25 C
Medan
Wednesday, December 24, 2025
Home Blog Page 15134

Diserahkan ke Jaksa Pekan Depan

Tersangka Korupsi Master Plan Kota Medan

MEDAN-Penyidik Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Direktorat Reskrim Khusus (Dirreskrimsus) Mapoldasu berjanji, akan menyerahkan tersangka dugaan korupsi ke Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) bersama barang bukti (penyerahan tahap II), pekan depan.

“Seyogianya keempat tersangka itu diserahkan bersamaan dengan penyerahan barang buktinya hari ini (kemarin, Red). Tapi karena sesuatu hal, maka penyerahannya dilakukan pekan depan,” ungkap Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus), Kombes Pol Sadono melalui Kasat Tipikor, AKBP Verdi Kalele saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (16/6).

Dikatakannya, keterlambatan tersebut bukan dari penyidik Poldasu  melainkan berdasarkan permintaan dari pihak Kejatisu. “Keempat tersangka sudah kita panggil, untuk diserahkan namun karena sesuatu hal, akhirnya mereka dikembalikan. Dan minggu depan kita panggil lagi, untuk bersama-sama ke Kejatisu,” terang Verdi Kalele.
Keempat tersangka tersebut antara lain, Susi Anggraini selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Ir Harmes Joni selaku pengguna anggaran (PA), Ir Fajrif H Bustami selaku Direktur PT Indak Karya (Penyedia Jasa) dan Ir Gatot Suhariyono selaku karyawan PT Indah Karya.

Sedangkan dua tersangka lainnya yakni, Syarifah Chairunnisa selaku orang yang mencairkan dana ke rekening PT Assaka Alif Enggenering dan Drs Said Abdullah selaku direktur PT Assaka Alif Enggenering, sampai saat ini berkasnya masih dalam tahap pelengkapan berkas.

Berkaitan dengan kasus itu, penyidik Poldasu telah memintai keterangan 38 orang saksi, yang terdiri dari unsur panitia tender dan dua saksi ahli termasuk penyitaan barang bukti berupa dokumen atau surat-surat yang berhubungan dengan kasus.

Tindak pidana korupsi master plan tersebut, telah merugikan negara senilai Rp1,5 miliar, berdasarkan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Kasus dugaan korupsi tersebut sendiri, terjadi pada tahun 2006 lalu. Dan terungkapnya berdasarkan laporan dosen Universitas Sumatera Utara (USU) ke Markas Besar (Mabes) Polri. Tapi karena lokasi berada di Medan, maka pada akhirnya kasus tersebut dilimpahkan ke Poldasu.(ari)

Horas Medan

Road To Soundrenaline Live Selection 2011

MEDAN-Slank membuktikan diri sebagai band rock papan atas saat tampil pada Road To Soundrenaline Live Selection 2011, yang digelar di Griya Dome Jalan Amir Hamzah Medan, Rabu (16/6) malam.

Diawali dengan hits Bang-Bang Tut, band yang digawangi Ridho (gitaris), Ivan (basis), Bimbim (drummer), Kaka (vokalis), dan Abdee (gitaris) menjawab penantian fansnya, para Slankers Kota Medan. Nuansa rock and roll yang ditawarkan tak urung mengajak audiens dari berbagai lapisan masyarakat ini bergoyang. Kaka berhasil membius penggemarnya untuk bernyanyi bersama pada lagu Virus.

“Horas Medan juga sukses untuk Salam 3 Jari,” ucap Kaka yang disambut teriak histeris audiens di akhir penampilan Slank malam itu. Tak heran penampilan Slank melengkapi kemeriahan Road to Soundrenaline Live Selection 2011 yang sempat dikabarkan akan dihentikan ini. “Dengan tema Make Your Self Heard kami ingin mengajak semua pendukung soundrenaline 2011 untuk saling menginspirasi satu sama lain,” ucap Manager Area Marketing PT HM Sampoerna Tbk, Andri Ardiansyah.(jul)

DPRD Panggil PT OIM

Pengelola Merdeka Walk Nunggak Pajak

MEDAN-PT Orange Indonesia Mandiri (OIM) selaku pengelola Merdeka Walk, akan dipanggil Komisi C dan D DPRD Medan untuk menggelar dengar pendapat. “ Hari ini (Jumat), pihak PT OIM akan kita panggil untuk dengar pendapat bersama Komisi C dan D, “ ujar Ketua Komisi C, H Jumadi, Kamis (16/6) siang.

