28 C
Medan
Thursday, December 25, 2025
Home Blog Page 15114

500 Orang Pendonor Sumbang Darah

HUT ke-421 Kota Medan

MEDAN- Sebanyak 500 pendonor menyumbangkan darahnya pada kegiatan donor darah yang digelar Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) di aula kantor Dinkes Medan, Jalan Rotan Medan, Selasa (21/6) pagi.

“Kegiatan donor darah ini merupakan rangkaian kegiatan dalam menyambut HUT ke 421 Kota Medan. Kegiatan ini diikuti semua SKPD dan sekolah-sekolah kebidanan dengan jumlah peserta 500 orang,” kata Wali Kota Medan Rahudman Harahap didampingi Kadis Kesehatan Kota Medan Edwin Effendi kepada wartawan di sela-sela kagiatan.
Rahudman juga mengatakan, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk menambah stok darah di bank darah PMI. “Saya sendiri wajib mendonorkan darah karena itu merupakan dari ibadah. PMI Kota Medan harus lebih sering lagi melakukan kegiatan seperti ini,” katanya.

Sementara Kadis Kesehatan Kota Medan Edwin Effendi mengatakan, untuk mensukseskan kegiatan ini, pihaknya melakukan koordinasi dengan semua pihak. “Kita juga jauh-jauh sebelumnya sudah koordinasi dengan semua pihak dan melibatkan semua unsur di Dinas Pemko Medan. Kegiatan ini kita lakukan satu hari penuh dan ini merupakan kegiatan bakti sosial,” ujarnya.(jon)

Menjual Rasa Nyaman

Julfan Rimbun SE

Ketekunan, kerja keras, dan loyalitas menjadi prinsip Julfan Rimbun SE (46) dalam menjawab setiap tantangan yang dihadapi. Dan, hal itu tak lekang meskipun dengan kedudukan yang ada saat ini sebagai General Manager Cambridge City Square.

Dengan langkah gesit, Julfan mendatangi untuk menyapa Sumut Pos dalam keakraban saat ditemui di ruang kerjanya lantai III Office Tower Cambridge City Square Jalan S Parman No.217 Medan, Selasa (21/6). Bahkan beberapa data sudah disiapkan untuk diantar ke ruangan yang tertata rapi dan asri. Pembicaraan pun berlangsung dalam kenyamanan.

“Bidang saya berhubungan dengan publik yang pastinya mencari kenyamanan di tempat yang dikunjungi. Dengan memberikan rasa nyaman tadi, orang pun akan mendatangi kita,” ucap Julfan.

Keberhasilan yang dicapai pun tak lepas dari peran sang ayah yang memperlihatkan kegigihan sebagai sales peralatan berat. Hal itu diterapkan sejak menamatkan pendidikan di Ekonomi Manajemen Universitas HKBP Nommensen (UHN) Medan 1989 silam. Hanya membutuhkan waktu dua tahun, suami dari Niel Rida SE ini dipercaya menjadi General Manager di perusahaan retail terbesar di tanah air, Matahari Departement Store. Di Matahari, dirinya bertahan selama 15 tahun sebelum dirinya mengundurkan diri.

Selang dua minggu usai mengundurkan diri, Julfan pun bergabung dengan SUN Plaza. Rasa loyalitas pada bidang yang digeluti pula membuat ayah dari tiga anak ini dipercaya sebagai promosi manager meskipun pusat perbelanjaan tersebut belum berjalan. Totalitas dalam bekerja pun memberinya jabatan Senior Manager sebelum mengundurkan diri awal 2008.

Usai mengundurkan diri dari SUN Plaza, Julfan fokus di usaha keluarga. Dua tahun dia jalani bisnis keluarga tersebut. Hingga, pada akhir 2010, dia merasa terpanggil lagi untuk kembali ke bisnis yang sempat membesarkan namanya. Tepatnya di awal Januari 2011, Julfan pun bergabung di Cambridge City Square.

“Yang penting menikmati pekerjaan. Asalkan dinikmati, apa pun pekerjaan itu pasti bisa sukses. Karena dengan menikmati pekerjaan, secara otomatis, kerja keras, ketekunan, dan loyalitas kita miliki. Coba dengan berpura-pura suka pasti jadi suka,” beber Julfan.

