31.7 C
Medan
Wednesday, May 29, 2024

Mudah Perankan Protagonis, Sulit jadi Antagonis

Melihat Casting Film Bait Cinta di Balik Hijab

Sineas muda asal Sumatera Utara kembali berkarya. Melalui RuFi Community, dua film bernuansa lokal tengah disiapkan. Bagaimana suasana castingnya?

INDRA JULI, Medan

Ita (24), tampil dengan karakter protagonis, mengayomi dan lembut. Hal itu pun dilakoni dengan baik di depan handycam. Namun dirinya yang ikut pada casting film Ketika Cinta Bertasbi ini tetap kesulitan saat memerankan tokoh antagonis.

Tampak bagaimana alumni salah satu perguruan tinggi swasta ternaman di Kota Medan ini berusaha cukup keras untuk tampil serius. Meskipun tak dapat dipungkiri wajah di balik jilbab coklat tetap memperlihatkan kelembutan yang menjadi karakter dasar. “Saya memang orangnya bukan pemarah, jadi peran antagonis tadi cukup sulit,” aku Ita kepada Sumut Pos usai mengikuti casting film Bait Cinta Di Balik Hijab yang dilaksankaan Rumah Film Indie (RuFi) di Kedai Kopi Kami, Jalan dr Mansur Medan, Sabtu (18/6) lalu.

Di luar peran antagonis tadi, Ita sebenarnya cukup baik dalam karakter Melayu maupun lakon konflik dengan teman dekat. Untuk itu dirinya mengaku optimis bisa lulus pada casting yang informasinya diketahuinya dari internet ini. “Harus yakin lah, Mas. Saya memang suka film khususnya film religi seperti ini. Begitu juga waktu casting film Ketika Cinta Bertasbi,” tambahnya.

Demikian pula yang dirasakan peserta lainnya meskipun tidak sedikit di antara mereka yang berhasil membawakan peran yang diminta dengan cukup baik. Hujan yang mengguyur bahkan tak menghalangi beberapa peserta untuk ambil bagian dalam kegiatan tersebut. Meskipun mereka tahu hanya potensi terbaik yang pasti berhasil melewati seleksi.

Ya, melanjutkan sukses film sebelumnya, Sulitnya Bilang Cinta, RuFi kembali menggelar persiapan untuk penggarapan dua film yaitu Bait Cinta di Balik Hijab dan Melur. Kedua film yang mengambil latar suasana di daerah Langkat-Sumatera Utara khusus pada kebudayaan yang ada. “Pada film sebelumnya kita juga menggelar casting dan kali ini kita buat lebih luas lagi. Dan dari antusias peserta, kita cukup puas. Apalagi tadi banyak potensi yang nampak,” ucap Abrar.

Seperti proses casting pada umumnya lanjut Abrar, tiap peserta akan dinilai dalam penguasaan acting, bahasa tubuh, dan attitude. Dengan penilaian tadi, peserta akan diseleksi untuk mengikuti casting tahap II yang dilaksanakan akhir Juni ini. Bersama jebolan casting yang digelar di Langkat 25 Juni nanti. Casting tahap pertama ini diikuti 20 peserta dari target panitia sebanyak 30 pendaftar.

Sebelum mengikuti casting, peserta terlebih dahulu diminta mengisi formulir pendaftaran dengan bio data. Terlampir pula synopsis dari kedua film, ‘Bait Cinta Di Balik Hijab’ dan ‘Melur’. Sebagai kontribusi, masing-masing pendaftar dipungut Rp10.000 saja. Peserta pun terlebih dahulu dipersilakan membaca juga mempelajari synopsis yang dilampirkan.

Casting sendiri dilaksanakan cukup sederhana. Tidak dalam ruang luas yang dilengkapi pendingin ruangan maupun peredam suara. Tidak juga dengan pencahayaan yang menyilaukan. Tidak ada kursi empuk untuk sang juri apalagi perlengkapan komplit ala production house. Melainkan dalam kesederhanaan namun memperlihatkan semangat perjuangan. Memanfaatkan bagian dari bangunan berukuran 3×4 meter persegi dengan penerangan seadaanya dipisahkan dengan pembatas dari kain kafan berwarna putih.

Film Bait Cinta di Balik Hijab menceritakan dua bersaudara Maulana (21) yang ingin tahu dan Saiful (25) yang pendiam, religius, dan bijaksana berkumpul mengisi liburan di daerah Langkat tempat Saiful kuliah agama di Kabupaten Langkat. Di situ keduanya pun berkenalan dengan Fatimah (18) dan Khadijah (24) yang kemudian berteman. Sebagai adik, Maulana pun semakin kagum dengan kebijaksanaan Saiful yang menasehatinya dalam memandang hubungan yang baik.

RuFi Community membuka Sekretariat di Jalan AH Nasution Gg April No 6 C, Medan. Kehadiran Rufi Community ditengah derap pembahasan ini, tampil dalam peran etalase perfilman Independent. Beberapa tahun kebelakang perfilman Indonesia yang sudah bangkit dari mati surinya, namun perfilman di Sumatera Utara masih pelan perjalananya padahal bisa dikembangkan untuk meramaikan Industri Perfilman itu sendiri. Melihat potensi yang dimiliki itu, maka sekumpulan anak muda Sumut mendirikan komunitas ini. Bahkan Film pendek perdana kami RuFi adalah Susahnya bilang CINTA, mendapat respon yang baik dari kalangan umum dan pelajar. (*)

Melihat Casting Film Bait Cinta di Balik Hijab

Sineas muda asal Sumatera Utara kembali berkarya. Melalui RuFi Community, dua film bernuansa lokal tengah disiapkan. Bagaimana suasana castingnya?