Dijelaskan Jumadi, PT OIM Menunggak pajak karena karena ada selisih paham antara Perda No 21 tahun 2002, tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah. “ Jadi ada dua klausal yang berbeda dalam pemahamannya. Jadi pihak pengelola bukan tidak mau membayar, tetapi berbeda landasan pembayarannya, “ ucapnya.

Menurut Jumadi, PT OIM mau membayar dengan memakai kesepakatan 0,25 persen dikali meter  dikali NJOP, sedangkan dinas pertamanan meminta sesuai dengan pasal 6 dalam kegiatan bisnis 200 m2 memakai nilai yang berbeda dikali berapa meter Lapangan Merdeka. “Jadi belum ada kesepekatan. Akan kita dudukkan dulu kesepakatannya, “ bebernya.

Wali Kota Medan, Rahudman Harahap menuturkan, sedang melakukan penyelesaian. “Kita sedang melakukan penyelesaian masalah pajaknya, “ katanya.
Terkait persoalan retribusinya, belum ada kesepakatan antara PT OIM dengan Pemko Medan. (adl)

PT Darul Haji Berangkatkan 40 Jamaah Umroh

MEDAN- PT Darul Haji di Jalan Brigjend Katamso no 226 Medan memberangkatkan 40 orang jamaah umroh dari Bandara Polonia Medan, Rabu (15/6). Pada keberangkatan itu, jamaah memilih paket umroh selama 13 hari.
Pimpinan PT Darul Haji Ali Mazharsyah mengatakan hikmah ibadah umroh adalah untuk meningkatkan kualitas dan amal apabila melaksanakannya dengan khusuk. Karena sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW, haji dan umroh yang berterusan menjauhkan kemiskinan dan dosa sebagaimana api menghapus karat dari besi.

Menjelang Bulan Suci Ramadan PT Darul Haji juga mengeluarkan paket promo Ramadan yaitu, full Ramadan Rp22 juta, 10 Ramadan awal Rp18 juta ,10 Ramadan akhir Rp20 juta, dan untuk paket haji khusus 2011 dengan harga U$ 8.000 atau Rp80 juta (double), U$ 7.000 atau Rp70 juta (triple), U$7.300 atau Rp73 juta (kuartet).(her)

Kapolri: Kompol Elisabeth dan Briptu Vico Daniel Diproses Sesuai Hukum

MEDAN-Tindak pidana yang melibatkan personel polisi di Sumut akan diproses sesuai hukum yang berlaku. Penegasan itu dikemukakan Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo saat datang ke Mapoldasu, Kamis (16/6).
Diketahui, penganiayaan yang melibatkan oknum polisi di Sumut adalah penganiayaan terhadap Ngatinem dan Ropiah oleh Kompol Elisabeth terhadap Ngatinem dan Ropiah. Dan kasus yang baru digelar rekonstruksinya, Rabu (15/6) lalu yakni, tewasnya seorang cleaning service Bank BRI Cabang Putri Hijau, Darmawan Muhammad yang ditembak oleh personel Polresta Medan Briptu Vico Daniel.

“Selama melanggar ketentuan, semuanya akan diproses,” tegas Timur Pradopo. Lebih lanjut saat disebutkan secara detail kasus-kasus tersebut, Timur kembali menegaskan bahwa tidak ada perbedaan antara masyarakat biasa ataupun petugas kepolisian. Pada prinsipnya, meskipun yang melakukan kesalahan dalam kategori tindak pidana, maka harus diproses sesuai hukum yang ada. “Sekali lagi semua proses hukum harus berjalan, termasuk dengan anggota Polri,” tandasnya lagi.(ari)

Gerhana Bulan Terlama

MEDAN-Gerhana bulan terlihat di wilayah Kota Medan. Bulan juga tampak jelas karena cuaca cerah. Pantauan wartawan Sumut Pos dari Gedung Graha Pena Medan, Kamis (16/6) pukul 01.30 WIB, bagian samping bulan mulai gelap.

Perlahan-lahan seluruh bulan tertutup dan gelap tepat pukul 02.15. Perlahan-lahan bulan berubah menjadi terang dan berwarna merah pukul 02.45 WIB.

Gerhana bulan total ini bisa dilihat dengan mata telanjang di seluruh Indonesia. Ini merupakan peristiwa yang spektakuler karena proses gerhana memakan waktu yang lama sehingga kita bisa memantaunya dengan leluasa. Bulan ditutup oleh bayangan bumi, yang tadinya bulan berwarna putih akan menjadi hitam kemerahan dan itu berlangsung cukup lama.