Hal itu pula yang diterapkannya saat dipercaya sebagai General Manager Cambridge City Square dari awal Januari 2011 ini. Secara bertahap, dirinya menggelar pembenahan di berbagai bagian bangunan. Dari basement parkir hingga toilet yang dibuat layaknya hotel berbintang lima. Begitu juga pendekatan persuasif dengan semua karyawan untuk memberi kenyamanan dari sisi pelayanan kepada pengunjung. Untuk itu dirinya tak sungkan turun ke lapangan menyaksikan secara on the spot.

Strategi yang sederhana tadi pun berbuah manis. Peningkatan pada occupancy (tingkat hunian) dan pengunjung sebagai penentu keberhasilan sebuah mall berhasil dipenuhi. Begitu juga hubungan kerja sama dengan masyarakat sekitar berhasil menjawab permasalahan parkir yang menjadi tantangan terbaru. Kian memperpendek ruang menuju kesuksesan yang ingin diwujudkan.

Ya, Cambridge City Square yang terletak di jantung Kota Medan menjadi lokasi yang strategis untuk Bisnis Centre. Cambridge pun mempersiapkan diri dengan konsep four in one. Dari area bisnis (perkantoran) hingga kebutuhan tempat tinggal. Seperti Cambridge Condominium dengan fasilitas bintang lima sebanyak 192 unit di 29 lantai yang ada. Begitu juga dengan Grand Swiss Belhotel yang berkapasitas 242 kamar menerapkan managemen Swiss Belhotel Internasional. (jul)

Dewan: Cabut Izin Sekolah Nanyang

Rekomendasi Komisi D DPRD Medan tak Digubris

MEDAN- Sudah hampir dua pekan Komisi D DPRD Medan mengeluarkan rekomendasi bagi pihak Nanyang Internasional School, untuk menghentikan dan membongkar sendiri bangunan yang saat ini dalam tahap pembangunan dalam jangka waktu 7×24 jam. Namun terkesan, rekomendasi yang dikeluarkan Komisi D DPRD Medan tersebut tidak digubris pihak Nanyang Internasional School.

Karenanya, warga yang tinggal di sekitar bangunan Nanyang International School mendesak DPRD Kota Medan bertindak tegas dengan meminta Pemko Medan untuk membongkar dan menutup sekolah tersebut. Hal ini disampaikan sejumlah warga yang kembali mendatangi gedung dewan guna mempertanyakan tindaklanjut rekomendasi Komisi D DPRD Kota Medan, Selasa (21/6).

Kedatangan warga tersebut, juga untuk mempertanyakan keanehan dari sikap Dinas TRTB Kota Medan yang terkesan tidak merespon atas rekomendasi Komisi D DPRD Medan tersebut. “Kami datang untuk melaporkan, sampai sekarang pembangunan gedung sekolah Nanyang masih terus berlanjut. Rekomendasi Komisi D ini tampaknya tidak digubris pemilik sekolah. Bukan itu saja, Dinas TRTB Medan pun tidak serius melakukan pembongkaran bangunan itu,” kata Ryan Kacaribu bersama sejumlah warga lainnya di ruang Komisi D DPRD Kota Medan.

Senada dengan itu, warga lainnya, Ny Mangasi Sianipar juga menyatakan hal yang sama. Menurutnya, dengan terus dilakukannya pembangunan Nanyang Internasional School tersebut, mengesankan sikap pengelola atau pemilik sekolah tersebut merupakan bentuk pembangkangan dan tidak perduli pada instruksi Pemko Medan.
“Kita sudah cukup menderita dengan pembanguan ini. Pemilik sekolah tidak lagi menghargai pemerintah,” kata ibu rumah tangga itu.

Kedatangan sekitar 10 orang warga tersebut, diterima Ketua Komisi D DPRD Medan Parlaungan Simangunsong, Sekretaris Komisi Muslim Maksum Lc, dan anggota komisi D lainnya, Budiman Panjaitan, Daniel Pinem, Godfried E Lubis, Lily, dan Juliandi Siregar.

Pada kesempatan itu, Budiman Panjaitan menilai, pihak sekolah tidak menghargai keputusan DPRD Kota Medan. Karena, dalam rapat sebelumnya, telah dikeluarkan rekomendasi agar pemilik Nanyang menghentikan dan membongkar sendiri bangunan yang bermasalah. Namun kenyataannya, pembangunan gedung Nanyang Internasional School masih tetap dilakukan.

