29 C
Medan
Sunday, December 28, 2025
Home Blog Page 15047

Dian AP Harahap Usung Budaya

MEDAN-Tidak cuma mempertahankan gelar Juara I Overall yang diraih di serie I Langkat North Sumatera Rally Championship 2011, Dian AP Harahap juga mempromosikan nuansa tradisi yaitu Batak.

Hal itu dengan memasang corak ulos (kain tradisional khas Batak) di bahagian depan mobil Mitsubishi Lancer Evolution VIII andalan di Grup N-4. Hal itu pun sudah dilakukan saat turun di Dawean Sprint Rally 2010 lalu.

Ketika itu pengagum pereli Citroën World Rally Team Sebastian Loeb ini keluar sebagai Juara I. Meninggalkan pembalap nasional Suban Aksa dan Rifat Sungkar. “Rencana untuk turun di Kejurnas Makasar yang dibatalkan itu,” kenangnya.

Dian AP Harahap sendiri mengawali karir di otomotif pada 2004 saat turun di kelas N-16 dengan mobil Toyota Corolla dan meraih juara III. Di 2006, bontot dari dua bersaudara ini turun di grup GR 2 dengan Toyota Corolla sebelum merambah Grup N-4 di tahun berikutnya.

Eksistensi itu pun diikuti dengan prinsip memberikan yang terbaik di setiap penampilannya. Terlebih dengan dukungan yang ada. “Belum tahu juga sampai kapan. Yang pasti saya akan berikan yang terbaik. Kita juga selalu terbuka untuk sponsor,” beber alumnus Komunikasi Universitas Sains Malaysia (USM) ini. (jul)

Siapkan Strategi

Medan Rally North Sumatera Championship 2011

MEDAN-Pembalap Net Motorsport Sriwijaya Rally Team Dian AP Harahap harus kerja-keras untuk ‘Medan Rally North Sumatera Championship 2011’ yang dilaksanakan 15-17 Juli ini. Hal itu mutlak dilakukan untuk mempertahankan gelar Juara I overall di Serie I-Langkat.

“Pastinya lebih sulit mempertahankan dibanding merebut gelar. Untuk itu perlu strategi yang matang disamping persiapan fisik. Mengingat peserta lain yang memiliki pengalaman lebih dari saya. Mau tidak mau saya harus tetap fight,” yakin Dian AP didampingi navigator Edwin Nasution dan Manager Tim Sofian Siregar yang ditemui di Barspeed, Kamis (7/7).

Hal itu siap diwujudkan dari persiapan yang digelar. Untuk prepare mobil Mitsubishi Lancer Evo VIII di Grup N-4 nanti, Net Motorsport Sriwijaya Rally Team menggandeng Barspeed dan tim mekanik milik pembalap nasional Rizal Sungkar, RFT. Ditambah lagi, turbo yang dipesan sudah dalam perjalanan. Dengan demikian empat Special Stages (SS) di Rambung Sialang yang berkarakter high speed dapat dilalui dengan baik. “Tapi saya akan control power mobil karena track high speed kadang menjebak,” ancang Dian.

Hal itu pun dibenarkan sang navigator Edwin Nasution. Dengan beberapa perubahan di sirkuit Cemara Abadi, strategi yang mapan sangat menentukan keberhasilan keduanya. Apalagi keberadaan Ijeck dan Dodi yang sarat pengalaman menjadikan lomba sebagai persaingan strategi. “Ijeck dan Dodi punya pengalaman lebih banyak. Jadi kita harus punya persiapan yang lebih baik dan itu baru bisa dilakukan saat shakedown nanti,” tambahnya.

Manager Net Motorsport Sriwijaya Rally Team Sofian Siregar optimis Dian AP Harahap/Edwin Nasution memperoleh point di serie II nanti. Meskipun hal itu diakui tidak mudah mengingat pengalaman di serie I Langkat. “Dari serie Langkat, kelihatan kalau kemampuan di grup N-4 berimbang dengan saling menimpa posisi di antara peserta. Namun semua itu akan membuat persaingan semakin seru di Medan Rally nanti,” tutur Sofian. (jul)

Maria Kristin tak Terbendung

SEMARANG— Peraih medali perunggu Olimpiade Beijing 2008, Maria Kristin Yulianti, melangkah ke babak perempat final kejuaraan bulu tangkis Russian White Nights International Challange di Gatchin, Rusia. Mantan pemain pelatnas ini menang 21-7, 21-8 atas pemain Ukraina, Natalya Voytsekh, untuk bertemu pemain Eslandia, Ragna Ingolfsdottir.

