29 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 15155

Banyak Cara Menjaga Nama

Oleh: Ramadhan Batubara

Beberapa hari lalu ada berita di media soal Ketua DPR RI Marzuki Alie yang tak puas dengan jejaring sosial. Katanya, jejaring sosial itu kejam;
dia bisa memutarbalikkan fakta dan penuh kebohongan karena akun di jejaring sosial banyak yang palsu. Fiuh. Kabar basi ya….
Tapi tunggu dulu, meski sudah basi, saya malah tertarik dengan pernyataan itu. Ayolah, yang beri pernyataan ini adalah seorang pejabat, bayangkan Ketua DPR RI! Ya, bukan barang baru juga kalau berita basi pun bisa menjadi hangat jika dikatakan oleh orang yang tepat; baik tepat secara buruk maupun tepat secara baik. Perhatikan kutipan berita yang dimuat beberapa media belum lama ini.

Ketua DPR Marzuki Alie akhirnya aktif di twitter dan facebook. Melalui jejaring sosial dia ingin memberikan informasi yang benar tentang dirinya. Karena dia tahu potensi yang dimiliki jejaring sosial. “Twitter baru beberapa bulan inilah. Waktu saya kena kasus TKW dihujat, Mentawai, saya harus buat pelurusan. Karena jejaring sosial ini luar biasa kejamnya. Di situ saya mulai buka twitter dan FB,” kata Marzuki.

Politisi Partai Demokat ini mengamini betapa dahsyatnya kekuatan jejaring sosial. Cuma yang dia sayangkan di ranah twitter misalnya, banyak yang memakai akun palsu. “Banyak yang di twitter itu namanya palsu, tidak terbuka, tidak ada keberanian. Makanya kalau saya bilang Anda pengecut tidak punya keberanian, kalau berani tampil seperti saya Marzuki Alie DPR, @MA_DPR apa adanya,” imbuhnya.

Sebenarnya apa yang dialami Marzuki banyak dialami orang lain. Melalui jejaring sosial, bukan sesuatu yang baru kalau ada orang lain yang memfitnah orang lainnya. Ayolah, di dunia nyata (bukan maya) saja soal memfitnah adalah sesuatu yang lumrah, apalagi di dunia maya bukan?

Seorang teman beberapa waktu lalu terpaksa membuang atau membatalkan pertemanannya dengan seseorang di jejaring sosial. Dia tidak suka dengan pernyataan-pernyataan mantan temannya itu. Terlalu fulgar. Terlalu ingin mencari perhatian. Terlalu menjijikkan. Kasarnya, ketika dia lagi baik, maka dia akan memuji habis-habisan, begitu juga sebaliknya. Masalahnya, tidak seperti di dunia nyata, di jejaring sosial, seluruh dunia bisa membaca. Misalnya, suatu hari mereka berdua terlibat masalah. Eh, di status mantan temannya itu langsung keluar kalimat: katanya lulusan universitas tingkat nasional kok mentalnya sarjana lokalisasi.

Perhatikan, kalimat di atas cukup menyakitkan kan? Pertama, mantan temannya itu telah mengabarkan kepada dunia tentang yang terjadi pada mereka. Hm, apa yang terjadi pada teman itu dengan orang lain dan mantan teman itu dengan orang lain kan beda, kenapa semua orang harus tahu? Lalu, gara-gara si mantan teman tidak tahu bahasa Indonesia yang benar, si teman pun mendapat cap jelek. Perhatikan kata ‘lokalisasi’, harusnya cukup lokal saja kan? Heheheh….

Tapi sudahlah, intinya lantun kali ini memang mau menyoroti soal bagaimana seseorang menjaga citra. Untuk hal ini, memang unsur media sangat penting. Karena itu, di zaman dulu raja dan kerajaannya selalu ‘memelihara’ seniman. Ini dilakukan agar seniman itu bisa menghasilkan karya adiluhung yang tak akan termakan zaman. Nah, dalam karya agung itu, tentunya sang seniman akan memasukan sang raja dan kerajaannya kan. Nah, di kemudian hari, karya itu pun menjadi saksi sejarah. Padahal, bisa saja sang raja tak sehebat aslinya bukan?

Saya teringat dengan terbitnya buku tentang Soeharto. Sebut saja Biografi Daripada Soeharto Dari Kemusuk Hingga Kudeta, terbitan Media Presindo oleh Yogaswara; Harta dan Yayasan Soeharto, terbitan Media Presindo oleh Indra Ismawan; HM. Soeharto Membangun Citra Islam, terbitan Asiamark oleh Mistah Yusuf; dan The Life and Legacy of Indonesia’s Second President oleh Retnowati. Nah, yang terbaru adalah ‘Pak Harto, The Untold Stories; buku ini berisi kesaksian 113 orang tokoh dalam dan luar negeri tentang sisi kemanusiaan Soeharto. Selain itu ada pula kisah-kisah yang dituturkan para mantan ajudan ataupun rakyat biasa.

Bagi saya buku yang terakhir ini sedikit menggelitik. Pasalnya, buku ini (sayangnya saya belum baca) hadir di saat yang sedikit mencurigakan. Ada kesan buku ini sengaja dikeluarkan untuk kembali membangkitkan kenangan baik untuk tokoh yang menjadi hujatan di akhir 1990-an hingga awal 2000-an itu. Kasarnya, karakter Soeharto yang sempat jelek ingin diharumkan kembali. Ujung-ujungnya kemana? Ya, tanyakan pada rumput yang bergoyang kata Ebit G Ade.