INDRA JULI, Medan

Ita (24), tampil dengan karakter protagonis, mengayomi dan lembut. Hal itu pun dilakoni dengan baik di depan handycam. Namun dirinya yang ikut pada casting film Ketika Cinta Bertasbi ini tetap kesulitan saat memerankan tokoh antagonis.

Tampak bagaimana alumni salah satu perguruan tinggi swasta ternaman di Kota Medan ini berusaha cukup keras untuk tampil serius. Meskipun tak dapat dipungkiri wajah di balik jilbab coklat tetap memperlihatkan kelembutan yang menjadi karakter dasar. “Saya memang orangnya bukan pemarah, jadi peran antagonis tadi cukup sulit,” aku Ita kepada Sumut Pos usai mengikuti casting film Bait Cinta Di Balik Hijab yang dilaksankaan Rumah Film Indie (RuFi) di Kedai Kopi Kami, Jalan dr Mansur Medan, Sabtu (18/6) lalu.

Di luar peran antagonis tadi, Ita sebenarnya cukup baik dalam karakter Melayu maupun lakon konflik dengan teman dekat. Untuk itu dirinya mengaku optimis bisa lulus pada casting yang informasinya diketahuinya dari internet ini. “Harus yakin lah, Mas. Saya memang suka film khususnya film religi seperti ini. Begitu juga waktu casting film Ketika Cinta Bertasbi,” tambahnya.

Demikian pula yang dirasakan peserta lainnya meskipun tidak sedikit di antara mereka yang berhasil membawakan peran yang diminta dengan cukup baik. Hujan yang mengguyur bahkan tak menghalangi beberapa peserta untuk ambil bagian dalam kegiatan tersebut. Meskipun mereka tahu hanya potensi terbaik yang pasti berhasil melewati seleksi.

Ya, melanjutkan sukses film sebelumnya, Sulitnya Bilang Cinta, RuFi kembali menggelar persiapan untuk penggarapan dua film yaitu Bait Cinta di Balik Hijab dan Melur. Kedua film yang mengambil latar suasana di daerah Langkat-Sumatera Utara khusus pada kebudayaan yang ada. “Pada film sebelumnya kita juga menggelar casting dan kali ini kita buat lebih luas lagi. Dan dari antusias peserta, kita cukup puas. Apalagi tadi banyak potensi yang nampak,” ucap Abrar.

Seperti proses casting pada umumnya lanjut Abrar, tiap peserta akan dinilai dalam penguasaan acting, bahasa tubuh, dan attitude. Dengan penilaian tadi, peserta akan diseleksi untuk mengikuti casting tahap II yang dilaksanakan akhir Juni ini. Bersama jebolan casting yang digelar di Langkat 25 Juni nanti. Casting tahap pertama ini diikuti 20 peserta dari target panitia sebanyak 30 pendaftar.

Sebelum mengikuti casting, peserta terlebih dahulu diminta mengisi formulir pendaftaran dengan bio data. Terlampir pula synopsis dari kedua film, ‘Bait Cinta Di Balik Hijab’ dan ‘Melur’. Sebagai kontribusi, masing-masing pendaftar dipungut Rp10.000 saja. Peserta pun terlebih dahulu dipersilakan membaca juga mempelajari synopsis yang dilampirkan.

Casting sendiri dilaksanakan cukup sederhana. Tidak dalam ruang luas yang dilengkapi pendingin ruangan maupun peredam suara. Tidak juga dengan pencahayaan yang menyilaukan. Tidak ada kursi empuk untuk sang juri apalagi perlengkapan komplit ala production house. Melainkan dalam kesederhanaan namun memperlihatkan semangat perjuangan. Memanfaatkan bagian dari bangunan berukuran 3×4 meter persegi dengan penerangan seadaanya dipisahkan dengan pembatas dari kain kafan berwarna putih.

Film Bait Cinta di Balik Hijab menceritakan dua bersaudara Maulana (21) yang ingin tahu dan Saiful (25) yang pendiam, religius, dan bijaksana berkumpul mengisi liburan di daerah Langkat tempat Saiful kuliah agama di Kabupaten Langkat. Di situ keduanya pun berkenalan dengan Fatimah (18) dan Khadijah (24) yang kemudian berteman. Sebagai adik, Maulana pun semakin kagum dengan kebijaksanaan Saiful yang menasehatinya dalam memandang hubungan yang baik.

RuFi Community membuka Sekretariat di Jalan AH Nasution Gg April No 6 C, Medan. Kehadiran Rufi Community ditengah derap pembahasan ini, tampil dalam peran etalase perfilman Independent. Beberapa tahun kebelakang perfilman Indonesia yang sudah bangkit dari mati surinya, namun perfilman di Sumatera Utara masih pelan perjalananya padahal bisa dikembangkan untuk meramaikan Industri Perfilman itu sendiri. Melihat potensi yang dimiliki itu, maka sekumpulan anak muda Sumut mendirikan komunitas ini. Bahkan Film pendek perdana kami RuFi adalah Susahnya bilang CINTA, mendapat respon yang baik dari kalangan umum dan pelajar. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/