Mantan Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PBSI, Lius Pongoh, di sela-sela Sirkuit Nasional Bulu Tangkis Regional III di Semarang, Jumat (8/7), mengatakan, kalau melihat teknik, seharusnya Maria bisa mengalahkan Ragna.

“Saya tidak tahu persis kekuatan Ragna, tetapi seharusnya Maria bisa menang lawan dia,” kata juara Indonesia Open 1984 (saat di final mengalahkan Liem Swie King) tersebut.

Hasil positif juga diraih rekan setim Maria Kristin di PB Djarum Kudus, Fransiska Ratnasari. Unggulan keempat ini tanpa kesulitan melangkah ke babak perempat final setelah mengalahkan Elena Prus, juga dari Ukraina, dengan 21-9, 21-19, dalam waktu 32 menit.

Pada babak perempat final, Nana–sapaan Fransiska–bakal menghadapi unggulan keenam Kristina Ludikova dari Ceko. Pada babak kedua, Kristina berhasil menyingkirkan tunggal putri tuan rumah, Olga Golovanova, dengan 21-9, 19-21, 21-13 dalam waktu 45 menit. (net/jpnn)

PABBSI Sumut Siapkan Empat Atlet

MEDAN-Pengurus provinsi (Pengprov) Persatuan Angkat Berat, Besi dan Binaraga Seluruh Indonesia (PABBSI) Sumatara Utara menyiapkan empat atletnya untuk berlaga di Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) yang berlangsung di Riau pada September 2011 nanti.

Keempat atlet yang dipersiapkan PABBSI Sumut pada POPNAS nanti terdiri dari dua atlet putra dan dua atlet putri. Kedua atlet putra yang dimaksud adalah Ilham Taufik dan Fajar Maulana. Sedangkan dua atlet putrinya Dini M Siregar dan Desy Lestari Putri.

Menurut penuturan Kabidbinpres Pengda PABBSI Sumut Raden Mas Asnawi kepada Sumut Pos, Jumat (8/7) bahwa atlet yang akan berlaga di POPNAS tersebut saat ini digembleng setiap hari Senin hingga Sabtu mulai Pukul 15.00 WIB hingga 18.00 WIB di Gedung PABBSI Sumut Jalan Helvetia Medan.

“Seluruh atlet berlatih di bawah bimbungan Ahmad Sayuti. Kami berharap melalui polesannya Sumut mampu berbicara banyak di tingkat nasional,” kata Asnawi.
Dilanjutkannya, bahwa para atlet yang akan dikirim mengikuti Popnas nanti telah menjalani hasil seleksi yang ketat karenanya kami meyakini jika  mereka benar-benar memiliki kemampuan yang bagus.

Mengenai target yang dicangkan pihaknya pada Popnas nanti, Asnawi mengatakan bahwa pihaknya tak ingin memasang target yang muluk-muluk.
“Kami tak ingin para atlet menjadi tertekan dengan target yang diemban. Kami ingin mereka tampil lepas pada Popnas nanti,” bilangnya. (omi)

Tumbuh Kembang di Jalan

Drs Boyke Turangan MAP

Pendidikan di mata Drs Boyke Turangan MAP menjadi begitu penting. Tidak hanya untuk diri sendiri, juga untuk tanggung jawab yang diamanatkan kepadanya. Kondisi keuangan yang mengganggu pun tak menghentikan keinginan tersebut.

Lahir sebagai anak III dari V bersaudara, Boyke sudah harus hidup di jalanan sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Kerasnya kehidupan di seputaran Pajak Petisah Kota Medan bahkan menjadi makanan sehari-hari sepeninggalan orangtua laki-laki. Angkat kelewang yang berakhir di ruang pemeriksaan petugas kepolisian hanyalah konsekuensi dari usaha untuk bertahan hidup.
Begitu pun, Boyke muda tidak larut dengan kelamnya kehidupan jalanan. Rasa ingin tahu yang dimiliki coba tetap diwujudkan dengan belajar.

Seperti mempelajari berbagai ilmu beladiri untuk memuaskan hobi adu-pukul. Tidak hanya beladiri modern, juga versi tradisional dengan berbagai misteri yang ada.
“Hidup nekat mati muda menjadi prinsip saya waktu itu yang suka berkelahi. Tapi, kerasnya hidup yang saya jalani itu membuat saya mampu bersikap sesuai situasi yang ada. Organisasi juga butuh peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Makanya saya sangat menyarankan kawan-kawan untuk meningkatkan SDM melalui dunia pendidikan,” buka Boyke yang ditemui di Jalan Baut Pasar XI Marelan, Jumat (1/7) lalu.