“Ini bukti pihak Sekolah Nanyang tidak menghargai lembaga DPRD dan Pemko Medan. Karenanya, perlu ada tindakan lebih tegas untuk menghentikan pembangunan yang menyalahi izin itu,” kata Budiman.

Tak jauh berbeda, pernyataan yang dikemukakan anggota Komisi D DPRD Medan lainnya, Godfried Effendi Lubis. Namun, Godfried terkesan lebih tegas dan menyatakan, untuk menghentikan pembangunan gedung sekolah itu, perlu lebih dulu dilakukan pencabutan seluruh izin pendidikan yang dikeluarkan Dinas Pendidikan Kota Medan. “Kita yakin, pemilik atau pengelola sudah punya izin pendidikan. Untuk menghentikan itu, harusnya izin pendidikannya dulu yang dicabut,” tegas Godfried.

Untuk menindaklanjuti persoalan itu, Ketua Komisi D DPRD Medan Parlaungan Simangunsong mengatakan, pihaknya akan melakukan rapat lanjutan dengan melibatkan Komisi B, karena persoalan pencabutan izin sekolah merupakan tupoksi Dinas Pendidikan Kota Medan yang merupakan partner Komisi B.

“Selain itu dalam rapat nanti juga akan dihadirkan Dinas Perhubungan, Satpol PP, dan Dinas TRTB guna menindaklanjuti laporan warga sekitar Sekolah Nanyang,” katanya. (ari)

Pertamina Jaga Ketat Kuota BBM

Kelangkaan BBM Karena Diborong Masyarakat

JAKARTA- Antrean panjang masyarakat di berbagai SPBU, khususnya di luar Jawa, tak membuat Pertamina bergeming. Perusahaan migas pelat merah itu bersikukuh untuk memegang kuota penyaluran BBM bersubsidi, sesuai yang ditetapkan oleh pemerintah.

VP Komunikasi PT Pertamina Mochamad Harun mengatakan, dalam hal penyaluran BBM bersubsidi ke SPBU, Pertamina terikat dengan kuota yang sudah ditetapkan pemerintah. “Jadi, kami tidak bisa begitu saja menambah kuota BBM bersubsidi di daerah yang disitu terdapat banyak antrian,” ujarnya kemarin (21/6).

Menurut Harun, sebagai penyalur BBM bersubsidi, Pertamina mendapat rincian kuota yang harus disalurkan di tiap-tiap daerah. Kuota tersebut ditetapkan oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) berdasar jumlah yang sudah dipatok dalam APBN. “Karena itu, kami harus menjaga kuota dari BPH Migas itu,” katanya.
Harun membantah jika kelangkaan BBM di beberapa daerah, disebabkan karena Pertamina tidak memiliki stok yang mencukupi. Menurut dia, kelangkaan tersebut lebih disebabkan karena BBM yang sudah disalurkan sesuai kuota, habis diborong masyarakat. “Jadi, dari sisi stok, aman,” katanya.

Karena itu, lanjut Harun, yang harus menjadi perhatian adalah mengapa BBM yang sudah disalurkan sesuai kuota tersebut kurang. Padahal, kuota tersebut sudah disusun dengan asumsi adanya penambahan jumlah kendaraan di masing-masing daerah. “Indikasi menunjukkan, adanya kelangkaan BBM di daerah-daerah tertentu disebabkan karena penyelewengan ke sektor industri, terutama di daerah yang di situ terdapat industri pertambangan dan perkebunan kelapa sawit,” ucapnya.

Data Ditjen Migas Kementerian ESDM menunjukkan, hingga akhir Mei 2011, konsumsi Premium mencapai 66,06 ribu KL per hari atau 3,9 persen di atas kuota 63,54 ribu KL per hari. Adapun konsumsi solar sebesar 37,75 ribu KL per hari, atau 5,3 persen di atas kuota 35,85 ribu KL. “Bahkan, di Kalimantan, konsumsi BBM bersubsidi sudah 15 persen melampaui kuota,” kata Harun.

