30 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 15153

CR7 Minta Gaji Rp5,5 Miliar

MADRID-Klub mana yang tak menginginkan Cristiano Ronaldo? Pastinya, tak ada. Hampir dapat dipastikan jika seluruh klub dikolong bumi ini menginginkan winger asal Portugal itu.
Nah, saat ini pemain berjuluk CR7 itu mengklaim telah dihubungi kubu Manchester City untuk penjajakan transfer.

Seperti yang dilansir  Sunday Mirror, Ronaldo berbicara kepada seorang teman bahwa seseorang yang mengaku dekat dengan keluarga Sheikh Mansour, pemilik City, telah mengontaknya. Tak tanggung-tanggung, City berani memberikan tawaran tinggi kepada salah satu bintang sepakbola dunia itu.

City akan memberikan gaji 350 ribu pounds  per pekan plus bonus dan hak pengunaan citra. Tetapi, Ronaldo punya pikiran lain dan meminta jumlah yang lebih tinggi, yakni 400 ribu pounds per pekan mengingat tingginya pajak pendapatan di Inggris.
Tidak cuma itu, sang bintang meminta seragam bernomor punggung 7 dan ban kapten serta jaminan dia akan selalu menjadi pemain bergaji tertinggi di City.

“Cristiano bilang sudah ada kontak antara dia dan pihak ketiga. Dia bilang dia sangat tersanjung dengan keseriusan mereka. Dia mengatakan, mereka bersedia membayar berapapun supaya Ronaldo mau berbaju City,” ujar sang sumber.

Jika dirupiahkan, gaji yang diminta mentan pemain Manchester United ini setara dengan lebih dari Rp 5,5 milyar sepekan atau hampir Rp 300 milyar setahun. (net/jpnn)

Dilema Barca

BARCELONA – Bagi Real Madrid, bujet 45 juta euro atau setara Rp547 miliar hanyalah untuk membeli Sergio “Kun” Aguero dari Atletico Madrid. Tapi, bagi rival abadinya Barcelona, bujet 45 juta itu adalah total belanja di bursa transfer musim panas.

Padahal, El Barca (sebutan Barcelona) memiliki sejumlah pemain yang dibidik. Sebut saja, kapten Arsenal Cesc Fabregas yang berada pada daftar teratas, kemudian disusul striker Villarreal Giuseppe Rossi dan striker Udinese Alexis Sanchez.

Nah, dengan modal 45 juta euro saja, yang paling mungkin bisa Barca dapatkan hanyalah Fabregas. Terus bagaimana cara mereka membeli pemain lainnya. Banderol Rossi sekitar 32,5 juta euro (Rp 395,3 miliar) dan Sanchez sekitar 30 (Rp 364 miliar).

Belum lagi, Barca harus menutup lubang di lini belakang. Setidaknya mereka harus membeli satu bek tengah dan satu fullback. Musim lalu Barca sempat kesulitan mengatasi keterbatasan pemain di lini belakang saat para pemainnya cedera.

Apalagi, usia kapten Carles Puyol sudah tidak muda lagi dan sering terkapar cedera. Kemudian, Maxwell yang berposisi di bek kiri, dianggap belum memenuhi keinginan entrenador Josep Guardiola. Makanya, rotasi kerap dilakukan di posisi itu.

Idealnya, total pemain yang harus dibeli Barca adalah lima pemain. Terdiri dari dua striker, satu gelandang, satu bek tengah, dan satu fullback. Untuk itu, bujet 45 juta euro tidaklah cukup. Ingat, musim depan Barca akan bertarung di enam ajang berbeda.

Untuk Fabregas, harga yang dipatok sulit turun, lebih mungkin malah makin membengkak. Adapun harga Rossi masih mungkin terjadi negosiasi. “Rossi pemain penting bagi kami. Tentu kami ingin dia bertahan. Lagipula belum ada tawaran,” kata Fernando Roig, presiden Villarreal kepada Sport.

Roig memang ngotot mengatakan Rossi not for sale, tapi kalau terus digoda, bukan tidak mungkin Rossi akan dilepas dengan harga yang pantas. Lalu, untuk Sanchez, selain menawarkan uang cash, Barca juga menawarkan Bojan Krkic sebagai tambahan.

Tetap saja, meski begitu, Barca tetap butuh tambahan dana. So, jalan paling mungkin kalau tetap ngotot ingin menambah skuad adalah menjual sejumlah bintangnya. Selain Bojan yang sudah sering disebut, ada Seydou Keita dan beberapa pemain muda.