Tapi sudahlah, soal menjaga citra memang sesuatu yang pelik. Kita harus jeli melihat suatu fenomena dari sekian banyak sudut. Bahkan, untuk melihat berita yang benar saja, kata para ahli komunikasi,  kita wajib membaca sedikitnya enam koran. Intinya, kebenaran itu kan tergantung suara yang besar, kata orang Medan pula. Hehehe.
Jika sudah seperti itu keadaannya, saya sedikit miris dengan sejarah bangsa ini. Ayolah, siapakah pahlawan yang kita miliki pada zaman pra perang kemerdekaan. Bukankah kita ketahui mereka dari buku pelajaran yang dicetak dan dibuat oleh Belanda? Siapa mereka itu, bukankah mereka adalah pejuang daerah yang berhasil dikalahkan oleh Belanda? Ya, mungkinkah Belanda menuliskan tokoh-tokoh yang tidak berhasil mereka taklukkan untuk menjadi bahan pelajaran di sekolah yang diciptakan di negara jajahan mereka? Pertanyaannya, kemana pejuang yang berhasil menang dan tidak pernah ditaklukan oleh Belanda, adakah mereka menjadi pahlawan kita?

Karena itu, Ketua DPR RI Marzuki Alie, Anda sudah benar dengan membuat akun di jejaring sosial itu. Padahal, Anda kan bisa membuat undang-undang untuk melarang jejaring sosial di Indonesia. Bukankah begitu?
Tapi, kalau tetap sewot juga karena membaca akun yang aneh-aneh tentang Anda, tak perlu marah pula kan. Biarkan sajalah. Kalau marah, nanti bisa dicurigai. Seperti kata pepatah, marah tandanya cinta. He he he. (*)
10 Juni 2011

Kopi Cinta yang Mampu Atasi Penyakit

Kopi Dynamic Tribulus

Siapa tak kenal kopi, minuman yang kini terus berkembang menjadi satu minuman paling populer di dunia. Dan dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat yang disajikan di waktu santai.

Kalau Kopi Dynamic Tribulus? Nah, di  sini kita akan membicarakan khasiat dan manfaat meminum minuman yang dijuluki ‘Kopi Cinta’ ini.

Kopi Dynamic Tribulus merupakan produk asli buatan Indonesia yang diracik dan dipadukan dengan bahan herbal. “Jadi, kopi ini sangat baik untuk dikomsumsi masyarakat. Dengan resep warisan China kuno yang sudah berusia ribuan tahun, dijamin kopi ini akan memberikan banyak manfaat kepada peminumnya,” terang Distributor Kopi Dynamic Tribulus untuk Wilayah Sumut Henry Wieka, Jumat (10/6).

Henry menjelaskan, resep warisan China kuno ini dulunya merupakan resep untuk menyajikan minuman kepada para Raja China. “Fungsinya untuk menjaga stamina,” katanya.

Menurutnya, Kopi Dynamic Tribulus ini terbuat dari biji kopi pilihan yang dihasilkan dari tangan dan prosedur yang sangat terjaga prosesnya, sehingga mutunya cukup baik. “Kopi ini sangat baik dikomsumsi karena terbuat dari bahan herbal dan tak ada zat kimia,” jelas Henry.

Karenanya, sambung Henry, minuman hasil seduhan Kopi Dynamic Tribulus ini tak menimbulkan efek samping dan aman untuk jantung. “Sangat banyak masyarakat yang telah merasakan manfaat dan kehebatan kopi ini. Bukan hanya masayarakat biasa saja yang menyukainya, tapi juga dari kalangan pekerja keras, kantoran hingga pejabat juga telah merasakan manfaat besar dari kopi ini,” tuturnya serta menganjurkan, selain meminum Kopi Dynamic Tribulus masyarakat juga harus menjaga pola makanan sehat dan selalu banyak berolah raga.

Manfaat Kopi Dynamic Tribulus ini dapat meningkatkan fungsi vitalita organ sexual, membantu menurukan hipertensi, memaksimalkan fungsi hati, ginjal dan jaringan uriner. Tak hanya itu, kopi ini juga dapat mengurangi keputihan dan mempelancar haid. Meningkatkan kekebalan tubuh, mencegah kanker prostat, menurunkan stres fisik dan mental.

Kopi Dynamic Tribulus mengandung 100 persen Lepidium Peruvianum Chacon organic. “Lepidium Peruvianum Chacon organik ini diproses secara gelatinisasi dengan standar GMP. Lepidium Peruvianum Chacon merupakan herbal sejenis umbi-umbian yang tumbuh di pegunungan Andes Peru pada ketinggian hingga 14.500 kaki di atas permukaan laut. Berada di bawah puncak salju glacial (Red),” jelas Henry.