Harun menambahkan, petugas Pertamina tidak memiliki kewenangan  menangkap  oknum yang menyelewengkan BBM bersubsidi ke sektor industri. Karena itu, Pertamina terus meningkatkan kerjasama dengan BPH Migas Kepolisian. “Aparat Pemda harusnya ikut membantu memerangi penyelewengan BBM bersubsidi, agar rakyat tidak dirugikan,” tegasnya. (owi/jpnn)

Pancasila Masuk Kurikulum Lagi

Sesuai instruksi Presiden Republik Indonesia, Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) akan kembali memasukkkan Pancasila dalam kurikulum pendidikan mulai tahun ajaran 2012. Seberapa pentingkah? Berikut petikan wawancara wartawan Sumut Pos Rahmat Sazali dengan Ketua Dewan Pendidikan Kota Medan Mutsyuhito Solin, Selasa (21/6).

Prinsip, nilai serta norma apa saja yang terkandung  di dalam Pancasila?
Prinsip yang terkandung dalam Pancasila yakni prinsip yang memiliki konsep pluralistik, harmoni atau keselarasan, gotong royong dan kekeluargaan, integralistik serta kerakyatan dan kebangsaan. Sedangkan nilai yang terkandung yakni perdamaian, keimanan, ketaqwaan, keadilan, kesetaraan, keselarasan atau harmoni, keberadaban, persatuan, kesatuan, permufakatan, kebijaksanaan dan kesejahteraan.

Lantas, dengan apa kita bisa mencontohkan hal-hal tersebut kepada anak atau peserta didik?
Kita harus mencontohkan melalui perbuatan dan tindakan sehari-hari, terutama mereka yang diangkat sebagai pemimpin. Pancasila itu diajarkan sebagai pengetahuan yang seharusnya dicontohkan sebagai keteladanan tentang perilaku, sikap dan nilai-nilai kehidupan sebagai manusia. Hal ini juga sejalan dengan rencana Kemendiknas yang akan kembali memasukkan Pancasila ke dalam kurikulum pendidikan sekolah mulai Tahun Ajaran 2012 sesuai dengan instruksi Presiden.

Apa tanggapan Anda, jika Pancasila dimasukkan kembali dalam kurikulum pendidikan?
Saya rasa, dimasukkannya kembali Pancasila dalam kurikulum di semua tingkat pendidikan mulai sekolah dasar hingga perguruan tinggi tentunya sangat positif. Karena memang pemahaman idiologi Pancasila merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam menanamkan nilai pejuangan bangsa dan negara.
Dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini, Pancasila dinilai sangat tepat dimasukkan kembali dalam kurikulum, sehingga diharapkan akan tercapai tujuan pendidikan nasional dalam sistem pembentukan manusia Indonesia yang dicita-citakan.

Dalam kurikulum tersebut, kira-kira melalui mata pelajaran apa bisa diterapkan?
Ya, melalui mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila. Nilai luhur Pancasila bisa ditanamkan kepada para pelajar, sehingga memahami cinta Tanah Air, bangsa, Bhineka Tunggal Ika, persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga karakter bangsa bisa diwujudkan.

Bagaimana kita menerapkannya ke tingkat perguruan tinggi atau bahkan ke masyarakat?
Pendidikan Pancasila selain diterapkan kepada para pelajar dan mahasiswa juga untuk masyarakat. Namun dengan format yang lebih menekankan kepada dialektis dengan menerjemahkan nasionalisme dalam kehidupan globalisme.
Ideologi Pancasila adalah senjata ampuh untuk menangkal banyaknya tindakan kekerasan yang kini marak berkembang di Indonesia, seperti perkelahian antar pelajar, warga, kelompok bahkan elit politik. (*)

Dua Kali Dibobol Maling

Seroja Sianipar pemilik Toko Ponsel Bintang Majogi di Jalan Garuda, Perumnas Mandala, meradang. Pasalnya, toko ponselnya dua kali dibobol maling dan menderita kerugian belasan juta rupiah, Senin (20/6) dini hari.

Sialnya, dia barun mengetahui kalau tokonya dibobol maling dari tetangganya sekira pukul 06.00 WIB. “Aku ditelpon tetangga di sebelah toko ponselku. Tokoku katanya dibobol maling. Langsung aku ke sini. Pintu toko telah terbuka dengan gembok dirusak,” kata Seroja.