Belakangan, malah muncul wacana untuk melepas salah satu di antara Pedro Rodriguez atau David Villa. Asalkan, mereka bisa mendapatkan Rossi dan Sanchez. Tampaknya, Pedro masih akan digandoling Guardiola lantaran usianya yang masih belia.

Peluang paling terbuka adalah melepas Villa yang saat ini berusia 29 tahun. Hanya, menjual mantan striker Valencia itu bukanlah kebijakan yang populer lantaran hubungannya yang sangat dekat dengan beberapa pemain kunci Barca. (ham/jpnn)

Syamsul Arifin Masih Kritis

JAKARTA- Hingga hari kedua menjalani perawatan di RS Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat, kondisi kesehatan Gubernur Sumut nonaktif, Syamsul Arifin belum mengalami perubahan. Masih seperti sejak dirawat di RS Jantung Harapan Kita. Mantan Bupati Langkat itu masih menggunakan mesin pernafasan. Dalam kondisi yang masih gawat ini, tidak mungkin terdakwa perkara dugaan korupsi APBD Langkat itu bisa mengikuti persidangan.

Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga sudah memastikan pada Senin mendatang tidak ada sidang lanjutan. “Senin tidak ada sidang,” terang anggota JPU yang tidak mau ditulis namanya itu kepada wartawan koran ini, kemarin. Sekadar diketahui, para pegawai KPK, termasuk penyidik dan jaksa, memang terkenal sulit untuk dimintai keterangan. Ini menyangkut aturan di internal KPK, hanya pimpinan KPK dan Jubir KPK Johan Budi saja yang boleh memberikan keterangan kepada pers.

Terkait dengan masa berlakunya penetapan pembantaran yang sebelumnya berlaku hingga 12 Juni, anggota JPU itu mengatakan, secara otomatis akan diperpanjang lagi oleh hakim pengadilan tipikor yang menangani perkara Syamsul. Menurutnya, surat penetapan perpanjangan masa pembantaran tidak harus disampaikan melalui persidangan. “Bisa disampaikan di luar sidang, yang terpenting semua pihak terkait diberitahu,” ujarnya.

Syamsul sendiri begitu dipindahkan ke RS Abdi Waluyo pada Kamis malam lalu, langsung masuk ICU dan ditangani dokter. Hanya saja, hingga tadi malam belum ada perkembangan. Para pembesuk juga belum boleh memasuki ruang perawatan. “Masih steril, belum boleh dibesuk,” ujar salah seorang pembesuk kepada wartawan koran ini tadi malam. Tercatat, baru Ketum DPP Golkar Aburizal Bakrie yang diperkenankan masuk, Jumat (10/6) lalu.

Dibandingkan dengan RS Jantung Harapan Kita, RS Abdi Waluyo jauh lebih kecil. Dari bangunan fisiknya saja, RS Abdi Waluyo sulit dibandingkan dengan RS Jantung Harapan Kita yang cukup megah dan areanya sangat luas. Bisa dibilang, secara fisik, RS yang terletak di pusat kota, sekitar 400 meter dari Sarinah, hanya sekitar seperdelapannya saja dari RS Jantung Harapan Kita. Tempat parkirnya pun sempit. Untuk parkir sepeda motor, harus di luar kawasan rumah sakit, yakni di pinggir jalan depan RS.

Jika siang hari, ruang tunggu di RS Abdi Waluyo juga nampak sepi. Saking sepinya, ketika naik ke lantai II, untuk menuju ke ruang perawatan Syamsul, bisa tidak berpapasan dengan orang, entah pembesuk ataupun petugas medis. Ini berbeda jauh dengan RS Jantung Harapan Kita, yang selalu hiruk-pikuk. Maklum, sebagai RS rujukan penyakit jantung, RS yang bersebelahan dengan RS Dharmais itu menjadi tujuan utama para penderita penyakit jantung akut dari seluruh nusantara. (sam)

Puluhan Rumah Hancur Disapu Puting Beliung

DELISERDANG- Angin puting beliung merusak puluhan rumah dan fasilitas sosial di Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Jumat (11/6) malam. Tak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun puluhan rumah warga di tiga dusun di Kecamatan Hamparan Perak masing-masing Dusun XVI Klumpang Kampung, Dusun XVII Klumpang Kebon serta Dusun XVIII Payabakung hancur. Dua warga dusun Klumpang Kebon Hardinata (18) dan Irawadi (42) mengalami luka-luka terkena atap rumah milik warga yang berterbangan.
Seorang warga Dusun XVI Klumpang Kampung

Kasiman (69) mengatakan, angin puting beliung datang malam hari disertai hujan deras dan aliran listrik padam. “Semua warga saat itu memilih bertahan di dalam rumah selama satu jam lebih sampai puting beliung berlalu,” ujarnya.