Direktur Observatorium Hakim L Malasan di area Bosscha, gerhana baru berakhir bertepatan dengan adzan subuh pukul 05.04 WIB tadi.

Tak hanya pada tanggal 16 Juni, gerhana total juga akan terjadi lagi pada tahun ini pada 10 Desember 2011. Namun waktunya lebih awal, yaitu setelah Isya. “Gerhana awal pada pukul 19.46 WIB dan totalnya pukul 21.06 WIB, lalu berakhir 23.17 WIB,” ungkapnya.

Peneliti Astronomi dan Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, menyatakan peristiwa Kamis dini hari menjadi salah satu gerhana bulan total terlama sepanjang sejarah. Ia menjelaskan, lama gerhana bulan total memang bergantung pada pertama, jarak lintasan bulan terhadap pusat bayangan bumi, dan kedua, jarak bulan terhadap bumi. (fal/net/jpnn)

Mandi Pakai Air Parit

Gempa Susulan Masih Sering Terjadi

Pengungsi Kekurangan Makanan, Air Bersih dan Selimut

PAHAE-Gempa dengan skala kecil masih sering terjadi. Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Sumut mencatat, gempa susulan pada Rabu (15/6) sudah mencapai 16 kali.

Meski kekuatannya tidak sama dengan gempa sebelumnya, warga khawatir akan terjadi gempa susulan yang lebih dahsyat. Warga yang rumahnya rusak belum berani memperbaiki rumah, apalagi bermalam di rumah. Sebagian besar dari mereka bertahan di tenda-tenda darurat yang mereka dirikan di depan rumah masing-masing. Sementara pihak pemerintah daerah melakukan pendataan penduduk dan kerusakan dan mendirikan posko untuk korban gempa.

Di sejumlah pemukiman penduduk di Kecamatan Pahaejae, Kabupaten Tapanuli Utara, kegiatan sehari-hari dilakukan di tenda-tenda darurat. Berman Aritonang (46), warga Sarulla, Pahaejae, membawa keluarganya bermalam di tenda yang dia dirikan di halaman rumah, bersama tiga kepala keluarga lainnya.

Mereka senang tidur berdesak-desakan, untuk menghindari dinginnya cuaca malam hari.
“Kami terpaksa tidur seperti ini. Kalau di rumah, takutnya rubuh dan menimpa kami semua,” ujar Berman kepada METRO TAPANULI (grup Sumut Pos), Rabu (15/6) saat ditemui di tenda darurat.
Saat melakukan wawancara, gempa kecil terjadi sekitar pukul 11.15 WIB. Gempa-gempa susulan seperti itu masih kerap terjadi.

Layaknya seperti rumah, tenda juga sekaligus berfungsi sebagai dapur dan tempat melakukan aktivitas sehari-hari. Mereka tidak lagi masuk ke dalam rumah, sebab khawatir terjadi sesuatu yang menimpa diri mereka.
Berman berharap kunjungan pejabat pemerintah daerah tidak terpusat pada satu titik saja. “Kerusakan akibat gempa merata dialami warga Pahae Jae. Kami ingin para pejabat ini mengunjungi kami dan mendengar langsung apa keluhan kami. Jangan lah tinjauan ke lokasi gempa hanya di Dusun Gultom saja,” ujarnya.

Warga Desa Sarulla juga kekurangan air. Mereka sengaja berjalan berkilo-kilo meter untuk memperoleh air bersih untuk masak dan minum. Untuk keperluan mandi, cuci dan ke toilet (MCK), warga memanfaatkan air parit.

Di Desa Nahornop menjadi wilayah terparah mengalami dampak gempa. Ratusan korban saat ini kondisinya memprihatinkan. Selain kekurangan bahan makanan, korban gempa juga kesulitan air bersih. Sumber air bersih di bak-bak umum maupun air yang langsung ke rumah-rumah warga mati total akibat terputusnya jaringan pipa air.
Bantuan air mineral yang diberikan sore hari, harus diperoleh dengan mengantre. Puluhan anak dan orang tua sambil membawa wadah tempat air seperti ember, menanti jatah bantuan yang dialirkan dari satu unit mobil tangki air bersih yang didatangkan dari Tarutung.