Daerah tersebut, sambungnya, tempat spesies khusus Lepidium Peruvianum Chacon ditemukan. Dan tempat ini merupakan suatu wilayah dengan kondisi cuaca yang sangat ekstrim. Seperti, sering diterpa badai atau angin kencang, dingin atau beku di malam hari dan panas karena diterpa cahaya matahari terus menerus di siang hari.
“Tak ada tanaman makanan lain di muka bumi ini yang dapat tumbuh dan berkembang biak pada ketinggian serta kondisi cuaca yang seekstrim itu. Para herbalist telah lama yakin tanaman yang resistan dan kuat seperti Lepidium Peruvianum Chacon ini pasti memiliki manfaat medis yang sangat tinggi,” ungkap Henry.

Dengan demikian, Kopi Dynamic Tribulus memiliki karakteristik dan cara kerja yang sama dengan Lepidium Peruvianum Chacon. Ini berarti Kopi Dynamic Tribulus memiliki kemampuan menyeimbangkan hormon tubuh sekaligus efektif mengatasi berbagai gangguan kesehatan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon termasuk berbagai gangguan seputar menstruasi.

Untuk pembelian dan pemesanan, bisa langsung datang ke Jalan Nangka No 23 Medan. Atau dengan menghubungi nomor  0813 6246 3322, 0878 6824 2684. Atau dengan mengunjungi website resminya di www.kopicinta-xamtthone.com. (saz)

Melatih Kesabaran Lewat Permainan

Gebyar SMK di Lapangan Benteng

Ada yang berbeda di stan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 9 Medan dan SMK Panca Budi 1 Medan. Karenanya, stan kedua SMK tersebut berhasil mencuri perhatian pengunjung pada Gebyar SMK yang digelar di Lapangan Benteng, Jumat (10/6).

INDRA JULI, Medan

Cuaca terik yang menyelimuti Kota Medan siang itu tak mampu mengusik perhatian peserta satu permainan yang digelar di stand SMK Muhammadiyah 9 Medan yang berhadapan dengan Kantor Koramil. Di atas meja tampak dua tiang besi dihubungkan dengan kawat tembaga yang dibentuk dalam empat gelombang amplitudo. Sementara di ujung sisi tiang terhubung tongkat kayu (joystik) dengan ujung yang melingkari kawat tembaga tadi.

Permainan itu dilakukan dengan memindahkan joystik ke ujung lainnya dengan melalui gelombang amplitudo tanpa bersentuhan. Setiap sentuhan yang terjadi antara kawat dengan kepala joystik akan mengeluarkan bunyi dari speaker yang dihubungkan dengan baterai berkekuatan tiga volt. Untuk memotivasi peserta, sekolah menyiapkan hadiah sesuai dengan tingkat keberhasilannya.

“Mau coba yang teh botol kotak atau yang Vita Zone? Kalau yang teh botol berarti dua kali mencoba. Kalau berhasil dalam sekali coba, dapat Vita Zone,” jelas Muhammad Roni, yang juga staf di bidang elektronik SMK Muhammadiyah 9 Medan kepada Sumut Pos.

Setelah beberapa kali gagal, siswa SMK PAB 1 Medan Ikhsan akhirnya berhasil memindahkan joystik melewati kawan amplitudo tanpa menimbulkan bunyi. Untuk usahanya itu Ikhsan mendapatkan teh botol kotak. Didorong rasa penasaran yang tinggi, Ikhsan kembali mencoba tantangan untuk mendapatkan hadiah Vita Zone, artinya harus berhasil dalam sekali percobaan.

Hanya saja, rasa lelah yang belum pulih setelah beberapa kali mencoba, membuat Ikhsan tidak dapat mengendalikan getaran di persendian tangan. Memasuki gelombang amplitudo pertama, ujung joystik pun menyentuh kawat yang langsung mengeluarkan bunyi. “Memang susah juga. Kita harus menjaga konsentrasi dan harus tetap tenang. Masih bagus bisa dapat hadiah,” ucap Ikhsan yang langsung menikmati hadiahnya.

Rasa penasaran juga membuat tiga siswa SMK Swasta Teladan Medan terlibat dalam permainan ini. Hanya saja ketiganya seperti terburu-buru saat melakukan percobaan sehingga gagal memindahkan joystik ke sisi yang lain. “Betul-betul harus sabar bah,” ucap Lambok Mangatur Lumbangaol mewakili kedua temannya yang juga gagal.

Seperti yang disampaikan Roni, permainan itu memang ditujukan untuk melatih kesabaran. Dengan ujung joystik yang berdiameter satu sentimeter sebenarnya bukanlah hal yang rumit. Hanya tetap saja membutuhkan kesabaran dan konsentrasi yang tinggi untuk bisa menyelesaikan tantangan yang ada. “Ini program kita dari bagian elektro. Bahwa dengan dana yang kecil kita juga bisa membuat permainan yang bermanfaat khususnya melatih kesabaran,” jelasnya.

SMK Muhammadiyah 9 Medan sendiri memang memusatkan perhatian pada bidang-bidang yang sedang marak di tengah-tengah masyarakat. Selain permainan kesabaran tadi ada juga perakitan ampli untuk keperluan soundsystem. Ke depan mereka akan menyiapkan perakitan sound system untuk kebutuhan keyboard. Ada juga televisi trainer yang menggunakan boks transparan.

Sehingga pengunjung dapat melihat komponen-komponen yang digunakan. Televisi trainer ini dibuat 2006 untuk keperluan praktek siswa juga selalu ditampilkan di setiap kegiatan pameran.