Menurutnya, angin kencang datang dari arah barat menuju ke arah timur dan membentuk satu pusaran yang tinggi. “Semua benda yang ada di sekitar lintasan puting beliung ikut berterbangan.
Kepala Desa Klumpang Kampung, Ismanto mengatakan,kejadian seperti itu merupakan kejadian yang pertama. Sedikitnya, katanya, ada 10 rumah yang sudah rata dengan tanah di desanya.
Ismanto menjelaskan saat ini bantuan seperti mie instan, beras, teh kotak dan gula sudah mulai berdatangan ke posko bantuan. Ismanto menambahkan untuk sementara warga yang rumahnya menginap di rumah tetangga atau di posko bantuan yang sudah disediakan.

“Kita akan membangun posko lagi apabila posko yang tersedia tidak mencukupi untuk menampung warga dan bantuan,” tandasnya.

Camat Hamparan Perak, Faisal Arif yang ditemui di posko bantuan mengatakan, akan akan terus memantau warga. “Masih banyak rumah warga dan infrastruktur lainnya yang belum terdata. Kita akan terus berkoordinasi dengan pihak keamanan untuk memonitoring berapa jumlah kerusakan akibat terpaan angin puting beliung ini,” ujarnya.
Faisal menambahkan, rencananya pihaknya akan bekerjasama melakukan gotong royong melibatkan Koramil XII Hamparan Perak untuk mempercepat dan menata kembali beberapa dusun yang ruamhnya hancur.

Kepala Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maritim Belawan, Sampe Simangunsong mengatakan angin puting beliung biasanya terjadi pada musim pancaroba pada siang hari saat suhu udara panas dan awan hitam mengumpul. “Akibat radiasi matahari di siang hari tumbuh awan secara vertikal, selanjutnya di dalam awan tersebut terjadi pergolakan arus udara naik dan turun dengan kecepatan yang cukup tinggi. Arus udara yang turun dengan kecepatan yang tinggi menghembus ke permukaan bumi secara tiba-tiba dan berjalan secara acak,” katanya.

Ahli Meteorologi, Firman Aulia menambahkan, angin puting beliung disebabkan pengaruh fisik udara dan awan cumulonimbus (Cb) atau awan rendah yang dalam waktu pergerakannnya sudah dianggap matang ataupun aktif. Sehingga dalam masa kematangannya membentuk awan berbentuk corong yang sifatnya menggulung dan berputar dan dapat menghimpun energi yang dapat menghancurkan segala sesuatu yang dilintasinya. Firman mengatakan, angin puting beliung cenderung menghancurkan tempat yang lapang dan unsur tanah yang datar. (uma/mag-11)

2 Remaja Tewas Ditelan Ombak

SERGAI- Dua remaja tewas tenggelam setelah ditelan ombak ketika mandi-mandi di Pantai Pondok Permai, tepatnya di Desa Kotapari, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai, Sabtu (11/6) sekitar pukul 14.30 WIB. Sementara 4 remaja berhasil diselamatkan meskipun sempat terseret ombak.

Dua remaja malang yang meninggal dunia yakni Khairul Amri(15), warga Dusun II, Desa Kesatuan, Pantai Cermin, Sergai dan M Ikhsan Effendi (13), warga Jalan Istiqomah, Gang Indah, Helvetia Medan. Sedangkan empat orang yang selamat yakni Riski Wardana ((15), Saur Marisi( 15) dan Rizki(11), ketiganya warga Medan Helvetia. Julia (15), pelajar SMK Satria Budi, warga Dusun II, Desa Lubuk Rotan, Perbaungan, Sergai. Seluruh korban dibawa ke RSU Sawit Indah yang berada di Kelurahan Batang Terab, Perbaungan, Sergai.