Warga juga kekurangan selimut, apalagi saat tinggal di tenda-tenda di wilayah dingin dan cuaca ekstrim dengan ketinggian antara 1200 hingga 1300 meter bahkan lebih, di atas permukaan laut (dpl)

Di Dusun Silangkitang Dolok, Desa Silangkitang, Kecamatan Pahaejae, warga yang trauma memilih tinggal ditenda-tenda dan belum berani bertani. Para warga mengaku belum didata dan khawatir tidak kebagian bantuan logistik maupun obat-obatan. Sekitar 28 kepala kel uarga di dusun itu saat ini sangat mengharapkan bantuan. “Kami merasa terpinggirkan, belum ada sipapun melihat kami kecuali bapak sebagai wartawan,” ujar Piktor Hutabarat didampingi warga lainnya.

Kepala Badan Penangggulangan Bencana Taput, Tumbur Hutabarat mengatakan, sejauh ini bantuan kepada korban gempa hanya mendirikan empat tenda berkapasitas 100 orang per tenda dan mendirikan posko di sejumlah titik. Bantuan lain seperti bahan makanan dan selimut belum ada. Pemerintah daerah masih menunggu bantuan dari berbagai pihak yang menaruh simpatik kepada korban gempa.
“Yang kita lakukan saat ini, memberikan pengobatan di Puskesmas Sarulla. Mudah mudahan kucuran bantuan segera datang dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Provinsi, sedang kita usulkan. Mudah-mudahan usualan kita diterima,” sebut Tumbur.

Menurut data BNPB Kabupaten Taput, jumlah rumah yang rusak di empat kecamatan di Taput yakni Kecamatan Pahaejulu, Pahaejae, Simangumban, dan Purbatua yang terjadi pada Selasa (14/6) mencapai 596 unit. Di antaranya, 376 rusak ringan, 21 unit rusak sedang, dan 199 rusak berat. Sementara 14 sekolah rusak dan 1 unit sekolah PAUD rusak ringan. Rumah ibadah juga mengalami kerusakan yakni 6 gereja dan 4 masjid. Sedangkan gedung perkantoran yang rusak sebanyak 5 unit.

Sementara itu, posko tanggap darurat di Puskesmas Sarulla sudah menangani 132 pasien luka ringan. Mereka umumnya mengalami luka ringan, sakit kepala dan nyeri pinggang. Posko juga menyediakan layanan konseling bagi korban yang mengalami trauma akibat gempa. Penanganan kesehatan dikhususkan kepada balita, ibu hamil dan para lansia.

Menurut Kepala Puskesmas Sarulla dr Donald Nababan, selama korban masih tinggal di tenda-tenda pengungsian, tingkat kerawanan gangguan kesehatan pasca gempa pasti terjadi.

Gejala psikosomatis akibat gempa mendapat perhatian cukup serius. Gejala psikosomatis adalah gejala trauma yang diikuti gangguan kesehatan tubuh. “Misalkan gempa mengguncang lagi meski dalam skala kecil, tapi akibat trauma, maka timbul gangguan kesehatan. Misalkan tiba-tiba tekanan darah naik atau jantung berdebar-debar. Seperti ini juga sangat rentan dialami oleh korban bencana,”  katanya.

Penanganan seperti ini, kata Ronald, dengan memberikan multivitamin yang cukup agar kesehatan pulih kembali. Dibarengi dengan konseling secara bertahap agar trauma yang dialami hilang.

Selain itu, Ronald memberi perhatian khusus pada kesehatan tubuh warga yang tinggal di ketinggian 1200 sampai 1300 meter di atas permukaan laut itu. “Cuaca ekstrim pada malam hari bisa mengurangi daya tahan tubuh. Balita dan anak-anak, lansia, dan ibu hamil sangat rentan terserang penyakit. Kita menyarankan warga menghindari gigitan serangga seperti nyamuk dan menghindari kontak dengan asap dari pembakaran agar pernafasan tidak terganggu pernafasan,” ujar Ronald.

Bupati Taput, Torang Lumban Tobing bersama unsur Muspida plus meninjau langsung lokasi gempa di Dusun Hutagultom Siria-ria, Pahaejae. Dengan berlinang air mata, bupati menyampaikan sipir ni tondi (peneguhan semangat) dan memberikan penghiburan. “Horas…. Unang ma sai masa songonon. Mago ma nalungun (Horas, semoga bencana tidak terjadi lagi. Hilanglah semua duka, Red),” ucap bupati yang akrab disapa Toluto itu.
Kepada masyarakat, robongan Muspida plus, menghibur para korban dan meminta untuk tidak lupa berdoa. Dalam kunjungan itu, Muspida menyerahkan bantuan uang Rp150 juta yang diterima Camat Eliyanton Sitompul bersama Kapolsek AKP Elberson, Komandan Ramil Kapten Inf W,jaya.