Salah satunya saat kondisi keuangan keluarga yang membuat pendidikannya di Sastra Indonesia Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Sumatera Utara (USU) tersendat-sendat.
Di semester tiga dirinya vakum selama lima tahun sebelum kembali aktif. Dari kerasnya kehidupan tadi pula sebuah jalan terbuka untuk  menamatkan pendidikannya. Meskipun harus memakan waktu 10 tahun lamanya.

Pengalaman di organisasi yang selama ini diperoleh pun semakin lengkap dengan wawasan baru dari dunia akademik. Modal untuk melakukan perubahan di salah satu organisasi kepemudaan yang dipimpinnya kala itu. Melawan tradisi senioritas yang masih begitu kuat dalam menangani lahan parkir di seputaran Majestik. Apa yang dulunya menjadi hak mutlak senior dibagi dengan kawan-kawan di organisasi. Dengan sistem kekeluargaan dirinya merangkul seluruh pengurus untuk bekerja sama membesarkan organisasi.

“Tidak harus dengan cara-cara yang berkesan mewah. Saya suka ngajak kawan-kawan kumpul di ladang daerah Telung Kenas. Semacam arisan gitu lah. Gitu juga dengan kawan-kawan diranting kami bagi-bagi buku tulis kepada masyarakat. Apa yang bisa langsung dirasakan oleh masyarakat,” tuturnya.

Dengan memiliki pendidikan yang cukup akan membuka wawasan untuk menghadapi satu kondisi yang sulit. Hal itu yang dialami ayah empat anak ini saat dipercaya memimpin Gerakan Anti Narkotika (Granat) Kota Medan sejak 1989 silam.
Dengan hubungan baik dengan berbagai pihak, organisasi yang tanpa subsidi tadi pun mampu melaksanakan berbagai kegiatan.

Dirinya pun melihat dua kegagalan saat mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara dari PDIP sebagai motivasi untuk memperbaiki kekurangan yang ada. Untuk tetap optimis adanya perubahan di tengah-tengah masyarakat.
“Kalau semua dilaksanakan sesuai aturan kita pasti dapat manfaat. Masyarakat sekarang lebih pintar dan lebih kritis,” tegasnya. (jul)

Fadlin Lolos ke Final

JAKARTA-Sprint nasional, Fadlin, berhasil masuk final nomor sprint 100 meter Kejuaraan Atletik Asia XIX di Kobe, Jepang, Jumat (8/7).

Manajer tim Eni Nuraini Sumartoyo ketika dihubungi, Jumat, mengungkapkan, atlet asal Nusa Tenggara Barat yang dipersiapkan ke SEA Games XXVI itu berhasil membukukan catatan waktu 10,65 detik pada heat pertama dan 10,56 detik di semifinal.

Meski demikian, catatan waktu tersebut masih lebih lemah dibandingkan hasil pencapaiannya pada kejuaraan nasional yang merupakan Kualifikasi PON 2012 yang digelar di Jakarta pada akhir Juni lalu.

Ketika itu, Fadlin menjadi yang tercepat dengan waktu 10,46 detik yang jauh lebih tajam dibandingkan hasil sebelumnya ketika mencatat waktu 10,50 detik di Jatim Open 2011 dan 10,67 detik di Kejuaraan Atletik Grand Prix 2011 di China.
“Memang agak sedikit lebih lemah, tetapi kami harapkan dia bisa lebih cepat saat pada babak final nanti,” ujar Eni.

Sementara itu, atlet asal Papua, Franklin Burumi, bahkan hanya berhasil membukukan catatan waktu 11,28 detik, sedangkan pada kejurnas di Jakarta dia absen. Satu atlet lain yang berlaga pada hari pertama tersebut adalah Rose Herlinda Inggriana yang tampil di lontar martil. (net/jpnn)

Karateka Sumut Ikut Kejuaraan Karate Asia

JAKARTA- Kekuatan timnas karate Indonesia proyeksi SEA Games 2011 kembali bakal diuji. Umar Syarief dkk bakal diterjunkan dalam Kejuaraan Asia di Guangzhou, Tiongkok, pada 16-26 Juli mendatang.