Dikatakannya, dari keterangan seorang tetangganya, kemungkinan toko tersebut dibobol maling sekira pukul 04.00 WIB hingga pukul 05.00 WIB. “Karena sekira pukul 03.00 WIB, tetanggaku itu melihat tokoku dan toko sebelahnya aman-aman saja. Waktu mereka buka toko pukul 06.00 WIB, mereka lihat tokoku sudah dibobol orang,” jelasnya lagi.

Menurut Seroja, maling tersebut menyikat puluhan kartu perdana, puluhan voucher pulsa dan baterai HP. “Aku rugi belasan juta rupiah. Entah apa lagi untungku, mana utang masih numpuk,” ungkapnya.

Sebelumnya, kata Seroja, sekira Maret 2011 lalu, toko ponselnya juga pernah dibobol maling. “Saat itu malingnya masuk dari lantai dua toko tersebut. Kalau kerugian, lebih banyak yang sekarang, sampai belasan juta rupiah,” ungkap Seroja.

Namun, di tengah kepanikan Seroja, seorang warga yang diketahui bernama Ucok Topeng tiba-tiba marah-marah. Pasalnya, dia merasa tidak senang dituduh sebagai pelaku atas bobolnya toko ponsel tersebut. “Tak ada aku keluar tadi malam. Siapa yang bilang aku maling? Tunjukkan orangnya, biar ku bakar. Aku memang menganggur, tapi tak ada niatku jadi maling,” ungkap Ucok. Karena dinilai telah membuat onar, pria tersebut pun diamankan polisi.(mag-7)

Masa Pendaftaran Diperpanjang hingga 7 Juli

Ujian Masuk Bersama PTN

MEDAN- Masa Pendaftaran Ujian Masuk Bersama Perguruan Tinggi (UMBPT) yang diikuti 12 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) se Indonesia diperpanjang hingga 7 Juli 2011. Ketua Panitia Lokal (Panlok) USU Prof Zulkifli Nasution melalui penanggung Jawab Informasi Bisru Hafi mengatakan, perpanjangan masan pendaftaran ini merupakan keputusan Panitia Pusat di Jakarta yang diterima pihaknya pada Jumat (17/6) lalu.

Secara rinci, keputusan perpanjangan masa pendaftaran UMB-PT ini terdiri dari, masa pembayaran biaya pendaftaran di Bank BNI hingga 7 Juli 2011 pukul 16.00 WIB. “Pendaftaran secara online di www.spmb.or.id atau di www.penerimaan.spmb.or.id hingga 7 Juli Pukul 24.00 WIB,” papar Bisru, Selasa (21/6).

Selanjutnya, Bisru menerangkan, untuk pelaksanaan ujian tertulis tetap dilaksanakan sebagaimana jadwal semula yaitu hanya pada 9 Juli. “Demikian juga dengan pengumuman hasil ujian tertulis UMB-PT yang melalui website www.penerimaan.spmb.or.id jadwal juga masih tetap pada 17 juli 2011 pada pukul 18.00 WIB,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, seyogianya masa pembayaran biaya pendafatran UMB-PT ini di Bank BNI akan ditutup pada 4 Juli dan pendaftaran secara online akan berakhir pada 5 Juli. “Namun berdasarkan keputusan Panitia Pusat tersebut masa pembayaran dan pendaftaran diperpanjang hingga 7 Juli 2011 mendatang,” kata Bisru.

Untuk diketahui bersama, jumlah peserta yang telah melakukan pembayaran biaya pendaftaran di Bank BNI untuk Panlok USU mencapai 1.970 orang. Dengan rincian untuk kelompok IPA 907, IPS 665 dan IPC 398. Sedangkan jumlah peserta yang telah melakukan registrasi online sebanyak 1.165 dengan rincian 529 IPA, 412 IPS dan 224 IPC.
UMB-PT merupakan seleksi penerimaan mahasiswa baru pada 12 PTN untuk program S-1 regular dan mandiri. Melalui UMB-PT ini akan diseleksi sebanyak 2.638 mahasiwa baru USU untuk program regular dan mandiri, dengan rincian 1.393 untuk program regular dan 1.245 untuk program mandiri masing-masing untuk 40 program studi yang berbeda.

Prosedur pendaftaran UMB-PT ini dimulai dengan membayar biaya pendaftaran di Bank BNI terdekat berdasarkan kelompok ujian (IPA, IPS, atau IPC) dan Jenis Ujian (I, II, dan III untuk program regular atau Jenis IV untuk Program Mandiri). Selanjutnya Bank BNI akan memberikan Nomor Pendaftaran  dan PIN yang akan digunakan untuk melakukan pendaftaran secara online.