Informasi yang dihimpun wartawan koran ini, korban bersama teman temannya mandi di sekitar lokasi atau 20 meter dari bibir pantai. Sewaktu kejadian, ombak datang dan akhirnya enam orang terseret ombak. Setengah jam kemudian, anggota Polsek Pantai Cermin, Airud, dan dibantu petugas dari pengelola menemukan dua remaja sudah menjadi mayat dan empat orang lagi berhasil diselamatkan.

Khairul Amri (15), seorang korban merupakan anak Kepala SMK Satria Budi sekaligus pelajar SMK Satria Budi. Salah seorang rekan korban mengatakan, mereka ramai mandi-mandi di laut. “Kami berangkat dari sekolah sekitar 26 orang siswa dan beberapa orang guru kelas. Kami berangkat dari sekolah sekitar pukul 10.00 WIB,” katanya.
Usai makan-makan, sambungnya, mereka pun mandi-mandi. Saat itu, air laut tak terlalu dalam tak sampai sedada. “Namun entah kenapa tiba-tiba kami seperti ditarik. Saat itu ombak datang dan langsung menyeret korban, Aku berusaha untuk menyelamatkan rekanku itu namun karena tak kuat kemudian kehilangan temanku itu,” katanya.
Menurutnya, Khairul Amri orangnya ramah dan pintar. “Dia selalu mendapat rangking 2 dari 28 siswa,” katanya.
Orangtua Khairul saat ditemui di RSU Sawit Indah, Mashur mengatakan, tak menyangka kalau anak ketiga dari empat bersaudara itu tewas. “Anakku ini baru saja merayakan hari ulang tahunnya Senin (6/6) malam kemarin. Dia mengundang semua teman sekolahnya. Biaya untuk ulang tahunnnya itu dari uang jajannya yang disisihkannya. Anak ini memang mandiri dia tak suka menyusahkan orangtua,” kenang ayah 4 anak itu.

Menjelang petang, jenazah korban tewas maupun selamat sudah dibawa pulang oleh keluarganya. “Empat lagi yang terminum air laut juga sudah pulih dari traumanya,” bilang perawat jaga RSU Sawit Indah, Fatimah kepada Sumut Pos.

Pengelola Pantai Pondok Permai, Johan mengatakan, pihaknya telah memberi peringatan bagi pengunjung agar tidak melewati batas. Sementara itu, Kapolsek Pantai Cermin, AKP Efendi Sirait kepada wartawan koran ini mengatakan, lokasi kejadian (TKP) airnya hanya sekitar satu meter, tetapi diduga air pasang menyeret mereka yang mengakibatkan korban tenggelam.”Penjaga pantai sudah mengingatkan mereka untuk naik ke darat melalui pengeras suara, tetapi naas menimpa mereka belum sempat ke darat sudah terserat arus pasang, kendati kedalamannya sekitar satu meter,” terang Efendi. (lik/mag-15)

Gandeng Bule Amerika

Cinta Laura mengaku sudah mengenal cinta meski hanya cinta monyet. Izin pun sudah diperoleh dari sang mama untuk menjalin dengan cowok idaman.

“Aku tahunya cinta monyet he..he..he.. Mami sih boleh-boleh saja, asal dikenalin dulu ke mami. Kalau cowoknya baik-baik ya nggak masalah,” ungkap Cinta Laura.

Cinta yang mengaku mengidolakan Pangeran Harry itu mengharapkan seorang cowok yang cerdas, lucu dan menyukai olahraga. Dirinya tidak memperhitungkan ras dan asal-usul.
“Buat aku yang penting cowoknya harus smart, funny and sporty. Aku nggak mikirin ras, boleh bule, black, Indonesia or Chinese,” sambungnya.

Dia pun terang-terangan mengaku sudah memiliki pacar sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Dia keturunan Indonesia-Cina, namun berkewarganegaraan Amerika, karena memang terlahir di sana.
“Sorry aku busy banget,” ungkapnya malu-malu kucing saat diminta bercerita. “Poinnya, cowok aku sudah lulus S1 di Amerika, nanti mau ambil master juga di sana. Tapi aku kuliah di Amerika bukan karena dia. Umurnya 23 tahun tapi muka and looksnya kaya teenager umur 17 tahun. Pacarannya juga belum ada 6 bulan,” pungkasnya. (net/jpnn)

45 Koruptor Kabur ke Luar Negeri

Jangan Harap Nazaruddin Bisa Dijemput Paksa

JAKARTA- Bukan hal yang gampang bagi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pemanggilan paksa terhadap mantan Bendum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin yang dikabarkan berada di Singapura. Wakil Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW), Emerson Yuntho menyebutkan, dari 20 pelarian kasus korupsi yang ngendon di Singapura, hanya satu yang bisa dipulangkan ke tanah air, yakni Gayus Tambunan. Itu pun, bukan lewat pemanggilan paksa, melainkan dengan rayuan.