Untuk bidang otomotif, SMK Muhammadiyah 9 Medan juga memajang air conditioner (AC) mobil yang sudah dimodifikasi dengan tenaga listrik sebagai pendingin ruangan di stand. Hanya saja karena kondisi stand yang terbuka membuat pendingin ruangan tadi tidak berfungsi maksimal.

Siang itu mereka juga menurunkan mekaniknya pada lomba tune up sepedamotor. Untuk kegiatan tune up sepedamotor ini, SMK Muhammadiyah 9 Medan berhasil meraih Juara Harapan 1 di Panca Budi, April lalu.

Stan SMK Panca Budi 1 pun menjadi pusat perhatian pengunjung dengan menggelar permainan yang sama. Hanya saja permainan yang dibuat berukuran lebih kecil dari sebelumnya dan tidak menggunakan alarm suara melainkan lampu yang menyala bila terjadi sentuhan antara ujung joystik dengan kabel rintangan.

Adapun Gebyar SMK ini diikuti 83 stan dari SMK se-Sumatera Utara yang dirangkai dengan beberapa lomba. Selain lomba tune up sepeda motor, lomba web, lomba tata rias multi etnis, lomba aransemen musik, Sabtu (11/6) ini juga akan digelar lomba film pendek, lomba busana multi etnis, lomba tari multi etnis. (*)

Kejagung Tetapkan Dua Tersangka Baru

Pembobolan Rekening Pemkab Batubara Rp80 Miliar

JAKARTA-Kejaksaan Agung (Kejagung) menambah dua tersangka baru dalam kasus pembobolan rekening milik Pemkab Batubara, Sumatera Utara (Sumut). Tersangka baru tersebut berasal dari pegawai Pemkab Batubara, serta seorang lagi dari pihak swasta. “Yang staf Pemda (Batubara) itu tugasnya mencairkan fee,” kata Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (JAM Pidsus) Andhi Nirwanto, saat dicegat wartawan selepas menunaikan salat Jumat (10/6).

Disebutkan Andhi, penetapan status keduanya merupakan hasil dari penyidikan tiga penyidik pada JAM Pidsus, yang sejak dua hari lalu  ditugaskan langsung ke Sumut, memeriksa kasus korupsi yang diduga merugikan negara mencapai Rp80 miliar tersebut. “Penetapan dua tersangka baru itu, ya, hasil penyidikan mereka,” sambung mantan Kajati DKI Jakarta ini.

Dengan begitu, sampai kini Kejagung telah menetapkan lima tersangka dalam kasus ini. Mereka adalah Kepala Pengelola Keuangan Daerah Pemkab Batubara Yos Rauke dan Bendahara Umum Fadil Kurniawan, serta Rachman Hakim yang merupakan Direktur PT Pacific Fortune Management. Ketiganya kini sudah ditahan. Sementara untuk dua tersangka baru, Andhi belum bisa memastikan.

Keterlibatan Rachman dalam kasus Batubara ini, karena lewat dialah Yos dan Fadil kenal dengan Kepala Cabang Bank Mega Jababeka, Bekasi, Itman Hari Basuki, sekitar September 2010. Diduga, dari pertemuan ini kemudian diputuskan uang milik Pemkab tersebut  didepositokan di Bank Mega, setelah ada janji dari Itman akan mendapat bunga deposito di atas pasaran.

Akhirnya secara bertahap, dana Pemkab Batubara yang ada di Bank BPD Sumut, dipindah ke Bank Mega Jababeka. Dana kemudian dicairkan dan disetor ke dua perusahaan sekuritas, melalui Bank BCA dan Bank CIMB Niaga. (pra/jpnn)

September, Ganti Rugi Lahan Tuntas

MEDAN- Pembayaran tahap III ganti rugi lahan fly over (jembatan layang, Red) di Jalan Jamin Ginting telah dilakukan pada Selasa (6/6) lalu. Pada pembayaran tersebut, 11 persil tanah yang terbayarkan ganti ruginya dengan dana sebesar Rp2 miliar.

Diketahui, dari pembayaran tahap I dan II telah terbayarkan sebanyak 57 persil tanah. Jadi, secara keseluruhan dari 131 persil tanah yang dimiliki warga tersebut, sudah 68 persil yang terbayarkan. Sisanya tinggal 73 persil tanah lagi.

Jadi keseluruhan dana yang telah dialirkan kepada warga penerima ganti rugi, mulai tahap I hingga tahap III ini menjadi sebesar Rp12,5 miliar.

“Dana keseluruhan ganti rugi untuk warga sebesar Rp30 miliar yang bersumber dari dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi dan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), dimana masing-masing teralokasi sebesar Rp15 miliar. Saat ini, yang digunakan masih bersumber dari dana APBD.

Dana dari APBD kemungkinan akan dicairkan pada bulan ini juga. Dari total yang telah digunakan, semuanya bersumber dari APBD Provinsi, dan saat ini yang sudah dialirkan ke warga sebesar Rp12,5 miliar,” terang Ketua Tim Pembebasan Lahan Fly Over Jamin Ginting Thomas Sinuhadji saat ditemui Sumut Pos di Lantai II Balai Kota Medan, Jum’at (10/6).