Kunjungan dipusatkan di Dusun Hutagultom Siria-ria, karena di dusun inilah kerusakan paling parah terjadi. “Namun bantuan dibagikan kepada semua korban dari tiga Kecamatan, Pahaejae, Purbatua, Simangumban. Bantuan tetap dipusat di posko di Pahaejae ini,” tegas Bupati

Bupati Taput, Torang Lumban Tobing bersama unsur Muspida plus meninjau langsung lokasi gempa di Dusun Hutagultom Siria-ria, Pahaejae. Dengan berlinang air mata, bupati menyampaikan sipir ni tondi (peneguhan semangat) dan memberikan penghiburan. “Horas…. Unang ma sai masa songonon. Mago ma nalungun (Horas, semoga bencana tidak terjadi lagi. Terobatilah semua duka, Red),” ucap bupati yang akrab disapa Toluto itu.
Kepada masyarakat, robongan Muspida plus, menghibur para korban dan meminta untuk tidak lupa berdoa. Dalam kunjungan itu, Muspida menyerahkan bantuan uang Rp150 juta yang diterima Camat Eliyanton Sitompul bersama Kapolsek AKP Elberson, Komandan Ramil Kapten Inf W,jaya.

Kunjungan dipusatkan di Dusun Hutagultom Siria-ria, karena di dusun inilah kerusakan paling parah terjadi. “Namun bantuan dibagikan kepada semua korban dari tiga Kecamatan, Pahaejae, Purbatua, Simangumban. Bantuan tetap dipusat di posko di Pahaejae ini,” tegas Bupati.

Dari catatan pihak Pemda Taput, sejumlah pihak sudah memberikan bantuan ke posko-posko. Jenis bantuan diantaranya mie instan, sembako, telur, air mineral, selimut, uang tunai dan bantuan lainnya. (mag-2/muh/smg)

Negara Bantu 700 Juta, Pakaian dan Obat-obatan

Sumut Kalah Cepat dan tak Tanggap

Belum ditetapkannya status Taput sebagai daerah yang mengalami bencana, pihak Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Sumut pun belum juga mengirimkan bantuan. Kepala BPBD Sumut Salamuddin Daulay mengatakan, ada SOP yang mengatur hal tersebut. Jadi, hingga Rabu (15/6) sore pihaknya belum juga mengirimkan bantuan kepada daerah yang mengalami bencana itu.

“Pemprovsu, Dinsos bersama BPBD baru saja mengirimkan tiga truk berisi bantuan pangan dan pakaian ke sana, beserta empat ton beras. Kita belum mendapatkan data penetapan daerah ini masuk pada tingkat bencana yang seperti apa. Maka, itu adalah bantuan awal,” katanya sekira pukul 15.00 WIB, saat ditemui di Bandara Polonia Medan dengan agenda menerima kedatangan Menko Kesra Agung Laksono yang akan melakukan tinjauan ke Taput.

Hal tersebut menurutnya karena belum adanya laporan dari komando di daerah bencana tersebut. “Jika kita tak mendapatkan laporan, kita belum bisa melakukan tindakan lebih jauh. Namun, kita bersama mentri akan berangkat sore ini ke sana dalam melakukan tinjauan,” ungkapnya.

Sebelumnya, Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho mengaku terkejut dengan kabar yang menyebutkan ratusan rumah di Taput rusak. Pihaknya juga sangat berterimakasih atas respon pemerintah pusat dalam hal ini Menko Kesra yang langsung turun ke lokasi bencana. “Kita sudah menugaskan BKD untuk mendampingi Menko Kesra ke lokasi untuk kemudian memberikan bantuan apa yang dibutuhkan nantinya,” jelasnya.

Gatot juga mengaku belum tahu bahwa banyak rumah di daerah tersebut rusak akibat gempa. “Saya juga kaget begitu diinfokan Menko Kesra akan hadir. Tadi malam saya masih kontak dengan Bupati Taput, Torang, katanya kerusakan tak begitu besar,” ujarnya yang akhirnya mengetahui ada informasi yang menyebutkan ada 165 rumah yang rusak.
Gatot, atas nama Pemprov dan masyarakat Sumut mengucapkan duka yang sedalam-dalamnya atas musibah ini dan berdoa semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.