“Jadi nggak ada yang bisa diambil paksa dari Singapura. Gayus itu kan hasil rayuan (oleh Satgas Pemberantasan Mafia Hukum, Red),” ujar Emerson saat diskusi bertajuk Koruptor Ngeloyor Negara Tekor, di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (11/6).

Dijelaskan Eson, panggilan akrabnya, sepanjang 10 tahun terakhir, ada 45 orang, sebagian tersangka dan sebagian lagi sudah divonis, lari ke luar negeri. Sebanyak 20 diantaranya lari ke Singapura. Lainnya ada yang ke Australia, Kanada, Hongkong.

Singapura menjadi negara tujuan favorit, kata Eson, lantaran jarakya dekat dari Indonesia. Dengan jarak yang dekat ini, mereka masih bisa dengan mudah untuk mengurusi bisinisnya, termasuk berupaya melobi aparat hukum agar nasibya bisa selamat jika balik ke tanah air.

Di Singapura pula, palarian kasus korupsi ini nyaman lantaran belum ada perjanjian ekstradisi antarkedua negara ini.
Di tempat yang sama, Sekretaris Satuan Tugas Pemberantasan Mafia Hukum, Denny Indrayana, mengatakan, akan muncul persepsi yang buruk jika satgas ikut menangani kasus  Nazaruddin. “Kita hindari kontraproduktif,” kata Denny.

Staf Khusus Presiden Bidang Hukum itu menjelaskan, Satgas Pemberantasan Mafia Hukum itu dibentuk oleh presiden yang notabene Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. Sedangkan Nazarudin adalah kader Partai Demkorat. “Nanti ada yang melihat ini secara politik,” kata Denny lagi.

Denny memang pernah berhasil membujuk Gayus Tambunan, terdakwa mafia pajak, pulang ke Indonesia dari Singapura yang kini sudah mendekam di penjara. Namun, Denny mengatakan, untuk kasus Nunun Nurbaiti yang diduga terlibat kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior (DGS) Bank Indonesia (BI) yang hingga kini belum diketahui keberadaannya dan M Nazarudin, berbeda dengan kasusnya Gayus Tambunan. Menurut dia, kalau kasus Gayus dari awal itu ditangani oleh Satgas Pemberantasan Mafia Hukum.

Sedangkan, Nunun dan Nazarudin, dari awal yang menangani KPK. “Tapi kita selalu bertukar informasi dengan KPK. Saya terus berkomunikasi dengan pimpinan KPK,” katanya. Bila dibandingkan antara Satgas Pemberantasan Mafia Hukum dan KPK, Denny mengakui yang lebih mempunyai power dan kewenangan adalah KPK.
“Satgas ini bentukan presiden sedangkan KPK sudah ada Undang-undangnya. KPK punya power lebih dan banyak banyak memilili kewenangan,” kata Denny. (sam)

Anak Pintar yang Gagal Meraih Cita-cita

Suyadi, Abang Becak yang Tersohor hingga ke Pulau Jawa (1)

Ketika sejumlah montir motor tua di Jakarta lempar handuk menghidupkan motor tua merek ZAP rakitan tahun 1928, milik seorang dewan penasihat kepresidenan, Suyadi seorang penarik becak asal Kota Siantar bisa menyalakan motor pabrikan England bermesin 500 cc itu.

Alvin Nasution, Pematangsiantar

Sabtu (4/6) siang itu di pangkalan becak di Jalan Bandung persimpangan Jalan Sutomo, Pematangsiantar empat unit becak motor merek Birmingham Small Arms (BSA) parkir memanjang sesuai trip. Pengemudi yang tripnya paling depan berondok di dalam becak, menghindari sengatan mentari. Sedang pengemudi lain memilih main catur di warung bakso tepat di seberang sebelah kiri pangkalan yang berada di tengah kota itu.