Dijelaskannya, diperkirakan pembebasan lahan atau pembayaran ganti rugi tersebut akan selesai pada September mendatang. Namun, belum bisa dipastikan kapan akan dimulainya pembangunan fisik jembatan tersebut. Karena untuk urusan pembangunan fisik jembatan, menjadi tugas dan wewenang dari pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU).

“Dari Rp30 miliar itu, diperkirakan akan lebih anggaran sebesar Rp3-Rp4 miliar. Dan sisa tersebut, akan dialihkan pada pembuatan under pass di Jalan Brigjen Katamso. Kalau mengenai pembangunannya, itu sepenuhnya wewenang pemerintah pusat,” tegasnya.
Menyangkut pembayaran tersebut, kantor Lurah Kuala Bekala Kecamatan Medan Johor menjadi tempat pembayarannya.(ari)

Ical Jenguk Syamsul

JAKARTA-Hari pertama menjalani perawatan di RS Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (10/6), Gubernur Sumut nonaktif Syamsul Arifin dibesuk Ketum DPP Partai Golkar, Aburizal Bakrie alias Ical. Salah seorang Jaksa dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menangani perkara dugaan korupsi APBD Langkat juga datang ke ruang rawat Syamsul di lantai II RS tersebut.

Hanya saja, tujuan Ical berbeda dengan tujuan kedatangan jaksa dari KPK yang enggan namanya ditulis di Sumut Pos. Ical datang dalam kapasitasnya sebagai pimpinan tertinggi Partai Golkar, membesuk Syamsul yang juga Ketua DPD nonaktif Partai Golkar Sumut. Sedang jaksa dari KPK datang untuk mengecek perpindahan perawatan Syamsul dari RS Jantung Harapan Kita ke RS Abdi Waluyo.

“Saya datang untuk mengecek saja, untuk kepentingan administrasi,” ujar jaksa itu. Dia tidak mau banyak komentar. Alasannya, yang punya kewenangan berkomentar adalah anggota JPU yang lain, Muhibuddin. Hanya dia menjelaskan, penetapan hakim pengadilan tipikor soal permohonan izin Syamsul berobat ke RS Gleneagles Singapura, memang belum keluar.

Sementara, Ical hanya sekitar lima menit berada di ruang rawat Syamsul. Pasalnya, kondisi Syamsul masih parah dan sama sekali belum bisa berkomunikasi. Syamsul masih tergeletak dengan mesin pernapasan yang masih terpasang. Ical ditemui menantu Syamsul yang juga dokter ahli jantung, dr Zainuddin, dan istrinya (putri Syamsul) Beby Ardiana. Lantaran kondisi Syamsul masih gawat, belum ada pembesuk yang diperkenankan masuk, kecuali Ical.

Kepada wartawan begitu keluar dari ruang rawat Syamsul, Ical mengaku sangat prihatin dengan kondisi mantan bupati Langkat itu. Dia berharap, hakim pengadilan tipikor mau mengeluarkan izin pengobatan Syamsul ke Singapura.

“Ini soal kebutuhan penanganan medis untuk penyelamatan Pak Syamsul. Keluarga sangat yakin dengan RS Gleanagles di Singapura, karena  Pak Syamsul dahulu pernah dirawat di sana sehingga keyakinan itu harus kita hargai. Saya berharap Pak Syamsul dapat segera pulih kesehatannya,” ujar Ical, yang datang ke RS hanya ditemani ajudannya.
Dulu, di hari-hari pertama Syamsul ditahan di Rutan Salemba, Ical juga datang membesuk. Saat itu, sejumlah pentolan Partai Golkar ikut menyertai Ical.

Sedang menantu Syamsul, dr Zainuddin, menjelaskan, keinginan pihak keluarga membawa berobat ke RS Gleneagles Singapura bukan lantaran pihak keluarga mendewakan RS Gleneagles. Namun, semata-mata lantaran di RS Gleneagles sudah punya rekam medis kondisi Syamsul.

Malahan, menurut menantu Syamsul yang setia mengawasi kondisi mertuanya itu, Syamsul pernah menjalani operasi jantung di RS Gleneagles dan mengalami infeksi paru. Saat itu Syamsul sempat tidak sadarkan diri selama tujuh hari. Syamsul ketika itu juga dipasangi alat bantu pernapasan selama 40 hari, tetapi kemudian secara perlahan-lahan alat pernapasan bisa dibuka dan kondisinya kembali normal.

Sementara, Beby Arbiana menjelaskan, jika diizinkan berobat ke Singapura, pihak keluarga yang akan menanggung semua biaya, termasuk biaya pengawalan yang berasal dari petugas kepolisian yang ditunjuk KPK. Beby juga memastikan bahwa ayahnya tidak akan melarikan diri dan tetap akan menjalani semua prosedur yang diberlakukan bagi tahanan yang dirawat di luar negeri.

Kemarin, Bupati Tapsel Syahrul Pasaribu juga datang untuk membesuk Syamsul. Hanya saja, fungsionaris DPD Golkar Sumut itu tidak diperkenankan masuk ke ruang perawatan Syamsul. “Saya hanya datang untuk melihat kondisi beliau dan saya mendoakan semoga beliau cepat sembuh,” ujar Syahrul.