Untuk itu, sebelum melakukan pembayaran biaya pendaftaran, kepada peserta diimbau untuk terlebih dahulu menentukan pilihan jenis pendaftarannya. Apakah Jenis I, II, dan III untuk program regular atau Jenis IV untuk Program Mandiri. Untuk informasi lebih lengkap tentang pendafataran UMB-PT ini calon peserta dapat mengakses website www.spmb.or.id atau www.penerimaan.spmb.or.id. (saz)

Mudah Perankan Protagonis, Sulit jadi Antagonis

Melihat Casting Film Bait Cinta di Balik Hijab

Sineas muda asal Sumatera Utara kembali berkarya. Melalui RuFi Community, dua film bernuansa lokal tengah disiapkan. Bagaimana suasana castingnya?

INDRA JULI, Medan

Ita (24), tampil dengan karakter protagonis, mengayomi dan lembut. Hal itu pun dilakoni dengan baik di depan handycam. Namun dirinya yang ikut pada casting film Ketika Cinta Bertasbi ini tetap kesulitan saat memerankan tokoh antagonis.

Tampak bagaimana alumni salah satu perguruan tinggi swasta ternaman di Kota Medan ini berusaha cukup keras untuk tampil serius. Meskipun tak dapat dipungkiri wajah di balik jilbab coklat tetap memperlihatkan kelembutan yang menjadi karakter dasar. “Saya memang orangnya bukan pemarah, jadi peran antagonis tadi cukup sulit,” aku Ita kepada Sumut Pos usai mengikuti casting film Bait Cinta Di Balik Hijab yang dilaksankaan Rumah Film Indie (RuFi) di Kedai Kopi Kami, Jalan dr Mansur Medan, Sabtu (18/6) lalu.

Di luar peran antagonis tadi, Ita sebenarnya cukup baik dalam karakter Melayu maupun lakon konflik dengan teman dekat. Untuk itu dirinya mengaku optimis bisa lulus pada casting yang informasinya diketahuinya dari internet ini. “Harus yakin lah, Mas. Saya memang suka film khususnya film religi seperti ini. Begitu juga waktu casting film Ketika Cinta Bertasbi,” tambahnya.

Demikian pula yang dirasakan peserta lainnya meskipun tidak sedikit di antara mereka yang berhasil membawakan peran yang diminta dengan cukup baik. Hujan yang mengguyur bahkan tak menghalangi beberapa peserta untuk ambil bagian dalam kegiatan tersebut. Meskipun mereka tahu hanya potensi terbaik yang pasti berhasil melewati seleksi.

Ya, melanjutkan sukses film sebelumnya, Sulitnya Bilang Cinta, RuFi kembali menggelar persiapan untuk penggarapan dua film yaitu Bait Cinta di Balik Hijab dan Melur. Kedua film yang mengambil latar suasana di daerah Langkat-Sumatera Utara khusus pada kebudayaan yang ada. “Pada film sebelumnya kita juga menggelar casting dan kali ini kita buat lebih luas lagi. Dan dari antusias peserta, kita cukup puas. Apalagi tadi banyak potensi yang nampak,” ucap Abrar.

Seperti proses casting pada umumnya lanjut Abrar, tiap peserta akan dinilai dalam penguasaan acting, bahasa tubuh, dan attitude. Dengan penilaian tadi, peserta akan diseleksi untuk mengikuti casting tahap II yang dilaksanakan akhir Juni ini. Bersama jebolan casting yang digelar di Langkat 25 Juni nanti. Casting tahap pertama ini diikuti 20 peserta dari target panitia sebanyak 30 pendaftar.

Sebelum mengikuti casting, peserta terlebih dahulu diminta mengisi formulir pendaftaran dengan bio data. Terlampir pula synopsis dari kedua film, ‘Bait Cinta Di Balik Hijab’ dan ‘Melur’. Sebagai kontribusi, masing-masing pendaftar dipungut Rp10.000 saja. Peserta pun terlebih dahulu dipersilakan membaca juga mempelajari synopsis yang dilampirkan.