Di tengah hari yang gerah itu, seorang gadis Tionghoa keluar dari dalam toko. Setengah menjerit gadis berwajah cantik itu memanggil si abang becak. “Cak, becak!” katanya,  Abang becak yang tripnya paling depan ke luar dari persembunyian. Sekali engkol, motor tua pabrikan England rakitan tahun 1954 itu menyalak, lalu si abang yang rambutnya sudah mulai memutih mendekat, mengangkut si gadis yang entah ke mana tujuannya.

Lelaki bertubuh kurus itu adalah Suyadi, akrab dipanggil Pak atau Lek Yadi. Usianya 54 tahun. Selain menarik becak, pria murah senyum ini adalah montir motor tua. Dia sudah menukangi motor tua berbagai merek seperti Harley Davidson, BSA, Ariel, BMW, DKW, Triumph, Jawa, Royal Enfield, AJS, sampai ZAP. Motor-motor itu buatan Eropa, Inggris, Amerika, Jerman dan Republik Ceko. Tapi Ayah 4 anak ini lebih dikenal sebagai montir spesialis BSA.
Pengalaman Yadi sebagai montir bermula di tahun 1965. Saat itu dia masih duduk di bangku sekolah dasar. Berawal dari budaya keluarga yang menempatkan anak-anaknya ngikut ke rumah saudara yang lebih mapan, Yadi kecil pun tinggal di bengkel Gema Karya milik abang sepupunya bernama Rohim di Jalan Tombang, Pematangsiantar. Gema Karya kala itu menjadi salah satu bengkel motor besar merek BSA, Ariel, dan Triumph, yang telah dikomersilkan menjadi becak motor.

Sebagai pekerjaan awal, Yadi ditugasi perbaikan yang ringan ringan saja membalik rantai, nyuci mesin, dan nyekur klep. Paling jago memahat lempengan besi menjadi bundar untuk dijadikan piringan klos. Setelah itu dipasang fiber di sekeliling piringan tadi. Piringan klos memang terpaksa ‘diakali’ karena sparepart motor BSA tak ada dijual pascaberhenti produksinya pabrik motor terbesar di Inggris Raya itu akibat bangkrut. Saham BSA kemudian dibeli perusahaaan motor Triumph dan terakhir memroduksi BSA tahun 1979.

“Aku membengkel setelah pulang sekolah,” kata anak ke tiga dari enam bersaudara ini saat ditemui di pangkalan becak sekembalinya mengantar gadis Tionghoa berwajah cantik tadi.

Praktis, Yadi kecil lebih banyak menghabiskan waktu di bengkel ketimbang bermain bersama anak seusianya. Namun bukan tanpa hasil, setiap Yadi membalik rantai, upah seratus rupiah masuk ke kantongnya.
“Dulu, di tahun 80-an seratus rupiah sama dengan 10 tumbak beras,” kata lelaki yang lahir di Rumah Sakit Laras, Kecamatan Dolok Batunanggar, Kabupaten Simalungun itu.

Urusan memperbaiki mesin, Yadi belajar banyak dari abang sepupunya, Rohim. Rohim sendiri tertular ilmu dari paman seorang veteran angkatan darat di masa penjajahan Belanda. Nah, kala Belanda dipukul mundur tentara kita, pasukan bermata biru itu banyak meninggalkan mobil dan motor.

Kemudian melalui pertimbangan bisnis, paman bang Rohim menjadi montir. Tapi karena usia sang paman semakin menua, Rohim melanjutkan bisnis perbengkelan itu, yang kemudian memasang merek Gema Karya di rumahnya. Sekarang Rohim sudah menua. Bengkel Gema Karya sudah diserahkelolakan kepada salah seorang anak lelakinya, Zulfan (39).

“Sebelumnya ayah juga pernah bekerja di bengkel dinamo dan bengkel las,” kata Zulpan ditemui di warung kopi Kok Tong.

“Bang Rohim juga menambah ilmu dengan les Bahasa Inggris agar semakin memaknai kontruksi mesin yang suku cadangnya memang berbahasa Inggris. Kemudian saya belajar dari Bang Rohim,” terangnya.
Yadi tak kesulitan mempelajari kontruksi mesin motor yang terkenal tangguh di segala medan itu. Otaknya memang encer. Di bangku sekolah dasar, gelar juara satu tak pernah berpindah tangan darinya. Prestasi ini berlanjut ke bangku SMP.