Seluruh karateka yang saat ini menghuni pelatnas bakal ambil bagian dalam even tersebut. PB Forki menyatakan bahwa kejuaraan itu bakal menjadi ajang pemantapan bagi para armadanya.
“Karena itu, kami memutuskan untuk mengirimkan semua karateka proyeksi SEA Games untuk terjun di kejuaraan itu. Termasuk karateka anyar yang kami masukkan setelah mereka tampil bagus di Indonesia Terbuka lalu,” terang Hendardji Soepandji, ketua umum (Ketum) PB Forki, saat ditemui di ruang kerjanya kemarin (8/7).

Seperti diketahui, PB Forki akhirnya memang memasukkan dua karateka anyar ke dalam pelatnas. Salah satunya ialah karateka putri asal Sumut Tantri Widyasari. Karateka yang bertanding di kelas senior Kumite Perorangan Putri -61 kg tersebut berhasil masuk ke pelatnas setelah sukses menyabet emas di Indonesia Terbuka 2011.

“Ini juga akan menjadi uji kemampuan bagi para karateka setelah bertanding di Indonesia Terbuka lalu. Kejuaraan ini memiliki tingkat persaingan yang sengit. Cocok untuk anak-anak,” terang Hendardji.

Meski begitu, kejuaraan tersebut tak akan memengaruhi posisi para karateka di pelatnas. Artinya, apapun hasil yang diterima para atlet tak akan membuat mereka terdegradasi dari pelatnas.

Termasuk ketika para atlet tersebut gagal merebut medali di Negeri Panda, julukan Tiongkok.
“Tim yang sekarang menghuni pelatnas sudah pasti ke SEA Games. Jadi tidak akan adalagi degradasi setelah ini,” tegas lelaki asal Magelang, Jawa Tengah (Jateng), tersebut. (ru/diq/jpnn)

K-78 Mulai Lunak

SOLO-Kelompok 78 (K-78) yang tadinya dituding sebagai biang kerok atas kegagalan Kongris PSSI beberapa waktu lalu, kini terkesan melunak.

Kelompok 78 pemilik suara sah PSSI atau yang sering disebut K-78 tak mau disalahkan lagi jika nantinya kongres yang digelar, Sabtu (9/7) di Solo terjadi kebuntuan seperti di Jakarta. Para anggota K-78 menginginkan kongres berjalan lancar sesuai yang diharapkan.

K-78 yang dianggap sebagai biang kesalahan mengaku yakin, kongres ini akan berakhir sukses. Hal ini seperti diungkapkan Saleh Ismail Mukadar saat ditemui wartawan di hotel The Sunan, Solo, Jumat (8/7).

“Yang pasti kami punya tekad bahwa kongres ini adalah terakhir, karena kalau deadlock seperti di Jakarta lalu, kami takut kalau disalahkan lagi atas kegagalan kongres,” tukas Saleh.
Sementara itu, terkait tetap tidak diperbolehkannya pasangan George Toisutta dan Arifin Panigoro untuk maju dalam pencalonan ini oleh FIFA, Saleh mengaku masih akan melakukan pertemuan dengan kelompok K-78 untuk membahas dukungan terhadap calon lain.

“Tetap mendukung pak George dan pak Arifin atau kandidat lainnya baru akan kami tentukan malam nanti. Yang pasti bukan dari orang-orang yang dekat dengan status quo seperti Erwin Aksa atau orang-orang di sekitar itu,” tambah Saleh.

Secara terpisah, salah satu anggota K-78 Yunus Rusli mengaku pihaknya kini tengah gencar melakukan konsolidasi dengan beberapa kandidat calon ketua umum PSSI.

“Ada beberapa sudah melakukan komunikasi dengan kami. Di antaranya ada Djohar Arifin Husein, Yapto Soerjosoemarno, Agusman Effendi, yang sudah berkonsolidasi dengan kami,” ujar Yunus yang merupakan perwakilan dari Persisam Samarinda.
Selain itu Yunus juga mengatakan, jika menentukan memilih seorang calon kandidat ketua maka ini terlalu dini, hal ini masih perlu dibahas dengan anggota yang lain.

Sementara itu sehari menjelang Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI pada Sabtu (9/7), kota Solo tampak berbeda dari hari biasanya. Pasalnya ratusan kelompok suporter dari luar daerah mulai berdatangan ke kota Solo untuk mendukung jalanya kongres PSSI besok.