Seperti pernah diberitakan Sumut Pos, Syamsul Arifin kecewa berat atas keputusan DPP Partai Golkar yang memberhentikan sementara dirinya sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Sumut, awal Mei lalu.

Syamsul tidak terima atas keputusan DPP itu, namun tidak bisa berbuat apa-apa lagi. ‘’Beliau (Syamsul, red) kaget, beliau kecewa, tapi beliau bisa apa?” ujar tim kuasa hukum Syamsul Arifin, Rudy Alfonso, Jumat (6/5).

Rudy menceritakan, Syamsul yang juga Gubernur Sumut nonaktif itu yang mengungkapkan rasa kecewanya itu kepadanya, begitu mendengar dirinya diberhentikan sementara sebagai Ketua Golkar Sumut. Lantas, langkah apa yang dilakukan Syamsul? Rudy mengatakan, Syamsul kecewa saja dan tidak melakukan reaksi berlebihan. “Karena beliau sosok orang yang bisa menyembunyikan kekecewaan. Tapi saya tahu, beliau sangat kecewa,” terangnya.

Syamsul kecewa lantaran merasa belum saatnya diberhentikan sementara dari jabatan politik itu. Pasalnya, kini proses persidangan perkara dugaan korupsi APBD Langkat masih berlangsung.
“Mestinya dijunjung asas praduga tak bersalah. Toh tak lama lagi persidangan selesai,” ujar Rudy, yang juga anggota Badan Hukum dan HAM DPP Partai Golkar itu.(sam)

Nanyang Ditenggat 7×24 Jam

Komisi D Desak Bangunan Dibongkar Sendiri

Tiang Penyangga Timpa Rumah Warga

MEDAN- Warga yang tinggal dekat dengan lokasi pembangunan gedung baru Nanyang Internasional School makin resah. Pasalnya, Jumat (10/6) malam, sekira pukul 19.45 WIB, tiang penyangga (eskapolding) untuk pembangunan sekolah tersebut jatuh dari lantai tiga dan menimpa rumah warga bernama Yeni dan Su wito.

Menurut Suwito yang ditemui di rumahnya, tiang penyangga berupa besi dan kayu balok tersebut jatuh saat hujan deras disertai angin kencang “Ini karena pembangunan tersebut tidak memakai jaring pengaman. Kejadian ini bukan yang pertama kali, namun tidak ada tanggapan sama sekali dari pihak Nanyang,” ungkap Suwito.

Selain itu, lanjut Suwito, pihak Nanyang seakan ingin menutupi peristiwa jatuhnya tiang penyangga yang menimpa rumahnya tersebut. Hal ini terlihat dari petugas Satpam Nanyang yang langsung mengutipi kayu dan besi tersebut. “Kami berencana akan melaporkan kajadian ini ke polisi. Karena pihak Nanyang tidak merespon keluhan kami. Ini dapat membahayakan keselamatan kami,” ungkapnya yang diamini Yeni.

Sebelumnya, dalam rapat dengar pendapat yang digelar di gedung dewan, Komisi D DPRD Kota Medan memberi tenggat waktu 7×24 jam bagi pemilik Nanyang Internasional School untuk membongkar sendiri bangunannya. Pasalnya, bangunan tersebut telah menyimpang dari SIMB yang dikeluarkan Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan (TRTB) Kota Medan.

Hal ini terungkap dalam rapat dengar pendapat Komisi D DPRD Kota Medan dengan warga Kelurahan Darat Kecamatan Medan Baru, Dinas TRTB Kota Medan, Dinas Pendidikan Kota Medan dan Nanyang Internasional School yang diwakili penasehat hukumnya, Jum’at (10/6).

Dalam pertemuan itu, Dinas TRTB Kota Medan yang diwakili Kepala Bidang (Kabid) Pengawasan dan Pengendalian Dinas TRTB Medan Ali Tohar mengungkapkan, perluasan satu unit bangunan sekolah Nanyang berukuran 15,5×32,5 M, menyimpang dari SIMB No.642/363.K tanggal 14 Februari 2011. Penyimpangan itu terjadi pada Gambar Situasi Bangunan (GSB) Roilen bagian sisi utara 1,2×13 M, sisi seletan 1,5×15 M dan sisi barat 3,7×1,5 M.

Selain mengultimatum, Komisi D DPRD Medan juga mengeluarkan rekomendasi agar Dinas TRTB Kota Medan untuk melakukan peninjauan ulang terhadap Surat Izin Mendirikan Bangunan (SIMB), serta meminta Pemko Medan untuk menghentikan segala aktivitas pembangunan selama proses pembongkaran berjalan.

“Pembangunan Nanyang harus diberhentikan, Dinas TRTB harus berani memberikan sanksi tegas sekaligus memberikan contoh kepada pengembang lain yang terbiasa melanggar aturan,” tegas Sekretaris Komisi D DPRD Medan pada RDP tersebut.

Lebih lanjut Muslim berjanji, Komisi D serius menyikapi keluhan warga dan tidak akan peduli dengan pengaruh dari luar, seperti telepon-telepon yang masuk ke nomor ponselnya.
Anggota Komisi D DPRD Medan lainnya yang hadir pada RDP tersebut, Budiman Panjaitan juga meminta agar izin operasional sekolah untuk ditinjau kembali. Karena Budiman menilai, ada hal yang menyalahi tentang izin yang ada.