Casting sendiri dilaksanakan cukup sederhana. Tidak dalam ruang luas yang dilengkapi pendingin ruangan maupun peredam suara. Tidak juga dengan pencahayaan yang menyilaukan. Tidak ada kursi empuk untuk sang juri apalagi perlengkapan komplit ala production house. Melainkan dalam kesederhanaan namun memperlihatkan semangat perjuangan. Memanfaatkan bagian dari bangunan berukuran 3×4 meter persegi dengan penerangan seadaanya dipisahkan dengan pembatas dari kain kafan berwarna putih.

Film Bait Cinta di Balik Hijab menceritakan dua bersaudara Maulana (21) yang ingin tahu dan Saiful (25) yang pendiam, religius, dan bijaksana berkumpul mengisi liburan di daerah Langkat tempat Saiful kuliah agama di Kabupaten Langkat. Di situ keduanya pun berkenalan dengan Fatimah (18) dan Khadijah (24) yang kemudian berteman. Sebagai adik, Maulana pun semakin kagum dengan kebijaksanaan Saiful yang menasehatinya dalam memandang hubungan yang baik.

RuFi Community membuka Sekretariat di Jalan AH Nasution Gg April No 6 C, Medan. Kehadiran Rufi Community ditengah derap pembahasan ini, tampil dalam peran etalase perfilman Independent. Beberapa tahun kebelakang perfilman Indonesia yang sudah bangkit dari mati surinya, namun perfilman di Sumatera Utara masih pelan perjalananya padahal bisa dikembangkan untuk meramaikan Industri Perfilman itu sendiri. Melihat potensi yang dimiliki itu, maka sekumpulan anak muda Sumut mendirikan komunitas ini. Bahkan Film pendek perdana kami RuFi adalah Susahnya bilang CINTA, mendapat respon yang baik dari kalangan umum dan pelajar. (*)

Menteri Keuangan Ambil Jalan Kompromi

Beri Pemda Hak Beli Seperempat Bagian Saham Pusat

JAKARTA- Kementrian Keuangan mengambil jalan kompromi terhadap sengkarut pembelian saham divestasi PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Menkeu Agus Martowardojo menawari Pemerintah Daerah (Pemda) Nusa Tenggara Barat (NTB) hak pembelian hingga seperempat bagian dari 7 persen saham yang dibeli pemerintah pusat dari Nusa Tenggara Partnership BV (NTP BV).

“Kalau ini lancar, sebelum 17 Agustus 2011, kita akan wujudkan yang 25 persen dari 7 persen itu untuk dialokasikan ke daerah,” kata Agus di Gedung Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Jakarta, kemarin.
Pimpinan DPD kemarin berinisiatif menengahi perseteruan antara pemerintah pusat dan Pemda dalam pengambilalihan sisa saham divestasi NNT. Dalam pertemuan itu hadir antara lain, empat anggota DPD asal NTB, Menteri ESDM Darwin Saleh Zahedy, dan Bupati Sumbawa Barat Zulkifli Muhadli. Gubernur NTB Zainul Majdi tidak hadir.

Dalam skema tersebut, 7 persen saham lebih dulu dikuasai pemerintah pusat. Setelah itu, pemerintah pusat bakal menawarkan kepada pemerintah daerah. Skemanya bisa berbentuk konsorsium yang terdiri atas pemerintah provinsi NTB dan Kabupaten Sumbawa Barat. Hak atas saham juga bisa hanya dikuasai oleh Kabupaten Sumbawa Barat, sebagai daerah penghasil tambang emas dan tembaga di Batu Hijau itu. Jika Pemda tidak memiliki dana, pembelian bisa dilakukan dengan mengambil bagian dividen yang bakal diterima Pemda.
Menkeu mengatakan, pola pembagian saham pusat-daerah ini diharapkan bisa menjadi kontrak karya pertambangan di masa mendatang. Saat ini, Pusat Investasi Pemerintah (PIP) tengah menyosialisasikan tawaran ini ke Pemda dan DPRD di NTB.

Pemprov NTB dan Pemkab Sumbawa Barat, melalui BUMD PT Daerah Maju Bersama (MDB) sebenarnya juga telah menguasai saham NNT. BUMD itu menggandeng PT Multicapital (Grup Bakrie) membentuk perusahaan patungan PT Multi Daerah Bersaing (MDB) yang menguasai 24 persen saham NNT. Di konsorsium itu, Pemda juga hanya menguasai seperempat bagian saham.