“Teman Pak Yadi itu bernama Sugiono. Katanya, waktu SMP, Pak Yadi memang paling cerdas. Jago pelajaran aljabar dan ilmu ukur. Kalau ujian, begitu soal dibagi, tak perlu waktu lama bagi Pak Yadi menjawab semua soal. Hebatnya jawabannya semua benar,” kata Supono (40), seorang polisi yang pernah bertemu teman sekolah Yadi saat di bangku SMP.

Polisi asal Palembang yang sejak dipindahtugaskan ke Siantar sudah memiliki beberapa motor BSA. Harga paling murah untuk satu unit motor BSA yang kondisinya  sekira 50 persen bagus setara dengan motor baru pabrikan Jepang. Jika kondisinya di atas 50 persen bagus, harga minimal Rp40 juta hingga Rp100 juta.

Hebatnya lagi, Yadi kecil hanya dua tahun di bangku SMP. “Mungkin guru guru anggap saya pintar sehingga lebih duluan tamat dari teman-teman,” kata pecandu kopi yang kerap nongkrong di warung kopi Kok Tong, yang juga menjadi pangkalan becak. Di bangku SMA Yadi semakin menguasai mesin motor besar. Bila di malam hari ada becak yang rusak, Yadi dipanggil.

“Sampai bangku SMA mudah-mudahan semua kerusakan mesin sudah aku kuasai. Kalau dulu melemer peston masih manual, bloknya dibais, sokar dan peston dipusing agar licin, kemudian kor as-nya digosok pakai tali goni. Kerjanya membosankan karena memakan waktu sampai dua hari. Sekarang sudah ada mesin bubut, jadi rampungnya lebih cepat,” sambungnya.

Ketiadaan bengkel yang buka malam hari menjadi berkah bagi Yadi. Selain menambah pengalaman, Yadi tentu mendapat uang. Uang itu lah yang membiayai seluruh kebutuhan sekolah dan kebutuhan sehari-hari. Tapi soal upah, Yadi mengaku tak memasang tarif laiknya bengkel.

“Sama-sama senang saja. Bahkan terkadang ada juga yang ‘nembak’ karena memang belum dapat penumpang. Ya saya pasrah saja. Tapi setelah dapat duit ada yang tak mau bayar utang. Begitupun, kalau becaknya rusak lagi, saya juga yang dipanggil. Tapi saya tak kapok karena saya tahu kesulitan mereka,” kenang Yadi.

Sampai tamat SMA Yadi tinggal di rumah abangnya Rohim. Tapi setelah lulus SMA, Yadi tak ingin menjadikan montir sebagai jalan hidup. Dia lebih tertarik bekerja di kantoran-tak jorok karena oli, pakai seragam dengan rambut klimis.  Yadi pun melayangkan lamaran pertamanya ke Bank Indonesia. “Setelah testing saya dinyatakan tak lulus,” kenang Yadi.

Yadi tak putus asa. Lelaki yang dulu gemar bermain voli ini kembali melamar ke Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Tapi lagi lagi dewi fortuna belum berpihak kepadanya.
“Terakhir saya melamar ke PT Inalum. Sampai tes terakhir, pelamar yang tersisa tinggal 4 orang, termasuk saya. Tapi kemudian saya juga tak lulus,” kenangnya lagi.

Yadi tetap tak patah arang. Dia memilih melanjutkan studi ke Universitas Sumatera Utara (USU). Dipilihnya Fakultas Ekonomi. Karena memang berotak encer Yadi diterima di universitas kebanggaan orang Medan itu.
“Setiap bangun pagi aku selalu belajar. Itu diajarkan kakek agar pelajaran yang akan diajarkan guru di pagi hari semakin bisa dicerna,” katanya memberi tips belajar yang baik.

Tapi setelah masuk bangku universitas, Yadi malah pusing karena harus membiayai sendiri kuliahnya. Maklum, kedua orangtuanya hanya bekerja sebagai kerani di perkebunan swasta.
“Sepulang kuliah aku bekerja di bengkel cat atau jadi penambal ban,” ujarnya tanpa malu-malu.
Lagi lagi keberuntungan tak berpihak kepada Yadi. Setelah satu setengah tahun kuliah, dia harus mundur dari bangku kuliah karena ketiadaan biaya. Yadi frustrasi dan pulang ke Kota Siantar di tahun 1977, lalu kembali bekerja di bengkel abangnya. Namun ada perubahan kontras dari diri Yadi. Dia jadi suka menenggak minuman keras, mulai merokok padahal sebelumnya dia anti asap rokok. (*/bersambung)

Masya Allah, Bayi Tanpa Batok Kepala

JAKARTA- Umyana (21), warga Kampung Cipay Pageuh, Desa Talok, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang melahirkan seorang bayi tanpa batok kepala. Bayi malang berkelamin laki-laki ini masih dirawat di RSUD Tangerang.
“Ketahuannya pas di USG seminggu sebelum melahirkan. Ternyata kata dokter benar. Nggak ada batok kepalanya,” kata kakak Umyana, Kusni saat ditemui di RSUD Tangerang, Banten, Sabtu (4/6).