Menyahuti hal itu, pihak Nanyang yang diwakili penasehat hukumnya Julheri mengaku, pihaknya akan mematuhi ketentuan sesuai izin yang dberikan Dinas TRTB Kota Medan.

Namun, Julheri terkesan menolak pembongkaran terhadap pembangunan gedung yang telah sesuai aturan dan sudah mendapatkan IMB nya. “Kami setuju penghentian pembangunan hanya untuk bangunan yang menyimpang. Tapi kami tidak setuju dengan penghentian pembangunan secara keseluruhan,” tandasnya.

Nah, saat itu Kabid Pengawasan dan Pengendalian Dinas TRTB Medan Ali Tohar meminta dukungan Komisi D DPRD Medan, dalam rangka penghentian dan pembongkaran Nanyang Internasional School. Terkait hal itu, warga Kelurahan Darat Kecamatan Medan Baru melalui M Sianipar mengungkapkan, agar Pemko Medan segera menyahuti rekomendasi dari Komisi D DPRD Medan.(ari)

Keliling Indonesia dengan Moge

Berawal dari Angan-angan

Sebanyak 7 riders tangguh asal Medan telah berhasil mengelilingi Indonesia mengendarai Motor Gede (Moge). Mereka melintasi delapan kepulauan di Indonesia, selama 62 hari dengan jarak tempuh diperkirakan mencapai 15 ribu kilometer.

Ke 7 orang tersebut dipimpin Salimin Johan Wong, beranggotakan Basri Chen, Sumito, Chandra Putra, Nensy, Benny dan Hendra berkendara sejak Tanggal 9 April dan tiba di Medan disambut Wali Kota Medan Rahudman Harahap di Balai Kota Medan, Kemarin (10/6).

Penjelajahan 8 kepulauan yang ditempuh riders tersebut dimulai dari titik nol Medan yakni, Lapangan Merdeka Medan. Riders akan melintasi Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sulawesi,Kalimantan, Jakarta dan kembali melalui Lampung dan akhirnya tiba di Medan.

Salimin Johan Wong, pemimpin tour atau dalam bahasa para riders sdisebut Marshal menceritakan, setiap tiba di satu kota, tim selalu ditanya berasal dari mana. Dengan lugas dan tegas, mereka menjawab berasal dari Medan.

“Setiap tiba di satu kota, pertanyaan yang dikemukakan adalah kami dari mana. Dan pastinya, kami dengan bangga mengatak dari Medan. Dan apa yang mereka katakana, wow jauhnya,” ungkap Salimin Johan.

Saat perjalanan, tak jarang mereka harus menginap di teras-teras rumah warga, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan rumah-rumah makan yang mereka singgahi. Seolah menjadi kebiasaan, mereka tidak mandi selama dua sampai tiga hari karena jarak tempuh satu kota dengan kota lain cukup jauh.

“Inilah sisi adventurenya. Pada perjalanan itu memang, nyata kalau Indonesia begitu kaya, memiliki potensi yang sangat luar biasa. Pengalaman yang tak terlupakan kami bangga menjadi warga Medan dengan memperkenalkan Kota Medan dengan cara adventure seperti ini,” ungkapnya sembari mencontohkan saat mereka melintasi sebuah jalan yang mengubungkan Kalimantan Barat dengan Kalimantan Timur. Di sepanjang jalan, banyak ditemukan badan jalan yang rusak parah.

Dari asal muasal rencana touring ke seluruh Indonesia itu, Salimin juga mnegungkapkan, niat awal mereka untuk melihat Indonesia secara dekat. Dan dalam bayangan mereka, awalnya akan mengalami kesulitan. Namun, darah-darah petualang yang mereka miliki mengalahkan pesimisme-pesimisme seperti itu.

“Awalnya hanya angan-angan, melihat Indonesia dari dekat. Kami juga berpikir akan mengalami kesulitan. Tapi, jiwa-jiwa petualang kami mengalahkan itu semua. Akhirnya kami kembali lagi ke Medan. Tak terasa kami telah berjalan selama 62 hari, dan jarak tempuh yang tadinya diperkirakan selama 12 ribu Km, ternyata lebih sekitar 15 Km,” ungkapnya lagi.

Sedangkan itu, Wali Kota Medan Rahudman Harahap menyatakan, keberadaan atau perjalanan touring keliling Indonesia tersebut menjadi salah sarana untuk memperkenalkan Medan di khalayak ramai se nusantara.

Rahudman juga menyatakan, Pemerintah Kota (Pemko) Medan juga akan mengundang para pengendara Motor Gede (Moge) untuk memeriahkan Hut Kota Medan ke 421 pada 1 Juli 2011 mendatang.(ari)

Gaji Pemain Makin tak Jelas

Pembayaran sisa gaji pemain PSMS makin tak jelas. Hingga saat ini manajemen belum mengajukan sisa pembayaran gaji ke KONI Medan.

Padahal sebelumnya Sekretaris Umum PSMS Idris mengaku, pihaknya telah melakukan pengajuan angggaran kepada KONI untuk membayar sisa gaji pemain. Namun, seorang sumber terpercaya di KONI Medan menegaskan, pihaknya belum ada menerima pengajuan dari PSMS.