Sementara itu, saat ditemui di bandara Polonia Medan Menko Kesra, Agung Laksono, mengatakan, pihaknya telah mengucurkan dana berjumlah Rp700 juta untuk penanggulangan awal bencana. “Garda terdepan pada masalah bencana seperti ini harusnya memang pemerintah daerah. Dan ini tertuang dalam undang-undang, jadi untuk memastikan hal tersebut kita langsung dan khusus melakukan tinjauan ke sana,” jelasnya sebelum beranjak ke Taput.
Lebih lanjut Agung menerangkan, sebagai pemerintah pusat pihaknya hanya melakukan dorongan untuk pemerintah daerah melakukan penanggulangn dengan cepat dan tanggap. “Kita telah menyalurkan Rp700 juta yang akan dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakaian di lokasi,” tuturnya.

Ia juga menerangkan, telah berkoordinasi dengan Kemendiknas dan Kemenkes dalam menanggulangi jika bencana tersebut menyebabkan kerusakan di sekolah maupun rumah-rumah warga serta rumah pelayanan kesehatan. “Kita juga mengimbau kepada badan penagnggulangan bencana pusat untuk berkoordinasi dengan BPBD serta Pemerintah daerah untuk menindak lanjuti dan terus melakukan pantauan. Karena Indonesia merupakan daerah yang termasuk dalam jalur ‘Ring of Fire,’ jadi pemerintah daerah memang harus dituntut siap,” tegasnya.

Namun, hingga Agung berangkat menuju lokasi bencana dari Bandara Polonia Medan, pihak yang mewakili pemprovsu tak kunjung hadir. Sementara itu, Dinas Kesejahteraan Sosial (Dinkesos) Provinsi Sumatera Utara bergerak cepat melakukan tindakan  tanggap darurat terhadap korban bencana gempa yang melanda Kabupaten Taput.

Kepala Dinkesos Sumut Drs Robertson dalam rilis yang dikirmkan ke redakdi Sumut Pos kemarin, mengatakan bahwa beberapa tindakan terhadap tanggap darurat korban bencana Tapanuli Utara telah dilakukan.  Antara lain, Taruna Siaga Bencana ( Tagana)  sudah  berada dilokasi, segera setelah kejadian bencana pada  14 Juni 2011 yang didatangkan dari Kabupaten Tapanuli Utara dan kabupaten terdekat ( Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kabupaten Toba Samosir).  Dinkesos juga mendirikan dapur umum Tagana di Kecamatan Pahae Jae  satu titik. Kemudian,  dapur umum keluarga sebanyak 50 titik. (saz)

Proyek Anggaran 2011 Bakal Terganggu

Kisruh Mutasi di Pemprov Sumut

MEDAN- Proyek anggaran 2011 di jajaran pemerintahan provinsi (Pemprov) Sumatera Utara diprediksi tidak akan berjalan baik, sebagaimana mestinya. Pasalnya, sejumlah pejabat eselon III di berbagai SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) di pos vital, dicopot di ‘tengah jalan’, diduga tanpa melalui mekanisme Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat).

Kekhawatiran itu disuarakan mantan Kabid Dikdas dan Pendidikan Khusus Disdik Sumut Ilyas Sitorus yang dilengserkan saat baru menjabat selama satu bulan lebih. “Saya baru satu bulan enam hari menjabat sebagai Kabid Dikdas dan Pendidikan Khusus di Disdik Sumut. Kalau sudah begini ya dijalani saja,” ujarnya, Rabu (15/6). Sepengetahuan Ilyas, pejabat eselon III yang digeser Plt Gubsu.

Gatot Pujo Nugroho, kebanyakan menduduki posisi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atau Pejabat Kuasa Pengguna (PKP). “Seperti yang dialami juga oleh rekan kerja saya di Disdik Sumut yakni Kabid Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI) Yuniar. Lantas, bagaimana proyek anggaran 2011 ini akan berjalan dengan baik lebih lanjutnya,” katanya.
Ilyas berdalih, pejabat baru yang menduduki posisi PPK atau PKP tentunya tak mau lagi menandatangani berkas proyek yang ditangani pejabat sebelumnya. “Semua tak akan berjalan lagi sesuai visi-misi Gubsu yang akan menciptakan masyarakat tidak bodoh, tidak sakit, tidak miskin dan punya masa depan. Karena pejabat pengganti belum tentu langsung bisa menduduki posisi tersebut,” jelas Ilyas.