Menurut Kusni, adiknya melahirkan Sabtu (4/6) sekitar pukul 08.00 WIB. Meski sudah diberitahu oleh dokter, keluarga tetap terkejut saat mengetahui bayi Umyana tak punya batok kepala. Sedangkan kondisi seluruh tubuh bayi ini sama seperti bayi normal lainnya.

“Kita kaget juga. Kalau badannya sih utuh,” ujarnya.
Kusni menceritakan saat bayi ini berusia 2 bulan dalam kandungan, Umyana dan suaminya Abdul Rosyid bercerai. Usia pernikahan pasutri ini hanya berumur 3 bulan. Rosyid diduga berselingkuh dengan wanita lain.
“Ayah ibunya sudah bercerai. Pernikahannya tidak MBA (hamil duluan sebelum nikah),” jelasnya.

Saat ini sang bayi masih dirawat di ruang Pernatologi Infeksi, lantai 2 RSUD Tangerang. Sedangkan si ibu, Umyana dalam kondisi sehat di ruangan Anyelir lantai dasar. Umyana melahirkan bayinya secara sectio sesar.
“Ibunya sehat. Bayinya lagi di atas,” ungkapnya.

Perawatan Umyana dan bayinya menggunakan Jamkesmas. Namun keluarga sudah mengeluarkan biaya Rp200 ribu untuk membeli obat untuk Umyana. Hingga kini belum ada keterangan dokter mengenai kondisi sang bayi. (net/jpnn)

Bocah 4 Tahun Dianiaya hingga Buta

MEDAN- Kekerasan terhadap anak kembali terjadi. Tasya, bocah berusia empat tahun dianiaya bibinya sendiri, Suryani (35). Penganiayaan tersebut terjadi di rumah bibinya di Pematang Siantar, Selasa (7/6) lalu. Kini, anak dari pasangan Wagiran (65) dan Marini (35) ini dirawat di RSUP H Adam Malik Medan, karena mengalami luka serius dan matanya mengalami kebutaan.

Menurut Wagiran, selama ini Tasya tinggal bersama Suryani, yang merupakan adik kandungnya. Pasalnya, Suryani tidak memiliki anak. “Dulu, adik kandung saya itu datang ke rumah dan meminta untuk merawat anak saya ini. Setelah saya rembukkan dengan istri saya, akhirnya kami izinkan Suryani merawat Tasya. Mereka meminta anak kami karena tidak punya anak” ungkap Wagiran kepada wartawan Sumut Pos di Lantai II RS Adam Malik, Sabtu (11/6).

Lebih lanjut Wagiran mengatakan, berdasarkan informasi dari para tetangga Suryani, penganiayaan terhadap Tasya telah berlangsung sejak dua bulan lalu. Namun, Wagiran mengaku tidak tahu apa motif penganiayaan yang dilakukan adik kandungnya tersebut.

“Warga lah yang menyelamatkan anak saya ini dan menyerahkan Suryani ke kantor polisi. Setelah itu, Suryani pula yang menghubungi saya dan mengatakan kalau tasya mengalami luka-luka. Adik saya sepertinya sudah tergganggu jiwanya. Tanpa alasan yang jelas, anak saya dipukul dan ditunjang,” katanya.

Disebutkannya, akibat penganiayaan yang dialaminya, Tasya kini harus dioperasi karena lukanya yang cukup serius di bagian kepala. “Kepala anak saya memar dan mengalami pendarahan di dalam. Matanya juga mengalami kebutaan akibat dipukul. Anak saya harus dioperasi agar bisa normal kembali,” katanya dengan nada sedih.

Namun, Wagiran mengaku tidak memiliki uang untuk biaya perobatan anaknya. Karenanya, dia berharap ada dermawan yang bersedia menanggung biaya operasi anaknya.(jon)