PT Multicapital memperoleh dana dari mengagunkan hak kepemilikan saham kepada Credit Suisse Singapore. Dalam rencana bisnis Multicapital, seluruh saham divestasi atau 31 persen, bisa dikuasai PT MDB.
Bupati Sumbawa Barat Zulkifli Muhadli mengatakan, konsorsium Pemda melalui PT MDB seharusnya sudah cukup menguasai 24 persen saham di NNT.   Ia mengatakan, sebaiknya jatah 25 persen dari 7 persen saham milik pemerintah, tidak perlu dibagi dengan konsorsium Pemda. Menurut dia, Kabupaten Sumbawa Barat sebagai daerah penghasil, layak mendapatkan seperempat bagian dari 7 persen saham itu. “Jadi 25 persen yang ditawarkan itu kami harapkan itu akan menjadi 25 persen bagi kabupaten penghasil, bukan semua daerah yang ada di NTB,” kata Zulkifli. (sof/jpnn)

Rahudman: Jangan Takut Pasti Kita Bayar…

MEDAN- Wali Kota Medan Rahudman Harahap mengaku tak tahu kalau Pemko Medan menunggak pembayaran beras miskin (raskin) sebesar Rp1,2 miliar lebih kepada Perum Bulog Sub Divre Medan. Meski begitu, Rahudman mengaku akan tetap membayar tunggakan tersebut.

“Yang mana? Itu bukan yang tahun ini,” katanya kepada wartawan Sumut Pos saat ditemui, usai acara donor darah di Gedung Dharma Wanita Jalan Rotan Medan, Selasa (21/6). Namun, setelah dijelaskan, tunggakan tersebut terjadi pada tenggat waktu Mei hingga Juni 2011 dan terungkap dalam kunjungan kerja Komisi C DPRD Kota Medan pada Senin (20/6) lalu, Rahudman menjawab, “Belum ada laporan dan itu pasti saya bayar,” jawabnya.
Mengenai sistem cash and carry yang pernah didengungkan Pemko Medan dalam  pembayaran raskin, Rahudman mengaku, sudah diterapkan. “Kita yang terbaik membayar kok. Ada yang terlambat membayar saja itu. Adanya uang kita, jangan takut kau!” katanya lagi.

Sementara mantan Camat Medan Polonia, Ali Nafiah yang dikonfirmasi wartawan koran ini via ponselnya terkait tunggakan raskin sebesar Rp3 juta malah tertawa dan menyalahkan lurah-lurah di Kecamatan Medan Polonia. “Tanggal 1 Juni aku sudah tidak camat lagi. Kuitansi tagihan raskin dikumpul dari lurah minimal tanggal 8 setiap bulannya. Dan tanggal 8 Juni aku sudah tidak camat lagi. Jadi, pertanggungjawaban raskin itu masalah lurah,” ujarnya sembari tertawa.

Seperti diketahui, pada kunjungan kerja Komisi C DPRD Kota Medan ke Perum Bulog Sub Divre Medan pada Senin (20/6) lalu, Plt Kasub Bulog Divre Medan Pangadilan Lubis mengungkapkan, Pemko Medan hingga kini menunggak pembayaran raskin sebesar Rp1,2 miliar lebih.

Menurut Pangadilan, tunggakan pembayaran raskin tersebut dikarenakan Pemko Medan dalam proses pembayaran dan penyalurannya tidak menggunakan sistem cash and carry, piutang dengan sistem berjalan. “Jika Pemko Medan pembayarannya menggunakan sistem cash and carry seperti yang dilakukan Pemkab Langkat, mungkin tunggkan itu tidak akan terjadi,” ucapnya.

Dijelaskannya, untuk stok dan penyaluran hingga Juni di Bulog Sub Divre Medan sebanyak 114.719.356,21 kg dan jumlah penyaluran sekitar 7.517.925 kg. Dan untuk harga, harga raskin 1.600 per kilogram.
Sedangkan untuk tunggakan senilai Rp1,2 miliar tersebut, Pangadilan menuturkan dari Mei hingga Juni 2011, Kecamatan Medan Polonia penunggak pembayaran raskin terbesar yakni senilai Rp3 juta rupiah.(ari)