Dari beberapa kelompok suporter yang datang hari ini adalah Bonek dan Panser Biru dari Semarang dan mereka berjumlah ratusan fans. Hal itu masih akan bertambah lagi besok pagi dengan total mencapai ribuan suporter.
Sementara itu ada juga dari kelompok suporter Ultras Mania sekitar 20 orang.

Begitu masuk kota Solo, para anggota suporter langsung melakukan aksi di kawasan Kampung Sewu. Aksi yang bertajuk “kulo nuwun Solo” ini berarti meminta izin kepada warga Solo agar anggota suporter diperbolehkan memberikan dukungan atas jalannya kongres PSSI yang akan berjalan besok.
Terpisah, koordinator dari Panser Biru mengatakan, kedatangan mereka ke Solo selain untuk mendukung jalannya kongres, para suporter juga akan menyampaikan beberapa aspirasi untuk ketua PSSI yang terpilih  nantinya.

Salah satu aspirasi tersebut adalah suporter mengharapkan agar PSSI tidak dibawa ke ranah politik seperti yang dilakukan pada periode Nurdin Halid yang lalu. Itu hal yang paling penting untuk ketua yang baru. (bbs/jpnn)

Etihad Stadium Markas Baru City

Sponsor utama Manchester City Etihad Airways telah teken kontrak baru selama 10 tahun untuk mengganti nama Stadion City of Manchester, menjadi Etihad Stadium.

Peresmian nama Etihad Stadium tersebut disampaikan oleh direktur eksekutif City Garry Cook dan direktur eksekutif Etihad Airways, James Hogan.

“Kami sangat bangga untuk memperluas kerja sama dengan Etihad Airways melalui kesepakatan kerja sama yang komprehensif ini,” kata Cook pada situs resmi City.

“Ini merupakan salah satu kerjasama paling penting dalam sejarah sepak bola dunia,” lanjutnya. “Selain untuk memberikan pendapatan yang signifikan pada tahap kunci dalam evolusi klub, perjanjian ini menciptakan kesempatan yang menarik bagi kedua pihak untuk bekerja sama lebih dalam komersial dan pada media serta inisiatif kerja sama di masa depan,”Etihad Airways juga telah mengumumkan peluncuran dua kali sehari penerbangan antara Manchester dan Abu Dhabi mulai 1 Agustus mendatang. (net/jpnn)

Bielsa Tangani Bilbao

BILBAO – Marcelo Bielsa kembali melatih di Spanyol. Pelatih Argentina berusia 55 tahun itu telah diresmikan sebagai entrenador Athletic Bilbao kemarin. Bielsa sebelumnya pernah berkarir di Liga Primera 13 tahun silam atau ketika menangani Espanyol.

Terpilihnya Bielsa tak lepas dari peran Josu Urrutia, presiden Bilbao yang baru saja terpilih. Dalam kampanyenya, Urrutia yang mantan gelandang Bilbao periode 1988-2003 itu menjanjikan Bielsa sebagai entrenador klub yang musim lalu finis keenam di Liga Primera itu.

Bielsa telah menganggur empat bulan terakhir atau sejak mundur dari kursi pelatih Cile Februari lalu. Bielsa menggantikan Joaquin Caparros yang kontraknya habis di akhir musim lalu. “Bielsa akan datang Sabtu besok (hari ini WIB, 9/7) dan akan mulai memimpin latihan tim Senin pekan depan (11/7),” demikian rilis Bilbao di situs resmi klub.

Kehadiran Bielsa pun menambah daftar pelatih asal Argentina di Liga Primera musim depan (2011-2012) menjadi tiga orang. Selain Mauricio Pochettino yang sudah menangani Espanyol dua tahun terakhir, juga Hector Cuper yang dipercaya sebagai entrenador Racing Santander akhir bulan lalu (29/6).

Kendati memiliki pengalaman bersama Espanyol dan sukses membesut Cile sejak 2007, Bielsa menghadapi tantangan berat di Bilbao. Itu tak lepas dari kebijakan Bilbao yang hanya memakai pemain asli Basque. Sejauh ini, Los Leones -sebutan Bilbao- baru merekrut satu pemain.

Dia adalah gelandang Ander Herrera yang baru saja mengantarkan Spanyol U-21 meraih gelar Eropa. Herrera sejatinya sudah digaet Bilbao dari Real Zaragoza pada 7 Februari lalu, tapi kontraknya yang berdurasi lima tahun memang baru efektif berlaku per 1 Juli 2011. (dns/jpnn)