“Belum ada PSMS mengajukan anggaran kepada KONI. Kalau memang sudah dibilang ada, kami belum ada menerimanya,” ujar sumber tersebut.

Dari keterangan Idris, pengajuan yang diklaimnya sudah dilakukan, pihaknya berharap pembayaran gaji pemain bisa dilakukan sebelum tanggal 15 Juni mendatang kendati tidak menyebutkan berapa bulan sisa gaji pemain akan dibayarkan.

Tidak sampai di situ saja, selain keterangan sumber tersebut memupus harapan pemain, semakin tidak jelas pula berapa bulan sisa gaji akan dibayarkan. Kondisi ini jelas merugikan pemain yang telah menunggu hampir sebulan lamanya atau sejak pertandingan menghadapi Persiba Bantul 18 Mei lalu.

Kondisi ini jelas merugikan pemain lokal maupun asing. Di saat tim Divisi Utama lainnya yang telah diliburkan usai berakhirnya kompetisi, skuad PSMS masih dihadapkan kepada masalah klise yang terjadi hampir sepanjang musim, keterlambatan pembayaran gaji. (ful)

Perang Bintang di Mandala

Seleksi 64 Pemain, PT LI Rogoh Rp2 M

JAKARTA- PT Liga Indonesia (PT LI) memastikan menghelat Perang Bintang. Laga pemungkas Indonesia Super League (ISL) musim 2010/2011 itu bakal dihelat di Stadion Mandala, Jayapura, pada 26 Juni mendatang.

Penunjukan Stadion Mandala, home base Persipura, itu merupakan penghargaan atas sukses Boaz Solossa dkk menjuarai ISL musim 2010/2011. Perang Bintang akan mempertemukan tim juara melawan bintang-bintang pilihan (all-star) dari klub peserta ISL.

Ada 64 nama pemain dari berbagai posisi pilihan tim technical study group PT LI yang menjadi kandidat tim all-star. Mereka terdiri atas enam kiper, 15 pemain belakang, 26 pemain tengah, dan 17 pemain depan. Mereka dipilih karena dinilai bermain bagus selama kompetisi ISL 2010/2011.
Di antara 64 pemain tersebut, akan dipilih 18 pemain terbaik pilihan masyarakat lewat mekanisme pengiriman SMS. Mereka terdiri atas dua kiper, enam bek, enam gelandang, dan empat striker. Untuk posisi manajer tim all-star, PT LI menunjuk Jhonny Toekan dan pelatih Nil Maizar (pelatih Semen Padang).

Namun, pemilihan 64 nama tersebut memunculkan tanda tanya besar. Masuknya nama Gunawan Dwi Cahyo, contohnya. Musim ini dia hanya sekali main bersama Sriwijaya FC (SFC) di laga perdana kontra Deltras Sidoarjo. Selain Gunawan, masuknya nama Thierry Gathussi dipertanyakan. Sebab, Gathussi adalah pengoleksi kartu terbanyak dari SFC musim ini (delapan kartu kuning dan satu kartu merah).

Persija (kebobolan 27 gol) yang memiliki pertahanan terbaik di bawah Persipura (kebobolan 20 gol), Arema, dan Semen Padang (kebobolan 25 gol) malah tidak mewakilkan satu pun beknya di daftar Perang Bintang. Kiper Hendro Kartiko juga tidak masuk.

Di antara total 64 nama, SFC menyumbangkan pemain terbanyak dengan sebelas nama. Kemudian ada Persib (10 pemain), Arema (9), Persija (8), Pelita Jaya (6), Semen Padang (5), Persijap (3), PSPS, Persiwa, Persisam, Persiba (2), serta Persela dan Deltras masing-masing satu pemain. Tak satu pun pemain dari Bontang FC yang terjaring.

“Saya tidak mau bicara soal teknis. Semua orang bebas menilai. Tapi, biarkan tim ini bekerja. Biarkan kontroversi ini menjadi pembicaraan yang menarik dalam mengiringi Perang Bintang,” kata Joko Driyono, CEO PT LI, kemarin (9/6).

Untuk menggelar laga Perang Bintang, PT LI membutuhkan dana sekitar Rp2 miliar atau dua kali lipat daripada kebutuhan dana Perang Bintang musim lalu di Malang, Jawa Timur. Perang Bintang pertama dihelat di Semarang saat kasta tertinggi kompetisi di negeri ini bernama Divisi Utama. Kebutuhan dana Perang Bintang ketiga musim ini diambil dari kerja sama paket sponsor dan PT Liga Indonesia dengan total Rp40 miliar.

“Kebutuhan paling banyak dialokasikan untuk akomodasi dan transportasi. Itu tidak masalah.  Yang penting, even ini berjalan lancar. Laga ini akan jadi puncak perhelatan ISL,” terang Joko Driyono.

Joko mengungkapkan, untuk biaya tiket, per kepala menyedot dana Rp5-7 juta pergi-pulang. Untuk pertandingan, PT LI menganggarkan Rp1 miliar.
Dalam pertandingan Perang Bintang, akan dihelat malam penganugerahan tim juara, runner-up, peringkat ketiga, top scorer, pemain terbaik, tim fair play, dan wasit terbaik. (ali/c8/aww/jpnn)