadap semua orang yang dating untuk menggunakan jasa angkutan di terminal itu.

Apakah diperlukan adanya penambahan pegawai?
Saya pikir jika hal itu dikemukakan, kemungkinan besar akan menimbulkan persoalan baru. Nanti instansinya mengeluh, apakah ada anggarannya dan sebagai-sebagainya.

Jadi apa solusinya?
Saya pikir, ini harus menjadi perhatian serius oleh Wali Kota Medan untuk segera membenahi fasilitas publik ini. Harus menempatkan orang-orang yang tepat, orang-orang yang mempunyai kapabilitas dan kemampuan untuk mengurusi tidak hanya perhubungan maupun juga terminalnya. Intinya, pemaksimalan tenaga kerja yang ada.

Apakah dengan persoalan ini bisa menjadi acuan Wali Kota Medan untuk mengevaluasi Kepala Dinas Perhubungan Medan?
Ini masalah yang saya katakan tadi, harus menjadi prioritas dan sorotan Wali Kota Medan. Dengan persoalan ini pula, harusnya bisa menjadi masukan penting bagi Wali Kota Medan untuk melakukan evaluasi terhadap Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan.(*)