Wakil Ketua DPRD Sumut Kamaluddin Harahap juga memandang, pergeseran sejumlah pejabat di eselon III tersebut memang akan sangat mempengaruhi proses-proses administrasi di jajaran Pemprovsu. “Pencopotan pejabat yang selama ini dilakukan di jajaran Pemprovsu akibat adanya indisipliner yang dilakukan pejabat terkait. Nah, apakah pejabat-pejabat yang dicopot tersebut memang melakukan tindakan indisipliner? Semua ada prosedurnya, ada sistemnya. Jangan disamakan dengan parpol,” tegasnya.

Pejabat-pejabat yang menduduki posisi strategis tersebut merupakan SDM yang memiliki kemampuan luar biasa di bidangnya. Karena memang diangkat berdasarkan prestasi yang selama ini dimiliki. “Mereka merintis karir dari eselon IV, kemudian meningkat menjadi eselon III. Ini butuh proses, jabatan tersebut bukan untuk main-main, harus orang yang benar-benar paham di bidangnya,” tutur Kamaluddin.

Lebih lanjut Kamaluddin menjelaskan, badan kepegawaian dibentuk untuk memantau kinerja seluruh PNS. “Nah, jika pejabat-pejabat yang bakal diganti ini memang melakukan kesalahan atau indisipliner, barulah patut dicopot. Pastinya akan lebih baik jika dikonsultasikan terlebih dahulu dengan orang-orang yang memang paling mengetahui tindak-tanduk pegawai di lapangan,” jelasnya.

Sementara itu, Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho mengatakan, pencopotan pejabat eselon III yang dilakukannya merupakan bagian dari evaluasi. Dan tindakan tersebut dilakukan dengan mekanisme yang benar lewat mekanisme Baperjakat. “Agar SKPD dapat tumbuh dengan cepat dan maksimal, harus dilakukan dengan tour of duty. Dengan pendekatan seperti itu, kita melakukan reposisi, juga dengan pendekatan kinerja ini SKPD yang dimulai dari tenaga teknis dari eselon III ini dapat direvitalisasi,” terangnya.

Pada akhir wawancara, Gatot juga sempat nyeletuk saat ditanya apakah pencopotan tersebut akan dilanjutkan. “Ada lagi yang lebih menarik tentang artis Indonesia, tentang lagunya Agnes Monica Lanjutkan,” katanya. (saz)

Rakyat Dibohongi, Dewan Jangan Diam Saja

Rahudman Tersangka Korupsi

JAKARTA-Status tersangka yang disandang Wali Kota Medan, Rahudman Harahap, pasti mengganggu kinerja. Orang nomor satu di Medan itu tidak mungkin bisa serius menjalankan fungsinya sebagai pemegang kendali pemerintahan di Pemko Medan. Karenanya, DPRD Kota Medan tidak boleh terus-terusan diam saja. Para wakil rakyat itu harus mendorong proses hukum terhadap Rahudman cepat dituntaskan. Jika memang proses hukum akhirnya menyatakan tidak bersalah ya biar Rahudman bisa konsentrasi mikirkan tugasnya sebagai wali kota. Demikian pendapat Koordinator Komite Pemilih untuk Indonesia (TePI), Jeiry Sumampouw.

”Sebaliknya, jika proses hukum menyatakan dia bersalah, ya diganti saja. Cari lagi walikota yang bersih, yang bisa konsentrasi mikirkan rakyatnya. Makanya, DPRD jangan diam saja, tapi harus mendorong proses hukum berjalan cepat,” ujar Jeiry Sumampouw kepada Sumut Pos di Jakarta, kemarin (15/6).

Memang, lanjut mantan aktivis 1998 itu, sulit berharap DPRD mau mendorong proses hukum cepat kelar. Namun, sebagai wakil rakyat, dewan harus lebih berpihak ke kepentingan rakyat dibanding kepentingan walikota. “Karena rakyat tidak mungkin bisa terurus dengan baik jika walikotanya sudah berstatus tersangka,” imbuhnya.

Dipaparkan pria asal Manado itu, sebenarnya warga Medan sudah berhak untuk marah. Pasalnya, Rahudman bisa menjadi wali kota karena dipilih secara langsung oleh rakyat. Selang beberapa saat setelah dilantik, ternyata sudah menjadi tersangka. “Ini berarti rakyat pemilih dibohongi. Saat kampanye pasti mengatakan dia calon bersih. Tapi nyatanya bohong semua. Track record yang sebenarnya tidak diungkap di publik saat kampanye pemilukada Medan,” beber aktivis yang konsen mengadvokasi hak pemilih itu.

Dia mengingatkan, semua kalangan, terutama para anggota DPRD Medan, tidak boleh meremehkan perkara ini. Jika akumulasi kekesalan rakyat sudah menggumpal, bukan tidak mungkin terjadi aksi massa rakyat untuk menggulingkan walikota. Jeiry memberi contoh kasus di Kabupaten Kampar, Riau, beberapa tahun lalu, dimana rakyat secara spontan tanpa ada yang menggerakkan, mampu melengserkan Bupati Kampar saat itu, Jefry Noor.

Karenanya, daripada rakyat yang bergerak di jalanan, lebih baik didorong agar proses hukum berjalan secara fair. “Nah, mestinya DPRD berpikir seperti itu. Tak perlu harus membuat Pansus. Cukup misalnya mengkaji data-data yang ada. Begitu yakin wali kota memang terlibat, langsung dorong aparat hukum cepat memprosesnya. Ini biar cepat klir. Jangan rakyat Medan tak terurus, ya lagi-lagi karena wali kotanya bermasalah,” bebernya.

Seperti diketahui, Rahudman yang tersandung kasus dugaan korupsi TPAPD Tapsel sewaktu menjabat Sekda di sana.  Dalam perkara ini, Amrin Siregar, pemegang kas daerah Setda Tapsel, telah disidangkan dan divonis tiga tahun penjara dan denda Rp200 juta.

Desakan agar kasus dugaan korupsi yang membelit Rahudman juga terus disuarakan elemen masyarakat di Medan. Kemarin, puluhan massa yang mengatasnamakan Angkatan Muda Advokasi Hukum Indonesia (AMDHI) Sumut mendesak Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) segera memanggil, mememeriksa dan menangkap Rahudman Harahap. Permintaan itu disuarakan saat menggelar aksi di kantor Kejatisu di Jalan Jenderal Abdul Haris Nasution, Medan.

Kordinator lapangan AMDHI Sumut Adlan F Nasution, dengan lantang meminta Kejatisu menyerahkan saja kasus ini ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI jika memang tak mampu menyelesaikannya dengan segera.
“Karena hingga saat ini penyelidikan kasus mantan Sekdakab Tapsel ini hanya mutar-mutar, menunggu surat surat ijin pemeriksaan dari presiden ataupun mendagri. Kami meminta Kejatisu jangan memendam kasus dugaan korupsi Rahudman Harahap,’’ ucap Adlan Nasution.

Adlan Nasution meminta penegak hokum tidak mengabaikan undang-undang No 30 tentang kepala daerah. Dalam UU itu ada disebutkan, apabila dalam tempo 60 hari surat izin tidak keluar maka pihak kejaksaan wajib memeriksa seorang pejabat yang terindikasi korupsi tersebut. “Kami meminta pada Presiden SBY atau pun mendagri, untuk segera menonaktifkan Rahudman Harahap, apabila dengan nyata terbukti bersalah melakukan tindakan pidana korupsi hal ini untuk kepentingan penegakan hukum di republic ini,’’ ucap Adlan Nasution.

Massa juga mendesak BPKP-RI Sumut menindaklanjutkan hasil audit di Kota Padang Sidimpuan untuk segera diserahkan kepada pihak Kejaksaan. “Kami juga meminta pada Kejatisu agar tidak melindungi  siapapun yang terlibat dalam perkara hukum yang merugikan negara,’’ teriak Adlan Nasution.

Suasana aksi kemarin sempat memanas. Merasa tak ditanggapi pihak Kejatisu, massa berusah masuk ke gedung Kejatisu. Petugas kepolisian dan aparat kejaksaan akhirnya mempersilakan masuk masuk ke gedung dan diterima Kasi Penkum Kejatisu Edi Irsan Kurniawan Tarigan SH. “Saat ini bapak Kajatisu dan pejabat teras lainnya saat ini sedang di Jakarta, karena sedang Rakernis,’’ buka Edi Irsan Tarigan.

Dihadapan massa Edi Irsan mengatakan, kasus dugaan korupsi Rahudman Harahap, saat ini sedang diproses. “Saya tidak bisa mengatakan kasus ini akan dilimpahkan ke KPK karena belum ada permintaan KPK untuk mengambil alih kasus,’’ tegasnya.

Meski demikian, Edi Irsan Tarigan berjanji akan menyampaikan aspirasi massa tersebut kepada Kajatisu, AK Basuni. ’’Kita bertekad menindaklanjuti kasus itu hingga proses peradilan. Kalau mengenai penyerah kasus ke KPK,’’ ucap Edi Irsan.

Massa yang menerim argumen Edi Irsan Tarigan kemudian membubarkan diri.(sam/rud)